Anda di halaman 1dari 38

BAB I

PENDAHULUAN

A. RASIONAL
1. LATAR BELAKANG KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia nomor 32 Tahun
2013 sebagai pengganti PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan mengamanatkan bahwa setiap satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah harus menyusun kurikulum dengan mengacu kepada
Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan, serta berpedoman pada panduan
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang diterbitkan oleh Badan
Standar Nasional Pendidikan (BSNP). Dengan terbitnya beberapa Peraturan Menteri
Pendidikan Nasional yang berkaitan dengan Standar Nasional Pendidikan (SNP),
maka pengembangan kurikulum harus pula mengacu pada 8 SNP yaitu Standar Isi
(SI), Standar Kompetensi Lulusan (SKL), Standar Proses, Standar Pengelolaan,
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana dan Prasarana, Standar
Pembiayaan, dan Standar Penilaian Pendidikan.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang


disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan, yang berfungsi
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan pendidikan nasional serta
kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan pendidikan dan
peserta didik.

KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri atas dokumen I dan dokumen II. Dokumen
I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum, serta kalender pendidikan, dan dokumen II meliputi silabus
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, untuk kelas XI dan XII. Sebelum
mengembangkan KTSP, sekolah perlu melakukan analisis konteks yang meliputi
analisis SNP, analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi
lingkungan eksternal satuan pendidikan.

SMKN 6 Tangerang adalah satuan pendidikan yang melaksanakan fungsi dan


memberikan layanan pendidikan serta menyelenggarakan pendidikan jalur formal
jenjang menengah Atas yang memerlukan adanya suatu program yang jelas dan
dipahami oleh semua pihak baik pihak internal maupun eksternal sekolah. Atas dasar
itulah SMKN 6 Tangerang memandang perlu untuk mengembangkan Kurikulum

1
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan
program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta
didik.

Dengan tersusunnya dokumen KTSP ini, SMKN 6 Tangerang akan menjadi sekolah
yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan karakter dan kondisi lingkungan
sekolah, sehingga terselenggaranya proses pendidikan yang berbasis lingkungan
sekolah dengan mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan lokal.

a. Kondisi Ideal
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai di SMKN 6 Tangerang adalah terpenuhinya
8 (delapan) standar nasional pendidikan, sehingga penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu pula dapat tercapai.

b. Kondisi nyata
Namun demikian, kondisi nyata saat ini SMKN 6 Tangerang masih harus terus
berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan standar pendidikan. Secara rinci
kondisi nyata SMKN 6 Tangerang adalah sebagai berikut:
1) Standar Isi
1.1. Pelaksanaan KTSP baru terlaksana 8 (delapan) komponen dari 9
(sembilan) komponen yang harus dilaksanakan.
1.2. Pengembangan KTSP baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
berbagai pihak.
1.3. Pengembangan muatan lokal baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
unsur-unsur lain yang memiliki kompetensi mengembangkan muatan
lokal.
1.4. Pengembangan diri belum secara optimal dilaksanakan sekolah.
1.5. Belum semua guru memberikan pembelajaran yang meliputi Tatap Muka
(TM), Kegiatan Terstruktur (KT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
(KMTT).

2) Standar Proses
2.1. Belum semua silabus dan RPP (90%) dikembangkan secara mandiri.
2.2. Baru 90% silabus dan RPP yang disusun guru memenuhi kaidah-kaidah/
rambu-rambu penyusunan silabus dan RPP.
2.3. Baru 60% proses pembelajaran menggunanan pendekatan saintifik.
2.4. Pelaksanaan supervisi kelas (class visit) belum berjalan secara optimal.
2.5. Pelaksanaan evaluasi PBM belum secara baik dan benar terlaksana.

3) Standar Kompetensi Lulusan


3.1. Ketuntasan belajar (KKM) masih belum maksimal diangka 75.

2
3.2. Pengalaman peserta didik dalam diskusi, pemecahan masalah, dan
memanfaatkan sumber belajar belum maksimal.
3.3. Pengalaman siswa dalam melakukan kunjungan-kunjungan dan
penggunaan internet untuk mendapatkan informasi berbagai hal masih
belum maksimal.
3.4. Pengalamam siswa dalam mengekpresikan diri dan karyanya melalui seni
dan budaya masih belum maksimal.

4) Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan


4.1. Rata-rata guru telah memiliki pengalaman mengajar lebih dari 5 tahun.
4.2. Kepala sekolah belum mampu menggalang dana secara mandiri untuk
menyelenggarakan kegiatan ekstrakurikuler.

5) Standar Sarana Prasarana


5.1. Luas lahan belum sesuai dengan ketentuan yang ada dalam standar.
5.2. Memiliki ruang praktek Electrical yang sesuai standar.
5.3. Memiliki Hangar yang sesuai standar.
5.4. Memiliki Laboratorium Avionic dengan ukuran yang sesuai standar.
5.5. Memiliki Apron sesuai dengan standar.

6) Standar Pengelolaan
6.1. Misi mendukung tercapainya Visi sekolah.
6.2. Struktur organisasi belum dilengkapi dengan uraian tugas yang lengkap.
6.3. Baru 90% program sekolah terlaksana.

7) Standar Pembiayaan
7.1. Belum ada “insentif” untuk kegiatan Remedial.
7.2. Laporan keuangan disampaikan kesemua yang “berkepentingan”.

8) Standar Penilaian
8.1. 80% guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian.
8.2. 80% menggunakan teknik penilaian yang beragam.

c. Potensi dan Karakteristik Satuan Pendidikan


Potensi dan karakteristik yang dimiliki SMKN 6 Tangerang diantaranya adalah:
1. Sumber Daya Manusia yaitu semua pendidik berlatar belakang Diploma IV atau
Sarjana S1, dan beberapa pendidik bergelar S2 dengan latar belakang sesuai
dengan mata pelajaran yang diampunya, memiliki komitmen untuk terus
memajukan dan mengembangkan potensi yang dimilikinya.
2. Dukungan dan partisipasi masyarakat cukup tinggi.
3. Adanya dukungan dari dunia usaha dan dunia kerja.

3
4. Potensi daerah yang berada di daerah perkotaan dan fasilitas penerbangan
memungkinkan untuk pengembangan muatan lokal.

2. LANDASAN FILOSOFIS

Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan
berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun
untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan
pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa
hal mendasar sebagai berikut.
1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.

Pendidikan menjadi bermakna apabila secara pragmatis dapat mendidik manusia


dapat hidup sesuai dengan zamannya. Pendidikan harus dilihat sebagai wahana
untuk membekali peserta didik dengan berbagai kemampuan guna menjalani dan
mengatasi masalah kehidupan pada hari esok maupun masa depan yang selalu
berubah.

Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai
kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan
sebagai modal untuk pengembangan dirinya dikemudian hari.

Secara filosofis, penyusunan kurikulum SMK perlu mempertimbangkan


perkembangan psikologis peserta didik dan perkembangan/ kondisi kehidupan
sosial budaya masyarakat.

a. Perkembangan Psikologis Peserta Didik


Secara umum, manusia mengalami perkembangan psikologis sesuai dengan
pertambahan usia dan berbagai faktor lainnya yaitu latar belakang pendidikan,
ekonomi keluarga, dan lingkungan pergaulan, yang mengakibatkan perbedaan
dalam dimensi fisik, intelektual, emosional, dan spiritual. Pada kurun usia
peserta didik di SMK, mereka memiliki kecenderungan untuk mencari identitas
atau jati diri.

