Pendidikan
Abstract
This study aimed to describe and analyze the knowledge management and capacity development of teachers
Madrasah Aliyah in Bandung. Analytic descriptive method with quantitative approach used in this study on 225
respondents. The result: There is a significant effect simultaneously knowledge management, capacity building
of teachers to the teacher's teaching performance MA in Bandung, knowledge management and capacity
development of teachers are in the category enough. Personal dimension, procedures and technologies with
category enough. Dimension policy, management, quality assurance, impact category enough.
1
kalau gurunya saja tidak mampu menembus pengembangan kapasitas guru, kinerja
bahkan di bawah angka standar tersebut. Hal mengajar guru pada Madrasah Aliyah di Kota
ini diperkuat dengan hasil uji kompetensi Bandung (2) Pengaruh manajemen
guru (UKG) pada bulan November 2015 yang pengetahuan dan pengembangan kapasitas
menunjukkan rata-rata hasil UKG Nasional guru terhadap kinerja mengajar guru pada
sebesar 53,05, sedangkan pemerintah Madrasah Aliyah di Kota Bandung secara
menargetkan rata-rata nilai di angka 55. parsial dan simultan. Manfaat bagi penelitian
Selain itu, rerata nilai profesional 54,77, ini adalah : (1) Madrasah dapat
sedangkan nilai rata-rata kompetensi mengoptimalkan peran manajemen
pendagogik 48,94. pengetahuan untuk meningkatkan kinerja
Fenomena tersebut, di perkuat melalui mengajar guru untuk keberlangsungan dan
hasil studi pendahuluan (pra survey) yang keberlanjutan pendidikan madrasah. (2)
peneliti lakukan secara acak terhadap 20 Madrasah dapat mengoptimalkan peran
orang guru yang ditempatkan di kabupaten pengembangan kapasitas guru untuk
Bandung yang menunjukkan bahwa : (1) meningkatkan kinerja mengajar guru untuk
Variasi pada dimensi kualitas mengajar di keberlangsungan dan keberlanjutan
lihat dari memahami karakteristik belajar pendidikan madrasah. (3) Pengembangan
siswa, menguasai teori belajar, melakukan keilmuan manajemen pengetahuan dan
pembelajaran, mengetahui potensi siswa, pengembangan kapasitas guru untuk
melakukan penilaian, melakukan meningkatkan kinerja mengajar guru.
pembimbingan, dan waktu mengajar oleh Belajar dalam era pengetahuan seperti
guru madrasah (2). Variasi Inisiatif guru sekarang ini sangatlah berbeda dengan belajar
terkait pengembangan kapasitas dirinya (3). di masa lalu. Saat ini kita dituntut untuk
Variasi pertukaran pengetahuan (4). Variasi belajar baik sendiri maupun bersama dengan
pemanfaatan teknologi informasi komunikasi cepat, mudah dan gembira, tanpa memandang
dalam pembelajaran(5). Variasi kesesuaian waktu dan tempat. Hal ini mendorong
pengembangan kapasitas dengan berkembangnya konsep organisasi belajar
kinerjamengajar (6). Variasi dampak hasil (learning organization) yang menyatukan
pengembangan kapasitas guru. antara proses belajar dan bekerja. Hal ini
Berdasarkan identifikasi masalah di menyebabkan para pakar manajemen mencari
atas, maka dirumuskan masalah sebagai pendekatan untuk mengelola pengetahuan
berikut: (1) Bagaimana gambaran manajemen yang sekarang dikenal dengan manajemen
pengetahuan, pengembangan kapasitas guru, pengetahuan atau knowledge management.
kinerja mengajar gurupada Madrasah Aliyah Menurut Davenport, manajemen pengetahuan
di Kota Bandung ?. (2) Sejauhmana pengaruh adalah proses menterjemahkan pelajaran yang
manajemen pengetahuan dan pengembangan dipelajari, yang ada dalam pikiran seseorang
kapasitas guru terhadap kinerja mengajar guru menjadi informasi yang dapat digunakan
pada Madrasah Aliyah di Kota Bandung. setiap orang. Pendapat lain menyatakan
Tujuan penelitian ini adalah untuk bahwa, manajemen pengetahuan adalah suatu
mengetahui dan menganalisis : (1) disiplin yang memperlakukan modal
Deskripsi manajemen pengetahuan, intelektual aset yang dikelola (Jerry
Honeycutt, 2000). Sebab menurutnya konsep sikap guru terhadap mata pelajaran
manajemen pengetahuan (knowledge memberikan sumbangan sebesar 8,60%.
