Anda di halaman 1dari 8

HAKEKAT KURIKULUM

Indra Kahfi

Pascasarjana Institut PTIQ, Manajemen Pendidikan Islam

kahfi.alhawass@gmail.com

ABSTRAK

Kurikulum mempunyai peranan yang sangat penting dalam mewujudkan generasi


yang berguna untuk nusa dan bangsa yang memiliki sifat tanggung jawab,kreatif, ahli, dan
menjadi pribadi yang inovatif. Kurikulum dapat diibaratkan jantung pendidikan.
Pendidikan merupakan ujung tombak kemajuan sebuah bangsa. Bangsa akan menjadi maju
apabila memiliki sumber daya manusia yang berkualitas atau bermutu tinggi. Dalam hal ini
kurikulum memainkan peran yang sangat dalam mewujudkan generasi yang handal,
kreatif, inovatif, dan menjadi pribadi-pribadi yang bertanggung jawab. Namun demikian
perkembangan kurikulum sering kali menemukan banyak masalah yang memerlukan
pertimbangan dan pemecahan tersendiri. Demi mewujudkan kualitas pendidikan yang
relevan dengan perkembangan zaman, perlu adanya upaya penyempurnaan kurikulum.

Kata Kunci : Kurikulum, Pendidikan, Hakekat Kurikulum

ABTRACT

The curriculum has a very important role in realizing a generation that is useful for the
homeland and nation who has the nature of responsibility, creativity, expertise, and being an
innovative person. The curriculum can be likened to the heart of education. Education is the spearhead
of the progress of a nation. A nation will be developed if it has quality or high-quality human
resources. In this case, the curriculum plays a very important role in realizing a generation that is
reliable, creative, innovative, and becomes responsible individuals. However, the development of the
curriculum often encounters many problems that require separate considerations and solutions. In
order to realize the quality of education that is relevant to the times, it is necessary to make efforts to
improve the curriculum.

Keywords: Curriculum, Education, The Nature of Curriculum

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Kurikulum sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan


yang sangat strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan. Mengingat
pentingnya peranan kurikulum di dalam pendidikan dan dalam perkembangan
kehidupan manusia, maka dalam penyusunan kurikulum tidak bisa dilakukan
tanpa menggunakan landasan yang kokoh dan kuat. Landasan pengembangan
kurikulum tidak hanya diperlukan bagi para penyusun kurikulum atau kurikulum
tertulis yang sering disebut juga sebagai kurikulum ideal, akan tetapi terutama
harus dipahami dan dijadikan dasar pertimbangan oleh para pelaksana kurikulum
yaitu para pengawas pendidikan dan para guru serta pihak-pihak lain yang terkait
dengan tugas-tugas pengelolaan pendidikan, sebagai bahan untuk dijadikan
instrumen dalam melakukan pembinaan terhadap implementasi kurikulum di setiap
jenjang pendidikan. Penyusunan dan pengembangan kurikulum tidak bisa
dilakukan secara sembarangan. Dibutuhkan berbagai landasan yang kuat agar
mampu dijadikan dasar pijakan dalam melakukan proses penyelenggaraan
pendidikan, sehingga dapat memfasilitasi tercapainya sasaran pendidikan dan
pembelajaran secara lebih efektif dan efisien.

METODE

Penelitian ini menggunakan metode penelitian kepustakaan (library research).


Metode ini menerapkan kajian teoretik dengan mendalami sumber kepustakaan
untuk mendapatkan data penelitian1. Terkait dengan penelitian ini, peneliti
melakukan elaborasi dari berbagai litaratur tentang manajemen pendidikan islam
dan manajemen pendidikan barat yang ditulis oleh pakar manajemen pendidikan
islam dan pakar manajemen pendidikan barat.Teknik pengumpulan data yang
digunakan dalam penelitian ini adalah teknik dokumentasi. Studi dokumentasi ialah
mencari data tentang sesuatu atau variabel berupa buku, catatan, transkip, majalah,
surat kabar, dan lain-lain2.

PEMBAHASAN

1. Pengertian Kurikulum

Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yang berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada
waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai
start sampai finish3. Dalam arti sempit kurikulum diartikan sebagai “sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah”. Sedangkan pengertian
lain yaitu “kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran yang bersifat
sistematis dan diperlukan untuk mendapatkan ijazah dalam bidang studi tertentu”4.

1 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 2001) h. 105.
2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : Rineka Cipta. 2006) h. 276.

3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. (Bandung: PT. Remaja

Rosda Karya. 2001) h. 267.


