SUMBER:
http://basrib.wordpress.com/2011/11/22/perbedaan-ktsp-dengan-kbk-dan-esensi-dari-
pada-kurikulum-yang-selalu-berubah-ubah-dengan-membandingan-semua-
kurikulum-kurikulum-1975-1984-1994-2004-2006/diakses tanggal 27 agustus 2015
http://noor-ekha.blogspot.com/2012/07/kelemahan-dan-kelebihan-kbk-dan-ktsp.html
diakses tanggal 27 agustus 2015
KESIMPULAN :
KBK (kurikulum Berbasis Kompetensi). Lahir sebagai respon dari tuntutan
reformasi, diantaranya UU No 2 1999 tentang pemerintahan daerah, UU No 25 tahun
2000 tentang kewenangan pemerintah dan kewenangan propinsi sebagai daerah
otonom, dam Tap MPR No IV/MPR/1999 tentang arah kebijakan pendidikan
nasional. KBK tidak lagi mempersoalkan proses belajar, proses pembelajaran
dipandang merupakan wilayah otoritas guru, yang terpenting pada tingkatan tertentu
peserta didik mencapai kompetensi yang diharapkan. Kompetensi dimaknai sebagai
perpaduan pengetahuan, keterampilan, nilai, dan sikap yang direfleksikan dalam
kebiasaan berpikir, dan bertindak. Seseorang telah memiliki kompetensi dalam
bidang tersebut yang tercermin dalam pola perilaku sehari-hari.
Kurikulum KTSP adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran, serta cara untuk digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam mengacu pada standar
nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, standar
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilain pendidikan. Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. KBK atau Kurikulum Berbasis Kompetensi adalah seperangkat rencana
dan pengaturan tentang kompetensi dan hasil belajar, serta pemberdayaan sumber
daya pendidikan. KTSP atau Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah sebuah
kurikulum operasional pendidikan yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-
masing satuan pendidikan di Indonesia.
PENGERTIAN SILABUS
Menurut para ahli, Silabus adalah garis besar, ringkasan, ikhtisar, atau pokok-
pokok isi/materi pembelajaran (Salim, 1987:98). Silabus merupakan seperangkat
rencana serta pengaturan pelaksanaan pembelajaran dan penilaian yang disusun
secara sistematis memuat komponen-komponen yang saling berkaitan untuk
mencapai penguasaan kompetensi dasar (Yulaelawati,2004:123). Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran dengan tema tertentu,
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang dikembangkan oleh
setiap satuan pendidikan (Mulyasa,2010:190). Berikut adalah beberapa definisi
tentang silabus dalam konteks dunia pendidikan dari berbagai sumber yang berhasil
dihimpun:
1. Di dalam dokumen-dokumen tentang KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan), silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok
mata pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi
dasar, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
2. Kurikulum 2004 (Kurikulum Berbasis Kompetensi) menyebutkan bahwa silabus
adalah seperangkat rencana dan pengaturan tentang kegiatan pembelajaran,
pengelolaan kelas, dan penilaian hasil belajar.
3. Menurut About.com, silabus adalah dokumen-dokumen yang ditulis dan dibagikan
oleh profesor (dosen/guru) untuk memberikan siswa suatu pengetahuan awal
(overview) tentang pembelajaran yang akan dilaksanakan. Silabus umumnya
dibagikan di hari pertama masuk kelas, dan mengandung unsur-unsur seperti:
judul-judul perkuliahan dan penjadwalan pembelajaran, nama profesor/guru/dosen
lengkap dengan alamat kontaknya, harapan-harapan selama pembelajaran dan
kehadiran, topik dan bab yang dicakup, tanggal-tanggal tes, tanggal-tanggal
penting lainnya, kebijakan penilaian (perangkingan), buku teks yang dibutuhkan
dan material lainnya.
4. Menurut the free dictionary, silabus adalah suatu garis besar atau poin-poin utama
dari suatu teks, atau perkulian, atau pemngajaran.
5. Menurut dictionary.reference, silabus (jamak: silabi) adalah sebuah outline (garis
besar) pernyataan dari poin-poin utama suatu kursus/pendidikan/pembelajaran,
subjek dari suatu pembelajaran/kursus, konten dari kurikulum, dan sejenisnya.
Pengertian silabus menurut wikipedia adalah: "silabus adalah suatu outline dan
ringkasan dari topik-topik yang dicakup dalam suatu pendidikan atau kursus." Silabus
bersifat deskriptif dan menentukan, atau kurikulum yang spesifik. Silabus biasanya
dibuat oleh suatu lembaga pengujian, atau disiapkan oleh profesor yang mensupervisi
atau mengontrol kualitas suatu kursus/pendidikan, dan disiapkan dalam bentuk paper
(tercetak) atau online. Silabus dan kurikulum seringkali saling dileburkan dan
seringkali diberikan kepada siswa pada sesi pertama kelas sehingga tujuan
kursus/pendidikan/pembelajaran menjadi jelas bagi siswa. Silabus acapkali
mengandung informasi khusus tentang kursus/pendidikan/pembelajaran sepertin
informasi mengenai dimana, kapan, dan bagaimana menghubungi pengajar
(guru/dosen) dan asisten pengajar, outline tentang materi apa yang akan
dicakup/diajarkan, jadwal dan tanggal-tanggal pelaksanaan tes hingga tanggal-tanggal
penugasan, sistem grading (perangkingan)/penilaian, tata tertib kelas, dsb. Berkaitan
dengan ujian, silabus menyediakan batasan apa yang seharusnya guru ajarkan dan
ujian hanya boleh mengetes apa yang diamanatkan oleh silabus.
SUMBER
Salim, Peter (1987). The Contemporary English - Indonesia Dictionary. Jakarta:
Modern English Press.
Yulaelawati, Ella. 2004. Kurikulum dan Pembelajaran: Filosofi, Teori dan
Aplikasi. Bandung:Pakar Raya
http://snwulandari.blogspot.com/2012/05/pengertian-silabus-dan-rpp.html
Dari beberapa definisi silabus di atas dapat disimpulkan menurut kelompok kami
silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan.
PRINSIP PENGEMBANGAN SILABUS
Dalam KTSP, pengembangan silabus diserahkan sepenuhnya kepada setiap
satuan pendidikan, khususnya bagi yang sudah mampu melakukannya. Oleh karena
itu setiap satuan pendidikan diberi kebebasan dan keleluasaan dalam
mengembangkan silabus sesuai dengan kondisi kebutuhan masing-masing. Agar
pengembangan silabus yang dilakukan oleh setiap satuan pendidikan tetap berada
dalam bingkai pengembangan kurikulum nasional (standar nasional), maka perlu
memperhatikan prinsip-prinsip pengembangan silabus. Prinsip- prinsip tersebut
adalah:
1. Ilmiah
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan dengan prinsip ilmiah,
yang mengandung arti bahwa keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi
muatan dalam silabus harus benar, logis, dan dapat dipertanggung jawabkan secara
keilmuan.
2. Relevan
Relevan dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup, kedalaman, tingkat
kesukaran, dan urutan penyajian materi dalam silabus disesuaikan dengan
karakteristik peserta didik yakni tingkat perkembangan intelektual, sosial,
emosional dan spiritual peserta didik. Disampig itu, relevan mengandung arti
kesesuaian atau keserasian antara silabus dengan kebutuhan dan tuntutan
kehidupan masyarakat pemakai lulusan. Dengan demikian lulusan pendidikan
harus sesuai dengan kebutuhan tenaga kerja dilapangan baik secara kuantitas
maupun kualitas. Relevan juga dikaitkan dengan jenjang pendidikan yang ada
di atasnya, sehingga terjadi kesinambungan dan pengembangan silabus. Relevan
dapat dibedakan menjadi dua kategori yaitu relevan secara internal dan eksternal.
Relevan secara internal adalah kesesuaian antara silabus yang dikembangkan
dengan komponen-komponen kurikulum secara keseluruhan, yakni standar
kompetensi, standar isi, standar proses, dan standar penilaian. Sedangkan relevan
secara eksternal adalah kesesuaian antara silabus dengan karakteristik peserta
didik,kebutuhan masyarakat dan lingkungannya.
3. Fleksibel
Pengembangan silabus KTSP harus dilakukan secara fleksibel. Fleksibel dalam
silabus dapat dikaji dari dua sudut pandang yang berbeda, yakni fleksibel sebagai
suatu pemikiran pendidikan, dan fleksibel sebagai kaidah dalam penerapan
kurikulum. Fleksibel sebagai suatu pemikiran pendidikan berkaitan dengan
dimensi peserta didik dan lulusan, sedangkan fleksibel sebagai suatu kaidah dalam
penerapan kurikulum berkaitan dengan pelaksanaan silabus.
Prinsip fleksibel tersebut mengandung makna bahwa pelaksanaan program, peserta
didik, dan lulusan memiliki ruang gerak dan kebebasan dalam bertindak. Guru
sebagai sarana pelaksana silabus, tidak mutlak harus menyajikan program dengan
konfigurasi seperti dalam silabus (dokumen tertulis), tetapi dapat mengakomodasi
sebagai ide baru atau memperbaiki ide-ide sebelumnya. Demikian halnya peserta
didik, mereka diberikan berbagai pengalaman belajar yang dapat dipilih sesuai
dengan karakteristik dan kemampuan masing-masing. Sedangkan fleksibel dari
segi lulusan mereka memiliki kewenangan dan kemampuan yang multi arah
berkaitan dengan dunia kerja yang akan dimasukinya.
4. Kontinuitas
Kontinuitas atau kesinambungan mengandung arti bahwa setiap program
pembelajaran yang dikemas dalam silabus memiliki keterkaitan satu sama lain
dalam kompetensi dan pribadi peserta didik. Kontinuitas atau kesinambungan
tersebut bisa secara vertikal, yakni dengan jenjang pendidikan yang ada
di atasnya dan bisa juga secara horizontal yakni dengan program-program lain atau
dengan silabus lain yang sejenis.
5. Konsisten
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara konsisten, artinya
bahwa antara standar kompetensi, kompetensi dasar, indikator, materi pokok,
pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian memiliki hubungan yang
konsisten dalam membentuk kompetensi peserta didik.
6. Memadai
Memadai dalam silabus mengandung arti bahwa ruang lingkup indikator, materi
standar, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian yang
dilaksanakan dapat mencapai kompetensi dasar yang telah ditetapkan. Di samping
itu, prinsip memadai juga berkaitan dengan sarana dan prasarana yang berarti
bahwa kompetensi dasar yang dijabarkan dalam silabus, pencapaiannya ditunjang
oleh sarana dan prasarana yang memadai.
7. Aktual dan Kontekstual
Aktual dan kontekstual mengandung arti bahwa ruang lingkup kompetensi dasar,
indikator, materi pokok, pengalaman belajar, sumber belajar, dan sistem penilaian
yang dikembangkan memperhatikan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni mutakhir dalam kehidupan nyata, dan peristiwa yang sedang terjadi dan
berlangsung di masyarakat.
8. Efektif
Pengembangan silabus berbasis KTSP harus dilakukan secara efektif, yakni
memperhatikan keterlaksanaan silabus tersebut dalam proses pembelajaran, dan
tingkat pembentukan kompetensi sesuai dengan standar kompetensi yang telah
ditetapkan. Silabus yang efektif adalah yang dapat diwujudkan dalam kegiatan
pembelajaran nyata di kelas atau di lapangan, sebaliknya silabus tersebut dapat
dikatakan kurang efektif apabila banyak hal yang tidak dapat dilaksanakan.
Keefektifan silabus tersebut dapat dilihat dari kesenjangan yang terjadi antara
silabus sebagai kurikulum tertulis (written curriculum), potensial curriculum atau
kurikulum yang diharapkan (intended curriculum) dengan curriculum yang
teramati (observer curriculum) atau silabus yang dapat dilaksanakan (actual
curriculum). Sehubungan dengan itu, dalam pengembangansilabus guru atau
pengembang silabus harus membayangkan situasi nyata di kelas agar kendala-
kendala yang mungkin terjadi dapat diantisipasi sehingga tidak terjadi kesenjangan
yang terlalu menganga.
9. Efisien
Efisien dalam silabus berkaitan dengan upaya untuk memperkecil atau menghemat
penggunaan dana, daya, dan waktu tanpa mengurangi hasil atau kompetensi
standar yang ditetapkan. Efisien dalam silabus bisa dilihat dengan cara
membandingkan antara biaya,tenaga,dan waktu yang digunakan untuk
pembelajaran dengan hasil yang dicapai atau kompetensi yang dapat dibentuk oleh
peserta didik. Dengan demikian, setiap guru dituntut untuk dapat mengembangkan
silabus dan perencanaan pembelajaran sehemat mungkin, tanpa mengurangi
kualitas pencapaian dan pembentukan kompetensi.
1. Prosedur pengembangan Silabus
Pengembangan Silabus KTSP dalam garis besarnya mencangkup langkah-
langkah sebagai berikut:
Mengisi kolom identitas
Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi
Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar
Mengidentifikasi materi standar
Mengembangkan pengalaman (standar proses)
Merumuskan indikator pencapaian kompetensi
Menentukan jenis penilaian
Alokasi waktu
Menentukan sumber belajar
Mengisi kolom identitas
2. Mengkaji dan Menganalisis Standar Kompetensi
Standar kompetensi merupakan seperangkat kompetensi yang dibakukan dan
harus dicapai siswa sebagai hasil belajarnya dalam setiap satuan pendidikan
(SKL). Mengkaji dan menganalisis standar kompetensi mata pelajaran
dilakukan dengan memperhatikan hal-hal berikut :
a. Urutan tidak harus sesuai dengan urutan yang ada dalam Standar Isi,
melainkan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan tingkat kesulitan
bahan.
b. Keterkaitan antara standar kompetensi dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran.
c. Keterkaitan standar kompetensi dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3. Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar merupakan rincian dari standar kompetensi, berisi
pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang secara minimal harus dikuasai
siswa. Mengkaji dan menentukan kompetensi dasar mata pelajaranan
memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Urutan berdasarkan hirarki konsep disiplin ilmu dan dengan urutan yang ada
dalam standar isi.
b. Keterkaitan antara kompetensi dasar dalam mata pelajaran.
c. Keterkaitan kompetensi dasar dengan standar kompetensi
4. Mengidentifikasi Materi Standar
Mengidentifikasi materi standar yang menunjang standar kompetensi dan
kompetensi dasar, dengan mempertimbangkan hal-hal sebagai berikut :
a. Tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, social, dan spiritual
peserta didik.
b. Kebermanfaatan bagi peserta didik.
c. Struktur keilmuan.
d. Kedalam dan keluasan materi.
e. Relevensi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan.
f. Alokasi waktu.
5. Mengembangkan Pengalaman Belajar (Standar Proses)
Pengalaman belajar merupakan kegiatan mental dan fisik yang dilaskukan
peserta didik dalam proses pembentukan kompetensi, dengan berintraksi aktif
dengan sumber belajar mlaui pendekatan, metode, dan media pembelajaran yang
bervariasi. Pengalaman belajar memuat kecakapan hidup yang perlu dikuasai
oleh peserta didik. Rumusan pengalaman belajar mencerminkan menajeman
pengalaman belajar peserta didik.
6. Merumuskan Indikator Keberhasilasn
a. Indikator merupakan penjabaran dari kompetensi dasar yang menunjukkan
tanda-tanda, perbuatan dan respon yang dilskukan atau ditampilkan oleh
peserta didik.
b. Indikator dikembangkan sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan ,
potensi daerah, dan peserta didik.
c. Indikator dirumuskan dalam kata kerja operasional yang dapat diukur dan
dapat diobservasi , sehingga dasar dalam menyusun alat penilaian.
7. Menentukan Penilaian (Standar Penilaian)
Penilaian pencapaian kompetensi dasar peserta didik dilakukan berdasarkan
indikator, dengan menggunakan tes dan non tes dalam bentuk tertulis maupun
lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian hasil karya berupa proyek atau
produk, penggunaan portofolio, penilaian diri. Terdapat beberapa hal yang perlu
diperhatikan dalam menentukan penilaian,yaitu :
a. Penilaian dilakukan untuk mengujur pencapaian kompetensi.
b. Menggunakan acuan criteria.
c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan.
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut.
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan
pembelajaran.
8. Alokasi Waktu
Alokasi waktu pada setiap kompetensi dasar dilakukan dengan memperhatikan
jumlah minggu efektif dan alokasi mata pelajaran perminggu dengan
mempertimbangkan kedalaman, tingkat kesulitan, dan tingkat
kepentingannya. bangkan jumlah kompetensi dasar, keluasan. Alokasi waktu
yang tercantum dalam silabus merupakan pemikiran waktu yang dibutuhkan oleh
rata-rata peserta didik untuk menguasai kompetensi dasar.
9. Menentukan Sumber Belajar
Sumber belajar adalah rujukan, objek dan bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Sumber belajar dapat berupa media cetak dan elektronik, nara
sumber, serta lingkungan fisik, alam, social, budaya. Penentuan sumber belajar
dilakukan berdasarkan standar kompetensi dan kompetensi dasar , indikator
kompetensi serta materi pokok, dan kegiatan pembelajaran.
PROSES PENGEMBANGAN SILABUS
Untuk memberi kemudahan guru dan kepala sekolah dalam mengembangkan silabus
berbasis KTSP, perlu dipahami proses pengembangannya, baik yang mencakup
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi maupun revisi.
1. Perencanaan
Dalam perencanaan ini tim pengembang harus mengumpulkan informasi dan
referensi, serta mengidentifikasi sumber belajar termasuk nara sumber yang
diperlukan dalam pengembangan silabus.Pengumpulan informasi dan referensi
dapat dilakukan dengan memanfaatkan perangkat teknologi dan informasi, seperti
computer dan internet.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan menyusun silabus dapat dilakukan dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
a. Merumuskan kompetensi dan tujuan pembelajaran, serta menentukan materi
standar yang memuat kompetensi dasar, materi standar, hasil belajar, dan
indicator hasil belajar.
b. Menentukan strategi, metode dan teknik pembelajaran sesuai dengan model
pembelajaran.
c. Menentukan alat evaluasi berbasis kelas ( EBK) dan alat ujian berbasis sekolah
atau school based exam ( SBE) sesuai dengan visi dam misi sekolah.
Menganalisis kesesuaian silabus dengan ;pengorganisasian pengalaman belajar
dan waktu yang tersedia sesuai dengan kurikulum beserta perangkatnya.
3. Penilaian
Penilaian silabus harus dilakukan secara berkala dan berkesinambungan, dengan
menggunakan model-model penilaian.
4. Revisi
Draft silabus yang telah dikembangkan perlu diuji kelayakannya melalui analisis
kualitas silabus, penilaian, ahli, dan uji lapangan. Berdasarkan hasil uji kelayakan
kemudian dilakukan revisi. Revisi ini pada hakikatnya perlu dilakukan secara
kontiniu dan berkesinambungan, sejak awal penyusunan draft sampai silabus
tersebut dilaksanakan dalam situasi belajr yang sebenarnya. Revisi silabus harus
dilakukan setiap saat, sebagai aktualisasi dari peningkatan kualitas yang
berkelanjutan (continuous quality improvement).
PENGEMBANG SILABUS
Pengembangan silabus dapat dilakukan oleh para guru secara mandiri atau
berkelompok dalam sebuah sekolah atau beberapa sekolah, kelompok Musyawarah
Guru Mata Pelajaran (MGMP) pada atau Pusat Kegiatan Guru (PKG), dan Dinas
Pendikan.
1. Disusun secara mandiri oleh guru apabila guru yang bersangkutan mampu
mengenali karakteristik siswa, kondisi sekolah dan lingkungannya.
2. Apabila guru mata pelajaran karena sesuatu hal belum dapat melaksanakan
pengembangan silabus secara mandiri, maka pihak sekolah dapat mengusahakan
untuk membentuk kelompok guru mata pelajaran untuk mengembangkan silabus
yang akan digunakan oleh sekolah tersebut.
3. Di SD/MI semua guru kelas, dari kelas I sampai dengan kelas VI, menyusun
silabus secara bersama. Di SMP/MTs untuk mata pelajaran IPA dan IPS terpadu
disusun secara bersama oleh guru yang terkait.
4. Sekolah yang belum mampu mengembangkan silabus secara mandiri, sebaiknya
bergabung dengan sekolah-sekolah lain melalui forum MGMP/PKG untuk
bersama-sama mengembangkan silabus yang akan digunakan oleh sekolah-sekolah
dalam lingkup MGMP/PKG setempat.
5. Dinas Pendidikan setempat dapat memfasilitasi penyusunan silabus dengan
membentuk sebuah tim yang terdiri dari para guru berpengalaman di bidangnya
masing-masing.
KOMPONEN-KOMPONEN SILABUS
Silabus dalam Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan terdiri dari beberapa komponen,
sebagai berikut.
1. Standar Kompetensi Mata Pelajaran
Standar kompetensi mata pelajaran adalah batas dan arah kemampuan yang harus
dimiliki dan dapat dilakukan oleh peserta didik setelah mengikuti proses
pembelajaran suatu mata pelajaran tertentu, kemampuan yang dapat dilakukan atau
ditampilkan siswa untuk suatu mat pelajaran, kompetensi dalam mata pelajaran
tertentu yang harus dimiliki siswa, kemampuan yang harus dimiliki oleh lulusan
dalam dalam suatu mata pelajaran tertentu. Standar Kompetensi terdapat dalam
Permen Diknas Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi.
2. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar adalah kemampuan minimal pada tiap mata pelajaran yang
harus dicapai siswa. Kompetensi dasar dalam silabus berfungsi untuk
mengarahkan guru mengenai target yang harus dicapai dalam
pembelajaran.Misalnya, mampu menyelesaikan diri dengan lingkungan dan
sebagainya.Kompetensi Dasar terdapat dalam Permen Diknas Nomor 22 Tahun
2006 tentang Standar Isi.
3. Hasil Belajar
Hasil belajar adalah kemampuan siswa dalam memenuhi suatu tahapan pencapaian
pengalaman belajar dalam suatu kompetensi dasar.Hasil belajar dalam silabus
berfungsi sebagai petunjuk tentang perubahan perilaku yang akan dicapai oleh
siswa sehubungan dengan kegiatan belajar yang dilakukan, sesuai dengan
kompetensi dasar dan materi standar yang dikaji.Hasil belajar bisa berbentuk
pengetahuan, keterampilan,maupun sikap.
4. Indikator Hasil Belajar
Indikator hasil belajar adalah ciri penanda ketercapain kompetensi dasar.Indikator
dalam silabus berfungsi sebagai tanda-tanda yang menunjukkan terjadinya
perubahan perilaku pda diri siswa.Tanda-tanda ini lebih spesifik dan lebih dapat
diamati dalam diri siswa, target kompetensi dasar tersebut sudah terpenuhi atau
tercapai.
5. Materi Pokok
Materi pokok adalah pokok-pokok materi yang harus dipelajari siswa sebagai
sarana pencapaian kompetensi dasar dan yang akan dinilai dengan menggunakan
instrumen penilaian yang disusun berdasarkan indikator pencapaian belajar.Secara
umum materi pokok dapat diklasifikasikan menjadi empat jenis,yaitu
fakta,konsep,prisip,dan prosedur.
6. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan pembelajaran adalah bentuk atau pola umum kegiatan pembelajaran yang
akan dilaksanakan.Strategi pembelajaran meliputi kegiatan tatap muka dan non
tatap muka (pengalaman belajar).
7. Alokasi Waktu
Alokasi waktu adalah waktu yang diperlukan untuk menguasai masing-masing
kompetensi dasar.
8. Adanya Penilaian
Penilaian adalah jenis, bentuk, dan instrumen yang digunakan untuk mengetahui
atau mengukur keberhasilan belajar siswa.
9. Sarana dan Sumber Belajar
Sarana dan sumber belajar adalah sarana dan sumber belajar yang digunakan
dalam proses belajar mengajar.
LANGKAH-LANGKAH PENGEMBANGAN SILABUS
Sebagaimana telah dikemukakan dalam uraian sebelumnya Silabus adalah
rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema tertentu
yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok/pembelajaran,
indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber/bahan/alat belajar. Silabus
merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi
untuk penilaian. Mengembangkan silabus dilakukan melalui langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Mengkaji Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
2. Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
3. Mengembangkan Kegiatan Pembelajaran
4. Merumuskan Indikator Pencapaian Kompetensi
5. Penentuan Jenis Penilaian
6. Menentukan Alokasi Waktu
7. Menentukan Sumber Belajar
8. Format dan Model Silabus
Pada dasarnya tidak ada format dan model silabus yan baku.Hal ini disebabkan
banyaknya variable yang mempengaruhi pengembangan model silabus, yang
mengkibatkan silabus bersifat dinamis, dalam artian suatu model dapat dilaksanakan
dengan baik untuk kondisi tertentu,belum tentu cocok untuk kondisi yang lain,atau
suatu model berhasil diterapkan dengan baik oleh guru tertentu,belum tentu
berhasildengan baik jika diterapkan oleh guru yang lain.Oleh karena itu, setiap guru
diharapkan dapat mengembangkan silabus-silabus yang sesuai dengan karakteristik
pribadi guru dan kondisi lingkungan dimana guru bertugas.
FORMAT SILABUS
Format silabus yaitu:
SILABUS
Mata Pelajaan :................................
Alokasi Waktu : ...............................
Kelas/Semester :..................................
No Standar Kompetensi Materi Indikator Pengalama Evaluasi Media
Kompetensi Dasar Pokok n Belajar dan
Sumber
Belajar
MANFAAT SILABUS
a. Pedoman bagi pengembangan pembelajaran lebih lanjut
b. Pembuatan rencana satuan pembelajaran
c. Pengelolaan kegiatan pembelajaran
d. Penyediaan sumber belajar
e. Pengembangan sistem penilaian
Sumber :
Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/diakses tanggal 27 agustus 2015
http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-dan-
pengembangannya.html diakses tanggal 27 agustus 2015
http://PENDIDIKAN/Pengertian/Silabus/dan/RPP_html diakses tanggal 27 agustus
2015.
KESIMPULAN
Silabus adalah seperangkat rencana yang berisi garis besar atau pokok-pokok
pembelajaran yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar yang
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan. Prinsip-prinsip Pengembangan silabus
yaitu, Ilmiah, Relevan, Sistematis, Konsisten, Memadai, Aktual dan kontekstual,
Fleksibel, Menyeluruh.
PENGERTIAN RPP
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan
prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar
yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan dalam silabus. Lingkup Rencana
Pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu
indicator atau beberapa indicator untuk satu kali pertemuan atau lebih.
RPP merupakan persiapan yang harus dilakukan guru sebelum mengajar.
Persiapan disini dapat diartikan persiapan tertulis maupun persiapan mental, situasi
emosional yang ingin dibangun, lingkungan belajar yang produktif, termasuk
meyakinkan pembelajar untuk mau terlibat secara penuh. Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran dengan silabus mempunyai perbedaan, meskipun dalam hal tertentu
mempunyai persamaan. Silabus memuat hal-hal yang perlu dilakukan siswa untuk
menuntaskan suatu kompetensi secara utuh, artinya di dalam suatu silabus adakalanya
beberapa kompetensi yang sejalan akan disatukan sehingga perkiraan waktunya
belum tahu pasti berapa pertemuan yang akan dilakukan. Sementara itu, rencana
pelaksanaan pembelajaran adalah penggalan-penggalan kegiatan yang perlu
dilakukan oleh guru untuk setiap pertemuan. Didalamnya harus terlihat tindakan apa
yang perlu dilakukan oleh guru untuk mencapai ketuntasan kompetensi serta tindakan
selanjutnya setelah pertemuan selesai.
Anderson (1989:47) membedakan perencanaan dalam dua kategori, yaitu
perencanaan jangka panjang dan jangka pendek. Perencanaan jangka panjang disebut
dengan unit plans, merupakan perencanaan yang bersifat komprehensif, dimana dapat
dilihat aktivitas yang direncanakan guru selama satu semester. Perencanaan umum ini
memerlukan uraian yang lebih rinci dalam perencanaan jangka pendek yang disebut
dengan rencana pembelajaran. Gagne dan Briggs ( 1998 ) mengisyaratkan bahwa
dalam mengembangkan rencana pembelajaran untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran perlu memperhatikan empat asumsi sebagai berikut :
1. Rencana pembelajaran perlu dikembangkan dengan baik dan menggunakan
pendekatan sistem. Pengembangan rencana pembelajaran dipengaruhi oleh teori-
teori yang melandasinya dengan langkah – langkah yang ditempuh dalam proses
pembuatannya. Gagne merumuskan bahwas sistem pembelajaran merupakan
serangkaian peristiwa yang dapat mempengaruhi peserta didik sehingga terjadi
proses belajar pada dirinya demi mencapai suatu kompetensi. Proses pembelajaran
dipandang sebagai suatu sistem karena memiliki sejumlah komponen yang saling
berinteraksi, memiliki fungsi masing- masing untuk mencapai tujuan
pembelajaran, dan membentuk kompetensi peserta didik
2. Rencana pembelajaran harus dikembangkan secara ilmiah berdasarkan
pengetahuan tentang peserta didik , yaitu teori-teori belajar dan pembelajaran
yang telah diteliti oleh para ahli ilmu pendidikan
3. Rencana pembelajaran harus dikembangkan untuk memudahkan peserta didik
belajar dan membentuk kompetensi dirinya. Beberapa hal yang perlu diperhatikan
untuk memberikan kemudahan belajar kepada peserta didik, yaitu :
a. Informasi harus disiapkan dengan baik
b. Berikan contoh-contoh dan ilustrasi yang dekat dengan kehidupan peserta didik
c. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berpartisipassi dalam
proses pembelajaran
d. Menggunakan sarana dan alat pendukung yang berfariasi ( Wahab,2001 )
KOMPONEN-KOMPONEN RPP
Komponen-komponen rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) menurut
permendiknas Nomor 41 tahun 2007 tentang standar proses terdiri dari :
Identitas mata pelajaran
Identitas mata pelajaran, meliputi : satuan pendidikan, kelas, semester,
program/program keahlian, mata pelajaran atau tema pelajaran, jumlah pertemuan.
Standar kompetensi
Standar kompetensi merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik yang
menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang diharapkan
dicapai pada setiap kelas dan/ atau semester pada suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar
Kompetensi dasar adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai peserta didik
dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan indikator kompetensi
dalam suatu pelajaran.
Indikator pencapaian kompetensi
Indikator kompetensi adalah perilaku yang dapat diukur dan/ atau diobservasi untuk
menunjukan ketercapaian kompetensi dasar tertentu yang menjadi acuan penilaian
mata pelajaran. Indikator pencapaian kompetensi dirumuskan dengan menggunakan
kata kerja operasional yang dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan,
sikap, dan keterampilan.
Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran menggambarkan proses dan hasil belajar yang diharapkan
dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Materi ajar
Materi ajar memuat fakta, konsep, prinsip, dan prosedur yang relevan, dan ditulis
dalam bentuk butir-butir sesuai dengan rumusan indicator pencapaian kompetensi.
Alokasi waktu
Alokasi waktu ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD dan beban
belajar.
Metode pembelajaran
Metode pembelajaran digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana belajar dan
proses pembelajaran agar pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi dasar
atau seperangkat indicator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode pembelajaran
disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta karakteristik dari setiap
indicator dan kompetensi yang hendak dicapai pada setiap indicator dan kompetensi
yang hendak dicapai pada setiap mata pelajaran. Pendekatan pembelajaran tematik
digunakan untuk peserta didik kelas 1 sampai kelas 3 SD/MI.
Kegiatan pembelajaran
a. Pendahuluan
Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu pertemuan pembelajaran
yang ditujukan untuk membangkitkan motivasi dan memfokuskan perhatian peserta
didik untuk berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran. Dalam kegiatan
pendahuluan, guru : (1) menyiapkan peserta didik secara psikis dan fisik untuk
mengikuti proses pembelajaran; (2) mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang
mengaitkan pengetahuan sebelumnya dengan materi yang akan dipelajari; (3)
menjelaskan tujuan pembelajaran atau kompetensi dasar yang akan dicapai; dan (4)
menyampaikan cakupan materi dan penjelasan uraian kegiatan sesuai silabus.
b. Inti
Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai KD. Kegiatan
pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang,
memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang
cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini dilakukan secara
sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi, elaborasi dan konfirmasi.
c. Penutup
Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengakhiri aktifitas
pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk rangkuman atau kesimpulan,
penilaian dan refleksi, umpan balik, dan tindak lanjut.
Penilaian hasil belajar
Prosedur dan instrument penilaian proses dan hasil belajar disesuaikan dengan
indicator pencapaian kompetensi dan mengacu kepada standar penilaian.
Sumber belajar
Penentuan sumber belajar didasarkan pada standar kompetensi dan kompetensi dasar,
serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi.
PRINSIP-PRINSIP PENYUSUNAN RPP
Prinsip-prinsip rencana pembelajaran menurut Permendinas no 41 tahun 2007 tentang
standar proses terdiri dari :
a. Memperhatikan perbedaan individu peserta didi.
RPP disusun dengan memerhatikan perbedaan jenis kelamin, kemampuan awal,
tingkat intelektual, minat, motivasi belajar, bakat, potensi, kemampuan
sosial,emosi, gaya belajar, kebutuhan khusus, kecepatan belajar, latar belakang
budaya, norma, nilai, dan lingkungan peserta didik.
b. Mendorong Partisipasi aktif peserta didik.
Proses pembelajaran dirancang dengan berpusat pada peserta didik untuk
mendorong motivasi, minat, kreatifitas, inisiatif inspirasi, kemandirian, dan
semangat belajar.
c. Mengembangkan Budaya Membaca dan menulis.
Proses pembelajaran dirancang untuk mengembangkan kegemaran membaca,
pemahaman beragam bacaan, dan berekspresi dalam bentuk tulisan.
d. Memberikan Umpan Balik dan Tindak Lanjut.
RPP memuat rancangan program pemberian umpan balik positif, penguatan,
pengayaan, remedi.
e. Keterkaitan dan Keterpaduan.
RPP disusun dengan memerhatikan keterkaitan dan keterpaduan antara SK,KD,
Materi Pembelajaran, Kegiatn Pembelajaran, Indikator Pencapaian Kompetensi
Penilaian, dan sumber belajar dalam satu keutuhan pengalaman belajar. RPP
disusun dengan mengakomodasikan pembelajaran tematik, keterpaduan lintas
mata pelajaran, lintas aspek belajar, dan keragaman budaya.
f. Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi.
RPP disusun dengan mempertimbangkan peneraan teknologi informasi dan
komunikasi secara terintegrasi, sistematis, dan efektif sesuai dengan situasi dan
kondisi.
LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN RPP
Langkah-langkah menyusun suatu rencana pelaksanaan pembelajaran meliputi
beberapa hal berikut.
a. Identitas mata pelajaran
Tuliskan nama mata pelajaran, kelas, semester, dan alokasi waktu ( jam
pertemuan).
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
Tuliskan standar kompetensi dan kompetensi dasar sesuai dengan Standar Isi.
c. Indikator
Pengembangan indikator dilakukan dengan beberapa pertimbangan berikut.
1. Setiap KD dikembangkan menjadi beberapa indicator (lebih dari dua).
2. Indicator menggunakan kata kerja operasional yang dapat diukur dan
diobservasi.
3. Tingkat kata kerja dalam indikator lebih rendah atau setara dengan kata kerja
KD atau SK.
4. Prinsip pengembangan indicator adalah urgensi, Kontinuitas, Relevansi dan
Kontekstual.
5. Keseluruhan indicator dalam satu KD merupakan tanda-tanda, perilaku, dan
lain-lain untuk pencapaian kompetensi yang merupakan kemampuan bersikap,
berfikir dan bertindak secara konsisten.
d. Materi pembelajaran
Cantumkan materi pembelajaran dan lengkapi dengan uraiannya yang telah
dikembangkan dalam silabus. Dalam menetapkan dan mengembangkan materi
perlu diperhatikan hasil dari pengembangan silabus, pengalaman belajar yang
bagaimana yang ingin diciptakan dalam proses pembelajaran yang didukung oleh
uraian materi materi untuk mencapai kompetensi tersebut. Hal yang perlu
dipertimbangkan dalam penyusunan materi adalah kemanfaatan, alokasi waktu,
kesesuaian, ketetapan, situasi dan kondisi lingkungan masyarakat, kemampuan
guru, tingkat perkembangan peserta didik, dan fasilitas.
Agar penjabaran dan penyesuaian kemampuan dasar tidak meluas dan melebar,
maka perlu diperhatikan criteria untuk menyeleksi materi yang perlu diajarkan
sebagai berikut.
1. Sahih ( valid ), artimya materi yang akan dituangkan dalam pembelajaran
benar-benar telah teruji kebenaran dan kesahihannya.
2. Relevensi, artinya relevan atau sinkron antara materi pembelajaran dengan
kemampuan dasar yang ingin dicapai.
3. Konsistensi, artinya ada keajegan antara materi pembelajaran dengan
kemampuan dasar dan standar kompetensi.
4. Adequasi ( kecukupan ), artinya cakupan materi pembelajaran yang diberikan
cukup lengkap untuk tercapainya kemampuan yang telah ditentukan.
5. Tingkat kepentingan, artinya dalam memilih materi perlu dipertimbangkan
pertanyan berikut : sejauh mana materi tersebut penting dipelajari? Penting
untuk siapa? Di mana dan mengapa penting ? dengan demikian, materi yang
dipilih untuk diajarkan tentunya memang yang benar-benar diperlukan oleh
siswa.
6. Kebermanfaatan, artinya materi yang diajarkan benar-benar bermanfaat, baik
secara akademis, maupun nonakademis.
7. Layak dipelajari, artinya materi tersebut memungkinkan untuk dipelajari, baik
dari aspek tingkat kesulitannya ( tidak terlalu mudah atau tidak terlalu sulit )
maupun aspek kelayakannya terhadap pemanfaatna bahan ajar dan kondisi
setempat.
8. Menarik minat, artinya materi yang dipilih hendaknya menarik minat dan dapat
memotivasi siswa untuk mempelajarinya lebih lanjut.
e. Tujuan pembelajaran
Dalam tujuan pembelajaran dijelaskan apa tujuan dari pembelajaran tersebut.
Tujuan pembelajaran diambil dari indicator.
f. Strategi atau Skenario Pembelajaran
Strategi atau scenario pembelajaran adalah strategi atau scenario apa dan
bagaimana dalam menyampaikan materi pembelajaran kepada siswa secara
terarah, aktif, efektif, bermakna dan menyenangkan. Strategi atau scenario
pembelajaran memuat rangkaian kegiatan yang harus dilakukan oleh guru secara
beruntun untuk mencapai tujuan pembelajaran. Penentuan urutan langkah
pembelajaran sangat penting artinya bagi materi-materi yang memerlukan
prasyarat tertentu. Rumusan pernyataan dalam langkah pembelajaran minimal
mengandung dua unsur yang mencerminkan pengelolaan pengalaman belajar
siswa, yaitu kegiatan siswa dan materi.
Syarat penting yang harus dipenuhi dalam pemilihan kegiatan siswa dan materi
pembelajaran adalah :
a. Hendaknya memberikan bagi siswa untuk mencari, mengolah, dan menemukan
sendiri pengetahuan dibawah bimbingan guru;
b. Merupakan pola yang mencerminkan cirri khas dalam pengembangan
keterampilan dalam mata pelajaran yang bersangkutan , misalnya observasi
dilingkungan sekitar;
c. Disesuaikan dengan ragam sumber belajar dan sarana belajar yang tersedia;
d. Bervariasi dengan mengombinasikan antar kegiatan belajar perseorangan,
pasangan, kelompok, dan klasikal;
e. Memperhatikan pelayanan terhadap perbedaan individual siswa seperti bakat,
kemampuan, minat, latar belakang keluarga, social ekonomi, dan budaya, serta
masalah khusus yang dihadapai siswa yang bersangkutan.
g. Sarana dan Sumber Pembelajaran
Dalam proses belajar mengajar, sarana pembelajaran sangat membantu siswa
untuk mencapai tujuan pembelajaran.Sarana berfungsi memudahkan terjadinya
proses pembelajaran. Sementara itu, sumber belajar adalah segala sesuatu yang
dapat dijadikan sumber dalam proses belajar mengajar. Sumber belajar yang utama
bagi guru adalah sarana cetak, seperti buku, brosur, majalah, poster, lembar
informasi lepas, peta, foto, dan lingkungan sekitar, baik alam, system ataupun
budaya. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam memilih sarana adalah :
(1) menarik perhatian dan minat siswa
(2) meletakkan dasar-dasar untuk memahami sesuatu hal secara konkret dan
sekaligus mencegah atau mengurangi verbalisme
(3) merangsang tumbuhnya pengertian dan usaha pengembangan nilai-nilai
(4) berguna dan multifungsi
(5) sederhana, mudah digunakan dan dirawat, dapat dibuat sendiri pleh guru atau
diambil dari lingkungan sekitar.
Sementara itu, dasar pertimbangan untuk memilih dan menetapkan media
pelajaran yang seharusnya digunakan adalah :
(1) tingkat kematangan berpikir dan usia siswa
(2) kesesuaian dengan materi pelajaran
(3) keterampilan guru dalam memanfaatkan media
(4) mutu teknis dan media yang bersangkutan
(5) tingkat kesulitan dan konsep pelajaran
(6) alokasi waktu yang tersedia
(7) pendekatan atau strategi yang digunakan
(8) penilaian yang akan diterapkan.
h. Penilaian dan Tindak Lanjut
Tuliskan system penilaian dan prosedur yang digunakan untuk menilai pencapaian
belajar siswa berdasarkan system penilaian yang telah dikembangkan selarans
dengan pengembangan silabus.Penilaian dilakukan dengan menggunakan tes dan
nontes dalam bentuk tertulis maupun lisan, pengamatan kinerja, sikap, penilaian
hasil karya berupa proyek atau produk, penggunaan portofolio, dan penilaian diri.
Jenis penilaian yang dapat digunakan dalam system penilaian berbasis kompetensi,
antara lain sebagai berikut.
1. Kuis, bentuknya berupa isian singkat dan menanyakan hal-hal yang bersifat
prinsip. Biasanya dilakukan sebelum mata pelajaran dimulai, kurang lebih 15
menit. Kuis dilakukan untuk mengungkap kembali penguasaan pembelajaran
oleh siswa
2. Pertanyaan lisan di kelas, yaitu pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh guru
dengan tujuan memperkuat pemahaman terhadap konsep, prinsip, atau teori.
3. Ulangan harian, adalah ujian yang dilakukan setiap saat, misalnya 1 atau 2
materi pokok selesai diajarkan.
4. Tugas individu, yaitu tugas yang diberikan kapan saja, biasanya untuk
memeperkaya materi pembelajaran, atau untuk persiapan program-program
pembelajaran tertentu.
5. Tugas kelompok, yaitu tugas yang dikerjakan secara kelompok (5-7 siswa).
Jenis tagihan ini digunakan untuk menilai kemampuan kerja sama di dalam
kelompok.
