Anda di halaman 1dari 13

PENGARUH MANAJEMEN DIKLAT DALAM MENINGKATKAN

KOMPETENSI GURU MELALUI PELATIHAN BESERTA FAKTOR


PENENTUNYA

Nilatul khoiriyyah
Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Ponorogo
nilatulkhoiriyyah13@gmail.com

Abstrak
Menyadari peran dan tugas berat yang diemban oleh guru, maka kompetensi guru
yang berkualitas sangat dibutuhkan. Salah satu cara agar mendapatkan kompetensi
yang berkualitas dengan diadakannya manajemen diklat. Diklat merupakan faktor
yang mempengaruhi prestasi kerja serta dampak perkembangan kompetensi para
guru. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui seberapa pengaruhnya manajemen
diklat dalam meningkatkan kompetensi para guru. Untuk metode Penelitian
menggunakan jenis riset kepustakaan (library research). Penelitian yang dilakukan
dengan membaca buku-buku atau majalah dan sumber data lainnya untuk
menghimpun data dari berbagai literatur, baik perpustakaan maupun di tempat-
tempat lain. Dengan teori kualitatif yang bersifat umum. Diklat sendiri diadakan
oleh seorang kepala sekolah yang sesuai dengan kebutuhan organisasi serta
kemampuan yang dimiliki pegawai atau pekerjaan yang terdapat dalam analisis
jabatan. Hasil penelitian ini akan menunjukkan beberapa faktor penentu lainnya
yang mendukung perkembangan kompetensi para guru dalam profesinya sebagai
pengajar.
Kata kunci: Manajemen Diklat, Kompetensi Guru, Profesi

Abstrack
Recognizing the heavy roles and duties teachers assume, so quality teacher competence is
sorely needed. One way to achieve quality competence with which management is structured.
Inclusion is a factor affecting job performance as well as the impact of teachers' competence.
The study aims to know how influential management is concentrated in improving the
competence of teachers. For research methods using library research types. Research
conducted by reading books or magazines and other data sources to capture data from various
literature, both libraries and elsewhere. With generalized qualitative theories. A principal is
personally conducted by a principal who matches the organizational needs and abilities of an
employee or job that are found in the job analysis. The results of this study will point to
several other accounting factors that support the competence of teachers in his profession.

Keywords: Management Klate, Teacher Competence, Profession

Introduction (Pendahuluan)

Guru adalah unsur penting di dalam keseluruhan sistem pendidikan. Karena


itu peranan dan kedudukan guru demi meningkatkan mutu dan kualitas anak didik
harus diperhitungkan dengan sunguh-sungguh. Untuk itu guru harus selalu
meningkatkan kompetensinnya. Salah satuya dengan manajemen diklat berupa
pelatihan. Pelatihan adalah proses pendidikan jangka pendek yang menggunakan
cara dan prosedur yang sistematis dan terorganisir. Proses yang dimaksud agar
peserta yang mengikuti dapat mencapai kemampuan tertentu dalam mencapai
tujuan organisasi.1 Maka dari itu, proses tersebut terikat dengan tujuan organisasi.
Pelatihan ini dapat dipandang secara sempit ataupun luas.
Para peserta pelatihan akan mempelajari pengetahuan dan keterampilan yang
sifatnya praktis untuk tujuan tertentu. Hal ini karena diklat dapat menambah
pengetahuan, meningkatkan ketrampilan, terbentuknya sikap mental para guru, dan
dapat meningkatkan mutu pengetahuan dan kemajuan lembaga pendidikan secara
menyeluruh, serta untuk meningkatkan karier guru yang bersangkutan dengan
waktu yang relative lebih singkat dengan kelebihan dapat menambah pengetahuan
secara cepat dan otomatis kompetensi yang ada dalam diri seseorang akan
meningkatkan.
Dibandingkan dengan zaman dahulu kompetensi guru sangat lemah
sehingga SDM yang dicetak belum sepenuhnya berhasil pada dunia kerja. Berbeda
dengan zaman sekarang kemajuan teknologi yang pesat membuat program diklat
menjadi sangat diperlukan baik untuk guru baru maupun guru-guru yang sudah
lama bekerja. Kepala sekolah dituntut untuk memiliki strategi guna

