Anda di halaman 1dari 11

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan

Homepage: https://ejurnalunma.ac.id/index.php/madinasika
Vol. 1 No. 2, April 2020, halaman: 92~102
E-ISSN: 2716-0343, P-ISSN: 2715-8233

PENGARUH KOMPETENSI GURU TERHADAP KINERJA GURU


Hendri Rohman
Sekolah Menengah Atas Yayasan Karsa Madya, Tanjungsari, Sumedang Jawa Barat, Indonesia.
e-mail : hendri67rohman@gmail.com

Riwayat artikel: diterima Maret 2020, diterbitkan April 2020

Penulis koresponden Abstract


The study was inspired by the phenomenon of the low performance of MTs teachers.
which is reflected in the low ability to meet the standards set. Aims to analyze and find
out: a) teacher competence; b) teacher performance; and c) the magnitude of the
influence of teacher competence on MTs Sumedang District teachers. The research
approach used is quantitative research with survey methods. Types of data consist of
primary and secondary data, data collection tools using a questionnaire that is
distributed to respondents who are taken proportionally. The data were processed using
parametric statistics. Hypothesis testing using t-test and F-test. The results of data
processing and analysis show that pedagogical competence, personality competence,
social competence, and professional competence both partially and simultaneously have
a significant effect on teacher performance with an influence of 00%. In conclusion,
teacher competence with its four dimensions has a significant effect on MTs teacher
performance.

Keywords: Pedagogic Competence, Personality Competence, Social Competence,


Professional Competence, and Teacher Performance

Abstrak
Jurnal MADINASIKA Penelitian ini terinspirasi fenomena rendahnya kinerja guru MTs. yang tercermin dari
Manajemen dan rendahnya kemampuan dalam memenuhi standar yang ditetapkan. Bertujuan untuk
Keguruan diterbitkan menganalisis dan mengetahui : a) kompetensi guru; b) kinerja guru; dan c) besarnya
oleh Program Studi pengaruh kompetensi guru terhadap guru MTs Kabupaten Sumedang. Pendekatan
Manajemen Pendidikan penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dengan metode survey. Jenis
Islam Pascasarjana data terdiri atas data primer dan sekunder, alat pengumpul data menggunakan
Universitas Majalengka kuesioner yang disebar kepada responden yang diambil secara proporsional. Data
diolah menggunakan statistik parametrik. Pengujian hipotesis menggunakan t-tes
dan F-tes. Hasil pengolahan dan analisis data menunjukkan bahwa kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan kompetensi profesional
baik secara parsial maupun simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru
dengan besaran pegaruh 00%. Kesimpulan, kompetensi guru dengan empat
dimensinya berpengaruh signifikan terhadap kinerja guru MTs.

Kata kunci: Kompetensi Pedagogik, Kompetensi Kepribadian, Kompetensi Sosial,


Kompetensi Profesional, dan Kinerja Guru.

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 92
PENDAHULUAN Menurut Gusti (2012:4) “Kinerja guru
Secara umum, dalam Kamus Besar adalah prestasi yang dicapai sebagai hasil
Bahasa Indonesia tertulis bahwa kinerja kerja seorang guru dalam melaksanakan
berarti sesuatu yang dicapai, prestasi yang tugas dan tanggung jawab yang dibebankan
diperlihatkan, atau kemampuan kerja kepadanya, sesuai kewenangan dan
tentang peralatan (kbbi.web.id/kinerja). kemampuan yang dimiliki”. Pandangan
Sedarmayanti (2010:53) mengemukakan senada dikemukakan Rabiyah, dkk
bahwa “Kinerja meliputi beberapa dimensi, (2012:4), bahwa “kinerja guru pada
yaitu : kualitas kerja (qualityofwork), dasarnya merupakan kegiatan seorang guru
ketepatan waktu (promptness), inisiatif dalam melaksanakan tugas dan
(initiative), kemampuan (capability), dan kewajibannya sebagai seorang pengajar dan
komunikasi (communication). Dalam pendidik di sekolah”. Secara teknis “kinerja
organisasi bisnis atau pemerintahan, kelima guru adalah kegiatan guru dalam proses
aspek tersebut dapat dijadikan alat ukur pembelajaran, yaitu bagaimana seorang
dalam mengadakan pengkajian tingkat guru merenca-nakan pembelajaran,
kinerja seorang pegawai. Dalam suatu melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan
organisasi, termasuk organisasi yang menilai hasil belajar” agar proses
terdapat dalam sistem pendidikan nasional, pembelajaran berjalan secara efektif dan
guru sebagai sumber daya manusia berada efisien. (Rusman,2012; Setiyati, 2014;
pada posisi penting sehingga dianggap Permendiknas No 41 tahun 2007).
faktor kunci penentu keberhasilan dalam Secara umum kinerja guru dapat
upaya pencapaian tujuan pendidikan. diukur dari pelaksanaan tugas dan tanggung
(Juniarti dan Sukartini, 2014). jawab yang diberikan kepadanya sesuai
Oleh karena itu, dalam upaya dengan ketentuan yang telah ditetapkan.
meningkatkan kualitas pendidikan secara Secara administratif, guru bertanggung
keseluruhan, diperlukan SDM handal yakni jawab kepada sekolah dan mempunyai
guru profesional yang didukung oleh tugas melaksanakan proses pembelajaran
sejumlah faktor yang melandasinya, seperti secara efektif dan efisien. Secara moral, guru
kebijakan, kelengkapan sarana prasarana, bertanggungjawab terhadap Allah Yang
kepemimpinan kepala sekolah, budaya Maha Esa, karena merupakan wakil Allah di
sekolah, lingkungan masyarakat, lingkungan muka bumi (QS Al Baqarah (2):30). Selain
dunia usaha dan industri, serta faktor-faktor itu, guru yang dianugerahi sejumlah ilmu
lainnya. Pada hakikatnya, kinerja guru erat pengetahuan memiliki kewajiban untuk
kaitannya dengan proses pembelajaran mengamalkan dan mengajarkannya kepada
yang terdiri atas dua kegiatan yang saling orang lain, sesuai dengan firman Allah
melengkapi, yakni kegiatan mengajar (guru) dalam QS An-Nahl (16):43).
َ ٓ ُّ ‫َ ا‬ ‫ا‬ َ ۡ َ ٓ
ِ ‫َو َنا أ ۡر َسل َيا نِو ق ۡبل َِك إَِّل رِجاَّل ى‬
ۡۖ‫وِح إَِلۡ ِه ۡم‬
dan kegiatan beajar (siswa). Dalam aktivitas
pembelajaran, pihak yang paling berperan
َ َ َ َ ٓ ٓ ۡ ‫َ ۡ َٓ أََۡ ك‬
‫يم ۡم َّل ع ۡلل ٓهوك‬ ‫سل ٓو أل ذِِّر ِ إِك ر‬
adalah guru, sehingga sering dikatakan
bahwa guru sebagai manajer kelas, ‫ف‬
terutama berperan sekali dalam hal Artinya:”Dan Kami tidak mengutus
mengupayakan terciptanya suasana belajar sebelum kamu, kecuali orang-orang lelaki
yang memungkinkan siswa dapat belajar yang Kami beri wahyu kepada mereka; maka
dengan baik, dibangun melalui komunikasi bertanyalah kepada orang yang mempunyai
harmonis sehingga tercipta interaksi antara pengetahuan jika kamu tidak mengetahui”.
yang mengajar dengan yang belajar. Apabila
seorang guru mampu mengubah sikap siswa Dalam hal tanggung jawab seagai
dalam arti luas serta mampu menumbuh- pendidik yang dibebankan kepadanya,
kembangkan kesadaran siswa untuk belajar, seorang guru dituntut untuk
berarti guru telah berkinerja tinggi. Oleh melaksanakannya dengan baik, sehingga
karena itu, mutu pendidikan tidak pernah akan diperoleh suatu kinerja yang
terlepas dari kinerja para guru, yang memberikan rasa puas terhadap dirinya
merupakan bagian dari sistem pendidikan sendiri dan akan menambah semangat
di sekolah. (Indah Sari dan Wardi, 2014). untuk lebih maju serta meningkatkan diri

