Anda di halaman 1dari 15

Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora

Vol. 4 No. 1, Januari 2020

PENGARUH KOMUNIKASI PERSUASIF DAN KEPEMIMPINAN


TRANSFORMASIONAL KEPALA SEKOLAH TERHADAP
ETOS KERJA GURU DI MADRASAH IBTIDAIYAH
KECAMATAN PAMULANG KOTA TANGERANG SELATAN
(Penelitian Pada Guru MI Kecamatan Pamulang Kota Tangerang Selatan)
Oleh:
Fatihatul Mufarrohah1, EE Junaedi Sastradiharja2, Otong Surasman3
1,2,3
Institut PTIQ Jakarta
Email: fatihatul.mufarrohah19@gmail.com1, edyjs17@yahoo.com2,
otongmomonsurasman@gmail.com3

ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menguji data-data empirik terkait pengaruh
komunikasi persuasif dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah terhadap etos kerja guru di
madrasah ibtidaiyah kecamatan Pamulang secara parsial maupun simultan. Dalam penelitian ini,
penulis menggunakan metode survei. Sampel penelitian ini adalah sebanyak 86 responden dari total
110 guru sebagai populasi di Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pamulang. Pengumpulan data
dilakukan dengan menggunakan instrumen angket/kuesioner. Analisis data hasil penelitian
menggunakan uji T parsial dan uji F simultan dalam analisis regresi linear berganda dilanjutkan
dengan analisis regresi sederhana dan ganda. Adapun kesimpulan penelitian ini adalah: Pertama,
Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan komunikasi persuasif terhadap etos kerja guru dengan
koefisien determinasi (R2) 0,377 atau sama dengan 37,7%. Kedua, Terdapat pengaruh yang positif
dan signifikan kepemimpinan transformasional terhadap etos kerja guru dengan koefisien determinasi
(R2) 0,331 atau sama dengan 33,1%. Ketiga, Terdapat pengaruh yang positif dan signifikan
komunikasi persuasif dan kepemimpinan transformasional kepala sekolah secara simultan terhadap
etos kerja guru, dengan koefisien determinasi (R2) 0,377 atau sama dengan 37,7%.

Kata Kunci: Komunikasi Persuasif, Kepemimpinan Transformasional, Etos Kerja Guru

ABSTRACK
This study aims to determine and test empirical data related to the effect of persuasive
communication and transformational leadership of school principals on the work ethic of teachers at
madrasah ibtidaiyah, Pamulang district partially or simultaneously. In this study, the authors used a
survey method. The sample of this study was 86 respondents from a total of 110 teachers as a
population at Madrasah Ibtidaiyah throughout Pamulang District. Data collection was carried out
using a poll/ questionnaire instrument. Analysis of research data using partial T test and
simultaneous F test in multiple linear regression analysis followed by simple and multiple regression
analysis. The conclusions of this study are: First, there is a positive and significant influence of
persuasive communication on the work ethic of teachers with a coefficient of determination (R2)
0.377 or equal to 37.7%. Second, there is a positive and significant effect of transformational
leadership on teacher work ethic with a coefficient of determination (R2) 0.331 or equal to 33.1%.
Third, there is a positive and significant influence of persuasive communication and transformational
leadership of the principal simultaneously on the work ethic of the teacher, with a determination
coefficient (R2) of 0.377 or equal to 37.7%.

Keywords: Persuasive Communication, Transformational Leadership, Teacher Work Ethics

41
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

PENDAHULUAN guru. Etos kerja guru merupakan sikap atau


Keberhasilan suatu Lembaga etika yang terdapat dalam diri seorang guru,
Pendidikan pada umumnya selalu dikaitkan yang mana tertuju pada tujuan Pendidikan.
dengan beberapa unsur Pendidikan di Telah kita ketahui bahwa masing-masing guru
dalamnya dan manajemen yang diterapkan. memiliki etos kerja yang berbeda-beda. Guru
Untuk mencapai keberhasilan, maka yang memiliki etos kerja yang rendah maka ia
Sekolah/madrasah harus memiliki unsur akan bekerja dengan sesuka hati, sedangkan
Pendidikan yang terdiri dari beberapa guru yang memiliki etos kerja yang tinggi
komponen di dalamnya. Namun, dalam maka ia akan bekerja dengan perasaan hati
pelaksanaan Pendidikan terdapat beberapa senang dan penuh rasa tanggung jawab.
komponen yang memiliki peran langsung dan Karena dalam suatu pekerjaan, etos kerja
peran tidak langsung. Komponen yang menjadi faktor utama dalam mencapai tujuan
memiliki peran langsung di antaranya ialah yang diharapkan dan menghasilkan kerja yang
pendidik dan tenaga kependidikan atau kepala unggul. Kemampuan menjadikan pekerjaan
sekolah dan guru yang langsung berperan dan adalah sebuah kenyamanan, itu merupakan
memberikan pengaruh kepada kegiatan dan bagian penting sebagai upaya menciptakan
proses belajar bagi peserta didik. Karena suatu keunggulan. Berikut terdapat beberapa ciri-ciri
Lembaga Pendidikan dituntut mampu keutamaan yang menyebabkan etos kerja
mencetak generasi unggul, kompetitif, dan seseorang menjadi baik antara lain:
kompeten untuk kedepannya. Bangsa yang menghargai waktu, ikhlas dalam bekerja, jujur,
baik dilihat dari sumber daya manusia di memiliki komitmen atau keyakinan, dan
dalamnya, maka Pendidikan harus dapat konsisten (Hamzah, 2019, p.57). Apabila
menciptakan sumber daya yang bisa seseorang memiliki ciri-ciri yang disebutkan di
membangun bangsa. Sebagaimana sesuai atas, hal ini akan berdampak pada kualitas
dengan tujuan yang terdapat di dalam Sistem kerja seseorang. Dapat disimpulkan bahwa,
Pendidikan Nasional. etos kerja dapat menjadi variabel penting yang
Mengacu kepada UU No.20 Tahun dapat menentukan maju atau mundurnya
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional sebuah organisasi (Hamzah, 2019, p.60).
bahwa Pendidikan merupakan usaha sadar dan Menurunnya etos kerja guru yang
sudah direncanakan untuk mewujudkan terjadi dapat dipengaruhi oleh beberapa faktor
suasana belajar dan proses pembelajaran agar lain yang tidak disadari, di antaranya adalah
peserta didik secara aktif mengembangkan kurangnya komunikasi antara atasan dan
potensi dirinya untuk memiliki kekuatan bawahan. Karena komunikasi yang
spiritual keagamaan, pengendalian diri, komunikatif dapat mengubah pandangan dan
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta kehidupan sosial seseorang, terutama dalam
keterampilan yang diperlukan dirinya, ranah sikap dan perilaku. Hal ini karena
masyarakat, bangsa dan negara. Maka kegiatan komunikasi memiliki peran penting
disinilah Lembaga Pendidikan memiliki peran di dalam sebuah organisasi. Seiring dengan hal
yang sangat penting, sebagai wadah untuk tersebut, dalam pelaksanaan tugasnya etos
menuntut ilmu sejak dari usia tingkat kerja dipengaruhi oleh beberapa faktor yaitu:
PAUD/TK sampai tingkat SMA. Apabila a) Kepemimpinan kepala sekolah, b)
komponen yang terdapat di dalamnya Lingkungan sekolah, c) Harapan yang ingin
digunakan sebaik mungkin, maka Lembaga dicapai, dan d) Kepercayaan antar individu di
Pendidikan akan berjalan dengan baik. sekolah. Dengan demikian, sangat terlihat
Komponennya adalah kepala sekolah, guru, sangat jelas bahwa kepemimpinan kepala
staf, kurikulum, sarana dan prasarana, serta sekolah memiliki peranan penting dalam
komponen lainnya yang dapat menunjang menentukan baik buruknya etos kerja guru.
berlangsungnya pembelajaran. Karena keberhasilan kepala sekolah dapat
Guru merupakan salah satu komponen dilihat dari cara mengelola tenaga Pendidikan
yang memiliki peran penting di dalamnya. dan non kependidikan yang tersedia di
Kualitas Lembaga Pendidikan dalam suatu sekolah.
sekolah banyak dipengaruhi oleh etos kerja

