Anda di halaman 1dari 11

PENGARUH KETERAMPILAN MENGAJAR GURU TERHADAP HASIL

BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

1
Rikzan murtafi'2Atina Khusna 3Atiyatul Ilmiyah 4Desy Fitriyani

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI K.H ABDURRAHMAN WAHID PEKALONGAN

1
murtafirikzan@gmail.com 2atinakhusna8@gmail.com 3 tyatulilmi@gmail.com
4
desyfitriyani097@gmail.com

Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh keterampilan mengajar guru
terhadap hasil belajar siswa di sekolah dasar. Pada penelitian ini secara khusus akan mengkaji
mengenai keterampilan mengajar dan kesiapan belajar sebagai faktor yang dapat
mempengaruhi hasil belajar siswa. Keterampilan mengajar garu sangat penting dalam proses
pembelajaran karena salah satu cara guru dapat melakukannya sehingga proses pembelajaran
di kelas menumbuhkan kegiatan belajar siswa yang efektif dan hasil belajar dapat sesuai
seperti apa yang diharapkan. Kegiatan pembelajaran tidak cukup jika hanya dengan
mendengarkan dan membuat catatan, tetapi harus lebih kompleks dari itu, Hal ini
menunjukkan bahwa keterampilan mengajar guru harus mampu membuat siswa dapat
merangsang berbagai kegiatan helajar. Dalam pembuatan artikel ini, kami menggunakan
pendekatan kualitatif dengan studi literatur berdasarkan beberapa jurnal ilmiah, buku
elektronik, dan sumber lain yang telah dipastikan keakuratannya. Hasil penelitian ini
mendeskripsikan bahwa terdapat pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar
siswa di sekolah dasar. Dengan menguasai keterampilan dasar mengajar, guru dapat
menyalurkan seluruh materi pembelajaran sehingga mencapai tujuan. pembelajaran itu
sendiri.

Kata kunci: Keterampilan Mengajar, Kegiatan Belajar, Hasil Relajar

Abstract: This study aims to examine the effect of teacher teaching skills on student learning
outcomes in elementary schools. In this study, it will specifically examine teaching skills and
learning readiness as factors that can influence student learning outcomes. The teacher's
teaching skills are very important in the learning process. because one of the ways the
teacher can do it is so that the learning process in the classroom fosters effective student
learning activities and learning outcomes can be as expected. Learning activities are not
cough just to lister and take notes, but must be more complex than that. This shows that the
teacher's teaching skills must he able to make students able to stimulate various learning
activities. In preparing this article, we used a qualitative approach with literature studies
based on several scientific journals, electrome hooks, and other sources whose accuracy has
been confirmed. The results of this study describe that there is an influence of teacher
teaching skills on student learning outcomes in elementary schools. By mustering the basic
skills of teaching, the teacher can train all learning materials so as to achieve the learning
objectives themselves.

Keywords: Teaching Skills. Learning Activities, Learning Outcomes

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan faktor utama yang membentuk manusia menurut standar
normatif. Tujuan utama pendidikan pada dasarnya adalah menciptakan dan menguasai ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, serta menghasilkan lulusan dan peserta didik yang mampu
mengikuti perkembangannya. Pendidikan merupakan bagian penting dalam kehidupan
manusia karena dalam kehidupan manusia selalu terjadi proses pembelajaran. Menurut
Winkel (2004: 56), “Dalam kehidupan sehari-hari, manusia melakukan banyak aktivitas dan
manusia tidak akan dapat melakukan aktivitas tersebut tanpa penelitian sebelumnya. Hal ini
sesuai dengan Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 1
ayat 1 yang menyatakan bahwa pendidikan adalah kegiatan terencana dan sadar yang
bertujuan untuk menciptakan suasana belajar dan proses pembelajaran yang mendidik yang
memungkinkan peserta didik mengembangkan kemampuannya. kemampuan secara aktif.
potensi spiritual, prestasi, kekuatan, pengendalian diri, budi pekerti, kecerdasan, moralitas
yang tinggi, serta keterampilan yang diperlukan bagi diri sendiri dan bagi masyarakat,
bangsa, dan negara.

