Anda di halaman 1dari 23

PENGARUH KOMPETENSI PROFESIONAL, MOTIVASI,

DAN DISIPLIN KERJA TERHADAP KINERJA GURU DI SMA


SE-DISTRIK ABEPURA KOTA JAYAPURA

Bintarti1, Purwoko2, Abdurohim3

Studi Manajemen Pendidikan, Program Magister Manajemen Pendidikan,


Universitas Cendrawasih, Jayapura.
Studi Magister Manajemen, Program Studi Manajemen, Universitas Yapis Papua,
Jayapura.
Fakutas Ekonomi dan Bisnis-Manajemen, Universitas Jendral Ahmad Yani

alihcintaq@gmail.com
bambangpurwoko2@gmail.com
Abdurrohim@mn.unjani.ac.id

Abstrak. Kualitas pendidikan yang baik sangat dibutuhkan demi terciptanya sumber
daya manusia yang berkualitas. Secara kualitas, profesi guru harus ditunjang oleh
kompetensi yang memenuhi persyaratan akademiknya. Pada sisi lain aspek
kuantitas guru harus juga proporsional rasionya terhadap kuantitas siswa yang
dididiknya. Untuk memenuhi keinginan tersebut diperlukan kompetensi seorang
guru dengan mengukur sarana untuk memetakan guru, alat seleksi penerimaan
guru, sarana untuk mengelompokkan guru, acuan dalam pengembangan kurikulum,
sarana untuk pembinaan guru, alat untuk mendorong kegiatan dan hasil belajar, dan
sarana pemberdayaan guru.
Hasil penelitian yang telah dilakukan terdapat pengaruh yang signifikan antara
kompetensi profesional terhadap kinerja guru SMA se-Distrik Abepura Kota
Jayapura namun pengaruhnya sedang, sedangkan pengaruh motivasi kerja terhadap
kinerja guru SMA se-Distrik Kota Jayapura berpengaruh secara signifikan,

1
Program Magister Manajemen Pendidikan, Universitas Cendrawasih, Jayapura.
2
Lecturer at Magister Manajemen, Universitas Yapis Papua, Jayapura..
3
Lecturer at Faculty Economic and Business-Management, Unjani.

1
sedangkan untuk disiplin kerja terhadap kinerja guru SMA se-Distrik Kota Jayapura
pengaruhnya rendah, namun pengaruh kompetensi profesional, motivasi dan
disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja guru SMA se-Distrik Abepura Kota
Jayapura signifikan, dan besarnya kontribusi variabel kompetensi profesional,
motivasi dan disiplin kerja secara simultan terhadap kinerja guru sangat kuat.

Keywords: Kompetensi Profesional, Motivasi, Disiplin Kerja, dan Kinerja Guru.

PENDAHULUAN memetakan guru, 2) alat seleksi


Guru memiliki tanggunng penerimaan guru, 3) sarana untuk
jawab dalam menciptakan kondisi mengelompokkan guru, 4) acuan
yang memudahkan siswa untuk dalam pengembangan kurikulum, 5)
mencapainya, yaitu dilakukan secara sarana untuk pembinaan guru, 6) alat
komprehensif dan berkelanjutan guna untuk mendorong kegiatan dan hasil
mendapatkan dan memperbaiki belajar, dan 7) sarana pemberdayaan
kualitas kinerja dalam proses guru (Mulyasa, 2013:57-60).
pembelajaran. Oleh karena itu, Manfaat dalam pelaksanaan program
seorang guru harus betul mengetahui UKG yang telah dijelaskan pada
visi, misi, dan tujuan pembelajaran prinsipnya untuk membantu
(objective of learning) yang pemerintah dalam menginventrasir
diselenggarakan, pengalaman belajar dan mengukur keefektifitas
yang diberikan kepada siswa, dan pemberian sertifikasi guru dalam
bagaimana menilai efektifitas dan mendukung kinerja
efisiensi pembelajaran. profesionalitasnya, sehingga guru-
Untuk mengetahui kompetensi guru yang telah mendapatkan
seorang guru tentunya perlu diukur tunjangan sertifikasi dapat
guna untuk melihat efektifitas dan menggunakan anggaran tersebut
efisiensi dalam program UKG. untuk mengembangkan dan
Program UKG dapat dilaksanakan memperkuat kapasitas keilmuan
dengan beberapa menfaat, dalam pelaksanaan proses
diantaranya : 1) sarana untuk

2
pembelajaran yang sinergi dengan hasil kerja secara kuantitas dan
tujuan pendidikan nasional. kualitas yang dicapai oleh seorang
Peningkatan kualitas karyawan dalam melaksanakan tugas
pendidikan tentunya harus didukung dan tanggung jawab yang diberikan
dengan adanya peningkatan kualitas kepadanya.
tenaga kependidikannya. Adapun Motivasi kerja guru juga
yang dimaksud dengan tenaga merupakan faktor yang sangat
kependidikan merupakan suatu penting dalam mempengaruhi kinerja
komponen yang penting dalam guru untuk mencapai tujuan
penyelenggaraan pendidikan, yang pendidikan. Motivasi merupakan
bertugas menyelenggarakan kegiatan kekuatan pendorong bagi seseorang
mengajar, melatih, meneliti, untuk melakukan suatu kegiatan yang
mengembangkan, mengelola dan diwujudkan dalam bentuk perbuatan
memberikan pelayanan teknis dalam nyata. Dengan demikian semakin
bidang kependidikan (Hamalik 2003 : tinggi motivasi seseorang maka
9). semakin tinggi pula kinerjanya begitu
Kinerja sebagai suatu hasil kerja pula sebaliknya, semakin rendah
yang dicapai seseorang dalam motivasi seseorang maka semakin
melaksanakan tugas-tugas yang rendah pula kinerjanya. Apabila para
dibebankan kepadanya yang guru mempunyai motivasi kerja yang
didasarkan atas kecakapan, tinggi, mereka akan terdorong dan
pengalaman dan kesungguhan serta berusaha meningkatkan
waktu (Hasibuan 2005 : 34). Selain kemampuannya dalam
itu kinerja juga dapat diartikan merencanakan, melaksanakan dan
sebagai suatu hasil dalam usaha mengevaluasi kurikulum yang
seseorang guru yang dicapai berlaku disekolah sehingga
digambarkan data dibawah ini dengan memperoleh hasil kerja yang
adanya kemampuan dan perbuatan maksimal. Pencapaian kinerja guru
dalam situasi tertentu. Kemudian dipengaruhi banyak faktor selain
menurut Mangkunegara (2000) kompetensi, motivasi, faktor disiplin
menyatakan bahwa kinerja adalah kerja harus diperhatikan oleh seluruh