42
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

Fenomena yang terjadi berkaitan kepala sekolah memahami betapa pentingnya


dengan permasalahan etos kerja guru menerapkan komunikasi persuasif dan gaya
Madrasah Ibtidaiyah Kecamatan Pamulang kepemimpinan dengan menyesuaikan karakter
Kota Tangerang-Selatan, dikuatkan dengan yang dimiliki bawahannya. Dimana Persuasif
data laporan hasil wawancara awal dengan merupakan salah satu metode komunikasi
salah satu kepala sekolah Madrasah Ibtidaiyah sosial yang sangat cocok diterapkan oleh
yang berada di kecamatan Pamulang, yang seorang pimpinan kepada bawahannya. Karena
menunjukkan bahwa etos kerja guru Madrasah komunikasi persuasif memiliki beberapa
Ibtidaiyah masih rendah. Dilihat dari Teknik atau cara tertentu untuk digunakan
banyaknya guru yang kurang memiliki rasa dalam penerapannya, sehingga dapat
tanggung jawab dalam menyusun administrasi memberikan pengaruh terhadap orang lain
mengajar dan guru tidak mempersiapkan untuk melakukan sesuatu dengan senang hati,
strategi, model, atau teknik pembelajaran serta suka rela dan tanpa merasa adanya paksaan
alat peraga untuk mengajar sebanyak 36%. Itu oleh siapapun. Sebagaimana Erwin P.
semua disebabkan, karena faktor usia yang Bettinghause menjelaskan dalam buku
tidak mendukung untuk menyusun komunikasi persuasif bahwa komunikasi harus
administrasi mengajar dan membuat alat mengandung interaksi secara sadar dengan
peraga sebagai pembelajaran serta kurangnya seseorang, yang tujuannya untuk mengubah
ilmu pengetahuan tentang ilmu teknologi. perilaku orang tersebut atau orang lain melalui
Sehingga menyebabkan guru tersebut penyampaian pesan yang mudah dipahami
mengajar tanpa membuat rencana pelaksanaan (Soemirat dan Suryana, 2014, p.1.25). Setelah
pembelajaran (RPP) atau sudah terbiasa melihat berbagai macam persoalan di atas,
mengajar secara on the spot dan ketika masalah yang sering muncul adalah masalah
mengajar hanya menggunakan metode komunikasi dan gaya kepemimpinan kepala
ceramah saja. Penyebab lainnya adalah sekolah yang berdampak kepada etos kerja
kesejahteraan guru yang kurang diperhatikan guru. Dalam menciptakan kualitas mengajar
sebanyak 40%. Dilihat dari sistem gaji di dan prestasi guru yang baik perlu
sekolah swasta sangat berbeda dengan sistem diterapkannya komunikasi persuasif dan gaya
gaji di sekolah negeri. Gaji bagi guru swasta kepemimpinan dalam mencapai tujuan yang
biasa disebut guru honor yang besarnya diharapkan.
bergantung pada kebijaksanaan dari sekolah
atau Yayasan Pendidikan yang dinaungi. METODE
Ditambah lagi, sekolah tersebut masih Metode Penelitian merupakan kumpulan
menggunakan sistem jam dalam hal peng- data, analisis data, penafsiran data/informasi,
gajian. Ini semua menunjukkan bahwa etos dan kesimpulan serta saran/rekomendasi. Kris
kerja guru bermasalah dan perlu diperbaiki. mengemukakan bahwa metode penelitian
Salah satu kekuatan untuk bisa dapat disebut sebagai penolong untuk para
memperbaikinya adalah dengan cara peneliti yang sedang mengumpulkan data dari
mengefektifkan gaya kepemimpinan kepala sampel dan mencari jalan keluar atas
sekolah, sebagai seorang pemimpin melalui permasalahan tertentu (Timotius, 2017, p.5).
implementasi kepemimpinan transformasional. Adapun Metode dalam penelitian ini adalah
Hal ini karena Kepala sekolah memiliki peran dengan menggunakan metode survei dengan
sebagai sentral yang menjadi kekuatan pendekatan korelasional. Metode survei
penggerak peningkatan etos kerja guru ke arah merupakan metode dengan cara
yang lebih baik. Kepala sekolah merupakan mengumpulkan berbagai macam informasi
seorang pemimpin yang mampu dari sejumlah besar individu dengan
menggerakkan seluruh anggotanya yang ada di menggunakan kuesioner, interview, atau
sekolah, sehingga dapat meningkatkan etos dengan melalui poss (by mail) maupun telepon
kerja dan produktivitas yang tinggi terhadap dengan tujuan untuk mengetahui karakteristik
anggotanya untuk mencapai tujuan yang dari setiap populasi (Yusuf, 2014, p.48).
diharapkan. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan
Permasalahan yang terjadi pada guru Agustus-September 2020 dengan populasi
saat ini, tidak lepas dari peran kepala sekolah penelitian adalah guru madrasah ibtidaiyah
dalam pengelolaannya. Sudah seharusnya kecamatan Pamulang kota Tangerang Selatan
yang berjumlah 110 orang. Pengambilan

43
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

sampel dalam penelitian ini dilakukan dengan mempunyai pengaruh yang nyata atau
menggunakan Teknik random sampling dan tidak terhadap variabel terikat (Y) yang
menggunakan rumus Slovin, maka diperoleh merupakan percobaan pada Uji F
jumlah sampel penelitian sebagai sumber data Simultan (Situmeang, Jurnal Ilmu
adalah 86 orang guru madrasah ibtidaiyah. Komunikasi, 3, Agustus 2020, p.6). Dasar
Teknik analisis data dalam penelitian pengambilan keputusan untuk Uji F
kuantitatif menggunakan statistik. Menurut (Simultan) dalam analisis regresi, adalah
Sugiyono terdapat dua macam analisis/statistik (1) melihat nilai signifikansi (Sig) yakni
yang digunakan untuk menganalisis data jika nilai Sig. < 0,05 maka variabel bebas
dalam penelitian, yaitu analisis/statistik (X) berpengaruh signifikan terhadap
deskriptif dan analisis/statistik inferensial. variabel terikat (Y) atau Ho ditolak, H1
Analisis/statistik inferensial terdiri dari dua diterima, sebaliknya jika nilai Sig. > 0,05
bagian yaitu statistik parametrik dan statistik maka variabel bebas (X) tidak
nonparametrik (Sugiyono, 2011, p.207). berpengaruh signifikan terhadap variabel
Adapun Teknik analisis data dan terikat (Y) Ho diterima, H1 ditolak. dan
pengujian hipotesis dalam penelitian ini (2) membandingkan antara nilai F hitung
menggunakan Teknik statistik deskriptif untuk dengan F pada tabel, yaitu jika nilai F
mengetahui kondisi perkembangan variabel hitung > F tabel, maka variabel bebas (X)
penelitian dan Teknik statistik inferensial berpengaruh terhadap variabel terikat (Y)
dengan menggunakan uji korelasi maupun atau Ho ditolak, H1 diterima, sebaliknya
regresi sederhana dan uji korelasi maupun jika nilai F hitung < F tabel maka variabel
regresi ganda. Untuk mengetahui kebenaran bebas (X) tidak berpengaruh signifikan
diterima tidaknya hipotesis yang telah terhadap variabel terikat (Y). atau Ho
diajukan di atas, maka dilakukan pengujian diterima, H1 ditolak.
terhadap hipotesis penelitian dengan
menggunakan teknik sebagai berikut: HASIL DAN PEMBAHASAN
a. Suatu percobaan yang dilakukan untuk Hasil Penelitian
melihat apakah nilai tengah (nilai rata- Setelah dilakukan penelitian yang kemudian
rata) suatu distribusi nilai (kelompok) dilanjutkan dengan analisis deskriptif data
berbeda secara nyata (significant) dari hasil penelitian dan uji hipotesis penelitian,
nilai tengah dan distribusi nilai maka dapat diuraikan hasil dalam penelitian
(kelompok) lainnya yang merupakan ini adalah sebagai berikut:
percobaan pada Uji T (Hasibuan, a. Etos kerja guru di madrasah ibtidaiyah
Makalah, 2015, p.2). Pada Uji T parsial kecamatan Pamulang berada pada kategori
dalam analisis regresi linear berganda ada baik, seperti terlihat pada skor rata-rata
dua acuan yang dapat dipakai sebagai 129.95 sebanyak 25 orang (29%),
dasar pengambilan keputusan, yakni (1) sedangkan yang berada di atas skor rata-
membuktikan nilai signifikansi (Sig) yaitu rata sebanyak 32 orang (37%) dan di
jika nilai Signifikansi (Sig) < probabilitas bawah skor rata-rata sebanyak 29 orang
0,05, maka ada pengaruh variabel bebas (34%). Hal ini berarti bahwa jumlah
(X) terhadap variabel terikat (Y) atau Ho prosentase guru yang memiliki etos kerja
diterima, H1 ditolak, dan (2) rata-rata dan di atas rata-rata menunjukkan
membandingkan antara nilai t hitung posisi yang lebih tinggi yaitu sebesar 66%,
dengan t pada tabel, dengan kriteria jika yang berarti bahwa etos kerja guru di
nilai t hitung > t tabel, maka ada pengaruh madrasah ibtidaiyah kecamatan Pamulang
variabel bebas (X) terhadap variabel relatif tergolong tinggi. Adapun data
terikat (Y) atau Ho ditolak, H1 diterima, deskriptif untuk variabel etos kerja guru
sebaliknya jika nilai t hitung < t tabel, (Y) yang diperoleh dari hasil penelitian
maka tidak ada pengaruh variabel bebas adalah sebagai berikut:
(X) terhadap variabel terikat (Y) atau Ho Tabel 1
diterima, H1 ditolak. Data Deskriptif Variabel Etos Kerja Guru (Y)
b. Dalam analisis regresi linear berganda
bertujuan untuk mengetahui apakah secara No. Aspek Data Y
simultan koefisien variabel bebas (X) 1. Jumlah Responden (N) 86

