Anda di halaman 1dari 12

PENGARUH PERILAKU KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH

DAN MOTIVASI KERJA TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU TK


Oleh:
Dyah Maharani
Program Studi Administrasi Pendidikan
(e-mail:dyah.rany@gmail.com)

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Mengajar Guru Di Kota Serang. Penelitian ini dilatar belakangi oleh permasalahan
diantaranya adalah guru sering kurang memahami materi pelajaran, sehingga berbeda dengan kurikulum yang telah
ditetapkan, dan dalam melakukan kegiatan administrasi seperti pencatatan dan pelaporan hasil belajar siswa, guru sering
merasa kesulitan. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode deskriptif dan pendekatan kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah kepala sekolah dan guru TK di Kota Serang yang berjumlah 709 orang. Sampel diambil
dengan menggunakan Rumus Slovin dan diperoleh sampel sejumlah 88 orang. Adapun hasil penelitian menunjukkan
bahwa kecenderungan umum variabel Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja dan Kinerja Mengajar
guru berada pada kategori sangat tinggi. Hasil uji korelasi ketiga variabel menunjukkan tingkat hubungan yang positif
dan signifikan. Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah berpengaruh rendah terhadap Kinerja Mengajar Guru TK,
sedangkan Motivasi Kerja berpengaruh cukup kuat terhadap Kinerja Mengajar Guru TK dan Perilaku Kepemimpinan
Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja secara bersama-sama berpengaruh cukup kuat terhadap Kinerja Mengajar Guru TK.

Kata Kunci: Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kinerja Mengajar Guru

Abstract

This study aims to determine how much influence the Principal Leadership Behavior and Work Motivation To Teacher
Teaching Performance In Serang. This study was motivated by concerns that teachers often lack an understanding of
the subject matter, so different from the established curriculum, and to perform administrative activities such as
recording and reporting of student learning, teachers often find it difficult. This research was conducted by using
descriptive and quantitative approaches. The population in this study is the principal and kindergarten teacher in
Serang, amounting to 709 people. Samples were taken using Slovin formula and obtained a sample of 88 people. The
results showed that the general trend variable Principal Leadership Behavior, Work Motivation and Teacher Teaching
Performance are at a very high category. The results of the three variables correlation test showed a positive
correlation levels and significant. Leadership behavior Principal low impact on Kindergarten Teacher Teaching
Performance Kindergarten Teacher Teaching Performance, The Work Motivation influence strong enough to
Kindergarten Teacher Teaching Performance and Principal Leadership Behavior and Work Motivation Working
together influence strong enough to Kindergarten Teacher Teaching Performance.

Keywords : Principal Leadership Behavior, Work Motivation, Teacher Teaching Performance

PENDAHULUAN

Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) di Menurut Undang-Undang Republik


Indonesia akhir-akhir ini mengalami Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
perkembangan yang pesat. Bahkan di daerah Pendidikan naVLRQDO ³3$8' PHUXSDNDQ XSD\D
terpencil sekalipun saat ini sudah dimulai pembinaan yang ditujukan kepada anak sejak lahir
pembangunan fasilitas yang menunjang PAUD. sampai usia enam tahun yang dilakukan melalui
Pemerintah melalui Direktorat Pembinaan PAUD pemberian rangsangan pendidikan untuk
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan membantu pertumbuhan dan perkembangan
Indonesia sebagaimana yang tertuang dalam jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan
Rencana Strategis menargetkan pada tahun 2009 dalam mHPDVXNL SHQGLGLNDQ OHELK ODQMXW ´ +DO LQL
sebanyak 24% anak usia 2-4 tahun dapat terlayani sejalan dengan hasil penelitian dimana pada usia 4
di PAUD Non Formal, dan sebanyak 53,9% anak tahun pertama, separuh kapasitas kecerdasan
usia 0-6 tahun terlayani di PAUD formal dan non manusia terbentuk. Artinya jika pada usia tersebut
formal. Pada tahun 2014, diperkirakan Angka otak anak tidak mendapatkan rangsangan yang
Partisipasi Kasar (APK) layanan anak usia dini maksimal, maka potensi otak anak tidak akan
mencapai 75% di seluruh Indonesia berkembang secara optimal. Secara keseluruhan

