PENDAHULUAN
A. RASIONAL
1. LATAR BELAKANG KURIKULUM SATUAN PENDIDIKAN
KTSP jenjang pendidikan dasar dan menengah dikembangkan oleh sekolah dan
komite sekolah. Dokumen KTSP terdiri atas dokumen I dan dokumen II. Dokumen
I meliputi komponen KTSP yaitu tujuan tingkat satuan pendidikan, struktur dan
muatan kurikulum, serta kalender pendidikan, dan dokumen II meliputi silabus
seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, untuk kelas XI dan XII. Sebelum
mengembangkan KTSP, sekolah perlu melakukan analisis konteks yang meliputi
analisis SNP, analisis kondisi yang ada di satuan pendidikan, dan analisis kondisi
lingkungan eksternal satuan pendidikan.
1
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Melalui KTSP ini sekolah dapat melaksanakan
program pendidikannya sesuai dengan karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta
didik.
Dengan tersusunnya dokumen KTSP ini, SMKN 6 Tangerang akan menjadi sekolah
yang memiliki kurikulum yang disesuaikan dengan karakter dan kondisi lingkungan
sekolah, sehingga terselenggaranya proses pendidikan yang berbasis lingkungan
sekolah dengan mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan lokal.
a. Kondisi Ideal
Kondisi Ideal yang diharapkan tercapai di SMKN 6 Tangerang adalah terpenuhinya
8 (delapan) standar nasional pendidikan, sehingga penyelenggaraan pendidikan yang
bermutu dan hasil pendidikan yang bermutu pula dapat tercapai.
b. Kondisi nyata
Namun demikian, kondisi nyata saat ini SMKN 6 Tangerang masih harus terus
berbenah dan mengupayakan pemenuhan delapan standar pendidikan. Secara rinci
kondisi nyata SMKN 6 Tangerang adalah sebagai berikut:
1) Standar Isi
1.1. Pelaksanaan KTSP baru terlaksana 8 (delapan) komponen dari 9
(sembilan) komponen yang harus dilaksanakan.
1.2. Pengembangan KTSP baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
berbagai pihak.
1.3. Pengembangan muatan lokal baru dilakukan oleh guru, belum melibatkan
unsur-unsur lain yang memiliki kompetensi mengembangkan muatan
lokal.
1.4. Pengembangan diri belum secara optimal dilaksanakan sekolah.
1.5. Belum semua guru memberikan pembelajaran yang meliputi Tatap Muka
(TM), Kegiatan Terstruktur (KT), dan Kegiatan Mandiri Tidak Terstruktur
(KMTT).
2) Standar Proses
2.1. Belum semua silabus dan RPP (90%) dikembangkan secara mandiri.
2.2. Baru 90% silabus dan RPP yang disusun guru memenuhi kaidah-kaidah/
rambu-rambu penyusunan silabus dan RPP.
2.3. Baru 60% proses pembelajaran menggunanan pendekatan saintifik.
2.4. Pelaksanaan supervisi kelas (class visit) belum berjalan secara optimal.
2.5. Pelaksanaan evaluasi PBM belum secara baik dan benar terlaksana.
2
3.2. Pengalaman peserta didik dalam diskusi, pemecahan masalah, dan
memanfaatkan sumber belajar belum maksimal.
3.3. Pengalaman siswa dalam melakukan kunjungan-kunjungan dan
penggunaan internet untuk mendapatkan informasi berbagai hal masih
belum maksimal.
3.4. Pengalamam siswa dalam mengekpresikan diri dan karyanya melalui seni
dan budaya masih belum maksimal.
6) Standar Pengelolaan
6.1. Misi mendukung tercapainya Visi sekolah.
6.2. Struktur organisasi belum dilengkapi dengan uraian tugas yang lengkap.
6.3. Baru 90% program sekolah terlaksana.
7) Standar Pembiayaan
7.1. Belum ada “insentif” untuk kegiatan Remedial.
7.2. Laporan keuangan disampaikan kesemua yang “berkepentingan”.
8) Standar Penilaian
8.1. 80% guru mengembangkan instrumen dan pedoman penilaian.
8.2. 80% menggunakan teknik penilaian yang beragam.
3
4. Potensi daerah yang berada di daerah perkotaan dan fasilitas penerbangan
memungkinkan untuk pengembangan muatan lokal.
2. LANDASAN FILOSOFIS
Pendidikan adalah salah satu wujud kebudayaan manusia yang selalu tumbuh dan
berkembang, tetapi ada kalanya mengalami penurunan kualitas sehingga hancur
perlahan-lahan seiring dengan perkembangan zaman. Kurikulum SMK disusun
untuk mengemban misi agar dapat turut mendukung perkembangan kebudayaan
pada arah yang positif. Karena itu, kurikulum SMK harus memperhatikan beberapa
hal mendasar sebagai berikut.
1) Pendidikan harus menanamkan tata nilai yang kuat dan jelas sebagai landasan
pembentukan watak dan perkembangan kehidupan manusia.