4
Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan,
baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah
bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi.

b. Kondisi Sosial Budaya


Pendidikan merupakan tanggung jawab bersama antara keluarga, masyarakat,
dan pemerintah. Pendidikan yang diterima dari lingkungan keluarga (informal),
yang diserap dari masyarakat (nonformal), maupun yang diperoleh dari sekolah
(formal) akan menyatu dalam diri peserta didik, menjadi satu kesatuan yang
utuh, saling mengisi, dan diharapkan dapat saling memperkaya secara positif.

Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan
kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang
dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar
individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti
yang luhur, serta keharmonisan antar sistem pendidikan dengan sistem-sistem
yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya,
Kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai
dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya
Indonesia.

Dengan mempertimbangkan faktor budaya, tata nilai, dan opini sosiologis


masyarakat, kurikulum SMK juga disusun berdasarkan prinsip diversifikasi
dimaksudkan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada
satuan pendidikan, baik dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada di
daerah, maupun dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi. Oleh
karena itu, berbagai jenis program keahlian pada pendidikan menengah kejuruan
semestinya dapat diterima dan diapresiasi secara positif oleh berbagai kelompok
masyarakat Indonesia.

3. LANDASAN TEORITIS

Pendidikan menengah kejuruan adalah pendidikan yang menyiapkan peserta didik


menjadi manusia produktif yang dapat langsung bekerja di bidangnya setelah
melalui pendidikan dan pelatihan berbasis kompetensi. Dengan demikian,
pembukaan program diklat di SMK harus responsif terhadap perubahan pasar kerja.
Penyiapan manusia untuk bekerja bukan berarti menganggap manusia semata-mata
sebagai faktor produksi karena pembangunan ekonomi memerlukan kesadaran

5
sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai
warganegara yang produktif.

Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM
(human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang
diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain
meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja
di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah
kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.

B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No. 13 Tahun 2015 perubahan ke dua atas PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif
4. Permendikbud RI No. 62 tahun 2014, tentang Ekstra kurikuler
5. Permendikbud RI No. 63 tahun 2014, tentang Pendidikan Pramuka
6. Permendikbud RI No. 79 tahun 2014, tentang Mulok
7. Permendikbud RI No. 111 tahun 2014, tentang Bimbingan dan Konseling
8. Permendikbud RI No. 34 tahun 2018, tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/MAK.
9. Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan karakter pada
satuan pendidikan formal
10. Kep. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 464/ D.D5/ KR/ 2018
tentang KI dan KD
11. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 06/
D.D5/ KK/ 2018 tentang Spektrum keahlian SMK
12. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 07/
D.D5/ KK/ 2018 tentang Struktur Kurikulum SMK
13. Peraturan Gubernur no 15 tahun 2015 tentang muatan lokal prov Banten
14. Pedoman Penilaian SMK tahun 2017 Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
DITSMK Tahun 2017
15. Permendikbud no 3 tahun 2017 tentang penilaian hasil belajar oleh pemerintah dan
satuan pendidikan
16. Pergub Provinsi Banten no. 31 tahun 2018 tentang Pendidikan Gratis.
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten No. 421/163-
Dindikbud/2022 Tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2022/ 2023
18. SE Sesjen No. 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelakasanaan BDR selama darurat
COVID-19.

6
19. SKB Surat Keputusan Bersama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Agama,
Mentri Kesehatan, dan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 03/KB/2021,
No. 384 tahun 2021, No. HK.0108/MENKES/4242/2021 dan No. 440-717 thn 2021
Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi COVID-19.

C. TUJUAN PENYUSUNAN KTSP

Tujuan penyusunan Dokumen Kurikulum SMKN 6 Tangerang ini adalah:


1. Menyamakan persepsi kepala sekolah, guru, TU, peserta didik, dan Komite sekolah
tentang berbagai peraturan dan perundang-undangan yang mendasari implementasi
kurikulum 2013.
2. Sebagai acuan atau pedoman penyelenggaraan pembelajaran di SMKN 6
Tangerang. Dengan harapan agar pembelajaran di SMKN 6 Tangerang ini dapat
terlaksana dengan baik dan efektif sehingga mampu mengantarkan peserta didik
menguasai Standar Kompetensi Lulusan yang ditetapkan, yang mencakup ketiga
ranah yaitu Kognitif, Afektif dan Psikomotor.
3. Sebagai panduan implementasi kurikulum 2013 untuk mempersiapkan manusia
Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang
beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.

D. PRINSIP PENYUSUNAN KTSP

Kurikulum SMKN 6 Tangerang dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap


kelompok atau satuan pendidikan dibawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan
Propinsi Banten. Pengembangan kurikulum SMKN 6 Tangerang mengacu pada standar
isi dan standar kelulusan dan berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum yang
disusun oleh BSNP, serta memperhatikan pertimbangan komite sekolah. Kurikulum
SMKN 6 Tangerang dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat menunjang
peningkatan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kemampuan peserta didik yang diperlukan yaitu antara lain kemampuan
berkomunikasi, berpikir kritis dan kreatif dengan mempertimbangkan nilai dan
moral Pancasila agar menjadi warga negara yang demokratis dan bertanggung
jawab, toleran dalam keberagaman, mampu hidup dalam masyarakat global,
memiliki minat luas dalam kehidupan dan kesiapan untuk bekerja, kecerdasan sesuai
dengan bakat/minatnya, dan peduli terhadap lingkungan. Kurikulum harus mampu
menjawab tantangan ini sehingga perlu mengembangkan kemampuan - kemampuan
ini dalam proses pembelajaran.

7
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan
dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan,dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena
itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.

8
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Oleh karena
itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri kesatuan pendidikan.

9
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN

A. TUJUAN PENDIDIKAN MENENGAH


Sebagaimana tercantum dalam buku panduan penyusunan dokumen KTSP dari
BSNP menyatakan bahwa tujuan pendidikan menengah adalah meningkatkan
kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk
hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut dengan memiliki
keseimbangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan yang terpadu dalam
kehidupan sehari-hari

1. Tujuan SMK Nasional


Tujuan sekolah sebagai bagian dari tujuan pendidikan nasional adalah
meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

2. Tujuan SMKN 6 Tangerang


Secara lebih rinci tujuan SMKN 6 Tangerang adalah:
a. Menghasilkan lulusan yang menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi
penerbangan;
b. Terselenggaranya KBM yang demokratis, inovatif, dan menyenangkan;
c. Berkembangnya potensi siswa secara optimal;
d. Meraih prestasi ekstrakurikuler maupun intrakurikuler baik tingkat lokal
regional, maupun nasional;
e. Terciptanya masyarakat sekolah yang dinamis dan agamis;
f. Siswa dapat memiliki kecakapan hidup (life skill) melalui pembelajaran di
sekolah.