1 Wilson, Bangun, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Penerbit Erlangga, 2012)
mengembangkan kreatifitas dalam mengelola pendidikan dengan menerapkan
metode baru agar dapat mengimbangi kemajuan teknologi yang pesat.2 Diklat yang
diikuti oleh guru baru berfungsi sebagai alat pengenalan terhadap pekerjaannya,
karena pada prinsipnya apabila guru sudah mengenal dan mengetahui
pekerjaannya maka akan timbul rasa sukanya dalam mengajar, dan dengan
menyukai pekerjaan yang dilakukan akan menjadi lebih mudah dan penuh
semangat, sehingga kinerja guru menjadi meningkat dan dapat melaksanakan
pekerjaan dengan efektif dan efisien.
Berdasarkan beberapa definisi tersebut, dapat disimpulkan bahwa pelatihan
adalah program pengembangan sumber daya manusia yang dilaksanakan secara
terencana dan dilaksanakan dalam waktu yang relatif singkat dengan tujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, kemampuan, keterampilan, serta memperbaiki sikap
dan tanggung jawab seseorang dalam melakukan pekerjaannya. Dengan mengikuti
pelatihan, seseorang diharapkan dapat meningkatkan hasil kerjanya menjadi
semakin baik dibandingkan sebelumnya. Berdasarkan paparan diatas dapat diambil
rumusan masalah pada penelitian yaitu adakah pengaruh pendidikan dan pelatihan
(Diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru di indonesia?. Dan pada dasarnya
tujuan penelitian ini adalah untuk menjawab pokok permasalahan penelitian, oleh
karena itu tujuan penelitian ini adalah: Untuk mengetahui adakah pengaruh
pendidikan dan pelatihan (Diklat) terhadap peningkatan kompetensi guru.

Literatur Review (Kajian Teori)


Pada bagian ini akan diuraikan mengenai kajian teori dan kerangka berfikir. Kajian
teori berisi teori-teori dari para ahli dan sumber lainnya yang terkait dengan
penelitian. Kerangka berfikir berupa gambaran singkat penelitian. Penjelasan yang
lebih rinci akan diuraikan sebagai berikut.
A. Manfaat manajemen Diklat Bagi Para Pendidik
Menurut Suhendra (2006:6) menyatakan bahwa:“ pelatihan adalah
proses di mana orang mencapai kemampaun tertentu untuk membantu

2 Putra Bonse Aris Mandala, Iwan Kumalaputra, Pengaruh Kompetensi Dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Guru Mata Pelajaran, Jurnal Ilmu Manajemen Dan Bisnis, Vol. 12 No. 1 (Maret 2021), 59
mencapai tujuan organisasi. Proses ini terkait dengan tujuan yang hendak
dicapai oleh institusi atau lembaga pendidikan, di mana seorang guru
dituntut untuk memiliki kemampuan dan pengetahuan yang memfokuskan
kepada guru itu sendiri untuk mencapai kamampuan baru yang berguna bagi
pekerjaannya disaat ini dan di masa yang akan datang yang pada akhirnya
dapat membantu tercapainya tujuan institusi atau lembaga pendidikan”.3
Bahwa diklat merupakan upaya yang dilakukan oleh seseorang atau
pimpinan dalam rangka mengembangkan sumber daya munusia dalam hal
ini adalah guru, terutama untuk mengembangkan kemampuan intelektual
dan kemampuan kepribadian guru kearah yang diinginkan oleh institusi oleh
lembaga pendidikan yang bersangkutan.
Guru yang berkualitas adalah mereka yang memiliki kualifikasi
sebagai tenaga pendidik profesional. Pasal 8 UU Nomor 14 Tahun 2005
tentang Guru dan Dosen menyebutkan “Guru wajib memiliki kualifikasi
akademik, kompetensi, sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta
memiliki kemampuan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional”.
Dalam melaksanakan tugas pendidikan, kebanyakan sekolah juga
kerap menghadapi kendala berkaitan dengan kinerja guru sebagai motor
penggerak keberhasilan pendidikan. Permasalahan kinerja guru ini dapat
dilihat dari beberapa indikasi, seperti tingkat ketidak hadiran guru,
kesadaran guru dalam melengkapi administrasi pembelajaran, ketepatan
waktu dalam mengumpulkan soal ujian, prestasi peserta didik, serta indikasi-
indikasi lainnya.4
Dalam mengatasi permasalahan tersebut di atas, pengelola harus
segera mengambil tindakan untuk meningkatkan kompetensi guru melalui
pelatihan. Simamora Henri (1995: 286) menyatakan: "Pelatihan adalah
Meningkatkan kualitas pembelajaran dalam dunia pendidikan”. Berapa