2) Pendidikan harus memberikan sesuatu yang bermakna, baik yang ideal maupun
pragmatis, sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
3) Pendidikan harus memberikan arah yang terencana bagi kepentingan bersama
peserta didik, keluarga, masyarakat, bangsa, dan negara.
Pendidikan kejuruan perlu mengajar dan melatih peserta didik untuk menguasai
kompetensi dan kemampuan lain yang dibutuhkan untuk menjalani kehidupan
sebagai modal untuk pengembangan dirinya dikemudian hari.
4
Pondasi kejiwaan yang kuat diperlukan oleh peserta didik agar berani
menghadapi, mampu beradaptasi dan mengatasi berbagai masalah kehidupan,
baik kehidupan profesional maupun kehidupan keseharian, yang selalu berubah
bentuk dan jenisnya serta mampu meningkatkan diri dengan mengikuti
pendidikan yang lebih tinggi.
Peserta didik SMK berasal dari anggota berbagai lingkungan masyarakat yang
memiliki budaya, tata nilai, dan kondisi sosial yang berbeda. Pendidikan
kejuruan mempertimbangkan kondisi sosial. Karenanya, segala upaya yang
dilakukan harus selalu berpegang teguh pada keharmonisan hubungan antar
individu dalam masyarakat luas yang dilandasi dengan akhlak dan budi pekerti
yang luhur, serta keharmonisan antar sistem pendidikan dengan sistem-sistem
yang lain (ekonomi, sosial, politik, religi, dan moral). Secara sosial-budaya,
Kurikulum SMK edisi 2004 dikembangkan dengan memperhatikan berbagai
dinamika, kebutuhan masyarakat, dan tidak meninggalkan akar budaya
Indonesia.
3. LANDASAN TEORITIS
5
sebagai warganegara yang baik dan bertanggung jawab, sekaligus sebagai
warganegara yang produktif.
Pendidikan menengah kejuruan harus dijalankan atas dasar prinsip investasi SDM
(human capital investment). Semakin tinggi kualitas pendidikan dan pelatihan yang
diperoleh seseorang, akan semakin produktif orang tersebut. Akibatnya selain
meningkatkan produktivitas nasional, meningkatkan pula daya saing tenaga kerja
di pasar kerja global. Untuk mampu bersaing di pasar global, sekolah menengah
kejuruan harus mengadopsi nilai-nilai yang diterapkan dalam melaksanakan
pekerjaan, yaitu disiplin, taat azas, efektif, dan efisien.
B. LANDASAN HUKUM
1. Undang-undang No 20 thn 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. PP No. 13 Tahun 2015 perubahan ke dua atas PP 19 tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan
3. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif
4. Permendikbud RI No. 62 tahun 2014, tentang Ekstra kurikuler
5. Permendikbud RI No. 63 tahun 2014, tentang Pendidikan Pramuka
6. Permendikbud RI No. 79 tahun 2014, tentang Mulok
7. Permendikbud RI No. 111 tahun 2014, tentang Bimbingan dan Konseling
8. Permendikbud RI No. 34 tahun 2018, tentang Standar Nasional Pendidikan
SMK/MAK.
9. Permendikbud nomor 20 tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan karakter pada
satuan pendidikan formal
10. Kep. Direktorat Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah No. 464/ D.D5/ KR/ 2018
tentang KI dan KD
11. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 06/
D.D5/ KK/ 2018 tentang Spektrum keahlian SMK
12. Peraturan Dirjen Dikdasmen Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan No. 07/
D.D5/ KK/ 2018 tentang Struktur Kurikulum SMK
13. Peraturan Gubernur no 15 tahun 2015 tentang muatan lokal prov Banten
14. Pedoman Penilaian SMK tahun 2017 Direktorat Pendidikan Dasar dan Menengah
DITSMK Tahun 2017
15. Permendikbud no 3 tahun 2017 tentang penilaian hasil belajar oleh pemerintah dan
satuan pendidikan
16. Pergub Provinsi Banten no. 31 tahun 2018 tentang Pendidikan Gratis.
17. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Banten No. 421/163-
Dindikbud/2022 Tentang Kalender Pendidikan Tahun Pelajaran 2022/ 2023
18. SE Sesjen No. 15 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelakasanaan BDR selama darurat
COVID-19.
6
19. SKB Surat Keputusan Bersama Mentri Pendidikan dan Kebudayaan, Mentri Agama,
Mentri Kesehatan, dan Mentri Dalam Negeri Republik Indonesia No. 03/KB/2021,
No. 384 tahun 2021, No. HK.0108/MENKES/4242/2021 dan No. 440-717 thn 2021
Tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran Di Masa Pandemi COVID-19.
7
3. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, dan Minat sesuai dengan Tingkat Perkembangan
dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia
secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
4. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah dan Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan,dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
6. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta didik
memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan pendidikan
kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
7. Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi, dan Seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
8. Agama
Kurikulum dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman, taqwa, serta akhlak
mulia dan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena
itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran ikut mendukung peningkatan iman,
takwa, dan akhlak mulia.
9. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
8
10. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan
bangsa dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).Oleh karena
itu, kurikulum harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap dan perilaku yang berkeadilan
dengan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri kesatuan pendidikan.
9
BAB II
TUJUAN SATUAN PENDIDIKAN
10
d. Mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetisi, dan
mengembangkan sikap professional dalam bidang perawatan pesawat
udara.
e. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan
tentang perawatan pesawat udara sebagai bekal bagi yang berminat untuk
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
11
C. MISI SATUAN PENDIDIKAN
Misi adalah suatu proses atau tahapan yang seharusnya dilalui oleh suatu lembaga
atau instansi atau organisasi dengan tujuan bisa mencapai visi tersebut.
12
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMKN 6 TANGERANG
KELAS
MATA PELAJARAN XI XII
1 2 1 2
A. Muatan Nasional
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3 3
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 2 2 2 2
3 Bahasa Indonesia 3 3 2 2
4 Matematika 4 4 4 4
5 Sejarah Indonesia
6 Bahasa Inggris dan Bahasa Asing Lainnya *) 3 3 4 4
Jumlah A 15 15 15 15
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 2 2
3 Mulok
Bahasa Arab
BP/ BK 2 2
Pencak Silat 2 2 2 2
Jumlah B 4 4 4 4
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital
2 Fisika 2 2
3 Kimia
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik
13
2 Basic Aircraft Technical and Knowledge
3 Keterampilan Dasar (Aircraft Basic Skills)
1 Aircraft Structure 5 5 5 5
2 Aircraft System 5 5 6 6
3 Gas Turbin Engine 5 5 5 5
4 Piston Engine 3 3 3 3
5 Maintenance Practice 6 6 6 6
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan 7 7 8 8
Jumlah C 33 33 33 33
Total 52 52 52 52
14
Tujuan Bimbingan Karir dan Konseling adalah sebagai berikut
1. Memiliki pemahaman diri (kemampuan, minat dan kepribadian) yang terkait
dengan pekerjaan.
2. Memiliki pengetahuan mengenai dunia kerja dan informasi karir yang
menunjang kematangan kompetensi kerja.
3. Memiliki sikap positif terhadap dunia kerja. Dalam arti mau bekerja dalam
bidang pekerjaan apapun, tanpa merasa rendah diri, asal bermakna bagi dirinya,
dan sesuai dengan norma agama.
4. Memahami relevansi kompetensi belajar (kemampuan menguasai pelajaran)
dengan persyaratan keahlian atau keterampilan bidang pekerjaan yang menjadi
cita-cita karirnya masa depan.
5. Memiliki kemampuan untuk membentuk identitas karir, dengan cara mengenali
ciri-ciri pekerjaan, kemampuan (persyaratan) yang dituntut, lingkungan
sosiopsikologis pekerjaan, prospek kerja, dan kesejahteraan kerja.
6. Memiliki kemampuan merencanakan masa depan, yaitu merancang kehidupan
secara rasional untuk memperoleh peran-peran yang sesuai dengan minat,
kemampuan, dan kondisi kehidupan sosial ekonomi.
7. Mengenal keterampilan, minat dan bakat. Keberhasilan atau kenyamanan
dalam suatu karir amat dipengaruhi oleh minat dan bakat yang dimiliki. Oleh
karena itu, maka setiap orang perlu memahami kemampuan dan minatnya, dalam
bidang pekerjaan apa dia mampu, dan apakah dia berminat terhadap pekerjaan
tersebut.
8. Memiliki kemampuan atau kematangan untuk mengambil keputusan karier.
9. Memiliki kemampuan untuk menciptakan suasana hubungan industrial yang
harmonis, dinamis, berkeadilan dan bermartabat.
2. KEGIATAN EKSTRAKULIKULER
Jenis Dan Strategi Pelaksanaan Program Pengembangan Bakat, Minat
Dan Prestasi Peserta Didik
A. Jenis Ekstrakurikuler
No. Kelompok Jenis Ekstrakurikuler Tujuan
1. Bela a. Pramuka 1. Meningkatkan
Negara b. PMR &UKS kesadaran dan
c. Paskibra wawasan peserta
didik akan status,
hak, dan
kewajibannya dalam
berbangsa dan
bernegara;
2. Meningkatkan
kesadaran dan
wawasan
15
kebangsaan, jiwa
patriotisme, dan
bela negara.
2. Olahraga a. Basket ball Meningkatkan potensi
b. Futsal fisik serta
c. Volley ball membudayakan sikap
sportif, disiplin, kerja
sama, dan hidup sehat.