3. Tujuan Program Keahlian


Secara khusus tujuan Program Keahlian Teknologi Pesawat Udara adalah
kompeten dalam hal-hal berikut:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan peserta didik.
b. Mendidik peserta didik agar menjadi warga negara yang berdisiplin dan
bertanggung jawab.
c. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan sesuai dengan
kompetensi yang ada dalam Program Keahlian Teknologi Pesawat Udara,
agar dapat bekerja dengan baik secara mandiri atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha/ dunia industri khususnya industri
penerbangan baik domestik maupun internasional sebagai tenaga kerja
teknisi tingkat menengah.

10
d. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang perawatan pesawat
udara.
e. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
tentang perawatan pesawat udara sebagai bekal bagi yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Tujuan Kompetensi Keahlian


Secara khusus tujuan Kompetensi Keahlian Airframe Power Plant adalah
kompeten dalam hal-hal berikut:
a. Mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan sesuai dengan
kompetensi yang ada dalam Kompetensi Keahlian Aiframe Power Plant,
agar dapat bekerja dengan baik secara mandiri atau mengisi lowongan
pekerjaan yang ada di dunia usaha/ dunia industri khususnya industri
penerbangan baik domestik maupun internasional sebagai tenaga kerja
teknisi tingkat menengah.
b. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang perawatan mesin dan
rangka pesawat udara.
c. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
tentang perawatan mesin dan rangka pesawat udara sebagai bekal bagi yang
berminat untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

B. VISI SATUAN PENDIDIKAN


Visi merupakan suatu rangkaian kata yang di dalamnya terdapat impian, cita-cita
atau nilai inti dari suatu lembaga atau organisasi. Bisa dikatakan visi menjadi tujuan
masa depan suatu organisasi atau lembaga.

1. Visi SMKN 6 Tangerang


“Berkarakter, berdaya saing, dan berwawasan lingkungan”.

2. Visi Program Keahlian


“Menjadikan Program Keahlian Teknologi Pesawat Udara yang menghasilkan
ahli perawatan pesawat udara yang kompeten, profesional, berkepribadian, dan
berakhlak mulia.”

3. Visi Kompetensi Keahlian Airframe Power Plant


“ Menjadikan Kompetensi Keahlian Airframe Power Plant yang menghasilkan
ahli perawatan mesin dan rangka pesawat udara yang kompeten, profesional,
berkepribadian, dan berakhlak mulia”

11
C. MISI SATUAN PENDIDIKAN
Misi adalah suatu proses atau tahapan yang seharusnya dilalui oleh suatu lembaga
atau instansi atau organisasi dengan tujuan bisa mencapai visi tersebut.

1. Misi SMKN 6 Tangerang


a. Menciptakan lulusan yang memiliki karakter Religius, Nasionalisme,
Kemandirian, Integritas, Gotong Royong, dan Berprestasi.
b. Menciptakan lulusan yang terampil dalam bidang teknologi pesawat udara
dan siap berdaya saing dalam dunia kerja.
c. Menjadi Sekolah Adiwiyata dan menuju sekolah ramah lingkungan.

2. Misi Program Keahlian


a. Membangun peserta didik yang memiliki disiplin yang tinggi dan
berahklak mulia.
b. Melaksanakan pembelajaran berwawasan penerbangan yang sesuai dengan
permintaan industri.
c. Membina kerjasama dengan industri sehingga menghasilkan lulusan yang
kompeten di industri penerbangan nasional dan internasional.

3. Misi Kompetensi Keahlian Airframe Power Plant


a. Membangun peserta didik yang memiliki disiplin yang tinggi dan
berahklak mulia.
b. Melaksanakan pembelajaran berwawasan penerbangan khususnya dalam
bidang perawatan mesin dan rangka pesawat udara, yang sesuai dengan
permintaan industri.
c. Membina kerjasama dengan industri sehingga menghasilkan lulusan yang
kompeten dalam bidang perawatan mesin dan rangka pesawat udara, di
industri penerbangan nasional dan internasional.

12
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMKN 6 TANGERANG

A. STRUKTUR KURIKULUM AIRFRAME POWER PLANT SMKN 6


TANGERANG
Penyusunan Struktur kurikulum didasarkan atas standar kompetensi lulusan
dan standar kompetensi mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh BSNP.
SMKN 6 Kota Tangerang pada Tahun Pelajaran 2022/2023 menerapkan
Kurukulum 2013 Revisi sesuai dengan Permendiknas No. 22 Tahun 2006
(Kurikulum 2006) dan Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan
Kebudayaan No. 07/ D.D5/ KK/ 2018 tentang Struktur Kurikulum SMK (kurikulum
2013) Menengah.
Untuk mewadahi konsep kesamaan muatan antara Sekolah Menengah
Kejuruan, maka dikembangkan Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah, terdiri
atas. Struktur Kurikulumnya sebagai berikut:

KELAS
MATA PELAJARAN XI XII
1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya *) 3 3 4 4
Jumlah A 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2
3 Mulok
Bahasa Arab
BP/ BK 2 2
Pencak Silat 2 2 2 2
Jumlah B 4 4 4 4
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital
2 Fisika 2 2
3 Kimia
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik

13
2 Basic Aircraft Technical and Knowledge
3 Keterampilan Dasar (Aircraft Basic Skills)

1 Aircraft Structure 5 5 5 5
2 Aircraft System 5 5 6 6
3 Gas Turbin Engine 5 5 5 5
4 Piston Engine 3 3 3 3
5 Maintenance Practice 6 6 6 6
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 7 7 8 8
Jumlah C 33 33 33 33
Total 52 52 52 52

 KOMPETENSI MATA PELAJARAN


Termuat dalam Peraturan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah
Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan, Nomor: 464/ D.D5/ KR/ 2018, Tentang
Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan
Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) Dan
Kompetensi Keahlian (C3) (Terlampir).

B. PROGRAM MUATAN LOKAL


Program muatan lokal di SMKN 6 Tangerang dilaksanakan pada kelas X yaitu
multimedia yang sesuai dengan kebijakan daerah, waktu pelaksanaanya dilakukan pada
jam KBM.

C. PROGRAM BIMBINGAN DAN KONSELING DAN EKSTRAKURIKULER


1. STRATEGI PELAYANAN BIMBINGAN DAN KONSELING
Pengembangan diri dilakukan dengan mengembangkan karakter peserta didik
sebagai pribadi, anggota masyarakat di mana siswa berada dan sebagai masyarakat
global yang memiliki daya saing.
Kegiatan pengembangan diri dilakukan melalui:
Pelayanan Bimbingan Karir Konseling, yang berkenaan dengan masalah diri
pribadi dan kehidupan sosial, belajar, dan pembentukan karier peserta didik.
Bimbingan Karir dan Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik
secara perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara
optimal, dalam mengembangkan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan
belajar, terkait dengan pengembangan karir, melalui berbagai jenis layanan dan
kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
Bimbingan Karir dan Konseling bagi peserta didik meliputi kemampuan
menentukan pilihan jenis karir, menerapkan nilai-nilai hubungan industrial dalam
lingkup dunia kerja atau ketenagakerjaan, dan layanan belajar baik pribadi maupun
kelompok.