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 102


sampai usia 8 tahun 80% kapasitas kecerdasan Sehingga dapat didefinisikan bahwa kinerja
sudah terbentuk, artinya kapasitas kecerdasan adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas
anak hanya bertambah 30% setelah usia 4 tahun yang dicapai oleh seseorang pegawai dalam
hingga mencapai usia 8 tahun. Selanjutnya melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
kapasitas kecerdasan anak tersebut akan mencapai jawab yang diberikan kepadanya (Mangkunegara,
100% setelah berusia sekitar 18 tahun (Khasanah, 2004: 67).
2013: 3). Kinerja mengajar guru pada dasarnya
Terkait dengan tingginya minat untuk merupakan unjuk kerja yang dilakukan oleh guru
bersekolah di PAUD dan peningkatan jumlah dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik.
PAUD dari tahun ke tahun, penting untuk Kualitas kinerja mengajar guru akan sangat
diupayakan peningkatan kinerja mengajar guru. menentukan kualitas hasil pendidikan, karena
Kondisi tersebut mengingat tantangan yang guru merupakan pihak yang paling banyak
dihadapi oleh guru PAUD antara lain kurang bersentuhan langsung dengan siswa dalam proses
tersedianya fasilitas mengajar yang memadai, pendidikan/pembelajaran di sekolah.
sulitnya untuk meningkatkan kualifikasi Suryosubroto (2004: 20) mengatakan bahwa
pendidikan hingga faktor latar belakang siswa kinerja mengajar guru dikatakan berkualitas
yang ikut serta dalam program pendidikan anak apabila seorang guru dapat menampilkan
usia dini (Unicef, 2012: 5). kelakuan yang baik dalam usaha mengajarnya.
Salah satu kota yang memiliki jumlah Kinerja mengajar guru dipengaruhi oleh
PAUD yang mengalami peningkatan adalah banyak faktor, baik faktor internal maupun faktor
PAUD di Kota Serang, dimana kenaikan jumlah eksternal. Salah satu faktor eksternal yang dapat
Taman Kanak-Kanak (TK) setiap tahunnya mempengaruhi kinerja mengajar guru adalah
mengalami peningkatan sebanyak 3% dari tahun kepemimpinan kepala sekolah. Dalam hal ini
2011 sampai tahun 2013 (Sumber : Dinas berfokus pada perilaku kepemimpinan kepala
Pendidikan Kota Serang, 2013). sekolah.
Salah satu sumber daya atau komponen Peran kepala sekolah dalam
yang harus dikelola dalam pendidikan TK adalah meningkatkan kinerja mengajar guru memiliki
guru. Guru mendapatkan perhatian yang besar implikasi bahwa perlu mengalihkan perhatian dari
karena guru merupakan sumber daya potensial sekedar melakukan pembinaan administratif
yang turut berperan dalam mewujudkan tujuan menjadi pusat pembinaan profesional dengan
pendidikan nasional. Guru merupakan ujung perhatian pada peningkatan kinerja mengajar guru
tombak berbagai upaya peningkatan mutu dalam melakukan proses belajar mengajar di
pendidikan nasional karena guru merupakan pihak kelas.
yang terlibat langsung dalam proses pembelajaran Sementara itu dari sisi internal, salah satu
di dalam kelas serta memiliki peran yang sangat faktor yang dapat mempengaruhi kinerja mengajar
vital dalam meningkatkan kualitas anak didiknya. guru adalah motivasi kerja. Motivasi juga
Kondisi kinerja guru TK di kota Serang merupakan hal yang tidak boleh diabaikan dalam
dalam hal memahami materi pelajaran sesuai menunjang terwujudnya kinerja mengajar guru.
dengan kurikulum yang telah ditetapkan sebelum Motivasi merupakan proses psikis yang
melakukan PBM menunjukkan bahwa para guru mendorong orang untuk melakukan sesuatu.
sering kurang memahami materi pelajaran Motivasi dapat berasal dari dalam diri maupun
sehingga mereka seringkali mengajarkan sebuah luar diri seseorang (Usman, 2006: 250). Menurut
materi yang berbeda dengan kurikulum yang telah MC Donald (dalam Martinis Yamin, 2011: 216)
ditetapkan. Sedangkan dalam hal melakukan bahwa motivasi adalah perubahan energi dalam
kegiatan administrasi seperti pencatatan dan diri seseorang yang ditandai dengan munculnya
pelaporan hasil belajar siswa, guru sering merasa ³feeling´ GDQ GLGDKXOXL GHQJDQ WDQJJDSDQ
kesulitan karena kepala sekolah jarang terhadap adanya tujuan. Pengertian yang
memberikan bantuan dalam hal administratif, diungkapkan oleh Mc Donald mengandung tiga
karena berpikir itu menjadi tanggung jawab penuh elemen/ciri pokok dalam motivasi itu, yakni
guru (Sumber: Hasil Wawancara dengan Kepala motivasi itu mengawali terjadinya perubahan
Sekolah dan Guru di Kota Serang). energi, ditandai dengan adanya feeling dan
Secara teori kinerja diartikan sebagai dirangsang karena adanya tujuan.
sesuatu yang ingin dicapai, prestasi yang Dengan demikian motivasi memiliki
diperlihatkan dan kemampuan seseorang. Istilah peranan yang sangat penting dalam mewujudkan
kinerja berasal dari kata job performance atau kinerja mengajar yang efektif. Motivasi dapat
actual performance (prestasi kerja atau prestasi menggerakan individu untuk berbuat dan bekerja
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). untuk mencapai tujuan yang diinginkannya.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 103


Adapun hasil penelitian terdahulu yang peran kepala sekolah TK terutama sebagai
dilakukan Iis Faridah yang berjudul Kontribusi pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan
Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan kinerja mengajar guru pada lembaga TK yang
Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini
TK Terhadap Kinerja Mengajar Guru TK di Kota diharapkan dapat menjadi sumber informasi
Bandung, menunjukkan bahwa ada pengaruh yang dalam upaya mengembangkan motivasi kerja guru
signifikan antara Kompetensi Kerja Guru terhadap dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru
Kinerja Mengajar Guru TK, Kepemimpinan menuju pendidikan anak usia dini yang
Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala berkualitas.
TK terhadap Kinerja Mengajar guru TK, dan Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya,
Kompetensi Kerja Guru dan Kepemimpinan diharapkan dapat memfokuskan objek penelitian
Pembelajaran (Instructional Leadership) Kepala pada variabel lain yang dapat meningkatkan
TK secara simultan berpengaruh terhadap Kinerja kinerja mengajar guru TK dan mencoba
Mengajar Guru TK. membandingkannya antara satu kota dengan kota
Dari uraian tentang latar belakang lainnya
masalah yang telah penulis paparkan dan Engkoswara (2002: 14) mengemukakan
berdasarkan studi pendahuluan yang penulis bahwa administrasi pendidikan adalah ilmu yang
lakukan, bahwa pada prinsipnya terdapat banyak mempelajari penataan sumber daya yaitu manusia,
faktor yang mempengaruhi kinerja mengajar guru. kurikulum atau sumber belajar dan fasilitasi untuk
Berdasarkan uraian diatas diduga perilaku mencapai tujuan pendidikan secara optimal dan
kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja penciptaan suasana yang baik bagi manusia yang
menjadi faktor yang berpengaruh terhadap kinerja turut serta dalam pencapaian tujuan pendidikan
mengajar guru. yang disepakati. Administrasi pendidikan pada
Secara umum, berdasarkan rumusan dasarnya adalah suatu media belaka untuk
penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mencapai tujuan pendidikan secara produktif yaitu
mengetahui besarnya pengaruh Perilaku efektif dan efisien.
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Dalam pandangan yang luas, Herbert A.
Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK secara Simon (dalam Burhanuddin 2005: 8)
parsial Di Kota Serang. mendefinisikan administrasi sebagai kelompok
Secara garis besar dan berdasarkan tujuan untuk mencapai tujuan bersama, yaitu
penelitian, penelitian ini akan memiliki empat µadministration can be defined as the activities of
aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara group corporation to accomplish common goals¶
teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk Berdasarkan definisi ini, dapat dikemukakan
memperluas dan memperdalam kajian beberapa definisi administrasi yang mengandung
mengembangkan administrasi pendidikan pada pokok-pokok pengertian sebagai berikut: (1)
umumnya. Secara khusus, penelitian dapat administrasi merupakan proses kerja sama; (2)
menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen aktivitas kerja sama dilakukan oleh dua orang atau
sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. lebih; (3) mempunyai tujuan.
Hal ini dikarenakan peningkatan kinerja mengajar Kata kinerja adalah terjemahan dari kata
guru TK, nantinya akan berdampak pada performance yang didefinisikan sebagai hasil atau
peningkatan kualitas hasil peserta didik. tingkat keberhasilan seseorang secara keseluruhan
Kedua, penelitian ini memiliki manfaat selama periode tertentu di dalam melaksanakan
dalam aspek kebijakan. Hal ini dikarenakan tugas dibandingkan dengan berbagai
perkembangan kebijakan formal dalam hal kemungkinan, seperti standar hasil kerja, target
peningkatan kinerja mengajar guru yang berada di atau sasaran atau kriteria yang telah ditentukan
Taman Kanak-Kanak selama ini administratif, terlebih dahulu dan telah disepakati bersama
belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan (Rivai & Basri, 2005: 14).
perkembangan usia anak didik. Penelitian ini Samsudin (2005:159) memberikan
diharapkan dapat berguna untuk membuat pengertian kinerja sebagai tingkat pelaksanaan
kebijakan yang tepat dalam menyusun standar tugas yang dapat dicapai seseorang dengan
kinerja mengajar guru, sehingga dapat menggunakan kemampuan yang ada dan batasan-
meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di batasan yang telah ditetapkan untuk mencapai
Taman Kanak-Kanak secara signifikan. tujuan organisasi. Sedangkan Nawawi (2005:234)
Berikutnya, secara praktis, penelitian ini memberikan pengertian kinerja sebagai hasil
dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan pelaksanaan suatu pekerjaan. Pengertian tersebut
pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar memberikan pemahaman bahwa kinerja
dapat digunakan dalam upaya meningkatkan merupakan suatu perbuatan atau perilaku

