Anda di halaman 1dari 14

Book Report

Buku Manjemen Pengembangan Kurikulum PAUD Teori dan Aplikasi

Diajukan untuk memenuhi syarat Ujian Akhir Semester (UAS)


Mata Kuliah Desain dan Pengembangan Kurikulum
Dosen Pengampu :

Dr. Bahrissalim, M.Ag.


Dr. Fauzan, M.A.

Puput Roniansyah
(21220181000033)

MAGISTER MANAJEMEN PENDIDIKAN ISLAM


FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA
2022
BAB I
Identitas Buku dan Alasan Memilih Buku

Judul buku : Manajemen Pengembangan Kurikulum PAUD Teori dan


Aplikasi
Penulis : Ulpah Maspupah, M.Pd.I
Penerbit : Ar Ruzz Media (ISBN: 978-602-313-279-9)
Cetakan : Ke 1, Yogyakarta Tahun 2019
Tebal hal : 176 Halaman
Alasan Memilih Buku : Buku ini menarik untuk dibaca karena relevan dengan
kebutuhan pembaca sebagai mahasiswa dan guru paud, buku ini membahas secara
rinci tentang pengembangan kurikulum dan manajemen pengembangan
kurikulum selain itu dilengkapi dengan studi kasus di dua sekolah yang mana
bisa menjadi referensi bagi pembaca, guru dan pengembang kurikulum.

1
BAB II
Deskripsi Isi Buku

Dalam proses pendidikan kurikulum menjadi seperti petunjuk arah dalam


membimbing siswa agar tercapai tujuan yang diharapkan. Kurikulum yang baik
adalah kurikulum yang selalu dievaluasi dan diperbaiki mengikuti perkembangan
zaman. Dengan demikian peserta didik dapat menyerap pengetahuan yang
disesuaikan pula dengan perkembangan zaman. Kurikulum sebaiknya ada disetiap
jenjang pendidikan. Tak terkecuali pada jenjang Pendidikan Anak Usia Dini,
namun sayangnya saat ini kebanyakan sekolah sekolah PAUD tidak memiliki
kurikulum yang jelas. Sebagian besar hanya berupa tempat penitipan anak dan jauh
dari tujuan PAUD itu sendiri, yaitu memberikan stimulasi kepada anak agar tumbuh
menjadi anak yang sehat, berilmu, cakap, kritis, kreatif, inovatif, mandiri dan
percaya diri, serta berakhlak mulia.
Buku “Manajemen dan Pengembangan Kurikulum PAUD Teori dan
Aplikasi” membahas mengenai manajemen pengembangan kurikulum PAUD,
mulai dari teori, hingga pengaplikasiannya. Pengenalan tentang pengembangan
kurikulum PAUD secara menyeluruh. Dilengkapi pula dengan studi kasus
Pengembangan Kurikulum PAUD di KBIT Al Fuqon serta Playgroup Genus yang
ditulis oleh Ulpah Maspupah, M.Pd.I. Penulis menempuh pendidikan pasca sarjana
Manajemen Pendidikan Islam di IAIN Purworejo dan menjadi dosen tetap non PNS
di IAIN Purwokerto.
Pada buku ini dijelaskan bahwa kurikulum merupakan salah satu komponen
yang memiliki peran penting dalam sistem pendidikan, sebab dalam kurikulum
bukan hanya dirumuskan tentang tujuan yang harus dicapai melainkan harus
memberikan pengalaman belajar yang harus dimiliki setiap anak. Buku ini juga
membahas tentang manajemen pengembangan kuikulum, dimana manajemen
merupakan proses perencanaan, pengorganisasian, pengarahan dan pengawasan
usaha usaha para anggota organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi
lainnya agar mencapai tujuan organisasi. Pengembangan kurikulum dalam arti
konstruksi yakni proses pengembangan secara mikro, melalui proses merancang