44
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

Valid scor)
0 Skor terbesar (Maksimum
10. 148
Missing scor)
2. Rata-rata (mean) 129.95 11. Jumlah (Sum) 11164
Rata-rata kesalahan standar (Std.
3. 1.074 c. Kepemimpinan transformasional kepala
Error of Mean)
sekolah di madrasah ibtidaiyah kecamatan
4. Nilai Tengah (Median) 128.50
Pamulang berada pada kategori baik,
Skor yang sering muncul seperti terlihat pada skor rata-rata 134.79
5. 128
(Modus/Mode) sebanyak 8 orang (9%), sedangkan yang
6. Simpang baku (Std. Deviation) 9.962 berada di atas skor rata-rata sebanyak 46
7. Rata-rata kelompok (Varians) 99.245 orang (54%) dan di bawah skor rata-rata
8. Rentang (Range) 43 sebanyak 32 orang (37%). Hal ini berarti
9. Skor terkecil (Minimum scor) 103 bahwa jumlah prosentase kepala sekolah
10. Skor terbesar (Maksimum scor) 146 yang memiliki kepemimpinan
11. Jumlah (Sum) 11176 transformasional rata-rata dan di atas rata-
rata menunjukkan posisi 63%. yang berarti
b. Komunikasi persuasif kepala sekolah di bahwa kepemimpinan transformasional
madrasah ibtidaiyah kecamatan Pamulang kepala sekolah relatif tergolong tinggi.
berada pada kategori baik, seperti terlihat Adapun data deskriptif untuk variabel
pada skor rata-rata 129.81 sebanyak 29 Kepemimpinan Transformasional Kepala
orang (34%), sedangkan yang berada di Sekolah (X2) yang diperoleh dari hasil
atas skor rata-rata sebanyak 14 orang penelitian adalah sebagai berikut:
(16%) dan di bawah skor rata-rata Tabel 3
sebanyak 43 orang (50%). Hal ini berarti Data Deskriptif
bahwa jumlah prosentase kepala sekolah Kepemimpinan Transformasional
yang memiliki komunikasi persuasif rata- Kepala Sekolah (X2)
rata dan di atas rata-rata menunjukkan No. Aspek Data Y
posisi yang lebih tinggi yaitu sebesar 50%, Jumlah Responden (N) 86
yang berarti bahwa komunikasi persuasif 1. Valid
kepala sekolah relatif tergolong tinggi. 0
Missing
Adapun data deskriptif untuk variabel
komunikasi persuasif (X1) yang diperoleh 2. Rata-rata (mean) 134.79
dari hasil penelitian adalah sebagai Rata-rata kesalahan
berikut: 3. standar (Std. Error of 1.630
Tabel 2 Mean)
Data Deskriptif Komunikasi Persuasif (X1) 4. Nilai Tengah (Median) 140.00
No. Aspek Data Y Skor yang sering muncul
5. 150
(Modus/Mode)
Jumlah Responden (N) 86
1. Simpang baku (Std.
Valid Missing 0 6. 15.113
Deviation)
2. Rata-rata (mean) 129.81 Rata-rata kelompok
Rata-rata kesalahan standar 7. 228.403
3. 1.429 (Varians)
(Std. Error of Mean) 8. Rentang (Range) 60
4. Nilai Tengah (Median) 133.50 Skor terkecil (Minimum
9. 90
Skor yang sering muncul scor)
5. 138 Skor terbesar
(Modus/Mode) 10. 150
Simpang baku (Std. (Maksimum scor)
6. 13.254 11. Jumlah (Sum) 11592
Deviation)
Rata-rata kelompok
7. 175.659 Pembahasan
(Varians)
8. Rentang (Range) 62 Etos kerja menurut Mulyadi Hermanto
9. Skor terkecil (Minimum 86 dapat dilihat pengertiannya dari sisi praktisnya

45
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

yaitu tindakan yang memberikan arah melalui ciri etos kerja, di antaranya: (1) Memiliki
sebuah penghargaan terhadap aktivitas dan keahlian pada salah satu bidang yang diakui
cara dalam meningkatkan kreativitas oleh organisasi tersebut, (2) Hidupnya selalu
(Hermanto, Jurnal IISS, 1, Januari-Juni 2019, disiplin dalam mengerjakan suatu
p.14). Menurut Amir Hamzah, Etos Secara pekerjaannya, (3) Selalu memiliki keinginan
etimologis memiliki asal kata dari Yunani, untuk terus belajar dengan tujuan agar dapat
yaitu sebagai suatu hal yang dapat diyakini, meningkatkan kualitas dirinya (Indriani,
bagaimana cara berbuat, cara bersikap serta Jurnal el-Idare, 1, Desember 2019, p.4).
pendapat terhadap nilai-nilai kerja yang baik Hubungan etos kerja tenaga
(Hamzah, 2019, p.55). Menurut Desmon kependidikan dipengaruhi oleh beberapa hal,
dalam bukunya yang berjudul Etos Kerja di antaranya penanaman sikap yang baik,
menyatakan bahwa, Etos merupakan kata memiliki latar belakang dalam keragaman
dalam Bahasa Indonesia yang berarti “karakter budaya, upah kerja yang menjamin, dan
yang digunakan untuk menggambarkan memiliki suasana nyaman dalam bekerja
keyakinan (beliefs) yang memandu atau (Gunawan, 1994, p.37). Oleh karena itu, sesuai
standar/prinsip (ideals) yang menuntun untuk dengan fungsinya, pendidik dan tenaga
menjadi ciri sebuah komunitas, bangsa, atau kependidikan berkewajiban:
ideologi” (Ginting, 2016, p.2). 1) Atmosfir Pendidikan diciptakan dengan
Sedangkan kerja menurut M. Quraish Shihab cara menyenangkan, mengembangkan
adalah sebuah aktivitas disertai dengan kreativitas, penuh semangat dan
kekuatan yang diberikan oleh Allah swt. komunikatif;
Menurutnya, manusia dianugerahi oleh empat 2) Secara professional mempunyai komitmen
daya pokok. (1) daya jasmani, (2) daya akal, untuk meningkatkan mutu Pendidikan; dan
(3) daya kalbu, dan (4) daya hidup (Shihab, 3) Menjaga nama baik organisasi, profesi,
2002, p.222). dan kedudukan serta memberikan suri
Etos kerja menurut Usman adalah tauladan yang baik (Machalli dan Hidayat,
sikap yang muncul atas kesadaran seseorang 2016, p.194).
terhadap suatu pekerjaan yang didasari oleh Faktor-faktor yang memberikan
sistem nilai orientasi serta nilai budaya baik pengaruh terhadap etos kerja, dapat dilihat dari
secara internal maupun eksternal. Contoh dari fungsinya, antara lain: bahwa pendidik dan
secara internal yaitu dengan tidak adanya tenaga kependidikan dituntut untuk terampil,
tumpang tindih antar keragaman budaya yang imajinatif dan bernilai dalam melaksanakan
satu dengan yang lain. Sedangkan contoh dari kegiatan proses pembelajaran agar tidak terjadi
secara eksternal yaitu kenaikan penghasilan, kejenuhan pada peserta didik, dengan tujuan
pemberian reward, dan promosi jabatan agar terciptanya suasana yang menyenangkan,
(Usman, 2014, p.25). Menurut Razali Yunus dapat meningkatkan mutu Pendidikan dan
dalam jurnalnya menyimpulkan bahwa Etos meningkatkan kepercayaan seseorang.
kerja memegang peranan penting di suatu Langkah-langkah membangun etos kerja yang
organisasi dalam mengembangkan sumber baik di antaranya sebagai berikut: memiliki
daya manusia di dalamnya. Tujuannya agar kepercayaan diri, orientasi pada tugas dan
mendapatkan hasil yang maksimal dalam hasil yang dikerjakan, berani mengambil
menjalankan tanggung jawab yang diterima resiko yang akan terjadi, mengetahui segala
(Yunus, Journal of Education Science, 6, April hal, dan memiliki orientasi pada masa depan
2020, p.13). Dengan demikian, seseorang yang (Mizan, Jurnal EBI, 2, Januari-Juni 2017,
memiliki etos kerja yang baik, maka ia akan p.14).
selalu bersemangat dalam bekerja tanpa Dalam Islam memiliki semangat
merasakan banyaknya tuntutan di dalamnya dalam bekerja itu sangat dianjurkan, karena
dan pastinya ia sangat bertanggung jawab atas bekerja merupakan ibadah. Tujuan bekerja
tugas yang ia dapatkan. bukan hanya untuk memenuhi kebutuhan
Untuk mengetahui seseorang memiliki hidup sehari-hari, tetapi juga harus mencari
etos kerja yang tinggi atau tidak, dapat dilihat ridho Allah (Bochari, 1994, p.40).
juga dari semangat kerjanya. Sebagaimana Sebagaimana di dalam Al-Qur’an banyak
yang dikutip oleh Weni Indriani dalam sekali ayat-ayat yang membahas tentang etos
jurnalnya menyatakan terdapat beberapa ciri- kerja. Dalam Al-Qur’an manusia