3. Seni, a. Teater dan seni Menigkatkan
Budaya, tradisional sensitifitas, kemampuan
dan Bahasa b. Marawis dan seni mengekspresikan dan
suara mengapresiasi
keindahan harmoni baik
dalam kehidupan
individual maupun
kehidupan
bermasyarakat
4. Keagamaan a. Pembinaan Meningkatkan nilai-
dan Pengelolaan Mesjid nilai estetika, spritual,
Kerohanian sebagai pusat intelektual, dan
kegiatan kesadaran sebagai
pengembangan makhluk Tuhan dan
keagamaan dan sosial yang memiliki
sosial (DKM) mental kuat yang
b. Hafiz Qur’an didasari nilai-nilai
agama
16
sebelum
dan
sesudah
belajar
2. Prinsip Kegiatan
a. Individual, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
potensi, bakat dan minat peserta didik masing-masing.
b. Pilihan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang sesuai dengan
keinginan dan diikuti secara sukarela peserta didik.
c. Keterlibatan aktif, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang menuntut
keikutsertaan peserta didik secara penuh.
d. Menyenangkan, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler dalam suasana yang
disukai dan mengembirakan peserta didik.
e. Etos kerja, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang membangun
semangat peserta didik untuk bekerja dengan baik dan berhasil.
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang
dilaksanakan bermanfaat untuk kepentingan masyarakat.
3. Format Kegiatan
a. Individual, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
secara perseorangan.
b. Kelompok, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti oleh
kelompok-kelompok peserta didik.
c. Klasikal, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
dalam satu kelas.
d. Gabungan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti peserta didik
antarkelas/antarsekolah/madrasah.
e. Lapangan, yaitu format kegiatan ekstrakurikuler yang diikuti seorang atau
sejumlah peserta didik melalui kegiatan di luar kelas atau kegiatan lapangan.
17
4. Program
a. Jenis Program
1) Program Tahunan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu tahun, antara lain: Latihan Dasar
Kepemimpinan Siswa (LDKS), pelaksanaan lomba (Paskibra, PMR, dll).
2) Program Semesteran, yaitu suatu bentuk rencana kegiatan yang
dilaksanakan dalam rentang waktu setengah tahunan (6 bulan).
3) Program Bulanan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali dalam satu bulan, antara lain: mengikuti
kegiatan lomba yang diadakan di luar sekolah.
4) Program Mingguan, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
dalam rentang waktu sekali atau dua kali dalam seminggu, antara lain:
kegiatan Pramuka, PMR, Paskibra, Olah Raga, dll.
5) Program Harian, suatu bentuk rencana kegiatan yang dilaksanakan
setiap hari, antara lain bersih lingkungan.
18
didik yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu
penyelesaian penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik, sedangkan untuk
kegiatan mandiri tidak terstruktur waktu penyelesaiannya diatur sendiri oleh
peserta didik.
Pemanfaatan 60% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka pada mata pelajaran
tertentu, untuk penugasan terstruktur (PT) dan kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) disesuaikan dengan kebutuhan masing-masing mata pelajaran.
Alokasi waktu untuk praktik adalah satu jam tatap muka setara dengan dua jam
kegiatan praktik di sekolah atau empat jam praktik di luar sekolah.
Jumlah
Minggu
Satu jam Jumlah jam jam
Efektif per
Kelas tatap muka pembelajaran pembelaja
tahun
(menit) Per minggu ran per
pelajaran
tahun
XI 45 48 35 1680
XII 45 48 35 1680
19
10. Kunjungan Industri/ Magang Industri
11. Persiapan dan Akreditasi Sekolah
c) Kesehatan Masyarakat
1. Menyelenggarakan bakti sosial
2. Menyelenggarakan kerjasama dengan lembaga kesehatan setempat
3. Mengadakan penyuluhan kesehatan
4. Mengadakan kerja bakti
5. Mengadakan penyuluhan tentang bahaya narkoba
d) Seni Budaya
1. Program eskrakulikuler Art Production
2. Menyelenggarakan kegiatan kolosal
3. Menyelenggarakan kegiatan drama musikal
4. Menjadi pengisi acara dalam kegiatan eksternal sekolah
20
komponen penting dalam mengukur keberhasilan pendidikan di SMK, karena
BKK menjadi lembaga yang berperan mengoptimalkan penyaluran tamatan
SMK dan sumber informasi untuk pencari kerja. Pemberdayaan BKK SMK
merupakan salah satu fungsi dalam manajemen sekolah yaitu sebagai bagian
pembinaan terhadap proses pelaksanaan kegiatan BKK SMK yang telah
direncanakan dalam upaya mencapai tujuan pendidikan SMK. BKK SMK
merupakan salah satu komponen pelaksanaan On Job Training, karena tidak
mungkin bisa dilaksanakan proses pembelajaran yang mengarah kepada
kompetensi jika tidak ada pasangan industri/usaha kerja, sebagai lingkungan
kerja dimana siswa belajar keahlian dan profesional serta etos kerja sesuai
dengan tuntutan dunia kerja.
Tujuan
a. Sebagai wadah dalam mempertemukan tamatan dengan pencari kerja.
b. Memberikan layanan kepada tamatan sesuai dengan tugas dan fungsi masing-
masing seksi yang ada dalam BKK.
c. Sebagai wadah dalam pelatihan tamatan yang sesuai dengan permintaan
pencari kerja
d. Sebagai wadah untuk menanamkan jiwa wirausaha bagi tamatan melalui
pelatihan.