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 93
lebih baik lagi. Hal ini juga akan berdampak berusaha aktif meningkatkan kadar
pada penampilan dan kemajuan sekolah, keprofesionalannya melalui pengembangan
bahkan untuk kebaikan umat. secara berkelanjutan. Kemampuan
Secara teoritis, Mangkunegara profesional berkaitan dengan kemampuan
(2014:67) mengemukakan bahwa : guru untuk berkomunikasi, berinteraksi,
”Pengertian kinerja (prestasi kerja) adalah dan bergaul dengan semua pihak yang
hasil kerja secara kualitas dan kuantitas bersangkutan dengan pendidik pada
yang dicapai oleh seorang dalam khususnya dan semua tatanan masyarakat
melaksanakan tugasnya sesuai dengan pada umumnya. Kompetensi guru merujuk
tanggung jawab yang diberikan kepadanya”. pada keterandalan dalam melaksanakan
Khusus bagi guru, kinerja yang dimakasud tugas dan fungsinya, sehingga penting
memiliki karakter khusus sebagaimana membekali diri dengan kompetensi
dikemukakan Kusmianto (2012:49) bahwa, pedagogik, kepribadian, sosial, dan
standar kinerja guru itu berhubungan profesional yang terintegrasi dalam kinerja.
dengan kualitas guru dalam menjalankan Secara sederhana dapat dijelaskan
tugasnya seperti: 1) bekerja dengan siswa bahwa kompetensi adalah kemampuan atau
secara individual, 2) persiapan dan kecakapan yang dimiliki seseorang. Dalam
perencanaan pembelajaran, 3) Kamus Besar Bahasa Indonesia dijelaskan
pendayagunaan media pembelajaran, 4) bahwa kompetensi berarti kewenangan
melibatkan siswa dalam berbagai atau kekuasaan untuk
pengalaman belajar, dan 5) kepemimpinan menentukan/memutuskan sesuatu
yang aktif dari guru. Maka, apabila kualitas (kbbi.web.id/kompetensi).
kerja yang terkait dengan kelima unsur Kompetensi merupakan perpaduan
tersebut terpenuhi oleh guru, diyakini akan yang harmonis dari beberapa unsur, antara
mampu mendorong siswa untuk belajar lain pengetahuan, keterampilan, nilai, dan
lebih baik. sikap yang direfleksikan dalam kebiasaan
Menurut Suharsaputra (2010:20) pada berpikir dan bertindak, sehingga erat sekali
hakikatnya “kinerja guru adalah perilaku kaitannya dengan kualitas secara personal.
yang dihasilkan seorang guru dalam Menurut Gordon dalam Mulyasa (2006:38)
melaksanakan tugasnya sebagai pendidik terdapat beberapa aspek yang terkandung
dan pengajar ketika mengajar di depan dalam istilah kompetensi, yaitu : a)
kelas, sesuai dengan kriteria tertentu”. Oleh Pengetahuan (knowledge); yang merupakan
karena itu, kinerja guru akan tampak pada kesadaran dalam bidang kognitif, misalnya
situasi dan kondisi sehari-hari. Dengan kata seorang guru mengetahui cara melakukan
lain, kadar kinerja guru dapat dilihat dalam identifikasi terhadap kebutuhan belajar, dan
aspek kegiatan pada saat guru menjalankan bagaimana melakukan proses pembelajaran
tugas dan fungsinya. bagi peserta didik sesuai dengan karakter
Dengan demikian, guru merupakan dan kebutuhannya; b) Pemahaman (under
tenaga profesional yang mempunyai tugas standing); yaitu kedalaman kemampuan
khusus untuk mendidik dan mengajar kognitif dan apektif yang dimiliki seorang
siswa di sekolah. Oleh karena itu guru guru yang akan melaksanakan
dituntut untuk selalu berupaya pembelajaran, di mana guru bersangkutan
meningkatkan kemampuan dan harus memiliki pemahaman yang baik
pengetahuannya, karena pendidikan tentang karakteristik dan kondisi peserta
merupakan sesuatu yang dinamis, segala didik, agar dapat melaksanakan
sesuatunya berkembang sesuai dengan pembelajaran secara efektif dan efisien;
perkembangan jaman. Konsekuensinya, c) Kemampuan (skill); adalah sesuatu yang
guru harus terus belajar dan bertindak dimiliki individu untuk melakukan tugas
sebagai manusia pembelajar dengan prinsip atau pekerjaan yang dibebankan kepadanya.
belajar sepanjang hayat. Misalnya kemampuan guru dalam memiliki
Sejalan dengan amanat Undang-undang dan membuat alat peraga sederhana untuk
dasar Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru memberi kemudahan belajar kepada
dan Dosen, maka seorang guru dalam peserta didik; d) Nilai (Value); adalah suatu
meningkatkan kinerjanya harus senantiasa standar perilaku yang telah diyakini dan

