Anda di halaman 1dari 17

MENINGKATKAN MUTU PEMBELAJARAN YANG BERKUALITAS DENGAN

MANAJEMEN PESERTA DIDIK SESUAI KARAKTER MINAT DAN BAKAT

LITERATURE REVIEW JURNAL

Mata Kuliah : Manajemen Pendidikan

Jumlah SKS : 3 SKS

Semester : 3J

Dosen Pengampu : 1. Hasan Hariri, S.Pd, M.BA, Ph.D

2. Ujang Efendi, M.Pd.I.

Oleh :

Virda Sani Aulia (2113053201)

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS LAMPUNG

2022
KATA PENGHANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa berkat limpahan dan rahmat-Nya
sehigga penulis mampu menyelesaikan tugas mata kuliah Manajemen Pendidikan ini dengan
baik dan tepat waktu. Adapun judul makalah literature review jurnal yang penulis buat yaitu
“Meningkatkan Mutu Pembelajaran yang Berkualitas dengan Manajemen Peserta Didik sesuai
Karakter Minat dan Bakat”.

Penulis mengucapkan terima kasih kepada Bapak Ujang Efendi, M.Pd.I. dan Bapak Hasan
Hariri, S.Pd, M.BA, Ph.D. Selaku dosen pegampu mata kuliah Manajemen Pendidikan yang
sudah memberikan tugas ini sehingga dapat memperbanyak pengetahuan dan wawasan sesuai
dengan bidang yang penulis tekuni. Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah membagi pengetahuannya, sehingga dapat menyelesaikan makalah literatur review
jurnal ini.

Dalam Penulisan makalah literature review jurnal ini penulis merasa masih banyak
kekurangan - kekurangan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak sangat penulis
harapkan demi penyempurnaan pembuatan makalah ini.Semoga makalah ini dapat memberikan
wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran kepada pembaca. Terima kasih.

Lampung, 05 Oktober 2022

Penulis
Abstract

This article is a summary of several reviewed journals regarding Student Management. Student
Management is an effort to regulate students starting from students entering a school to
graduating or leaving school. The activities of student management are planning, coaching,
evaluation and transfer. Student management can be a place to improve the quality and
achievement of madrasas. Students are managed properly and correctly in order to measure the
success of student achievement in educational institutions. The purpose of this study was to find
out about (1) Student Management, (2) character education, (3) developing student interests, and
(4) supporting and inhibiting factors.
The data obtained is from a literature study of existing journals as secondary data. The results
obtained indicate that there are strategies in improving the quality of quality learning by
managing students according to the character of interests and talents, namely: developing the
interests and talents of students through extracurricular activities at school.
Keywords : student management, quality, interest and talent.

Abstrak

Artikel ini merupakan rangkuman dari beberapa jurnal yang direview kembali mengenai
manajemen peserta didik. Manajemen peserta didik merupakan upaya pengaturan terhadap
peserta didik mulai dari peserta didik masuk ke suatu sekolah sampai dengan lulus atau keluar
dari sekolah. Adapun kegiatan dari manajemen peserta didik adalah perencanaan, pembinaan,
evaluasi dan mutasi. Manajemen peserta didik bisa menjadi wadah untuk meningkatkan kualitas
dan prestasi pada madrasah. Peserta didik dikelola dengan baik dan benar supaya dapat di ukur
keberhasilannya prestasi peserta didik pada lembaga pendidikan. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui tentang (1) Manajemen Peserta Didik, (2) pendidikan karakter, (3)
pengembangan minat peserta didik, dan (4) faktor pendukung dan penghambatnya.

Data yang diperoleh adalah dari studi literature jurnal – jurnal yang sudah ada sebagai data
sekunder. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa terdapat strategi dalam Meningkatkan mutu
pembelajaran yang berkualitas dengan manajemen peserta didik sesuai karakter minat dan bakat,
yaitu: mengembangkan minat dan bakat peserta didik melalui kegiatan Ekstrakulikuler yang ada
disekoah.

Kata Kunci : Manajemen peserta didik, Kualitas, Minat dan Bakat.


