Anda di halaman 1dari 12

PEDAGOGIA : Jurnal Ilmu

Pendidikan

PENINGKATAN KINERJA MENGAJAR GURU MELALUI PENERAPAN


MANAJEMEN PENGETAHUAN DAN PENGEMBANGAN
KAPASITAS GURU MADRASAH ALIYAH DI KOTA BANDUNG
Suryadi1), Johar Permana2)
1)
Departemen Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Email: suryadi@upi.edu,
2)
Departemen Administrasi Pendidikan, Fakultas Ilmu Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia
Email: joharpermana@upi.edu

Abstract
This study aimed to describe and analyze the knowledge management and capacity development of teachers
Madrasah Aliyah in Bandung. Analytic descriptive method with quantitative approach used in this study on 225
respondents. The result: There is a significant effect simultaneously knowledge management, capacity building
of teachers to the teacher's teaching performance MA in Bandung, knowledge management and capacity
development of teachers are in the category enough. Personal dimension, procedures and technologies with
category enough. Dimension policy, management, quality assurance, impact category enough.

Keywords: Knowledge Management, Capacity Building, Teaching Performance

A. PENDAHULUAN peradaban bangsa yang bermartabat dalam


rangka mencerdaskan kehidupan bangasa,
Sumber daya manusia merupakan aset bertujuan untuk mengembangkan potensi
yang paling penting dalam suatu organisasi siswa agar menjadi manusia yang beriman
karena sumber daya manusia memiliki dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
peranan sebagai subyek pelaksanaan berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kebijakan dan kegiatan operasional organisasi kreatif,mandiri dan menjadi warga negara
tersebut. Keberadaan sumber daya manusia yang demokratis serta bertanggungjawab.
sangat erat kaitannya dengan kinerja Peningkatan sumber daya manusia dan
organisasi, yaitu kemampuan melaksanakan peningkatan kualitas pendidikan harus
tugas-tugas yang dibebankan kepada dimulai dengan peningkatan kualitas guru
organisasi dengan sebaik-baiknya guna menuju guru profesional dan bermutu, yang
mencapai sasaran yang telah disepakati. sampai saat ini masih banyak kendala dan
Pengembangan kapasitas sumber daya tantangan yang dihadapi, terutama
manusia terus diupayakan oleh pemerintah pelaksanaan pembelajaran. (Surya, 2007)
melalui berbagai kebijakan salah satunya mengungkapkan berbagai masalah dan
dengan terbitnya Undang-undang Nomor 20 kendala yang berkaitan dengan kondisi guru,
tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan antara lain berkaitan dengan kualitas,
Nasional. Dalam pasal 3 UUSPN No. 20 keadilan, kesejahteraan guru dan manajemen
tahun 2003 dijelaskan bahwa Pendidikan sumber daya manusia (guru). Bagaimana
Nasional berfungsi mengembangkan mereka dapat menghantarkan siswa untuk
kemampuan dan membentuk watak serta mendapatkan nilai ujian nasional minimal 5,5

