Anda di halaman 1dari 9

Manajemen Kesiswaan

Nisa Mulia
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdhatul Ulama Tuban
mulianisa647@gmail.com
Renanda Sinta Aprilia
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdhatul Ulama Tuban
@gmail.com
Ulfah Dzhulfikar
Pendidikan Agama Islam, Fakultas Tarbiyah, Institut Agama Islam Nahdhatul Ulama Tuban
@gmail.com

Abstrak
Manajemen kesiswaan merupakan seluruh kegiatan pembinaan dan pengembangan peserta
didik yang dilaksanakan secara kontinu untuk menumbuhkan bakat, minat, dan kemampuan
peserta didik melalui kegiatan kurikuler dan ekstrakulikuler. Program karya tulis ilmiah
merupakan salah satu program dalam ranah kesiswaan yang dibuat dan dijalankan untuk
melatih dan mengembangkan para peserta didik dalam melaksanakan penelitian dan
penulisan suatu karangan ilmiah. Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan: (1)
Manajemen kesiswaan (2) Tugas dan fungsi Manajemen kesiswaan dan (3) prinsip -prinsip
Manajemen kesiswaan (4) Ruang lingkup manajemen kesiswaan

Kata kunci: manajemen, kepemimpinan, Lembaga Pendidikan Islam

PENDAHULUAN
Pendidikan merupakan salah satu aspek yang menjadi sorotan yang penting untuk
diperhatikan salah satunya adalah dalam hal pengelolaannnya agar dalam proses pendidikan
dapat berjalan dengan baik sesuai dengan tujuan yang diinginkan. Dalam hal ini berkaitan
erat dengan SDM salah satunya adalah peserta didik karena sebagai aset umat dan bangsa
yang merupakan generasi penerus untuh menciptakan langkah yang progresif dimasa
mendatang. Berbicara tentang pendidikan dalam perspektif membina, tentu hal tersebut
merupakan tanggungjawab selaku orang tua tetapi untuk lebih memperkuat dan membantu
para orang tua dalam membina atau membentuk karakter dari putra-putrinya adalah dengan
pendidikan. Manajemen kesiswaan ini erat kaitannya dengan peranan sekolah dalam
mengelola sekolah. Kepala sekolah sebagai pemimpin dituntut sebagai inovator serta
memperhatikan program pengajaran, sumber daya manusia. Sumber daya yang sifatnya
hubungan kerja sama.
Peserta didik merupakan SDM yang perlu diperhatikan karena hal ini bisa pula dikatan
sebagai asset sekolah dalam hal input, proses, out put serta out come yang dihasilkan nanti
berdasarkan pemyataan berikut dapat dijelaskan bahwa peserta didik adalah sebagai faktor
pendukung dalam terselenggaranya sekolah sebagai lembaga pendidikan formal yang
disclarasakan dengan adanya manajemen kesiswaan yang merupakan pengelolaan dalam
kegiatan pembelajaran di sekolah agar berjalan dengan lancar, tertib dan teratur serta dapat
terciptanya kondisi lingkungan sekolah yang baik sehingga peserta didik memiliki rasa
kenyamanan untuk belajar dan tujuan pembelajaran pun dapat terlaksana dengan efektif dan
efisien.
METODE PENELITIAN
Adapun metode penelitian yang dipakai adalah jenis metode penelitian kajian pustaka
(library research) dimana peneliti mengumpulkan data dengan cara membaca, mempelajari,
dan menganalisis jurnal-jurnal, buku, artikel dari peneliti terdahulu yang ada hubungannya
dengan obyek penelitian serta sumber-sumber lain yang mendukung penelitian dokumen
elektronik yang dapat mendukung dalam proses penulisan
Studi Kepustakaan Menurut Sugiyono (2016:291), berkaitan dengan kajian teoritis dan
referensi lain yang berkaitan dengan nilai, budaya dan norma yang berkembang pada situasi
sosial yang diteliti, selain itu studi kepustakaan sangat penting dalam melakukan penelitian,
hal ini dikarenakan penelitian tidak akan lepas dari literatur-literatur ilmiah. Data diperoleh
dari data yang relevan terhadap permasalahan yang akan diteliti dengan melakukan studi
pustaka lainnya seperti buku, jurnal, artikel, peneliti terdahulu.