PENDAHULUAN

Manajemen peserta didik merupakan penggabungan dari kata manajemen dan peserta didik.
Manajemen adalah suatu proses yang khas terdiri atas tindakan-tindakan berupa perencanaan,
pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian yang dilaksanakan untuk menentukan serta
mencapai sasaran atau tujuan yang telah ditentukan melalui pemanfaatan sumber daya manusia
dan sumber-sumber lainnya. Sedangkan peserta didik adalah sebagai suatu komponen masukan
dalam sistem pendidikan, yang selanjutnya di proses dalam proses pendidikan, sehingga manusia
yang berkualitas sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

Manajemen peserta didik ialah usaha pengaturan terhadap peserta didik mulai dari peserta didik
tersebut masuk sekolah sampai dengan lulus sekolah, adapun kegiatan dari manajemen peserta
didik adalah perencanaan, pembinaan, evaluasi dan mutasi. Manajemen peserta didik merupakan
keseluruhan proses yang direncanakan, diusahakan, dan dibina secara terus menerus terhadap
peserta didik agar dapat mengikuti pembelajaran dengan efektif dan efisien (Daryanto, 2013).
Jadi manajemen peserta didik bukan hanya sebatas mencatat data peserta didik akan tetapi
meliputi banyak aspek dengan tujuan agar membantu pertumbuhan anak melalui pembelajaran di
sekolah. Pendidikan berbasis karakter mendapatkan perhatian khusus dari pemerintah untuk
segera diimplementasikan di sekolah-sekolah sebagai program utama. Pendidikan dipandang
sebagai institusi ideal untuk mengajarkan dan menanamkan karakter, terutama model (uswah)
yang diperankan oleh guru (Lumpkin, 2013). Karakter ialah keterkaitan antara pengetahuan
tentang kebaikan, lalu internalisasi pengetahuan dan mewujud dalam tindakan kebaikan.
Karakter merupakan watak yang mantap dalam merespon situasi dengan cara yang baik secara
moral (Lickona, 1991).

Salah satu agenda penyelenggaraan pendidikan yang penting serta menjadi perhatian di
Indonesia adalah pendidikan karakter. Setiap satuan pendidikan bertanggungjawab untuk
mengembangkan keterampilan juga bakat peserta didik dalam agar dapat berdaya guna, cakap,
dan terampil sebagaimana diamanatkan oleh undang-undang. Pendidikan karakter dapat
dipahami sebagai salah satu bentuk ikhtiar menanamkan kecerdasan yang tak hanya berputar
pada ranah kognitif saja namun juga dalam bentuk perilaku dengan nilai-nilai luhur berdasarkan
nilai keagamaan dan kemanusiaan.

Manajemen peserta didik dilakukan melalui beberapa tahapan meliputi: 1) analisis kebutuhan
peserta didik; 2) rekrutmen peserta didik; 3) seleksi peserta didik; 4) orientasi peserta didik; 5)
penempatan peserta didik; 6) pembinaan dan pengembangan peserta didik; 7) pencatatan dan
pelaporan; dan 8) kelulusan dan alumni (Machali & Hidayat, 2016). Adapun tujuan artikel ini
untuk menganalisis manajemen peserta didik dalam upaya Meningkatkan mutu pembelajaran
yang berkualitas dengan manajemen peserta didik sesuai karakter minat dan bakat.
METODE PENELITIAN

Metode Penelitian pengumpulan data menggunakan systematic review dengan menganalisis


manuskrip hasil riset yang diperoleh dari Google Scholar yang terindeks secara nasional dan
internasional dalam lima tahun terakhir yang bertujuan untuk menjawab pertanyaan penelitian
dengan cara merangkum berbagai hasil penelitian (Siswanto, 2012).

Adapun pertanyaan penelitian (research question) adalah 1) apa itu manajemen peserta didik?; 2)
bagaimana cara manajemen peserta didik?; 3) jelaskan mengenai pendidikan karakter?; 4)
bagaimana strategi pengembangan minat dan bakat peserta didik?; dan 5) adakah faktor
pendukung dan penghambatnya?.