2
tujuan, merumuskan materi, menetapkan metode, dan merancang evaluasi yang
harus berlandaskan psikologis, filosofis, dan sosial budaya serta ilmu pengetahuan
dan teknologi. Selain itu suatu kurikulum harus memiliki kesesuaian yang meliputi
keseuaian antara kebutuhan, tuntutan, kondisi, dan perkembangan masyarakat.
Kesesuaian antara komponen komponen kurikulum yakni isi dengan tujuan, proses
sesuai dengan isi dan tujuan dan evaluasi sesuai dengan proses, isi dan tujuan
kurikulum.
Buku ini juga membahas tentang model model pengembangan kurikulum
yang dapat diaplikasikan oleh para pengembang Kurikulum diantaranya model
administratif, model dari bawah, model demonstrasi, model beuchamp, model
terbalik Hilda Taba, model hubungan interpersonal Rogers, model action research
yang sistematis.
Dalam dunia pendidikan anak usia dini, perkembangan siswa merupakan
hal yang harus diperhatikan karena secara lanjut akan menentukan proses
pembelajaran siswa tersebut dijenjang selanjutnya. Maka dibutuhkan manajemen
pengembangan kurikulum yang sesuai dengan konsep kurikulum PAUD terdiri dari
enam aspek kurikulum pendidikan nasional yaitu : Moral dan nilai nilai keagamaan,
sosial, emosional, dan kemandirian, kemampuan berbahasa kognitif, fisik atau
motorik dan seni. Selain memperhatikan konsep kurikulum perlu diperhatikan pula
pendekatan pengembangan kurikulum PAUD diantaranya : Pendekatan tematik,
Pusat kegiatan belajar atau sentra, Pengelolaan kelas berpindah.
Pada buku yang terdiri dari tujuh bab, lima bab yang sudah dipaparkan
diatas ditambah dengan dua bab terakhir yang memuat tentang studi kasus yang
relevan pada manajemen pengembangan kurikulum PAUD di KBIT Al Furqon dan
Playgroup Genus. Pengembangan kurikulum KBIT Al Furqon yang dilakukan
terdapat kurikulum intra, yakni menambahkan sentra main peran yang sebelumnya
tidak ada. Efek yang diharapkan adalah siswa dapat bersosialisasi dan berinteraksi
dengan teman dan lingkungan sekitar dan mengembangkan Bahasa secara optimal.
Implementasi kurikulum di KBIT Al furqon meliputi kurikulum intra, kurikulum
plus, kurikulum ekstra, dan pembiasaan.

3
Sedangkan manajemen pengembangan kurikulum di Playgroup Genus
mengadakan inovasi dan pengembangan kurikulum mencakup intra dan ekstra.
Kurikulum intra yang mencakup lingkup pengembangan nilai-nilai agama dan
moral, lingkup pengembangan fisik/motorik, lingkup pengembangan bahasa,
lingkup pengembangan sosial emosional, dan kemandirian. Pada Playgroup genus
menyusun kurikulum berdasarkan kebutuhan perkembangan anak usia dini, dengan
mempertimbangkan beberapa hal yakni visi dan misi Lembaga, perkembangan dan
potensi peserta didik, aspirasi orangtua, kebijakan Yayasan dan kebijakan
pemerintah.

4
BAB III
Pembahasan

A. Manajemen Pengembangan Kurikulum

1. Pengertian Manajemen Pengembangan Kurikulum

Manajemen adalah ilmu yang keberadaanya sangat penting karena dalam


ilmu manajemen dipelajari seni mengelola organisasi, seni berhubungan dan
bekerjasama dengan oranglain, serta seni memimpin. Banyak ahli memberikan
diantaranya Hasibuan Malayu sebagaimana dikutip hikmat (2011, 12) pengertian
“Manajemen adalah ilmu dan seni mengatur proses pemanfaatan tenaga dan
profesionalitas orang lain.” Menurut stoner sebagaimana dikutip oleh T.Hani
Handoko, mengartikan bahwa “Manajemen adalah proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, dan pengawasan usaha-usaha para anggota
organisasi dan penggunaan sumber daya organisasi lainnya agar mencapai tujuan
organisasi yang telah ditetapkan.
Menurut penulis manajemen adalah suatu proses aktivitas fungsi-fungsi
manajemen yang terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, implementasi, dan
evaluasi dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang ditetapkan
Hamalik berpendapat bahwa kurikulum adalah rencana tertulis tentang
kemampuan yang harus dimiliki berdasarkan standar nasional, materi yang perlu
dipelajari dan pengalama belajar yang harus dijalani untuk mencapai kemampuan
tersebut, dan evaluasi yang perlu dilakukan untuk menantukan tingkat pencapaian
kemampuan peserta didik, serta seperangkat peraturan yang berkenan dengan
pengalaman belajar peserta didik dalam mengembangakan potensi dirinya pada
satuan pendidikan tertentu.
Ditinjau dari konsep dan pelaksanaannya, kurikulum dibagi menjadi beberapa
macam yaitu kurikulum ideal, kurikulum actual dan factual, kurikulum
tersembunyi (hidden curriculum)
Penulis memaknai kurikulum sebagai rangkaian kegiatan aktivitas aktivtas
perencanaan, implementasi, dan evaluasi program suatu lembaga yang digunakan
sebagai pedoman dalam pengalaman belajar.
Pengembangan kurikulum merupakan suatu kegiatan yang menghasilakan
kurikulum, proses yang mengaitkan satu komponen dengan komponen lainnya
untuk menghasilakan suatu kurikulum yang baik, atau kegiatan penyusunan
implementasi dan evaluasi perbaikan dan penyempurnaan kurikulum.