Keterampilan mengajar pada hakekatnya adalah kemampuan khusus yang berkaitan


dengan aspek-aspek pelaksanaan kegiatan pembelajaran yang harus dimiliki oleh siapa pun
yang bekerja sebagai guru, tutor, pelatih atau instruktur, dan diterapkan untuk mencapai
keberhasilan akademik. Pintrich dan Schunk (2002) menjelaskan enam aspek keterampilan
mengajar guru, enam aspek tersebut adalah (1) mengkaji pembelajaran sebelumnya, (2)
memberikan materi baru, (3) berlatih, (4) umpan balik, (5) praktik mandiri. . dan (6)
mengulas materi yang telah diajarkan. Suatu proses pembelajaran dikatakan berhasil apabila
gurunya mempunyai kemampuan pengelolaan kelas yang baik, karena kelas yang baik adalah
yang mampu menciptakan suasana belajar yang positif dan efektif. Dengan demikian tujuan
pembelajaran dapat tercapai, seperti peningkatan hasil belajar siswa.

Merupakan tanda kesuksesan akademis sejati, Guru harus mempunyai kemampuan


mengajar yang baik. Persoalan yang sangat penting dalam pembelajaran adalah kemampuan
guru dalam memimpin kelas. Manajemen kelas adalah kemampuan guru untuk menciptakan
dan memelihara kondisi pembelajaran yang optimal serta memulihkannya ketika terjadi
gangguan dalam proses belajar mengajar (Usman, 2011:97). Pengajaran yang baik oleh guru
akan menciptakan suasana belajar yang menyenangkan, sehingga membantu meningkatkan
pembelajaran siswa. Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) merupakan kemampuan
khusus yang harus dimiliki guru agar dapat melaksanakan tugas mengajarnya secara efektif,
produktif, dan profesional. Oleh karena itu, keterampilan inti mengajar mengacu pada
keterampilan atau kemampuan dasar yang harus dikuasai guru dalam melaksanakan tugas
mengajarnya. Keterampilan dasar mengajar harus dimiliki dan dikuasai sepenuhnya oleh
tenaga pengajar, karena selain keterampilan dasar mengajar, seseorang juga dapat
mempunyai pemahaman yang lebih mendalam tentang pekerjaan mengajar.

Belajar adalah proses manusia yang bertujuan untuk memperoleh berbagai


kemampuan, sikap, dan keterampilan manusia. Pembelajaran dimulai sejak seseorang
dilahirkan hingga akhir hayatnya. Oleh karena itu, belajar dapat diartikan sebagai kegiatan
memperoleh atau memperoleh pengetahuan yang perlu dimiliki seseorang, dan hasil belajar
yang dihasilkan adalah keterampilan yang diperoleh melalui pengalaman belajar siswa
(Sudjana, 2007:13). Kristine (2016:91) menyatakan bahwa pembelajaran terjadi melalui
kehadiran siswa, guru, dan program yang terkait atau saling berhubungan. Siswa belajar
dengan baik apabila sarana dan prasarana pembelajaran memadai, model pembelajaran guru
menarik, dan siswa terlibat aktif dalam proses pembelajaran.

Hasil belajar siswa dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu faktor internal dan
faktor eksternal. Dalam lingkungan belajar sekolah, faktor yang paling menentukan
mempengaruhi hasil belajar adalah kualitas pembelajaran. Menurut Sudjana (2013:2), “hasil
belajar pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku siswa setelah proses pembelajaran”.
Perubahan terjadi akibat kegiatan belajar yang dilakukan individu. Dalam kegiatan belajar
mengajar, setelah melalui proses pembelajaran, siswa mengalami perubahan perilaku
dibandingkan sebelumnya. Hasil belajar siswa merupakan produk yang tercipta selama
proses pembelajaran di sekolah. Hasil belajar siswa menjadi tolak ukur kualitas proses
pembelajaran yang dilakukan guru di rumah. Di sekolah. Guru yang berkualitas menciptakan
proses pembelajaran yang berkualitas. Untuk itu dengan menciptakan proses pembelajaran
yang berkualitas maka guru memperoleh kompetensi dan profesionalisme yang tinggi, salah
satu keterampilan yang diperoleh guru adalah kemampuan guru dalam mengajar. Oleh karena
itu, dapat dikatakan bahwa hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki anak setelah
melalui kegiatan belajar. Oleh karena itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh keterampilan mengajar guru terhadap hasil belajar siswa.