Beberapa analisis dari judul artikel sebagai berikut :

1. Manajemen Pembelajaran Keterampilan Handycraft untuk Meningkatkan Wirausaha


Siswa SLB (Ade Faroga dan Dedi Mulyasana, 2018),
2. Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Sekolah Dasar
(Hafizah Ghany H, 2018),
3. Manajemen Peserta Didik dalam Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Karakter di Satuan
Pendidikan (Mukhamad Ilyasin, 2019),
4. Manajemen peserta didik (Jaja Jahari dan Heri Khoiruddin, 2018),
5. Manajemen Peserta Didik dalam Upaya Peningkatan Kualitas Sekolah (Gusti dan Neti
Karnati, 2021),
6. Pengaruh Manajemen Perpustakaan terhadap Minat Baca Peserta Didik Kelas XI
( Muhammad Rusydi Rasyid, 2021),
7. Merdeka Belajar Kampus Merdeka terhadap Perubahan Paradigma Pembelajaran pada
Pendidikan Tinggi (Elizabeth Simatupang dan Indrawati Yuhertiana, 2021),
8. Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter dalam Pembinaan Akhlak Peserta Didik
(Taufiqur Rahma dan Siti Masyarafatul Manna Wassalwa, 2019),
9. Kebijakan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Melalui Manajemen Peserta Didik
(Indah Hari Utami dan Umaruddin Nasution, 2020),
10. Manajemen Peserta Didik dalam Pengembangan Minat dan Bakat melalui Kegiatan
Ekstrakurikuler (Fani Oktavianti, 2019).
HASIL DAN PEMBAHASAN

Manajemen Peserta Didik

Secara etimologi kata manajemen dalam bahasa inggris to manage yang memiliki arti mengatur.
Sedangkan dalam bahasa Yunani yaitu mano bermakna tangan dan manus bekerja berulang kali.
Sedangkan secara terminologi dari Henry L. Sisk menyatakan, “Management is the condition of
all resources throught the process of planning, organizing, directing and controlling in order to
attend State objectives”, yaitu sebuah pengorganisasian sumber daya yang dilakukan melalui
proses berkesinambungan dari rencana, organisasi, pengarahan, dan pengendalian, untuk
mencapai visi dan misi. Pendapat lain dari George R Terry sebagaimana dikutip Anton,
manajemen adalah suatu proses yang didalamnya mencakup tindakantindakan terstruktur melalui
penggunaan SDM dan sumber daya lain. Sehingga dapat dipahami bahwa manajemen menjadi
proses kegiatan terstruktur mencakup perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan
pengawasan yang ditentukan guna mencapai tujuan yang disepakati. Peserta didik memiliki
beberapa definisi mengikuti sudut pandang dari berbagai macam pihak yang mencoba mendesain
definisi tersebut. Oemar Hamalik mengartikan peserta didik sebagai salah satu unsur pendidikan
yang menjadi objek proses pendidikan agar mereka dapat menjadi manusia yang mampu
berkontribusi terhadap negara ke depannya sebagaimana termaktub dalam pendidikan nasional.
Sedangkan Abu Ahmadi memberi pengertian peserta didik sebagai pribadi yang mandiri dan
tidak memiliki keterpaksaan. Sedangkan menurut Hasbulloh, peserta didik menjadi input yang
menentukan keberhasilan proses pendidikan dan bukan pendidik karena mereka hanya fasilitator
ilmu. Berdasarkan beberapa deskripsi definisi tersebut, maka dapat dipahami bahwa peserta
didik adalah pribadi yang berhak mendapatkan layanan pendidikan sesuai dengan potensi yang
dimiliki dengan fasilitas berupa jenjang pendidikan dan berbagai program pengembang di
dalamnya. Annisa mengungkapkan bahwa manajemen peserta didik adalah proses kegiatan yang
berkaitan dengan pengelolaan peserta didik sejak awal pembelajaran hingga akhir proses
pembelajaran. Pengaturan tersebut bertujuan agar fungsi pelayanan dapat berjalan sebaik-
baiknya kepada peserta didik selama mengikuti kegiatan dengan memerhatikan berbagai sumber
pendukung pembalajaran seperti kurikulum, pendidik dan tenaga kependidikan, sarana prasarana,
dan suasana. Ada 8 komponen dalam manajemen peserta didik yang akan dibahas dalam tulisan
ini yakni analisis kebutuhan peserta didik, rekruitmen peserta didik, seleksi peserta didik,
orientasi, penempatan peserta didik, pembinaan dan pengembangan peserta didik, pencatatan dan
laporan, dan kelulusan dan alumni.