Ruang Lingkup Kegiatan
a. Penyusunan database siswa lulusan SMK pencari kerja dan perusahaan
pencari tenaga kerja dan penelusuran tamatan siswa SMK.
b. Menjaring informasi tentang pasar kerja melalui iklan di media massa,
internet, kunjunagn ke dunia usaha (industri) maupun kerjasama dengan
lembaga penyalur tenaga kerja dan Depnakertrans.
c. Membuat leaflet informasi dan pemasaran lulusan SMK yang dikirim kedunia
usaha/industri yang terkait Depnakertrans.
d. Penyaluran calon tenaga kerja lulusan SMK ke dunia usaha dan industri.
e. Melakukan proses tindak lanjut hasil pengiriman dan penempatan tenaga
kerja melalui kegiatan penjajakan dan verifikasi.
f. Mengadakan program pelatihan ketrampilan tambahan/khusus bagi siswa dan
lulusan SMK disesuaikan dengan bidang keahlian yang diperlukan.
g. Mengadakan program bimbingan menghadapi tahapan proses penerimaan
siswa dalam suatu pekerjaan (wawancara, psikotest).
h. Memberikan informasi kepada para ALUMNI ataupun para lulusan SMK lain
yang membutuhkan informasi tentang lowongan kerja.
Penyaluran Dan Penempatan Tamatan
Adapun pelaksanaan penyaluran dan penempatan tamatan yang dapat dilakukan
BKK SMK adalah sebagai berikut :
a. Menindaklanjuti kerjasama dengan industri pasangan yang telah menjadi
mitra kerja dengan BKK sekolah.
b. Melakukan penelusuran alumni dan dimasukkan ke dalam database sekolah.
21
c. Merangkul pengurus Majelis Sekolah yang peduli dengan penempatan
tenaga kerja dari alumni.
d. Membuat website khusus BKK yang selalu up to date yang dapat di link
dengan situs-situs JOB CARRIER.
e. Menanamkan jiwa enterpreunership kepada siswa melalui pelatihan
ketrampilan untuk menjadi seorang wirausaha (enterpreuneur).
Kegiatan Bursa Kerja Khusus
a. Merencanakan program kerja hubungan industri setiap program studi.
i. Mengadakan koordinasi dengan panitia OJT tentang penempatan siswa-
siswi prakerin.
ii. Mengadakan koordinasi dengan panitia OJT tentang guru monitoring.
b. Melakukan proses negosiasi dengan DUDIKA dan pemerintah sebagai mitra
dalam penempatan siswa-siswi prakerin.
c. Menjalin kerjasama (MoU) dengan DUDIKA dalam:
i. Sinkronisasi Kurikulum
ii. Pelatihan
iii. Penempatan tamatan
d. Membentuk Majelis Sekolah.
e. Membuat database penelusuran tamatan baik yang sudah bekerja maupun
belum bekerja.
f. Membentuk Ikatan alumni.
g. Membuat mading informasi lowongan kerja.
h. Membuat website khusus BKK
i. Membuat Laporan Kegiatan
j. Monitoring dan Evaluasi
k. Menyelenggarakan kegiatan bimbingan karir kepada siswa
l. Menyelenggarakan Job Fair dengan perusahaan
m. Melakukan kerjasama dengan perusahaan
n. Melakukan recruitment perusahaan
22
A. Dasar Hukum
1. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional.
2. PP No. 19 Tahun 2005 yang terakhir diubah dengan PP No. 13 Tahun
2015 tentang Standar Nasional Pendidikan.
3. PP RI No. 17 Tahun 2010 yang telah diubah dengan PP RI No. 66 Tahun
2010 Tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan.
4. PP RI No. 41 Tahun 2015 tentang Pembangunan Sumber Daya Industri.
5. Perpres No. 8 Tahun 2012 tentang Kerangka Kualifikasi Nasional
Indonesia (KKNI);
6. Inpres No. 9 Tahun 2016 tentang Revitalisasi Sekolah Menengah
Kejuruan dalam Rangka Peningkatan Kualitas dan Daya Saing Sumber
Daya Manusia Indonesia.
7. Permen Perindustrian No. 03/M-IND/PER/1/2017 tentang Pedoman
Pembinaan dan Pengembangan Sekolah Menengah Kejuruan Berbasis
Kompetensi yang Link and Match dengan Industri.
8. Permen Tenaga Kerja No. 36 tahun 2016 tentang Penyelenggaraan
Pemangangan di Dalam Negeri.
9. Permen Pendidikan dan Kebudayaan tahun 2017 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Menengah Kejuruan.
10. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
06/ D.D5/ KK/ 2018 tentang Spektrum Keahlian Pendidikan Menengah
Kejuruan.
11. Keputusan Dirjen Pendidikan Dasar dan Menengah Kemendikbud No.
07/ D.D5/ KK/ 2018 tentang Struktur Kurikulum Pendidikan Menengah
Kejuruan.
B. Tujuan OJT
1. Memberikan pengalaman kerja langsung (real) untuk menanamkan
(internalize) iklim kerja positif yang berorientasi pada peduli mutu proses dan
hasil kerja.