3 Suhenra, Manajemen Suber Daya Manusia, (Jakarta : UIN JakartaPress, 2006), 66.
4 Putra Bonse Aris Mandala, Iwan Kumalaputra, Pengaruh Kompetensi Dan Pelatihan Terhadap
Kinerja Guru Mata Pelajaran, Jurnal Ilmu Manajemen Dan Bisnis, Vol. 12 No. 1 (Maret 2021), 56
banyak manfaatnya? Hasil nyata yang diperoleh dari program pelatihan
adalah:
1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas produktivitas,
2. Mengurangi waktu belajar yang harus dicapai guru standar
kinerja yang dapat diterima,
3. Mencapai sikap yang lebih baik, loyalitas dan kerjasama,
4. Untuk memenuhi kebutuhan perencanaan sumber daya
manusia,
5. Mengurangi jumlah dan biaya kecelakaan kerja,
6. Membantu guru dalam peningkatan dan pengembangan
pribadi mereka.
Di samping itu, seorang guru juga harus menguasai kompetensi
pedagogik, kepribadian, sosial, dan kompetensi professional. Kualitas
seorang guru akan tercermin dari kinerjanya, yang akan menjadi tolak ukur
apakah suatu satuan pendidikan (sekolah) dapat berhasil mencetak lulusan
yang berkualitas. Untuk memilih metode pelatihan yang sesuai dengan
situasi tertentu, pertama definisikan secara cermat apa yang ingin diajarkan.
Itu adalah tujuan fase penilaian kebutuhan. Selanjutnya memilih metode
yang sesuai dengan kebutuhan agar pembelajaran yang efektif terjadi.
Methode (Metode yang digunakan)
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan
kualitatif. Pendekatan kualitatif pada hakikatnya adalah mengamati orang dalam
lingkungannya, dengan istilah lain peneliti terjun langsung ke lapangan penelitian
dan berusaha memahami bahasa dan tafsiran mereka tentang dunia sekitarnya.5
Tetapi cara yang saya lakukan untuk menyelesaikan penelitian ini bukan
terjun langsung ke lapangan penelitian melainkan dengan metode deskriptif, yaitu
metode yang digunakan untuk menganalisis peristiwa-peristiwa pada saat
penelitian berlangsung. Menurut Sugiyono metode penelitian deskriptif yang
dilakukan untuk mengetahui nilai variable mandiri atau lebih (independen) tanpa

5 Nasution,S, Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif, (Bandung: Tarsito, 1998), 12.


membuat perbandingan atau menggabungkan antara variable satu dengan yang
lain.6
Media Penelitian yang utama dengan studi literatur, yaitu dengan cara
mempelajari berbagai sumber literatur, seperti buku, jurnal, maupun sumber
elektronik lainnya yang bertujuan untuk memperoleh data pendukung berupa teori
atau konsep yang akan dijadikan sebagai landasan berpikir dalam penelitian ini.
7Penelitian ini memfokuskan dengan menganalisis fenomena yang berhubungan
dengan manajemen peningkatan kompetensi guru melalui pelatihan atau diklat.
Pada penelitian ini subyek penelitiannya adalah para pengajar yang
berprofesi sebagai guru di era globalisasi, memang cakupannya sangat luas
sehingga solusi yang tepat diadakannya diklat atau pelatihan. Yang meneliti
pengaruh kepemimpinan guru, kepeduliannya terhadap lingkungan dan
komitmennya terhadap perbaikan lingkungan kerja/sekolah.
Jika kita bicara tentang subyek penelitian sebetulnya kita berbicara tentang
unit analisis, yaitu subjek yang menjadi pusat perhatian atau sasaran. Seorang guru
dan pelatihan tidak dapat terpisahkan, diklat adalah proses meningkatkan
pengetahuan dan keterampilan pegawai. Pelatihan mungkin meliputi pengubahan
sikap sehingga pegawai dapat pekerjaan lebih efektif. Pelatihan bisa dilakukan pada
semua tingkat dalam organisasi.8

