Abstrak
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Kota Serang. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan
diantaranya adalah guru sering kurang memahami materi pelajaran, sehingga berbeda dengan kurikulum yang telah
ditetapkan, dan dalam melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering
merasa kesulitan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru TK di Kota Serang yang berjumlah 709 orang. Sampel diambil
dengan menggunakan Rumus Slovin dan diperoleh sampel sejumlah 88 orang. Adapun hasil penelitian menunjukkan
bahwa kecenderungan umum variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Mengajar
guru berada pada kategori sangat tinggi. Hasil uji korelasi ketiga variabel menunjukkan tingkat hubungan yang positif
dan signifikan. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh rendah terhadap Kinerja Mengajar Guru TK,
sedangkan Motivasi Kerja berpengaruh cukup kuat terhadap Kinerja Mengajar Guru TK dan Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh cukup kuat terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.
Kata Kunci: Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kinerja Mengajar Guru
Abstract
This study aims to determine how much influence the Principal Leadership Behavior and Work Motivation To Teacher
Teaching Performance In Serang. This study was motivated by concerns that teachers often lack an understanding of
the subject matter, so different from the established curriculum, and to perform administrative activities such as
recording and reporting of student learning, teachers often find it difficult. This research was conducted by using
descriptive and quantitative approaches. The population in this study is the principal and kindergarten teacher in
Serang, amounting to 709 people. Samples were taken using Slovin formula and obtained a sample of 88 people. The
results showed that the general trend variable Principal Leadership Behavior, Work Motivation and Teacher Teaching
Performance are at a very high category. The results of the three variables correlation test showed a positive
correlation levels and significant. Leadership behavior Principal low impact on Kindergarten Teacher Teaching
Performance Kindergarten Teacher Teaching Performance, The Work Motivation influence strong enough to
Kindergarten Teacher Teaching Performance and Principal Leadership Behavior and Work Motivation Working
together influence strong enough to Kindergarten Teacher Teaching Performance.
PENDAHULUAN
Gambar 1.1
Teori Dua Faktor Frederick Herzberg
METODE PENELITIAN
Permasalahan yang akan dibahas dalam Metode deskriptif dalam penelitian ini
penelitian ini yaitu bagaimana gambaran umum sesuai untuk digunakan karena masalah yang
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi diambil terpusat pada masalah aktual dan berada
Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui
Kota Serang, apakah terdapat hubungan antara prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
Kota Serang. Oleh karena itu, penulis berusaha yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
mengambil metode yang sesuai dengan dengan cara mengukur indikator-indikator
permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa variabel sehingga dapat diperoleh gambaran
sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria umum dan kesimpulan masalah penelitian
penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian (Arikunto, 2010:86).
yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya Pendekatan kuantitatif merupakan metode
akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, pemecahan masalah yang terencana dan cermat,
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan dengan desain yang terstuktur ketat, pengumpulan
secara ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada
suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun penyusunan teori yang disimpulkan secara
data, serta menganalisis mengenai arti data yang induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis
tealah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Berikut secara empiris. Pendekatan kuantitatif merupakan
merupakan metode yang digunakan penulis dalam upaya mengukur variabel-variabel tersebut.
melaksanakan penelitian ini: 1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Metode deskriptif merupakan metode Variabel yang nilainya tergantung dari
yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang variabel lain. Dalam penelitian ini yang
terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang menjadi Variabel Terikat adalah Kinerja
dikemukakan oleh Arikunto (2010: 86) bahwa: Mengajar Guru TK (Y).
³0HWRGH GHVNULSWLI DGDODK PHWRGH \DQJ GLJXQDNDQ 2. Variabel Bebas (Independent Variable)
dalam mengkaji permasalah-permasalahan yang Variabel yang nilainya tidak tergantung
WHUMDGL VDDW LQL DWDX PDVD VHNDUDQJ ´ 0HWRGH pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang
deskriptif pun diartikan sebagai perolehan menjadi Variabel Bebas adalah:
informasi atau data yang relevan dengan masalah
yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep X1 : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
atau teori yang dikemukakan oleh para ahli. X2 : Motivasi Kerja
HASIL PENELITIAN
participative Leadership
Consideration
Initiating Structure
Gambar 1.2
Grafik Histogram Nilai Rata-rata Kecenderungan Umum Variabel X1 (Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah)
Berdasarkan pengolahan data penelitian indikator aspek instrinsik dan aspek ekstrisnsik.
secara umum Motivasi Kerja (variabel X2) Motivasi kerja secara ringkas dapat dikatakan
memiliki skor 4.25, apabila dikonsultasikan pada bahwa motivasi kerja guru TK di Kota Serang
tabel kecenderungan WMS maka dapat dilaksanakan dengan sangat tinggi oleh guru.
dikategorikan sangat tinggi. Dilihat dari Nilai rata-rata tertinggi adalah Faktor Ekstrinsik
operasional implementasi Motivasi Kerja Guru sebesar 4.42, sedangkan nilai rata-rata terendah
dilingkungan sekolah TK dapat dilihat dari adalah Faktor Intrinsik dengan nilai sebesar 4.09.