Tahap awal dalam pelaksanaan manajemen peserta didik adalah analisis kebutuhan dengan
mengidentifikasi dan menetapkan jenis yang dibutuhkan oleh satuan pendidikan. Kegiatan yang
dilakukan yaitu pertama merencanakan jumlah yang diterima sebagai peserta didik baru.

Tahap kedua yaitu rekrutmen peserta didik yang secara esensi merupakan kegiatan promosi dan
pencarian untuk dapat menemukan calon peserta didik baru yang dianggap berkemampuan
khusus. Kegiatan ini membutuhkan sekelompok panitia yang bertugas untuk menghandle
berbagai macam proses rekrutmen yang dilakukan serta membuat dan memasang pengumuman
penerimaan peserta didik baru yang dilakukan secara terbuka dan selektif.

Tahap ketiga adalah pemangkasan jumlah peserta didik dengan melihat kriteria yang ditetapkan
untuk menentukan diterima atau ditolaknya calon peserta didik agar menjadi bagian dari satuan
pendidikan yang ditujunya.

Tahap keempat yakni masa pengenalan lingkungan atau yang dikenal sebagai masa orientasi
peserta didik. Tujuan diselenggarakannya orientasi ini yaitu agar peserta didik dapat mengerti
lingkungan pendidikannya dan dapat menaati segala macam bentuk aturan, dapat berpartisipasi
aktif, mempersiapkan diri baik secara fisik mental dan emosional, serta mengenal organisasi
sekolah.

Tahap kelima yakni penempatan atau pembagian kelas. Peserta didik yang telah melalui berbagai
proses sebelumnya, selanjutnya dibagi kelasnya sesuai dengan kriteria yang telah disepakati
bersama baik yang didasarkan pada prestasi peserta didik maupun hasil tes intelegensi siswa.

Tahap keenam yaitu pengembangan dan pembinaan peserta didik dengan berbagai macam
pengalaman belajar untuk masa depannya. Peserta didik dituntut dapat melaksanakan berbagai
macam kegiatan yang disediakan baik dari kegiatan kurikuler maupun ekstrakurikuler.
Tahap ketujuh yakni pelaporan kompetensi peserta didik pada satuan pendidikan yang
dilaksanakan sejak awal penerimaan sampai ujian akhir. Pencatatan tersebut dilakukan agar
pihak lembaga dapat melakukan refleksi dan pengembangan evaluasi pada peserta didik sebagai
rekam jejak tentang progres dan permasalahan yang dihadapi oleh peserta didik.

Tahap kedelapan yakni alumni dan kelulusan. Setelah peserta didik selesai mengikuti seluruh
program pendidikan di suatu lembaga pendidikan dan berhasil lulus dan ujian akhir, maka
kepada peserta didik tersebut diberikan surat keterangan lulus atau sertifikat setelah peserta
dinyatakan lulus maka statusnya dikatakan sebagai alumni, dalam artian bahwa ikatan emosional
dan juga tanggung jawab akan tetap melekat pada diri peserta didik tersebut agar berbagai
macam pengetahuan yang sudah didapatkan bisa tetap membekas dalam dirinya dan dapat
membawa serta almamater sekolah yang dapat membantu mengenalkan sekolah tersebut kepada
masyarakat umum.