14
Tujuan Bimbingan Karir dan Konseling adalah sebagai berikut
1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi kerja.
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
dan sesuai dengan norma agama.
4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7. Mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh
karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam
bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan
tersebut.
8. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
9. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.

2. KEGIATAN EKSTRAKULIKULER
Jenis Dan Strategi Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat, Minat
Dan Prestasi Peserta Didik
A. Jenis Ekstrakurikuler
No. Kelompok Jenis Ekstrakurikuler Tujuan
1. Bela a. Pramuka 1. Meningkatkan
Negara b. PMR &UKS kesadaran dan
c. Paskibra wawasan peserta
didik akan status,
hak, dan
kewajibannya dalam
berbangsa dan
bernegara;
2. Meningkatkan
kesadaran dan
wawasan

15
kebangsaan, jiwa
patriotisme, dan
bela negara.
2. Olahraga a. Basket ball Meningkatkan potensi
b. Futsal fisik serta
c. Volley ball membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
3. Seni, a. Teater dan seni Menigkatkan
Budaya, tradisional sensitifitas, kemampuan
dan Bahasa b. Marawis dan seni mengekspresikan dan
suara mengapresiasi
keindahan harmoni baik
dalam kehidupan
individual maupun
kehidupan
bermasyarakat
4. Keagamaan a. Pembinaan Meningkatkan nilai-
dan Pengelolaan Mesjid nilai estetika, spritual,
Kerohanian sebagai pusat intelektual, dan
kegiatan kesadaran sebagai
pengembangan makhluk Tuhan dan
keagamaan dan sosial yang memiliki
sosial (DKM) mental kuat yang
b. Hafiz Qur’an didasari nilai-nilai
agama

Program Pembiasaan mencakup kegiatan yang bersifat pembinaan


karakter peserta didik yang dilakukan secara rutin, spontan, dan
keteladanan.
RUTIN SPONTAN KETELADANAN
Upacara Membiasakan menghargai orang berpakaian rapi dan
lain dan menghargai waktu disiplin
Jumat Membiasakan mensyukuri memberikan pujian
Islami nikmat Tuhan dan dan taat beribadah
menumbuhkan ketaqwaan.

sholat Menghargai waktu, Menigkatkan iman dan


berjamaah membiasakan untuk taqwa kepada Allah
melaksanakan sholat beremaah. SWT.
Membaca Mensyukuri nikmat Tuhan Hafal alqur’an dan
doa Juz’Amma

16
sebelum
dan
sesudah
belajar

B. Strategi Program Ekstrakulikuler


1. Bidang Pengembangan
a. Pengembangan kreativitas, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan daya cipta sesuai dengan potensi, bakat
dan minat untuk dapat berprestasi secara optimal.
b. Pengembangan keagamaan dan sosial, yaitu bidang kegiatan yang
membantu peserta didik mengembangkan kemampuan religius, disiplin,
kerjasama dan rasa tanggung jawab sosial lainnya.
c. Pengembangan rekreatif, yaitu bidang kegiatan yang membantu peserta
didik mengembangkan potensi dirinya dengan suasana rileks,
mengembirakan dan menyenangkan untuk pengembangan karir.

2. Prinsip Kegiatan
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.

3. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
secara perseorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
antarkelas/antarsekolah/madrasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.

17
4. Program
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun, antara lain: Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), pelaksanaan lomba (Paskibra, PMR, dll).
2) Program Semesteran, yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahunan (6 bulan).
3) Program Bulanan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu bulan, antara lain: mengikuti
kegiatan lomba yang diadakan di luar sekolah.
4) Program Mingguan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali atau dua kali dalam seminggu, antara lain:
kegiatan Pramuka, PMR, Paskibra, Olah Raga, dll.
5) Program Harian, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
setiap hari, antara lain bersih lingkungan.

D. PENGATURAN BEBAN BELAJAR


Beban belajar yang diatur di SMKN 6 Tangerang menggunakan Sistem Paket yaitu
sistem penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan
mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar yang sudah ditetapkan
untuk setiap kelas sesuai dengan struktur kurikulum yang berlaku di SMKN 6
Tangerang. Beban belajar setiap mata pelajaran pada Sistem Paket dinyatakan dalam
satuan jam pembelajaran (jp). Satu jam pembelajaran berlangsung selama 45 menit,
dan minggu efektif dalam satu tahun (dua semester) adalah 35 minggu.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui sistem tatap muka, penugasan
terstruktur, dan kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk
mencapai standar kompetensi lulusan dengan memperhatikan tingkat perkembangan
peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi
antara peserta didik dengan pendidik. Jumlah jam tatap muka yang tercantum dalam
struktur kurikulum SMKN 6 Tangerang adalah sebagai berikut:

NO Kelas Jumlah Jam Pembelajaran Per Minggu


1 XI 48 Jp
2 XII 48 Jp

Jumlah jam pembelajaran di SMKN 6 Tangerang sudah sesuai dengan yang


dialokasikan pada Permendikbud nomor 81A.
Penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) adalah
kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta

18
didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan untuk
kegiatan mandiri tidak terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.
Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran
tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam
kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.

Jumlah
Minggu
Satu jam Jumlah jam jam
Efektif per
Kelas tatap muka pembelajaran pembelaja
tahun
(menit) Per minggu ran per
pelajaran
tahun

XI 45 48 35 1680

XII 45 48 35 1680

E. PROGRAM KERJASAMA DENGAN LEMBAGA PEMERINTAH DAN


DUNIA USAHA/ INDUSTRI
Program Kerjasama dalam bidang:
a) Kurikulum
1. Pembelajaran Semester Gasal Tahun Pelajaran 2022/ 2023 dan Semester
Genap Tahun Pelajaran 2022/ 2023.
2. Penyelenggaraan Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir
Semester (UAS) Tahun Pelajaran 2022/ 2023.
3. Penyelenggaraan Try Out Ujian Nasional
4. Penyelenggaraan Ujian Kompetensi Kejuruan (UKK)
5. Penyelenggaraan Ujian Nasional Berbasis Komputer (UNBK)
6. Penyusunan Kurikulum KTSP dan Perangkat Pembelajaran
- Membuat Buku Kerja I
- Membuat Buku Kerja II
- Membuat Buku Kerja III
- Membuat Buku Kerja IV
7. Supervisi Guru
8. Penyelenggaraan IHT (In House Training)
9. Praktek Kerja Internal Sekolah