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 94
secara psikologis telah menyatu dalam diri kompeten, dalam arti memiliki
seseorang. Misalnya standar perilaku guru pengetahuan, keterampilan, dan nilai-nilai
dalam proses pembelajaran (kejujuran, dasar untuk melakukan sesuatu. Kaitannya
keterbukaan, demokrasi dan lain-lain); e) dengan kompetensi guru yang dimaksud
Sikap (Attitude); yaitu perasaan atau reaksi adalah melakukan aktivitas mendidik.
terhadap suatu rangsangan yang datang Seca teoretis, Syah, M. (2005:229)
dari luar. Misalnya reaksi terhadap krisis menjelaskan pengertian dasar kompetensi
ekonomi, pandemi, situasi lingkungan, sebagai “kemampuan atau kecakapan”. Lain
perasaan terhadap kenaikan upah, halnya dengan pandangan Usman (1994:1)
perubahan bebijakan; dan f) yang menyatakan bahwa “kompentensi
Minat (Interest); adalah kecenderungan berarti suatu hal yang menggambarkan
seseorang untuk melakukan sesuatu kualifikasi atau kemampuan seseorang, baik
perubuatan. Misalnya minat untuk yang kualitatif maupun yang kuantitatif”.
mempelajari atau melakukan sesuatu. Pengertian yang leih spesifik dan berkaitan
Dalam sistem pendidikan, lebih dengan kompetensi guru dikemukakan
khusus di lembaga pendidikan (sekolah), Majid (2005:6) yang menyatakan bahwa
idealnya guru memiliki kompetensi yang “kompetensi yang dimiliki oleh setiap guru
dipersyaratkan agar dapat melaksanakan akan menunjukkan kualitas guru dalam
tugas dan fungsinya dengan baik dan mengajar”. Kompetensi dimaksud akan
bertanggung jawab. Berkenaan dengan hal terwujud dalam bentuk penguasaan
ini, Sardiman (2005:135), menyatakan pengetahuan dan profesional dalam
bahwa terdapat beberapa alasan mengapa menjalankan fungsinya sebagai guru. Untuk
guru harus memiliki kompetensi, karena dapat memiliki kompetensi keguruan,
bertujuan agar : a) Guru memiliki seseorang harus menempuh pendidikan
kemampuan pribadi, antara lain memiliki formal yang memadai diperkuat oleh
pengetahuan, wawasan, kecakapan dan pengalaman.
keterampilan serta sikap yang lebih mantap Dalam sistem pendidikan nasional,
dan memadai sehingga mampu mengelola sebagaimana diatur dalam Undang-undang
pembelajaran dengan baik; b) Guru menjadi Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
inovator, yaitu tenaga pendidik yang Pendidikan Nasional, pada Bab XI, Pasal 39,
mampu berkomitmen terhadap upaya ayat (2) dikemukakan : “Pendidik
perubahan dan tanggap terhadap informasi merupakan tenaga profesional yang
yang mendorong ke arah yang lebih baik; c) bertugas merencanakan dan melaksanakan
Guru mampu menjadi developer, yaitu proses pembelajaran, menilai hasil
memiliki visi kependidikan dan keguruan pembelajaran, melakukan pembimbingan
yang mantap dengan perspektif yang luas, dan pelatihan, serta melakukan penelitian
sehingga mampu beradaptasi dengan dan pengabdian kepada masyarakat,
perubahan, siap menerima perubahan, dan terutama bagi pendidik pada perguruan
menjadi agen perubahan. tinggi”. Amanat undang-undang No 20
Memahami makna kompetensi harus tersebut diperjelas dalam Undang-undang
disertai dengan pemikiran dalam ruang Nomor 14 tahun 2005 tentang Guru dan
lingkup konsep yang luas. Kompetensi dapat Dosen, bahwa untuk menjadi tenaga
juga diartikan sebagai pengetahuan, profesional harus memiliki kompetensi
keterampilan, dan nilai-nilai dasar yang sesuai standar. Pada Bab I, Pasal 1, angka 10
direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan dijelaskan bahwa :”Kompetensi adalah
bertindak. Pengertian lainnya dapat seperangkat pengetahuan, keterampilan,
dikatakan bahwa kompetensi adalah dan perilaku yang harus dimiliki, dihayati,
spesifikasi dari pengetahuan, keterampilan, dan dikuasai oleh guru atau dosen dalam
dan sikap yang dimiliki seseorang serta melaksanakan tugas keprofesionalan”. Pada
penerapannya di dalam pekerjaan, sesuai Bab IV, Pasal 8 dijelaskan bahwa “Guru
dengan standar kinerja yang dibutuhkan di wajib memiliki kualifikasi akademik,
lapangan. Kebiasaan berpikir dan bertindak kompetensi, sertifikat pendidik, sehat
secara konsisten dan terus menerus jasmani dan rohani, serta memiliki
memungkinkan seseorang menjadi kemampuan untuk mewujudkan tujuan