METODE

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
kualitatif deskriptif berdasarkan studi literatur atau telaah pustaka seperti jurnal ilmiah, buku
elektronik dan sumber lain yang telah dipastikan keakuratannya dengan tujuan untuk
memberikan sejumlah informasi dan solusi dalam mengidentifikasi permasalahan yang
dibahas dalam penelitian ini yaitu sejauh mana pengaruh keterampilan mengajar guru
terhadap hasil belajar siswa. Teknik yang akan digunakan dalam penelitian ini yaitu teknik
pengumpulan data yang dapat menunjang tercapainya tujuan dari dilaksanakannya penelitian.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Kompetensi dasar yang harus dimiliki seorang guru adalah kemampuan mengajar.
Kemampuan ini memungkinkan guru dapat menunaikan tugas dan tanggung jawabnya
sebagai guru, dimana mengajar merupakan suatu proses yang kompleks. Mengajar bukan
sekedar penyampaian informasi dari guru kepada siswa, namun banyak juga kegiatan dan
tindakan yang perlu dilakukan, terutama jika ingin hasil belajar yang lebih baik bagi siswa.
Keterampilan adalah kemampuan untuk dengan lancar menjalankan pola perilaku yang
kompleks dan terorganisir dengan baik sesuai dengan keadaan untuk mencapai hasil tertentu.
Keterampilan tidak hanya mencakup gerakan motorik tetapi juga perwujudan fungsi mental-
kognitif.
Keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan seluruh aspek
kemampuan seorang guru, berkaitan erat dengan tugas-tugas guru yang berbeda-beda berupa
keterampilan merangsang dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan guru,
mengetahui keterampilan membimbing, mengarahkan, dan membina siswa. Semangat
belajar untuk mencapai tujuan pendidikan yang telah diidentifikasi secara terpadu. Rusman
(2016) berpendapat bahwa keterampilan dasar mengajar (teaching skill) adalah ciri-ciri
umum seseorang yang berkaitan dengan pengetahuan dan keterampilan yang ditunjukkan
melalui tindakan. Keterampilan dasar mengajar (teaching skill) pada dasarnya adalah
perilaku dasar dan khusus yang pada mulanya harus dimiliki guru agar dapat menyelesaikan
tugas pembelajaran secara terencana dan profesional. Keterampilan mengajar adalah
kemampuan atau keterampilan khusus yang dimiliki pendidik dalam kegiatan belajar
mengajar agar kegiatan belajar mengajar berlangsung secara efektif. Pintrich dan Schunk
(2002) mendeskripsikan keterampilan dalam enam dimensi, yaitu meninjau pembelajaran
sebelumnya, memberikan materi baru, praktik, umpan balik), praktik mandiri, dan meninjau
materi yang diajarkan. Keterampilan mengajar ini sangat penting bagi guru karena guru
memegang peranan penting dalam dunia pendidikan. Oleh karena itu, guru perlu memiliki
keterampilan dasar mengajar. Di bawah ini berbagai keterampilan dasar mengajar bagi guru,
antara lain:
1. Keterampilan Membuka dan Menutup Pembelajaran
Kegiatan pembukaan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk memulai
pembelajaran. Serduksi adalah suatu usaha atau kegiatan yang dilakukan oleh seorang
guru sebagai bagian dari kegiatan pembelajaran agar siswa dapat memusatkan pikiran
dan perhatiannya terhadap materi yang diajarkan. dampak. mempunyai pengaruh positif
terhadap kegiatan belajar. Sedangkan penutupan pembelajaran (closure) merupakan
kegiatan yang dilakukan guru untuk mengakhiri kegiatan pembelajaran. Kegiatan ini
dimaksudkan untuk memberikan gambaran menyeluruh tentang apa yang telah dipelajari
siswa, menentukan tingkat keberhasilan siswa dan tingkat keberhasilan guru dalam
proses pembelajaran.
2. Keterampilan Menjelaskan Pelajaran
Keterampilan interpretasi dapat dipahami sebagai penyajian lisan atas informasi yang
disusun secara sistematis mengenai suatu objek, situasi, peristiwa, atau data sesuai