46
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

diperintahkan untuk bekerja dan berusaha. Kafie menjelaskan bahwa dalam menerapkan
Seperti yang dijelaskan dalam QS. At-Taubah komunikasi persuasif terdapat beberapa
ayat 105. metode yang dapat digunakan, yaitu: (Kafie,
َۖ ُ‫سولُ ۥهُ َو ۡٱل ُم ۡؤ ِمن‬ 1993, p.77).
َ‫ون‬ ُ ‫ع َملَ ُك ۡم َو َر‬ َ ُ‫ٱَّلل‬ ‫سيَ َرى ه‬ َ َ‫ٱع َملُواْ ف‬ ۡ ‫َوقُ ِل‬
ُ ۡ ٰ 1) Metode asosiasi, merupakan metode yang
َ‫ش ٰ َهدَةِ فَيُنَبِئ ُ ُكم بِ َما ُكنت ُ ۡم ت َعۡ َملون‬
‫ب َوٱل ه‬ َ ‫ست ُ َردُّونَ إِلَ ٰى‬
ِ ‫ع ِل ِم ٱلغ َۡي‬ َ ‫َو‬ menyajikan pesan dalam berkomunikasi
dan Katakanlah: "Bekerjalah kamu, Maka dengan suatu kejadian yang menarik
Allah akan melihat pekerjaanmu, begitu juga perhatian dan minat banyak orang.
Rasul-Nya dan orang-orang mukmin, dan 2) Metode integrasi, merupakan metode yang
kamu akan dikembalikan kepada (Allah) Yang melibatkan komunikator dengan
Mengetahui yang gaib dan yang nyata, lalu komunikan secara komunikatif.
diberitakan-Nya kepada kamu apa yang telah 3) Metode Pay-of dan Fear-Arousing,
kamu kerjakan. merupakan metode yang dapat
Dalam Tafsir Al-Maraghi, pada ayat memberikan pengaruh kepada orang lain
ini menjelaskan tentang bekerja itu wajib. dengan hal-hal yang menggembirakan dan
Bekerja untuk dunia dan akhirat merupakan memberikan harapan, ataupun sebaliknya.
salah satu kunci dari sebuah kebahagiaan 4) Metode Icing, merupakan metode yang
untuk diri sendiri dan untuk bangsa. Dalam menjadikan segala sesuatunya menjadi
bekerja kita tidak boleh bertindak indah sehingga menarik bagi siapa saja.
sembarangan, karena setiap pekerjaan yang Seorang pemimpin yang professional
dilakukan oleh manusia akan selalu dilihat harus bisa memahami teknik-teknik yang
oleh Allah SWT. Baik perbuatan tersebut terdapat di dalam komunikasi persuasif,
dilakukan secara sembunyi-sembunyi ataupun terutama penerapannya kepada bawahan.
secara terang-terangan. Allah SWT juga Dengan tujuan agar mempermudah dalam
mengetahui niat dan tujuan dari suatu menjalin komunikasi antar sesama. Selain
pekerjaan yang dilakukan. Selain itu, Teknik yang harus dipahami, pemimpin juga
perbuatan yang dilakukan juga akan diketahui harus mengetahui berbagai macam metode
oleh Rasul-Nya dan seluruh orang-orang yang cocok untuk diterapkan kepada bawahan.
mukmin. Pekerjaan yang dilakukan seseorang Menurut Heru, Segala sesuatu yang terjadi
akan diketahui keikhlasannya, karena pada pasti ada sebabnya, sama halnya dengan
hari kiamat semua perbuatan yang dilakukan komunikasi persuasif yang memiliki
akan diminta pertanggung jawaban dan semua penyebabnya. Penyebabnya ini yang
perbuatan akan diberi balasan. Bagi yang dinamakan sebagai faktor-faktor yang
melakukan perbuatan atau amal yang baik, memberikan pengaruh komunikasi persuasif,
maka akan mendapatkan balasan berupa di antaranya adalah:
pahala, sedangkan bagi yang melakukan (Heru,https://pakarkomunikasi.com/komunikas
perbuatan atau amal yang buruk, maka akan i-persuasif, akses 1 Maret 2020).
mendapatkan balasan berupa siksaan 1) Seorang komunikator yang mempunyai
(AlMaraghi, 1993, p.36). banyak pemahaman tentang apa yang
ingin disampaikan dan mempunyai
Sebagai manusia kita membutuhkan kredibilitas tinggi. Sehingga pesan yang
interaksi antar satu dengan yang lainnya dalam ingin disampaikan, akan tersampaikan
menjalankan kehidupan. Menurut Mulyana dengan jelas dan teratur.
yang dikutip oleh Zikri terjadinya komunikasi 2) Seorang komunikator harus pandai dalam
dikarenakan adanya berbagai tingkat menggunakan kata-kata ketika ingin
kesengajaan, dari komunikasi yang tidak menyampaikan pesan kepada seorang
sengaja sama sekali hingga komunikasi yang komunikan. Terutama pesan baru yang
benar-benar direncanakan dan disadari belum dipahami sama sekali oleh seorang
(Nurhadi, 2017, p.2). Tujuan dari komunikasi komunikan.
persuasif adalah untuk mengubah perilaku, 3) Lingkungan sangat memberikan pengaruh
sikap, ataupun pendapat. Sumber Istilah dalam melakukan kegiatan komunikasi
persuasi (persuasion) dari perkataan Latin persuasif ini, terutama pada pola pikir
persuasion. Kata kerjanya adalah persuadere yang diajak berkomunikasi.
yang berarti membujuk, mengajak, atau
merayu (Effendy, 2008, p.21). Dalam buku