4 Wina sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran KTSP. (Jakarta: Kencana,2008) h. 59.
Strategi pendidikan nasional merupakan pengembangan setiap pribadi warga
negara dengan memperhatikan hakikat, peran, dan fungsi manusia sebagai makhluk
Allah SWT yang memiliki tanggungjawab kepada-Nya, makhluk pribadi yang
memiliki naluri, harapan, dan kewajiban mengembangkan potensi diri, makhluk
sosial/warga negara yang memiliki hak dan kewajiban sesuai undang- undang yang
berlaku, dan sebagai manusia berbudaya yang selalu dihadapkan pada tantangan
dan masalah hidup dari lingkungannya 5

Berdasarkan pengertian di atas, dalam kurikulum terkandung dua hal pokok,


yaitu : (1) adanya mata pelajaran yang harus ditempuh oleh siswa, dan (2) tujuan
utamanya yaitu untuk memperoleh ijazah. Dengan demikian, implikasinya terhadap
praktek pengajaran, yaitu setiap siswa harus menguasai seluruh mata pelajaran
yang diberikan dan menempatkan guru dalam posisi yang sangat penting dan
menentukan. Keberhasilan siswa ditentukan oleh seberapa jauh mata pelajaran
tersebut dikuasainya dan biasanya disimbolkan dengan skor yang diperoleh setelah
mengikuti suatu tes atau ujian. Namun, pengertian kurikulum seperti itu dianggap
terlalu sempit atau sangat sederhana. Istilah kurikulum pada dasarnya tidak hanya
terbatas pada sejumlah mata pelajaran saja, tetapi mencakup semua pengalaman
belajar yang dialami siswa dan mempengaruhi perkembangan pribadinya. Dalam
UU Sisdiknas No. 20 Tahun 2003, kurikulum didefinisikan sebagai seperangkat
rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan dalam penyusunan kurikulum
tingkat satuan pendidikan dan silabusnya pada dan setiap tahun pendidikan
kegiatan belajar mengajar6.

Batasan menurut undang-undang itu tampak jelas, bahwa kurikulum


memiliki dua aspek. Aspek pertama sebagai rencana yang harus dijadikan sebagai
pedoman dalam pelaksanaan proses belajar mengajar dan kedua pengaturan adalah
isi yaitu cara pelaksanaan rencana yang digunakan sebagai upaya pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Setelah kita kaji berbagai konsep kurikulum, maka kurikulum
dapat diartikan sebagai sebuah dokumen perencanaan yang berisi tentang tujuan
yang harus dicapai, isi materi, dan pengalaman belajar yang harus dilakukan siswa,
strategi dan cara yang dapat dikembangkan, evaluasi yang dirancang untuk
mengumpulkan informasi tentang pencapaian tujuan, serta implementasi dari
dokumen yang dirancang dalam bentuk nyata7.

2. Kedudukan Kurikulum dalam Pendidikan

Kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting dalam dunia

5 Akhmad Shunhaji, Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan
Indonesia. (Jakarta : Journal of Islamic Education Vol 2. 2020) h. 201
6 Zaenal Arifin, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam. ( Jogjakarta : DIVA

Press. 2008) h. 36.


7 Trianto, Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik. (Jakarta : Prestasi Pustaka.

2007) h. 92.
pendidikan, maka dari itu kurikulum juga berperan penting dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum itu sendiri bertujuan sebagai arah, pedoman, atau juga
sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar).
Kedudukan kurikulum juga dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri,
pendidikan sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan juga saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan
antara lain: tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan,
sarana dan prasarana, manajemen, serta teknologi. Berdasarkan komponen-
komponen tersebut bahwa sudah jelas kurikulum mempunyai kedudukan tersendiri
dalam sistem pendidikan nasional8.

Kurikulum memegang peran kedudukan yang sangat penting dalam dunia


pendidikan, antara lain :

1. Peran konservatif, yaitu kurikulum bertugas menyimpan dan mewarisi nilai-


nilai luhur budaya, dengan itu sekolah juga sebagai lembaga sosial yang
dapat mempengaruhi dan juga membina tingkah laku para siswa dengan
nilai-nilai sosial yang ada dalam lingkungan masyarakat.
2. Peran kreatif, yaitu kurikulum harus bisa memberikan dorongan kepada
siswa agar mereka berkembang daya kreatifnya. Kurikulum sangat
membantu setiap individu untuk mengembangkan semua potensi yang ada
pada dirinya, maka kurikulum menciptakan pelajaran, pengalaman, cara
berpikir, kemampuan dan keterampilan yang baru dan juga bermanfaat bagi
masyarakat.
3. Peran kritis dan evaluative, yaitu kurikulum berperan sebagai alat untuk
menilai dan juga sekaligus memperbaiki masyarakat. Nilai-nilai sosial yang
tidak sesuai dengan keadaan di masa mendatang dihilangkan dan perlu
diadakan modifikasi dan perbaikan, sehingga kurikulum perlu mengadakan
pilihan yang tepat atas dasar kriteria yang ada9

Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa
memegang peranan penting dalam suatu sistem pendidikan. Maka kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan harus mampu mengantarkan anak didik
menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur, berilmu,
bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diberikan kepada peserta
didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk
dialami, diterima, dan dilakukan. Kurikulum sekolah merupakan instrumen
strategis untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek
maupun jangka panjang, kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat
dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh
karena itu perubahan dan pembaruan kurikulum harus mengikuti perkembangan,
menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menghadapi tantangan yang akan datang

8Hasan, Evaluasi Kurikulum. (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya. 2012) h. 27.