19
10. Kunjungan Industri/ Magang Industri
11. Persiapan dan Akreditasi Sekolah

b) Magang/ Praktek Kerja Industri


1. Menyelenggarakan kerjasama dengan DUDIKA
2. Melaksanakan pembagian tugas dan pengaturan dalam penempatan siswa
prakerin.
3. Melaksanakan pelatihan dan bimbingan untuk siswa
4. Memberikan pembekalan prakerin pada siswa
5. Mengundang Guru Tamu dari pihak DUDIKA

c) Kesehatan Masyarakat
1. Menyelenggarakan bakti sosial
2. Menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga kesehatan setempat
3. Mengadakan penyuluhan kesehatan
4. Mengadakan kerja bakti
5. Mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba

d) Seni Budaya
1. Program eskrakulikuler Art Production
2. Menyelenggarakan kegiatan kolosal
3. Menyelenggarakan kegiatan drama musikal
4. Menjadi pengisi acara dalam kegiatan eksternal sekolah

e) Sertifikasi Keahlian/ Kompetensi


1. Melakukan asesmen kompetensi kepada siswa jurusan Airframe Power Plant
dan Electrical Avionics
2. Menerbitkan sertifikat peserta uji kompetensi

f) Bursa Kerja Khusus


Pengertian
Bursa Kerja Khusus (BKK) adalah sebuah lembaga yang dibentuk di
Sekolah Menengah Kejuruan Negeri dan Swasta, sebagai unit pelaksana yang
memberikan pelayanan dan informasi lowongan kerja, pelaksana pemasaran,
penyaluran dan penempatan tenaga kerja, merupakan mitra Dinas Tenaga Kerja
dan Transmigrasi.
Latar Belakang
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) sebagai sub sistem pendidikan
nasional yang bertanggungjawab dalam penyiapan SDM tingkat menengah yang
handal, berorientasi kepada kebutuhan pasar harus mampu mengembangkan
inovasi untuk mempengaruhi perubahan kebutuhan pasar sehingga dapat
mewujudkan kepuasan pencari kerja. BKK SMK merupakan salah satu

20
komponen penting dalam mengukur keberhasilan pendidikan di SMK, karena
BKK menjadi lembaga yang berperan mengoptimalkan penyaluran tamatan
SMK dan sumber informasi untuk pencari kerja. Pemberdayaan BKK SMK
merupakan salah satu fungsi dalam manajemen sekolah yaitu sebagai bagian
pembinaan terhadap proses pelaksanaan kegiatan BKK SMK yang telah
direncanakan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan SMK. BKK SMK
merupakan salah satu komponen pelaksanaan On Job Training, karena tidak
mungkin bisa dilaksanakan proses pembelajaran yang mengarah kepada
kompetensi jika tidak ada pasangan industri/usaha kerja, sebagai lingkungan
kerja dimana siswa belajar keahlian dan profesional serta etos kerja sesuai
dengan tuntutan dunia kerja.
Tujuan
a. Sebagai wadah dalam mempertemukan tamatan dengan pencari kerja.
b. Memberikan layanan kepada tamatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing seksi yang ada dalam BKK.
c. Sebagai wadah dalam pelatihan tamatan yang sesuai dengan permintaan
pencari kerja
d. Sebagai wadah untuk menanamkan jiwa wirausaha bagi tamatan melalui
pelatihan.
Ruang Lingkup Kegiatan
a. Penyusunan database siswa lulusan SMK pencari kerja dan perusahaan
pencari tenaga kerja dan penelusuran tamatan siswa SMK.
b. Menjaring informasi tentang pasar kerja melalui iklan di media massa,
internet, kunjunagn ke dunia usaha (industri) maupun kerjasama dengan
lembaga penyalur tenaga kerja dan Depnakertrans.
c. Membuat leaflet informasi dan pemasaran lulusan SMK yang dikirim kedunia
usaha/industri yang terkait Depnakertrans.
d. Penyaluran calon tenaga kerja lulusan SMK ke dunia usaha dan industri.
e. Melakukan proses tindak lanjut hasil pengiriman dan penempatan tenaga
kerja melalui kegiatan penjajakan dan verifikasi.
f. Mengadakan program pelatihan ketrampilan tambahan/khusus bagi siswa dan
lulusan SMK disesuaikan dengan bidang keahlian yang diperlukan.
g. Mengadakan program bimbingan menghadapi tahapan proses penerimaan
siswa dalam suatu pekerjaan (wawancara, psikotest).
h. Memberikan informasi kepada para ALUMNI ataupun para lulusan SMK lain
yang membutuhkan informasi tentang lowongan kerja.
Penyaluran Dan Penempatan Tamatan
Adapun pelaksanaan penyaluran dan penempatan tamatan yang dapat dilakukan
BKK SMK adalah sebagai berikut :
a. Menindaklanjuti kerjasama dengan industri pasangan yang telah menjadi
mitra kerja dengan BKK sekolah.
b. Melakukan penelusuran alumni dan dimasukkan ke dalam database sekolah.

21
c. Merangkul pengurus Majelis Sekolah yang peduli dengan penempatan
tenaga kerja dari alumni.
d. Membuat website khusus BKK yang selalu up to date yang dapat di link
dengan situs-situs JOB CARRIER.
e. Menanamkan jiwa enterpreunership kepada siswa melalui pelatihan
ketrampilan untuk menjadi seorang wirausaha (enterpreuneur).
Kegiatan Bursa Kerja Khusus
a. Merencanakan program kerja hubungan industri setiap program studi.
i. Mengadakan koordinasi dengan panitia OJT tentang penempatan siswa-
siswi prakerin.
ii. Mengadakan koordinasi dengan panitia OJT tentang guru monitoring.
b. Melakukan proses negosiasi dengan DUDIKA dan pemerintah sebagai mitra
dalam penempatan siswa-siswi prakerin.
c. Menjalin kerjasama (MoU) dengan DUDIKA dalam:
i. Sinkronisasi Kurikulum
ii. Pelatihan
iii. Penempatan tamatan
d. Membentuk Majelis Sekolah.
e. Membuat database penelusuran tamatan baik yang sudah bekerja maupun
belum bekerja.
f. Membentuk Ikatan alumni.
g. Membuat mading informasi lowongan kerja.
h. Membuat website khusus BKK
i. Membuat Laporan Kegiatan
j. Monitoring dan Evaluasi
k. Menyelenggarakan kegiatan bimbingan karir kepada siswa
l. Menyelenggarakan Job Fair dengan perusahaan
m. Melakukan kerjasama dengan perusahaan
n. Melakukan recruitment perusahaan

F. KRITERIA PELAKSANAAN PRAKTEK KERJA INDUSTRI


1. Uraian tentang pelaksanaan praktek kerja Industri
Praktek Kerja Lapangan/On The Job Training (OJT) adalah kegiatan wajib
bagi siswa Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) yaitu kegiatan belajar dengan
objek dan tempat langsung di Dunia Usaha / Dunia Industri. Dalam Kurikulum
2013 (rev 2017) pelaksanaan OJT selama 120 hari / 24 minggu / 6 Bulan.

Proses Pembelajaran di dunia kerja (DUDIKA) disebut dengan Praktik kerja


lapangan (OJT) untuk penerapan, pemantapan, dan peningkatan
kompetensi. Pelaksanaan OJT melibatkan praktisi ahli yang berpengalaman
di bidangnya melalui pembimbingan praktik.

22
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. PP No. 19 Tahun 2005 yang terakhir diubah dengan PP No. 13 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. PP RI No. 17 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PP RI No. 66 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. PP RI No. 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
5. Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI);
6. Inpres No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia Indonesia.
7. Permen Perindustrian No. 03/M-IND/PER/1/2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis
Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.
8. Permen Tenaga Kerja No. 36 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemangangan di Dalam Negeri.
9. Permen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan.
10. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
06/ D.D5/ KK/ 2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan.
11. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
07/ D.D5/ KK/ 2018 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan.