Result (Hasil)
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di peroleh data dengan
memperbaiki sistem perencanaan dalam kegiatan manajemen peningkatan
kompetensi guru terlebih dahulu. Metode pelatihan (diklat) merupakan suatu cara
sistematis yang dapat memberikan deskripsi secara luas serta dapat

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2013), 35.
6

Zubair, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, Jurnal Manajemen Peningkatan Kinerja Guru,
7

Issn: 1979-732, 306

8 Kaswan, Pelatihan dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja SDM, (Bandung: Alfabeta,
2011), 2.
mengkondisikan penyelenggaraan pelatihan (diklat) untuk mengembangkan aspek
kognitif, efektif dan psikomotorif tenaga kerja terhadap tugas dan pekerjaannya.9
Berdasarkan hasil penelitian kualitatif dengan menggunakan library research
yaitu mengumpulkan data dan banyak membaca buku reverensi untuk mengetahui
hubungan antara perkembangan diklat mempengaruhi kompetensi para guru.
10Apabila seseorang telah menguasai standart kompetensi hingga tingkatan yang
tinggi secara terus menerus, ia sudah masuk kedalam kategori orang yang
berkompeten di bidang tugas tersebut. Dari beberapa uaraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa indikator kompetensi guru antara lain:
1. Kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar.
2. Penguasaan materi yang akan diajarkan pada siswa.
3. Penguasaan metode dan strategi mengajar.
4. Pemberian tugas-tugas pada siswa.
5. Kemampuan mengelola kelas.
6. Kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi.
7. Sikap yang dimiliki guru.
Dalam penelitian ini, indikator di atas digunakan sebagai acuan penilaian
kompetensi guru dalam proses pembelajaran. Dan diharapkan peranan tersebut
dapat berjalan dengan baik. Komitmen organisasi secara umum dipahami sebagai
ikatan kejiwaan individu terhadap organisasi termasuk keterlibatan kerja, kesetiaan
dan perasaan percaya pada nilai-nilai organisasi.11
Tugas utama seorang guru adalah mendidik, mengajar, membimbing,
mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik. Pada Pasal 28 Ayat
3 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
dikemukakan bahwa seorang guru yang profesional pada jenjang pendidikan

9 Slameto, Bambang S, Slameto Lasmono, Krisma Widi Wardani Peningkatan Kinerja Guru

Melalui Pelatihan Beserta Faktor Penentunya,(Juli, 2017)


10 Makasihi, Erlin A, Pengaruh Implementasi Program Diklat Struktural PNS Terhadap Tingkat

Kompetensi Kepemimpinan Aparatur di Sekretariat Daerah Kabupaten Kepulauan Sitaro. Journal Vol. II No.
4, (2013), 30