47
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

4) Penyampaian pesan atau informasi tujuan dakwah persuasif yaitu untuk mengajak
haruslah mudah dipahami dan masuk umat Islam agar dapat menguatkan
diakal oleh orang yang menerima pesan keyakinannya terhadap syariat dan mendorong
atau informasi tersebut. umat untuk melakukan sesuatu hal yang baik
Menurut Fatma ada faktor lain yang sehingga di dalam kehidupan mereka dapat
dapat mendukung tercapainya komunikasi membentuk perilaku syar’i (Sakhinah dan
persuasif, di antaranya: (Nida, Jurnal at- Arbi, Jurnal KDK, 23, 2019, p.10).
Tabsyir, 2, Juli-Desember 2014, p.5). Selanjutnya Al-Qur’an memberikan informasi
1) Availability dan relevance. ayat yang membahas tentang komunikasi
2) Memahami kondisi apa yang sedang dalam surah Taha ayat 25-28.
difikirkan sasaran atau menentukan
‫ع ۡقدَ ٗة ِمن‬ ۡ ‫ص ۡد ِري َويَس ِۡر ِل ٓي أ َ ۡم ِري َو‬
ُ ‫ٱحلُ ۡل‬ َ ‫ٱش َر ۡح ِلي‬ ۡ ‫ب‬ ِ ‫قَا َل َر‬
strategi pendekatan.
‫سانِي يَ ۡفقَ ُهواْ قَ ۡو ِلي‬
َ ‫ِل‬
3) Pada umumnya orang selalu dalam
keadaan heuristic dan mudah dibujuk. “Berkata Musa: "Ya Tuhanku, lapangkanlah
Maka dari itu harus memahami naluri dan untukku dadaku, dan mudahkanlah untukku
reaksi spontan sasaran. urusanku, dan lepaskanlah kekakuan dari
4) Attribution dan sequential request. lidahku, supaya mereka mengerti
5) Melakukan komunikasi dengan perkataanku”.
menggunakan bahasa hypnosis untuk Dalam Tafsir Ibnu Katsir menjelaskan
menggali kebutuhan komunikan. bahwa terdapat permintaan Nabi Musa AS
Komunikasi tidak akan terjadi, jika kepada Tuhannya. Dia memohon agar dadanya
tidak ada informasi, media, dan komunikan. dilapangkan dalam menunaikan tugas risalah
Sama halnya dengan komunikasi persuasif yang dibebankan kepadanya. Karena
yang memiliki penyebabnya. Dalam sesungguhnya ia telah diperintahkan untuk
melakukan komunikasi secara persuasif, menyampaikan suatu perkara yang besar dan
seorang komunikator harus mempunyai akan menghadapi tantangan yang berat. Dia
pengetahuan tentang apa yang ingin diutus untuk menyampaikan risalah Allah
disampaikan, menggunakan bahasa yang kepada seorang raja yang paling besar di muka
mudah dimengerti oleh komunikan. Sehingga bumi pada masa itu. Sedangkan raja tersebut
pesan yang disampaikan mudah diterima dan adalah orang yang paling sewenang-
dipahami, selain itu bahwa komunikasi wenangnya, paling keras kekafirannya, paling
persuasif juga dipengaruhi oleh faktor banyak bala tentaranya, paling Makmur
lingkungan. kerajaannya, paling diktator, dan paling
Kedudukan komunikasi dalam Islam ingkar. Kemungkarannya sampai kepada batas
mendapatkan perhatian khusus, karena dia mengakui bahwa dia tidak mengenal Allah
komunikasi dapat digunakan baik sebagai dan mengajarkan kepada rakyatnya bahwa
anggota masyarakat maupun sebagai makhluk tidak ada tuhan selain dirinya sendiri (Ishaq,
Allah di muka bumi. Dalam Al-Qur’an sendiri 2009, p.919).
yang membahas tentang proses komunikasi, Demikian itu karena lidah Nabi Musa
terdapat banyak sekali ayat yang agak kaku sehingga ucapannya kurang begitu
menggambarkan. Salah satu di antaranya fasih. Hal ini dialaminya karena ketika ia
dialog yang terjadi pertama kali antara Allah masih kecil dan disuguhkan kepadanya buah
SWT, malaikat dan manusia (Adam). Dialog kurma yang merah dan bara api, lalu ia
tersebut sekaligus menggambarkan salah satu mengambil bara api dan mengunyahnya
kemampuan manusia (Adam) yang Allah (sehingga lidahnya terbakar). Dalam hal ini
anugerahkan kepadanya yaitu kemampuan Nabi Musa tidak memohon kepada Allah SWT
berkomunikasi dengan baik (Pirol, 2018, p.1). agar melenyapkan kekakuan lidahnya secara
Al-Qur’an memberikan informasi tuntas, melainkan dia hanya meminta agar
kepada kita semua bahwa ajaran Islam itu kekurangfasihannya dalam berbicara dapat
sangatlah lengkap, antara lain meliputi bidang- diatasi dan mereka yang diajak berbicara
bidang ideologi; politik, ekonomi, sosial, dan dengannya dapat memahami apa yang ia
budaya, termasuk komunikasi. Al-Qur’an maksudkan, sebatas yang diperlukan.
menggunakan term dakwah untuk istilah Dari ayat di atas mengabadikan do’a
komunikasi (Drajat, 2018, p.127). Adapun Nabi Musa AS yang berharap kepada Allah

48
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

SWT agar beliau diberikan kemampuan dan karyanya, Burns melakukan suatu upaya untuk
dikaruniakan kefasihan atau kelancaran dalam menghubungkan peran kepemimpinan dengan
bercakap, karena beliau sangat pengikut. Sehingga dia menulis tentang
memerlukannya untuk berdakwah, dengan pemimpin sebagai orang yang meningkatkan
tujuan agar apa yang didakwahkan oleh beliau motif pengikut, untuk bisa mencapai tujuan
dapat dengan mudah dipahami oleh ummat- pemimpin dan pengikut secara lebih baik. Bagi
Nya. Hal ini merupakan contoh real bahwa Burns, kepemimpinan dan kekuasaan cukup
dalam menjalankan aktivitas berdakwah, berbeda, karena hal itu tidak bisa dipisahkan
kemampuan berbicara sangatlah diperlukan. dari kebutuhan pengikut (Northouse, 2013,
Karena agama Islam merupakan pedoman p.176.)
untuk kehidupan ummat Islam, dimana telah Kepemimpinan transformasional
kita ketahui bahwa di dalam agama Islam telah adalah kepemimpinan yang mampu
menyediakan berbagai macam pedoman atau memberikan pemahaman dan penyadaran
petunjuk dalam seluruh wilayah komunikasi kepada bawahan tentang pentingnya visi, misi
yang terjadi pada manusia. dan tujuan organisasi, sehingga bawahan akan
Suatu organisasi maupun kelompok termotivasi untuk melakukan usaha untuk
dibuat, karena di dalamnya memiliki target menjabarkan visi, misi tersebut dan mencapai
yang dicapai secara bersama-sama. Untuk tujuan organisasi. Kepemimpinan
mencapai tujuan yang diinginkan maka harus transformasional terdiri dari dua kata yaitu
banyak anggota yang terlibat di dalamnya. kepemimpinan (leadership) dan
Orang-orang yang terdapat dalam organisasi transformasional (transformation) (Danim,
tersebut, digerakkan oleh seorang pemimpin 2005, p.53). Istilah transformasional berasal
yang bisa memberikan arahan dan dari kata to transform, yang bermakna
bimbingannya. Karena seorang pemimpin mentransformasikan atau mengubah sesuatu
diangkat melainkan mempunyai kelebihan menjadi lebih baru dan berbeda, misalnya
dalam memberikan arahan dan bimbingan mentransformasikan visi menjadi realita, atau
kepada banyak orang guna untuk mencapai mengubah sesuatu yang potensial menjadi
tujuan yang diinginkan (Andang, 2014, p.37). aktual (Kurniatun dan Suryana, 2019, p.27).
Kepemimpinan juga dikatakan sebagai Sejalan dengan pendapat Bass yang dikutip
sebuah proses mempengaruhi dan oleh Nur Efendi, mendefinisikan
mengarahkan banyak aktivitas yang ada kepemimpinan transformasional merupakan
hubungannya dengan pekerjaan para anggota kepemimpinan yang selalu melibatkan banyak
kelompok. Tiga implikasi penting yang perubahan dalam sebuah organisasi (Efendi,
terkandung dalam hal ini yaitu: (1) orang lain 2015, p.194).
ataupun pengikutnya selalu dilibatkan oleh Kepemimpinan Transformasional
para pemimpin; (2) disetiap pendistribusian adalah proses yang mengubah banyak orang.
kekuasaan kepemimpinan selalu melibatkan Hal itu sama halnya peduli dengan mengelola
anggotanya; (3) seorang pemimpin emosi, meraih nilai yang baik, memiliki etika
mempunyai peluang dalam menunjukkan yang sopan dan santun, standar, dan memiliki
kemampuan untuk menggunakan berbagai tujuan jangka Panjang (Northouse, 2013,
macam bentuk kekuasaan yang berbeda dalam p.175). Tipe kepemimpinan transformasional
memberikan pengaruh tingkah laku para lebih mengutamakan kepada proses
pengikutnya melalui berbagai cara (Rivai, membangun komitmen terhadap sasaran yang
2008, p.3). ingin dicapai dari suatu organisasi dan para
Bass merupakan orang yang pertama pengikut diberikan kepercayaan untuk
kalinya membangun teori tentang mencapai sasaran-sasaran tertentu (Yakl,
kepemimpinan transformasional di atas 2009, p.290).
gagasan yang dikemukakan oleh Burns. Dalam Dari pemaparan di atas,
buku Yukl, Burns menyatakan bahwa Kepemimpinan Transformasional adalah
kepemimpinan transformasional merupakan kemampuan memimpin dengan memiliki
suatu proses yang dilakukan oleh pemimpin kemampuan menerapkan transformasi visi dan
dan pengikutnya untuk mencapai tujuan misi kepada anggota, serta mampu
bersama yaitu saling menguntungkan antar menciptakan lingkungan kerja yang dapat
keduanya (Yakl, 2009, p.285). Di dalam memotivasi anggota untuk berprestasi diatas