B. Tujuan OJT
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan
(internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan
hasil kerja.
2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja menghadapi tuntutan pasar kerja global.
3. Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
4. Mengaktualisasikan penyelenggaraan Model On Job Training (OJT) antara
SMK dan Institusi Pasangan (DUDIKA), memadukan secara sistematis
dan sistemik program pendidikan di SMK dan program latihan di dunia kerja
(DUDIKA).

23
C. Manfaat OJT
C.1. Bagi Peserta Didik
1. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
2. Menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja positif yang berorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menamkan etos
kerja yang tinggi.
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari ditempat OJT
5. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/ arahan
pembimbing industri

C.2. Bagi Sekolah


1. Terjalinnya hubungan kerjasama yang saling menguntungkan antara
sekolah dengan duni kerja (perusahaan)
2. Meningkatkan kualitas lulusannya melalui pengalaman kerja selama OJT.
3. Mengembangkan program sekolah melalui sinkronisasi kurikulum, proses
pembelajaran, teaching factory, dan pengembangan sarana dan prasarana
praktik berdasarkan hasil pengamatan di tempat OJT.
4. Meningkatkan kualitas lulusan

C.3. Bagi DUDIKA


1. Dunia Kerja (DUDIKA) lebih dikenal oleh masyarakat sekolah sehingga
dapat membantu promosi produk.
2. Adanya masukan yang positif dan konstruktif dari SMK untuk
perkembangan DUDIKA.
3. Dunia kerja/ DUDIKA dapat mengembangkan proses dan atau produk
melalui optimalisasi peserta OJT.
4. Mendapatkan calon tenaga kerja yang berkualitas sesuai dengan
kebutuhannya.
5. Meningkatkan citra positif DUDIKA sebagai bentuk implementasi dari
Inpres No 9 tahun 2016

 Fungsi OJT
1. Pemantapan Kompetensi. Pembelajaran di SMK belum memenuhi standar
indusri, dilihat dari ketersediaan jenis dan jumlah peralatan, kompetensi
pengajar, kondisi dan situasi belajar, dan situasi melayani konsumen secara
langsung.
2. Realisasi Pendidikan Sistim Ganda (OJT). Aktualisasi OJT, SMK bermitra
dengan DUDIKA. SMK yang melakukan memorandum of understanding
(MoU) dengan DUDIKA.

24
E. Pelaksanaan OJT
Pola bulanan (2 bulan)
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di semester lima selama 2
bulan.

2. Prosedur Penilaian/ Keberhasilan Praktek Kerja Industri


Pedoman Penilaian Sekolah Menengah Kejuruan tahun 2017 pada halaman 46
menyebutkan bahwa penilaian OJT merupakan integrasi dari penilaian seluruh
Kompetensi Inti peserta didik (KI-1 s.d KI-4). Kemudian pada halaman 64
dinyatakan bahwa Penilaian OJT merupakan kewajiban mitra dunia usaha dan
industri. Sekolah sepenuhnya menyerahkan penilaian kepada institusi atau mitra
industri dengan pedoman dan rubrik penilaian yang dirancang oleh sekolah.
Hasil penilaian yang disampaikan dalam rapor bebentuk diskripsi dengan
mencantumkan keterangan industri tentang kinerja peserta didik secara
keseluruhan, disampaikan melalui Jurnal OJT dan sertifikat atau surat keterangan
OJT dari Industri. Penilaian OJT meliputi penilaian proses dan hasil kegiatan OJT.
Penilaian hasil belajar peserta didik selama melaksanakan program OJT sebagai
realisasi Pendidikan Sistim Ganda dilakukan secara menyeluruh mencakup ranah
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Begitu pula untuk OJT sebagai pemantapan
kompetensi.
Penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI dilakukan oleh
pembimbing industri, sedangkan instrumen penilaiannya disiapkan oleh sekolah.
Prinsip-prinsip penilaian hasil belajar peserta didik di Institusi Pasangan/DUDI
adalah sama dengan penilaian hasil belajar di sekolah. Penilaian sikap, pengetahuan
dan keterampilan digabungkan dengan formula tertentu yang ditetapkan satuan
pendidikan. Nilai OJT dalam bentuk angka kuantitatif dikonversi dengan rentang
predikat sebagai berikut.
 86 – 100 = Amat Baik.
 70 – 85 = Baik.
 <70 = Kurang.
Nilai 70 merupakan batas lulus yang didasarkan pada kriteria minimal
pencapaian kompetensi yang ditetapkan DUDI.

3. Prosedur Pelaporan Hasil Kerja Praktek


a. Nilai Rapot OJT Pemantapan Kompetensi
Nilai OJT dalam Rapot peserta didik ditulis dinyatakan sebagai Nilai Praktik
Kerja Lapangan seperti tercantum pada Panduan Penilaian Sekolah
Menengah Kejuruan tahun 2017 halaman 82. Adapun contoh format
pengisian nilai OJT adalah sebagai berikut.

25
Lamanya
No Mitra DUDIKA Lokasi Keterangan
(bulan)
1.
2.
3.

Pada pelaporan nilai OJT di rapot, kolom keterangan adalah predikat nilai
OJT yang merupakan kombinasi dari nilai keterampilan, pengetahuan, dan
sikap dengan formula yang ditetapkan satuan pendidikan seperti dijelaskan
pada bagian D sub bagian 1 tentang penilaian peserta didik.

b. Nilai Rapot OJT Realisasi Pendidikan Sistim Ganda


Selain menuliskan nilai OJT dalam rapot seperti dijelaskan di atas, nilai OJT
diintegrasikan dalam nilai mata pelajaran. Nilai mata pelajaran kompetensi
kejuruan yang dilakukan di sekolah dan di DUDI baik nilai keterampilan
maupun pengetahuan dihitung berdasarkan nilai KD dari industri dan dari
sekolah, tergantung tempat pembelajaran KD yang bersangkutan. Formulasi
perhitungan nilai mata pelajaran dari nilai KD, dilakukan sesuai dengan
Pedoman Penilaian SMK Tahun 2017 seperti yang dilakukan untuk mata
pelajaran kejuruan lainnya. Pembobotan nilai dari DUDIKA dan dari SMK
mempertimbangkan jumlah KD dan waktu pembelajaran setiap KD. Jika
dalam satu semester seluruh KD dipelajari saat OJT, maka nilai mata
pelajaran diambil seluruhnya dari nilai OJT. Komponen penilain OJT peserta
didik Realisasi Pendidikan sistim Ganda diperoleh berdasarkan:
 nilai dari pembimbing industri meliputi nilai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan pada setiap KD yang yang dipelajari di DUDIKA.
 nilai dari pembimbing sekolah meliputi nilai sikap, pengetahuan, dan
keterampilan pada setiap KD yang dipelajari di sekolah.