2. Menanamkan etos kerja yang tinggi bagi peserta didik untuk memasuki dunia
kerja menghadapi tuntutan pasar kerja global.
3. Memenuhui hal-hal yang belum dipenuhi di sekolah agar mencapai keutuhan
standar kompetensi lulusan.
4. Mengaktualisasikan penyelenggaraan Model On Job Training (OJT) antara
SMK dan Institusi Pasangan (DUDIKA), memadukan secara sistematis
dan sistemik program pendidikan di SMK dan program latihan di dunia kerja
(DUDIKA).
23
C. Manfaat OJT
C.1. Bagi Peserta Didik
1. Mengaplikasikan dan meningkatkan ilmu yang telah diperoleh di sekolah.
2. Menambah wawasan dunia kerja, iklim kerja positif yang berorientasi
pada peduli mutu proses dan hasil kerja.
3. Menambah dan meningkatkan kompetensi serta dapat menamkan etos
kerja yang tinggi.
4. Memiliki kemampuan produktif sesuai dengan kompetensi keahlian yang
dipelajari ditempat OJT
5. Mengembangkan kemampuannya sesuai dengan bimbingan/ arahan
pembimbing industri
Fungsi OJT
1. Pemantapan Kompetensi. Pembelajaran di SMK belum memenuhi standar
indusri, dilihat dari ketersediaan jenis dan jumlah peralatan, kompetensi
pengajar, kondisi dan situasi belajar, dan situasi melayani konsumen secara
langsung.
2. Realisasi Pendidikan Sistim Ganda (OJT). Aktualisasi OJT, SMK bermitra
dengan DUDIKA. SMK yang melakukan memorandum of understanding
(MoU) dengan DUDIKA.
24
E. Pelaksanaan OJT
Pola bulanan (2 bulan)
Pelaksanaan Praktek Kerja Lapangan dilaksanakan di semester lima selama 2
bulan.
25
Lamanya
No Mitra DUDIKA Lokasi Keterangan
(bulan)
1.
2.
3.
Pada pelaporan nilai OJT di rapot, kolom keterangan adalah predikat nilai
OJT yang merupakan kombinasi dari nilai keterampilan, pengetahuan, dan
sikap dengan formula yang ditetapkan satuan pendidikan seperti dijelaskan
pada bagian D sub bagian 1 tentang penilaian peserta didik.
26
Menafsirkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dilakukan dengan memberikan
point atau nilai pada setiap kriteria, yaitu :
a. Dengan memberikan point
Kompleksitas :
Tinggi = 1
Sedang = 2
Rendah = 3
Daya Dukung :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
Intake :
Tinggi = 3
Sedang = 2
Rendah = 1
b. Dengan menggunakan rentang nilai :
Kompleksitas :
Tinggi = 50 – 64
Sedang = 65 - 80
Rendah = 81 – 100
Daya Dukung :
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
Intake :
Tinggi = 81 – 100
Sedang = 65 – 80
Rendah = 50 – 64
Kriteria ketuntasan minimal SMKN 6 Tangerang untuk kelas X dan XI dilakukan
dengan memperhatikan permendikbud no 81A tahun 2013 tentang implementasi
kurikulum, lampiran IV. dan hasil kegiatan MGMP sekolah tiap mata pelajaran yaitu
sebagai berikut:
27
Jumlah A
B. Muatan Kewilayahan
1 Seni Budaya B 75 75
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan B 75 75
Jumlah B
C. Muatan Peminatan Kejuruan
C1. Dasar Bidang Keahlian
1 Simulasi dan Komunikasi Digital B 75 75
2 Fisika B 75 75
3 Kimia B 75 75
C2. Dasar Program Keahlian
1 Gambar Teknik B 75 75
2 Basic Aircraft Technical and Knowledge B 75 75
3 Keterampilan Dasar (Aircraft Basic Skills) B 75 75
C3. Kompetensi Keahlian
1 Aircraft Structure B 75 75
2 Aircraft System B 75 75
3 Gas Turbin Engine B 75 75
4 Piston Engine B 75 75
5 Maintenance Practice B 75 75
6 Produk Kreatif dan Kewirausahaan B 75 75
H. KENAIKAN KELAS
1. Kriteria Kenaikan kelas di SMKN 6 Tangerang mengacu kepada standar penilaian
yang dikembangkan oleh BSNP dan Permendikbud nomor 66 tentang Standar
Penilaian Pendidikan.
a. Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran atau pada
akhir semester genap (semester 2)
b. Ketentuan kenaikan kelas didasarkan pada hasil penilaian yang dilakukan
pada semester genap (semester 2)
c. Peserta didik dinyatakan NAIK KELAS, apabila yang bersangkutan
memiliki :
1. Tidak lebih dari 2 mata pelajaran A, B, dan C1, pada kompetensi
pengetahuan, keterampilan, dan/ atau sikap belum tuntas.
