Indra Kahfi
kahfi.alhawass@gmail.com
ABSTRAK
ABTRACT
The curriculum has a very important role in realizing a generation that is useful for the
homeland and nation who has the nature of responsibility, creativity, expertise, and being an
innovative person. The curriculum can be likened to the heart of education. Education is the spearhead
of the progress of a nation. A nation will be developed if it has quality or high-quality human
resources. In this case, the curriculum plays a very important role in realizing a generation that is
reliable, creative, innovative, and becomes responsible individuals. However, the development of the
curriculum often encounters many problems that require separate considerations and solutions. In
order to realize the quality of education that is relevant to the times, it is necessary to make efforts to
improve the curriculum.
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
METODE
PEMBAHASAN
1. Pengertian Kurikulum
Istilah kurikulum digunakan pertama kali pada dunia olahraga pada zaman
Yunani kuno yang berasal dari kata curir (pelari) dan curere (tempat berpacu). Pada
waktu itu kurikulum diartikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang
pelari. Orang mengistilahkannya dengan tempat berpacu atau tempat berlari mulai
start sampai finish3. Dalam arti sempit kurikulum diartikan sebagai “sejumlah mata
pelajaran yang harus ditempuh untuk mendapatkan ijazah”. Sedangkan pengertian
lain yaitu “kurikulum merupakan sekumpulan mata pelajaran yang bersifat
sistematis dan diperlukan untuk mendapatkan ijazah dalam bidang studi tertentu”4.
1 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. (Bandung: PT. Remaja
Rosda Karya. 2001) h. 105.
2 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran. (Jakarta : Rineka Cipta. 2006) h. 276.
3 Nana Syaodih Sukmadinata, Pengembangan Kurikulum, Teori dan Praktek. (Bandung: PT. Remaja
5 Akhmad Shunhaji, Perkembangan Kebijakan Pembelajaran Agama Islam Pada Lembaga Pendidikan
Indonesia. (Jakarta : Journal of Islamic Education Vol 2. 2020) h. 201
6 Zaenal Arifin, Pegembangan Manajemen Mutu Kurikulum Pendidikan Islam. ( Jogjakarta : DIVA
2007) h. 92.
pendidikan, maka dari itu kurikulum juga berperan penting dalam seluruh proses
pendidikan. Kurikulum itu sendiri bertujuan sebagai arah, pedoman, atau juga
sebagai rambu-rambu dalam pelaksanaan proses pembelajaran (belajar mengajar).
Kedudukan kurikulum juga dapat dilihat dari sistem pendidikan itu sendiri,
pendidikan sebagai sistem tentu memiliki berbagai komponen yang saling
berhubungan dan juga saling ketergantungan, komponen-komponen pendidikan
antara lain: tujuan pendidikan, kurikulum pendidik, peserta didik, lingkungan,
sarana dan prasarana, manajemen, serta teknologi. Berdasarkan komponen-
komponen tersebut bahwa sudah jelas kurikulum mempunyai kedudukan tersendiri
dalam sistem pendidikan nasional8.
Dengan kata lain bahwa kurikulum sebagai alat untuk mencapai tujuan
pendidikan yaitu pembentukan manusia yang sesuai dengan falsafah hidup bangsa
memegang peranan penting dalam suatu sistem pendidikan. Maka kurikulum
sebagai alat untuk mencapai tujuan harus mampu mengantarkan anak didik
menjadi manusia yang bertaqwa, cerdas, terampil dan berbudi luhur, berilmu,
bermoral, tidak hanya sebagai mata pelajaran yang harus diberikan kepada peserta
didik semata, melainkan sebagai aktivitas pendidikan yang direncanakan untuk
dialami, diterima, dan dilakukan. Kurikulum sekolah merupakan instrumen
strategis untuk pengembangan kualitas sumber daya manusia baik jangka pendek
maupun jangka panjang, kurikulum sekolah juga memiliki koherensi yang amat
dekat dengan upaya pencapaian tujuan sekolah dan atau tujuan pendidikan. Oleh
karena itu perubahan dan pembaruan kurikulum harus mengikuti perkembangan,
menyesuaikan kebutuhan masyarakat dan menghadapi tantangan yang akan datang
Kedudukan Kurikulum:
1. Kurikulum sebagai rencana
Kurikulum didefinisikan sebagai suatu program pendidikan yang direncanakan
untuk mencapai sejumlah tujuan pendidikan tertentu.
2. Kurikulum sebagai pedoman
Kurikulum merupakan sesuatu yang dijadikan pedoman dalam segala kegiatan
pendidikan yang dilakukan termasuk kegiatan belajar mengajar di kelas.
3. Kurikulum sebagai jantung pendidikan
semua gerak kehidupan kependidikan yang dilakukan sekolah didasarkan pada apa
yang direncanakan dalam kurikulum.
4. Kurikulum sebagai pengontrol
Kurikulum adalah dasar dan sekaligus pengontrol terhadap aktivitas pendidikan.
Tanpa kurikulum yang jelas, apalagi jika tidak ada kurikulum sama sekali, maka
kehidupan pendidikan di suatu lembaga menjadi tanpa arah dan tidak efektif dalam
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kualitas pribadi yang maksimal.
5. Kurikulum sebagai sosok
Kurikulum adalah konstruk atau sosok yang dibangun untuk mentransfer apa yang
sudah terjadi di masa lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan,
diteruskan, atau dikembangkan.
10 Oemar Hamalik , Manajemen Pengembangan Kurikulum. (Jakarta : Bumi Aksara. 2010) h. 56.
11 Oemar Hamalik , Dasar-Dasar Pengembangan Kurikulum. (Jakarta : Bumi Aksara. 2009) h. 72.
6. Kurikulum sebagai jawaban
Kurikulum berposisi sebagai jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial
yang berkenaan dengan pendidikan.
7. Kurikulum sebagai alat pembangun
Kurikulum merupakan alat untuk menbangun kehidupan masa depan, yang
menempatkan kehidupan masa lalu, masa sekarang, dan rencana pengembangan
dan pembangunan bangsa sebagai dasar untuk mengembangkan kehidupan masa
depan12.
3. Fungsi Kurikulum
Fungsi kurikulum difokuskan pada 3 aspek berikut :
⦁ Fungsi kurikulum bagi sekolah yang bersangkutan, yaitu sebagai alat untuk
mencapai seperangkat tujuan pendidikan yang diinginkan dan sebagai pedoman
dalam mengatur kegiatan sehari-hari.
⦁ Fungsi kurikulum bagi tatanan tingkat sekolah, yaitu sebagai pemeliharaan
proses pendidikan dan penyiapan tenaga kerja.
⦁ Fungsi sebagai konsumen, yaitu sebagai keikutsertaan dalam memperlancar
pelaksanaan program pendidikan dan kritik yang membangun dalam
penyempurnaan program yang serasi13.
KESIMPULAN
14Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan Kompetensi dan Praktiknya. (Jakarta: Bumi Aksara. 2008)
h. 95.
DAFTAR PUSTAKA