G. KRITERIA KETUNTASAN BELAJAR

A. Prosedur Penetapan KKM


Ketuntasan belajar setiap standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator
pada setiap mata pelajaran berkisar antara 0 – 100 %. Kriteria ideal ketuntasan
untuk masing-masing indikator adalah 75 %.
SMKN 6 Tangerang menentukan kriteria ketuntasan minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata peserta didik/Intake Siswa,
Kompleksitas Indikator(Kesulitan & Kerumitan, serta daya dukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran (Sarana/prasarana, kemampuan guru, lingkungan,
dan biaya)

26
Menafsirkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dilakukan dengan memberikan
point atau nilai pada setiap kriteria, yaitu :
a. Dengan memberikan point
Kompleksitas :
Tinggi = 1
Sedang = 2
Rendah = 3
Daya Dukung :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
Intake :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
b. Dengan menggunakan rentang nilai :
Kompleksitas :
Tinggi = 50 – 64
Sedang = 65 - 80
Rendah = 81 – 100
Daya Dukung :
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
Intake :
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
Kriteria ketuntasan minimal SMKN 6 Tangerang untuk kelas X dan XI dilakukan
dengan memperhatikan permendikbud no 81A tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum, lampiran IV. dan hasil kegiatan MGMP sekolah tiap mata pelajaran yaitu
sebagai berikut:

B. Daftar KKM untuk Masing - Masing Mata Pelajaran


MATA PELAJARAN SIKAP PENGETAHUAN KETERAMPILAN
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti B 75 75
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan B 75 75
3 Bahasa Indonesia B 75 75
4 Matematika B 75 75
5 Sejarah Indonesia B 75 75
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya *) B 75 75

27
Jumlah A
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya B 75 75
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan B 75 75
Jumlah B
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital B 75 75
2 Fisika B 75 75
3 Kimia B 75 75
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik B 75 75
2 Basic Aircraft Technical and Knowledge B 75 75
3 Keterampilan Dasar (Aircraft Basic Skills) B 75 75
C3. Kompetensi Keahlian
1 Aircraft Structure B 75 75
2 Aircraft System B 75 75
3 Gas Turbin Engine B 75 75
4 Piston Engine B 75 75
5 Maintenance Practice B 75 75
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan B 75 75

H. KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan kelas di SMKN 6 Tangerang mengacu kepada standar penilaian
yang dikembangkan oleh BSNP dan Permendikbud nomor 66 tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau pada
akhir semester genap (semester 2)
b. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan
pada semester genap (semester 2)
c. Peserta didik dinyatakan NAIK KELAS, apabila yang bersangkutan
memiliki :
1. Tidak lebih dari 2 mata pelajaran A, B, dan C1, pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/ atau sikap belum tuntas.
2. Semua mata pelajaran C2 dan C3 harus tuntas.
3. Kehadiran mengikuti peroses pembelajaran minimal 80%.
2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalammembuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelahmenetapkan kriteria
penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuaidengan indikator dan

28
mengembangkan instrumen serta pedomanpenyekoran sesuai dengan teknik
penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali denganpenelusuran dan
diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusurandilakukan dengan menggunakan
teknik bertanya untuk mengeksplorasipengalaman belajar sesuai dengan kondisi
dan tingkat kemampuanpeserta didik.
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacupada
indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yangdiintegrasikan dalam
tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahuikemajuan
dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertaibalikan
(feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yangdilaporkan kepada
pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikanpembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/ atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaiankompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian
hasilpembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dansikap
sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan
dan Konseling, dan orang tua/ wali) pada periode yang ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik
selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.

3. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan


Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian
kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagaiberikut:
a. menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi denganmengacu
pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
b. mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir
semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir
sekolah :
c. menentukan kriteria kenaikan kelas;
d. melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada
orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
e. melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepadadinas
pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
f. melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali pesertadidik dan
dinas pendidikan.

29
4. Remedial dan Pengayaan
Bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar harus mengikuti
perbaikan atau pembelajaran remedial, sedangkam bagi peserta didik yang mencapai
kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan dapat mengikuti kegiatan
atau pembelajaran pengayaan
Seorang peserta didik diketahui membutuhkan pembelajaran remedial atau tidak dari
hasil ulangan harian yang dilaksanakan sejak awal tahun pelajaran.Apabila nilai
ulangan harian peserta didik lebih kecil dari kriteria ketuntasan belajar maka peserta
didik tersebut perlu mengikuti program remedial. Oleh karena itu, ulangan harian
perlu dilakukan setelah selesai satu atau dua kompetensi dasar (KD), sehingga
seorang guru dengan cepat mengetahui peserta didiknya yang perlu mendapat
bimbingan lebih intensif.
Pembelajar remedial dilakukan di dalam atau di luar kelas dengan berbagai cara,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
dari yang awal dan bervariasi
2. Peserta didik belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus
3. Guru memberikan tugas/ latihan bagi peserta didik secara individual atau
kelompok kecil
4. Peserta didik belajar dalam kelompok kecil dengan bimbingan alumni atau tutor
sebaya
Semua cara di atas harus diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui apakah peserta
didik bersangkutan sudah mengalami kemajuan belajar.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum.Peserta didik yang
berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi
secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan,
latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya
kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat
menambah nilai npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan
Pembelajaran/kegiatan pengayaan dapat dilaksanakan dalam bentuk seperti berikut
1. belajar kelompok (sekelompok pesertsa didik yang memiliki minat tertentu
diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil
menunggu teman-temannya yang sedang mengikuti pembelajaran remedial)
2. belajar mandiri (secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatau yang
diminati)
3. Pemadatan kurikulum (pemberian pelajaran hanya untuk kompetensi materi yang
belum diketahui peserta didik)
4. Memberikan tugas membaca secara mandiri
5. Menugaskan sebagai tutor sebaya

30
I. KELULUSAN
Kelulusan peserta didik dari SMKN 6 Tangerang ditentukan oleh sekolah
berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,kelompok
matapelajaran kewarga negaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi;dan
4) lulus Ujian Nasional
Kelulusan Ujian Nasional ditentukan sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2) Memperoleh nilai sikap/ perilaku minimal baik
3) Mengikuti Ujian Nasional
4) Lulus USBN dengan nilai minimal 75
5) Kelulusan ditetapkan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria
kelulusan.

J. PENDIDIKAN KECAPAKAN HIDUP


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMK dapat memasukkan pendidikan
kecakapan hidup yaitu pendidikan yang memberikan kecakapan personal,
kecakapan sosial, kecakapan intelektual dan kecakapan vokasional untuk bekerja
atau usaha mandiri (penjelasan Pasal 26 ayat (3) UU Nomor 20 Tahun 2003).
Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari pendidikan
semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara
khusus.
Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan pendidikan
yang bersangkutan melalui kegiatan kurikuler, kegiatan ekstrakurikuler, kegiatan
organisasi siswa dan atau dari satuan pendidikan formal lain dan/atau nonformal,
seperti kegiatan kepemudaan, pemberdayaan perempuan, kursus, dan lain-lain.
Pendidikan kecakapan hidup bertujuan memfungsikan pendidikan sesuai dengan
fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi manusiawi peserta didik untuk
menghadapi perannya dimasa datang.
Secara khusus Pendidikan kecakapan hidup bertujuan untuk ;
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk
memecahkan problema yang dihadapi
2. Merancang pendidikan agar fungsional bagi kehidupan peserta didik dalam
menghadapi kehidupannya dimasa yang akan datang
3. Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran
yang lebih fleksibel sesuai prinsip pendidikan berbasais luas.