PEMBAHASAN
Manajemen Kesiswaan
Pengertian Manajemen Kesiswaan Manajemen kesiswaan terdiri dari dua kata yaitu
manajemen dan kesiswaan. Kata manajemen berasal dari bahasa latin, yaitu dari asal kata
monus yang berarti tangan dan agere yang berarti melakukan. Manajemen adalah
menjalankan fungsi perencanaan, fungsi pengorganisasian, penggerakan, dan pengendalian
menjadi suatu rangkaian kegiatan pengambilan keputusan yang bersifat mendasar dan
menyeluruh dalam proses pendayagunaan segala sumberdaya secara efisien disertai
penetapan cara pelaksanaanya oleh seluruh jajaran dalam suatu organisasi untuk mencapai
tujuan organisas (Syaiful Sagalai.2007:52).
Sedangkan dalam kamus besar Bahasa Indonesia, kata siswa berarti Murid, Pelajar.
Secara etimologi, siswa adalah siapa yang terdaftar sebagai objek didik di suatu lembaga
pendidikan. Dengan demikian. Manajemen kesiswaan adalah penataan dan pengaturan
terhadap kegiatan yang berkaitan dengan peserta didik, mulai masuk sampai dengan
keluarnya peserta didik tersebut dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bukan hanya
berbentuk pencatatan data peserta didik, melainkan meliputi aspek yang lebih luas yang
secara operasional dapat membantu upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik
melalui proses pendidikan di sekolah.
Manajemen kesiswaan merupakan salah satu bagian dari manajemen sekolah yang
memiliki peran yang cukup besar dalam menentukan keberhasilan manajemen sekolah.
Manajemen kesiswaan dapat diartikan sebagai suatu usaha pengaturan terhadap peserta didik
mulai dari awal masuk (bahkan, sebelum masuk) hingga akhir (tamat) dari lembaga
pendidikan.
Manajemen kesiswaan merupakan proses pengurusan segala hal yang berkaitan dengan
siswa di suatu sekolah mulai dari perencanaan, penerimaan, pembinaan selama siswa berada
di sekolah, sampai siswa menamatkan pendidikan melalui penciptaan suasana yang kondusif
terhadap berlangsungya proses belajar megajar yang efektif (Suharsimi Arikunto.1986:11).
Tujuan dan Fungsi Manajemen Kesiswaan
Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai kegiatan dalam bidang
kesiswaan agar kegiatan pembelajaran disekolah dapat Berjalan lancar, tertib, teratur, serta
dapat mencapai tujuan pendidikan Sekolah. Untuk mewujudkan tujuan sekolah tersebut
manajemen kesiswaan meliputi empat kegiatan, yaitu: penerimaan siswa baru, kegiatan
kemajuan belajar, bimbingan dan, pembinaan disiplin serta monitoring.

Fungsi manajemen kesiswaan secara umum adalah sebagai wahana bagi siswa untuk
mengembangkan diri mereka scoptimal mungkin. Dari segi individualitas, segi sosial, segi
aspirasinya, segi kebutuhan dan segi- segi potensi siswa yang lainnya. Sedangkan menurut
Siagaan dalam Socbagio, fungsi manajemen adalah tugas-tugas tertentu yang harus
dilaksanakan sendiri. Fungsi manajemen kesiswaan yang digunakan. Lembaga-lembaga
pemerintahan di Indonesia adalah perencanaan, pengorganisasian, penggerakan, dan
pengawasan (Fauzan. 2016:94).

a. Perencanaan

Perencanaan merupakan suatu proses menentukan kegiatan apa yang akan dilakukan
dimasa depan nanti serta menentukan berbagai tahapan yang diperlukan untuk mencapai
tujuan. Menurut P. Siagian dalam Marasudin, perencanaan adalah kemampuan untuk
mengambil keputusan pada waktu sekarang tentang hal-hal yang akan dikerjakan di masa
yang akan dating.