49
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

harapan. Dalam hal ini diharapkan kepala semangat, di belakang memberikan


sekolah dapat mempraktikkan gaya dorongan.
kepemimpinan transformasional yang Jadi, seorang pemimpin harus
memiliki banyak nilai positif serta prinsip mejadi panutan untuk memberi contoh
internal yang kuat. Kepala sekolah yang yang baik kepada anggota organisasinya,
bersifat transformasional selalu memberikan seorang pemimpin berperan sebagai
energi positif dan motivasi kepada para guru pemberi motivasi dan semangat kepada
dan seluruh karyawan sekolah. Kepala sekolah anggotanya, dan seorang pemimpin yang
tersebut memberikan motivasi kepada luar biasa akan menghasilkan anggota
anggotanya melalui tindakan yang nyata, organisasi yang bertanggung jawab dan
seperti menunjukkan sikap yang mendukung pantang menyerah.
kepentingan Bersama dibandingkan dengan 2) Inspirational Motivation,
kepentingan pribadi yang dimilikinya. Pada dimensi ini perilaku
Menurut Rahmi S. yang dikutip dalam pemimpin transformasional harus mampu
buku Urip Triyono menyatakan bahwa memberikan motivasi, menjadi inspirasi
terdapat empat dimensi yang mendasar yang dan mampu merubah suatu hal menjadi
mengandung kekuatan pengubah dan menjadi lebih menarik kepada pengikutnya untuk
pembeda dengan gaya kepemimpinan yang mencapai kemungkinan tidak dapat
lain, yaitu: (Triyono, 2019, p.105-106). dibayangkan sebelumnya (Tania, Jurnal
1) Idealized Influence, AGORA, 5, 2017, p.2). Seorang kepala
Dalam aspek kepemimpinan ini sekolah harus mampu menciptakan
merupakan perilaku pemimpin yang semangat anggota dalam organisasi,
memiliki tekad yang energik, memiliki memperlihatkan komitmen yang tinggi
rasa tanggung jawab, mempunyai visi terhadap tujuan organisasi, dan mampu
yang jelas dan mudah dipahami, memahami karakter yang dimiliki oleh
melakukan suatu hal dengan tekun dan para anggota dalam organisasi.
giat dalam bekerja, selalu bersikap Seorang kepala sekolah juga harus
konsisten dan dapat menunjukkan ide-ide mampu memotivasi anggota dalam
cemerlang, serta mampu membuat para melaksanakan tanggung jawab yang
anggotanya tertular akan energi positif diterimanya berupa pelaksanaan tugas
yang diberikan, mampu memberikan dengan cara memberikan mereka
pengaruh dan menimbulkan berbagai tantangan dan memberikan reward sebagai
macam emosi yang kuat pada para anggota penambah motivasi dalam menjalankan
organisasi. tugas hariannya.
Pemimpin karismatik merupakan 3) Intellectual Stimulation,
pemimpin yang dapat memberikan Pada tahap ini pemimpin
motivasi kepada bawahannya atas dasar transformasional berupaya untuk
komitmen dan identitas emosional pada meningkatkan kesadaran para pengikut
visi, filosofi, dan gaya mereka dalam diri terhadap masalah diri dan organisasi serta
bawahannya (Intan dkk, Jurnal EBUU, 6, upaya mempengaruhi untuk memandang
2017, p.9). Kepala sekolah harus masalah dari perspektif yang baru untuk
mempunyai visi misi dalam organisasi dan mencapai sasaran organisasi,
mempunyai strategi untuk menjalankan meningkatkan intelgensi, rasionalitas, dan
visi misi yang ingin dicapai untuk pemecahan masalah secara seksama, dan
lingkungan organisasi. Selain itu juga, elegan (Sazly dan Ardiani, Jurnal
kepala sekolah diharapkan dapat memberi Perspektif, 17, September 2019, p.4).
contoh dan teladan yang baik kepada Seorang kepala sekolah harus
seluruh anggota organisasi, seperti yang mampu membangun stimulus kepada para
dikatakan oleh tokoh Pendidikan anggotanya untuk terus berpikir kreatif,
Indonesia yaitu Bapak Ki Hajar sehingga selalu ada ide-ide kreatif sebagai
Dewantara “Ing Ngarso Sung Tuladha. Ing inovasi di dalam organisasi. Jika terjadi
Madya Mangun Karsa. Tut Wuri konflik di dalam organisasi, maka ide-ide
Handayani” yang artinya adalah Di depan kreatiflah yang dijadikan sebagai pemecah
menjadi teladan, di tengah membangun dari sebuah konflik yang terjadi. Disinilah

50
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

seorang pemimpin berperan sebagai derajat)” yaitu kedudukan “(di sisi Allah)”
membangun semangat untuk para anggota daripada orang-orang selain mereka “(dan
organisasi. itulah orang-orang yang mendapat
4) Individual Consideration, kemenangan)” orang-orang yang memperoleh
Pada tahap ini pemimpin kebaikan. “(Tuhan mereka menggembirakan
transformasional berperan sebagai mereka dengan memberikan rahmat dari
perenung, pemikir, dan terus padanya, keridhaan dan surga, mereka
mengidentifikasi kebutuhan karyawannya, memperoleh didalamnya kesenangan yang
mengenali kemampuan karyawan, kekal)” abadi. “(Mereka kekal)” menjadi kata
mendelegasikan wewenangnya, keterangan dari lafal yang tidak disebutkan
memberikan perhatian, membina, “(di dalamnya selama-lamanya.
membimbing, dan melatih para pengikut Sesungguhnya di sisi Allah lah pahala yang
secara eksklusif dan perseorangan agar besar)”.
dapat mencapai sasaran organisasi secara Dari ayat tersebut menurut Umiarso
efektif (Jumiran dkk, Jurnal dalam bukunya yang berjudul kepemimpinan
EduPsyCouns, 2, 2020, p.2). transformasional profetik menyatakan bahwa
Seorang kepala sekolah harus gaya kepemimpinan transformasional di dalam
mampu memperhatikan kemampuan yang praktiknya perlu memiliki komitmen yang
dimiliki anggota organisasinya, sehingga tinggi untuk menghembuskan dan mendorong
dapat menyesuaikan tugas yang akan tranformasi dalam organisasi. Partikel
diberikan kepada setiap anggota. Seorang “kemenangan” pada gaya kepemimpinan
pemimpin juga mampu sebagai transformasional tidak hanya meliputi diri
penampung keluh kesah yang dialami sendiri, namun kemenangan tersebut meliputi
anggotanya, mau mendengarkan saran juga seluruh pengikutnya atau anggotanya.
para anggota dan memahami kebutuhan Keinginan inilah yang menjadikan seorang
para anggota. pemimpin dengan gaya transformasionalnya
Kepemimpinan transformasional tanpa dalam memotivasi pengikutnya dengan
disadari merupakan kepemimpinan yang dapat menggunakan tiga pola, yaitu:
dijadikan alat yang penting dalam melakukan 1) Para pengikut didorong untuk lebih
perubahan sosial secara efektif antara menyadari arti penting hasil usaha;
pimpinan dan anggota organisasi. Di dalam 2) Para pengikut didorong untuk
transformasi tersebut perlu adanya sikap memprioritaskan kepentingan kelompok;
totalitas, sebagaimana yang terdapat dalam 3) Para pengikut ditingkatkan
firman Allah SWT QS. At-Taubah ayat 20-22, kepentingannya kepada kepentingan yang
yang berbunyi: lebih tinggi seperti kualitas diri dan
aktualisasi diri.
‫ٱَّلل بِأ َ ۡم ٰ َو ِل ِه ۡم َوأَنفُ ِس ِه ۡم‬
ِ ‫يل ه‬ َ ‫ٱلهذِينَ َءا َمنُواْ َوهَا َج ُرواْ َو ٰ َج َهدُواْ فِي‬
ِ ‫س ِب‬ ٓ Dengan tiga pola itu, maka seorang
‫ٱَّلل َوأ ُ ْو ٰلَئِكَ ُه ُم ۡٱلفَآئِ ُزونَ يُبَش ُِره ُۡم َربُّ ُهم بِ َر ۡح َم ٖة‬
ِ ِۚ ‫ظ ُم دَ َر َجةً ِعند َ ه‬ َ ‫أ َ ۡع‬
ٰ pemimpin melakukan usaha untuk dapat
‫يم ُّم ِقي ٌم ٰ َخ ِلدِينَ فِي َها ٓ أَبَد ًِۚا ِإ هن ه‬ٞ ‫ت له ُه ۡم فِي َها نَ ِع‬
َ‫ٱَّلل‬ ۡ ‫ِم ۡنهُ َو ِر‬
ٖ ‫ض ٰ َو ٖن َو َجنه‬
mentransformasikan nilai-nilai yang dimiliki
َ ‫ِعندَ ٓۥه ُ أ َ ۡج ٌر‬
‫يم‬ٞ ‫ع ِظ‬
oleh pengikutnya untuk mendukung visi dan
“Orang-orang yang beriman dan berhijrah tujuan dari suatu organisasi, sehingga
serta berjihad di jalan Allah dengan harta, tercipatnya hubungan yang baik antara sumber
benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi daya manusia dalam organisasi dapat dibangun
derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang- dan memunculkan iklim saling percaya
orang yang mendapat kemenangan. Tuhan diantara keduanya (Umiarso, 2018, p.101).
mereka menggembirakan mereka dengan Berdasarkan deskripsi tersebut, gaya
memberikan rahmat dari padanya, keridhaan pemimpin transformasional tersebut
dan surga, mereka memperoleh didalamnya merupakan gaya kepemimpinan yang
kesenangan yang kekal, Mereka kekal di membawa perubahan besar dalam sikap dan
dalamnya selama-lamanya. Sesungguhnya di asumsi dari para anggotanya serta membangun
sisi Allah-lah pahala yang besar”. komitmen untuk visi, misi, sasaran dan strategi
Dalam Tafsir Jalalain menjelaskan organisasi.
bahwa “(orang-orang yang beriman dan
berhijrah serta berjihad di jalan Allah dengan
harta dan diri mereka adalah lebih tinggi