11 Charles O’Reilly dalam Djati & Khusaini, Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi, Komitmen
Organisasi, Dan Prestasi Kerja, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan, Vol. 5 No. 1, Universitas Kristen
Petra, 24
menengah harus menguasai empat macam kompetensi. Keempat kompetensi
tersebut adalah :
1. Kompetensi pedagogik, yaitu kemampuan seorang guru untuk dapat
mengelola proses pembelajaran peserta didik.
2. Kompetensi kepribadian, yaitu karakter pribadi seorang guru yang
berakhlak mulia, arif, dan berwibawa sehingga dapat diteladani oleh
setiap peserta didik.
3. Kompetensi sosial, yaitu kemampuan guru dalam berinteraksi, baik di
dalam lingkungan sekolah maupun di luar lingkungan sekolah.
4. Kompetensi profesional, yaitu kemampuan yang harus dikuasai
seorang guru agar dapat melaksanakan tugasnya mengajar dengan
baik.
Dalam penelitian ini komitmen berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja, bahkan komitmen menjadi determinan atau penentu kinerja guru. Hasil ini
sesuai dengan data sebelumnya bahwa komitmen berpengaruh positif terhadap
kinerja guru pasca pelatihan.
Temuan ini sangat penting bagi manajemen peningkatan mutu pendidikan
dan pelatihan yang berbasis kinerja. Oleh karena itu, pengetahuan pegawai harus
diperbaiki dan dikembangkan agar mereka tidak berbuat sesuatu yang merugikan
usaha pencapaian tujuan dengan sukses. Tujuannya adalah untuk memastikan
pegawai bekerja sesuai dengan standart yang diinginkan perusahaan serta tujuan
pemenuhan kebutuhan pegawai itu sendiri.
Walaupun begitu masih ada beberapa hal yang perlu diperhatikan lebih
lanjut dan dijadikan masukan untuk penyempurnaan model diklat ke depannya,
yaitu sehubungan dengan keberlanjutan setelah diklat berakhir, kususnya
kemampuan mengembangkan profesionalitas guru dalam bidang pekerjaan dan
kemampuan menyesuaikan diri terhadap perubahan dalam perkembangan
IPTEKS.12

12 Slameto, Bambang S, Slameto Lasmono, Krisma Widi Wardani Peningkatan Kinerja Guru
Melalui Pelatihan Beserta Faktor Penentunya,(Juli, 2017), 200.
Kesadaran akan pentingnya pelaksanaan program Pelatihan (Diklat) ini
merupakan realita yang harus dihadapi para menejer saat ini. Lembaga pendidikan
tidak dapat mengabaikan manfaat yang diperoleh dari pelaksanaan saat ini. Upaya
memaksimalkan tingkat pendidikan dan penerapan pelatihan kerja merupakan
upaya perusahaan dalam memenuhi kebutuhan para pengajar yang
sangatnberpengaruh terhadap kompetensi guru tersebut.
Manfaat penelitian ini secara teoritis adalah diharapkan dapat memperkaya
bahan kajian dibidang manajemen, khususnya manajemen peningkatan kompetensi
guru di era globalisasi. Sedangkan secara praktis hasil penelitian ini diharapkan
dapat memotivasi pengelola pendidikan sehingga program yang dilaksanakan dan
fungsi manajemen berjalan secara baik mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
monitoring dan evalusi serta pemecahan masalah yang ditemukan, selain itu
memberikan acuan bagi pengelola pendidikan di instansi pendidikan sehingga
dapat lebih meningkatkan kinerja guru di lingkungan sekolah.

Discussion (Analisis/pembahasan)
Sesuai dengan pendapat Suparno (2010) bahwa sosok kompetensi utuh
seorang guru secara umum tertuang dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007
tentang Standart Kompetensi Guru. Adapun kompetensi guru profesional tersebut
dapat dijabarkan sebagai berikut:13
1. Menguasai materi , struktur, konsep dan pola pikir keilmuan sesuai
mata pelajaran yang diampunya.
2. Menguasai standart kompetensi dasar mata pelajaran/bidang
pengembangan yang diampu.
3. Dapat mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara
kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan
melakukan tindakan yang efektif dan efisien.

Harijono, Kompetensi Profesional Guru Melalui Pemahaman Mata Diklat Praktek Kayu, Invotec,
13