2. Semua mata pelajaran C2 dan C3 harus tuntas.
3. Kehadiran mengikuti peroses pembelajaran minimal 80%.
2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan
bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk
meningkatkan efektivitas pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
a. Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalammembuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelahmenetapkan kriteria
penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuaidengan indikator dan
28
mengembangkan instrumen serta pedomanpenyekoran sesuai dengan teknik
penilaian yang dipilih.
b. Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali denganpenelusuran dan
diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusurandilakukan dengan menggunakan
teknik bertanya untuk mengeksplorasipengalaman belajar sesuai dengan kondisi
dan tingkat kemampuanpeserta didik.
c. Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacupada
indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yangdiintegrasikan dalam
tema tersebut.
d. Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahuikemajuan
dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertaibalikan
(feedback) berupa komentar yang mendidik (penguatan) yangdilaporkan kepada
pihak terkait dan dimanfaatkan untuk perbaikanpembelajaran.
e. Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1) nilai dan/ atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaiankompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian
hasilpembelajaran tematik-terpadu.
2) deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dansikap
sosial.
f. Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala
sekolah/madrasah dan pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan
dan Konseling, dan orang tua/ wali) pada periode yang ditentukan.
g. Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik
selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk
deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru kelas.
29
4. Remedial dan Pengayaan
Bagi peserta didik yang belum mencapai kriteria ketuntasan belajar harus mengikuti
perbaikan atau pembelajaran remedial, sedangkam bagi peserta didik yang mencapai
kriteria ketuntasan lebih cepat dari waktu yang disediakan dapat mengikuti kegiatan
atau pembelajaran pengayaan
Seorang peserta didik diketahui membutuhkan pembelajaran remedial atau tidak dari
hasil ulangan harian yang dilaksanakan sejak awal tahun pelajaran.Apabila nilai
ulangan harian peserta didik lebih kecil dari kriteria ketuntasan belajar maka peserta
didik tersebut perlu mengikuti program remedial. Oleh karena itu, ulangan harian
perlu dilakukan setelah selesai satu atau dua kompetensi dasar (KD), sehingga
seorang guru dengan cepat mengetahui peserta didiknya yang perlu mendapat
bimbingan lebih intensif.
Pembelajar remedial dilakukan di dalam atau di luar kelas dengan berbagai cara,
diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Menyelenggarakan pembelajaran ulang dengan metode dan media yang berbeda
dari yang awal dan bervariasi
2. Peserta didik belajar mandiri atau pemberian bimbingan secara khusus
3. Guru memberikan tugas/ latihan bagi peserta didik secara individual atau
kelompok kecil
4. Peserta didik belajar dalam kelompok kecil dengan bimbingan alumni atau tutor
sebaya
Semua cara di atas harus diakhiri dengan penilaian untuk mengetahui apakah peserta
didik bersangkutan sudah mengalami kemajuan belajar.
Pengayaan dilakukan bagi peserta didik yang memiliki penguasaan lebih cepat
dibandingkan peserta didik lainnya, atau peserta didik yang mencapai ketuntasan
belajar ketika sebagian besar peserta didik yang lain belum.Peserta didik yang
berprestasi baik perlu mendapat pengayaan, agar dapat mengembangkan potensi
secara optimal. Salah satu kegiatan pengayaan yaitu memberikan materi tambahan,
latihan tambahan atau tugas individual yang bertujuan untuk memperkaya
kompetensi yang telah dicapainya. Hasil penilaian kegiatan pengayaan dapat
menambah nilai npeserta didik pada mata pelajaran bersangkutan
Pembelajaran/kegiatan pengayaan dapat dilaksanakan dalam bentuk seperti berikut
1. belajar kelompok (sekelompok pesertsa didik yang memiliki minat tertentu
diberikan pelajaran bersama pada jam-jam pelajaran sekolah biasa, sambil
menunggu teman-temannya yang sedang mengikuti pembelajaran remedial)
2. belajar mandiri (secara mandiri peserta didik belajar tentang sesuatau yang
diminati)
3. Pemadatan kurikulum (pemberian pelajaran hanya untuk kompetensi materi yang
belum diketahui peserta didik)
4. Memberikan tugas membaca secara mandiri
5. Menugaskan sebagai tutor sebaya
30
I. KELULUSAN
Kelulusan peserta didik dari SMKN 6 Tangerang ditentukan oleh sekolah
berdasarkan rapat Dewan Guru dengan menggunakan kriteria sebagai berikut:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia,kelompok
matapelajaran kewarga negaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran
estetika, dan kelompok mata pelajaran pendidikan jasmani, olahraga, dan
kesehatan;
3) lulus ujian sekolah/ madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi;dan
4) lulus Ujian Nasional
Kelulusan Ujian Nasional ditentukan sebagai berikut :
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2) Memperoleh nilai sikap/ perilaku minimal baik
3) Mengikuti Ujian Nasional
4) Lulus USBN dengan nilai minimal 75
5) Kelulusan ditetapkan melalui rapat dewan guru berdasarkan kriteria
kelulusan.
31
4. Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya yang ada dimasyarakat, sesuai
dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
Pendidikan kecakapan hidup mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
Pendidikan kecakapan hidup diintegrasikan kedalam semua mata pelajaran
dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus.