dengan perkembangan zaman dan hukum yang berlaku. Penekanan pada pemberian
penjelasan adalah pada proses penalaran siswa, bukan pada penyampaiannya. Penjelasan
pembelajaran adalah ketrampilan guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa
secara lisan, disusun secara sistematis dan terencana agar materi pelajaran yang
disampaikan guru dapat mudah dipelajari.
3. Ketrampilan Bertanya
Keterampilan bertanya bagi guru merupakan hal yang mendasar dan tidak dapat
ditinggalkan dalam kegiatan pembelajaran. Soal dibagi menjadi 2 kelompok yaitu soal
kognitif tingkat rendah yang meliputi ingatan, pemahaman, dan penerapan. Dan
pertanyaan tingkat kognitif tingkat yang lebih tinggi yang meliputi analisis, sintesis, dan
evaluasi. Keterampilan bertanya dapat diartikan sebagai keterampilan guru dalam
menyampaikan pertanyaan kepada siswa dalam prosesnya mempelajari pertanyaan dasar
dan pertanyaan lanjutan
4. Ketrampilan memberikan penguatan
Penguatan adalah segala bentuk umpan balik verbal (dinyatakan dengan kata-kata).
secara langsung, seperti: baik, sangat baik, baik, pintar, oke, ya, baik, benar, dsb.), atau
non-verbal (biasanya dicapai dengan gerakan, gerak tubuh, pendekatan, dll.). Penguatan
ini dimaksudkan untuk memberikan informasi atau umpan balik kepada siswa pula
direkomendasikan atau diperbaiki. Penggunaan penguatan di kelas dapat dicapai atau
diperoleh pengaruh sikap positif terhadap proses belajar siswa dan bertujuan untuk
menumbuhkan rasa percaya diri, meningkatkan motivasi, minat dan perhatian siswa
terhadap belajar, mencipta dan menjaga perilaku dan memelihara lingkungan belajar
yang menyenangkan sehingga siswa dapat belajar secara efektif Optimal.
Pada prinsipnya, keterampilan penguatan dapat dibagi menjadi dua jenis: penguatan
verbal dan penguatan nonverbal.
a. penguatan verbal, diungkapkan atau diungkapkan melalui kata-kata, pujian,
penghargaan, persetujuan, dan sebagainya; sangat bagus, benar, pintar, saya senang
dan sebagainya.
b. Penguatan nonverbal, berupa ekspresi wajah dan gerakan tubuh. Berupa ekspresi
wajah dan gerakan tangan dengan menggapai dan menggunakan sentuhan untuk
menggosok punggung. Menggunakan simbol atau benda, seperti meminta anak
mengerjakan latihan di papan tulis kemudian memberikan nilai yang benar (Zainal
Asril 2011:79).
Penguatan perlu dilakukan dengan penuh semangat dan semangat, tergantung pada
tingkah laku dan penampilan siswa agar layak untuk diberikan penguatan, hindari
penggunaan reaksi negatif berupa candaan, hinaan, dan kata-kata kasar yang terus
menerus membuat siswa patah semangat. untuk belajar. Jika siswa tidak dapat
memberikan jawaban yang diharapkan, guru tidak boleh langsung menyalahkan siswa
tersebut tetapi dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa lain.
5. Ketrampilan Mengadakan variasi
Siswa akan sangat bosan jika guru selalu mengajar dengan cara yang
sama.Kebosanan dapat membuat siswa tidak tertarik belajar sehingga menyebabkan
tujuan belajar tidak tercapai. menjadi tidak dapat diakses. Variasi adalah variasi yang
menjadikan sesuatu tidak monoton, variasi mungkin terjadi berupa perubahan atau
perbedaan yang sengaja dirancang untuk mewujudkannya Cetakannya unik dan menarik
perhatian siswa untuk belajar. Jadi keterampilan itu Penting bagi guru untuk
memperkenalkan variasi dalam kegiatan pembelajaran.
a. Variasi Cara Mengajar Guru, contohnya:
1) Penggunaan variasi yaitu suara dari keras menjadi lembut,dari tinggi menjadi
rendah, dan dari cepat menjadi lambat
2) Pemusatan perhatian seperti: perhatikan baik-baik !, jangan ribut! dan lain-lain
3) Kesenyapan atau kebisuan, pada saat menjelaskan tiba-tiba guru diam sejenak