Volume xi, No.1, (Februari 2015) 64


5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi guna
mengembangkan diri.
Permendiknas Nomor 18 tahun 2007 tentang sertifikasi bagi guru dalam
jabatan disebutkan bahwa sertifikasi bagi guru dalam jabatan dilaksanakan melalui
uji kompetensi dalam bentuk penilaian portofolio alias penilaian kumpulan
dokumen dalam data tersebut meliputi kualifikasi akademik, pendidikan dan
pelatihan, pengalaman mengajar, perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran,
penilaian dari atasan dan pengawas, prestasi akademik, karya pengembangan
profesi, keikutsertaan dalam forum ilmiah, pengalaman organisasi di bidang
pendidikan dan sosial, dan penghargaan yang relevan dengan bidang pendidikan.
Sesuai dengan jabaran diatas telah dilakukan responsi, response ini dilakukan
dengan bentuk interaksi secara formal atau informal yang biasanya dilakukan
melalui berbagai interaksi seperti pendidikan dan latihan, seminar lokakarya,
ceramah, konsultasi, studi banding, penggunaan media, dan forum-forum lainnya.
Hal yang dapat menunjang respon ini dapat dikembangkan lagi dengan berbagai
cara, seperti memberi arahan-arahan, mempelajari teknik baru dalam mengajar,
menganjurkan mengikuti MGMP, diklat, IHT, serta menyarankan guru untuk
mengikuti kegiatan seminar dan workshop pendidikan.
Pada penelitian terdahulu Ada beberapa faktor yang dapat dipecahkan pada
penelitian dulu rendahnya kompetensi guru disebabkan berbagai sebab antara lain
selain kualifikasi dan latar belakang pendidikan tidak sesuai dengan bidang tugas,
kurang menguasai regulasi, materi, strategi pembelajran, kurang menguasai IT dan
kurang mampu memberi motivasi kepada peserta didiknya.14 Untuk solusi yang
tepat di era globalisasi sekarang seorang pendidikan harus diberikan pelatihan
teknologi yang mumpuni sejak awal, dengan bekal yang sudah matang maka
kompetensi seorang guru dapat berkembang sesuai dengan perkembangan zaman.
Seperti adanya sosmed guru dapat memanfaakan itu untuk sharing pembelajaran
dengan peserta didik yang jangkauannya lebih luas.
Upaya peningkatan kompetensi professional guru sebaiknya berlangsung
dalam sistem organisasi dan manajemen yang kondusif. Perlu diupayakan agar

14 Djamarah, Syaiful Bahri, dan Zain, Strategi Belajar Mengajar (Jakarta: Rhineka Cipta, 2010)
organisasi dan lingkungan tertata sedemikian rupa sehingga menjadi suatu sistem
dengan manajemen yang menunjang pengembangan. Kendala yang dihadapi dalam
mengembangkan kompetensi guru untuk meningkatkan mutu pendidikan
bervariasi terutama kompetensi pedagogik, profesional, kompetensi kepribadian
dan kompetensi sosial.15 Untuk itu pembekalan teknologi informasi pada saat
pelatihan sangat diperlukan, dengan seorang guru sudah dikenalkan IT maka
dilanjutkan dengan pengembangan pada diri masing-masing dan diharapkan cara
ini dapat mendukung pengembangan kompetensi guru.

Conclusion (Kesimpulan)
Akhirnya tiba dipenghujung penelitian dan penelitian ini berhasil
menemukan tingkat kompetensi guru/ peserta pelatihan beserta faktor yang diduga
menjadi pendukungnya. Diklat dan pelatihan berpengaruh secara positif dan
signifikan terhadap kompetensi guru mata pelajaran. Masalah yang ditemukan
dalam penelitian ini dari faktor ekstenal (kurangnya dukungan orang sekitar,
kurangnya koordinasi antara Madrasah dengan pengawas dan dewan pendidkan)
dan masalah internal (guru kurang disiplin dan guru masih mengemban tugas tidak
sesuai dengan latar belakang pendidikannya).
Di samping itu, sekolah juga perlu melakukan pemetaan kompetensi untuk
mengetahui pelatihan apa saja yang dibutuhkan oleh masing-masing guru sesuai
dengan mata pelajaran yang diampu dalam rangka meningkatkan kompetensi yang
dimiliki. Dengan demikian terbukti bahwa dengan adanya pendidikan dan
pelatihan (Diklat) maka kompetensi guru akan meningkat.
Metode literatur yang digunakan sudah cukup menjawab berbagai
permasalahan yang ada, karena diambil dari sumber terpercaya dan dapat
memporelah banyak sumber informasi tanpa memakan banyak biaya, memerlukan
banyak waktu dan tenaga karena sumber (buku) sudah terkumpul jadi satu di
dalam ruangan perpustakaan. Untuk kekurangannya sendiri belum bisa terjun

15
Amiruddin, Upaya Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kompetensi Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada SMA Negeri Di Kota Banda Aceh, Journal Of Islamic Education,
Vol. 1, No. 2 (2018), 191
langsung dalam lapangan penelitian dikarenakan waktu dan tenaga yang kurang
memadai, tetapi tidak menutup kemungkinan bahwa hasil penelitian ini sudah
cukup memuaskan terutama bagi para pembaca.