1
kalau gurunya saja tidak mampu menembus pengembangan kapasitas guru, kinerja
bahkan di bawah angka standar tersebut. Hal mengajar guru pada Madrasah Aliyah di Kota
ini diperkuat dengan hasil uji kompetensi Bandung (2) Pengaruh manajemen
guru (UKG) pada bulan November 2015 yang pengetahuan dan pengembangan kapasitas
menunjukkan rata-rata hasil UKG Nasional guru terhadap kinerja mengajar guru pada
sebesar 53,05, sedangkan pemerintah Madrasah Aliyah di Kota Bandung secara
menargetkan rata-rata nilai di angka 55. parsial dan simultan. Manfaat bagi penelitian
Selain itu, rerata nilai profesional 54,77, ini adalah : (1) Madrasah dapat
sedangkan nilai rata-rata kompetensi mengoptimalkan peran manajemen
pendagogik 48,94. pengetahuan untuk meningkatkan kinerja
Fenomena tersebut, di perkuat melalui mengajar guru untuk keberlangsungan dan
hasil studi pendahuluan (pra survey) yang keberlanjutan pendidikan madrasah. (2)
peneliti lakukan secara acak terhadap 20 Madrasah dapat mengoptimalkan peran
orang guru yang ditempatkan di kabupaten pengembangan kapasitas guru untuk
Bandung yang menunjukkan bahwa : (1) meningkatkan kinerja mengajar guru untuk
Variasi pada dimensi kualitas mengajar di keberlangsungan dan keberlanjutan
lihat dari memahami karakteristik belajar pendidikan madrasah. (3) Pengembangan
siswa, menguasai teori belajar, melakukan keilmuan manajemen pengetahuan dan
pembelajaran, mengetahui potensi siswa, pengembangan kapasitas guru untuk
melakukan penilaian, melakukan meningkatkan kinerja mengajar guru.
pembimbingan, dan waktu mengajar oleh Belajar dalam era pengetahuan seperti
guru madrasah (2). Variasi Inisiatif guru sekarang ini sangatlah berbeda dengan belajar
terkait pengembangan kapasitas dirinya (3). di masa lalu. Saat ini kita dituntut untuk
Variasi pertukaran pengetahuan (4). Variasi belajar baik sendiri maupun bersama dengan
pemanfaatan teknologi informasi komunikasi cepat, mudah dan gembira, tanpa memandang
dalam pembelajaran(5). Variasi kesesuaian waktu dan tempat. Hal ini mendorong
pengembangan kapasitas dengan berkembangnya konsep organisasi belajar
kinerjamengajar (6). Variasi dampak hasil (learning organization) yang menyatukan
pengembangan kapasitas guru. antara proses belajar dan bekerja. Hal ini
Berdasarkan identifikasi masalah di menyebabkan para pakar manajemen mencari
atas, maka dirumuskan masalah sebagai pendekatan untuk mengelola pengetahuan
berikut: (1) Bagaimana gambaran manajemen yang sekarang dikenal dengan manajemen
pengetahuan, pengembangan kapasitas guru, pengetahuan atau knowledge management.
kinerja mengajar gurupada Madrasah Aliyah Menurut Davenport, manajemen pengetahuan
di Kota Bandung ?. (2) Sejauhmana pengaruh adalah proses menterjemahkan pelajaran yang
manajemen pengetahuan dan pengembangan dipelajari, yang ada dalam pikiran seseorang
kapasitas guru terhadap kinerja mengajar guru menjadi informasi yang dapat digunakan
pada Madrasah Aliyah di Kota Bandung. setiap orang. Pendapat lain menyatakan
Tujuan penelitian ini adalah untuk bahwa, manajemen pengetahuan adalah suatu
mengetahui dan menganalisis : (1) disiplin yang memperlakukan modal
Deskripsi manajemen pengetahuan, intelektual aset yang dikelola (Jerry
Honeycutt, 2000). Sebab menurutnya konsep sikap guru terhadap mata pelajaran
manajemen pengetahuan (knowledge memberikan sumbangan sebesar 8,60%.
management) pada dasarnya adalah Menurut Bhatt (2000) bahwa Manajemen
berkembang dari kenyataan bahwa dimasa Pengetahuan memiliki elemen yang saling
sekarang dan dimasa depan, aset utama terkait satu sama lain, yaitu: people, process,
sebuah organisasi agar mampu berkompetisi dan technology. Bahkan dikatakan bahwa
adalah aset intelektual atau pengetahuan manajemen pengetahuan itu sendiri tak lain
bukan aset kapital. Banyak fungsi yang adalah integrasi dari people dan process, yang
dihasilkan dari manajemen pengetahuan. kemudian dimungkinkan dengan technology,
Menurut Frappaolo dan Toms (2000), fungsi untuk memfasilitasi pertukaran informasi,
aplikasi manajemen pengetahuan dalam suatu pengetahuan, dan keahlian sehingga
organisasi ada lima, yaitu sebagai berikut: (a) meningkatkan kinerja organisasi. Simamora
Intermediation; (b) Externalization; (c) (2004:339) adalah bahwa kinerja merupakan
Internalization; (d) Cognition; (e) tingkat keberhasilan yang diraih oleh pegawai
Measurement.
dalam melakukan suatu aktivitas kerja dengan
Bernardin dan Russell (1993:379) merujuk kepada tugas yang harus
menyebutkan bahwa: “Performance is dilakukannya.
defined as the record of outcomes produced
on a specified job function or activity during C. METODE PENELITIAN
a specified time period”. Kesimpulan yang
Berdasarkan variabel yang diteliti
dapat diambil dari beberapa pendapat ahli,
maka jenis penelitian ini merupakan
yaitu pendapat Gomes (2003:142), Rivai
penelitian deskriptif dan dengan metode
(2005:14), Griffin (1987:67), Casio
kuantitatif. Metode analisis data yang
(1992:137), Donnelly, et al. (1994:210),
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Bernardin dan Russell (1993:379) dan
jalur (path analysis) karena peneliti ingin
B. KAJIAN LITERATUR
memastikan apakah ada pengaruh antara
Secara kualitas kondisi guru belum penerapan manajemen pengetahuan dan
cukup untuk menghadapi lajunya pengembangan kapasitas guru terhadap
pertambahan peserta didik, serta tuntutan kinerja mengajar guru.
pembangunan dan perkembangan zaman. Model analisis jalur adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian Djoyonegoro (2004/2005),
menunjukkan bahwa hanya 43% guru di
Indonesia yang memenuhi syarat profesional.
Hasil penelitian Sudjana (2006:42)
menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar
peserta didik dipengaruhi oleh kinerja
mengajar guru, dengan rincian: kemampuan
guru mengajar memberikan sumbangan
sebesar 32,43%, penguasaan materi pelajaran
memberikan sumbangan sebesar 32,38% dan
Manajemen Pengetahuan (X1)

