Di Susun Oleh :
1. Nadella Alfi Rufaida 1120128
2. Ulfi Fatqiyatul Maghfiroh 1120134
JURUSAN TARBIYAH
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
PATISEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM PATI
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat dan
hidayahnya sehingga kami dapat menyelesaikain MAKALAH “PENGEMBANGAN
KURIKULUM PENDIDIKAN KARAKTER “. Shalawat beriring salam kita
curahkan kepada bimbingan kita Nabi besar Muhammad SAW yang telah membawah
kita dari alam kegelapan menuju alam yang terang menerang seperti yang kita rasakan
pada saat ini.
Terlepas dari semua itu, saya menyadari sepenuhnya bahwa masih ada
kekurangan dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Semoga MAKALAH
ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas dan menjadi sumbangan pemikiran
kepada pembaca. Kami sadar bahwa MAKALAH ini masih banyak kekurangan dan
jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kami mengharapkan kritik dan saran dari para
pembaca. Terima kasih.
Penyusun
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan karakter memiliki peran penting untuk membangun karakter
seseorang. Bukan saja saat ini sejak 2500 tahun yang lalu, Socrates telah berkata bahwa
tujuan paling mendasar dari pendidikan adalah untuk membuat seseorang menjadi good
and smart. Dalam sejarah Islam, sekitar 1500 tahun yang lalu. Muhammad SAW, Sang
Nabi terakhir dalam ajaran Islam, juga menegaskan bahwa misi utamanya dalam
mendidik manusia adalah untuk mengupayakan pembentukan karakter yang baik (good
character) dimana ajaran pertamanya adalan kejujuran (al-amien) serta bagaimana dapat
membangun karakter yang baik tersebut maka saat itu pula telah di ajar bahwa manusia
harus senantiasa mampu belajar (iqra) apakah belajar dad ayat-ayat yang tertulis maupun
ayat-ayat yang tidak tertulis.
Tokoh pendidikan Barat yang mendunia seperti Kilpatrick, Lickona, Brooks dan
Goble seakan menggemakan kembali gaung yang disuarakan Socrates dan Muhamad
SAW, bahwa moral, akhlak atau karakter adalah tujuan yang tak terhindarkan dari dunia
pendidikan. Begitu juga dengan Marthin Luther King Jr. menyetujui pemikiran tersebut
dengan mengatakan, "Intelligence plus character, that is the true aim of education".
Kecerdasan plus karakter, itulah tujuan yang benar dari pendidikan.
Melihat perjalanan sejarah pendidikan dari dekade sebelumnya, para orang tua,
secara subyektif, membuat perbandingan antara situasi pendidikan masa kini dengan
situasi di mana mereka dulu mengalami pendidikan di sekolah, atas situasi, sikap,
perilaku sosial anak-anak, remaja, generasi muda sekarang, sebagian orang tua menilai
terjadinya kemerosotan atau degradasi sikap atau nilai-nilai budaya bangsa. Mereka
menghendaki adanya sikap dan perilaku anak-anak yang lebih berkarakter, kejujuran,
memiliki integritas yang merupakan cerminan budaya bangsa, dan bertindak sopan santun
dan ramah tamah dalam pergaulan keseharian. Selain itu diharapkan pula generasi muda
tetap memiliki sikap mental dan semangat juang yang menjunjung tinggi etika, moral,
dan melaksanakan ajaran agama.
Sepaham dengan pengertian di atas dewasa ini berkembang tuntutan untuk
perubahan kurikulum pendidikan yang mengedepankan perlunya membangun karakter
bangsa. Hal ini didasarkan pada fakta dan persepsi masyarakat tentang menurunnya
kualitas sikap dan moral anak-anak atau generasi muda. Pada saat ini yang diperlukan
sekarang adalah kurikulum pendidikan yang berkarakter, dalam arti kurikulum itu sendiri
memiliki karakter dan sekaligus diorientasikan bagi pembentukan karakter peserta didik.
Perbaikan kurikulum merupakan bagian tak terpisahkan dari kurikulum itu
sendiri (inherent), bahwa suatu kurikulum yang berlaku harus secara terus-menerus
dilakukan peningkatan dengan mengadopsi kebutuhan yang berkembang dalam
masyarakat dan kebutuhan peserta didik. Bagaimana cara mengembangkan kurikulum
pendidikan karakter yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat dan peserta didik inilah
yang harus lebih dicermati, sehingga proses pendidikan karakter dapat merupakan
keseluruhan proses pendidikan yang dialami peserta didik sebagai pengalaman
pembentukan kepribadian melalui memahami dan mengalami sendiri nilai-nilai,
keutamaan-keutamaan nilai moral dan nilai-nilai ideal agama.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat disusun rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Apakah pengertian kurikulum pendidikan karakter?
2. Bagaimana model kurikulum pendidikan berkarakter?
3. Apakah kunci sukses kurikulum pendidikan berkarakter?
C. Tujuan Masalah
Adapun tujuan dari rumusan masalah diatas adalah :
1. Untuk mengetahui pengertian kurikulum pendidikan berkarakter.
2. Untuk mengetahui model kurikulum pendidikan berkarakter.
3. Untuk mengetahui kunci sukses kurikulum pendidikan berkarakter.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Kesimpulan
Proses pendidikan karakter merupakan keseluruhan proses pendidikan yang dialami
peserta didik sebagai pengalaman pembentukan kepribadian melalui memahami dan
mengalami sendiri nilai-nilai, keutamaan-keutamaan moral, nilai-nilai ideal agama, dan nilai-
nilai moral.
Untuk membentuk manusia yang berkarakter maka harus selalu diupayakan
pengenalan, sehingga mampu mengidentifikasi karakter yang baik, dan membentuk rasa
kecintaan, dan pembiasaan dalam melakukan atas moral-moral yang baik sehingga tidak
hanya menjadi perilaku namun benar-benar menjadi karakter yang melekat pada diri. Cara
terbaik untuk menerapkan pendidikan karakter adalah melalui pendekatan holistik yang
mengintegrasikan pembangunan karakter ke dalam setiap aspek kehidupan sekolah.
Dalam mencapai pendidikan karakter yang efektif harus memenuhi standard prinsip-
prinsip dasar kependidikan. Keberhasilan dalam menyelenggarakan dan menanamkan nilai-
nilai kehidupan melalui pendidikan karakter dapat pula dipengaruhi oleh cara atau pendekatan
yang dipergunakan dalam menyampaikan pendidikan. Diperlukan pula guru berkarakter untuk
menghasilkan siswa berkarakter.
Keterpaduan antara kurikulum yang tepat dan berkesinambungan dan unsur-unsur
penunjangnya menjadi kunci keberhasilan pendidikan karakter yang membentuk bangsa yang
berkarakter yang memiliki peradaban dan budaya bangsa sediri .
DAFTAR PUSTAKA