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 95
pendidikan nasional”. Terkait dengan guru. Apabila kepribadian guru dikaitkan
kompetensi, dijelaskan pada Bab IV Pasal 10 dengan interaksi sosial, maka erat juga
ayat (1), yaitu :”Kompetensi guru kaiatannya dengan sikap. Bagi guru, sikap
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 8 berpengaruh terhadap keberhasilan belajar
meliputi kompetensi pedagogik, kompetensi mengajar, karena kepribadian yang baik
kepribadian, kompetensi sosial, dan akan melahirkan sikap yang baik dan akan
kompetensi profesional yang diperoleh bermanfaat dalam proses pembelajaran.
melalui pendidikan profesi“. Keempat Dengan demikian, sikap adalah bagian
kompetensi tersebut merupakan standar penting di dalam kehidupan sosial, karena
yang wajib dipenuhi oleh setiap pendidik kehidupan manusia selalu berada dalam
(PP Nomor 19 tahun 2005 tentang SNP, interaksi dengan orang lain. Menurut
pada Bab VI Pasal 28 ayat (3)). Lebih rinci Mitchell dalam Ramdhani (2008:3) “Sikap
lagi, dijelaskan pada Permendiknas Nomor sekelompok orang terhadap orang lain
16 tahun 2007 tentang Standar Kualifikasi dapat mempengaruhi kehidupan dan
Akademik dan Kompetensi Guru. keberhasilan orang lain”. Oleh karena itu,
Berdasarkan kebijakan pendidikan kompetensi kepribadian menjadi penting
yang berlaku, dimensi kompetensi guru untuk dimiliki seorang guru. Menurut
mencakup kompetensi pedagogik, Suprihatiningrum (2012:106) “Kompetensi
kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, kepribadian merupakan kemampuan
dan kompetensi profesional, dengan personal yang mencerminkan kepribadian
penjelasan singkat sebagai berikut; yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa, menjadi teladan bagi siswa, dan
a) Kompetensi Pedagogik berakhlak mulia”. Sebagai sosok panutan,
Dalam Undang-undang Nomor 14 seorang guru harus mempunyai
Tahun 2005 tentang Guru dan kompetensi yang berhubungan dengan
Dosen dikemukakan bahwa kompetensi pengembangan kepribadian, meliputi: 1)
pedagogik adalah “kemampuan mengelola Kepribadian yang Mantap dan Stabil; 2)
pembelajaran peserta didik”. Intinya, Kepribadian yang Dewasa; 3) Kepribadian
kompetensi merujuk kepada kemampuan yang Arif; 4) Kepribadian yang Berwibawa;
seseorang, dalam menjalankan tugasnya. 5) Kepribadian yang Menjadi Teladan Bagi
Dalam Depdiknas (2004:9) dijelaskan Siswa; 6) dan Berakhlak Mulia. Dalam ilmu
bahwa “kompetensi pengelolaan jiwa terdapat suatu cabang ilmu yang secara
pembelajaran” dapat dilihat dari khusus mempelajari kepribadian individu,
kemampuan merencanakan program belajar yaitu psikologi kepribadian. Menurut
mengajar, kemampuan melaksanakan (Riyanti, BP. 2010:16) “Psikologi
interaksi atau mengelola proses belajar kepribadian adalah suatu ilmu yang
mengajar, dan kemampuan melakukan terfokus pada perbedaan individu yang
penilaian. Dari sumber yang sama, terdapat tetap, karakteristik-karakteristik atau sifat-
penjelasan bahwa kompetensi guru dalam sifat orang yang muncul dalam berbagai
penyusunan rencana pembelajaran meliputi situasi yang luas”. Dengan demikian, enam
: 1) Mampu mendeskripsikan tujuan; 2) kompetensi kepribadian di atas merupakan
Mampu memilih materi; 3) Mampu karakter atau sifat individu yang dapat
mengorganisir materi; 4) Mampu dijadikan ukuran tentang kompetensi yang
menentukan metode/strategi pembelajaran; dimiliki seseorang dan layak dimiliki
5) Mampu menentukan sumber belajar /alat seorang pendidik.
peraga pembelajaran; 6) Mampu menyusun
perangkat penilaian; 7) Mampu c) Kompetensi Sosial
menentukan teknik penilaian; dan 8) Guru yang efektif adalah guru yang
Mampu mengalokasikan waktu. mampu membawa siswanya dengan
berhasil mencapai tujuan pengajaran.
b) Kompetensi Kepribadian Mengajar di depan kelas merupakan
Kepribadian erat kaitannya dengan perwujudan interaksi dalam proses
karakter individu, sehingga kompetensi ini komunikasi antara guru dan siswa. Dalam
merupakan kemampuan pribadi seseorang Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 96
tentang Guru dan Dosen, dijelaskan bahwa (2003:26), menjelaskan lebih lanjut bahwa
kompetensi sosial adalah “kemampuan guru kompetensi profesional guru mencakup: 1)
untuk berkomunikasi dan berinteraksi Mengerti dan dapat menerapkan landasan
secara efektif dan efisien dengan peserta pendidikan baik filosofis, psikologis, dan
didik, sesama guru, orangtua/wali peserta sebagainya; 2) Mengerti dan menerapkan
didik, dan masyarakat sekitar”. Kompetensi teori belajar sesuai dengan tingkat
tersebut berperan penting dalam interaksi perkembangan perilaku peserta didik; 3)
sosial, baik di lingkungan sekolah maupun Mampu menangani mata pelajaran atau
masyarakat. Surya (2003:138) menyatakan bidang studi yang ditugaskan kepadanya; 4)
bahwa “kompetensi sosial adalah Mengerti dan dapat menerapkan metode
kemampuan yang diperlukan oleh mengajar yang sesuai; 5) Mampu
seseorang agar berhasil dalam berhubungan menggunakan berbagai alat pelajaran dan
dengan orang lain”. Dalam kompetensi media serta fasilitas belajar lain; 6) Mampu
sosial ini termasuk di dalamnya adalah mengorganisasikan dan melaksanakan
keterampilan interaksi sosial dan program pengajaran; 7) Mampu
melaksanakan tanggung jawab sosial. melaksanakan evaluasi belajar; dan 8)
Menurut Arikunto (2005:239) “kompetensi Mampu menumbuhkan motivasi bagi
sosial mengharuskan guru memiliki peserta didik. Di dalam Depdiknas (2004:9)
kemampuan komunikasi sosial baik dengan dijelasklan juga bahwa kompetensi
peserta didik, sesama guru, kepala sekolah, profesional guru meliputi : 1) pengem-
pegawai tata usaha, bahkan dengan anggota bangan profesi, pemahaman wawasan, dan
masyarakat”. Dengan demikian, kompetensi penguasaan bahan kajian akademik,
sosial yang dimiliki guru akan tercermin meliputi (a) mengikuti informasi perkem-
melalui indikator 1) interaksi guru dengan bangan iptek yang mendukung profesi
siswa, 2) interaksi guru dengan kepala melalui berbagai kegiatan ilmiah, (b)
sekolah, 3) interaksi guru dengan rekan mengalihbahasakan buku pelajaran/karya
kerja, 4) interaksi guru dengan orang tua ilmiah, (c) mengembangkan berbagai model
siswa, dan 5) interaksi guru dengan pembelajaran, (d) menulis makalah, (e)
masyarakat. menulis/menyusun diktat pelajaran, (f)
menulis buku pelajaran, (g) menulis modul,
d) Kompetensi Profesional (h) menulis karya ilmiah, (i) melakukan
Dalam Undang-undang Nomor 14 penelitian ilmiah (action research), (j)
tahun 2005 tentang Guru dan Dosen, menemukan teknologi tepat guna, (k)
dijelaskan bahwa kompetensi profesional membuat alat peraga/media, (l)
adalah “kemampuan penguasaan materi menciptakan karya seni, (m) mengikuti
pelajaran secara luas dan mendalam”. pelatihan terakreditasi, (n) mengikuti
Kompetensi profesionalini merujuk pada pendidikan kualifikasi, dan (o) mengikuti
bidang keahlian dan pelaksanaan tugas. kegiatan pengembangan kurikulum; 2)
Maka, guru profesional ditandai dengan Pemahaman wawasan, meliputi: (a)
kemampuannya dalam penguasaan materi memahami visi dan misi, (b) memahami
pelajaran yang mendalam, implikasinya hubungan pendidikan dengan pengajaran,
berkaitan dengan kemampuan guru dalam (c) memahami konsep pendidikan dasar dan
melakukan penelitian dan menulis karya menengah, (d) memahami fungsi sekolah,
ilmiah sekaligus mempublikasikannya. (e) mengidentifikasi permasalahan umum
Menurut Surya (2003:138) kompetensi pendidikan dalam hal proses dan hasil
profesional adalah “berbagai kemampuan belajar, (f) membangun sistem yang
yang diperlukan agar dapat mewujudkan menunjukkan keterkaitan pendidikan dan
dirinya sebagai guru profesional”. luar sekolah; 3) Penguasaan bahan kajian
Kompetensi profesional meliputi kepakaran akademik, meliputi : (a) memahami struktur
atau keahlian dalam bidangnya yaitu pengetahuan, (b) menguasai substansi
penguasaan bahan yang harus diajarkannya materi, (c) menguasai substansi kekuasaan
beserta metodenya, rasa tanggung jawab sesuai dengan jenis pelayanan yang
akan tugasnya dan rasa kebersamaan dibutuhkan siswa. Dengan demikian,
dengan sejawat guru lainnya. Surya kompetensi profesional guru tercermin dari