ρyx1 €
rx1x2
Pengembangan Kapasitas Guru (X2)
ρyx Kinerj Mengajar Guru (Y)

Gambar 1. Analisis Jalur


Gambar ini melukiskan adanya
hubungan korelasi, sedangkan hubungan
hubungan antara variabel eksogen yaitu X1
antara X1 dan X2 terhadap Y menggambarkan
dan X2 dengan variabel endogen yaitu Y.
hubungan pengaruh (causal path). Pengaruh
Setiap variabel baik eksogen maupun endogen
dari X1 dan X2 terhadap Y disebut pengaruh
digambarkan dalam bentuk persegi atau kotak
langsung (direct effect), sedangkan dari X1
sedangkan error (ε ) atau variabel lain diluar
terhadap Y melalui X2, dari X2 terhadap Y
Y digambarkan dalam bentuk lingkaran.
melalui X1 disebut pengaruh tidak langsung
Hubungan antara X1 dan X2 menggambarkan
(indirect effect).

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Berdasarkan hasil penelitian, diperoleh manajemen pengetahuan adalah sebagai


temuan sebagai berikut. berikut:
Pertama, gambaran penerapan

Gambar.2.Deskripsi Dimensi Manajemen Pengetahuan

Diketahui bahwa variabel manajemen manajemen pengetahuan ini nilai tertinggi


pengetahuan memiliki skor rata-rata 3,262 berada pada dimensi “personal” dengan skor
berarti nilai tersebut masuk dalam kategori 3,343 dan nilai terendah berada pada dimensi
sedang atau cukup tinggi. Pada variabel “Teknologi” dengan skor 3,193. Hasil ini
menunjukkan bahwa penerapan manajemen bahwa teknologi (TIK) berperan sebagai
pengetahuan pada madrasah aliyah di kota media yang mempermudah penyebaran
Bandung sudah berjalan dengan cukup baik. explicit knowledge, jika dimanfaatkan dengan
Hal ini menggembirakan karena beberapa tepat dan memiliki kecocokan dengan tugas
manfaat dari penerapan manajemen yang didukung maka dapat memberikan
pengetahuan (Skyrme dan Amidon, 1997) dampak yang positif terhadap kinerja individu
adalah sebagai berikut : (1) mengetahui dan (Goodhue dkk, 1995).
menyadari nilai asset yang sulit dinilai Selanjutnya Honeycutt (2005)
(intangible asset) (2) memiliki kesempatan berpendapat bahwa dalam praktiknya
untuk meningkatkan nilai tambah pada proses knowledge management dapat menjadi
urusan pokok. (3) menyebarluaskan praktik pedoman tentang pengelolaan intangible asset
yang benar dengan berbagi pengetahuan dari yang menjadi pilar organisasi dalam
pengetahuan individual dan bagian dari menciptakan nilai.
organisasi. Meskipun penerapan manajemen Kedua, Pengembangan kapasitas guru
pengetahuan sudah dalam kategori baik, (PKG) berhubungan dengan fungsi guru
namun organisasi perlu memperhatikan sub sebagai tenaga pendidik. Variabel
variabel penerapan technology karena pengembangan kapasitas guru memiliki
berdasar data pada sub variabel ini, guru empat dimensi yang diteliti sekaitan dengan
memperlihatkan kekurangpuasan pada media pengembangan kapasitas guru yaitu dimensi
yang diambil oleh madrasah untuk kebijakan PKG, dimensi pengelolaan PKG,
penyebaran praktik yang baik sehingga dimensi jaminan mutu PKG dan dimensi
penerapannya masih kurang optimal. Hal ini dampak PKG. Gambaran pengembangan
sejalan dengan Goodhue yang mengatakan kapasitas guru adalah sebagai berikut:

Gambar.3.Deskripsi Pembangunan Kapasitas Guru (PKG)

Dari gambar 3 diatas, dapat diketahui cukup tinggi. Pada dimensi pengembangan
bahwa variabel pengembangan kapasitas guru kapasitas guru ini nilai tertinggi berada pada
memiliki skor rata-rata 3,245 berarti nilai dimensi “kebijakan PKG” dengan skor 3,267
tersebut masuk dalam kategori sedang atau dan nilai terendah berada pada dimensi
“pengelolaan PKG” dengan skor 3,219. baik pada tingkat individu maupun organisasi.
Dimensi ini memiliki indikator proses Penelitian yang sejalan dengan ini
kebijakan yang menyangkut tentang dikemukakan oleh (Hill & Stewart, 2007, hal.
kepedulian kepala madrasah terhadap 40) bahwa pengembangan sumber daya
kesulitan mengajar yang dialami guru, manusia sebagai intervensi manajemen
bagaimana kepala madrasah mampu dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja
mengembangkan alternatif solusi dan organisasi. Penyelenggaraan pengembangan
kemampuan dalam memilih salah satu kapasitas guru merupakan wujud dari
alternatif terbaik yang dijadikan solusi pelayanan madrasah terhadap anggotanya
kebijakan dalam mengatasi yaitu para guru. Keberhasilan memberikan
permasalahan/kesulitan guru dan kemampuan pelayanan kepada guru perlu sistem dan
kepala madrasah dalam membuat ketetapan komitmen manajemen. Proses pelayanan
tentang kebijakan pengembangan kapasitas tersebut harus mempunyai kriteria seperti
guru. Dalam kaitan dengan kebijakan yang disampaikan (Mart, 2013) yaitu
pengembangan kapasitas guru, bagaimana kemampuan manajerial administrator
madrasah mendokumentasikan kebijakan ini madrasah, struktur dan proses yang
dalam bentuk pencantuman program di memberikan balikan pekerjaan staf dan
Rencana Kerja Madrasah dan memiliki pengambilan keputusan di madrasah.
dokumen pedoman pengembangan kapasitas Perencanaan pengembangan kapasitas guru di
guru di madrasah. Selanjutnya bagaimana madrasah selama ini disusun berdasarkan
kebijakan tersebut didesiminasikan kepada kebutuhan untuk mewujudkan madrasah yang
seluruh guru baik dalam bentuk lisan maupun bermutu meskipun belum melibatkan guru
tulisan dalam berbagai forum baik formal secara keseluruhan. Rangkaian untuk
maupun informal. Selanjutnya bagaimana menyusun perencanaan pengembangan
kebijakan tersebut ditetapkan oleh pimpinan kapasitas guru menurut (Gasperz, 2005,
lembaga terkait menjadi ketetapan bersama hal.
seluruh unsur yang terlibat. Seorang pakar 108) bahwa rangkaian pertama yang harus
kebijakan, (Dunn, 2005) menjelaskan bahwa dilakukan dalam perencanaan adalah 1)
kebijakan diambil sebagai upaya untuk identifikasi masalah utama, 2) meneliti
memecahkan masalah. Kebijakan madrasah penyebab utama, 3) menentukan penyebab
terkait pengembangan kapasitas guru yang sangat berpengaruh, 4) menyusun
didasarkan pada kebutuhan untuk rencana perbaikan dan menetapkan sasaran.
mewujudkan madrasah bermutu. Sejalan Ketiga, berdasarkan hasil temuan
dengan pendapat (Noe, 2011) mengenai penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
praktik pengembangan sumber daya manusia, manajemen pengetahuan dan pengembangan
tahapan pertama adalah analisis kebutuhan kapasitas guru terhadap kinerja mengajar
guru, diperoleh korelasi sebagai berikut:
Tabel 1 Koefesien Korelasi Antar Variabel