b. Pengorganisasian

Menurut Ahmad Rohani dan Abu Ahmadi pengorganisasian adalah kegiatan


administratif untuk menyusun struktur dan membentuk hubungan hubungan kerja serta
menentukan orang-orang yang diberi wewenang supaya diperoleh suatu keharmonisan usaha
untuk mencapai tujuan bersama. Jadi pengorganisaan yaitu suatu proses penentuan,
pengelompokan, pengaturan, dan pembentukan pola hubungan kerja dari orang-orang untuk
mencapai tujuan organisasinya.

c. Penggerakan

Penggerakan merukan bentuk perencanaan dan pengorganisasian secara kongkrit. Jadi


perencanaan dan pengorganisasian tidak akan mencapai tujuan yang telah ditetapkan tanpa
adanya aktualisasi dalam bentuk kegiatan.

d. Kontrol/ evaluasi
Mengontrol atau melakukan pengawasaan merupakan kegiatan yang harus dilaksanakan
agar kita bisa melihat apakah sudah sesuai dengan apa yang diharapkan atau tidak.
Pengawasan diterapkan dalam fungsi manajemen, agar pelaksanaan kegiatan yang telah
ditetapkan tidak melenceng dari perencanaannya.
Prinsip-prinsip Manajemen Kesiswaan
Prinsip adalah asas atau pondasi pokok fakta untuk pola berfikir dan bertindak. prinsip
pengelolaan kesiswaan adalah mengutamakan peserta didik untuk kegiatan utama dalam
kemajuan lembaga pendidikan. Prinsip pengelolaan kesiswaanyakni: (1) untuk mengatur
seluruh pengelolaan sekolah; (2) memberikan misi pendidikan; (3) kegiatan pengelolaan
kesiswaan berupaya menyatukan siswa dengan keadaan keluarga yang beragam dan banyak
perbedaanya: (4) sebagai upaya pengaturan terhadap pcbimbing peserta didik: dan (5)
kegiatan manajemen peserta didik, senantiasa berlatar sesuai dengan fungsinya
(Wicaksono,2016:33).

Manajemen kesiswaan adalah seluruh proses kegiatan yang direncanakan dan


diusahakan secara sengaja serta pembinaan secara kontinu terhadap seluruh peserta didik
(dalam lembaga pendidikan yang bersangkutan) agar dapat mengikuti proses belajar
mengajar secara efektif dan efisien mulai dari penerimaan peserta didik hingga keluamya
peserta didik dari suatu sekolah. Manajemen kesiswaan bertujuan untuk mengatur berbagai
kegiatan dalam bidang kesiswaan agar kegiatan pembelajaran di sekolah dapat berjalan
lancar, tertib, teratur serta dapat mencapai tujuan pendidikan sekolah, herkenaan dengan
manajemen kesiswaan ada beberapa prinsip dasar yang harus mendapat perhatian berikut ini,
yaitu:

1. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek bukan objek sehingga Harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan Pengambilan keputusan dengan
kegiatan mereka.itu diperlukan wahana kegiatan yang beragam schinggga setiap
siswa memiliki wahana untuk berkembang secara optimal.

2. Siswa hanya akan termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan,
dan

3. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga
afektif dan pisikomotorik

Berkenaan dengan manajemen kesiswaan, ada beberapa prinsip dasar yang harus
mendapat perhatian berikut ini:

a. Siswa harus diperlakukan sebagai subjek dan bukan objek, sehingga harus didorong
untuk berperan serta dalam setiap perencanaan dan pengambilan keputusan yang
terkait dengan kegiatan mereka.