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 97
indikator : kemampuan penguasaan materi upaya mencapai tujuan pendidikan. Secara
pelajaran, kemampuan penelitian dan spesifik penelitian difokuskan kepada
penyusunan karya ilmiah, kemampuan variabel kompetensi guru yang diurai
pengembangan profesi, dan pemahaman menjadi empat kompetensi (Permendiknas
terhadap wawasan dan landasan No. 16 tahun 2007), meliputi ; kompetensi
pendidikan. pedagogik (X1), kompetensi kepribadian
(X2); kompetensi sosial(X3), dan kompetensi
Berdasarkan telaah teori yang profesional (X4) sebagai variabel bebas dan
melandasi variabel kompetensi guru dan kinerja guru (Y) sebagai variabel terikat.
kinerja guru, tergambar adanya keterkaitan Untuk memperoleh informasi tentang
antarvariabel penelitian. Agar mudah variabel-variabel penelitian diperlukan data
dibaca, keterkaitan tersebut dapat yang akurat dan valid maka ditentukan
diilustrasikan dengan gambar sebagai sumber data dari populasi yang terdiri atas
berikut. guru yang mengajar di MTs. se-Kabupaten
Sumedang yang berstatus PNS. Oleh karena
jumlah populasi tergolong besar, maka
Kompetensi Pedagogik
diambil sampel sebagian dari populasi
yang diteliti, (Arikunto, 2012). Penetapan
Kompetensi Kepribadian sampel menggunakan teknik cluster
proporsional random sampling, agar
Kinerja Guru mewakili berbagai claster secara
Kompetensi Sosial proporsional sehingga semua subjek
dalam populasi dianggap sama. Penelitian
Kompetensi Profesional ini menggunakan pendekatan kuantitatif,
dengan metode ini penelitian dilakukan
untuk menelaah populasi dengan sampel
Gamar 1. Kerangka Pemikiran tertentu. Sesuai dengan sifat kuantitatif,
maka teknik pengumpulan data
Berdasarkan kerangka pemikiran menggunakan kuesioner dan analasis data
seperti yang tertera pada Gambar 1, bersifat kuantitati dengan tujuan untuk
hipotesis penelitian yang diajukan adalah menguji hipotesis. Data yang dibutuhkan
sebagai berikut; terdiri atas data primer dan sekunder,
1. Terdapat pengaruh kompetensi sehingga alat pengumpul data selain
pedagogik terhadap kinerja guru. kuesioner digunakan juga teknik observasi,
2. Terdapat pengaruh kompetensi wawancara dan dokumentasi. Sebagai
kepribadian terhadap kinerja guru. bahan untuk membuat kesimpulan, data
3. Terdapat pengaruh kompetensi sosial yang terkumpul diolah melalui pendekatan
terhadap kinerja guru. statistik parametrik. Penggunaan statistik
4. Terdapat pengaruh kompetensi dilakukan dengan alasan data dari
profesional terhadap kinerja guru. responden akan digeneralisasikan sebagai
5. Terdapat pengaruh kompetensi bahan membuat kesimpulan. Penggunaan
pedagogik, kompetensi kepribadian, statistik memerlukan persyaratan, maka
kompetensi sosial, dan kompetensi dilakukan terlebih dahulu pengujian
profesional secara bersama terhadap validitas data, reliabilitas instrument, dan
kinerja guru. normalitas data. Proses pengolahan data
akan menggunakan bantuan komputer
program SPSS for Window versi 20.0.
METODE PENELITIAN
Penelitian berlokasi di Kabupaten
Sumedang. Obyek penelitian difokuskan HASIL DAN PEMBAHASAN
pada bidang manajemen pendidikan Hasil pengolahan data dengan
berkaitan dengan upaya manajer dalam pendekatan statistik menggunakan bantuan
peningkatan kinerja guru MTs. Di mana komputer program SPSS, hasil uji korelasi
guru memegang peranan penting dalam diperoleh sebagai berikut.