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 104


seseorang yang secara langsung maupun tidak dimaksud kepemimpinan secara umum,
langsung dapat diamati oleh orang lain. merupakan pengaruh, seni atau proses
Kinerja mengajar guru sangat penting mempengaruhi sekelompok orang, sehingga
untuk diperhatikan dan dievaluasi karena guru mereka mau bekerja dengan sungguh-sungguh
mengemban tugas profesional artinya tugas-tugas untuk meraih tujuan kelompok. Sedangkan
hanya dapat dikerjakan dengan kemampuan kepemimpinan menurut E. Mulyasa (2009: 72)
khusus yang diperoleh melalui program dapat diartikan sebagai kegiatan untuk
pendidikan. Tugas dan tanggung jawab guru mempengaruhi orang-orang yang diarahkan untuk
dalam proses belajar mengajar erat kaitannya pencapaian tujuan bersama atau organisasi.
dengan kemampuan guru dalam usaha Pengertian Kepemimpinan sebagaimana
meningkatkan proses dan hasil belajar. Adam dan dikemukakan oleh Sedarmayanti (2009: 309)
Dicky dalam Hamalik (2009: 123) menegaskan PHQ\DWDNDQ VHEDJDL EHULNXW ³.HSHPLPSLQDQ
bahwa tugas guru sangat luas, meliputi : guru adalah kemampuan seseorang untuk
sebagai pengajar, guru sebagai pembimbing, guru mempengaruhi perilaku orang atau orang - orang
sebagai ilmuwan, dan guru sebagai pribadi. agar dengan penuh pengertian, kesadaran, dan
Menurut penelitian yang dilakukan Iis sepenuh hati bersedia mengikuti kehendak
Faridah (2013: 20) Indikator Kinerja Guru TK SLPSLQDQ´
berdasarkan Kentucky Education Professional Teori perilaku lebih menekankan pada apa
Standards Board (2003: 1-4) adalah : yang dilakukan pemimpin dan bagaimana seorang
1. Merancang/merencanakan pembelajaran. pemimpin menjalankan fungsinya. Bila berbicara
Guru merancang dan merencanakan mengenai perilaku kepemimpinan, maka terlebih
pembelajaran yang mendukung dahulu harus membahas teori-teori
perkembangan dan pembelajaran anak TK. kepemimpinan. Gary (2001) menjelaskan bahwa
Indikator kinerjanya adalah sejauh mana teori kepemimpinan terbagi ke dalam empat
guru: kategori, yaitu Teori Sifat (Traits Theory), Teori
2. Menciptakan lingkungan pembelajaran. Perilaku Kepemimpinan (Behavioral Theories of
Guru menciptakan dan memelihara Leadership), Teori Situasional (Situational
lingkungan belajar yang mendukung Theory), dan Teori Neo-Karismatik
pengembangan dan pembelajaran anak TK. (Neocharismatic Theories).
Indikatornya adalah sejauh mana guru: Pendapat Hasibuan Malayu (dalam
3. Melaksanakan Pembelajaran. Mulyadi, 2010: 47) menyatakan perilaku
Guru memperkenalkan, kepemimpinan merupakan pola perilaku yang
mengimplementasikan, dan memfasilitasi digunakan seseorang pada saat mencoba
pengalaman dan pembelajaran yang mempengaruhi perilaku orang lain untuk
mendukung pengembangan dan pembelajaran bekerjasama mencapai tujuan tertentu.
untuk anak TK. Indikator kinerjanya adalah Perilaku kepemimpinan menurut House
sejauh mana guru: dalam Hicks dan Gullet (1996: 491) adalah
4. Menilai dan mengkomunikasikan hasil merupakan hal yang multidimensional. Hal ini
belajar. merupakan bilangan terbatas, dan berubah-ubah
Guru bekerjasama dengan orang lain, menilai menurut keperibadian pimpinan, persyaratan tugas
perkembangan dan pembelajaran yang ditentukan olehnya beserta para pengikutnya,
berkelanjutan dari anak TK. Indikator sifat-sifat, kepentingan, harapan-harapan
kinerjanya adalah sejauh mana guru: pendukungnya, serta lingkungan organisasi dan
fisik dalam mana beserta mereka melakukan
.DWD ³PHPLPSLQ´ PHQXUXW operasi.
Wahjosumidjo (2010: 104) mempunyai arti Menurut Hoy dan Miskel (2008: 429),
memberikan bimbingan, menuntun, mengarahkan, bagi mahasiswa administrasi pendidikan,
dan berjalan di depan (precede). Pemimpin kemungkinan pertanyaan penelitian tentang
berperilaku untuk membantu organisasi dengan pemimpin yang paling terkenal adalah leader
kemampuan maksimal dalam mencapai tujuan. behavior description questionnaire (LBDQ) yang
Pemimpin tidak berdiri sendiri di samping, merupakan studi yang dimulai di Ohio State
melainkan mereka memberikan dorongan dan University pada 1940-an. Dimana studi ini
memacu (to prod), berdiri di depan yang mengukur dua dimensi dasar perilaku pemimpin ±
memberikan kemudahan untuk kemajuan serta struktur memprakarsai (peran) dan pertimbangan
memberikan inspirasi organisasi dalam mencapai (dukungan):
tujuan. 1. Struktur memprakarsai (peran) termasuk
Menurut Koontz dan Donnel yang perilaku pemimpin yang menggambarkan