b. Keadaan dan kondisi siswa sangat beragam, ditinjau dari kondisi fisik, kemampuan
intelektual, sosial ekonomi, minat dan sebagainya. Oleh karena itu, diperlukan
wahana kegiatan yang beragam, schingga setiap siswa memiliki wahana untuk
berkembang secara optimal.
c. Pada dasarnya siswa hanya termotivasi belajar, jika mereka menyenangi apa yang diajarkan.

d. Pengembangan potensi siswa tidak hanya menyangkut ranah kognitif, tetapi juga ranah
afektif, dan psikomotor (Hasbullah.2010:121).
Ruang Lingkup Manajemen Kesiswaan
Kegiatan administrasi siswa dapat didaftar melalui gambaran bahwa lembaga
pendidikan diumpamakan sebuah transformasi, yang mengenal masukan (input). Pengelolaan
didalam tranformasi (proses) dan keluaran (output). Dengan demikian penyajian penjelasaan
administrasi siswa dapat diurutkan menurut aspek-aspek tersebut. Dengan melihat pada
proses memasuki sekolah sampai murid meninggalkannya. Ruang lingkup Manajemen
kesiswaan adalah (Bayu Candra Pamungkas, 2021:29-31).

1. Perencanaan kesiswaan; Para calon siswa yang diterima maksimal adalah 160
peserta didik, dibagi menjadi 5 kelas (32 peserta didik per kelas) dalam setiap
angkatannya. Prosedur PPDB terdiri dari pembentukan panitia. Sosialisasi,
pelaksanaan, seleksi, pengumuman siswa yang diterima. Observasi bakat siswa.
PPDB dilaksanakan kontinu setiap tahun pada bulan April. Sebelum PPDB pantia
mensosialisasikan kepada masyarakat dan membagikan brosur ke TK (Taman
Kanak Kanak) berupa promosi dan syarat ketentuan para calon siswa. Tahap
berikutnya adalah observasi untuk melihat kemampuan siswa, lalu 3 hari kemudian
dilakukan pengumuman hasil seleksi.

2. Rekrutmen atau biasa disebut dengan PPDB dengan kegiatan kebijakan penerimaan
peserta didik,

3. Orientasi siswa atau biasa disebut dengan Masa Orientasi Peserta Didik
(MOPD);Dalam menjalankan kepemimpinan pasti membutuhkan model-model
kepemimpinan tertentu yang sesuai dengan berkembangnya situasi dan kondisi
sosial, baik secara internal, organisasi ataupun dalam lingkungan sosial yang
mengitarinya. Adapun model - model Setelah calon diterima, pihak sekolah
mengadakan perkenalan lingkungan sekolah atau kegiatan orientasi. Kegiatan
orientasi dimulai dari perkenalan guru, perkenalan program sekolah, perkenalan
lingkungan, dan memotivasi siswa dengan cara menampilkan siswa- siswa
berprestasi.

4. Pengelompokan atau penempatan siswa dengan tujuan memudahkan pemberian


layanan selama menjadi siswa di satuan pendidikan: Pengelompokkan atau
penempatan peserta didik tidak dipisahkan. Setiap satu kelas, terdapat peserta didik
dengan kemampuan berbeda- beda, terdapat laki-laki dan perempuan, latar belakang
ekonomi, tempat tinggal, bahkan siswa berkebutuhan khusus dapat berbaur dengan
siswa lainnya. Pada jam pelajaran tambahan bagi kelas 6. Peserta didik
dikelompokan sesuai dengan kemampuan, keadaan tersebut dibuat dengan tujuan
agar dapat meningkatkan motivasi berprestasi siswa dan menimbulkan daya saing
setiap peserta didik.