5
2. Prosedur Manajemen Pengembangan Kurikulum
Pengembangan kurikulum berdasarkan manajemen berarti melaksanakan
kegiatan pengembangan kurikulum berdasarkan pola fikir manajemen atau
berdasarkan proses manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi manajemen yang
terdiri dari aspek-aspek sebagai berikut :

a. Perencanaan kurikulum
Hamalik berpendapat bahwa perencanaan merupakan rangkaian tindakan
ke depan yang bertujuan untuk mencapai seperangkat operasi yang konsisten dan
berkoordinasi guna memperoleh hasil-hasil yang diinginkan. Perencanaan
kurikulum memiliki tiga fungsi, pertama, sebagai pedoman yang berisi petunjuk
tentang jenis dan sumber peserta, tindakan yang perlu dilakukan, biaya, sarana,
serta evaluasi. Kedua sebagai penggerak roda organisasi dan tata laksana untuk
menciptakan perubahan dalam masyarakat sesuai dengan tujuan organisasi.
Ketiga sebagai motivasi untuk melaksanakan sistem pendidikan. Pengembang
kurikulum harus memperhtikan landasan-landasan pengembangan kurikulum
landasan Psikologis, landasan Filosofis, landasan sosial budaya serta ilmu
pengetahuan dan teknologi. Tahapan perencanaan meliputi langkah-langkah
berikut :

1) Analisis kebutuhan
2) Merumuskan dan menjawab pertanyaan filosofis
3) Menentukan desain kurikulum

b. Pengorganisasian Kurikulum

Secara akademik pengorganisasian kurikulum dikembangkan dalam


bentuk-bentuk organisasi sebagai berikut :

1) Kurikulum mata ajaran


2) Kurikulum bidang studi
3) Kurikulum integrasi
4) Core curriculum

c. Implementasi Kurikulum
Implementasi yaitu pelaksanaan kurikulum dilapangan atau penerapan
atau pelaksanaan program kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap
sebelumnya, kemudian diujicobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan,
sambal senantiasa dilakukan penyesuaian terhadap situasi lapangan dan
karakteristik peserta didik, baik perkembangan intelektual, emosional, maupun
fisiknya. Tahap Implementasi kurikulum :

6
1) Pengembangan program mencakup program tahunan, semester, bulanan,
mingguan dan harian. Selain itu ada juga program bimbingan konseling dan
program remedial.
2) Pelaksanaan pembelajaran, pada hakikatnya pembelajaran adalah proses interaksi
antara peserta didik dan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku
kearah yang lebih baik.

d. Evaluasi Kurikulum

Evaluasi kurikulum dimaksudkan untuk memeriksa tingkat ketercapaian


tujuan pendidikan yang diwujudkan melalui kurikulum yang bersangkutan. Untuk
perbaikan program, pertanggungjawaban kepada berbagai pihak, penentuan
tindak lanjut hasil pengembangan. Peranan evaluasi kurikulum :

1) Evaluasi sebagai moral judgement


2) Evaluasi dan penentuan keputusan
3) Konsensus nilai

3. Komponen Kurikulum

Kurikulum sebagai suatu system memiliki komponen-komponen yang


saling berkaitan antara satu dan yang lainnya sebagai berikut :

1) Tujuan terdiri dari Aim (suatu tujuan umum yang akan dicapai dalam waktu
yang relative lama), Objektif, Goal, dan target.
2) Materi, isi program atau materi pelajaran dalam suatu kurikulum adalah
segala sesuatu yang diberikan kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar
dalam rangka mencapai tujuan.
3) Strategi Pembelajaran
4) Media pembelajaran
5) Evaluasi