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 105


hubungan antara pemimpin dan bawahan, intensitas, arah dan ketekunan seorang individu
pada saat yang bersamaan, menetapkan pola untuk mencapai tujuannya. Sementara motivasi
organisasi, saluran komunikasi, dan metode umum berkaitan dengan usaha mencapai tujuan
prosedur. apapun, kita akan mempersempit fokus tersebut
2. Pertimbangan (dukungan) meliputi perilaku menjadi tujuan-tujuan organisasional untuk
pemimpin yang menunjukkan persahabatan, mencerminkan minat kita terhadap perilaku yang
kepercayaan, kehangatan, ketertarikan, dan berhubungan dengan pekerjaan.
rasa hormat dalam hubungan antara Menurut Silalahi (2011: 366) Frederick
pemimpin dan anggota kelompok kerja. Herzberg mengembangkan teori motivasi yang
lebih dikenal sebagai two-factor theory atau
Motivasi menurut Mc. Donald dalam motivation-hygiene theory. Contoh faktor-faktor
6DUGLPDQ µ0RWLYDVL DGDODK SHUXEDKDQ yang berhubungan dengan motivator atau faktor
energi dalam diri seseorang yang ditandai dengan instrinsik di tempat kerja terdiri dari:
PXQFXOQ\D ³feeling´ dan didahului dengan 1. Prestasi (achievement);
WDQJJDSDQ WHUKDGDS DGDQ\D WXMXDQ¶ 2. Pengakuan (recognition);
Callahan dan Clark mengemukakan 3. Pekerjaan itu sendiri (work it self);
EDKZD ³0RWLYDVL DGDODK WHQDJD SHQGRURQJ DWDX 4. Tanggung jawab (responsibility);
penarik yang menyebabkan adanya tingkah laku 5. Kemajuan atau promosi (advancement).
ke arah WXMXDQ WHUWHQWX ³ 0XO\DVD 9:143) Contoh faktor-faktor yang berhubungan
Mengacu pada pendapat tersebut, dapat dengan hygiene needs (atau maintenance factor)
dikemukakan bahwa motivasi merupakan suatu atau faktor-faktor ekstrinsik di tempat kerja
bagian yang sangat penting dalam suatu lembaga. adalah:
Guru akan bekerja dengan sungguh-sungguh 1. Kebijakan (policy);
apabila memiliki motivasi yang tinggi. 2. Hubungan dengan penyelia (relationship with
Dengan memperhatikan pengertian di supervisor);
atas, motivasi disini memiliki 3 (tiga) elemen 3. Kondisi kerja (work conditions);
penting yaitu: 4. Gaji (salary);
1. Motivasi itu mengawali terjadinya perubahan 5. Status (status);
energi pada diri setiap individu manusia; 6. Keamanan kerja (job security);
2. Motivasi ditandai dengan munculnya 7. Hubungan dengan kelompok (relationship
rasa/feeling, afeksi seseorang; with group);
3. Motivasi akan dirangsang karena adanya 8. Hubungan dengan subordinasi (relationship
tujuan. with subordinates);
Menurut Robbins dalam bukunya 9. Kehidupan Personal (personal life).
Perilaku Organisasi (2009: 222), dimana motivasi
(motivation) sebagai proses yang menjelaskan

Gambar 1.1
Teori Dua Faktor Frederick Herzberg

Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian tersebut, penelitian inibertujuan untuk


penelitian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui besarnya pengaruh Perilaku
mengetahui besarnya pengaruh Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi
Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK secara
Kerja terhadap Kinerja Mengajar Guru TK secara parsial Di Kota Serang.
parsial Di Kota Serang. Secara garis besar dan berdasarkan tujuan
Secara umum, berdasarkan rumusan penelitian, penelitian ini akan memiliki empat

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 106


aspek manfaat setidaknya. Pertama, secara meningkatkan kualitas pendidikan yang ada di
teoritis, penelitian ini bermanfaat untuk Taman Kanak-Kanak secara signifikan.
memperluas dan memperdalam kajian
mengembangkan administrasi pendidikan pada Berikutnya, secara praktis, penelitian ini
umumnya. Secara khusus, penelitian dapat dapat bermanfaat sebagai salah satu bahan
menjadi sumber rujukan untuk kajian manajemen pertimbangan bagi para Kepala Sekolah TK agar
sumber daya manusia dalam bidang pendidikan. dapat digunakan dalam upaya meningkatkan
Hal ini dikarenakan peningkatan kinerja mengajar peran kepala sekolah TK terutama sebagai
guru TK, nantinya akan berdampak pada pemimpin dan pada akhirnya meningkatkan
peningkatan kualitas hasil peserta didik. kinerja mengajar guru pada lembaga TK yang
Kedua, penelitian ini memiliki manfaat dipimpinnya. Sedangkan Guru TK, penelitian ini
dalam aspek kebijakan. Hal ini dikarenakan diharapkan dapat menjadi sumber informasi
perkembangan kebijakan formal dalam hal dalam upaya mengembangkan motivasi kerja guru
peningkatan kinerja mengajar guru yang berada di dalam rangka peningkatan kinerja mengajar guru
Taman Kanak-Kanak selama ini admibistratif, menuju pendidikan anak usia dini yang
belum dilaksanakan sesuai kebutuhan dan berkualitas.
perkembangan usia anak didik. Penelitian ini Terakhir, bagi para peneliti selanjutnya,
diharapkan dapat berguna untuk membuat diharapkan dapat memfokuskan objek penelitian
kebijakan yang tepat dalam menyusun standar pada variabel lain yang dapat meningkatkan
kinerja mengajar guru, sehingga dapat kinerja mengajar guru TK dan mencoba
membandingkannya antara satu kota dengan kota
lainnya