5. Pencatatan absensi dengan tujuan memberikan pembinaan kedisiplinan:Pencatatan


kehadiran dan ketidakhadiran peserta didik menggunakan daftar harian dan daftar
absen. Siswa datang dan melihat nama mereka pada daftar buku daftar harian siswa
setiap kelas, siswa berlombalomba memparafkan (tanda tangan) untuk kelas atas.
Setiap bulan, guru kelas memperlihatkan persentase kehadiran setiap anak. Jika
terdapat yang tidak masuk sampai dengan 3 hari atau lebih, maka guru harus
melaksanakan home visit

6. Evaluasi kesiswaan dengan melakukan kegiatan pengukuran perkembangan dan


prestasi peserta didik: Evaluasi dilakukan dengan berkala, yaitu evaluasi harian,
mingguan, bulanan, tengah semester, akhir semester, hingga Ujian Nasional
Berbasis Komputer (UNBK) yang diadakan serentak di seluruh Indonesia. Hal
tersebut, guna menyukseskan prestasi melatih pemahaman dan mengukur
kompetensi akademik siswa melalui ujian tertulis. Teknik evaluasi yang digunakan
guru dengan tes atau non tes. Tes diberikan dalam soal latihan setiap selesai tema
pembelajaran, sedangkan evaluasi non tes diberikan dalam bantuk tes lisan
(tanyajawab) dan perilaku. Contohnya, teknik evaluasi untuk peserta didik pada
tingkat 1, tidak bisa dilaksanakan melalui teknik tes tertulis, maka guru memberikan
tes lisan. Setiap minggu, seluruh guru selalu mengadakan penilai harian untuk
semua tema. Selain itu, juga mengadakan penilaian sikap setiap hari. Penilaian
sikap menjadi fokus pada SD yang akan dicatat oleh guru pada jurnal. Misalnya jika
siswa tiba lebih dulu ke sekolah guru mencatat di di jurnal bahwa anak ini rajin
berangkat pagi dan menjadi tauladan bagi siswa lain, selain itu terdapat siswa
dengan sikap terpuji, sampai menyimpang.
7. Pelaporan hasil evaluasi dengan tujuan untuk memberikan timbal balik akuntabilitas
atau report kegiatan siswa selama di sekolah atas kepercayaan orang tua kepada
lembaga; Setiap semester guru selalu memasukan hasil rekap nilai para siswa ke
dalam raporan penilaian peserta didik. Pelaporan hasil evaluasi selalu dilakukan
pada tengah semester (di bulan Maret) dan akhir semester (di bulan Mei).

8. Sistem Tingkat dan Nontingkat Peserta Didik Sistem tingkat dan non tingkat peserta
didik atau biasa disebut dengan istilah kenaikan kelas. Tidak terdapat siswa dengan
keadaan dan status tertinggal maupun naik terlebih dahulu atau bisa disebut.
Dengan istilah akselerasi kenaikan kelas. Sistem tingkat selalu memperhatikan
perkembangan kecakapan kognitif, afektif, juga psikomotorik. Pola non tingkat
siswa di SD Pertiwi belum pernah dilaksanakan, karena kemampuan siswa selalu
sama pada setiap angkatan peserta didik.

9. Mutasi dan dropout peserta didik yakni proses perpindahan peserta didik: Terdapat
mutasi siswa karena masalah orang tua pindah tugas misalnya dari dalam kota ke
luar kota atau sebaliknya, dan penyebab lain siswa mutasi karena pindah rumah,
dan masalah rumah tangga. Kebijakan mutasi siswa dari luar ke dalam selalu
melihat kondisi, jika jumlah siswa sudah banyak maka tidak diterima karena
beberapa alasan. Terdapat syarat mutasi untuk masuk ke SD Pertiwi, diantaranya:
(1) surat pindah resmi dari sekolah sebelumnya; (2) tempat tinggal: dan (3) evaluasi
kemampuan akademik. Tidak ada dropout peserta didik, ketika ada masalah, pihak
sekolah akan membantu dengan mendata identitas peserta didik. Jika terdapat
peserta didik yang mengalami permasalahan ekonomi, pihak sekolah memberikan
keringanan untuk tetap belajar, dan sekolah akan bersubsidi dengan beasiswa.
Sekolah tidak ingin anak didiknya dropout karena masalah ekonomi. Sekolah ini
pun sangat memelihara silaturahmi dan ukhuwah antar orangtua peserta didik.