Referensi

Amiruddin. 2018. Upaya Kepala Sekolah Dalam Mengembangkan Kompetensi Guru Untuk
Meningkatkan Mutu Pendidikan Pada Sma Negeri Di Kota Banda Aceh. Journal Of
Islamic Education. Vol. 1. No. 2.

Asmarani, Nur’aeni. 2014. Peningkatan Kompetensi Profesional Guru Di Sekolah


Dasar. Jurnal Administrasi Pendidikan Vol. 2 No. 1.

Dahmiri Akharisma Sakta. 2014. Pengaruh Pelatihan Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal
Mankeu, Vol. No. 3 No.1.

Djamarah, Syaiful Bahri, Dan Zain. 2010. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta: Rhineka
Cipta.

Edi Saputra Pakpahan, Siswidiyanto, Sukanto. Pengaruh Pendidikan Dan Pelatihan


Terhadap Kinerja Pegawai. Jurnal Administrasi Publik (Jap), Vol. 2, No. 1.

Harijono. 2015. Kompetensi Profesional Guru Melalui Pemahaman Mata Diklat Praktek
Kayu, Invotec. Volume Xi. No.1.

Jamali, Abdul. 2016. Pengaruh Pelatihan Dan Kompetensi Terhadap Kinerja


Karyawan Pt Sadar Dinamis Sampang. Jurnal Manajemen Dan Kewirausahaan.
Vol. 1. No. 2.

Kaswan. 2011. Pelatihan Dan Pengembangan Untuk Meningkatkan Kinerja Sdm.


Bandung: Alfabeta.

Makasihi Dan Erlin A. 2013. Pengaruh Implementasi Program Diklat Struktural Pns
Terhadap Tingkat Kompetensi Kepemimpinan Aparatur Di Sekretariat Daerah
Kabupaten Kepulauan Sitaro. Journal Vol. Ii No. 4.

Mandala Putra Bonse Aris Dan Iwan Kumala. 2021. Pengaruh Kompetensi Dan
Pelatihan Terhadap Kinerja Guru Mata Pelajaran, Jurnal Ilmu Manajemen Dan
Bisnis. Vol. 12 No. 1.
Murwati, Hesti. 2013. Pengaruh Sertifikasi Profesi Guru Terhadap Motivasi Kerja
Dan Kinerja Guru Di Smk Negeri Se-Surakarta. Jurnal Pendidikan Bisnis Dan
Ekonomi. Vol. 1. No. 1.
O’reilly Charles Dalam Djati & Khusaini. Kajian Terhadap Kepuasan Kompensasi,
Komitmen Organisasi, Dan Prestasi Kerja, Jurnal Manajemen & Kewirausahaan,
Vol. 5 No. 1. Universitas Kristen Petra.

S. Nasution. 1998. Metodologi Penelitian Naturalistik Kualitatif. Bandung: Tarsito, 1998.

Slameto, Bambang S, Slameto Lasmono, Krisma Widi Wardani. 2017. Peningkatan


Kinerja Guru Melalui Pelatihan Beserta Faktor Penentunya.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung: Alfabeta.

Suhenra. 2006. Manajemen Suber Daya Manusia. Jakarta : Uin Jakartapress.


Ulfatin, Nurul & Teguh Triwiyanto. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia Bidang
Pendidikan. Jakarta : Rajawali Pers.

Wilson Dan Bangun. 20012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta : Penerbit
Erlangga.

Zubair, Manajemen Peningkatan Kinerja Guru, Jurnal Manajemen Peningkatan Kinerja


Guru, Issn: 1979-732, 306

Anda mungkin juga menyukai