Pendidikan Karakter

Kata karakter berasal dari bahasa Yunani ‘kharakter’ dari akar kata ‘kharassein’ yang berarti
memahat atau mengukir (Rolina, 2014), sedangkan bahasa Latin karakter bermakna
membedakan tanda (Hadi, 2015). Dalam kamus bahasa Indonesia karakter diartikan sebagai
tabiat, sifat-sifat kejiwaan, akhlak atau budi pekerti yang membedakan seseorang dengan yang
lain. Koesuma (2010) menyatakan bahwa karakter sama dengan kepribadian, dimana kepribadian
dianggap sebagai ciri atau karakteristik atau gaya atau sifat khas dari seseorang yang bersumber
dari bentukan- bentukan yang diterima dari lingkungan, misalnya, keluarga, masyarakat, atau
bisa pula merupakan bawaan yang dibawa sejak lahir. Pendidikan karakter dipandang sebagai
tata nilai, pendidikan moral dan pendidikan kewarganegaraan (Howard dkk, 2004, Lickona,
1991). Pendidikan karakter berkaitan dengan pengembangan karakter untuk mempersiapkan
siswa menjadi individu yang shaleh dan warga negara yang baik. Pendidikan karakter menarik
karena akan membekali peserta didik dengan sifat-sifat terpuji, dan mencegah perilaku
berbahaya sekaligus mendukung pembelajaran emosi dan sosial (Berkowitz, dkk, 2006).
Battistich, dkk (2008: 82) memandang pendidikan karakter sebagai “deliberate use of all
dimensions of school life to foster optimal character development”. Pengembangan karakter di
sekolah tidak terbatas pada pengajaran semata, tetapi mencakup seluruh aspek kehidupan
sekolah.

Dan masih ada beberapa definisi yang berkaitan dengan pendidikan karakter diantaranya
menurut lickona pendidikan karakter adalah upaya untuk meningkatkan kepedulian dan mampu
bertindak dengan landasan nilainilai etis. Pendidikan karakter mengandung setidaknya tiga unsur
pokok yakni mengetahi kebaikan (knowing good), mencintai kebaikan (desiring the good) dan
melakukan kebaikan (doing the good). Nilai karakter di Indonesia diturunkan berdasarkan nilai-
nilai Pancasila dalam pendidikan karakter yang terepecah menjadi 18 nilai-nilai karakter dan
bentuk aktualisasinya. Adapun tujuan dari pelaksanaan pendidikan karakter sebagaimana
termaktub dalam pasa l 2 yaitu: 1) Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi
emas Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan Pendidikan Karakter yang baik guna
menghadapi dinamika perbahan masa depan. Pelaksanaan pendidikan karakter sedini mungkin
ingin mencetak penerus yang berkarakter dan terjawantahkan dalam sikap dan tutur kata guna
menciptakan generasi emas Indonesia pada tahun 2045. 2) Mengembangkan platform pendidikan
nasional yag meletakkan pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan public yang dilaukan melalui
pendidikan jalur formal, nonformal, maupun informal dengan memerhatikan keberagaman
budaya Indonesia. Maksudnya adalah bahwa pendidikan karakter menjadi ikon dalam
pelaksanaan pendidikan nasional yang saya kayaknya harus didukung oleh segenap elemen
masyarakat untuk mensukseskan program ini. 3) Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan
kompetensi pendidik dan tenaga kependidikan peserta didik masyarakat dan lingkungan keluarga
dalam mengimplementasikan PPK. Dalam hal ini, kehadiran pendidikan karakter dapat
memperkuat kompetensi pendidik dan tenaga dalam artian bahwa karakter tersebut menjadi
pondasi ataupun dasar dalam bertindak dan berperilaku. Sedangkan secara operasional, tujuan
pendidikan karakter dalam setting satuan pendidikan adalah untuk menguatkan nilai-nilai yang
dianggap penting sehingga menjadi kepribadian yang khas oleh diri peserta didik. Oleh sebab itu,
membangun koneksi yang harmonis dengan keluarga dan masyarakat memgang tanggungjawab
yang besar untuk mengembangkan karakter dan turut mengoreksi peserta didik yang tidak
berkesesuaian dengan nilai-nilai karakter yang dikembangkan oleh satuan pendidikan.
Pengembangan Minat Peserta Didik

Kegiatan pengembangan diri dalam Kurikulum 2013 merupakan bagian dari pembelajaran dan
bagian dari isi kurikulum. Dalam pengembangan minat dan bakat merupakan suatu bentuk upaya
untuk pembentukan watak dan kepribadian peserta didik melalui kegiatan ekstrakulikuler.
Ekstrakulikuler merupakan bentuk wadah yang disediakan oleh sekolah yang bertujuan untuk
menyalurkan minat dan bakat peserta didik (Badrudin 2014). Seorang pendidik harus mampu
untuk mengidentifikasi peserta didiknya dalam proses pembelajaran baik di kelas maupun di luar
kelas. Tujuannya yaitu untuk mengenali potensi yang dimiliki peserta didik sesungguhnya.
Bedasarkan potensi yang dimiliki peserta didik inilah kemudian peserta didik dikelompokkan
sesuai dengan minat dan bakat peserta didik (Imron, 2016).

