6, pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2019 eISSN 2657- 0998
Abdul Mutalib
ABSTRAK
PENDAHULUAN
Kepala sekolah merupakan seorang pemimpin di sekolah. Seorang kepala sekolah
mempunyai peran yang harus dijalankan sesuai dengan kedudukannya. Menurut
Hendarman (2015: 18) dijelaskan bahwa peran kepala sekolah adalah: a. Kepala sekolah
sebagai educator (pendidik), yaitu dalam konteks proses pembelajaran, kepala sekolah
menunjukkan komitmen tinggi dan fokus terhadap pengembangan kurikulum dan kegiatan
belajar mengajar yang merupakan inti dari proses pendidikan. b. Kepala sekolah sebagai
manajer, yaitu dalam konteks mengelola tenaga kependidikan, kepala sekolah
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembangan profesi guru. c. Kepala sekolah
sebagai administrator, yaitu dalam konteks menajemen sekolah, kepala sekolah harus
887
Abdul Mutalib
mendayagunakan dan memberdayakan sumber daya yang ada secara efisien dan efektif
untuk mencapai visi dan misi sekolah. d. Kepala sekolah sebagai supervisior, untuk
mengetahui sejauh mana guru mampu melaksanakan kegiatan supervise, yang dapat
dilakukan melalui kegiatan kunjungan kelas untuk mengamati proses pembelajaran secara
langsung. e. Kepala sekolah sebagai leader (pemimpin), sumber daya manusia yang
memiliki peran dominan dalam pengelolaan pendidikan di sekolah adalah pemimpin yang
dikenal dengan sebutan kepala sekolah. f. Kepala sekolah sebagai wirausahawan, dalam
menerapkan prinsip-prinsip kewirausahaan dihubungkan dengan peningkatan kompetensi
guru, maka kepala sekolah dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan komperatif, serta
memanfaatkan berbagai peluang.
Kepala sekolah menjadi penentu keberhasilan guru dalam mengajar dan memiliki
kemampuan profesional. Salah satu kemampuan yang harus dimiliki guru sebagai tenaga
pendidik adalah kemampuan profesional. Kemampuan profesional merupakan
kemampuan yang berhubungan dengan penyelesaian tugas keguruan untuk menguasai
landasan pendidikan, pemahaman terhadap bidang psikologi pendidikan, penguasaan
materi, pemanfaatan media ajar dan melaksanakan evaluasi pembelajaran. Pendidikan
merupakan suatu proses yang berkesinambungan. Sebagai suatu proses, pembelajaran
merupakan bagian terpenting dari proses pendidikan. Kegiatan pembelajaran terdiri dari
beberapa komponen. Komponen tersebut antara lain tujuan pembelajaran, materi, guru dan
siswa, jenis kegiatan, sarana dan prasarana, dan penilaian (Suharjo, 2006: 85). Setiap
komponen tersebut saling mempengaruhi dan berkaitan dalam proses pembelajaran.
Pada hakikatnya belajar adalah proses interaksi terhadap semua situasi yang ada di
sekitar siswa. Situasi yang terjadi selama proses belajar tersebut dapat berupa lingkungan
fisik maupun lingkungan non-fisik. Sudjana (2010: 12) mengemukakan bahwa “belajar
merupakan proses melihat, mengamati, dan memahami sesuatu”. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa belajar merupakan suatu proses untuk mencapai tujuan yang
diharapkan melalui pemberian pengalaman belajar kepada siswa.
Guru sebagai tenaga pendidik berkewajiban untuk memberikan dan merancang
proses pembelajaran sesuai dengan tujuan yang diharapkan. Rancangan terhadap proses
pembelajaran yang akan dilakukan sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa.
Suharjo (2006: 51) mengemukakan bahwa “guru sebagai tenaga pendidik berperan
menciptakan suasana pendidikan yang bermakna, menyenangkan, kreatif, dinamis dan
dialogis, serta memberi teladan dan menjaga nama baik lembaga, profesi dan kedudukan
sesuai dengan kepercayaan yang diberikan kepadanya”.
Pada proses pembelajaran terdapat beberapa komponen yang harus dipenuhi.
Komponen tersebut antara lain tujuan, bahan pelajaran, kegiatan pelajaran, kegiatan
belajar mengajar, metode, alat, dan sumber, serta evaluasi (Fathurrohman, 2011: 13).
Sebelum proses pembelajaran berlangsung seorang
guru harus dapat membangun keterampilan membuka dan menutup pembelajaran yang
bermakna bagi siswa, baik bersifat klasikal maupun individual. Pengalaman belajar secara
individual kepada siswa memberikan peluang bagi siswa untuk lebih aktif dalam belajar
dan bermakna. Apabila itu bermakna maka dapat membekali siswa dengan pengetahuan
dan keterampilan intelektual yang memadai serta pengalaman praktis agar memiliki
kompetensi dan efektifitas dalam berpartisipasi (Winataputra, 2008: 120).