untuk menarik perhatian.
4) Mengadakan kontak pandang yaitu menjelajah seluruh kelas dan melihat mata
seluruh siswa.
5) Gerakan kepala dan ekspresi wajah seperti menggangguk, menggeleng,
tersenyum, menaikkan alis dan sebagainya.
6) Pergantian posisi dan gerak di dalam kelas, agar bisa bisa mengontrol tingkah
laku siswa.
b. Variasi dalam menggunakan media dan alat pengajaran
1) Variasi alat atau bahan yang dapat dilihat (visual aids).
Contohnya grafik, bagan, poster, gambar film dan slide.
2) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar (auditif aids)
Contohnya rekaman suara, suara rdio, musik deklamasi puisi, dan sosiodrama.
3) Variasi alat atau bahan yang dapat diraba, dan digerakkan (motorik).
Contohnya peragaan siswa, model, spesimen, patung, topeng dan boneka.
4) Variasi alat atau bahan yang dapat didengar, dilihat dan diraba (audio-visual
aids).
Contoh: film, televisi, radio,slide projektor yang diiringi penjelasan guru.
c. Variasi pola interaksi dan kegiatan siswa, bertujuan agar tidak menimbulkan
kebosanan dan kejemuan siswa serta menghidupkan suasana kelas kondusif Adapun
jenis pola interaksi ada lima pola yaitu:
1) Pola guru-murid, yaitu komunikasi sebagai aksi satu arah
2) Pola guru-murid-guru, yaitu ada balikan (feedback) bagi guru, tidak ada interaksi
antar siswa.
3) Pola guru-murid-murid, yaitu ada balikan bagi guru, siswa saling belajar satu
sama lain.
4) Pola guru-murid, murid-guru, murid-murid, yaitu interaksi optimal antara guru
dengan murid dan antara murid dengan guru (komunikasi multi arah).
5) Pola melingkar yaitu setiap siswa mendapat giliran untuk mengemukakan
sambutan atau jawaban, tidak diperkenankan berbicara dua kali apabila setiap
siswa mendapat giliran.
6. Ketrampilan membimbing diskusi kelompok kecil dan perorangan
Diskusi kelompok merupakan suatu proses teratur yang melibatkan sekelompok
siswa interaksi tatap muka informal dengan berbagai pengalaman atau informasi,
kenang-kenangan Kesimpulan dan pemecahan masalah. Siswa berdiskusi dalam
kelompok kecil di bawah ini nasehat dari guru atau teman untuk berbagi informasi,
menyelesaikan masalah atau memulihkan diri keputusan. Pembelajaran ini berlangsung
ketika jumlah siswa yang berhubungan dengan guru dibatasi, yaitu dari 3 sampai 8 orang
dalam kelompok kecil dan satu individu.
7. Ketrampilan mengelola kelas
Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan memelihara
kondisi pembelajaran yang optimal dan memulihkannya jika terjadi gangguan pada saat
proses pembelajaran, misalnya Cegah perilaku siswa yang mengganggu di kelas dengan
memberikan hadiah kepada siswa seseorang yang tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas atau menetapkan standar tim yang efektif.
8. Ketrampilan melakukan penilaian
Penilaian merupakan suatu upaya sistematis yang dilakukan untuk menentukan
tingkatan seorang siswa.Merencanakan dan melaksanakan hasil belajar siswa setelah
selesai proses belajar. Tujuan utama penilaian adalah untuk mengevaluasi hasil kegiatan
pembelajaran dilakukan oleh siswa. Selain itu evaluasi juga bertujuan untuk
meningkatkan motivasi pembelajaran siswa dan meningkatkan perencanaan dan
pelaksanaan pembelajaran.
Hal ini juga didukung oleh pernyataan Allen dan Ryan di panel dan Evaluasi Kinerja
Pembelajaran oleh Kementerian Pendidikan Nasional (2008) khususnya permulaan
pembelajaran (induser), variasi stimulus, keterampilan bertanya (bertanya), memberi isyarat
(diam dan isyarat nonverbal), mengilustrasikan dan menggunakan contoh (mengilustrasikan
dan menggunakan contoh), keterampilan komunikasi, dan penguatan umpan balik
(reinforcement dan feedback), strategi pembelajaran penutupan (closure).