METODE PENELITIAN

Permasalahan yang akan dibahas dalam Metode deskriptif dalam penelitian ini
penelitian ini yaitu bagaimana gambaran umum sesuai untuk digunakan karena masalah yang
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi diambil terpusat pada masalah aktual dan berada
Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di pada saat penelitian dilaksanakan dengan melalui
Kota Serang, apakah terdapat hubungan antara prosedur pengumpulan data, mengklasifikasi data
Pengaruh Perilaku Kepemimpinan dan Motivasi kemudian dianalisis dan ditarik kesimpulan.
Kerja Terhadap Kinerja mengajar Guru TK Di Pendekatan kuantitatif merupakan pendekatan
Kota Serang. Oleh karena itu, penulis berusaha yang digunakan oleh peneliti dalam penelitian
mengambil metode yang sesuai dengan dengan cara mengukur indikator-indikator
permasalahan yang diteliti. Sebagaimana bahwa variabel sehingga dapat diperoleh gambaran
sebuah penelitian tidak akan mencapai kriteria umum dan kesimpulan masalah penelitian
penelitian yang tepat. Dengan metode penelitian (Arikunto, 2010:86).
yang tepat, diharapkan sebuah penelitian nantinya Pendekatan kuantitatif merupakan metode
akan menjadi penelitian yang ilmiah, logis, pemecahan masalah yang terencana dan cermat,
sistematis dan dapat dipertanggungjawabkan dengan desain yang terstuktur ketat, pengumpulan
secara ilmiah. Metode penelitian pun ada sebagai data secara sistematis terkontrol dan tertuju pada
suatu cara untuk mengumpulkan dan menyusun penyusunan teori yang disimpulkan secara
data, serta menganalisis mengenai arti data yang induktif dalam kerangka pembuktian hipotesis
tealah diteliti menjadi suatu kesimpulan. Berikut secara empiris. Pendekatan kuantitatif merupakan
merupakan metode yang digunakan penulis dalam upaya mengukur variabel-variabel tersebut.
melaksanakan penelitian ini: 1. Variabel Terikat (Dependent Variable)
Metode deskriptif merupakan metode Variabel yang nilainya tergantung dari
yang ditujukan untuk memecahkan masalah yang variabel lain. Dalam penelitian ini yang
terjadi pada masa sekarang. Sebagaimana yang menjadi Variabel Terikat adalah Kinerja
dikemukakan oleh Arikunto (2010: 86) bahwa: Mengajar Guru TK (Y).
³0HWRGH GHVNULSWLI DGDODK PHWRGH \DQJ GLJXQDNDQ 2. Variabel Bebas (Independent Variable)
dalam mengkaji permasalah-permasalahan yang Variabel yang nilainya tidak tergantung
WHUMDGL VDDW LQL DWDX PDVD VHNDUDQJ ´ 0HWRGH pada variabel lain. Dalam penelitian ini yang
deskriptif pun diartikan sebagai perolehan menjadi Variabel Bebas adalah:
informasi atau data yang relevan dengan masalah
yang diteliti melalui penelaahan berbagai konsep X1 : Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah
atau teori yang dikemukakan oleh para ahli. X2 : Motivasi Kerja

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 107


L E Ú ÚE
Û Û E .................................... (1)
Keterangan:
a : Konstanta regresi
b : Koefisien regresi
e : Faktor penganggu
Bentuk analisis multiple regresi ini
adalah:

HASIL PENELITIAN

Berdasarkan pengolahan data penelitian yang diciptakan sekolah. Perilaku Kepemimpinan


secara umum Perilaku Kepemimpinan Kepala Kepala Sekolah secara ringkas dapat dikatakan
Sekolah ( variabel X1) memiliki skor 4.47, bahwa Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah di
apabila dikonsultasikan pada tabel kecenderungan TK di Kota Serang dilaksanakan dengan sangat
WMS maka dapat dikategorikan sangat tinggi. tinggi oleh pihak sekolah. Nilai rata-rata tertinggi
Dilihat dari operasional implementasi Perilaku adalah Pertimbangan sebesar 4.38, sedangkan
Kepemimpinan Kepala Sekolah dilingkungan nilai rata-rata terendah adalah Struktur
sekolah dapat dilihat dari struktur inisiasi, Memprakarsai dengan nilai sebesar 4.18.
pertimbangan, dan kepemimpinan partisipatif

WMS X1 (Perilaku Kepemimpinan Kepala


Sekolah)

participative Leadership

Consideration

Initiating Structure

3.90 4.00 4.10 4.20 4.30 4.40 4.50 4.60 4.70


participative
Initiating Structure Consideration
Leadership
Series1 4.18 4.38 4.66

Gambar 1.2
Grafik Histogram Nilai Rata-rata Kecenderungan Umum Variabel X1 (Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah)

Berdasarkan pengolahan data penelitian indikator aspek instrinsik dan aspek ekstrisnsik.
secara umum Motivasi Kerja (variabel X2) Motivasi kerja secara ringkas dapat dikatakan
memiliki skor 4.25, apabila dikonsultasikan pada bahwa motivasi kerja guru TK di Kota Serang
tabel kecenderungan WMS maka dapat dilaksanakan dengan sangat tinggi oleh guru.
dikategorikan sangat tinggi. Dilihat dari Nilai rata-rata tertinggi adalah Faktor Ekstrinsik
operasional implementasi Motivasi Kerja Guru sebesar 4.42, sedangkan nilai rata-rata terendah
dilingkungan sekolah TK dapat dilihat dari adalah Faktor Intrinsik dengan nilai sebesar 4.09.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 108


WMS X2 (Motivasi Kerja)
4.50

4.40
4.42
Skala Nila 4.30

4.20

4.10
4.09
4.00

3.90
Motivator Factor Hygiene Factor
Gambar 1.3
Grafik Histogram Nilai Rata-rata Kecenderungan Umum Variabel X2 (Motivasi Kerja)

Berdasarkan pengolahan data penelitian (Attitude). Hal ini menunjukkan bahwa kinerja
pada tabel diatas, secara umum mengenai Kinerja Mengajar Guru TK pada TK di Kota Serang
Mengajar Guru TK (variabel Y) pada TK di Kota dilaksanakan dengan sangat tinggi oleh Mengajar
Serang memiliki skor 4.33, apabila Guru TK sebagai bagian penting dari organisasi
dikonsultasikan pada tabel kecenderungan WMS sekolah. Nilai rata-rata tertinggi sub indikator
maka dapat dikategorikan sangat tinggi. Kinerja adalah tanggap atau responsif sebesar 4.65,
Mengajar Guru TK apabila dilihat dari jenis tugas sedangkan nilai rata-rata terendah sub indikator
pekerjaannya dapat dilihat dari indikator adalah kemampuan merancang dan merencanakan
Pengetahuan, Keterampilan (Skill), dan Sikap pembelajaran dengan nilai sebesar 3.85.