management) pada dasarnya adalah Menurut Bhatt (2000) bahwa Manajemen
berkembang dari kenyataan bahwa dimasa Pengetahuan memiliki elemen yang saling
sekarang dan dimasa depan, aset utama terkait satu sama lain, yaitu: people, process,
sebuah organisasi agar mampu berkompetisi dan technology. Bahkan dikatakan bahwa
adalah aset intelektual atau pengetahuan manajemen pengetahuan itu sendiri tak lain
bukan aset kapital. Banyak fungsi yang adalah integrasi dari people dan process, yang
dihasilkan dari manajemen pengetahuan. kemudian dimungkinkan dengan technology,
Menurut Frappaolo dan Toms (2000), fungsi untuk memfasilitasi pertukaran informasi,
aplikasi manajemen pengetahuan dalam suatu pengetahuan, dan keahlian sehingga
organisasi ada lima, yaitu sebagai berikut: (a) meningkatkan kinerja organisasi. Simamora
Intermediation; (b) Externalization; (c) (2004:339) adalah bahwa kinerja merupakan
Internalization; (d) Cognition; (e) tingkat keberhasilan yang diraih oleh pegawai
Measurement.
dalam melakukan suatu aktivitas kerja dengan
Bernardin dan Russell (1993:379) merujuk kepada tugas yang harus
menyebutkan bahwa: “Performance is dilakukannya.
defined as the record of outcomes produced
on a specified job function or activity during C. METODE PENELITIAN
a specified time period”. Kesimpulan yang
Berdasarkan variabel yang diteliti
dapat diambil dari beberapa pendapat ahli,
maka jenis penelitian ini merupakan
yaitu pendapat Gomes (2003:142), Rivai
penelitian deskriptif dan dengan metode
(2005:14), Griffin (1987:67), Casio
kuantitatif. Metode analisis data yang
(1992:137), Donnelly, et al. (1994:210),
digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
Bernardin dan Russell (1993:379) dan
jalur (path analysis) karena peneliti ingin
B. KAJIAN LITERATUR
memastikan apakah ada pengaruh antara
Secara kualitas kondisi guru belum penerapan manajemen pengetahuan dan
cukup untuk menghadapi lajunya pengembangan kapasitas guru terhadap
pertambahan peserta didik, serta tuntutan kinerja mengajar guru.
pembangunan dan perkembangan zaman. Model analisis jalur adalah sebagai berikut:
Hasil penelitian Djoyonegoro (2004/2005),
menunjukkan bahwa hanya 43% guru di
Indonesia yang memenuhi syarat profesional.
Hasil penelitian Sudjana (2006:42)
menunjukkan bahwa 76,6% hasil belajar
peserta didik dipengaruhi oleh kinerja
mengajar guru, dengan rincian: kemampuan
guru mengajar memberikan sumbangan
sebesar 32,43%, penguasaan materi pelajaran
memberikan sumbangan sebesar 32,38% dan
Manajemen Pengetahuan (X1)
ρyx1 €
rx1x2
Pengembangan Kapasitas Guru (X2)
ρyx Kinerj Mengajar Guru (Y)
Dari gambar 3 diatas, dapat diketahui cukup tinggi. Pada dimensi pengembangan
bahwa variabel pengembangan kapasitas guru kapasitas guru ini nilai tertinggi berada pada
memiliki skor rata-rata 3,245 berarti nilai dimensi “kebijakan PKG” dengan skor 3,267
tersebut masuk dalam kategori sedang atau dan nilai terendah berada pada dimensi
“pengelolaan PKG” dengan skor 3,219. baik pada tingkat individu maupun organisasi.
Dimensi ini memiliki indikator proses Penelitian yang sejalan dengan ini
kebijakan yang menyangkut tentang dikemukakan oleh (Hill & Stewart, 2007, hal.
kepedulian kepala madrasah terhadap 40) bahwa pengembangan sumber daya
kesulitan mengajar yang dialami guru, manusia sebagai intervensi manajemen
bagaimana kepala madrasah mampu dengan tujuan untuk meningkatkan kinerja
mengembangkan alternatif solusi dan organisasi. Penyelenggaraan pengembangan
kemampuan dalam memilih salah satu kapasitas guru merupakan wujud dari
alternatif terbaik yang dijadikan solusi pelayanan madrasah terhadap anggotanya
kebijakan dalam mengatasi yaitu para guru. Keberhasilan memberikan
permasalahan/kesulitan guru dan kemampuan pelayanan kepada guru perlu sistem dan
kepala madrasah dalam membuat ketetapan komitmen manajemen. Proses pelayanan
tentang kebijakan pengembangan kapasitas tersebut harus mempunyai kriteria seperti
guru. Dalam kaitan dengan kebijakan yang disampaikan (Mart, 2013) yaitu
pengembangan kapasitas guru, bagaimana kemampuan manajerial administrator
madrasah mendokumentasikan kebijakan ini madrasah, struktur dan proses yang
dalam bentuk pencantuman program di memberikan balikan pekerjaan staf dan
Rencana Kerja Madrasah dan memiliki pengambilan keputusan di madrasah.