3
guru atau pegawai agar tujuan berdasarkan pendapat diatas, maka
pendidikan yang telah ditentukan kinerja yang dimaksud adalah : (a)
sebelumnya dapat tercapai. prestasi kerja pada penyelenggara
Penerapan disiplin kerja dalam suatu lembaga pendidikan dalam
sekolah atau organisasi akan menjadi melaksanakan program pendidikan
pedoman bagi guru/pegawai, mampu menghasilkan lulusan atau
sehingga dapat mewujudkan tujuan. output yang semakin meningkat
Disiplin kerja merupakan suatu sikap kualitasnya; (b) mampu
dan perilaku yang berniat untuk memperlihatkan/menunjukkan
mentaati segala peraturan organisasi kepada masyarakat (dalam hal ini
yang didasari atas kesadaran diri peserta didik) berupa pelayanan yang
untuk menyesuaikan dengan baik; (c) biaya yang harus
peraturan yang berlaku. dikeluarkan masyarakat untuk
METODE menitipkan anaknya sebagai peserta
Secara umum kompetensi didik dalam memenuhi kebutuhan
professional, motivasi dan disiplin belajarnya tidak memberatkan dan
kerja sangat mempengaruhi kinerja terjangkau oleh seluruh lapisan
seorang guru dalam penyelenggaraan masyarakat; dan (d) dalam
Pendidikan, sehingga diharapkan melaksanakan tugasnya para
dengan adanya factor-faktor tersebut pengelola lembaga pendidikan seperti
diatas, mampu berdampak terhadap kepala sekolah, guru dan tenaga
hasil pengajarannya kepada anak kependidikannya semakin baik dan
didiknya. berkembang serta mampu mengikuti
1. Kinerja dinamika kebutuhan masyarakat yang
Kinerja sering disebut dengan selalu berubah sesuai dengan
prestasi yang merupakan hasil atau kemajuan dan tuntutan zaman
apa yang keluar (outcomes) dari (Supardi, 2014 : 46).
sebuah pekerjaan dan kontribusi
2. Pengertian Kinerja Guru
sumber daya manusia terhadap
Rahmad dalam Husein (2017 :
organisasi. Bila diaplikasikan dalam
134-135) secara khusus
aktivitas pada lembaga pendidikan

4
mendefinisikan kinerja guru sebagai lainnya atau dibandingkan dengan
seperangkat perilaku nyata yang standar yang telah ditetapkan. Hani
ditunjukkan guru pada waktu dia Handoko (2000: 135) menjelaskan
memberikan pembelajaran kepada bahwa, penilaian prestai kerja
siswa. Kinerja guru bila mengacu (performance appraisal) adalah
pada pengertian Mangkunegara proses melalui dimana organisasi-
bahwa tugas yang dihadapi oleh organisasi mengevaluasi atau menilai
seorang guru meliputi : membuat prestasi kerja karyawan. Sedangkan
program pengajaran, memilih metode Michel menyatakan bahwa aspek
dan media yang sesuai untuk yang dilihat dalam menilai kinerja
penyampaian, melakukan evaluasi, individu (termasuk guru), yaitu
dan melakukan tindak lanjut dengan quality of work, promptness,
pengayaan dan remedial. Kinerja initiative, capability, and
guru dalam tugas kesehariannya communication (Michel dikutip oleh
tercermin pada peran dan fungsinya Supardi, 2014 : 70).
dalam proses pembelajaran di kelas 4. Pengertian Guru
yaitu sebagai pendidik, pengajar dan Menurut UU No. 14 Tahun 2005
pelatih. Dalam menjalankan peran tentang guru dan dosen menjelaskan
dan fungsinya tersebut, maka kinerja tentang guru : “Guru adalah pendidik
guru dapat terlihat dalam kegiatannya professional dengan tugas utama
merencanakan, melaksanakan, dan mendidik, mengajar, membimbing,
mengevaluasi proses belajar mengarahkan, melatih, menilai, dan
mengajar yang intensitasnya mengevaluasi peserta didik pada
dilandasi oleh sikap moral dan pedidikan anak usia dini jalur formal,
professional seorang guru. pendidikan dasar, dan menengah”.
3. Penilaian Kinerja Guru Kemudian menurut Sadiman (2006 :
Penilaian kinerja guru 125), “Guru adalah salah satu
merupakan suatu proses yang komponen manusawi dalam proses
bertujuan untuk mengetahui atau belajar mengajar yang turut berperan
memahami tingkat kinerja guru satu dalam usaha pembentukan sumber
dengan tingkat kinerja guru yang