Correlations
Pengembangan Kinerja
Manajemen
Kapasitas Mengajar
Pengetahuan
Guru Guru
Manajemen Pearson
1 ,727** , 463**
Pengetahuan Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 225 225 225
Pengembangan Pearson
,727** 1 , 514 **
Kapasitas Guru Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 225 225 225
Kinerja Mengajar Pearson ** **
, 463 , 514 1
Guru Correlation
Sig. (2-tailed) ,001 ,001
N 225 225 225
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Korelasi antara variabel Manajemen bermakna bahwa ada korelasi yang


Pengetahuan (X1) dengan variabel signifikan.korelasi antara variabel
Pengembangan Kapasitas Guru (X2) sebesar Pengembangan Kapasitas Guru (X2) dengan
0,727 berarti memiliki hubungan yang tinggi variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) sebesar
nilai signifikansinya adalah 0,000 yang berarti 0,514 berarti memiliki hubungan yang cukup
lebih kecil dari 0,05 yang bermakna bahwa tinggi nilai signifikansinya adalah 0,001 yang
ada korelasi yang signifikan, (5) korelasi berarti lebih kecil dari 0,05 yang bermakna
antara variabel Manajemen Pengetahuan (X1) bahwa ada korelasi yang signifikan.
dengan variabel Kinerja Mengajar Guru (Y) Perhitungan analisis jalur pada
sebesar 0,463 berarti memiliki hubungan yang penelitian ini menggunakan bantuan SPSS.
cukup tinggi, nilai signifikansinya adalah Berikut adalah hasil perhitungan SPSS dalam
0,001 yang berarti lebih kecil dari 0,05 yang koefisien jalur :
Tabel 2 Pengaruh Variabel X ke Y

Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 57,909 4,606 12,573 ,000
Manajemen Pengetahuan ,417 ,105 ,119 1,788 ,000 ,996 1,004
Pengembangan Kapasitas
,737 ,167 ,247 3,996 ,000 ,996 1,004
Guru
a. Dependent Variable: Kinerja Mengajar Guru
Hasil perhitungan koefisien pengaruh pengetahuan memiliki pengaruh sebesar 0,119
(jalur) pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk mempengaruhi kinerja mengajar guru,
variabel manajemen pengetahuan (X1) sedangkan pengembangan kapasitas guru (X2)
mempunya koefisien jalur sebesar 0,119, mempunyai pengaruh yang lebih besar
variabel pengembangan kapasitas guru (X2) dibanding variabel manajemen pengetahuan
mempunyai koefisien jalur sebesar 0,247. Hal sebesar 0,247 dalam mempengaruhi kinerja
ini menunjukkan bahwa Manajemen mengajar guru.
Model Summaryb

Adjusted R Std. Error of the


Model R R Square Square Estimate Durbin-Watson
a
1 ,727 ,516 ,507 9,941 1,591
a. Predictors: (Constant), Manajemen Pengetahuan, Pengembangan Kapasitas Guru

Data di atas menunjukkan bahwa pengaruh variabel lain (residu) yang tidak ada
pengaruh secara bersama-sama antara dalam penelitian ini. Adapun besar koefisien
manajemen pengetahuan dan pengembangan jalur pengaruh untuk faktor lain yang tidak
kapasitas guru terhadap kinerja mengajar guru ada dalam penelitian ini adalah ρy_ε=√(1-
sebesar 0,516 (R2=0,516). Hal ini dapat 0,516 ) = √0,484 = 0,6957.
diartikan bahwa pengaruh bersama-sama Model struktural pengaruh manajemen
manajemen pengetahuan dan pengembangan pengetahuan, pengembangan kapasitas guru
kapasitas guru sebesar 0,516. Selain pengaruh terhadap kinerja mengajar guru adalah
manajemen pengetahuan dan pengembangan sebagai berikut :
kapasitas guru terhadap kinerja mengajar Hasil ini digambarkan sebagai
guru, juga terdapat probabbilitas munculnya berikut:

ε
X1
(Manajemen Pengetahuan) ρyx1=0,119 0,6957

0,516 Y
(Kinerja Mengajar Guru)
0,727

X2
(Pengembangan Kapasitas Guru)
Ρyx2=0,247

Persamaan regresi Ŷ = 57,909 + 0,417


X1 + 0,737 X2 dengan nilai koefesien korelasi berdasarkan tabel interpretasi koefesien
0,727 yang berada pada kategori tinggi korelasi. Adapun nilai koefesien determinasi
variabel manajemen pengetahuan dan
pengembangan kapasitas guru terhadap melalui pengalaman yang sulit untuk
kinerja mengajar guru sebesar 0,516. Angka diformulasikan dan dikomunikasikan (Carrillo
tersebut menunjukkan bahwa kinerja et al.,2004). Tacit knowledge dikenal sebagai
mengajar guru (Y) dipengaruhi oleh personal knowledge yaitu gabungan dari
manajemen pengetahuan (X1) dan pengalaman, nilai – nilai, informasi
pengembangan kapasitas guru (X2) secara kontekstual, dan wawasan luas yang
bersama-sama (simultan) sebesar 51,6%. menyediakan sebuah kerangka pengetahuan
Hubungan kausial empiris antara X1,X2 untuk mengevaluasi dan menggabungkan
terhadap Y dapat dibuat persamaan struktural pengalaman - pengalaman dan informasi yang
sebagai berikut:ρx2ϵ1 = ρ21 + ρ21ϵ1= 0,516 + baru (Davenport dan Prusak dalam Martin
0,696 ϵ1sedangkan sisanya sebesar 0,6957 (2010, p. 2).
dipengaruhi oleh faktor lain atau epsilon. 2. Explicit Knowledge. Secara umum
Uji Signifikansi variabel explicit knowledge dapat dijabarkan sebagai:
pengembangan kapasitas guru dan (1). Dapat diucapkan secara tepat dan resmi;
manajemen pengetahuan terhadap variabel (2). Mudah disusun, didokumentasikan,
kinerja mengajar guru, berdasarkan pada hasil dipindahkan, dibagi, dan dikomunikasikan.
tabel 2. diatas diketahui bahwa nilai t hitung Yang termasuk dalam explicit knowledge
sebesar 12,573 dengan adalah : (1) Job Procedure, dikenal sebagai
signifikansi/probabilitas 0,000. Maka sebelum Standard Operation Procedure atau prosedur
mengambil keputusan harus terlebih dahulu pelaksanaan dasar dibuat untuk
membandingkan antara nilai t hitung dengan t mempertahankan kualitas dan hasil kerja. (2).
tabel. Apabila t hitung ≥ t tabel maka dapat Technology. Teknologi merupakan salah satu
dikatakan ada pengaruh yang signifikan dan elemen pokok yang terdapat pada knowledge
berlaku sebaliknya, t hitung nya adalah 12,573 management, dikenal sebagai media yang
dan t tabel nya di cari dengan rumus (α/2 : n-k- mempermudah penyebaran explicit
1) dengan tingkat kepercayaan 95 % maka knowledge. Menurut Marwick (2001)
nilai α = 0,05. Jadi (0,05/2 : 225-2-1) teknologi bukanlah hal baru dalam knowledge
kemudian dicari di t tabel (0,05 : 222) =1,960 management, dan pengalaman yang telah
jadi dapat disimpulkan bahwa : t hitung 12,573 dibentuk oleh para ahli sebelumnya menjadi
≥ dari t tabel 1,960 = signifikan 0,000 < 0,05 = bahan pertimbangan terbentuknya teknologi
signifikanBerdasarkan hasil keputusan itu sendiri. Seiring dengan berjalannya waktu
tersebut, maka hipotesis dalam penelitian ini teknologi yang mendukung knowledge
adalah adanya pengaruh manajemen management akan selalu berkembang dalam
pengetahuan dan pengembangan kapasitas bentuk sistem-sistem yang mempermudah
guru terhadap kinerja mengajar guru dapat proses penyebaran knowledge. Technology
diterima. ICT berperan sebagai media yang
Menurut Honeycutt (2005), mempermudah penyebaran explicit
pengetahuan di bagi menjadi dua jenis yaitu : knowledge, jika dimanfaatkan dengan tepat
1. Tacit Knowledge, pada dasarnya tacit dan memiliki kecocokan dengan tugas yang
knowledge bersifat personal, dikembangkan didukung maka dapat memberikan dampak
yang positif terhadap kinerja individu 2003; Martin-Kniep, 2003; Norris, Barnett,
(Goodhue dkk, 1995). Basom,, & Yakes, 2002; Robert & Pruitt,
Hal-hal yang membuat kedua faktor 2003; Senge, 1990, 2001; Wald & Castlebery,
tersebut berpengaruh terhadap kinerja 2000; Walsh & Satetes, 200) dalam
mengajar guru di MA kota Bandung antara (Lunenburg & Irby, 2006). Dalam kegiatan
lain, pergaulan dan komunikasi antara sesama komunitas belajar para guru di madrasah,
rekan kerja terjalin dengan baik, dapat dilakukan pertukaran pengetahuan yang