dokumen pedoman pengembangan kapasitas Perencanaan pengembangan kapasitas guru di
guru di madrasah. Selanjutnya bagaimana madrasah selama ini disusun berdasarkan
kebijakan tersebut didesiminasikan kepada kebutuhan untuk mewujudkan madrasah yang
seluruh guru baik dalam bentuk lisan maupun bermutu meskipun belum melibatkan guru
tulisan dalam berbagai forum baik formal secara keseluruhan. Rangkaian untuk
maupun informal. Selanjutnya bagaimana menyusun perencanaan pengembangan
kebijakan tersebut ditetapkan oleh pimpinan kapasitas guru menurut (Gasperz, 2005,
lembaga terkait menjadi ketetapan bersama hal.
seluruh unsur yang terlibat. Seorang pakar 108) bahwa rangkaian pertama yang harus
kebijakan, (Dunn, 2005) menjelaskan bahwa dilakukan dalam perencanaan adalah 1)
kebijakan diambil sebagai upaya untuk identifikasi masalah utama, 2) meneliti
memecahkan masalah. Kebijakan madrasah penyebab utama, 3) menentukan penyebab
terkait pengembangan kapasitas guru yang sangat berpengaruh, 4) menyusun
didasarkan pada kebutuhan untuk rencana perbaikan dan menetapkan sasaran.
mewujudkan madrasah bermutu. Sejalan Ketiga, berdasarkan hasil temuan
dengan pendapat (Noe, 2011) mengenai penelitian menunjukkan bahwa pengaruh
praktik pengembangan sumber daya manusia, manajemen pengetahuan dan pengembangan
tahapan pertama adalah analisis kebutuhan kapasitas guru terhadap kinerja mengajar
guru, diperoleh korelasi sebagai berikut:
Tabel 1 Koefesien Korelasi Antar Variabel
Correlations
Pengembangan Kinerja
Manajemen
Kapasitas Mengajar
Pengetahuan
Guru Guru
Manajemen Pearson
1 ,727** , 463**
Pengetahuan Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 225 225 225
Pengembangan Pearson
,727** 1 , 514 **
Kapasitas Guru Correlation
Sig. (2-tailed) ,000 ,001
N 225 225 225
Kinerja Mengajar Pearson ** **
, 463 , 514 1
Guru Correlation
Sig. (2-tailed) ,001 ,001
N 225 225 225
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Coefficientsa
Unstandardized Standardized Collinearity
Coefficients Coefficients Statistics
Model B Std. Error Beta t Sig. Tolerance VIF
1 (Constant) 57,909 4,606 12,573 ,000
Manajemen Pengetahuan ,417 ,105 ,119 1,788 ,000 ,996 1,004
Pengembangan Kapasitas
,737 ,167 ,247 3,996 ,000 ,996 1,004
Guru
a. Dependent Variable: Kinerja Mengajar Guru
Hasil perhitungan koefisien pengaruh pengetahuan memiliki pengaruh sebesar 0,119
(jalur) pada tabel di atas menunjukkan bahwa untuk mempengaruhi kinerja mengajar guru,
variabel manajemen pengetahuan (X1) sedangkan pengembangan kapasitas guru (X2)
mempunya koefisien jalur sebesar 0,119, mempunyai pengaruh yang lebih besar
variabel pengembangan kapasitas guru (X2) dibanding variabel manajemen pengetahuan
mempunyai koefisien jalur sebesar 0,247. Hal sebesar 0,247 dalam mempengaruhi kinerja
ini menunjukkan bahwa Manajemen mengajar guru.
Model Summaryb
Data di atas menunjukkan bahwa pengaruh variabel lain (residu) yang tidak ada
pengaruh secara bersama-sama antara dalam penelitian ini. Adapun besar koefisien
manajemen pengetahuan dan pengembangan jalur pengaruh untuk faktor lain yang tidak
kapasitas guru terhadap kinerja mengajar guru ada dalam penelitian ini adalah ρy_ε=√(1-
sebesar 0,516 (R2=0,516). Hal ini dapat 0,516 ) = √0,484 = 0,6957.
diartikan bahwa pengaruh bersama-sama Model struktural pengaruh manajemen
manajemen pengetahuan dan pengembangan pengetahuan, pengembangan kapasitas guru
kapasitas guru sebesar 0,516. Selain pengaruh terhadap kinerja mengajar guru adalah
manajemen pengetahuan dan pengembangan sebagai berikut :
kapasitas guru terhadap kinerja mengajar Hasil ini digambarkan sebagai
guru, juga terdapat probabbilitas munculnya berikut:
ε
X1
(Manajemen Pengetahuan) ρyx1=0,119 0,6957
0,516 Y
(Kinerja Mengajar Guru)
0,727
X2
(Pengembangan Kapasitas Guru)
Ρyx2=0,247