9Oemar Hamalik , Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi. (Jakarta : Bumi Aksara.
2008) h. 28.
serta menghadapi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi.10

Kedudukan kurikulum dalam kegiatan administratif sekolah memegang


peranan yang sangat penting strategis. Akan tetapi, kurikulum tidak akan
memberikan imbas apapun ketika tidak direalisasikan dengan tatalaksana yang
baik, tepat, dan cermat di sekolah. Baik disini,pengertiannya adalah adanya
pengorganisasian yang tertata rapi serta pelaksanaan kurikulum benar-benar
dilaksanakan dan dihayati oleh seluruh warga sekolah. Istilah tepat merujuk pada
tepat sasaran. Aplikasi kurikulum haruslah sesuai dengan keadaan latar belakang
kemampuan peserta didik. Cermat mengandung arti adanya ketelitain dalam
pelaksaan kurikulum serta adanya evaluasi kurikulum. Kurikulum memiliki peran
yang sangat penting dalam interaksi pendidikan formal. Kurikulum menjadikan
segala sesuatu yang disampaikan oleh pendidik menjadi lebih berencana, sistematis,
dan lebih disadari. Tidak kalah penting, kurikulum juga berfungsi sebagai pedoman
dan pegangan segala proses pendidikan.
Sebagai pedoman, Kurikulum memiliki empat komponen utama, yakni
tujuan, bahan ajar, metode-alat, dan penilaian. Secara umum fungsi kurikulum
adalah sebagai alat untuk membantu peserta didik mengembangkan pribadinya ke
arah tujuan pendidikan. Kurikulum merupakan aspek yang mempengaruhi peserta
didik di sekolah, termasuk guru dan sarana serta prasarana lainnya. Kurikulum
sebagai program belajar bagi siswa, disusun secara sistematis dan logis. Kurikulum
diberikan oleh sekolah untuk mencapai tujuan pendidikan. Sebagai program belajar,
kurikulum adalah niat, rencana dan harapan11.

Kedudukan Kurikulum:
1. Kurikulum sebagai rencana
Kurikulum didefinisikan sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.
2. Kurikulum sebagai pedoman
Kurikulum merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan
pendidikan yang dilakukan termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Kurikulum sebagai jantung pendidikan
semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa
yang direncanakan dalam kurikulum.
4. Kurikulum sebagai pengontrol
Kurikulum adalah dasar dan sekaligus pengontrol terhadap aktivitas pendidikan.
Tanpa kurikulum yang jelas, apalagi jika tidak ada kurikulum sama sekali, maka
kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan tidak efektif dalam
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang maksimal.
5. Kurikulum sebagai sosok
Kurikulum adalah konstruk atau sosok yang dibangun untuk mentransfer apa yang
sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan,
diteruskan, atau dikembangkan.

10 Oemar Hamalik , Manajemen Pengembangan Kurikulum. (Jakarta : Bumi Aksara. 2010) h. 56.
11 Oemar Hamalik , Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. (Jakarta : Bumi Aksara. 2009) h. 72.
6. Kurikulum sebagai jawaban
Kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial
yang berkenaan dengan pendidikan.
7. Kurikulum sebagai alat pembangun
Kurikulum merupakan alat untuk menbangun kehidupan masa depan, yang
menempatkan kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan rencana pengembangan
dan pembangunan bangsa sebagai dasar untuk mengembangkan kehidupan masa
depan12.

3. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum difokuskan pada 3 aspek berikut :

⦁ Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk
mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman
dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
⦁ Fungsi kurikulum bagi tatanan tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan
proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
⦁ Fungsi sebagai konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan program yang serasi13.