Hasil belajar merupakan perubahan yang terjadi pada diri siswa secara kognitif, emosi
dan gerakan psikomotor setelah kegiatan belajar. Hasil belajar dapat dipahami sebagai
Tingkat keberhasilan seorang siswa dalam mempelajari suatu mata pelajaran di sekolah
ditunjukkan Skor diperoleh dari hasil tes mata pelajaran tertentu. Menurut Sujana (2009)
Hasil belajar adalah kemampuan yang dimiliki peserta didik setelah menerimanya
pengalaman belajar. Hasil belajar dibagi menjadi tiga ranah, yaitu ranah kognitif, ranah
afektif, dan ranah afektif Pada bidang psikomotorik, ketiga bidang tersebut menjadi subjek
penilaian hasil belajar.
Sedangkan menurut sudijono dalam Mansur (2016) Hasil belajar adalah gambaran
kemajuan peserta didik dari awal mengikuti program pembelajaran sampai akhir program
pembelajaran. Hasil belajar dapat menjadi sebuah acuan guna mengukur tujuan pembelajaran
dan kemajuan peserta didik dalam mengikuti pembelajaran. Gagne dalam Mansur
mengatakan bahwa kategori hasil belajar ada lima yaitu:
1. Informasi verbal, sebuah kemampuan yang dimiliki oleh seseorang untuk
menyampaikan sebuah fakta atau peristiwa secara lisan atau tulisan.
2. Keterampilan intelektual, sebuah kemampuan yang memnyebabkan seseorang dapat
membedakan, menggolongkan,mengkualifikasi benda, dan kejadian.
3. Keterampilan motorik, sebuah keterampilan seseorang untuk melakukan sebuah
gerakan dalam banyak gerakan yang terorganisasi.
4. Strategi kognitif, sebuah kemampuan mengenai teknik berfikir, pendikatan-
pendekatan, dalam menganalisis dan pemecahan sebuah masalah.
5. Sikap, sebuah kemampuan guna menerima atau menolak terhadap suatu objek
berdasarkan penilaian objek tertentu.
Hasil belajar siswa hasil dalam proses pelaksanaan pembelajaran di dalam kelas yang
dilaksanakan dalam kurun waktu tertentu. Dalam proses ini belajar dapat dipengaruhi oleh
dua faktor, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal belajar merupakan faktor
dari dalam individu diantaranya adalah inteligensi, cara atau kebiasaan dalam belajar.
Sedangkan faktor eksternal merupakan faktor dari luar individu seperti faktor lingkungan
sekolah dan faktor lingkungan rumah. Dalam hal ini faktor lingkungan maupun faktor rumah
dapat mempengaruhi hasil belajar siswa.
Lingkungan sekolah merupakan tempat bagi anak dalam melakukan sebuah proses
belajar sehingga harus diciptakannya suasana dan ilklim belajar yang mendukung anak untuk
terus meningkatkan kemampuannya. Dalam hal ini peran guru sangat penting dalam
membantu anak pada proses perkembangan dirinya. Guru juga harus memiliki sebuah
kemampuan yang memadai guna terciptanya suasana belajar yang nyaman agar anak
merasakan pembelajaran gang menyenangkan.
Dalam peraturan pemerintahan RI Nomor 19 tahun 2005 tentang standar nasional
pendidikan Bab VI pasal 28, terdapat empat kemampuan mengajar yang harus dimiliki oleh
guyu yaitu, personal atau kepribadian, kompetensi profesional, kompetensi pedagogik, dan
kompetensi sosial. Empat kompetensi tersebut tidak berdiri sendiri melainkan saling
berhubungan guna menciptakan guru yang memiliki kompetensi yang dapat mengantarkan
siswanya dalam mencapai hasil belajar.