4.40
4.42
Skala Nila 4.30
4.20
4.10
4.09
4.00
3.90
Motivator Factor Hygiene Factor
Gambar 1.3
Grafik Histogram Nilai Rata-rata Kecenderungan Umum Variabel X2 (Motivasi Kerja)
Berdasarkan pengolahan data penelitian (Attitude). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
pada tabel diatas, secara umum mengenai Kinerja Mengajar Guru TK pada TK di Kota Serang
Mengajar Guru TK (variabel Y) pada TK di Kota dilaksanakan dengan sangat tinggi oleh Mengajar
Serang memiliki skor 4.33, apabila Guru TK sebagai bagian penting dari organisasi
dikonsultasikan pada tabel kecenderungan WMS sekolah. Nilai rata-rata tertinggi sub indikator
maka dapat dikategorikan sangat tinggi. Kinerja adalah tanggap atau responsif sebesar 4.65,
Mengajar Guru TK apabila dilihat dari jenis tugas sedangkan nilai rata-rata terendah sub indikator
pekerjaannya dapat dilihat dari indikator adalah kemampuan merancang dan merencanakan
Pengetahuan, Keterampilan (Skill), dan Sikap pembelajaran dengan nilai sebesar 3.85.
Gambar 1.4
Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum Variabel (Y) Kinerja Mengajar Guru TK
PEMBAHASAN
Merujuk hasil penelitian di atas, variabel Guru TK (Y) sebesar 0.269 yang berarti tingkat
perilaku kepemimpinan kepala sekolah terkait hubungan Perilaku Kepemimpinan Kepala
struktur memprakarsai (peran) di TK Kota Serang Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru TK
sudah berada pada kategori sangat tinggi. (Y) berada pada tingkat rendah, maka dari hasil
Secara keseluruhan dari hasil pengolahan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
data, dapat diketahui tingkat kecenderungan pengaruh positif perilaku kepemimpinan kepala
variabel motivasi kerja pada penelitian ini berada sekolah dalam mewujudkan kinerja mengajar guru
SDGD NDWHJRUL ³VDQJDW WLQJJL´ \DNQL GHQJDQ UDWD- TK di Kota Serang.
rata skor sebesar 4,25. Hal ini berarti motivasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
kerja guru TK yang berada di Kota Serang sudah koefisien korelasi antara Motivasi Kerja (X2)
baik. terhadap Kinerja Mengajar Guru TK (Y) sebesar
Dari hasil temuan penelitian skor rata-rata 0.565 yang berarti tingkat hubungan motivasi
untuk variabel Kinerja Mengajar Guru TK di Kota kerja (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru TK
Serang adalah 4,33 (sangat tinggi). Hal ini berarti (Y) berada pada tingkat cukup kuat, maka dari
tingkat penilaian Guru TK Di Kota Serang hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
terhadap kinerja mengajar guru sudah pengaruh positif motivasi kerja dalam
dilaksanakan dengan sangat tinggi. mewujudkan kinerja mengajar guru TK di Kota
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Serang.
koefisien korelasi antara Perilaku kepemimpinan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar koefisien korelasi antara Perilaku kepemimpinan
Kinerja mengajar merupakan efektivitas konteks kinerja mengajar, sub dimensi yang
guru dalam memberikan pengajaran di kelas. tertinggi nilai rata-ratanya adalah tanggap
Dalam melakukan pengajaran kinerja guru (responsif), sedangkan sub dimensi yang
menjadi suatu hal yang penting, karena guru terendah nilai rata-ratanya adalah
merupakan pihak yang terlibat langsung dalam merancang/merencanakan pembelajaran.
proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki 4. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh
peran yang sangat vital dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan
kualitas anak didiknya. Terkait dengan hal kategori rendah (sebesar 7,2%). Hal ini
tersebut, penelitian ini telah menganalisis kinerja bermaksa bahwa kinerja mengajar Guru TK
mengajar Guru TK di Kota Serang yang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
dipengaruhi oleh dua variabel bebas, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Dalam
perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan menjalankan perilaku kepemimpinannya
motivasi kerja . Berdasarkan hasil penelitian, kepala sekolah cenderung sering melakukan
terdapat beberapa kesimpulan yang perlu sharing ide, melibatkan tim dalam pemecahan
diperhatikan: masalah yang ada dan bertanggung jawab akan
1. Deskripsi perilaku kepemimpinan kepala hasil yang telah disepakati. Tetapi kurang
sekolah TK di Kota Serang tergolong sangat dalam hal medefinisikan dan menstruktur
tinggi. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah perannya sendiri, maupun peran guru dalam
telah menjalankan perilaku kepemimpinan upaya pencapaian tujuan organisasi. Dengan
yang meliputi struktur memprakarsai (peran), kata lain, dapat dikatakan bahwa kepala
pertimbangan (dukungan), dan kepemimpinan sekolah memiliki peran yang penting dalam
partisipatif telah dilakukan dengan baik. Dari 3 meningkatkan kinerja mengajar guru TK.