mendengarkan dan memahami keinginan dari menyangkut kapasitas guru dalam
para guru, kesempatan yang diberikan kepada mengekplorasi kemampuan mereka berupa
guru untuk menunjukkan kapasitasnya tukar pikiran dengan sesama guru, dialog
sebagai tenaga fungsional yang efektif, dengan supervisor/pengawas mengenai
bangun sistem yang mengarahkan guru untuk berbagai hal pengetahuan yang tidak hanya
berkolaborasi, melakukan refleksi terhadap datang dari tingkat atas. Kegiatan ini bisa
setiap praktik kerja, terbuka terhadap dilakukan secara menyeluruh/sistemik
pemikiran baru dalam pengajaran maupun (Lunenburg & Irby, 2006). Dengan
pembelajaran, fleksibel, menyajikan dikembangkannya komunitas belajar
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan profesional di madrasah, akan menjadikan
peserta didik. Dalam mewujudkan kinerjanya madrasah sebagai suatu organisasi
guru tetap harus memiliki keyakinan yang pembelajar, dimana tempat orang-orang
melekat pada dirinya dan disadari (guru-guru) mengembangkan kapasitasnya
kebermaknaannya. Sementara itu dalam secara terus menerus untuk menciptakan
mewujudkan kinerja guru nampak dari hasil-hasil yang mereka inginkan, sesuai
tanggungjawabnya dalam menjalankan dengan pola pikir baru dan aspirasi kolektif
amanah, profesi yang diembannya, serta yang bebas untuk tumbuh dan berkembang.
moral yang dimilikinya, yang tercemin dari Oleh karena itu, organisasi pembelajar akan
kepatuhan, komitmen, dan loyalitasnya dalam memungkinkan organisasi dan individu yang
mengembangkan potensi peserta didik serta ada didalamnya tidak terjebak kepada
memajukan sekolah (Priansa, 2014, hal. 79). pengulangan hal-hal yang sudah menjadi
Dalam mengembangkan kapasitas kebiasaan, kemampuan dan kemauan untuk
guru dan kemampuan manajemen belajar dan bekerjasama dalam satu tim,
pengetahuan untuk meningkatkan kinerja didalamnya terdapat semangat dan
mengajar guru perlu dikembangkan suatu kemampuan seluruh anggota untuk saling
komunitas belajar para guru secara mengajarkan dan berbagi pengetahuan dan
profesional yang oleh lunenburg dinyatakan bekerjasama sebaai satu kesatuan. Dalam
dengan “creating a profesional learning mengembangkan kapasitas yang berkaitan
community” yang merupakan bagian dari dengan manajemen pengetahuan ini, perlu
fungsi madrasah dalam meningkatkan dikembangkan budaya kerja kreatif di tingkat
kapasitas guru, sebagaimana telah dilakukan madrasah yang berorentasi prestasi, sehingga
penelitian dan pengembangan sekolah sejak setiap guru diharapkan mampu
lama oleh para pakar antara lain (Du Four & mengembangkan kesediaan untuk menerima
Eaker, 1998; Hord, 2003; Huffman & Hipp, perubahan, mendorong gagasan baru,
mengijinkan lebih banyak interaksi, budaya akademik dengan membentuk
mentoleransi kegagalan, menentukan sasaran komunitas belajar profesional (proffessional
yang jelas dan memberikan kebebasan untuk learning community) secara formal dan
mencapainya dan memberi penghargaan. terkendalikan sebagai upaya efesiensi dalam
pengembangan kapasitas guru.
E. SIMPULAN DAN SARAN Ketiga: Program tersturktur
pengembangan kapasitas guru yang mengarah
Pengaruh manajemen pengetahuan kepada peningkatan kinerja mengajar guru
terhadap kinerja mengajar guru mesti didasarkan pada analisis kebutuhan
setiap individu guru dan mata pelajaran yang
teridentifikasi sedang atau cukup, urutan diampunya.
kekuatan korelasinya ada pada aspek Keempat: Penyediaan infrastruktur
berupa teknologi yang sesuai dengan kondisi
personal, prosedur dan teknologi.
terkini (up to date) untuk mendukung
Pengaruh pengembangan kapasitas guru keterlaksanaan program manajemen
(PKG) terhadap kinerja mengajar guru pengetahuan dalam kerangka pengembangan
kapasitas guru, guna menuju kinerja terbaik
dengan kategori sedang atau cukup, urutan secara personal maupun kelompok.
kekuatan korelasinya ada pada aspek
kebijakan, jaminan mutu, dampak dan F. REFERENSI
Bernardin, H., & Russell, J. (1993). Human
pengelolaan PKG. Pengaruh Resources Management. Singapore:
pengembangan kapasitas guru dan Mc. Graw Hill, Inc.