4. Model model Pengembangan Kurikulum


Agar dapat mengembangkan kurikulum dengan baik pengembangan
kurikulum semestinya memahami berbagai jenis model pengembangan
kurikulum. Secara garis besar model pengembangan kurikulum sebagai berikut :

a. Model Administratif, pengembangan kurikulum ini ide awal dan


pelaksanaanya dimulai dari pejabat tingkat atas (pembuat keputusan dan
kebijakan) yang berkaitan dengan pengembangan kurikulum, lalu membentuk
suatu tim pelaksana untuk mengembangkan kurikulum.

7
b. Model dari bawah (grass-roots), model ini merupakan lawan dari model yang
pertama, inisiatif dan upaya pengembang kurikulum dating dari bawah yaitu
guru atau sekolah.
c. Model demonstrasi
d. Model Beauchamp, langkah-langkahnya suatu gagasan pengembangan
kurikulum yang telah dilaksanakan di kelas, diperluas di sekolah,
disebarluaskan didaerah tertentu baik berskala regional maupun nasional,
membentuk tim pengembang, tim penyusun tujuan pengajaran, melaksanakan
kurikulum di sekolah, mengevaluasi kurikulum yang berlaku.
e. Model Hilda Taba, pengembangan model hilda taba pada intinya lebih
memfokuskan pada upaya mengembangkan kurikulum sebagai suatu proses
perbaikan dan penyempurnaan.
f. Model Hubungan interpersonal Rogers, kurikulum yang dikembangkan
hendaknya dapat mengembangkan individu secara fleksibel terhadap
perubahan dengan cara melatih diri berkomunikasi secara interpersonal.
g. Model action research yang sistematis.

B. Pendidikan Anak Usia Dini


Pendidikan Anak Usia Dini atau disingkat PAUD adalah suatu usaha
pembinaan yang ditunjukan bagi siswa sejak lahir sampai dengan usia enam tahun
yang dilakukan dengan memberi rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan ruhani agar siswa memiliki kesiapan
dalam memasuki pendidikan lebih lanjut. Terdapat berbagai lembaga PAUD yang
selama ini dikenal oleh masyarakat diantaranya Taman Kanak-kanak (TK) dan
Raudhatul Athfal (RA), Kelompok Bermain (KB), Tempat Penitipan Siswa
(TPA), Pos PAUD

1. Tujuan dan Fungsi PAUD

Secara umum tujuan PAUD adalah memberikan stimulasi atau rangsangan


bagi perkembangan potensi siswa agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan YME, berakhlak mulia sehat, berilmu, cakap, kritis,
kreatif dan inovatif, mandiri, percaya diri, dan menjadi warga negara yang
demokratis dan bertanggung jawab. Selain itu untuk mengembangkan seluruh
kemampuan yang dimiliki siswa sesuai tahap perkembangan, mengenalkan siswa
dengan dunia sekitar, mengembangkan sosialisasi anak, memberikan stimulasi
kultural kepada anak.

2. Perkembangan Anak Usia Dini

Dalam dunia pendidikan anak usia dini, perkembangan siswa merupakan


hal yang harus diperhatikan karena perkembangan siswa secara lanjut akan
menentukan proses pembelajaran siswa tersebut dijenjang selanjutnya.
Perkembangan berkaitan erat dengan keseluruhan kepribadian anak karena

8
kepribadian membentuk satu kesatuan yang terintegrasi. Secara umum, dapat
dibedakan beberapa aspek utama kepribadian anak, yaitu aspek intelektual
(Kecerdasan/Kognitif), sosial, emosional, bahasa, dan keagamaan.

C. Manajemen Pengembangan Kurikulum Paud

Kurikulum pendidikan anak usia dini adalah seperangkat rencana dan


pengaturan mengenai bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran pendidikan anak usia dini.
Menurut penulis manajemen pengembangan kurikulum PAUD adalah
usaha mengembangkan kurikulum dari kurikulum sebelumnya kepada kurikulum
yang sekarang dengan pola pikir manajemen yang terdiri dari fungsi perencanaan,
pengorganisasian, implementasi, dan evaluasi di lembaga PAUD.