WMS Y (Kinerja Mengajar Guru)


5.00
4.50
4.00
3.50
3.00
2.50
2.00
1.50
1.00
0.50
0.00
Merancang/
Pengetahua Melaksanak Menilai dan
merencanak Menciptaka
n Pengetahua an Mengkomu Tanggap/
an n
matapelajar n Pedagogis Pembelajar nikasikan responsif
Pembelajar Lingkungan
an an Hasil Belajar
an
Series1 4.45 4.29 3.85 4.31 4.42 4.36 4.65

Gambar 1.4
Grafik Histogram Nilai Rata-Rata Kecenderungan Umum Variabel (Y) Kinerja Mengajar Guru TK

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 109


Distribusi data variabel X1 (Perilaku Kinerja Mengajar Guru TK (Y)
Kepemimpinan Kepala Sekolah) adalah normal, dipengaruhi sebesar 7.2% oleh Perilaku
yang berarti Ho diterima, dengan perhitungan Sig. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1), sedangkan
Variabel X1 (0,539) < 0,10, maka data sisanya (100% - 7.2% = 92.8%) dipengaruhi oleh
berdistribusi normal. distribusi data variabel X2 faktor-faktor lain. Nilai koefisien determinasi
(Motivasi Kerja Guru) adalah normal, yang tersebut apabila dikonsultasikan dengan
berarti Ho diterima, dengan perhitungan Sig. interpretasi koefisien determinasi, maka teramsuk
Variabel X2 (0.554) < 0,10, maka data kedalam kategori sangat rendah.
berdistribusi normal. Distribusi data variabel Y Kinerja Mengajar Guru TK (Y)
(Kinerja Mengajar Guru TK) adalah normal, yang dipengaruhi sebesar 32% oleh Motivasi Kerja
berarti Ho diterima dengan perhitungan Sig. (X2), sedangkan sisanya (100% - 32% = 68%)
Variabel Y (0.601) < 0,10, maka data berdistribusi dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Nilai koefisien
normal. determinasi tersebut apabila dikonsultasikan
Korelasi variabel X1 (Perilaku dengan interpretasi koefisien determinasi, maka
Kepemimpinan Kepala Sekolah) dengan variabel termasuk kedalam kategori rendah.
Y (Kinerja Mengajar Guru TK) dengan Kinerja Mengajar Guru TK (Y)
menggunakan rumus Spearman Rho menunjukkan dipengaruhi sebesar 46,4% oleh Perilaku
nilai korelasi sebesar 0.269 yang berarti variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan Moivasi
X1 (Perilaku Kepemimpinan Kepala Sekolah) Kerja (X2), sedangkan sisanya (100% - 46,4% =
berkRUHODVL ³ 5HQGDK ³ WHUKDGDS < .LQHUMD %) dipengaruhi oleh faktor-faktor lain. Nilai
Mengajar Guru TK). koefisien determinasi tersebut apabila
Korelasi Spearman Rho variabel (X2) dikonsultasikan dengan interpretasi koefisien
Motivasi Kerja terhadap variabel (Y) (Kinerja determinasi, maka teramsuk kedalam kategori
Mengajar Guru TK) menunjukan nilai sebesar sedang/cukup kuat.
0,565 berarti variabel (X2) Motivasi Kerja Hasil persamaan regresi dapat
3HJDZDL EHUNRUHODVL ³&XNXS .XDt´ terhadap disimpulkan bahwa jika terjadi perubahan satu
variabel (Y) (Kinerja Mengajar Guru TK). unit variabel X1 dan X2, akan diikuti oleh
Kesimpulan dari pengujian hipotesis ini perubahan pada variabel Y sebesar 0,23 dan 0,81
adalah Ha diterima dan Ho ditolak, dengan dengan arah positif, dapat dikatakan variabel Y
jawaban: ³ Terdapat pengaruh yang positif dan akan mengalami kenaikan sebesar 0,23 dan 0,81,
signifikan antara Perilaku Kepemimpinan Kepala ini berarti bahwa meningkatnya Kinerja Mengajar
Sekolah dan Motivasi Kerja terhadap Kinerja Guru dipengaruhi oleh Perilaku Kepemimpinan
Mengajar Guru TK pada tingkat TK di Kota Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja.
6HUDQJ³

PEMBAHASAN

Merujuk hasil penelitian di atas, variabel Guru TK (Y) sebesar 0.269 yang berarti tingkat
perilaku kepemimpinan kepala sekolah terkait hubungan Perilaku Kepemimpinan Kepala
struktur memprakarsai (peran) di TK Kota Serang Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar Guru TK
sudah berada pada kategori sangat tinggi. (Y) berada pada tingkat rendah, maka dari hasil
Secara keseluruhan dari hasil pengolahan tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
data, dapat diketahui tingkat kecenderungan pengaruh positif perilaku kepemimpinan kepala
variabel motivasi kerja pada penelitian ini berada sekolah dalam mewujudkan kinerja mengajar guru
SDGD NDWHJRUL ³VDQJDW WLQJJL´ \DNQL GHQJDQ UDWD- TK di Kota Serang.
rata skor sebesar 4,25. Hal ini berarti motivasi Berdasarkan hasil penelitian diketahui
kerja guru TK yang berada di Kota Serang sudah koefisien korelasi antara Motivasi Kerja (X2)
baik. terhadap Kinerja Mengajar Guru TK (Y) sebesar
Dari hasil temuan penelitian skor rata-rata 0.565 yang berarti tingkat hubungan motivasi
untuk variabel Kinerja Mengajar Guru TK di Kota kerja (X2) terhadap Kinerja Mengajar Guru TK
Serang adalah 4,33 (sangat tinggi). Hal ini berarti (Y) berada pada tingkat cukup kuat, maka dari
tingkat penilaian Guru TK Di Kota Serang hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa terdapat
terhadap kinerja mengajar guru sudah pengaruh positif motivasi kerja dalam
dilaksanakan dengan sangat tinggi. mewujudkan kinerja mengajar guru TK di Kota
Berdasarkan hasil penelitian diketahui Serang.
koefisien korelasi antara Perilaku kepemimpinan Berdasarkan hasil penelitian diketahui
Kepala Sekolah (X1) terhadap Kinerja Mengajar koefisien korelasi antara Perilaku kepemimpinan

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 110


Kepala Sekolah (X1) dan Motivasi Kerja (X2) maka dari hasil tersebut dapat disimpulkan bahwa
terhadap Kinerja Mengajar Guru TK (Y) sebesar terdapat pengaruh positif Perilaku Kepemimpinan
0,465 yang berarti tingkat hubungan Perilaku Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja dalam
Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1) dan mewujudkan kinerja mengajar guru TK di Kota
Motivasi Kerja (X2) terhadap Kinerja Mengajar Serang.
Guru TK (Y) berada pada tingkat cukup kuat,