51
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

Pengaruh Komunikasi Persuasif Terhadap mengenali karakter yang dimiliki oleh setiap
Etos Kerja Guru guru.
Hasil penelitian dan pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif Pengaruh Kepemimpinan
dan signifikan komunikasi persuasif terhadap Transformasional Kepala Sekolah
etos kerja guru berdasarkan hasil uji t parsial Terhadap Etos Kerja Guru
dalam analisis regresi linear berganda, yang Hasil penelitian dan pengujian hipotesis
menunjukkan bahwa t hasil perhitungan menunjukkan bahwa terdapat pengaruh positif
(Thitung) adalah 2,469 dan T pada tabel (Ttabel) dan signifikan kepemimpinan transformasional
adalah 1,989 (Thitung = 2,469 > Ttabel= 1,989) terhadap etos kerja guru berdasarkan hasil uji t
dan nilai signifikansi 0,016 < dari probabilitas parsial dalam analisis regresi linear berganda,
0,05/5%. yang menunjukkan bahwa t hasil perhitungan
Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan (Thitung) adalah 6,449 dan T pada tabel (Ttabel)
oleh koefisien determinasi R2 (R square) = adalah 1.989 (Thitung = 6,449 > Ttabel = 1.989)
0,377, yang berarti bahwa komunikasi dan nilai signifikansi 0,000 < dari probabilitas
persuasif memberikan pengaruh terhadap etos 0,05/5%.
kerja guru sebesar 37.7% dan sisanya yaitu Besarnya pengaruh ditunjukkan dengan
62,3% ditentukan oleh faktor lainnya. oleh koefisien determinasi R2 (R square) =
Sedangkan arah pengaruh dapat dilihat dari 0,331%, yang berarti bahwa kepemimpinan
hasil analisis regresi linear sederhana, yang transformasional memberikan pengaruh
menunjukkan persamaan regresi linear terhadap etos kerja guru sebesar 33,1% dan
sederhana (unstandardized coefficients B) Ŷ= sisanya yaitu 66,9% ditentukan oleh faktor
73,517 + 0,435 X1 yang berarti bahwa setiap lainnya. Sedangkan arah pengaruh dapat
peningkatan satu unit skor komunikasi dilihat dari hasil analisis regresi linear
persuasif, akan memberikan pengaruh sederhana, yang menunjukkan persamaan
terhadap peningkatan skor etos kerja guru regresi linear sederhana (unstandardized
sebesar 73,952. coefficients B) Ŷ = Ŷ = 78,825 + 0,379 X2
Hasil temuan di atas membuktikan yang berarti bahwa setiap peningkatan satu
adanya peningkatan etos kerja yang unit skor kepemimpinan transformasional,
dipengaruhi oleh komunikasi persuasif kepala akan memberikan pengaruh terhadap
sekolah. Hasil temuan ini sesuai dengan peningkatan skor etos kerja guru sebesar
pendapat A.W. Widjaja mengatakan bahwa 79,204.
komunikasi persuasif merupakan komunikasi Hasil temuan dalam penelitian ini
yang dapat meyakinkan orang untuk berbuat menunjukkan kesesuaian bahwa
dan bertingkah laku seperti yang diharapkan kepemimpinan transformasional yang
komunikator dengan cara membujuk tanpa diterapkan kepala sekolah mempunyai
adanya paksaan dan tanpa menggunakan pengaruh terhadap etos kerja guru, karena
kekerasan (Widjaja, 2008, p.66). gaya kepemimpinan ini merupakan gaya yang
Hal ini membuktikan bahwa semakin baik dimiliki kepala sekolah untuk memuaskan
kepala sekolah menjalin komunikasi persuasif, kebutuhan para guru secara utuh. Sebagaimana
maka semakin baik dan semakin meningkat Gray yakl mengatakan bahwa tipe
etos kerja guru dalam melaksanakan tugas dan kepemimpinan transformasional berorientasi
tanggung jawabnya. kepada proses membangun komitmen menuju
Penelitian ini juga mendukung pendapat sasaran organisasi dan memberikan
Heru, yang mengatakan bahwa terdapat kepercayaan kepada para pengikut untuk
beberapa faktor yang dapat mempengaruhi mencapai sasaran-sasaran tertentu (Yakl,
komunikasi persuasif, salah satu faktornya 2009, p.290). Gaya kepemimpinan yang
yaitu ketika kepala sekolah menyampaikan cenderung disukai oleh guru, akan
suatu informasi atau sebuah pesan, haruslah mempengaruhi etos kerja yang tinggi bagi
dengan menggunakan bahasa yang mudah guru untuk melaksanakan tugas dan tanggung
dipahami oleh guru-guru (Heru, jawabnya dengan semangat kerja yang muncul
https://pakarkomunikasi.com/komunikasi- atas kehendak sendiri tanpa adanya
persuasif , akses 1 Maret 2020). Dengan kata keterpaksaan dan memiliki tekad yang kuat
lain, kepala sekolah harus bisa memahami dan untuk menyelesaikan tugas dan tanggung

52
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

jawabnya dengan sebaik mungkin. Dalam semakin tinggi pula etos kerja guru yang ada
meningkatkan profesionalitas guru di madrasah ibtidaiyah kecamatan Pamulang.
kepemimpinan transformasional merupakan
sebuah pendekatan dengan cara berusaha DAFTAR PUSTAKA
merubah kesadaran untuk membangkitkan
semangat kerja tanpa ada perasaan tertekan Andang. (2014). Manajemen &
ataupun ditekan. Pemimpin seperti ini akan Kepemimpinan Kepala Sekolah.
membuat bawahannya melihat bahwa tujuan Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
yang ingin mereka capai lebih dari sekedar Bochari, Mochtar. (1994). Pendidikan Dalam
tujuan pribadi saja. Pembangunan. Yogyakarta: Tiara
Hasil penelitian ini sejalan dengan hasil Wacana Yogya.
penelitian sebelumnya yaitu hasil penelitian Danim, Sudarman. (2005). Menjadi Komunitas
Daningsih Kurniasari yang menyimpulkan Pembelajar (Kepemimpinan
bahwa kepemimpinan transformasional kepala Transformasional dalam Komunitas
sekolah memberikan pengaruh terhadap Organisasi Pembelajaran). Jakarta:
kinerja guru sebesar 27,3% (Kurniasari, 2019, Bumi Aksara.
p. 20). Drajat, Amroeni. (2008). Komunikasi Islam
dan Tantangan Modernitas. Bandung:
KESIMPULAN Citapustaka Media Perintis, Cet. Ke-1.
Berdasarkan hasil pembahasan Efendi, Nur. (2015). Islamic Education
penelitian yang telah dilakukan, maka dapat Leadership: Memahami Integrasi
disimpulkan bahwa: pengaruh komunikasi Konsep Kepemimpinan di Lembaga
persuasif dan kepemimpinan transformasional Pendidikan Islam. Yogyakarta:
kepala sekolah terhadap etos kerja guru di Kalimedia.
madrasah ibtidaiyah kecamatan Pamulang Ginting, Desmon. (2016). Etos Kerja:
dapat diterima dan terdapat pengaruh yang Panduan Menjadi Karyawan Cerdas.
signifikan antara variabel komunikasi Jakarta: PT Elex Media Komputindo.
persuasif dan kepemimpinan transformasional Gunawan, Ary. (1994). Perilaku dan
kepala sekolah dengan variabel etos kerja guru Manajemen Organisasi. Jakarta:
di madrasah ibtidaiyah kecamatan Pamulang. Erlangga.
Selanjutnya berdasarkan hasil perhitungan uji t Hamzah, Amir. (2019). Etos Kerja Guru Era
parsial dalam analisis regresi linear berganda Industri 4.0. Malang: CV. Literasi
terdapat pengaruh yang cukup kuat, begitu Nusantara Abadi, Cet. Ke-1.
pula dengan hasil perhitungan koefisien Hasibuan, Nailul. (2015). Pengolahan Data
determinasi menunjukkan bahwa adanya Menggunakan Uji T. Makalah.
pengaruh komunikasi persuasif dan Hermanto, Mulyadi. (2019). “Motivasi dan
kepemimpinan transformasional kepala Etos Kerja dalam Pendidikan Islam”.
sekolah dengan etos kerja guru di madrasah dalam Jurnal Ilmu-ilmu Sosial &
ibtidaiyah kecamatan Pamulang yang Keislaman, Vol. 1, No. 2, Januai-Juni.
menunjukkan arah positif dan linear. Adanya Heru. “Komunikasi Persuasif”, dalam
pengaruh yang relatif siginifikan antara https://pakarkomunikasi.com/komunik
komunikasi persuasif dan kepemimpinan asi-persuasif . Diakses pada 1 Maret
transformasional kepala sekolah terhadap etos 2020.
kerja guru. Hal ini menunjukkan bahwa jika Indriani, Weni. (2019). “Kontribusi Etos Kerja
komunikasi persuasif dan kepemimpinan Islami Terhadap Kinerja Dosen”.
transformasional kepala sekolah tidak optimal dalam Jurnal el-Idare, Vol. 1, No. 2.
dilakukan maka akan berimplikasi kepada etos Desember.
kerja guru yang kurang baik, sehingga akan Ishaq Alu Syaikh, Abdullah bin Muhammad
berdampak kepada kualitas manajemen bin Abdurrahman. (2009). Tafsir Ibnu
sekolah. Begitupun sebaliknya, semakin tinggi Katsir, Penerjemah M. Abdul Ghoffar.
nilai-nilai komunikasi persuasif dan Jakarta: Pustaka Imam As-Syafi’I,
kepemimpinan transformasional kepala Jilid 4.
sekolah yang telah diterapkan, maka akan Jumiran, dkk. (2020). “Pengaruh Dimensi
Kepemimpinan Transformasional

53
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

terhadap Kepuasan Kerja dan Pegawai pada Kantor Kecamatan


Komitmen Organisasional”. dalam Cengkareng Jawa Barat”. dalam
Jurnal EduPsyCouns, Vol. 2, No. 1. Jurnal Perspektif, Vol. 17, No. 2,
Kafie, Jamaluddin. (1993). Psikologi Dakwah, September.
Surabaya: Offiset Indah. Shihab, M. Quraish. (2002). Secerca Cahaya
Kurniasari, Daningsih. (2019). Peningkatan Illahi. Bandung: Mizan.
Kinerja Guru melalui Pengembangan Situmeang, Ilona Vicenovie Oisina. (2020).
Kepemimpinan Transformasional “Pengaruh Program Acara Konser
Kepala Sekolah, Kompetensi Tombo Kangen In Memoriam Didi
Pedagogik dan Motivasi Berprestasi Kempot dan Daya Tarik Iklan
Guru. Disertasi Universitas Pakuan. terhadap Keputusan Melaksanakan
Kurniatun, Taufani C. dan Asep Suryana. Donasi” dalam Jurnal Ilmu
(2019). Kepemimpinan dan Komunikasi, Vol. III, No. II, Agustus.
Manajemen Pendidikan Dasar. Soemirat, Soleh dan Asep suryana. (2014).
Tangerang Selatan: Universitas Komunikasi Persuasif. Jakarta:
Terbuka, Edisi 1. Universitas Terbuka, Cet. Ke-6.
Machalli, Imam dan Ara Hidayat, (2016). The Sugiyono. (2011). Metode Penelitian
Handbook of education Management: Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D.
Teori dan Praktik Pengelolaan Bandung: ALFABETA, Cet. Ke-14.
Sekolah/Madrasah di Indonesia. Tania, Yhosi. (2017). “Pengaruh Gaya
Jakarta: Prenadamedia Group. Kepemimpinan Transformasional dan
Maraghi, Ahmad Mustofa. (1993). TafsirAl- Motivasi Kerja terhadap Kinerja
Maraghi Juz XI, Penerjemah Anshori Karyawan pada PT. Premier
Umar Sitanggal dkk. Semarang: CV Management Consulting”. dalam
Toha Putra. Jurnal AGORA. Vol. 5, No. 1.
Mizan. (2017). “Meningkatkan Etos Kerja
Berkualitas dan Kepedulian Sosial”. Timotius, Kris H. (2017). Pengantar
dalam Jurnal Ekonomi dan Bisnis Metodologi Penelitian (Pendekatan
Islam, Vol. 2 No. 1, Januari-Juni. Manajemen Pengetahuan untuk
Nida, Fatma Laili Khoirun. (2014). “Persuasi Perkembangan Pengetahuan).
dalam Media Komunikasi Masa”, Yogyakarta: ANDI (Anggota IKAPI).
dalam Jurnal At-Tabsyir, Vol. 2, No. Triyono, Urip. (2019). Kepemimpinan
2, Juli-Desember. Transformasional Dalam Pendidikan
Northouse, Peter G. (2013). Kepemimpinan (Formal, Non Formal, dan Informal).
Teori dan Praktik. Jakarta: PT Indeks, Yogyakarta: Deepublish Cet. Ke-1.
Cet. Ke-1. Umiarso. (2018). Kepemimpinan
Nurhadi, Zikri Fachrul. (2017). Teori Transformasional Profetik Kajian
Komunikasi Kontemporer. Depok: Paradigmatik Ontos Integralistik Di
Kencana, Cet. Ke-1. Lembaga Pendidikan Islam. Jakarta:
Pirol, Abdul. (2018). Komunikasi dan Kencana.
Dakwah Islam, Yogyakarta: Usman, Husaini. (2014). Manajemen: Teori,
DEEPUBLISH. Praktik, Riset Pendidikan. Jakarta:
Rivai, Veithzal. (2008). Kepemimpinan dan Bumi Aksara.
Perilaku Organisasi. Jakarta: PT Widjaja. (2008). Komunikasi dan Hubungan
RajaGrafindo Persada, Cet. Ke-2. Masyarakat. Jakarta: Bumi Aksara,
Sakhinah, Siti dan Armawati Arbi. (2019). Cet. Ke-5.
“Strategi Komunikasi Persuasif: Yunus, Razali. (2020). “Analisis Pasca Diklat
Tabligh in Komunitas Anak Muda Terhadap Etos Kerja Alumni: Studi
Berhijrah”. dalam Jurnal Kajian Kasus Diklat Pelaporan Keuangan
Dakwah dan Kemasyarakatan, Vol. Angkatan II BDK Aceh Tahun 2019”.
23, No. 1. dalam Journal of Education Science,
Sazly, Syukron dan Yolanda Ardiani. (2019). Vol. 6, No. 1. April.
“Pengaruh Kepemimpinan Yakl, Gary. (2009). Kepemimpinan dalam
Transformasional terhadap Kinerja Organisasi. Jakarta: Indeks, Cet.Ke-5.

54
Humanika: Jurnal Ilmu Sosial, Pendidikan, dan Humaniora
Vol. 4 No. 1, Januari 2020

Yusuf, Muri. (2014). Metode Penelitian Gabungan. Jakarta: KENCANA.


Kuantitatif, Kualitatif & Penelitian

55

Anda mungkin juga menyukai