888
Serambi Akademica Vol. 7, No.6 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2019 eISSN 2657- 0998
889
Abdul Mutalib
Tidak ada ketentuan pasti tentang jangka waktu guru membuka pembelajaran. Sekadar
perkiraan,waktu untuk kegiatan tersebut berkisar antara lima menit, serta ada beberapa hal
lagi yang dilakukan guru dalam kegiatan penutupan adalah guru bersama-sama siswa
membuat kesimpulan pembelajaran, melakukan penilaian atau refleksi terhadap kegiatan
yang telah dilaksanakan secara konsisten dan terprogram, memberikan umpan balik
terhadap proses dan hasil pembelajaran, merencanakan kegiatan tindak lanjut dalam
bentuk pembelajaran remidial, pengayaan, layanan bimbingan, memberikan tugas baik
individu maupun kelompok, dan menyampaikan rencana pembelajaran pada pertemuan
berikutnya (Rusman, 2012: 80)”.
Berdasarkan data awal yang diperoleh dari hasil observasi dalam proses kegiatan
pembelajaran di sekolah yang seharusnya berlangsung menarik, aktifitas siswa sebagai
pembelajar selalu antusias dalam mengikuti setiap mata pelajaran. Namun kenyataan di
lapangan tersebut menunjukkan sedikit perbedaan, kegiatan pembelajaran yang seharusnya
menarik, penuh aktifitas, kreativitas, dan ide-ide cemerlang itu sudah muncul, namun
pembelajaran disebagian kelas yang saya amati ada yang pasif dan kurang menarik. Selain
itu disaat menutup pembelajaran sebagian guru tidak selalu mengevaluasi siswa.
Melihat pentingnya keterampilan membuka dan menutup pembelajaran, maka
peneliti sebagai kepala sekolah tertarik untuk melakukan penelitian yang berjudul
”Peningkatan Kualitas Guru dalam Membuka dan Menutup Pembelajaran Melalui
Bimbingan Kepala Sekolah Di SMA Negeri 1 Darul Falah Tahun 2016”.
METODE PENELITIAN
Tempat pelaksanaan penelitian sekolah ini adalah di sekolah tempat peneliti bertugas
yaitu SMA Negeri 1 Darul Falah tahun 2016, yang beralamat di Jln. Ulee Gajah Desa
Buket Tufah, Kecamatan Darul Falah, Kabupaten Aceh Timur, Provinsi Aceh.
Pelaksanaan penelitian tindakan sekolah ini direncanakan berlangsung pada semester
genap tahun pelajaran 2015/2016, yaitu dimulai dari bulan Januari sampai dengan bulan
Maret 2016. Subjek penelitian adalah guru-guru yang ada di SMA Negeri 1 Darul Falah
yaitu sebanyak 23 orang guru. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
Penelitian Tindakan Sekolah (PTS). Penelitian tindakan sekolah merupakan suatu
prosedur penelitian yang diadaptasi dari Penelitian Tindakan. Pendekatan yang digunakan
dalam penelitian tindakan ini ialah pendekatan kualitatif. Penelitian ini dilaksanakan
dalam dua siklus, dimana setiap siklusnya meliputi: tahap perencanaan, tahap pelaksanaan
tindakan, tahap observasi, dan tahap refleksi. Teknik pengumpulan data dari penelitian
tindakan sekolah ini adalah melalui data kualitatif yang diperoleh dari observasi guru
melaksanakan pembelajaran khususnya membuka dan menutup pembelajaran. Analisa
data yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa data kualitatif yang bersumber
dari lembar pengamatan.
kegiatan pembelajaran yang dilakukan guru di kelas. Di samping itu pula, tidak semua
guru memiliki keterampilan dalam membuka dan menutup pembelajaran sehingga siswa
tidak memiliki kesiapan mental dan tertarik untuk mengikuti hal-hal yang akan dipelajari.
Untuk mengatasi permasalahan yang terjadi, peneliti mencoba melakukan bimbingan
untuk memperbaiki kemampuan guru dalam halmembuka dan menutup pembelajaran.
891
Abdul Mutalib
d) Tahap refleksi
Berdasarkan hasil observasi yang telah dilakukan, nilai rata-rata kualitas guru
membuka dan menutup pembelajaran masih berada pada katagori baik. Sehingga perlu
dilanjutkan ke siklus berikutnya yaitu siklus II. Rata-rata guru masih bermasalah dengan
mengevaluasi pembelajaran. Di samping itu, kekurangan guru adalah cara guru menarik
perhatian siswa dan tindak lanjut pembelajaran. Untuk meningkatkan nilai rata-rata guru,
peneliti melakukan perbaikan pada siklus selanjutnya dengan melakukan bimbingan
kepada guru-guru agar kegiatan membuka dan menutup pembelajaran lebih berkualitas
lagi.