SIMPULAN DAN SARAN

Kinerja mengajar merupakan efektivitas konteks kinerja mengajar, sub dimensi yang
guru dalam memberikan pengajaran di kelas. tertinggi nilai rata-ratanya adalah tanggap
Dalam melakukan pengajaran kinerja guru (responsif), sedangkan sub dimensi yang
menjadi suatu hal yang penting, karena guru terendah nilai rata-ratanya adalah
merupakan pihak yang terlibat langsung dalam merancang/merencanakan pembelajaran.
proses pembelajaran di dalam kelas serta memiliki 4. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh
peran yang sangat vital dalam meningkatkan perilaku kepemimpinan kepala sekolah dengan
kualitas anak didiknya. Terkait dengan hal kategori rendah (sebesar 7,2%). Hal ini
tersebut, penelitian ini telah menganalisis kinerja bermaksa bahwa kinerja mengajar Guru TK
mengajar Guru TK di Kota Serang yang dapat ditingkatkan dengan meningkatkan
dipengaruhi oleh dua variabel bebas, yaitu perilaku kepemimpinan kepala sekolah. Dalam
perilaku kepemimpinan kepala sekolah dan menjalankan perilaku kepemimpinannya
motivasi kerja . Berdasarkan hasil penelitian, kepala sekolah cenderung sering melakukan
terdapat beberapa kesimpulan yang perlu sharing ide, melibatkan tim dalam pemecahan
diperhatikan: masalah yang ada dan bertanggung jawab akan
1. Deskripsi perilaku kepemimpinan kepala hasil yang telah disepakati. Tetapi kurang
sekolah TK di Kota Serang tergolong sangat dalam hal medefinisikan dan menstruktur
tinggi. Hal ini berarti bahwa kepala sekolah perannya sendiri, maupun peran guru dalam
telah menjalankan perilaku kepemimpinan upaya pencapaian tujuan organisasi. Dengan
yang meliputi struktur memprakarsai (peran), kata lain, dapat dikatakan bahwa kepala
pertimbangan (dukungan), dan kepemimpinan sekolah memiliki peran yang penting dalam
partisipatif telah dilakukan dengan baik. Dari 3 meningkatkan kinerja mengajar guru TK.
sub dimensi perilaku kepemimpinan kepala 5. Kinerja Mengajar Guru TK dipengaruhi oleh
sekolah, sub dimensi tertinggi nilai rata- motivasi kerja dengan kategori cukup kuat
ratanya adalah kepemimpinan partisipatif, (sebesar 32%). Hal ini bermakna bahwa
sedangkan sub dimensi yang terendah nilai kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan
rata-ratanya adalah struktur memprakarsai dengan meningkatkan motivasi kerja guru.
(peran). Motivasi kerja memberikan pengaruh terhadap
2. Deskripsi motivasi kerja untuk mendukung kinerja mengajar guru TK dalam hal proses
kinerja mengajar guru tergolong sangat tinggi. belajar mengajar yang dilakukan guru di kelas.
Hal ini berarti bahwa motivasi kerja guru yang Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa
meliputi faktor motivator dan faktor higien motivasi kerja yang baik dapat meningkatkan
telah diterapkan dengan baik. Dari 2 sub kualitas kinerja mengajar guru TK.
dimensi motivasi kerja, sub dimensi tertinggi 6. Secara simultan, kinerja mengajar guru TK
nilai rata-ratanya adalah faktor higien, dipengaruhi oleh perilaku kepemimpinan
sedangkan sub dimensi yang terendah adalah kepala sekolah dan motivasi kerja secara
faktor motivator. positif dan signifikan dengan kategori cukup
3. Deskripsi kinerja mengajar guru TK di Kota kuat (sebesar 46,5%). Hal tersebut bermakna
Serang tergolong sangat tinggi. Hal ini berarti bahwa kinerja mengajar guru TK dapat
bahwa guru TK di Kota Serang sudah ditingkatkan dengan meningkatkan perilaku
menjalankan kinerja mengajar yang meliputi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi
pengetahuan tentang mata pelajaran, kerja. Kepala sekolah yang mampu
pengetahuan pedagogis, menunjukkan perilaku yang baik serta guru
merancang/merencanakan pembelajaran, yang dapat menunjukkan motivasi kerja yang
menciptakan lingkungan pembelajaran, baik, akan dapat meningkatkan kinerja
melaksanakan pembelajaran, menilai dan mengajar guru TK. Berdasarkan hasil
mengkomunikasikan hasil belajar, dan tanggap penelitian yang diperoleh, penelitian ini
(responsif). Dari tujuh sub dimensi dalam menyimpulkan adanya hubungan yang positif