5
daya manusia yang potensial di 6. Pengertian Motivasi
bidang pembangunan”. Kata motivasi berasal dari bahasa
latin movere yang berarti to move
5. Kompetensi Guru (untuk bergerak). Motivasi
Adanya kompetensi yang harus merupakan seperangkat alasan dalam
dimiliki oleh setiap guru tentunya melakukan tindakan tertentu.
mempunyai maksud dan tujuan Motivasi dapat didefinisikan sebagai
tertentu yang berimbas pada berbagai proses yang menjelaskan intensitas,
aspek kependidikan. Pentingnya arah dan ketekunan seseorang dalam
kompetensi guru tersebut menurut berusaha mencapai tujuannya.
Hamalik (2003: 35) bagi dunia Motivasi seseorang bergantung
pendidikan antara lain: (1) kepada seberapa kuat motif mereka.
kompetensi guru sebagai alat seleksi Motif merupakan kebutuhan,
penerimaan guru, (2) kompetensi keinginan, dorongan atau impuls.
guru penting dalam rangka Filosofi dan praktik motivasi yang
pembinaan guru, (3) kompetensi guru positif dapat meningkatkan
penting dalam rangka penyusunan produktivitas dan kualitas pekerjaan.
kurikulum, (4) kompetensi guru a. Teori Abraham Maslow
penting dalam hubungannya dengan Maslow membedakan tingkat
kegiatan dan hasil belajar siswa. kebutuhan manusia menjadi lima
Sudjana (2003) mengemukakan hirarki yaitu: fisiologi, rasa aman,
empat kompetensi guru: (1) social, harga diri dan aktualisasi diri.
mempunyai pengetahuan tentang Setiap manusia memiliki kebutuhan
belajar dan tingkah laku manusia, (2) dalam hidupnya, yang dapat
mempunyai pengetahuan dan dibedakan menjadi kebutuhan fisik,
menguasai bidang studi yang kebutuhan psikologis dan kebutuhan
dibinanya, (3) mempunyai sikap yang spritual.
tepat tentang diri sendiri, sekolah, b. Teori dua faktor
teman sejawat, dan bidang studi yang Teori ini mengemukakan bahwa
dibinanya, dan (4) mempunyai ada dua faktor yang dapat
keterampilan teknik mengajar.

6
memberikan kepuasan dalam bekerja intensif, karena ganjarannya yang
antara lain sebagai berikut : diberikan biasanya dalam bentuk
1. Faktor sesuatu yang dapat intensif. Selain itu teori ini bersumber
memotivasi. Faktor ini antara lain juga dari teori tingkah laku
adalah faktor prestasi, faktor berdasarkan hubungan antara
pengakuan / penghargaan, faktor perangsangan dan respons.
tanggung jawab, faktor e. Teori harapan
memperoleh kemajuan dan Teori ini berpegang pada prinsip
perkembangan dalam bekerja yang mengatakan : terdapat hubungan
khususnya promosi, serta faktor yang erat antara pengertian seseorang
pekerjaan itu sendiri. mengenai suatu tingkah laku, dengan
2. Kebutuhan kesehatan lingkungan hasil yang ingin diperolehnya sebagai
kerja. Faktor ini dapat berbentuk harapan. Dengan demikian berarti
upah/gaji, hubungan kerja antara juga harapan merupakan energi
pekerja, supervisi teknis, kondisi penggerak untuk melakukan sesuatu
kerja, kebijakan perusahaan dan kegiatan, yang karena terarah untuk
proses administrasi di perusahaan. mencapai sesuatu yang diinginkan.
c. Teori prestasi f. Teori tujuan sebagai motivasi
Teori ini mengklasifikasi motivasi Setiap pekerja yang memahami
berdasarkan akibat suatu kegiatan dan menerima tujuan organisasi dan
berupa prestasi yang dicapai, merasa sesuai dengan dirinya akan
termasuk juga dalam bekerja. Dengan merana ikut bertanggung jawab
kata lain kebutuhan berprestasi dalam mewujudkannya. Dalam
merupakan motivasi dalam keadaan seperti ini tujuan akan
pelaksanaan pekerjaan. berfungsi sebagai motivasi dalam
d. Teori penguatan bekerja yang mendorong para pekerja
Teori penguatan pada dasarnya memilih alternatif cara kerja yang
berarti pengulangan kegiatan karena terbaik atau yang paling efektif dan
mendapat ganjaran dalam bentuk efisien.
material maupun non materal. Teori 7. Pengertian Disipllin Kerja
ini sering pula disebut sebagai teori

7
Menurut Siagian (2009 : 215) Teknik pengumpulan data dalam
disiplin merupakan tindakan penelitian ini antara lain
manajemen untuk mendorong para a. Dalam penelitian ini data yang
anggota organisasi memenuhi diambil dari metode
tuntutan berbagai ketentuan. Dengan dokumentasi antara lain :
perkataan lain, pendisiplinan pegawai Sejarah Perkembangan di
adalah suatu bentuk pelatihan yang SMA Distrik Abepura Kota
berusaha memperbaiki dan Jayapura, Struktur Organisasi,
membentuk pengetahuan, sikap dan Tugas dan Wewenang setiap
perilaku karyawan sehingga para guru serta jumlah seluruh guru.
karyawan secara sukarela berusaha b. Kuisioner merupakan teknik
bekerja secara kooperatif dengan para pengumpulan data yang
karyawan yang lain serta dilakukan dengan cara
meningkatkan prestasi kerjanya. memberikan seperangkat
8. Pengertian Profesi Guru pertanyaan atau pernyataan
Uzer Usman mengemukakan tertulis kepada responden untuk
bahwa guru merupakan bagian dari dijawabnya. Kuisioner dapat
profesi yang disebut sebagai atau berupa pertanyaan-pernyataan
guru yang khusus. Jenis pekerjaan ini tertutup atau terbuka, dapat
tidak dapat dilakukan dengan diberikan kepada responden
sembarang orang diluar bidang secara langsung atau dikirim
kependidikan yang masih ada melalui pos atau internet
dilakukan oleh orang diluar (Sugiyono:2001).
Pendidikan. c. Interview (Wawancara)
Dzakiyah Darajat, dilakukan sebagai teknik
mengemukakan guru adalah seorang pengumpulan data apabila
yang memiliki kemampuan dan peneliti ingin melakukan studi
pengalaman yang dapat membantu pendahuluan yang harus diteliti
dalam melaksanakan perannya dan juga apabila peneliti ingin
membimbing muridnya. mengetahui hal-hal dari
9. Metode Pengumpulan Data responden yang lebih mendalam

8
dan jumlah respondennya mampu mengukur apa yang
sedikit. diinginkan dan dapat
d. Observasi tidak terbatas pada mengungkapkan data dari variabel
orang tetapi juga pada objek- yang diteliti secara tepat. Besar
objek alam yang lain. Teknik tidaknya validitas instrumen
pengumpulan data dengan menunjukkan sejauh mana data
observasi digunakan bila terkumpul tidak menyimpang dari
penelitian berkenan dengan gambaran tentang variabel yang
perilaku manusia, proses kerja, dimaksud. Secara statistik, uji
gejala-gejala alam dan bila validitas dilakukan dengan teknik
responden yang diamati tidak product moment. Sebuah data dapat
terlalu besar (Sugiyono, 2011 : dikatakan valid apabila validitas
196). tersebut harus mencapai π > 0,3.
10. Instrument Pengumpulan Rumus korelasi Person Product
Data Moment dengan deviasi/simpangan :
Instrumen pengumpulan data  XY
( X )(Y )
rxy =
adalah alat bantu yang dipilih dan 2 2

digunakan oleh peneliti dalam


rhitung =
kegiatannya mengumpulkan
informasi agar kegiatan tersebut
N ( XY ) − ( X )( Y )
N  X  
menjadi sistematis. Untuk
− ( X ) N  Y 2 − ( Y )
2 2 2
mempermudah penyusunan
instrument dan menjaga agar data
terkumpul tidak menyimpang dari Keterangan :
tujuan penelitian. X = Skor yang diperoleh subyek
11. Validitas Instrumen dari seluruh item
Validitas adalah suatu ukuran Y = Skor total yang diperoleh dari
yang menunjukkan tingkat-tingkat seluruh item
kevalidan dan atau kesahihan sesuatu ∑X = Jumlah skor dalam distribusi
instrument (Arikunto, 2002:144). X
Sebuah validitas dikatakan valid jika

9
∑Y = Jumlah skor dalam distribusi Jayapura sudah berjalan baik atau
Y tidak, serta untuk mengetahui apakah
∑X2 = Jumlah kuadrat skor dalam prestasi kerja guru sudah baik atau
distribusi X belum. Data diperoleh melalui
∑Y2 = Jumlah kuadrat skor dalam jawaban responden atas kuisioner
distribusi Y yang disebarkan dan disertai dengan
N = Banyaknya responden alternatif jawaban yang diberi skor
rhitung = Angka indeks korelasi bertingkat dan berskala kemudian
antara variable X dan Y dilakukan tabulasi.
(=rxy) Setiap responden yang memilih
jawaban sama dijumlahkan dan
12. Tehnik Analisis Data
dikalikan skor masing-masing pilihan
Analisis data merupakan kegiatan
sehingga ditemukan skor total tiap-
setelah data penelitian ini sudah
tiap item pertanyaan kemudian
diperoleh yakni lewat jawaban
dihitung pula skor rata-rata tiap
responden pada kuesioner. Kegiatan
variabel dengan menjumlahkan total
dalam analisis data adalah
skor semua pertanyaan mengenai
mengelompokkan data berdasarkan
suatu variabel yang dibagi jumlah
variable dan jenis responden,
pertanyaan variabel tersebut.
mentabulasi data berdasarkan
variable seluruh responden, 14. Uji Asumsi Klasik

menyajikan data setiap variable yang Dalam menggunakan analisis

diteliti, melakukan perhitungan untuk regresi linear berganda harus

menjawab rumusan masalah dan memenuhi uji asumsi klasik yang

melakukan perhitungan untuk meliputi :

menguji hipotesis yang telah diajukan a) Uji Normalitas adalah pengujian

(Sugiyono 2013:142). tentang kenormalan distribusi

13. Analisis Distribusi Frekuensi data Penggunaan uji normalitas

Untuk mengetahui apakah sistem karena pada analisis statistik

penilaian kinerja guru yang dilakukan parametik, asumsi yang harus di

di SMA se-Distrik Abepura Kota miliki oleh data tersebut harus

10
terdistribusi secara normal. variabel penjelas (variabel
Maksud data terdistribusi secara independent).
normal adalah bahwa data akan Hipotesis yang diuji adalah :
mengikuti bentuk distribusi Ho : p : 0 (hipotesis nolnya
normal (Siantosa & Ashari, adalah tidak ada auto korelasi)
2005:231). Uji normalitas bisa Ha : p ≠ 0 (hipotesis
dilakukan dengan 2 (dua) cara alternatifirya adalah ada
yaitu dengan “Normal P-Plot" autokorelasi)
dan "Tabel Kolmogorov Dalam pengujian autokorelasi,
Smirnov". Namun yang paling keputusan ada tidaknya auto
umum digunakan adalah Normal korelasi adalah :
P-P Plot prinsipnya normalitas 1) Bila nilai DW berada
dapat dideteksi dengan melihat diantara. du sampai dengan
penyebaran data (titik) pada 4du maka koefisien
sumbu diagonal grafik atau autokorelasi sama dengan
dengan melihat histogram dari nol. Artinya tidak ada
residualnya. autokorelasi.
b) Uji Autokorelasi dilakukan untuk 2) Bila nilai DW lebih kecil
mengetahui bahwa observasi dari pada dL-dan du, maka
dalam setiap variabel tidak tidak dapat disimpulkan.
terjadi korelasi atau hubungan. 3) Bila nilai DW lebih besar
Uji autokorelasi yang digunakan dari pada 4 – dL, maka
dalam analisis data penelitian ini koefisien korelasinya lebih
menggunakan model uji Darwin besar daripada nol. Artinya
Watson (DW Test), uji ini hanya ada autokorelasi negatif.
digunakan untuk autokorelasi 4) Bila nilai DW terletak
tingkat satu (first order diantara 4 - du dan 4 – dL,
autocorrelation) dan maka tidak dapat
mensyaratkan adanya intercept disimpulkan.
dalam model regresi dan tidak c) Uji Multikolinearitas berarti
ada variabel lagi diantara adanya korelasi linear yang

11
tinggi antara dua atau lebih Dalam metode grafik
variabel bebas. Untuk (scaterrplot, jika penyebaran
mengetahui ada tidaknya data (titik) bersifat acak artinya
multikolinear antara variabel. bahwa pada model regresi yang
salah satu caranya dengan digunakan bersifat
melihat dari variabel Inflatim homoskedastik atau tidak
Faktor (VIF) masing-masing terdapat masalah
variabel bebas terhadap variabel heteroskedastisitas, dimana
terikat. Bila nilai YIF lebih kecil peningkatan nilai variabel
dari 10 dan nilainya toleransinya dependen pada sumbu X diikuti
di atas 0,1 atau 10% maka dapat dengan peningkatan residual.
disimpulkan bahwa model Cara untuk mengetahui ada
regresi tersebut tidak terjadi tidaknya heteroskedastisitas
multikolinieritas (Ghozali, adalah dengan melihat grafik plot
2005). antara nilai prediksi variabel
d) Uji Heterokedastisitas, dilakukan terikat yaitu ZPRED dengan
menguji apakah dalam model residualnya SRESID. Deteksi
regresi terjadi ketidaksamaan ada tidaknya heteroskedastisitas
varians dari residual satu dapat dilakukan dengan melihat
pengamatan ke pengamatan yang ada tidaknya pola tertentu pada
lain. Jika varians dari residual grafik scaterrplot antara SRESID
satu pengamatan ke pengamatan dan SPRED dimana Y adalah Y
lain tetap, maka disebut yang telah diprediksi, dan sumbu
homoskedastisitas dan jika X adalah residual (Y prediksi-Y
varians berbeda disebut sesungguhnya) yang telah di
heteroskedastisitas atau tidak studentized.
terjadi heteroskedastisitas Hubungan fungsional antara
(Ghozali, 2005). variabel dependen dengan variabel
Pengujian heteroskedastisitas independen secara umum dapat
penelitian ini menggunakan dituliskan dengan rumus sebagai
metode Grafik (scaterrplot). berikut:

12
Y = f (X1, X2, X3,) → Y = a + b1X1 + variasi variabel terikat. Kelemahan
b2X2 + b3X3 + ɛ mendasar penggunaan koefisien
Dimana : determinasi adalah bias terhadap
Y = Variabel kinerja guru jumlah variabel bebas yang
a = Konstanta dimasukkan kedalam model. Setiap
X1 = Nilai Variabel kompentensi tambahan satu variabel bebas, maka
professional R2 pasti meningkat tidak perduli
X2 = Nilai variabel motivasi apakah variabel tersebut berpengaruh
X3 = Nilai variabel disiplin kerja secara signifikan terhadap variabel
bl, b2 dan b3 = Koefisien regresi terikat. Oleh karena itu, banyak
variable peneliti menganjurkan untuk
Ɛ = Error menggunakan nilai Adjusted R2 pada
saat mengevaluasi mana model
15. Analisis Koefisien Determinasi
regresi yang terbaik. Tidak seperti R2,
(R2)
nilai Adjusted R2 dapat naik atau
Koefisien determinasi (R2) pada
turun apabila satu variabel
intinya mengukur seberapa jauh
independen ditambahkan kedalam
kemampuan model dalam
model.
menerangkan variasi variabel terikat
(Ghozali, 2005). Nilai Koefisien 16. Uji Signifikasi Parsial (Uji-t)
determinasi adalah antara nol dan Uji-t digunakan untuk menguji
satu. Nilai R2 yang kecil berarti signifikansi hubungan antara variabel
kemampuan variabel-variabel bebas X dan Y, apakah variabel X1, X2, dan
(kompetensi profesional, motivasi X3 (Kompetensi profesional, motivasi
dan disiplin kerja ) dalam dan disiplin kerja) benar-benar
menjelaskan variasi variabel terikat berpengaruh terhadap variabel Y
(kinerja guru) amat terbatas. Begitu (kinerja guru) secara terpisah atau
pula sebaliknya nilai yang mendekati parsial.
satu berarti variabel-variabel bebas Hipotesis yang digunakan dalam
memberikan hampir semua informasi pengujian ini adalah:
yang dibutuhkan untuk memprediksi

13
Ho : Variabel-variabel bebas Menurut Sugiyono (2007)
(Kompetensi profesional, pedoman untuk memberikan
motivasi dan disiplin kerja) interprestasi koefisien korelasi
tidak mempunyai pengaruh sebagai berikut :
yang signifikan terhadap a) 0,00-0,199 = sangat rendah
variabel kinerja guru. b) 0,20-0,399 = rendah
Ha : Variabel-variabel bebas c) 0,40-0,599 = sedang
(Kompetensi profesional, d) 0,60-0,799 = kuat
motivasi dan disiplin kerja) e) 0,80-1,000 = sangat kuat
mempunyai pengaruh yang
17. Uji Signifikansi Simultan (Uji-
signifikan terhadap variabel
F)
terikat (kinerja guru).
Dalam penelitian ini, uji F
Dasar pengambilan keputusan
digunakan untuk mengetahui tingkat
(Ghozali, 2005) adalah dengan
signifikansi pengaruh variabel-
menggunakan angka probabilitas
variabel independen secara bersama-
signifikansi, yaitu :
sama (simultan) terhadap variabel
a) Apabila probabilitas signifikansi
dependen (Ghozali, 2005). Hipotesis
> 0.05 → tidak signifikan, (Ho
yang digunakan penelitian ini:
diterima dan Ha ditolak).
Ho : Variabel-variabel bebas yaitu
b) Apabila probabilitas signifikansi
kompetensi profesional,
< 0.05 → signifikan, (Ho ditolak
motivasi dan disiplin kerja
dan Ha diterima).
tidak mempunyai pengaruh
Atau dapat juga dianalisis dengan
yang signifikan secara
membandingkan nilai t hitung dan t
simultan terhadap variabel
tabel, yaitu:
terikat yaitu kinerja guru.
a) Jika t hitung < t tabel → tidak
Ha : Variabel-variabel bebas yaitu
signifikan, maka Ho diterima dan
kompetensi profesional,
Ha ditolak.
motivasi dan disiplin kerja
b) Jika t hitung > t tabel →
mempunyai pengaruh yang
signifikan, maka Ho ditolak dan
signifikan secara bersama-
Ha diterima.

14
sama terhadap variabel terikat 1.98063) dan tingkat signifikansi
yaitu kinerja guru. 0,000 lebih kecil dari 0,05 (0,000
Dasar pengambilan keputusan < 0,05). Maka Ho ditolak dan Ha
(Ghozali, 2005) adalah dengan diterima. Jadi, dapat disimpulkan
menggunakan angka probabilitas bahwa terdapat pengaruh secara
signifikansi, yaitu: signifikan kompetensi
a) Apabila probabilitas signifikansi professional terhadap kinerja guru
> 0.5 → tidak signifikan, maka SMA se-Distrik Abepura Kota
Ho diterima dan Ha ditolak. Jayapura. Untuk lebih jelasnya
b) Apabila probabilitas signifikansi daftar t table dapat dilihat dalam
< 0.05 → signifikan, maka Ho lampiran.
ditolak dan Ha diterima. 2. Hasil Uji Determinasi
Atau dengan membandingkan nilai t Kontribusi variabel kompetensi
hitung dan t tabel, yaitu : professional terhadap kinerja guru
a) Jika F hitung < F tabel → tidak SMA se-Distrik Abepura Kota
signifikan, maka Ho diterima dan Jayapura sebesar 53,9%,
Ha ditolak. sedangkan sisanya 46,1 %
b) Jika F hitung > F tabel → dipengaruhi oleh variabel lain
signifikan, maka Ho ditolak dan yang tidak dimasukkan dalam
Ha diterima. model penelitian ini.
3. Hasil Pengujian Hipotesis
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kedua (H2)
1. Hasil Pengujian Hipotesis
a. Hasil Uji t (parsial)
Pertama (H1)
Berdasarkan hasil uji t di atas
Berdasarkan hasil uji t di atas
diperoleh nilai thitung sebesar
diperoleh nilai thitung sebesar 7,223
7,223 nilai ttabel dicari pada
nilai ttabel dicari pada signifikansi
signifikansi a/2 = 0,025 (uji 2
a/2 = 0,025 (uji 2 arah) dengan
arah) dengan derajat kebebasan
derajat kebebasan df = 116. Hasil
df = 116. Hasil diperoleh ttabel
diperoleh ttabel sebesar 1.98063.
sebesar 1.98063. Karena nilai
Karena nilai thitung > ttabel (7,223 >
thitung > ttabel (7,223 > 1.98063)

15
dan tingkat signifikansi 0,000 Jayapura sebesar 53,9%,
lebih kecil dari 0,05 (0,000 < sedangkan sisanya 46,1 %
0,05). Maka Ho ditolak dan dipengaruhi oleh variabel lain
Ha diterima. Jadi, dapat yang tidak dimasukkan dalam
disimpulkan bahwa terdapat model penelitian ini.
pengaruh secara signifikan
kompetensi professional 4. Hasil Pengujian Hipotesis Ketiga
terhadap kinerja guru SMA se- (H3)
Distrik Abepura Kota Jayapura a. Hasil Uji t (parsial)
b. Hasil Uji Determinasi
Berdasarkan hasil analisis pada
Menurut Priyatno (2012:134)
Tabel 4.10 terlihat bahwa nilai
untuk mengetahui kekuatan
pengaruh variabel independen thitung sebesar 549 dan nilai ttabel
terhadap variabel dependen
dicari pada signifikansi a/2 =
dapat dilihat dari nilai R
0,025 (uji 2 arah) dengan derajat
Square (R2). Dari hasil
penelitian diperoleh nilai kebebasan df = 116. Hasil
Standardized Coefficient Beta
diperoleh tabel sebesar 1.98063
dari Tabel 4.6 sebesar 0,539
dengan tingkat signifikansi
dan bernilai positif (+) yang
memiliki arti bahwa setiap ada 0,000 lebih kecil dari 0,05
kenaikan kompetensi
(0,000 < 0,05). . maka Ho
professional maka akan
ditolak dan Ha diterima. Hal ini
menaikkan kinerja guru
sebesar 53,9 %. Jika dilihat berarti variabel disiplin kerja
pada Tabel 4.11 maka 53,9 %
berpengaruh terhadap kinerja
berada pada kategori sedang.
guru SMA se-Distrik Abepura
Jadi, kontribusi variabel
kompetensi professional Kota Jayapura.
terhadap kinerja guru SMA
5. Hasil Uji Determinasi
se-Distrik Abepura Kota

16
Untuk mengetahui kontribusi 0,05, maka Ho ditolak dan ha
diterima. Hal ini dapat
variabel independen terhadap
Berdasarkan hasil uji F pada
variabel dependen dapat dilihat
tabel 4.12, diperoleh nilai
dari Tabel 4.10 pada kolom Fhitung sebesar 15.4594. nilai
Ftabel dicari pada signifikansi
Standardized Coefficient Beta
0,05 dengan df1 = 3, dan df2 =
sebesar 0,371 dan bernilai positif
116. Hasil diperoleh untuk
(+) yang memiliki arti bahwa Ftabel sebesar 2.70 . Oleh karena
nilai Fhitung > Ftabel (15.45944 >
setiap ada kenaikan disiplin kerja,
2.70) maka H0 ditolak dan
maka akan menaikan kinerja guru
menerima Ha. Jadi, dapat
sebesar 37,1 %. Jika dilihat pada disimpulkan bahwa
kompetensi profesional,
Tabel 4.11 maka 37,1 % berada
motivasi kerja dan disiplin
pada kategori rendah. Jadi,
kerja secara simultan
kontribusi variabel disiplin kerja berpengaruh terhadap kinerja
guru SMA se-Distrik Abepura
terhadap kinerja guru SMA se-
Kota Jayapura.
Distrik Abepura Kota Jayapura
b. Jika F hitung lebih kecil dari
sebesar 37,1%, sedangkan sisanya
nilai F tabel dan
62,9 % dipengaruhi oleh variabel
signifikansinya lebih besar dari
lain yang tidak dimasukkan dalam
0,05, maka Ho diterima dan Ha
model penelitian ini.
ditolak. Hal ini berarti tidak
6. Hasil Pengujian Hipotesis
terdapat pengaruh signifikan
Keempat (H4)
secara bersama-sama variabel
a. Jika nilai F hitung lebih besar
dari nilai F tabel dan bebas terhadap variabel terikat.
signifikansi lebih kecil dari

17
7. Hasil Uji Koefisiensi 61,1%. ada pengaruh yang positif dan
Determinasi signifikan kedisiplinan kerja guru
Diperoleh nilai Adjusted R Square terhadap kinerja guru. Besarnya
(R2) sebesar 0,795 dan bernilai positif pengaruh adalah 55,9%, ada pengaruh
(+) yang memberikan arti bahwa secara simultan antara motivasi kerja
setiap ada kenaikan secara bersama- guru dan kedisiplinan kerja guru
sama variabel independen maka akan dengan kinerja guru. Besarnya
menaikan pula kinerja guru SMA se- pengaruh 66,9%.
Distrik Abepura Kota Jayapura 10. Pengaruh Disiplin Kerja
sebesar 79,5% (berada pada kategori Terhadap Kinerja Guru
kuat) sedangkan sisanya 20,5 % Penelitian ini memperkuat hasil
dipengaruhi oleh variabel lain yang penelitian yang dilakukan oleh Oklin
tidak dimasukkan dalam model Marina Silalahi (2012), bahwa ada
penelitian ini. pengaruh positif dan signifikan secara

8. Pengaruh Kompetensi bersama-sama motivasi dan disiplin

Profesional Terhadap Kinerja kerja terhadap kinerja. dengan hasil

Guru 137.151 dengan tingkat signifikansi

Hasil penelitian ini mendukung 0,000. Koefisien regresi untuk

penelitian sebelumnya yang variabel motivasi sebesar 0,460 dan

dilakukan oleh Siti Rohimah (2013), thitung sebesar 11.893 dengan tingkat

menyimpulkan bahwa kompetensi signifikansi sebesar 0,000. Hasil ini

berpengaruh signifikan terhadap menunjukkan bahwa ada pengaruh

kinerja dengan nilai beta 0.377. positif dan signifikan antara variabel
motivasi terhadap kinerja karyawan.
9. Pengaruh Motivasi Terhadap
11. Pengaruh Kompetensi
Kinerja Guru
Profesional, Motivasi dan
Hasil penelitian ini secara empiris
Disiplin Kerja terhadap
berbeda dengan yang dilakukan Endy
Kinerja Guru
Eros (2012) bahwa ada pengaruh
Hasil penelitian ini
positif dan signifikan motivasi kerja
berbanding terbalik dengan penelitian
guru terhadap kinerja guru sebesar

18
yang dilakukan oleh Hanif Hidayat Simpulan
(2012) menunjukkan bahwa: (1) Berdasarkan hasil penelitian
Tidak terdapat pengaruh yang dan pembahasan di atas, maka dapat
signifikan dari kompetensi disimpulkan sebagai berikut:
profesional guru terhadap kinerja 1. Terdapat pengaruh signifikan
guru otomotif SMK Negeri se- kompetensi profesional terhadap
Kabupaten Sleman yang dibuktikan kinerja guru SMA se-Distrik
dengan Fhitung < Ftabel (2,026 < 4,220); Abepura Kota Jayapura.
(2) Tidak terdapat pengaruh yang Kontribusi variabel kompetensi
signifikan dari motivasi kerja profesional terhadap kinerja guru
terhadap kinerja guru otomotif SMK sebesar 53,92 % atau sedang.
Negeri se-Kabupaten Sleman yang 2. Tidak terdapat pengaruh motivasi
dibuktikan dengan Fhitung < Ftabel kerja terhadap kinerja guru SMA
(2,451 < 4,22); (3) Terdapat pengaruh se-Distrik Abepura Kota Jayapura.
yang signifikan dari disiplin kerja Hal ini dibuktikan dengan nilai t
terhadap kinerja guru otomotif SMK hitung < t tabel (681 < 1,98) dan
Negeri se-Kabupaten Sleman yang nilai sig lebih besar dari 0,05 (479
dibuktikan dengan Fhitung < Ftabel > 0,05).
(17,141 > 4,22); (4) Terdapat 3. Terdapat pengaruh disiplin kerja
pengaruh yang signifikan dari terhadap kinerja guru SMA se-
kompetensi profesional guru, Distrik Abepura Kota Jayapura.
motivasi kerja dan disiplin kerja Kontribusi variable disiplin kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja terhadap kinerja guru SMA se-
guru otomotif SMK Negeri se- Distrik Abepura Kota Jayapura
Kabupaten Sleman yang dibuktikan sebesar 37,1% atau berada pada
dengan Fhitung < Ftabel (5,832 > 3,01); kategori rendah.
kontribusi kompenasi professional 4. Terdapat pengaruh kompetensi
guru, motivasi kerja dan disiplin kerja professional, motivasi dan disiplin
secara bersama-sama terhadap kinerja kerja secara simultan terhadap
guru sebesar 42,16%. kinerja guru SMA se-Distrik
Abepura Kota Jayapura diperoleh

19
nilai signifikan 0,000 yang artinya Dimyati dan Mujiono. 1999. Belajar
bahwa terdapat pengaruh yang dan Pembelajaran. Jakarta: PT.
signifikan a = 0,05, besarnya Rineka Cipta.
kontribusi variabel kompetensi Eros Edi, (2012). Pengaruh Motivasi
professional, motivasi dan disiplin Dan Kedisiplinan Kerja Guru
kerja secara simultan terhadap Terhadap Kinerja Guru.
kinerja guru sebesar 79,5% atau Furi, Farhan. 2007. Pengaruh
sangat kuat. Kompetensi Profesional Guru
DAFTAR PUSTAKA dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Guru Akuntansi SMAN
Amstrong, M. 2003. Performance se-Kabupaten Sleman.
Management. New York : Kogan Gomes, Faustino Cardoso. 2003.
Page Ltd. Manajemen Sumber Daya
Anwar Prabu Mangkunegara. 2004. Manusia. Yogyakarta : Penerbit
Evaluasi Kinerja. Bandung: Andi.
Refika Aditama. Hamalik, Oemar. 2003. Guru Dalam
B Muhdi. Hi. Ibrahim. 2011. Pendekatan Kompetensi. Jakarta:
Manajemen Sumber Daya Bumi Aksara.
Manusia Lanjutan. Medan- Hadari Nawawi, 2001. Manajemen
Sumatera Utara: Penerbit Sumber Daya Manusia.
Madenatera. Yogyakarta: Gadjah Mada
Bangun, Wilson. 2008. Intisari University Press.
Manajemen. Bandung: Penerbit Hani T. Handoko. 2000. Manajemen
PT. Refika Aditama. Personalia dan Sumber Daya
Depdiknas. 2001. Standar Manusia. Yogyakarta: Cetakan
Kompetensi Dasar Guru. Jakarta: Kesebelas, BPFE.
Ditjen Dikti. Haris Abdullah. 2013, Pengaruh
Ditjen Peningkatan Mutu Pendidik Kompetensi Pedagogik dan
dan Tenaga Kependidikan. 2008. Kompetensi Kepribadian
Penilaian Kinerja Guru. Jakarta: Terhadap Kinerja Dosen
Depdiknas. Fakultas Teknik.

20
Hasibuan, Malayu SP. 2001. Marsana, dan S.B Handayani, 2007.
Manajemen Sumber Daya berjudul, “Pengaruh Kompetensi
Manusia “Edisi Revisi”. Jakarta: Profesional Guru, Motivasi Kerja
Bumi Aksara. terhadap kepuasan kerja serta
Hasibuan, Malayu SP. 2005. Implikasinya pada Kinerja Guru
Organisasi dan Motivasi “Dasar (studi kasus pada SMA Negeri Se
Peningkatan Produktifitas”. Sub Rayon I Semarang).
Jakarta: Bumi Aksara. Mathis, Robert L. dan John H.
Herpandika R. Prasetiyo. 2012. Jackson. 2001. Manajemen
Kompetensi Guru Penjasorkes Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Kaitannya dengan Hasil Belajar PT. Salemba Empat.
Siswa dan Persepsi Guru Non- Muhammad Surya. 2004. Bunga
Penjasorkes Dalam Rampai Guru dan Pendidikan.
Pembelajaran Penjasorkes di Jakarta: Balai Pustaka.
SMPN Se-Kota Kediri. Mulyasa. 2013. Pengembangan dan
Hidayat Hanif, 2012, Pengaruh Implementasi Pemikiran,
Kompetensi Profesional Guru, kurikulum. Bandung:
Motivasi Kerja dan Disiplin Rosdakarya.
Kerja Terhadap Kinerja Guru Nazir.Mohammad, Ph.D. 2011.
Otomotif SMK Negeri Se- Metode Penelitian. Jakarta:
Kabupaten Sleman. Penerbit, Ghalia Indonesia
Hudaibi Q. Muhammad. 2013. Nitisemito, Alex S. 2004. Manajemen
Analisis Pengaruh Motivasi Personalia. Jakarta: Ghalia
Kerja, Disiplin Kerja, Pendidikan Indonesia.
dan Pelatihan Terhadap Kinerja Silalahi O. Marina. 2012. Pengaruh
Guru Di Yayasan Baitussalam Motivasi dan Disiplin Kerja
Semarang. Terhadap Kinerja Guru SMP
Kurniawan Tatang. 2013. Pengaruh Kategori SSN di Kabupaten
Kompetensi Pedagogik, Tapanuli Tengah.
Kompetensi Profesional Guru Ruky, S. Ahmad. 2002, Sistem
Terhadap Kinerja Guru di SMK. Manajemen Kinerja, Jakarta:

21
Penerbit Gramedia Pustaka Sugiyono, 2010. Metode Penelitian
Utama. Pendidikan Kuantitatif, Kualitatif
Sardiman. (2006). Interaksi dan dan R&D. Bandung : Alfabeta.
Motivasi Belajar Mengajar. Suryadi dan Mulyana. (2007).
Jakarta: PT Raja Grafindo Standar Kompetensi dan
Persada. Sertifikasi Guru. Bandung:
Sedarmayanti. 2001. Sumber daya Remaja Rosda Karya.
manusia dan produktivitas kerja. Suroso. (1991). Peranan Kepala
Bandung: Penerbit C.V Mandar Sekolah terhadap disiplin Kinerja
Maju. Guru. Jakarta: Lembaga
Siagian P. Sondang. 2006. Teori Penelitian IKIP.
Motivasi dan Aplikasinya. Terry, G.R. 2003. Prinsip-Prinsip
Jakarta: PT. RinekA Cipta. Manajemen. Alih Bahasa J.Smih
Rohimah Siti. 2013. Pengaruh DFM, Penerbit Bumi Aksara.
Kompetensi, Kompensasi, Jakarta.
Disiplin Kerja Terhadap Kinerja Triyanto. (2006). Sertifikasi Guru
dan Kepuasan Kerja Guru SMA dan Upaya Peningkatan
Islamic Village Karawaci Kualifikasi, Kompetensi, dan
Tangerang. Kesejahteraan. Jakarta: Prestasi
Sudjana. Nana & R. Ibrahim 2003. Pustaka.
Dasar-dasar Proses Belajar Depdiknas. Undang Undang No. 20
Mengajar. Bandung: Sinar Baru. tahun 2003. tentang Sistem
Setyono, Hendro dan Sudjadi, Pendidikan.
Achmad. 2009. yang berjudul Republik Indonesia. 2007.
“Pengaruh Kompetensi Guru, Permendiknas No. 16 Tahun 2007
Insentif dan Lingkungan Kerja tentang Standar Kualifikasi
Fisik terhadap Kinerja Guru SMA Akademik dan Kompetensi Guru.
Negeri 1 Patimuan Kabupaten Jakarta: Sekretariat Negara.
Cilacap”. ………… 2010. Peraturan
Sugiyono. 2008. Statistika untuk Pernerintah Republik Indonesia
Penelitian. Bandung: Alfabeta. Nomor PP No. 53 Tahun

22
2010.tentang Peraturan Disiplin
Pegawai Negeri Sipil (PNS).
Jakarta : Sekretariat Negaara.
……….. 2008. Peraturan
Pemerintah No. 74 tahun 2008
tentang Guru. Peraturan
Pemerintah. Jakarta: Sekretariat
Negara.
……….. 2005. Peraturan
Pemerintah No. 19 tahun 2005
tentang Standar Nasional
Pendidikan. Jakarta: Sekretariat
Negara.
……….. 2004. Peraturan
Pemerintah Nomor 24 Tahun
2004. Pembinaan Jiwa Korps dan
Kode Etik PNS.
Wikipedia. 2012. Kinerja. Diakses
dari
http://id.wikipedia.org/wiki/Kine
rja pada tanggal 8 Februari 2012.
Yunus. 2007, Kepemimpinan
Pendidikan. Ciamis: Unigal

23

Anda mungkin juga menyukai