892
Serambi Akademica Vol. 7, No.6 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2019 eISSN 2657- 0998
Siklus II
Pada siklus II ini peneliti melakukan perbaikan kekurangan yang terdapat pada
siklus I. Tahapan-tahapan yang dilakukan pada siklus II adalah sama dengan Siklus I,
tetapi pada siklus ini peneliti melakukan bimbingan dan pengarahan yang lebih
professioanal lagi. Dengan harapan dapat meningkatnya kualitas membuka dan menutup
pembelajaran yang dilakukan oleh para guru. Berikut penjelasan dari setiap tahapan
tersebut.
a) Tahap perencanaan
Perencanaan siklus II sama dengan perencanaan yang terdapat pada siklus I.
Perencanaan yang disiapkan peneliti adalah rencana bimbingan, alat-alat yang
mendukung. Selain itu juga dipersiapkan lembar observasi menutup dan membuka
pembelajaran melalui bimbingan kepala sekolah. Setelah itu, barulah peneliti melakukan
bimbingan.
b) Tahap pelaksanaan
Pada tahap ini peneliti kemabali melaksanankan penelitian sesuai dengan rencana.
Peneliti menyepakati jadwal bimbingan dengan guru-guru dan membagikan jadwal.
Kemudian pada waktu yang telah ditentukan, peneliti melakukan bimbingan dan juga
pengarahan kembali mengenai cara membuka dan menutup pembelajaran yang baik
sehingga dapat meningkatkan kualitas membuka dan menutup pembelajaran. Peneliti juga
memberi kesempatan bagi guru-guru untuk berdiskusi bagi yang belum paham untuk
bertanya jawab dan bersama guru-guru melakukan koreksi tentang kegiatan membuka dan
menutup pembelajaran.
c) Tahap observasi
Pada tahap observasi peneliti melakukan pengamatan. Peneliti memberikan
penialaian terhadap kualitas guru membuka dan menutup pembelajaran,. Hasil observasi
pada siklus II dapat di lihat pada tabel di bawah ini.
893
Abdul Mutalib
894
Serambi Akademica Vol. 7, No.6 , pISSN 2337–8085
Jurnal Pendidikan, Sains, dan Humaniora November 2019 eISSN 2657- 0998
d) Tahap refleksi
Hasil observasi yang telah dilakukan pada siklus II menunjukkan nilai rata-rata dan
persentase para guru mengalami peningkatan. Bahkan mayoritas guru berada pada
katagori sangat baik, dan tidak ada lagi guru yang berada pada katagori cukup. Sehingga
penelitian ini tidak perlu di lanjutkan ke siklus berikutnya. Karena target dari peniliti
sudah tercapai, yaitu meningkatkan kualitas guru dalam membuka dan menutup
pembelajaran melalui bimbingan kepala sekolah di SMA Negeri 1 Darul Falah tahun
2016.
PENUTUP
Simpulan
Berdasarkan penelitian tindakan sekolah yang sudah dilakukan, maka dapat ditarik
beberapa kesimpulan. Diantaranya adalah melalui bimbingan kepala sekolah dapat
meningkatkan kualitas guru membuka dan menutup pembelajaran baik dari segi
perorangan maupun dari segi aspek yang ditinjau. Peningkatan terjadi pada setiap aspek
yang dinilai secara signifikan, baik dari rata-rata setiap aspek maupun persentase
keberhasilan. Jika ditinjau dari seluruh kategori yang dinilai pada siklus I memiliki rata-
rata sebesar 26,72 dan pada siklus II memiliki rata-rata sebesar 32 maka mengalami
peningkatan sebesar 5,28. Kemudian pada siklus I memiliki persentase sebesar 76,37%
dan pada siklus II memiliki persentase sebesar 91,43% maka mengalami peningkatan
persentase sebesar 15,06%. Hal ini membuktikan bahwa melalui bimbingan kepala
sekolah dapat meningkatkan kualitas guru dalam membuka dan menutup pembelajaran di
SMA Negeri 1 Darul Falah tahun 2016.
895
Abdul Mutalib
DAFTAR PUSTAKA
E. Mulyasa. 2006. Menjadi Guru Profesional Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Menyenangkan. Bandung: Remaja Rosdakarya Offset.
Fathurrohman, Pupuh, dkk. 2013. Pengembangan Pendidikan Karakter. Bandung: PT.
Refika Aditama.
Hendarman. 2015. Revolusi Kinerja Kepala Sekolah. Jakarta: Indeks.
Marno dan Idris M. 2010. Strategi dan Metode Pengajaran. Jakarta: Ar-Ruzz media.
Rusman 2012. Model-model Pembelajaran. Depok: PT. Rajagrafindo Persada.
Sanjaya, Wina. 2008. Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media Grouf.
Suharjo. 2006. Mengenal Pendidikan Sekolah Dasar Teori dan Praktek. Jakarta:
Departemen Pendidikan Nasional Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi Direktorat
Ketenagaan.
Sudjana, Nana. 2010. Dasar-dasar Proses Belajar, Sinar Baru Bandung.
Winataputra, Udin. S. dkk. 2008. Materi dan Pembelajaran PKN SD. Jakarta: Universitas
Terbuka.
896