10. Layanan khusus penunjang agar siswa lancer dan mampu mengembangkan diri:
Layanan khusus untuk menunjang kebutuhan peserta didik yaitu UKS (Usaha
Kesehatan Sekolah), kantin, perpustakaan, kamar mandi, tempat mencuci tangan,
multimedia, dan sarana prasana lainnya yang menunjang kebutuhan peserta didik.
Layanan khusus yang disediakan terdiri dari kantin, UKS, Toilet, perpustakaan, dan
tempat mencuci tangan.

11. Pembinaan disiplin dengan tahapan perencanaan meliputi membuat aturan dan
menentukan konsekuensi: Pembinaan disiplin dilakukan setiap hari. Ketika terdapat
anak yang melanggar dicatat dan bagi anak yang sudah disiplin mengikuti peraturan
sekolah akan diapresiasi. Bagi anak yang melanggar diingatkan untuk menerapkan
disiplin. Setiap hari anak akan berbaris untuk catatan jurnal (untuk mencatat sikap
sosial dan sikap spiritual). Di kelas guru melakukan pembinaan disiplin dengan
catatan jurnal. Bagi anak-anak yang sangat disiplin seperti datang lebih awal
diberikan apresiasi untuk dijadikan contoh untuk anak-anak yang lain. Jika terdapat
anak yang melanggar seperti jail akan dicatat ke catatan jurnal. Jika sudah
dilakukan beberapa kali maka harus ditindak dengan. Memberitahukan kepada
orang tua, selain itu dilakukannya sidang kecil di ruang guru. Mereka menulis
perjanjian untuk tidak melakukan pelanggaran itu lagi dengan tulisan mereka
sendiri. Apabila anak datang telat untuk mengikuti upacara bendera mereka akan
diberi nasihat dan dicatat pada catatan jurnal dan dijumlahkan berapa banyak
mereka telat, jika melebihi batas maka guru akan bertanya kepada orang tuanya apa
sebab anak didiknya terlambat.

12. Pengembangan Diri Peserta Didik Para peserta didik yang berprestasi dilakukan
pembinaan, dibina olch guru yang kompeten. Bagi siswa yang mengikuti ekskul
akan diikutsertakan lomba tetapi dilakukan seleksi terlebih dahulu, seperti
menganyam, menari, catur, karate, sains, dan lain-lain. Setelah diidentifikasi
anakanak yang berprestasi dilakukanlah pembinaan secara khusus oleh guru-guru
yang ditugaskan kepala sekolah. Mereka akan dicatat untuk seleksi ditingkat
pengembangan diri. Pengembangan diri secara umum langsung di bawah
penanganan kesiswaan yang lebih luas

13. Organisasi peserta didik di sekolah yang terdiri dari kegiatan intrakurikuler dan
ekstrakurikuler; dan Organisasi Peserta Didik Organisasi siswa terdiri dari pramuka,
kamte, bulu tangkis, bola voli, catur, tenis meja, band, angklung. Paduan suara,
futsal, sains, jurnalistik, dokter kecil, bahasa inggris, tari, dan komputer. Pramuka
merupakan aktivitas wajib untuk siswa, selain itu siswa bebas memilih organisasi
mana saja yang mereka minati.

14. Kegiatan akhir sampai pada perpisahan dan lulusnya siswa yang. Bertujuan menilai
pencapaian SKL untuk semua mata pelajaran sesuai programnya sebagai bentuk
transparasi, profesional, dan akuntabel lembaga. Guru berperan sebagai
inspirator.Informator, dan demonstrator (Djamarah, 2010).