manajemen pengetahuan terhadap kinerja Bhatt, G. (2000). Organizing Knowledge in


The Knowledge Development Cycle.
mengajar guru teridentifikasi cukup tinggi. Journal of Knowledge Management,
SARAN 4(1), 15-26.

Pertama: Bagi kepala madrasah Casio, W. (1992). Managing Human


Resources: Productivity, Quality of
sebagai pimpinan organisasi, tingkatkan dan
Work Life, Profit. Singapore:
kembangkan kesadaran diri pada pemahaman McGraw Hill Inc.
dan penerimaan terhadap diri melalui kegiatan
Corrilo, P., Robinson, G., & Inba, A. (2004).
diklat dan atau melalui kegiatan berbagi
Knowledge Mnagement in UK
pengetahuan (knowledge sharing) yang Construction Strategies, Resources
memberikan kemampuan untuk dapat and Barriers. Project Management
mengenali dan menggali kekuatan dan Journal, 1, 46-60.
kelemahan diri. Dunn, W. (2000). Public Policy Analysis: An
Kedua:Tingkatkan daya kreativitas Introduction. New Jersey: Prentice-
dan inovatif guru dalam kinerja mengajar di Hall,Inc. A Simon & Shuster
lingkungan madrasah dalam mengembangkan Company.
Frappaolo, C. (2006). Knowledge Marsick, V., & Watkins, W. (2001). The
Management. England: Cap Stone Learning Organization: an
Publishing. Integrative Vision for HRD. Human
Gaspez, V. (2005). Total Quality Managment. Resources Development Quarterly,
Jakarta: Gramedia. 3(1), 353-361.
Gomes, F. (2003). Manajemen Sumber Daya Mart, C. (2013). Commitment to School and
Manusia. Yogyakarta: Andi Offset. Student. International Journal of
Academic Research in Business and
Goodhue, D., & Thomshon, R. (1995). Task-
Social Science, 3(1), 336-340.
Technology and Fit Individual
Performance. MIS Quarterly, 19(2), Martini, H. (2010). Pengaruh Kompetensi
213-236. Karyawan dan Budaya Organisasi
terhadap Kinerja Karyawan .
Griffin, R. (1987). Management. Boston:
Widyagama, 53-63.
Hougthon Miffin.
Noe, R. (2011). Manajemen Sumber Daya
Hill, R., & Stewart, J. (2007). Management
Manusia. Jakarta: Salemba.
Development. Lancester: Routledge.
Priansa, D. J. (2014). Kinerja dan
Honeycutt, J. (2005). Knowledge
Profesionalisme Guru. Bandung:
Management Strategies. New Jersey:
Alfabeta.
Prentice-Hall.
Rivai, V. (2005). Performance Appraisal.
L.Gibson, J., Ivancevich, J. M., & Donnelly,
Jakarta: Raja Grafindo Persada.
J. H. (1994). Organization. Houston:
Businerss Publication, Inc. Simamora, H. (2004). Manajemen Sumber
Daya Manusia. Yogyakarta:
Lunenburg, F., & Irby, B. (2006). The
YYKPN.
Principalship: Vision to Action.
Houston: Wadsworth Cengage Skyrme, D. (2002). What's Next for
Learning. Knowledge Management? up date
Entovation International
News.

Anda mungkin juga menyukai