6. Ujian sumatif, yaitu ujian yang dilakukan setiap satu standar kompetensi atau
beberapa satuan komptensi dasar.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menentukan penilaian adalah sebagai
berikut.
a. Untuk mengukur pencapaian kompetensi peseta didik, yang dilakukan
berdasarkan indikator,
b. Menggunakan acuan criteria,
c. Menggunakan system penilaian berkelanjutan,
d. Hasil penilaian dianalisis untuk menentukan tindak lanjut,
e. Sesuai dengan pengalaman belajar yang ditempuh dalam kegiatan pembelajaran
i. Prinsip Pengembangan
Pengembangan RPP harus memperhatikan minat dan perhatian peserta didik
terhadap materi standar dan kompetensi dasar yang dijadikan bahan kajian. Dalam
hal ini harus diperhatikan guru jangan hanya berperan sebagai transformator, tetapi
juga harus berperan sebagai motivator, mendorong peserta didik untuk belajar,
dengan menggunakan berbagai variasi media dan sumber belajar yang sesuai, serta
menunjang pembentukan kompetensi dasar. Untuk kepentingan tersebut, berikut
ini terdapat beberapa prinsip yang harus diperhatikan daklam pengembangan RPP
dalam menyesuaikan implementasi, antara lain :
1. Kompetensi yang dirumuskan dalam RPP harus jelas
2. Rencana pembelajaran harus sederhana dan fleksibel , serta dapat dilaksanakan
dalam kegiatan pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik
3. Kegiatan–kegiatan yang disusun dan dikembangkan dalam RPP harus
menunjang dan sesuai dengan kompetensi dasar yang telah ditetapkan
4. RPP yang dikembangkan harus utuh dan menyeluruh, serta jelas pencapaiannya
5. Harus ada koordinasi antarkomponen pelaksana program di sekolah, terutama
apabila pembelajaran dilaksanakan secara tim.
Dalam hal ini, perlu dilakukan pembagian tugas guru, penyusunan kalender
pendidikan dan jadwal pembelajaran, pembagian waktu yang digunakan secara
proporsional, seperti penetapan penilaian , penetapan norma kenaikan kelas dan
kelulusan, pencatatan kemajuan belajar peserta didik, pembelajaran remedial,
progra,m pengayaan, program percepatan , peningkatan kualitas pembelajaran, dan
pengisian waktu jam kosong. Dalam kaitannya dengan RPP, terdapat beberapa hal
penting yang perlu diperhatikan, yaitu :
1. Persiapan dipandang sebagai suatu proses yang secara kuat diarahkan pada
tindakan mendatang, misalnya untuk pembentukan kompetensi, dan melibatkan
orang lain
2. Persiapan diarahkan pada tindakan dimasa mendatang, yang dihadapkan pada
berbagai masalah , tantangan serta hambatan yang tidak pasti
3. Rencana pembelajaran erat hubungannya dengan bagaimana sesuatu dapat
dikerjakan, karena itu RPP yang baik adalah yang dapat dilaksanakan secara
optimal dalam pembelajaran dan pembentukan kompetensi peserta didik.
Kesimpulan Kelompok : Dari uraian diatas, dapat dipahami bahwa
pengembangan rencana pembelajaran menuntut pemikiran, pengambilan keputusan ,
pertimbangan guru serta usaha intelektual, pengetahuan teoritis , pengalaman yang
ditunjang oleh sejumlah aktifitas, seperti ,memperkirakan, mempertimbangkan,
menata dan memvisualisasikan. Guru profesional harus mampu mengembangkan
rencana pembelajaran yang baik , logis, dan sistematis. Setiap guru harus memiliki
rencana pembelajaran yang matang sebelum melaksanakan pembelajaran, baik
persiapan tertulis maupun tidak tertulis. Rencana pembelajaran mencerminkan apa
yang akan dilakukan guru dalam memberikan kemudahan belajar kepada peserta
didik, bagaimana melakukannya dan mengapa guru melakukan itu. Oleh karena itu
RPP memiliki kedudukanm esensial dalam pembelajaran yang efektif karena akan
membantu membuat disiplin kerja yang baik , suasana yang lebih menarik, pembel
ajaran yang dioliki sejumlah kompomrganisasikan dengan baik, relevan dan akurat.
Rencana pembelajaran merupakan hal penting yang harus dilakukan guru untuk
menunjang pembentukan kompetensi yang di harapkan. Dalam hal ini guru harus
menjabarkan SKKD dalam bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu
semester, beberapa minggu atau beberapa jam saja. Untuk satu tahun dan semester
disebut program unit , sedangkan untuk beberapa jam pelajaran disebut RPP, yang
dalam implementasi KTSP memiliki komponen- komponen kompetensi dasar, materi
standarn pengalaman belajar, metode mengajar, dan penilaian berbasis kelas.
4. Rencana pembelajaran hendaknya tidak dibuat asal-asalan, program satuan
pelajaran harus disusun sesuai dengan prosedur ilmiah.
5. Prosedur Pengembangan
Prosedur Pengembangan RPP dalam menyukseskan implementasi KTSP dapat
dilakukan melalui dua cara, yaitu :
1. Menambah kolom silabus
2. Membuat format Satpel
DAFTAR PUSTAKA
http://basrib.wordpress.com/2011/11/22/perbedaan-ktsp-dengan-kbk-dan-esensi-
dari-pada-kurikulum-yang-selalu-berubah-ubah-dengan-membandingan-semua-
kurikulum-kurikulum-1975-1984-1994-2004-2006/diakses tanggal 27 agustus 2015
http://noor-ekha.blogspot.com/2012/07/kelemahan-dan-kelebihan-kbk-dan-
ktsp.html diakses tanggal 27 agustus 2015
Imron Ali, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, Jakarta : Bumi
Aksara, 2011
Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru
dan kepala sekolah, Jakarta : Bumi Aksara, 2009
http://PENDIDIKAN/Pengertian/Silabus/dan/RPP_html diakses tanggal 27
agustus 2015
Mulysa. 2010. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya
http://edu-articles.com/pengembangan-silabus/diakses tanggal 27 agustus 2015
http://www.sdnleuwimunding3.sch.id/2010/10/pengertian-silabus-dan-
pengembangannya.html diakses tanggal 27 agustus 2015
Masnur Muslich, Pembelajaran Berbasis Kompetensi dan Kontekstual, cet,2,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2007)
Ali imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan, cet,1, (Jakarta : Bumi
Aksara, 2011),h. 120
Ali imron, Supervisi Pembelajaran Tingkat Satuan Pendidikan,h.121
Mulyasa, Implementasi Kurukulum Tingkat satuan Pendidikan kemandirian guru dan
kepala sekolah, (jakarta : Bumi Aksara, 2009),h. 156-157