sub dimensi perilaku kepemimpinan kepala 5. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh
sekolah, sub dimensi tertinggi nilai rata- motivasi kerja dengan kategori cukup kuat
ratanya adalah kepemimpinan partisipatif, (sebesar 32%). Hal ini bermakna bahwa
sedangkan sub dimensi yang terendah nilai kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan
rata-ratanya adalah struktur memprakarsai dengan meningkatkan motivasi kerja guru.
(peran). Motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap
2. Deskripsi motivasi kerja untuk mendukung kinerja mengajar guru TK dalam hal proses
kinerja mengajar guru tergolong sangat tinggi. belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.
Hal ini berarti bahwa motivasi kerja guru yang Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
meliputi faktor motivator dan faktor higien motivasi kerja yang baik dapat meningkatkan
telah diterapkan dengan baik. Dari 2 sub kualitas kinerja mengajar guru TK.
dimensi motivasi kerja, sub dimensi tertinggi 6. Secara simultan, kinerja mengajar guru TK
nilai rata-ratanya adalah faktor higien, dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan
sedangkan sub dimensi yang terendah adalah kepala sekolah dan motivasi kerja secara
faktor motivator. positif dan signifikan dengan kategori cukup
3. Deskripsi kinerja mengajar guru TK di Kota kuat (sebesar 46,5%). Hal tersebut bermakna
Serang tergolong sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa kinerja mengajar guru TK dapat
bahwa guru TK di Kota Serang sudah ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku
menjalankan kinerja mengajar yang meliputi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
pengetahuan tentang mata pelajaran, kerja. Kepala sekolah yang mampu
pengetahuan pedagogis, menunjukkan perilaku yang baik serta guru
merancang/merencanakan pembelajaran, yang dapat menunjukkan motivasi kerja yang
menciptakan lingkungan pembelajaran, baik, akan dapat meningkatkan kinerja
melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengajar guru TK. Berdasarkan hasil
mengkomunikasikan hasil belajar, dan tanggap penelitian yang diperoleh, penelitian ini
(responsif). Dari tujuh sub dimensi dalam menyimpulkan adanya hubungan yang positif
Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Mangkunegara. (2004). Manajemen Sumber Daya
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Manusia. Bandung: PT. Remaja
Rineka. Rosdakarya.
Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi Martinis Yamin. (2011). Desain Pembelajaran
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Basri, A.F.M. & Rivai, V. (2005).
Performance Appraisal. Jakarta: PT. Mulyadi. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah
Raja Grafindo Persada. Dalam Mengembangkan Budya Mutu.
Malang : UIN Maliki Press.
Engkoswara. (2002). Menuju Indonesia
Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional
Modern 2020. Bandung: Yayasan Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Amal Keluarga. Menyenangkan. Bandung: Remaja
Gary, D. (2001). Manajemen Personalia Rosdakarya
Teknik dan Konsep Modern. Edisi Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Sosial.
Ketiga. Jakarta: Erlangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Robbins, S.P. (2009). Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Hicks, H.G & Gullet, R.G. (1996). Organisasi
Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Samsudin, S. (2005). Manajemen Sumber Daya
Bumi Aksara. Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sardiman A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi
Hoy, Waine K. And Miskell, Cecil G. (2008).
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Educational Administration: Theory,
Grafindo Persada.
Research, and Practise (6 th ed.,
international edition). Singapore: Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan
McGrawHill Co. Produktivitas Kerja. Bandung: CV.
Mandar Maju.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. (2013) Direktorat Silalahi, U. (2011). Asas-Asas Manajemen.
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Bandung: PT. Refika Aditama.
Formal, Dan Informal. Direktorat
Suryosubroto. (2004). Proses Belajar Mengajar
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
[Online]. Tersedia di:
http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/ Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan Kajian.
. Diakses : 14 April 2013. Pendidikan & Perkembangan Anak Usia
Dini. [Online]. Tersedia di:
Kentucky Education Professional Standards
http://www.unicef.org/indonesia/id/A3_-
Board. (2003). Kentucky Teacher
_B_Ringkasan_Kajian_Pendidikan.pdf.
Standards for Preparation and
Diakses 15 April 2013.
Certification: Interdisciplinary Early
Childhood Education Birth to Primary. Usman, H. (2006). Manajemen Teori-Praktik dan
[Online]. Tersedia: Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.epsb.ky.gov/teacherprep/ieces
Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala
tandards.asp. Diakses : 22 April 2013.
Sekolah; Tinjauan Teoritik dan
Khasanah. M. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo
Serang: Universitas Airlangga. Persada.