Pengembangan minat dan bakat peserta didik melalui kegiatan Ekstrakulikuler yang ada
disekoah. Pembinaan kegiatan ekstrakulikuler antara sekolah satu dengan sekolah lain dapat
berbeda-beda. Amir Daien Menjelaskan bahwa hal-hal dalam pembinaan ekstrakulikuler sebagai
berikut (Prihatin, 2011) : 1) Kegiatan ekstrakulikuler harus mampu untuk meningkatkan
pemgayaan peserta didik dalam aspek, kognitif, afektif dan psikomotorik, 2) Kegiatan
ekstrakulikuler memberikan wadah untuk penyaluran minat dan bakat peserta didik, sehingga
peserta didik terbiasa dengan kesibukan-kesibukan mereka yang bermakna, 3) Adanya
peencanaan, persiapan dan pembinaan yang sudah difikirkan dengan matang sehingga kegiatan
ekstrakulikuler mampu untuk mencapai tujuan, 4) Kegiatan ekstrakulikuler dilaksanakan oleh
semua atau sebagian peserta didik di sekolah. Pembinaan ekstrakulikuler yang dilakukan
bertujuan untuk mengembangkan minat dan bakat dari masing-masing peserta didik.

Faktor Pendukung dan Penghambat

Irawan (2020), Jahari (2018), Zakakalana (2017), dan Akbar (2020) dalam implementasi
manajemen peserta didik terdapat faktor pendukung dan faktor penghambat. Adapun faktor
pendukungnya adalah 1) kepatuhan peserta didik, 2) tenaga pendidik yang profesional, 3)
kegiatan ekstrakurikuler, 4) sarana prasarana yang memadai, 5) adanya kerjasama antara
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua, 6) program yang jelas, dan 7) dukungan
pendanaan dari orang tua (komite). Sedangkan faktor penghambat adalah 1) orang tua yang
belum sepenuhnya menyerahkan segalanya ke pada pihak sekolah, 2) rendahnya kualitas guru
dan sarana prasarana; dan 3) tingkat ekonomi orang peserta didik yang kurang memadai.
PENUTUP

Kesimpulan

Manajemen peserta didik yaitu suatu pengaturan dan penataan kegiatan yang berkenaan dengan
peserta didik dari mulai penerimaan peserta didik sampai keluar peserta dari sekolah.

Aktualisasi karakter dalam manajemen peserta didik terejawantahkan ke dalam 8 komponen


manajemen yaitu: analisis kebutuhan, rekrutmen, seleksi, orientasi, dan. Sedangkan di tahap
sekolah terdiri atas komponen pengembangan peserta didik, pencatatan serta pelaporan dan pada
tahap pasca sekolah berkaitan dengan kelulusan dan alumni.

Dan dapat di simpulkan bahwasannya setiap sekolah menerapkan manajemen peserta didik
dimulai dari perencanaan, pengorganisasian, pembinaan dan pengembangan, evaluasi, dan
pengorganisasi alumni. Penerapan tersebut akan berdampak pada meningkatnya kualitas sekolah
dari aspek prestasi akademik maupun non akademik. Dalam implementasi tersebut, ada beberapa
faktor pendukung di antaranya tenaga pendidik yang profesional dan adanya kerjasama antara
pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua, serta sarana prasarana yang memadai. Juga
terdapat faktor penghambat di antaranya orang tua yang belum sepenuhnya menyerahkan
segalanya ke pada pihak sekolah, rendahnya kualitas guru dan sarana prasarana, dan tingkat
ekonomi orang peserta didik yang kurang memadai.
DAFTAR PUSTAKA

Annas . & Nuraisyah, A. (2017). Manajemen Peserta Didik Berbasis Kecerdasan Spiritual
Pendidikan Islam. Tadbir: Jurnal Manajemen Pendidikan. 5(2): 135.