15. Kelulusan dan Alumni Peserta Didik Kelulusan dapat menjadi promosi sekolah
untuk menarik minat masyarakat.

Peran Guru dalam Manajemen Peserta Didik Peran guru sangat penting, dari mulai
perencanaan sampai kelulusan atau alumni. Di antara peran guru yaitu: (1) Pengelola, baik di
dalam kelas atau di luar kelas. Guru memikirkan peserta didik dari awal hingga peserta didik
lulus: (2) Puru selalu memberikan informasi mengenai segala sesuatu yang diperlukan peserta
didik baik di dalam kelas, maupun di luar kelas, (3) Guru memberikan semangat kepada para
peserta didik dengan membimbing dan pembinaan: (4) Memberikan kebutuhan para peserta
didik; (5) Guru memberikan pembelajaran dan model yang haik bagi peserta didik; (6) Guru
memberikan pembinaan untuk mengembangkan bakat dana minat peserta didik: (7) Guru
memberikan bantuan untuk dapat mengevaluasi dan menilai peserta didik; (8) Guru
memberikan bantuan untuk memperbaiki dan menilai proses pembelajarannya; (9) Dalam
kegiatan belajar mengajar, guru selalu memberikan media yang menarik dalam pembelajaran:
(10) Guru memberikan materi yang dibutuhkan peserta didik: (11) Memberikan kemudahan
dan bantuan atas permasalahan peserta didik; dan (12) Memberikan penilaian baik dan buruk
kepada peserta didik (Dr. E. Mulyasa, M.Pd.2024:45).

KESIMPULAN
Manajemen kesiswaan merupakan pengelolaan dalam hal kaitannya dengan proses
kegiatan yang memang direncanakan secara sengaja sebagai pembinaan yang berkelanjutan
terhadap peserta didik agar dapat mengikuti proses belajar mengajar secara efektif dan
efisien. Konsep dasar manajemen kesiswaan. Adanya upaya pembinaan dalam proses
pendidikan untuk memantau sekaligus membantu pertumbuhan dan perkembangan peserta
didik. Fungsi manajemen sangat berkaitan erat dengan tujuan manajemen. Dimana tujuan itu
sendiri adalah suatu hasil akhir Jadi tujuan dan fungsi manajemen kesiswaan adalah mengatur
berbagai kegiatan dalam bidang kesiswaan serta sebagai wahana bagi siswa untuk
mengembangkan dirinya.

Kegiatan manajemen kesiswaan merupakan bagian penting yang harus diperhatikan


dalam penyelenggaraan kegiatan pendidikan disekolah. Kegiatan yang diselenggarakan harus
didasrkan kepada kepentingan dan perkembangan serta peningkatan kemampuan peserta
didik dalam bidang kognitif, efektif dan psikomotor dan sesuai keinginan minat dan bakat
peserta didik.

Manajemen kesiswaan bukan hanya dalam bentuk pencatatan data peserta didik saja,
melainkan meliputi beberapa aspek luas yang secara oprasional dapat digunakan untuk
membantu kelancaran upaya pertumbuhan dan perkembangan peserta didik melalui proses
pendidikan disekolah.

DAFTAR PUSTAKA
Bayu Candra Pamungkas, 2021. Manajemen kesiswaan dalam meningkatkan kualitas peserta
didik melalui program karya tulis ilmiah, Jurnal Administrasi Pendidikan Islam,Vol 3,
No 1.
Dr. E. Mulyasa, M.Pd., Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT REMAJA
ROSDAKARYA, 2004).
Fauzan, A. (2016). KEPEMIMPINAN Kependidikan Islam, 94-113. VISIONER DALAM.
Jurnal
Hasbullah, Otonomi pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010).
Nurmadiah, M.A. (2014). Konsep Manajemen Kesiswaan. Jurnal Keislaman dan Peradaban.
Vol 3. No 1.
Suharsimi Arikunto, Pengelolaan Kelas dan Siswa, (Jakarta: Rajawali, 1986).
Syaiful Sagala, Manajemen Strategi dalam Penigkatan Mutu Penndidikan, (bandung: Alfabeta,
2007).
Sugiyono. 2016. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan Kombinasi. Bandung: Alfabeta
Wicaksono, Abdul Halim. 2016. Manajemen Keisswaan Dalam Mengembangkan Potensi
Peserta Didik Melalui Ekstrakulikuler. Skripsi. UIN Maulana Malik Ibrahim Malang.
Hal: 33

Anda mungkin juga menyukai