Enam aspek kurikulum pendidikan nasional yang menjadi ketentuan


pokok PAUD adalah sebagai berikut :

1) Moral dan nilai-nilai keagamaan


2) Sosial, emosional, dan kemandirian
3) Kemampuan berbahasa dan kognitif
4) Fisik atau motoric
5) Seni
Dalam merancang kurikulum PAUD harus memperhatikan pendekatan
pengembangan kurikulum PAUD sebagai berikut :

1) Pendekatan Tematik (pembelajaran tematik merupakan suatu strategi


pembelajaran yang melibatkan beberapa bidang pengembangan.
2) Pusat kegiatan belajar (sentra)
3) Pengelolaan kelas berpindah

1. Prosedur Manajemen Kurikulum PAUD

a. Perencanaan Kurikulum PAUD

Kedudukan perencanaan sangat penting dalam setiap kegiatan, termasuk


dalam penyelenggaraan PAUD. Bahkan, berhasil atau tidaknya sebuah kegiatan
tergantung pada matang atau tidaknya sebuah perencanaan. Perencanaan dalam
arti yang lebh luas, khususnya perencanaan kelembagaan seperti PAUD,
mencakup visi, misi, fungsi organisasi, tujuan kelembagaan, strategi mencapai
tujuan dan sebagainya.

9
b. Pengorganisasian Kurikulum PAUD

Pengorganisasian adalah pembagian tugas secara professional sesuai dengan


kemampuan masing masing sumberdaya dalam menjalankan tugasnya. Jadi,
setiap perencanaan harus diorganisasikan kedalam lingkup-lingkup yang lebih
kecil sehingga semua komponen PAUD mendapat tugas sesuai dengan
kapasitasnya masing-masing.

c. Implementasi Kuirkulum PAUD


Implementasi kurikulum adalah penerapan atau pelaksanaan program
kurikulum yang telah dikembangkan dalam tahap sebelumnya, kemudian diuji
cobakan dengan pelaksanaan dan pengelolaan sambil senantiasa dilakukan
penyesuaian terhadap situasi lapangan dan karakteristik peserta didik, baik
perkembangan intelektual, emosional, maupun fisiknya. Implementasi
manajemen kurikulum PAUD adalah sebagai berikut:

1) Merumuskan tujuan layanan PAUD


2) Menyusun kalender pendidikan di lembaga PAUD
3) Menyusun program kerja tahunan
4) Merumuskan Job description kepala PAUD, guru PAUD dan staf PAUD
5) Menyusun jadwal kegiatan layanan PAUD bagi peserta didik
6) Menyusun program perencaaan pembelajaran oleh guru PAUD setidaknya
dalam bentuk Rencana Kegiatan Mingguan (RKM) dan Rencana Kegiatan
Harian (RKH)
7) Menyusun tahap-tahap penilaian hasil belajar dan proses pembelajaran
peserta didik secara kontinu.

D. Studi Kasus ( Manajemen Pengembangan Kurikulum PAUD di KBIT Al Furqon


dan Playgroup Genus)

1. KBIT Al Furqon

KBIT Al Furqon berada dibawah naungan Yayasan Permata Insan. KBIT


Al Furqon mengadakan pengembangan kurikulum yang mencakup pembiasaan
dan kurikulum intra. Pengembangan kurikulum KBIT Al Furqon yang dilakukan
terhadap kurikulum intra, yakni menambah sentra main peran yang tahun
sebelumnya tidak ada. Jadi, tahun sebelumnya ada empat sentra, yaitu sentra
imtaq, sentra persiapan, sentra balok, dan sentra alam cair. Inovasi ini
dimaksudkan agar peserta didik KBIT Al Furqon terbiasa berpikir secara
sistematis. Efek yang diharapkan adalah terbiasa berpikir secara sistematis. Efek
yang diharapkan adalah siswa dapat bersosialisasi dan berinteraksi dengan teman
dan lingkungan sekitar dan mengembangkan bahasa secara optimal. Pada tahun
sebelumnya, kurikulum ekstra terdiri dari senam, outing class, dan cooking, yang

10
kemudia ditambah outbound. Jadi kurikulum ekstra tahun ajaran 2015/2016
meliputi senam, outing class, cooking dan outbound.