Daryanto, M. (2013). Administrasi Dan Manajemen Sekolah. Rineka Cipta.

Faroga, A. & Mulyasana, D. (2018). Manajemen Pembelajaran Keterampilan Handycraft untuk


Meningkatkan Wirausaha Siswa SLB. Nusantara Education Review. 1(1): 63-74.

Ghany, H. (2018). Penyelenggaraan Pendidikan Untuk Pembangunan Berkelanjutan di Sekolah


Dasar. Jurnal Madaniyah. 8(2): 186-198.

Gusti . & Karnati, N. (2021). Manajemen Peserta Didik dalam Upaya Peningkatan Kualitas
Sekolah: Systematic Literature Review. Intizar. 27(2):127-135.
https://doi.org/10.19109/intizar.v27i2.10249.

Hadi, R. (2015). The Integration of Character Values in the Teaching of Economics: A Case of
Selected High Schools in Banjarmasin. Interational Education Studies. 8(7): 11-20.
http://dx.doi.org/10.5539/ies.v8n7p11.

Hari, I. & Nasution, U. (2020). Kebijakan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Mutu Melalui
Manajemen Peserta Didik. Jurnal Kependidikan Islam. 10(1): 46-52.
https://doi.org/10.24042/alidarah.v10i1.5981.

Ilyasin, M. (2019). Manajemen Peserta Didik dalam Mengaktualisasikan Nilai-Nilai Karakter di


Satuan Pendidikan. Jurnal Penelitian Fenomena. 11(1): 69-79.
http://doi.org/10.21093/fj.v11i1.2143.

Irawan, B., & Berlian, Z. (2020). Implementasi Manajemen Peserta Didik Berbasis Sekolah di
Palembang. Studia Manageria. 2(2): 149– 164.
Jahari, J. & Khoiruddin, H. (2018). Manajemen Peserta Didik. Islamic Educational
Management. 3(2): 170-180. doi: 1015575/isema.v3i2.5009.

Lickona, T. (1991). Educating for Character: How Our Schools Can Teach Respect and
Responsibility, New York: Bantam Books.

Lickona, T. (1992). Educating for Character: How Our School Can Teach Respect and
Responsibility. (New York: Bantam Books). hal 12-22.

Oktavianti, F. & Busyairi. (2019). Manajemen Peserta Didik Dalam Pengembangan Minat dan
Bakat melalui Kegiatan Ekstrakulikuler. Joyful Learning Journal. 8(9): 184-192.

Rahman, T. & Masyarafatul, S. (2019). Implementasi Manajemen Pendidikan Karakter dalam


Pembinaan Akhlak Peserta Didik. Jurnal Pendidikan Islam Indonesia. 4(1): 1-14. doi:
10.35316/jpii.v4i1.175.

Rahmawati Multazimah , dkk. (2017). Implementasi Manajemen Peserta Didik berbasis Sekolah
di SMA AlAzhar Kelapa Gading Jakarta Utara. Imrovement. 4 (2): 196-197.

Rolina, N (2014) Developing Responsibility Character for University Student in ECE through
Project Method. Procedia - Social and Behavioral Sciences. 123: 170-174,
https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2014.01. 1411.

Rusydi, M. & Ainun N. (2022). Pengaruh Manajemen Perpustakaan Terhadap Minat Baca
Peserta Didik Kelas XI Dimas Ma’arif Lasepang Kab.Banteng. Educational Leadership.
2(1): 38-47.

Simatupang, E. & Yuhertiana, I. (2021). Merdeka Belajar Kampus Merdeka terhadap Perubahan
Paradigma Pembelajaran pada Pendidikan Tinggi: Sebuah Tinjauan Literatur. Jurnal
Bisnis, Manajemen dan Ekonomi. 2(2): 30-38.

Siswanto, S. (2012). Systematic Review Sebagai Metode Penelitian Untuk Mensintesis Hasil-
Hasil Penelitian (Sebuah Pengantar). Buletin Penelitian Sistem Kesehatan, 13(4).
https://doi.org/10.22435/bpsk.v13i4.

Anda mungkin juga menyukai