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 98
Tabel 1. Output SPSS, Korelasi. nilainya positif. Artinya setiap peningkatan
Correlations satu satuan dari kompetensi kepribadian
Y X1 X2 X3 X4 akan meningkatkan kompetensi sosial
Pearson Y 1.000 .715 .505 .681 .716 sebesar 0,681, begitu juga sebaliknya.
Correlation X1 .715 1.000 .582 .513 .632 Hubungan antara kompetensi sosial
X2 .505 .582 1.000 .588 .502 dengan kompetensi profesional diperoleh
X3 .681 .513 .588 1.000 .704 nilai r sebesar 0,716 dengan kriteria
X4 .716 .632 .502 .704 1.000
hubungan kuat dan searah karena nilainya
Sig. (1-tailed) Y . .000 .000 .000 .000
positif. Artinya setiap peningkatan satu
X1 .000 . .000 .000 .000
satuan dari kompetensi sosial akan
X2 .000 .000 . .000 .000
meningkatkan kompetensi profesional
X3 .000 .000 .000 . .000
sebesar 0,716, begitu juga sebaliknya.
X4 .000 .000 .000 .000 .
Hubungan antara kompetensi
profesional dengan kompetensi pedagogik
Dari data yang tertera pada tabel 1, diperoleh nilai r sebesar 0,716 dengan
diketahui nilai koeffisien korelasi (r) untuk kriteria hubungan kuat dan searah karena
masing-masing variabel penelitian. Variabel nilainya positif. Artinya setiap peningkatan
kompetensi pedagogik terhadap kinerja satu satuan dari kompetensi profesional
guru (yx1) diperoleh r=0,715; Variabel
akan meningkatkan kompetensi pedagogik
kompetensi kepribadian terhadap kinerja sebesar 0,716, begitu juga sebaliknya.
guru (yx2) diperoleh r=0,505; Variabel Dengan demikian, dari hasil
kompetensi sosial terhadap kinerja guru perhitungan di atas dapat dijelaskan bahwa
(yx3) diperoleh r=0,681, dan Variabel
di antara variabel kompetensi pedagogik,
kompetensi profesional terhadap kinerja kompetensi kepribadian, kompetensi sosial,
guru (yx4) diperoleh r=0,716. dan kompetensi profesional terdapat saling
Untuk mengetahui makna dari nilai
hubungan antara sedang dan kuat searah.
koeffisien korelasi (r) yang didapat, Kemudian, dari data yang tertera pada tabel
dibandingkan dengan tabel interpretasi 1 di atas, masing-masing nilai koeffisien
koefisien korelasi menurut Sugiyono korelasi (r) dihitung melalui uji determinasi
(2007:214) sebagai berikut:
dengan rumus KD=r2 x 100, diperoleh hasil
Tabel 2. Kriteria Interpretasi Korelasi sebagai berikut.
Untuk variabel kompetensi pedagogik
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
terhadap kinerja guru (x1y) diperoleh
0,000 – 0,199 Sangat lemah r=0,715 dengan nilai R2 = 0,5112 atau
0,200 – 0,399 Lemah 51,12%. Artinya variabel kompetensi
0,400 – 0,599 Sedang pedagogik berpengaruh terhadap kinerja
0,600 – 0,799 Kuat guru sebesar 51,12%.
0,800 – 1,000 Sangat kuat
Variabel kompetensi kepribadian
terhadap kinerja guru (x2y) diperoleh
Setelah dibandingkan, nilai korelasi r=0,505; dengan nilai R2 = 0,2550 atau
tersebut menunjukkan bahwa semua 25,50%. Artinya variabel kompetensi
variabel berkorelasi positif. Hubungan kepribadian berpengaruh terhadap kinerja
antara kompetensi pedagogik dengan guru sebesar 25,50%.
kompetensi kepribadian diperoleh nilai r Variabel kompetensi sosial terhadap
sebesar 0,505 dengan kriteria hubungan kinerja guru (x3y) diperoleh r=0,681,
sedang namun searah karena nilainya dengan nilai R2 = 0,4638 atau 46,38%.
positif. Artinya setiap peningkatan satu Artinya variabel kompetensi sosial
satuan dari kompetensi pedagogik akan berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar
meningkatkan kompetensi kepribadian 46,38%.
sebesar 0,505, begitu juga sebaliknya. Variabel kompetensi profesional
Hubungan antara kompetensi terhadap kinerja guru (x4y) diperoleh
kepribadian dengan kompetensi sosial r=0,716, dengan nilai R2 = 0,5126 atau
diperoleh nilai r sebesar 0,681 dengan 51,26%. Artinya variabel kompetensi
kriteria hubungan kuat dan searah karena