Menurut Alexander Inglis, Fungsi kurikulum meliputi :

1. Fungsi Penyesuaian (The adjustive of adaptive function), maksudnya fungsi


kurikulum sebagai alat pendidikan menuju individu yang bisa menyesuaikan
dengan baik. individu hidup dalam lingkungan, sedangkan lingkungan tersebut
senantiasa berubah dan dinamis, maka setiap individu harus
mampu menyesuaikan diri secara baik.
2. Fungsi Integrasi (The integrating function), kurikulum berfungsi mendidik
pribadi-pribadi yang unggul dan mandiri, yang oleh karena individu itu sendiri
merupakan bagian integral dari masyarakat. Maka pribadi yang terintegrasi itu akan
memberikan sumbangan dalam rangka pembentukan atau pengintegrasian
masyarakat.
3. Fungsi Deferiansi (The differentiating function), kurikulum perlu
memberikan pelayanan terhadap perbedaan-perbedaan perorangan. Pada
dasarnya deferensiasi akan mendorong orang berpikir kritis dan kreatif, dan ini akan
mendorong kemajuan sosial dalam masyarakat.
4. Fungsi persiapan (The prapaedetic function), kurikulum berfungsi
mempersiapkan siswa agar mampu melanjutkan studi lebih lanjut
untuk jangkauan yang lebih jauh atau terjun ke masyarakat. Mempersiapkan
kemampuan sangat perlu, karena sekolah tidak mungkin memberikan semua apa
yang diperlukan atau semua apa yang menarik minat mereka.
5. Fungsi pemilihan (The selective function), antara keberbedaan dan pemilihan

12 Nasution, Asas-Asas Kurikulum. (Jakarta : Bumi Aksara. 2009) h. 72.


13 Sholeh Hidayat, Pengembangan Kurikulum Baru.( Bandung : PT. Remaja Rosda Karya. 2013) h. 67.
mempunyai hubungan yang erat. Keberbedaan memberikan kesempatan banyak
memilih. Pengakuan atas perbedaan berarti pula diberikan kesempatan bagi
seseorang untuk memilih apa yang dinginkan dan menarik minatnya. Ini
merupakan kebutuhan yang sangat ideal bagi masyarakat
yang demokratis, sehingga kurikulum perlu diprogram secara fleksibel.
6. Fungsi diagnosa (The diagnostic function), salah satu segi pelayanan pendidikan
adalah membantu dan mengarahkan para siswa agar mereka mampu
memahami dan menerima dirinya sehingga dapat mengembangkan semua potensi
yang Ini dapat dilakukan bila mereka menyadari semua kelemahan dan kekuatan
yang dimiliki melalui eksplorasi dan prognosa. Fungsi kurikulum dalam
mendiagnosa dan membimbing siswa agar dapat mengembangkan potensi siswa
secara optimal14.

KESIMPULAN

Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,


dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu Secara singkat,
posisi kurikulum dapat disimpulkan menjadi tiga, yaitu: (1) kurikulum sebagai
konstruk, (2) kurikulum sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah
sosial yang berkenaan dengan pendidikan, (3) kurikulum untuk membangun
kehidupan masa depan yang didasarkan atas kehidupan masa lalu, masa sekarang,
dan berbagai rencana pengembangan dan pembangunan bangsa. Kurikulum sangat
penting bagi beberapa pihak yang terlibat dalam kegiatan pembelajaran di sekolah.
Beberapa pihak yang dimaksud anatara lain guru, kepala sekolah, masyaraka, dan
penulis buku ajar.

14Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi Aksara. 2008)
h. 95.
DAFTAR PUSTAKA

Arifin, Zaenal, (2008). Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam.


Jogjakarta : DIVA Press.
Dimyati dan Mudjiono, (2006). Belajar dan Pembelajaran. Jakarta : Rineka Cipta.
Hamalik , Oemar, (2008). Pendidikan Guru Berdasarkan Pendekatan Kompetensi.
Jakarta : Bumi Aksara.
Hamalik , Oemar, (2009). Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bumi
Aksara.
Hamalik , Oemar, (2010). Manajemen Pengembangan Kurikulum. Jakarta : Bumi
Aksara.
Hasan, (2012). Evaluasi Kurikulum. Bandung : PT. Remaja Rosdakarya.
Hidayat, Sholeh, (2013). Pengembangan Kurikulum Baru. Bandung : PT. Remaja Rosda
Karya.
Nasution, (2009). Asas-Asas Kurikulum. Jakarta : Bumi Aksara.
Sanjaya,Wina, (2008). Kurikulum dan Pembelajaran KTSP. Jakarta: Kencana.
Shunhaji, Akhmad, (2020). Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam
Pada Lembaga Pendidikan Indonesia. Jakarta : Journal of Islamic Education
Vol 2.
Sukardi, (2008). Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya.
Jakarta: Bumi Aksara.
Syaodih Sukmadinata, Nana. (2001). Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek.
Bandung: PT. Remaja Rosda Karya.
Trianto, (2007). Model-model Pembelajaran Inovatif Berorientasi Konstruktivistik.
Jakarta : Prestasi Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai