Anda di halaman 1dari 4

Anggota kelompok 1 :

1. Ahmad Mabruri 12110513940


2. Annisa Amalia 12110521418
3. Putri Aseha 12110523492
4. Putri Sri Rahayu 12110522243

HAKIKAT KURIKULUM

A. Pengertian Kurikulum

Secara istilah, kata kurikulum berasal dari dunia olahraga, yaitu curir (pelari) dan curere
(tempat berpacu), yang didefinisikan sebagai jarak yang harus ditempuh oleh seorang pelari mulai
dari start sampai finish agar memperoleh kemenangan (Susila dalam Afgani, 2011).

Terdapat banyak pendefinisian mengenai kurikulum yang berkembang sejalan dengan


perkembangan teori dan praktik pendidikan. Definisi- definisi tersebut berbeda-beda tergantung
pada sudut pandang dari ahli yang bersangkutan.

1. Kurikulum Terdiri Atas Sejumlah Mata Pelajaran.


Menurut pandangan lama, kurikulum adalah sejumlah mata pelajaran yang harus
diajarkan oleh guru kepada peserta didiknya. John Frankin Bobbit (1918) menyatakan
bahwa:
"curriculum as an idea, has its roots in the Latin word for race-course, explaning the
curriculum as the course of deeds and experiences thourgh which children become the
adults they should be, for success in adult society".
2. Kurikulum Sebagai Pengalaman Belajar
Pendefinisian kurikulum yang muncul selanjutnya menekankan pada pengalaman
belajar. Caswell danCampbell (1935) menyatakan bahwa : "curriculum is all of the
experiences children have under guidences teachers". ( Kurinasih & Sani, 2014)
3. Kurikulum Merupakan Suatu Rencana Pendidikan
Pada ungkapan Hilda Taba (1962) yaitu: "curriculum is a plan for learning"
(Kurinasih & Sani, 2014). Pendapat Taba ini didukung oleh Mac Donald (1965) yang
mengungkapkan bahwa kurikulum terbentuk atas empat subsistem, yaitu :
a. Mengajar (teaching), merupakan kegiatan profesional yang diberikan oleh guru
kepada peserta didik.
b. Belajar (learning), merupakan kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik sebagai
respon terhadap kegiatan
c. Pembelajaran (instruction), merupakan interaksi maya. Dalam pand mengajar yang
diberikan oleh guru.antara belajar dan mengajar.
d. Kurikulum (currriculum), merupakan suatu rencana yang memberikan pegangan atau
pedoman dalam proses belajar dan mengajar agar berlangsung secara efektif dan
efisien (Widyastono, 2014).
4. Kurikulum sebagai Hasil Belajar yang Diharapkan
Johnson menyatakan bahwa kurikulum seharusnya tidak dipandang sebagai aktivitas,
tetapi difokuskan secara langsung pada berbagai hasil belajar yang diharapkan (intended
learning outcomes) (Widyastono, 2014). Kajian ini menekankan perubahan cara pandang
kurikulum, dari kurikulum sebagai alat (means) menjadi kurikulum sebagai tujuan atau
akhir yang akan dicapai (ends).
5. Kurikulum sebagai Reproduksi Kultural (Cultural Reproduction)
Beberapa contoh dari pandangan kurikulum sebagai reproduksi kultural ini adalah
berbagai peristiwa patriotik dalam sejarah nasional, sistem ekonomi yang dominan
(komunistik atau kapitalistik), berbagai konvensi kebudayaan, kebiasaan, dan aturan adat
istiadat (lores & folkways), serta nilai-nilai agama yang ada di berbagai sekolah yang
bernaung di bawah lembaga keagamaan seperti parochial school dan sekolah-sekolah
umum Pengembangan kurikulum semacam ini dimaksudkan untuk meneruskan nilai-nilai
kultural kepada generasi penerus, melalu lembaga penerus.
6. Kurikulum sebagai Kumpulan Tugas dan konsep Diskrit
Pandangan ini berpendapat bahwa kurikulum merupakan satu kumpulan tugas dan
konsep (discrete tasks and concept) yang harus dikuasai siswa. Dalam hal ini,
diasumsikan bahwa penguasaan tugas-tugas yang saling bersifat diskrit (berdiri sendiri)
tersebut adalah untuk mencapai tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Biasanya, tujuan yang dimaksud memiliki interpretasi behavioral yang spesifik, misalnya
mempelajari suatu tugas baru atau dapat melakukan sesuatu yang lebih baik.

B. Peran Kurikulum

Sebagai program Pendididikan yang telah direncanakan secara sistematis,kurikulum


mengemban peranan yang sangat penting bagi Pendidikan siswa. peranan kurikulum dalam
pendidikan formal di sekolah sangatlah strategis dan menentukan pencapaian tujuan pendidikan.
Kurikulum memiliki kedudukan dan posisi yang sangat sentral dalam keseluruhan proses
pendidikan, bahkan kurikulum merupakan syarat mutlak dan bagian yang tak terpisahkan dari
pendidikan itu sendiri. Apabila dirinci secara lebih mendetail peranan kurikulum sangat penting
dalam mencapai tujuan-tujuan pendidikan, paling tidak terdapat tiga peranan yang dinilai sangat
penting, yaitu peranan konservatif, peranan kritis atau evaluatif, dan peranan kreatif.

1. Peranan Konservatif

Peranan konservatif menekankan bahwa kurikulum dapat dijadikan sebagai sarana untuk
mentransmisikan nilai-nilai warisan budaya masa lalu yang dianggap masih relevan dengan
masa kini kepada generasi muda, dalam hal ini para siswa.

2. Peranan Kritis atau Evaluatif

Peranan ini dilatarbelakangi oleh adanya kenyataan bahwa nilai-nilai dan budaya yang
hidup dalam masyarakat senantiasa mengalami perubahan sehingga pewarisan nilai-nilai dan
budaya masa lalu kepada siswa perlu disesuaikan dengan kondisi yang terjadi pada masa
sekarang. Selain itu, perkembangan yang terjadi pada masa sekarang dan masa mendatang
belum tentu sesuai dengan apa yang dibutuhkan.

3. Peranan Kreatif

Peranan kreatif menekankan bahwa kurikulum harus mampu mengembangkan sesuatu


yang baru sesuai dengan perkembangan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan masyarakat
pada masa sekarang dan masa mendatang. Kurikulum harus mengandung hal-hal yang dapat
membantu setiap siswa mengembangkan semua potensi yang ada pada dirinya untuk
memperoleh pengetahuan-pengetahuan baru, kemampuan-kemampuan baru, serta cara
berpikir baru yang dibutuhkan dalam kehidupannya.

Ketiga peranan kurikulum tersebut harus berjalan secara seimbang, atau dengan kata lain
terdapat keharmonisan diantara ketiganya.Jika tidak, akan terjadi ketimpangan-ketimpangan
yang menyebabkan peranan kurikulum pendidikan menjadi tidak optimal. Menyelaraskan ketiga
peranan kurikulum tersebut menjadi tanggung jawab semua pihak yang terkait dalam proses
pendidikan, diantaranya pihak guru, kepala sekolah, pengawas, orang tua, siswa, dan masyarakat.
Dengan demikian, pihak-pihak yang terkait tersebut idealnya dapat memahami betul apa yang
menjadi tujuan dan isi dari kurikulum yang diterapkan sesuai dengan bidang tugas masing-
masing.

C. Fungsi Kurikulum

Fungsi dari kurikulum secara umum merupakan sebuah alat untuk membantu peserta
didik dalam mengembangkan dirinya ke arah tujuan pendidikan. Kurikulum mencakup
segala aspek pendidikan, termasuk di dalamnya adalah guru serta sarana dan prasarana.
Kurikulum disusun secara logis dan sistematis untuk mencapai suatu tujuan dari sekolah.
Ada pun fungsi kurikulum dapat di kelompokkan sebagai berikut.

1. Fungsi Pendidikan Umum


Kurikulum berfungsi untuk memberikan pengalaman hidup dengan
mempersiapkan peserta didik agar kelak mereka menjadi warga negara atau anggota
masyarakat yang baik dan bertanggung jawab serta mampu menginternalisasikan
nilai-nilai kehidupan sebagai makhluk sosial.
2. Suplementasi
Sebagai alat pendidikan, kurikulum berfungsi memberikan pelayanan terhadap
seluruh peserta didik sesuai dengan kemampuan serta minat dan bakat peserta didik.
3. Eksplorasi
Dalam hal ini kurikulum berfungsi untuk membantu menemukan serta
mengarahkan peserta didik untuk dapat memahami dan menerima dirinya agar mampu
mengembangkan potensi yang dimiliki sesuai dengan minat dan bakat peserta didik.
4. Keahlian
Kurikulum berfungsi sebagai wadah untuk mengembangkan kemampuan peserta
didik sesuai dengan keahlian yang dimiliki berdasarkan minat dan bakat peserta didik.

Selain dari pada itu, kurikulum berfungsi untuk mengembangkan kemampuan berpikir
peserta didik agar mampu menghadapi dan memecahkan permasalahan yang akan di
hadapi.

D. Kedudukan Kurikulum

Kurikulum merupakan inti dari pendidikan, selain berisi rumusan tentang tujuan yang
menentukan ke mana peserta didik akan dibawa dan diarahkan, juga berisi rumusan
tentang isi dan kegiatan belajar, yang akan membekali peserta didik dengan pengetahuan,
keterampilan, sikap, serta nilai-nilai yang mereka perlukan dalam kehidupan dan
pelaksanaan tugas pekerjaan di masa yang akan datang.

Kurikulum memiliki kedudukan yang sangat penting dalam pendidikan. Kurikulum


menjadi salah satu faktor yang menentukan mutu kegiatan pembelajaran, yang nantinya
akan mempengaruhi mutu lulusan. Kedudukan kurikulum dalam pendidikan adalah:
1. Sebagai construct yang dibagun untuk mentransfer apa yang sudah terjadi di masa
lalu kepada generasi berikutnya untuk dilestarikan, diteruskan, dan dikembangkan.
2. Jawaban untuk menyelesaikan berbagai masalah sosial yang berkenan dengan
pendidikan.
3. Untuk membangun kehidupan masa depan dimana kehidupan masa lalu, masa
sekarang, dan berbagai rencana pengembangan dan pembagunan bangsa dijadikan
dasar untuk mengembangkan kehidupan masa depan.
4. Sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.

Anda mungkin juga menyukai