Jenis-jenis kecakapan Hidup adalah :
1. Kecakapan hidup yang dilatihkan :
- Kesadaran sebagai mahluk Tuhan
- Keasadaran akan eksistensi diri
- Keasadaran akan potensi diri
- Kecakapan menggali informasi
- Kecakapan mengambil keputusan
- Kecakapan memecahkan masalah
- Kecakapan komunikasi lisan
- Kecakapan komunikasi tulisan
- Kecakapan kerjasama
- Kecakapan identifikasi variabel
- Kecakapan merumuskan hipotesis
- Kecakapan melaksanakan penelitian
- Kecakapan kejuruan
2. Nilai Pribadi/Living Values
- Kedamaian/peace
- Kehormatan/respect
- Kerjasama/cooperation
- Kebebasan/freedom
- Kebahagiaan/happiness
- Kejujuran/honesty
- Kerendahan hati/humility
- Kecintaan/love
- Tanggungjawab/responsibility
- Kesederhanaan/simplicity
- Toleransi/tolerance
- Kesatuan/unity
3. Karakteristik Kompetensi Masyarakat Global
- Membaca
- Menulis
- Berhitung
- Belajar sepanjang hayat
- Mengelola informasi
- Mengelola sumber daya
- Mengelola hubungan sosial
32
- Mengelola diri
- Bersikap fleksibel
- Memecahkan masalah
- Mengambil keputusan
- Beradaptasi
- Berfikir kreatif
- Memotivasi diri
- Menyusun pertimbangan
- Berkomunikasi lintas budaya
- Bekerja dalam tim
- Melakukan negoisasi
- Memecahkan konflik
- Kesadaran perbedaan nilai
- Kesadaran perbedaan norma sosial
- Kemampuan berbahasa asing
33
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kalender pendidikan disusun dan disesuikan setiap tahun oleh sekolah untuk
mengatur waktu kegiatan pembelajaran. Pengaturan waktu belajar mengacu kepada
Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah, kebutuhan
peserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama stau tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun
ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik di SMKN 6
Tangerang selama satu tahun pelajaran mengikuti/ menggunakan Petunjuk Pelaksanaan
kalender pendidikan propinsi Banten.
34
3 September 3
4 Oktober 4
5 November 4
6 Desember 0
Jumlah 18
2. Minggu Efektif Semester 2
NO. BULAN BANYAK MINGGU
1 Januari 4
2 Februari 4
3 Maret 2
4 April 2
5 Mei 2
6 Juni 2
Jumlah 16
35
20 Pengumpulan Admnistrasi guru September
21 Persiapan Pekan Ulangan UTS Oktober
22 Panitia Pekan Ulangan Oktober
23 Evaluasi kegiatan Kajur Oktober
24 Evaluasi Kegiatan Piket Oktober
25 Penyusunan Raport Pekan Ulangan UTS Oktober
26 Pembagian Raport Pekan Ulangan UTS Oktober
27 Persiapan Ulangan Umum Smt. Gasal Nopember
28 Ulangan Umum Desember
29 Mempersiapkan Raport dan Data Siswa Smt.gasal Desember
30 Pembagian Raport Smt. Gasal Desember
2. Semester genap
NO KEGIATAN WAKTU
1 Penggandaan soal Uji Kompetensi Keahlian Pebruari
2 Pengaturan ruang Uji Kompetensi Keahlian Pebruari
3 Pelaksanaan Uji Kompetensi Keahlian (UKK) Pebruari
4 Pelaksanaan Ujian Praktek Utama Maret
5 Pelaksanaan Ujian Praktek Susulan Maret
6 Persiapan Pekan Ulangan UTS Maret
7 Panitia Pekan Ulangan Maret
8 pekan Ulangan UTS Maret
9 Try Out UNBK 1 Maret
10 Pengaturan ruang Ujian Sekolah Maret
11 Pelaksanaan Ujian sekolah Teori utama Maret
12 Pelaksanaan Ujian Sekolah Teori susulan Maret
13 Try Out UNBK 2 April
14 Koreksi hasil Ujian Sekolah April
15 Mengolah nilai semester & Ujian Sekolah April
16 Pelaporan hasil US dan UKK April
17 Pengaturan ruang UN Mei
18 Pelaksanaan UN tulis utama Mei
19 Pelaksanaan UN tulis susulan Mei
20 Laporan Nilai Sekolah dan Praktik Kompetensi Mei
21 Pengumuman kelulusan Mei
22 ULANGAN UMUM SEMESTER GENAP Mei
23 Pembagian Raport Mei
24 Penulisan Ijazah Juni
25 Pembagian Ijazah Juni
26 Laporan lengkap Juni
36
D. JADWAL WAKTU LIBUR
Sesuai dengan edaran Kalender Pendidikan Provinsi Banten, secara detail Jadwal
waktu libur (jeda tengah semester, antar semester, libur akhir tahun pelajaran, libur
keagamaan, hari libur nasional dan hari libur khusus) SMKN 6 Tangerang tahun
pelajaran 2022/ 2023 nampak seperti bagan berikut
37
38