2. Playgroup Genus
Play group Genus (Generasi Nusantara) berada dibawah naungan Yayasan
Generasi Nusantara adalah tempat penitipan siswa (TPA) Generasi Nusantara,
Play group (PG) Generasi Nusantara.
Play group (PG) Generasi Nusantara mengadakan inovasi dan
pengembangan kurikulum. Inovasi dan pengembangan kurikulum tersebut
mencakup ekstra dan intra. Kurikulum intra yang mencakup lingkungan
pengembangan nilai-nilai agama dan moral, lingkup pengembangan
fisik,/motorik, lingkup pengembangan kognitif,, lingkup pengembangan bahasa,
lingkup pengembangan sosial emosional dan kemandirian. Kurikulum intra
diterapkan melalui pendekatan sentra.
Inovasi dan pengembangan kurikulum Play group (PG) Generasi
Nusantara yang dilakukan terhadap kurikulum intra adalah meniadakan sentra
bahasa dan sentra leadership yang dulunya dibuka tujuh sentra, yaitu sentra imtaq,
sentra persiapan, sentra main peran, sentra balok, sentra alam cair, sentra bahasa
dan leadership. Kebijakan tersebut diambil agar siswa didik Play group (PG)
Generasi Nusantara lebih memfokuskan diri pada sentra imtaq, sentra persiapan,
sentra main peran, sentra balok, dan sentra alam cair. Hal ini dikarenakan dalam
satu minggu waktu pembelajaran hanya lima hari sehingga dikhawatirkan dapat
mengakibatkan kegiatan kurang efektif.

E. Kelebihan Buku

Ulpah Maspupah, M.Pd.I memiliki ciri khas dalam menulis buku yang
berjudul “Manajemen Pengembangan Kurikulum PAUD Teori dan Aplikasi”
sesuai dengan apa yang dibutuhkan dalam mempelajari ilmu manajemen dan
kurikulum secara umum dan khususnya bagi para pengembang Lembaga di jenjang
Pendidikan Anak Usia Dini.
Teori-teori yang dituliskan yang telah dipilih penulis dengan menggunakan
bahasa yang jelas dan mudah dipahami, dimulai dari pengertian manajemen,
kurikulum, pengertian dan pendidikan satuan Paud, manajemen pengembangan
kurikulum paud, konsep dan prosedur manajemen kurikulum Paud. Serta disertai
studi kasus yang relevan pada dua sekolah yang dibahas secara terperinci yang bisa
menjadi acuan bagi para guru dan pengembang kurikulum.

11
F. Kekurangan Buku

Buku ini menjelaskan tentang teori secara terperinci, namun ada


pembahasan teori yang sudah dibahas pada bab sebelumnya. Terdapat kesalahan
penulisan pada penomoran bab di daftar isi seharusnya ditulis bab VII namun
penulis menuliskan bab V.

12
BAB IV
Kesimpulan

Kurikulum merupakan salah satu komponen yang memiliki peran penting


dalam system pendidikan. Sebab dalam kurikulum bukan hanya dirumuskan
tentang tujuan yang harus dicapai sehingga memperjelas arah pendidikan,
melainkan juga harus memberikan pemahaman tentang pengalaman belajar yang
harus dimiliki setiap anak. Salah satu fungsi pendidikan dan kurikulum bagi
masyarakat adalah menyiapkan peserta didik untuk hidup dikemudian hari.
Kebutuhan setiap daerah yang berbeda beda memaksa setiap daerah untuk
melihat dan memperhatikan kebutuhan bagi pendidikan di daerahnya termasuk
pengembangan kurikulum yang sesuai dan dapat dilaksanakan bagi daerah. Setiap
langkah pengembangan kurikulum jika tidak diatur dengan baik maka hasilnya
tidak akan maksimal. Oleh karena itu manajemen pengembangan kurikulum bagi
suatu lembaga pendidikan merupakan suatu keniscayaan. Keberhasilan pendidikan
ditentukan oleh manajemennya, sebagaimana pendapat oemar hamalik yang
menyatakan bahwa manajemen pendidikan bertujuan untuk meningkatkan efisiensi
dan efektivitas system proses belajar mengajar.
Lembaga pendidikan yang dokumen kurikulumnya bagus tidak selalu
menghasilkan implementasi kurikulum yang bagus pula. Begitupun sebaliknya, ada
sebuah lembaga pendidikan yang dokumen kurikulumnya biasa saja, tetapi
implementasi kurikulumnya bagus. Hal ini menandakan adanya manajemen
pengembangan kurikulum yang berbeda.

13

Anda mungkin juga menyukai