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 111


dan signifikan antara perilaku kepemimpinan meningkatkan sub dimensi yang berkaitan
kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap dengan merancang dan merencanakan
kinerja mengajar guru TK di Kota Serang. pembelajaran Untuk meningkatkan hal
tersebut, yang dapat dilakukan adalah Guru
Saran yang dapat diberikan adalah sebagai mampu mengidentifikasi dan
berikut : mengelompokkan kompetensi yang ingin
1. Meskipun perilaku kepemimpan kepala dicapai setelah proses pembelajaran.
sekolah TK berada pada kategori sangat tinggi, Kompetensi yang ingin dikembangakan harus
kinerja mengajar guru TK dapat ditingkatkan mengandung muatan yang menjadi materi
lebih baik lagi dengan meningkatkan sub standar, yang dapat diidentifikasi berdasarkan
dimensi struktur memprakarsai (peran). Hal ini keputusan peserta didik, kebutuhan
penting dilakukan karena akan mampu masyarakat, ilmu pengetahuan, dan filsafat.
meningkatkan kinerja mengajar guru TK. Guru mampu mengembangkan materi standar.
Peningkatan struktur memprakarsai (peran) Materi standar merupakan isi kurikulum yang
dapat dilakukan dengan cara menegaskan diberikan kepada peserta didik dalam proses
seberapa besar wewenang maupun tanggung pembelajaran dan pembentukkan kompetensi.
jawab yang harus dipikul baik untuk masing- Guru mampu menentukan metode. Penentuan
masing pekerjaan (baik untuk guru, maupun metode pembelajaran erat kaitannya dengan
kepala sekolah itu sendiri) yang merupakan pemilihan strategi pembelajaran yang paling
bagian dari pekerjaan yang lebih besar dimana efisien dan efektif dalam memberikan
sasarannya adalah untuk tercapainya tujuan pengalaman belajar yang diperlukan untuk
organisasi yang telah ditetapkan, kepala membentuk kompetensi dasar. Dalam hal ini,
sekolah dapat menyediakan saluran stretegi pembelajaran merupakan kegiatan guru
komunikasi yang dapat dimanfaatkan oleh dalam melakukan proses pembelajaran dan
kepala sekolah itu sendiri, guru, staf sekolah pembentukan kompetensi yang dapat
untuk menyampaikan masukan dan pendapat memberikan kemudahan kepada peserta didik
dari masing-masing individu tersebut, dan juga untuk mencapai tujuan. Guru mampu
kepala sekolah dapat menyediakan pedoman merencanakan penilaian. Sejalan dengan KTSP
kerja yang jelas, agar guru dapat melakukan yang berbasis kompetensi penilaian hendaknya
pekerjaan secara terkendali dan konsisten. dilakukan berdasarkan apa yang dilakukan
Sehingga nantinya dapat diketahui kelemahan oleh peserta didik selama proses pembelajaran
dari sistem yang ada di sekolah, apakah dan pembentukan kompetensi. Oleh karena itu,
kelemahan itu disebabkan karena faktor penilaian hendaknya dilakukan berbasis kelas
manusianya ataupun ada perubahan dalam dan ujian dilakukan berbasis sekolah. Tyler
sistem pelayanan pendidikan. (1986) mengatakan bahwa penilaian
2. Meskipun motivasi kerja dalam konteks pembelajaran dimaksudkan untuk mengetahui
kinerja mengajar guru TK sudah tergolong tercapai tidaknya pembelajaran yang telah
cukup tinggi, motivasi kerja akan lebih baik dilaksanakan yang mencakup semua
lagi jika sub dimensi faktor motivator dapat komponen pembelajaran baik proses maupun
ditingkatkan lagi. Hal ini penting dilakukan hasilnya.
karena faktor motivator sangat berdampak bagi 4. Berdasarkan pengaruh yang diberikan oleh
kinerja mengajar guru TK. Peningkatan faktor perlaku kepemimpinan kepala sekolah
motivator, bisa dilakukan dengan cara terhadap kinerja mengajar guru TK, disarankan
mengalokasi insentif secara periodik untuk bahwa perilaku yang berkaitan dengan kinerja
memotivasi kinerja para guru yang unggul atau mengajar guru lebih diperdalam lagi. Sehingga
memenuhi standar performa bagus. Insentif apabila kepala sekolah hendak meningkatkan
dapat diberikan setiap catur wulan kepada kinerja guru, maka yang sebaiknya dilakukan
guru-guru yang berdedikasi tinggi dan efisien. adalah merubah perilaku kepemimpinannya
Juga dengan cara membuka peluang akan dan meningkatkan lagi pemberian motivasi
adanya promosi bagi guru, karena dengan ada kepada guru.
promosi tersebut guru akan merasa dihargai 5. Akhirnya dari hasil penelitian ini, penulis
jerih payahnya, merasa dianggap mampu, dan menyarankan kepada peneliti yang lain, yang
merasa memiliki kesempatan untuk akan meneliti Kinerja Guru TK untuk
mengaktualisasikan diri. memasukkan variabel lain seperti :
3. Meskipun kinerja mengajar guru TK telah kemampuan, pengalaman kerja, struktur desain
dilakukan dengan baik, tetapi kinerja mengajar kerja, sistem reward yang secara teoritis dapat
guru TK dapat ditingkatkan lagi dengan mempengaruhi kinerja mengajar guru.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 112


DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi. (2010). Prosedur Penelitian: Mangkunegara. (2004). Manajemen Sumber Daya
Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Manusia. Bandung: PT. Remaja
Rineka. Rosdakarya.
Burhanuddin, Y. (2005). Administrasi Martinis Yamin. (2011). Desain Pembelajaran
Pendidikan. Bandung: Pustaka Setia Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan.
Jakarta: Gaung Persada Press.
Basri, A.F.M. & Rivai, V. (2005).
Performance Appraisal. Jakarta: PT. Mulyadi. (2010). Kepemimpinan Kepala Sekolah
Raja Grafindo Persada. Dalam Mengembangkan Budya Mutu.
Malang : UIN Maliki Press.
Engkoswara. (2002). Menuju Indonesia
Mulyasa, E. (2009). Menjadi Guru Profesional
Modern 2020. Bandung: Yayasan Menciptakan Pembelajaran Kreatif dan
Amal Keluarga. Menyenangkan. Bandung: Remaja
Gary, D. (2001). Manajemen Personalia Rosdakarya
Teknik dan Konsep Modern. Edisi Nawawi, H. (2005). Metode Penelitian Sosial.
Ketiga. Jakarta: Erlangga. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press.
Hamalik, O. (2009). Proses Belajar
Mengajar. Bandung: Bumi Aksara. Robbins, S.P. (2009). Perilaku Organisasi.
Jakarta: PT. Indeks Kelompok Gramedia.
Hicks, H.G & Gullet, R.G. (1996). Organisasi
Teori dan Tingkah Laku. Jakarta: Samsudin, S. (2005). Manajemen Sumber Daya
Bumi Aksara. Manusia. Bandung: Pustaka Setia.
Sardiman A.M. (2010). Interaksi dan Motivasi
Hoy, Waine K. And Miskell, Cecil G. (2008).
Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Educational Administration: Theory,
Grafindo Persada.
Research, and Practise (6 th ed.,
international edition). Singapore: Sedarmayanti. (2009). Sumber Daya Manusia dan
McGrawHill Co. Produktivitas Kerja. Bandung: CV.
Mandar Maju.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia. (2013) Direktorat Silalahi, U. (2011). Asas-Asas Manajemen.
Jenderal Pendidikan Anak Usia Dini, Non Bandung: PT. Refika Aditama.
Formal, Dan Informal. Direktorat
Suryosubroto. (2004). Proses Belajar Mengajar
Pembinaan Pendidikan Anak Usia Dini.
Di Sekolah. Jakarta: Rineka Cipta.
[Online]. Tersedia di:
http://www.paudni.kemdikbud.go.id/paud/ Unicef Indonesia. (2012). Ringkasan Kajian.
. Diakses : 14 April 2013. Pendidikan & Perkembangan Anak Usia
Dini. [Online]. Tersedia di:
Kentucky Education Professional Standards
http://www.unicef.org/indonesia/id/A3_-
Board. (2003). Kentucky Teacher
_B_Ringkasan_Kajian_Pendidikan.pdf.
Standards for Preparation and
Diakses 15 April 2013.
Certification: Interdisciplinary Early
Childhood Education Birth to Primary. Usman, H. (2006). Manajemen Teori-Praktik dan
[Online]. Tersedia: Riset Pendidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
http://www.epsb.ky.gov/teacherprep/ieces
Wahjosumidjo. (2010). Kepemimpinan Kepala
tandards.asp. Diakses : 22 April 2013.
Sekolah; Tinjauan Teoritik dan
Khasanah. M. (2013). Pendidikan Anak Usia Dini. Permasalahannya. Jakarta: Raja Grafindo
Serang: Universitas Airlangga. Persada.

Jurnal Administrasi Pendidikan Vol.XXII No.1 April 2015 113

Anda mungkin juga menyukai