31
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dimasyarakat, sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran
dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Jenis-jenis kecakapan Hidup adalah :
1. Kecakapan hidup yang dilatihkan :
- Kesadaran sebagai mahluk Tuhan
- Keasadaran akan eksistensi diri
- Keasadaran akan potensi diri
- Kecakapan menggali informasi
- Kecakapan mengambil keputusan
- Kecakapan memecahkan masalah
- Kecakapan komunikasi lisan
- Kecakapan komunikasi tulisan
- Kecakapan kerjasama
- Kecakapan identifikasi variabel
- Kecakapan merumuskan hipotesis
- Kecakapan melaksanakan penelitian
- Kecakapan kejuruan
2. Nilai Pribadi/Living Values
- Kedamaian/peace
- Kehormatan/respect
- Kerjasama/cooperation
- Kebebasan/freedom
- Kebahagiaan/happiness
- Kejujuran/honesty
- Kerendahan hati/humility
- Kecintaan/love
- Tanggungjawab/responsibility
- Kesederhanaan/simplicity
- Toleransi/tolerance
- Kesatuan/unity
3. Karakteristik Kompetensi Masyarakat Global
- Membaca
- Menulis
- Berhitung
- Belajar sepanjang hayat
- Mengelola informasi
- Mengelola sumber daya
- Mengelola hubungan sosial

32
- Mengelola diri
- Bersikap fleksibel
- Memecahkan masalah
- Mengambil keputusan
- Beradaptasi
- Berfikir kreatif
- Memotivasi diri
- Menyusun pertimbangan
- Berkomunikasi lintas budaya
- Bekerja dalam tim
- Melakukan negoisasi
- Memecahkan konflik
- Kesadaran perbedaan nilai
- Kesadaran perbedaan norma sosial
- Kemampuan berbahasa asing

33
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada
Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama stau tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik di SMKN 6
Tangerang selama satu tahun pelajaran mengikuti/ menggunakan Petunjuk Pelaksanaan
kalender pendidikan propinsi Banten.

A. PERMULAAN TAHUN PEMBELAJARAN 2022/ 2023


Pada hari-hari pertama masuk sekolah tanggal 13 Juli 2021 diisi dengan kegiatan-
kegiatan:
1. Pertemuan antara orang tua peserta didik dengan sekolah untuk sosialisasi
program sekolah dan membuat kesepakatan-kesepakatan dalam rangka
pelaksanaan Proses Pembelajaran.
2. Peserta didik baru Kelas X kegiatan Masa Bimbingan Studi Peserta Didik
secara daring yang diantaranya berisi:
a. Wawasan Wiyata Mandala
b. Tata Krama peserta didik
c. Program dan Cara Belajar
d. Pengenalan Lingkungan Sekolah
e. Tata tertib Sekolah
f. Pengenalan Kegiatan Ekstra Kurikuler.
g. Perkenalan dengan teman sesama peserta didik, dengan Guru, Tata Usaha,
Komite Sekolah dan Pelaksana Sekolah
h. Kegiatan Olah Raga
i. Kegiatan Pramuka
3. Untuk peserta didik kelas XI dan XII langsung melaksanakan kegiatan belajar
mengajar secara daring.

B. JUMLAH MINGGU EFEKTIF


1. Minggu Efektif Semester 1
NO. BULAN BANYAK MINGGU
1 Juli 2
2 Agustus 5

34
3 September 3
4 Oktober 4
5 November 4
6 Desember 0
Jumlah 18
2. Minggu Efektif Semester 2
NO. BULAN BANYAK MINGGU
1 Januari 4
2 Februari 4
3 Maret 2
4 April 2
5 Mei 2
6 Juni 2
Jumlah 16

C. AGENDA KEGIATAN SEKOLAH


1. Semester gasal
NO KEGIATAN WAKTU
1 Penyusunan Kalender Pendidikan Juni-Juli
2 Analisa Struktur Kurikulum Juni-Juli
3 IHT dan Persiapan Administrasi Guru Juni-Juli
4 Pembuatan buku induk Juni-Juli
5 buku serah terima ijazah Juni-Juli
6 Pengolahan Data kelas X baru Juli
7 Pengolahan data program rapot Juli
8 Pembagian Tugas Juli
9 Penyusunan Jadwal KBM Juli
10 Penyusunan Denah Ruang KBM Juli
11 Pemograman Raport Tahun Pelajaran baru Agustus September
12 Surat tugas Wali kelas Agustus
13 Surat tugas Piket Agustus
14 Pembuatan Absensi Guru KBM Juli - agustus
15 pertemuan dengan kajur (Koordinasi awal) Juli
16 Pertemuan dengan kajur, guru produktif Agustus
17 Pembuatan Laporan Absensi Guru setiap bulan Agustus
18 SKL dan Kompetensi dasar Agustus
19 Jadwal Visitasi Kelas September

35
20 Pengumpulan Admnistrasi guru September
21 Persiapan Pekan Ulangan UTS Oktober
22 Panitia Pekan Ulangan Oktober
23 Evaluasi kegiatan Kajur Oktober
24 Evaluasi Kegiatan Piket Oktober
25 Penyusunan Raport Pekan Ulangan UTS Oktober
26 Pembagian Raport Pekan Ulangan UTS Oktober
27 Persiapan Ulangan Umum Smt. Gasal Nopember
28 Ulangan Umum Desember
29 Mempersiapkan Raport dan Data Siswa Smt.gasal Desember
30 Pembagian Raport Smt. Gasal Desember

2. Semester genap
NO KEGIATAN WAKTU
1 Penggandaan soal Uji Kompetensi Keahlian Pebruari
2 Pengaturan ruang Uji Kompetensi Keahlian Pebruari
3 Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) Pebruari
4 Pelaksanaan Ujian Praktek Utama Maret
5 Pelaksanaan Ujian Praktek Susulan Maret
6 Persiapan Pekan Ulangan UTS Maret
7 Panitia Pekan Ulangan Maret
8 pekan Ulangan UTS Maret
9 Try Out UNBK 1 Maret
10 Pengaturan ruang Ujian Sekolah Maret
11 Pelaksanaan Ujian sekolah Teori utama Maret
12 Pelaksanaan Ujian Sekolah Teori susulan Maret
13 Try Out UNBK 2 April
14 Koreksi hasil Ujian Sekolah April
15 Mengolah nilai semester & Ujian Sekolah April
16 Pelaporan hasil US dan UKK April
17 Pengaturan ruang UN Mei
18 Pelaksanaan UN tulis utama Mei
19 Pelaksanaan UN tulis susulan Mei
20 Laporan Nilai Sekolah dan Praktik Kompetensi Mei
21 Pengumuman kelulusan Mei
22 ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP Mei
23 Pembagian Raport Mei
24 Penulisan Ijazah Juni
25 Pembagian Ijazah Juni
26 Laporan lengkap Juni

36
D. JADWAL WAKTU LIBUR
Sesuai dengan edaran Kalender Pendidikan Provinsi Banten, secara detail Jadwal
waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur
keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) SMKN 6 Tangerang tahun
pelajaran 2022/ 2023 nampak seperti bagan berikut

37
38

Anda mungkin juga menyukai