PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
tabel dan grafik distribusi frekuensi. Maka dari itu disini saya mencoba
menjelaskan sedetail mungkin tentang Distribusi Frekuensi
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan dari uraian di atas, maka yang menjadi rumusan masalah dalam
makalah ini adalah :
C. Tujuan
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
40 1
Total 10
4
b. Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori
Distribusi frekuensi peristiwa atau kategori adalah distribusi frekuensi yang
pembagian kelasnya dinyatakan berdasrkan data atau golongan data yang ada.
Contoh:
TABEL HASIL PELEMPARAN DADU SEBANYAK 30 KALI
Angka Dadu (x) Banyaknya Peristiwa (f)
1 4
2 6
3 5
4 3
5 8
6 4
Jumlah 30
5
Frekuensi relatif kadang-kadang dinyatakan dalam bentuk perbandingan desimal
ataupun persen.
Contoh :
TABEL DISTRIBUSI FREKUENSI RELATIF
Interval Kelas Frekuensi Frekuensi Relatif
(tinggi (cm)) (banyak murid) Per Desimal Persen
140 – 144 2 2/50 0.04 4
145 – 149 4 4/50 0,08 8
150 – 154 10 10/50 0,20 20
155 – 159 14 14/50 0,28 28
160 – 164 12 12/50 0,24 24
165 – 169 5 5/50 0,10 10
170 – 174 3 3/50 0,06 6
Jumlah 50 1 1 100
6
Distribusi frekuensi kumulatif lebih dari adalah distribusi frekuensi yang
memuat jumlah frekuensi yang memilii lebih dari nilai batas kelas suatu interval
tertentu.
Contoh:
Contoh :
grafik distribusi frekuensi kurang dari disebut ogif kurang dari atau ogif positif.
Gambar 4 kurva distrubusi kumulatif kurang dari
Contoh :
TABEL 9 DISTRIBUSI FREKUENSI KUMULATIF LEBIH DARI
Distribusi Frekuensi Biasa Distribusi Frekuensi Kumulatif lebih dari
Tinggi (cm) Frekuensi Tinggi Frekuensi Kumulatif
(cm)
140 – 144 2 > 140 = 50
= 48
145 – 149 4 > 145 50 - 2
= 44
7
150 – 154 10 > 150 50 - 2 - 4 = 34
155 – 159 14 > 155 50 - 2 - 4 - 10 = 20
160 – 164 12 > 160 50 - 2 - 4 - 10 - 14 =8
165 – 169 5 > 165 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 =3
170 - 174 3 > 170 50 - 2 - 4 - 10 - 14 - 12 - 5 =0
> 175 50 - 2 - 4 – 10-14- 12 - 5 -
3
Contoh :
grafik distribusi frekuensi kurang dari disebut ogif lenih dari atau ogif negatif.
Gambar 4 kurva distrubusi kumulatif lebih dari
Tabel adalah alat penyajian data statistik yang berbentuk kolom dan lajur.
Dengan demikian tabel distribusi frekuensi merupakan alat penyajian data statistik
yang berbentuk kolom dan lajur, yang didalamya dimuat angka yang dapat
melukiskan atau nenggambarkan pencaran atau pembagian frekuensi dari variabel
yang sedang menjadi objek penelitian.
Dalam dunia statistik kita mengenal berbagai macam tabel distribusi
frekuensi, antara lain :
Tabel disribusi frekuensi data tunggal adalah salah satu jenis data statistik
yang didalamnya disajikan frekuensi dari data angka, angka yang ada itu tidak
dikelompok kelompokan ( ungrouped data).
Contoh:
Nilai(x) Frekuensi(f)
8
8 6
7 9
6 19
5 6
Total 40= N
Tabel distribusi frekuensi data kelompok adalah salah satu jenis tabel
statistik yang didalamnya disajikan pencaran frekuensi dari data angka, dimana
angka-angka tersebut dikelompok- kelompokkan (dalam tiap unit terdapat
sekelompok angka).
Usia Ferekuensi(f)
50 - 54 6
45 – 49 7
40 – 44 10
35 - 39 12
30 - 34 8
25 - 29 7
Total 50 = N
Dimaksud dengan tabel distribusi frekuensi kumulatif adalah salah satu jenis
tabel statistik yang di dalamnya disajikan frekuensi yang dihitung terus meningkat
atau: selalu di tambah –tambahkan, baik dari bawah keatas maupun dari atas ke
bawah.
Nilai f fk(b) fk(a)
9
(x)
8 6 40 = N 6
7 9 34 15
6 19 25 34
5 6 6 40 = N
Total 40 = N ___ ___
Tabel diatas disebut tabel distribusi frekensi kumulatif data tunggal karena
data yang disajikan dalam tabel ini berbentuk data yang tidak dikelompok-
kelompokkan. Pada kolom 2 dimuat frekuensi asli (frekuensi sebelum
diperhitungkan frekuensi kumulatif). Kolom 3 memuat frekuensi kumulatif yang
dihitung dari bawah (fk(b) ), dimana angka yang terdapat pada kolom ini
diperoleh dari : 6 + 19=25; 25 + 9 =34; 34 + 6 =40.
Hasil penjumlahan akhir dari frekuensi kumulatif akan selalu sama dengan
N(disini N =40). Kolom 4 memuat frekuensi kumulatif yang dihitung dari atas
(fk(a)), dimana angka-angka yang terdapat pada kolom ini diperoleh dari: 6 + 9=
15; 15 + 19 = 34; 34 + 6 =40= N.
10
8 6 15,0
7 9 22,5
6 19 47,5
5 6 15,0
Total 40 =N 100,0 = ∑ p
Keterangan:
Untuk memperoleh frekuensi relatif (angka persenan) digunakan rumus:
P = f X 100%
N
f = frekuensi yang sedang dicari persentasinya.
N = Number of Cases (jumlah frekuensi/ banyaknya individu).
p = Angka persentase.
Jadi angka persenan sebesar 22,5 diperoleh dari:
6_ X 100% = 15,0; p sebesar 22,5 diperoleh dari:
40
9__ X 100% = 22,5; demikianlah seterusnya. Jumlah persentase(∑ P) harus
selalu sama dengan 100,0.
Seperti halnya tabel distribusi frekuensi tabel persentase atau tabel distribusi
frekuensi relatif pun dapat dirubah kedalam bentuk tabel persentase kumulatif
(tabel distribusi frekuensi relatif kumulatif). Jika data pada pembahasan diatas
disajikan dalam bentuk tabel persentase kumulatif, maka keadaannya adalah
sebagai berikut:
Nilai p Pk (b) Pk (a)
(x)
8 15,0 100,0 =∑ p 15,0
7 22,5 85,0 37,5
6 47,5 62,5 85,0
11
5 15,0 15,0 100,0 =∑ p
Total 100,0 = ∑ p ___ ___
Grafik adalah alat penyajian data statistik yang tertuang dalam bentuk
lukisan, baik lukisan garis, gambar maupun lambang. Jadi dalam penyajian data
angka melalui grafik, angka itu dilukiskan dalam bentuk lukisan garis, gambar
atau lambang tertentu.
Dibandingkan dengan tabel distribusi frekuensi, grafik memiliki keunggulan
tertentu, antara lain:
1. Penyajian data statistik melalui grafik tampak lebih menarik daripada melalui
tabel distribusi frekuensi.
2. Grafik dapat dengan cepat memperlihatkan gambaran umum dan menyeluruh
tentang suatu perkembangan, perubahan maupun perbandingan, tidak
demikian halnya dengan tabel.
3. Grafik yang dibuat menurut aturan yang tepat dan benar akan terasa lebih
jelas dan lebih dimengerti orang (Sudijono, 2008:59-60).
Namun, grafik masih memiliki kekurangan antara lain:
a. Membuat grafik jauh lebih sukar dan memakan waktu, biaya serta alat, tidak
demikian halnya dengan tabel.
b. Data yang dapat disajikan dalam grafik amatlah terbatas, sebab apabila
datanya banyak sekali maka lukisan grafiknya akan menjadi terlalu ruwet dan
memusingkan: tidak sepertinya halnya tabel.
c. Grafik pada kebanyakannya bersifat kurang teliti. Dalam tabel dapat dimuat
angka sampai tingkat ketelitian yang setinggi-tingginya (misalnya: 6.343,
7001, 0.125 dan sebagainya dapat dimuat dalam tabel, namun tidak mungkin
dilakukan pada grafik).(Sudijono, 2008:60).
12
a) Bagian-bagian utama grafik
Sebuah grafik yang lengkap pada umumnya terdiri dari 13 bagian, antara
lain:
a. Nomor grafik.
b. Judul Grafik.
c. Sub-Judul Grafik.
d. Unit Skala Grafik.
e. Angka Skala Grafik
f. Tanda Skala Grafik.
g. Ordinal atau Ordinat atau Sumbu Vertikal.
h. Koordinat (Garis-garis pertolongan = garis kisi-kisi).
i. Abscis (sumbu horizontal=sumbu mendatar =garis nol= garis awal = garis
mula).
j. Titik Nol (Titik Awal).
k. Lukisan Grafik (Gambar Grafik).
l. Kunci Grafik (Keterangan Grafik).
m. Sumber Grafik (Sumber Data)
Dari berbagai macam ragam grafik tersebut terdapat dua macam jenis
grafik yang sering dipergunakan dalam kegiatan analisis ilmiah yaitu, Grafik
poligon dan grafik histogram.
13
1. Grafik Batang
Yang biasanya digunakan pada analisis ilmiah adalah grafik poligon dan
grafik histogram. Sedangkan grafik lainnya biasanya digunakan untuk
kepentingan melengkapi laporan administratif.
Pada grafik histogram , histogram acapkali grafik frekuensi
bertangga. Histogram adalah suatu bentuk grafik yang menggambarkan sebaran
(distribusi) frekuensi suatu perangkat data dalam bentuk batang. Histogram
digunakan untuk menggambarkan secara visual frekuensi data yang bersifat
kontinu. Untuk data yang berbentuk kategori, tampilan visual yang serupa disebut
diagram batang.
Diagram batang biasanya digunakan untuk menggambarkan data diskrit
(data cacahan). Diagram batang adalah bentuk penyajian data statistik dalam
bentuk batang yang dicatat dalam interval tertentu pada bidang cartesius.Ada dua
jenis grafik batang, yaitu grafik batang vertikal, dan grafik batang horizontal.
Contoh Soal:
Selama 1 tahun, toko "Anggo" mencatat keuntungan setiap bulan sebagai
berikut.
Tabel 1. Keuntungan Toko "Anggo" per Bulan (dalam jutaan rupiah)
14
a. Dari diagram tersebut tampak bahwa keuntungan terbesar yang diperoleh
Toko "Anggo" selama 1 tahun adalah sebesar Rp 6.200.000,00.
b. Toko "Anggo" memperoleh keuntungan yang sama selama dua bulan beturut-
turut pada bulan ke-11 dan ke-12.
2. Diagram Lingkaran
15
a. Buatlah diagram lingkaran untuk data tersebut.
b. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP
c. Berapa persen siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMA?
Pembahasan :
b. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMP adalah
60%.
c. Persentase siswa yang menyelesaikan sekolah sampai pada tingkat SMAadalah
22,5%.
16
3. Diagram Peta
17
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran
Sebagai calon seorang pendidik tentunya sudah lazim jika kita akan
melakukan penelitian tentang problematika dalam proses pembelajaran dan
mencari solusinya untuk meningkatkan kualitas pendidikan, sehingga sudah
seharusnya kita memahami “Distribusi Frekuensi” serta pembuatan tabel dan
grafiknya sebagai penyajian data.
18
DAFTAR PUSTAKA
19