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 99
profesional berpengaruh terhadap kinerja pedagogik, kompetensi kepribadian,
guru sebesar 51,26%. kompetensi sosial, dan kompetensi
Kemudian, pengaruh kompetensi profesional secara bersama berpengaruh
pedagogik, kompetensi kepribadian, terhadap kinerja secara signifikan.
kompetensi sosial, dan kompetensi Dengan melihat kuat-lemahnya
profesional secara bersama terhadap hubungan antar variabel dan besaran
kinerja guru dari hasil pengolahan data pengaruh, apabila dibandingkan ternyata
dengan menggunakan komputer program pengaruh kompetensi pedagogik dan
SPSS, diperoleh informasi sebagai berikut. kompetensi profesional (51,12% dan
51,26%) lebih besar dibandingkan dengan
Tabel 3. Output SPSS, Model Summary.
Model Summary
b pengaruh kompetensi kepribadian dan
kompetensi sosial (25,50% dan 46,38%).
R Adjusted R Std. Error of
Model R
Square Square the Estimate Artinya, dari keempat kompetensi guru
terdapat dua kompetensi yang lebih kuat
a
.820 .673 .638 3.430 pengaruhnya terhadap kinerja guru, yaitu
a. Predictors: (Constant), X4, X2, X1, X3
b. Dependent Variable: Y
kompetensi pedagogik dan kompetensi
profesional. Secara logika mudah dipahami,
Dari tabel 3 diperoleh data bahwa karena memang bobot kinerja guru yang
nilai koeffisien korelasi (r) untuk yx1x2x3x4 lebih besar berkaitan dengan perencanaan
sebesar 0,820 dengan R2 =0,6730 atau pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran,
67,30%. Artinya, variabel kompetensi evaluasi hasil belajar, dan pelaksanaan
pedagogik, kompetensi kepribadian, tugas lain yang diberikan kepala sekolah.
kompetensi sosial, dan kompetensi Hal ini sejalan dengan amanat Undang-
profesional secara bersama berpengaruh undang Nomor 20 tahun 2003 tentang
terhadap kinerja sebesar 67,30%, sistem pendidikan nasional, seperti yang
selebihnya sebesar 32,70% dipengaruhi tertera pada Bab XI, Pasal 39, ayat (2)
oleh faktor lain yang tidak diteliti. bahwa pendidik (guru) merupakan tenaga
Untuk mengetahui tingkat signifikansi profesional yang bertugas merencanakan
bagi hipotesis parsial, yaitu pengaruh dan melaksanakan proses pembelajaran,
kompetensi pedagogik terhadap kinerja menilai hasil pembelajaran, melakukan
guru (ƿyx1), pengaruh kompetensi pembimbingan dan pelatihan. Dengan
kepribadian terhadap kinerja guru (ƿyx2), demikian, dapat dijelaskan bahwa semakin
pengaruh kompetensi sosial terhadap baik kompetensi pedagogik dan kompetensi
kinerja guru (ƿyx3), dan pengaruh profesional guru maka kinerja guru akan
kompetensi profesional terhadap kinerja semakin tinggi.
guru (ƿyx4) diuji dengan t-test, dengan hasil Namun demikian, walaupun besaran
pengujian sebagai berikut. pengaruh kompetensi kepriadian dan
kompetensi sosial lebih kecil, bukan berarti
Tabel 4, Hasil Uji Hipotesis tidak penting karena sebagai pendidik tugas
Struktur t-hitung t-tabel Kesimpulan dan fungsinya bukan hanya melaksanakan
ƿyx1 4,270 1,864 Signifikan proses pembelajaran di dalam kelas,
Ƿyx2 2,256 1,864 Signifikan melainkan harus menjadi suri tauladan bagi
Ƿyx3 2,556 1,864 Signifikan peserta didik dalam kehidupan sehari-hari
Ƿyx4 3,788 1,864 Signifikan serta harus menjadi panutan bagi anggota
masyarakat sekitar. Oleh karena itu,
Dengan memperhatikan data pada kompetensi kepribadian dan kompetensi
tabel 4, diketahui bahwa masing-masing sosial merupakan bagian tak terpisahkan
variabel X berpengaruh secara signifikan dengan kompetensi guru secara keselurhan.
terhadap kinerja guru. Kemudian untuk Selain itu, keempat kompetensi tersebut
pengaruh simultan, yaitu ƿyx1x2x3x4 memang harus terintegrasi dalam kinerja
hipotesis diuji dengan F-tes, diperoleh hasil guru.
F-hitung (19.513) lebih besar dari F-tabel Dari hasil analisis statistik, pengaruh
(3,170). Oleh karena F-hitung > F-tabel maka kompetensi pedagogik, kompetensi
dapat disimpulkan bahwa kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 100
kompetensi profesional secara bersama
berpengaruh terhadap kinerja sebesar DAFTAR PUSTAKA
67,30%, ini menunjukkan bahwa apabila
keempat kompetensi dipadukan secara Arikunto, Suharsimi (2012). Metodologi
harmonis dan sinergi akan berdampak Penelitian Suatu Pendekatan Praktek,
besar terhadap peningkatan kinerja guru. Jakarta: Rineka Cipta.
Hasil penelitian ini membuktikan
pernyataan dalam lampiran Permendiknas Depdiknas. (2004). Pedoman Pengembangan
Nomor 16 Tahun 2007 tentang Standar Bahan Ajar, Jakarta: Dikmenum.
Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, Gusti, Messa Media. (2012). “Pengaruh
yang menyatakan bahwa standar Kedisiplinan, Motivasi Kerja, dan
kompetensi guru dikembangkan secara Persepsi Guru Tentang Kepemimpinan
utuh dari empat kompetensi utama, yaitu Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
kompetensi pedagogik, kepribadian, sosial, SMK N 1 Purworejo Pasca Sertifikasi”,
dan profesional. Keempat kompetensi 1-15.
tersebut terintegrasi dalam kinerja guru.
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
Selain itu, hasil penelitian ini sejalan dengan
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
teori yang dikemukakan Majid (2005) yang
menyatakan bahwa kompetensi yang Undang-undang Nomor 14 Tahun 2005
dimiliki guru akan menunjukkan kualitas tentang Guru dan Dosen.
guru dalam melaksanakan tugasnya sebagai
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun
pengajar. Keempat kompetensi yang telah
2005 tentang Standar Nasional
melebur menjadi kompetensi guru, akan
Pendidikan.
terwujud dalam bentuk kinerja guru yang
tinggi. Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standar Kualifikasi Akademik
PENUTUP dan Kompetensi Guru.
Rusman. (2012). Seri Manajemen Sekolah
Dari hasil pengolahan dan analisis Bermutu : Model-model Pembelajaran,
data diperoleh kesimpulan bahwa Mengembangkan Profesionalisme Guru.
kompetensi pedagogik secara parsial Edisi Kedua. Jakarta : PT. Raja Grafindo
berpengaruh terhadap kinerja guru sebesar Persada.
51,12%, kompetensi kepribadian secara
parsial berpengaruh terhadap kinerja guru Juniarti, Atty Tri dan Sukartini Titin (2014),
sebesar 25,50%, kompetensi sosial secara Analisis Kompetensi Lulusan melalui
parsial berpengaruh terhadap kinerja guru Kinerja Guru di SMPN Wilayah III
sebesar 46,38%, dan kompetensi Cirebon, 13(2), 145–152.
profesional secara parsial berpengaruh Kusmianto. (2002). Panduan Penilaian
terhadap kinerja guru sebesar 51,26%. Kinerja Guru Oleh Pengawas. Jakarta:-
Kemudian, kompetensi guru secara
simultan berpengaruh signifikan terhadap Mangkunegara, Anwar Prabu, (2004),
kinerja guru sebesar 67,30%, selebihnya Evaluasi Kinerja Sumber Daya
32,70% dipengaruhi faktor lain yang tidak Manusia, Cetakan Ketiga, Bandung:
dimasukan ke dalam model. Penerbit PT. Refika Aditama.
Madjid. (2005). Perencanaan Pembelajaran,
Dengan demikian, semakin baik Cetakan Pertama, Bandung : Remaja
kompetensi guru maka kinerja guru akan Rosdakarya.
semakin meningkat. Implikasinya,
Mulyasa. (2012). Manajemen dan
kompetensi guru MTs. perlu terus
Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta :
ditingkatkan dengan berbagai cara, salah
PT. Bumi Aksara.
satunya melalui program pengembangan
keprofesionalan guru secara berkelanjutan, ______________(2006) Kurikulum Berbasis
baik secara mandiri maupun atas dorongan Kompetensi. Bandung: PT Remaja
kepala madrasah secara manajerial. Rosdakarya

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 101
Sardiman. (2005). Interaksi & Motivasi Belajar Syah, Muhibin. (2005). Psikologi Pendidikan
Mengajar, Jakarta: PT. Raja Grafindo Dengan Pendekatan Baru, Bandung:
Persada. Remaja Rosda Karya
Sedarmayanti, (2010). Tata Kerja dan Indah Sari, Pratiwi dan Wardi, Yunia (2017).
Produktivitas Kerja, Bandung: Mandar Pengaruh Kepemimpinan Kepala
Maju. Sekolah dan Kompetensi Guru
Setiyati, Sri. (2014). Pengaruh Kepemim- terhadap Kinerja Guru Bidang
pinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, produktif Jurusan Manajemen Bisnis
dan Budaya Sekolah Terhadap Kinerja di SMK Kota Jambi, 1-10.
Guru, 22(2), 200-207. Rabiyah, Herculanus B.S, & M. Syukri.
Suharsaputra, Uhar. (2010). Administrasi (2012). “Hubungan Kepemimpinan
Pendidikan. Jakarta: Refika Aditama. Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi
dengan Kinerja Guru SMP”. 1-15.
Suprihatiningrum (2012). Strategi
Pembelajaran Teori dan Aplikasi.
Yogyakarta: AR-RUZZ MEDI

Surya, M. (2003) Psikologi Pembelajaran dan


Pengajaran. Bandung: Yayasan Bhakti
Winaya.

BIOGRAFI PENULIS

Hendri Rohman, S.Ag. Guru pada Sekolah Menengah Atas Yayasan Karsa Madya,
Tanjungsari, Sumedang, Jawa Barat, Indonesia.
e-mail : hendri67rohman@gmail.com

Jurnal MADINASIKA Manajemen dan Keguruan, Volume 1 Nomor 2, April 2020, Halaman 92-102 102

Anda mungkin juga menyukai