Hasil belajar siswa cukup erat dengan kemampuan profesional guru. Kemampuan
profesional ini merupakan kemampuan menguasai landasan kependidikan, bahan pengajaran,
menyusun program pengajaran yang didalamnya mencakup adanya pengembangan dan
metode pembelajaran serta penyusunan nilai hasil dalam proses belajar siswa. Guru yang
telah memiliki kemampuan profesional tidak hanya menguasai bidang pengetahuannya
namun guru juga dituntut harus memiliki pemahaman yang mendalam tentang hakikat
manusia dan masyarakat. Dengan pemahaman hakikat manusia maka guru harus menyadari
adanya perbedaan dalam karakteristik siswa di dalam kelas sehingga gurun harus dapat
mendiagnosis setiap kebutuhan siswa dalam proses belajarnya seperti pemilihan strategi,
model, metode, media, dan pendekatan pembelajaran yang harus disesuaikan dengan
kebutuhan dalam kelas.
Selain itu guru juga harus bisa melakukan sebuah pengelolaan kelas yang baik, dalam
pembelajaran yang dilakukannya harus menciptakan suasana kelas yang kondusif, dapat
mengaktifkan siswa untuk belajar, dan menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.
Guru tidak hanya mengajarkan materi saja namun harus memastikan bahwa materi yang telah
disampaikan dapat dipahami oleh siswanya. Dalam pembelajaran dalam kelas guru tidak bisa
menampik adanya perbedaan karakteristik masing-masing siswa akan menciptakan
keanekaragaman hasil belajar. Dengan ini guru berperan untuk memberikan sebuah motivasi
kepada siswanya serta penguatan pembelajaran. Selain itu dengan adanya sebuah hambatan
pada siswa guru dapat melakukan evaluasi dalam perencanaan pembelajaran agar dapat
berjalan dengan baik proses pembelajarannya.
Tujuan evaluasi ini guna menilai sejauh mana program yang telah dibuat dapat dapat
mengantarkan peserta didik untuk mencapai tujuan pembelajarannya. Jika terdapat peserta
didik yang belum mencapai tujuan belajarnya maka kemungkinan terdapat kesalahan guru
dalam merancang instrumen pembelajaran atau dapat juga disebabkan oleh ketidakmampuan
yang dimiliki guru dalam menyelenggarakan pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta
didik. Pembelajaran yang bersifat monoton cenderung akan menunrunkan motivasi belajar
peserta didik sehingga dalam hal ini guru hari dapat mengaktifkan suasana pembelajaran di
dalam kelas.
Kemampuan guru dalam mengelola kelas sangan berpengaruh dalam hasil belajar
siswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga evaluasi. Hasil belajar peserta didik
sangat memerlukan pengoptimalan peran guru dalam kelas. Hasil belajar merupakan sebuah
komponen penting dalam proses belajar, karena hasil belajar merupakan sebuah tolak ukur
dalam keberhasilan suatu proses pembelajaran. Melalui hasil belajar dapat mengetahui
keberhasilan atau kekurangan dalam proses pembelajaran di sekolah.Maka keterampilan
mengajar guru adalah sebuah kemampuan atau kecakapan dalam mengelola dan
melaksanakan pembelajaran dalam kelas mulai dari awal pembelajaran sampai akhir
pembelajaran. Keterkaitan antara keterampilan mengajar guru dengan hasil belajar siswa
adalah bagaimana penguasaan guru terhadap materi pembelajaran dan bagaimana
keterampilan mengajarnya.

SIMPULAN
Keterampilan mengajar adalah keterampilan yang berkaitan dengan seluruh aspek
kemampuan seorang guru, berkaitan erat dengan tugas-tugas guru yang berbeda-beda berupa
keterampilan merangsang dan memotivasi siswa dalam melakukan kegiatan guru,
mengetahui keterampilan membimbing, mengarahkan, dan membina siswa.Ketrampilan
mengelola kelas Manajemen kelas adalah keterampilan guru untuk menciptakan dan
memelihara kondisi pembelajaran yang optimal dan memulihkannya jika terjadi gangguan
pada saat proses pembelajaran, misalnya Cegah perilaku siswa yang mengganggu di kelas
dengan memberikan hadiah kepada siswa seseorang yang tepat waktu dalam menyelesaikan
tugas atau menetapkan standar tim yang efektif.Selain itu guru juga harus bisa melakukan
sebuah pengelolaan kelas yang baik, dalam pembelajaran yang dilakukannya harus
menciptakan suasana kelas yang kondusif, dapat mengaktifkan siswa untuk belajar, dan
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan.Kemampuan guru dalam mengelola kelas
sangan berpengaruh dalam hasil belajar siswa mulai dari perencanaan, pelaksanaan, hingga
evaluasi. Hasil belajar peserta didik sangat memerlukan pengoptimalan peran guru dalam
kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Budiman, F., & Irianto, A. (2015). Pengaruh Motivasi Mengajar Guru dan Keterampilan
Mengajar Guru terhadap Hasil Belajar Siswa SMA Negeri di Kota Bukittinggi.
Jurnal Kajian Pendidikan Ekonomi, 2(2).
Dirjen Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga Kependidikan. (2008). Monitoring dan
Evaluasi Pelaksanaan Pembelajaran. Jakarta: Departemen Pendidikan Nasional.
Gunawan, I. G. D., dkk. (2020). Peningkatan Mutu Kompetensi Guru Sekolah Dasar Dalam
Menyongsong Era Society 5.0. Prosiding Seminar Nasional Inatitut Agama Hindu
Negeri (IAHN) Tampung Penyang Palangka Raya.
Helmiati. (2013). MICRO TEACHING Melatih Keterampilan Dasar Mengajar. Yogyakarta:
CV. Aswaja Pressindo.
Hendriana, E. C. (2018). Pengaruh keterampilan guru dalam mengelola kelas terhadap hasil
belajar peserta didik di sekolah dasar. JPDI (Jurnal Pendidikan Dasar Indonesia),
3(2), 46-49.
Kamilah, E. N. (2014). Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru terhadap hasil belajar siswa
pada mata pelajaran Akuntansi (Doctoral dissertation, Universitas Pendidikan
Indonesia).
Mansur, Nurdin. (2016). Penerapan Keterampilan Mengajar Dalam Upaya Pencapaian Hasil
Belajar Mahasiswa. UIN Ar-Raniry Banda Aceh: Lantanida Journal, Vol. 4 No. 2.
Monawati, F. (2018). Hubungan Kreativitas Mengajar Guru Dengan Prestasi Belajar Siswa.
Jurnal Pesona Dasar 6(2) 33-43.
Mukminan. (2013). Keterampilan Dasar Mengajar Bahan/Materi Ajar untuk Pekerti.
Universitas Negeri Yogyakarta: Pusat Pengembangan Kurikulum Instruksional dan
Sumber Belajar Lembaga Pengembangan dan Penjaminan Mutu Pendidikan.
Mustiko, A. B., & Trisnawati, N. (2021). Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru, Kesiapan
Belajar dan Motivasi Sebagai Variabel Intervening Terhadap Hasil Belajar Siswa.
Journal of Office Administration: Education and Practice, 1(1), 42-52.
Pintrich, Paul R. Dale H. Schunk. (2002). Motivation in Education (Theory Research, and
Application). New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Ramayulis. (2013). Profesi dan Etika Keguruan. Jakarta: Kalam Mulia.
Rusman. (2016). Model-Model Pembelajaran Mengembangkan Profesionalisme Guru.
Jakarta: Rajawali Pers.
Salsabila, A., & Puspitasari. (2020). Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Siswa Sekolah Dasar. Pandawa : Jurnal Pendidikan dan Dakwah 2(2) 278-288
Sani, A., & Ilyas, G. A., (2021) Analisis Kompetensi Guru dan Sarana Prasarana terhadap
Prestasi Belajar Siswa. YUME : Journal of Management 4(3) 71-86.
Sudjana, Nana. (2009). Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Theodora, B. D. (2016). Pengaruh Keterampilan Mengajar Guru Terhadap Hasil Belajar
Siswa Sma Se-Kota Malang Yang Di Kontrol Dengan Variasi Sumber Belajar.
Journal of Accounting and Business Education, 2(4).

Anda mungkin juga menyukai