Anda di halaman 1dari 13

KONTRIBUSI MANAJERIAL KEPALA SEKOLAH DAN SISTEM INFORMASI

KEPEGAWAIAN TERHADAP KINERJA MENGAJAR GURU


(Analisis Deskriptif pada Sekolah Menengah Pertama Negeri di Kecamatan
Purwakarta Kabupaten Purwakarta)

Oleh: Atep Yogaswara

ABSTRACT
This research discusses about principle managing capability contribution and employees’
information system towards teachers’ teaching performance in public junior high school.
This research used a descriptive analysis method. The sample of the research is 128 public
junior high school teachers in Purwakarta regency. The result of the research shows that
there is a significant contribution between principle managing capabilities towards teachers’
teaching performance in mediate category (45,10%) and the employees’ information system
towards teachers’ teaching performance at low category (61,60%) and the contribution of
both employees information system and principle managing capabilities towards teachers’
teaching performance in mediate category (65,30%).
Keywords: principle managing capability, employees’ information system, teachers’ teaching
performance

ABSTRAK
Penelitian ini secara fokus mengkaji kontribusi kemampuan manajerial kepala sekolah dan
sistem informasi kepegawaian terhadap kinerja mengajar guru pada sekolah menengah
pertama negeri. Metode penelitian yang digunakan yaitu deskriptif analisis. Pelaksanaan
penelitian dilakukan pada guru sekolah menengah pertama negeri di Kecamatan Purwakarta
yaitu sebanyak 128 guru. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat kontribusi yang
signifikan antara kemampuan manajerial kepala sekolah terhadap kinerja mengajar guru pada
kategori sedang (45,10%) dan sistem informasi kepegawaian terhadap kinerja mengajar guru
pada kategori rendah (61,60%) dan kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem
informasi kepegawaian secara bersama-sama terhadap kinerja mengajar guru pada kategori
sedang (65,30%).

PENDAHULUAN dibebankan kepada guru, dan mungkin ada sistem


Dalam melaksanakan tugasnya menurut yang berlaku, baik disengaja ataupun tidak, akan
Isjoni (2009:1) Guru adalah kondisi yang diposisikan berpengaruh terhadap permasalahan tadi. Dari
sebagai garda terdepan dan posisi sentral di dalam keterangan tersebut dapat difahami bahwa
pelaksanaan proses pembelajaran. Berkaitan ketidakmampuan guru dalam melaksanakan
dengan itu, maka guru akan menjadi bahan pembelajaran menjadi masalah yang akan selalu
pembicaraan banyak orang, dan tentunya tidak lain diperhatikan. Baik atau tidaknya pelaksanaan
berkaitan dengan kinerja dan totalitas dedikasi dan pembelajaran yang bisa dilakukan oleh guru atau
loyalitas pengabdiannya. Sorotan tersebut lebih disebut dengan kinerja guru menentukan proses
bermuara kepada ketidakmampuan guru didalam pembelajaran yang dilaksanakan. Posisi guru yang
pelaksanaan proses pembelajaran, sehingga sangat menentukan pembelajaran akan selalu
bermuara kepada menurunnya mutu pendidikan. menjadi perhatian semua orang. Selanjutnya Isjoni
Kalaupun sorotan itu lebih mengarah kepada sisi- (2009:1) menjelaskan Bila kita amati di lapangan,
sisi kelemahan guru, hal itu tidak sepenuhnya bahwa guru sudah menunjukan kinerja maksimal di
60 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No. 2, Oktober 2010
dalam menjalan tugas dan fungsinya sebagai kepala sekolah tersebut ditandai dengan
pendidik, pengajar dan pelatih. Akan tetapi kemampuan dalam merumuskan program kerja,
barangkali masih ada sebagian guru yang belum meng-koordinasikan pelaksanaan program kerja,
menunjukkan kinerja baik, tentunya secara akan baik dengan dewan guru maupun dengan yang
berkontribusi terhadap kinerja guru secara makro. lainnya yang terkait dalam pendidikan suatu
Pada umumnya guru telah melakukan dan berusaha kemampuan dalam melakukan evaluasi terhadap
untuk melakukan pembelajaran yang baik, tetapi program kerja sekolah yang telah dilaksanakan.
kondisi guru yang tidak semuanya bisa Menurut Anwar dan Amir (2002)
melaksanakan pembelajaran baik menjadikan
menyatakan bahwa:
kinerja umum guru masih tampak kurang baik. Kepala sekolah sebagai salah satu kategori
administrator pendidikan perlu melengkapi
Seorang kepala sekolah sebagai manajerial
wawasan kepemimpinan pendidikannya
dituntut mampu memiliki kesiapan dalam
dengan pengetahuan dan sikap yang
mengelola sekolah. Kesiapan yang
antisipatif terhadap perubahan yang terjadi
dimaksud adalah berkenaan dengan
dalam kehidupan masyarakat, termasuk
kemampuan manajerial kepala sekolah
perkembangan kebijakan makro
sebagai seorang pimpinan. Kemampuan
pendidikan.
manajerial yang dimaksudkan di sini adalah
berkenaan dengan kemampuannya dalam
membuat perencanaan (planning), Hal yang paling aktual saat ini yang
mengorganisasikan (organizing), merupakan wujud dari perubahan dan
pelaksanaan (actuating), dan pengawasan
(controlling). Dengan kemampuan perkembangan adalah makin tingginya aspirasi
semacam itu, diharapkan setiap pimpinan masyarakat terhadap pendidikan, dan gencarnya
mampu menjadi pendorong dan penegak
disiplin bagi para karyawannya agar mereka tuntutan kebijakan pendidikan yang meliputi
mampu menunjukkan produktivitas
peningkatan aspek-aspek pemerataan
kerjanya dengan baik.
kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi.
Berangkat dari konsep Hersey (dalam
Sehubungan dengan aspek-aspek pemerataan
Sumidjo, 2002: 99) yang menyatakan dalam rangka
kesempatan, mutu, efisiensi dan relevansi tersebut,
pelaksanaan tugas-tugas manajerial diperlukan tiga
penguasaan teknologi informasi (TI) dalam bidang
macam bidang keterampilan, yaitu: technical,
pengelolaan administrasi mutlak diperlukan dalam
human dan conceptual. Dengan memiliki ketiga manajemen sekolah.
keterampilan dasar tersebut di atas, kepala sekolah Pengolahan administrasi yang dilakukan
dapat melaksanakan tugas pokok dan fungsinya secara manual banyak sekali kelemahan antara lain
sesuai dengan ketentuan, sehingga dapat mencapai menyita waktu dan lambat dalam prosess
tujuan pendidikan yang bermutu. Maka dari itu penyampaianya, maka seiring dengan kemajuan
kemampuan manajerial kepala sekolah ditandai teknologi terutama tekhnologi informasi dimana
oleh kemampuan untuk mengambil keputusan internet tercakup di dalamnya diterapkan sangat
(decision making) dan tindakan secara tepat, perlu dan mendesak untuk merubah pengelolaan
akurat dan relevan. Ketiga kemampuan manajerial data secara manual ke arah pengelolaan digital

ISSN 1412-565X 61
sehingga menghasilkan pengelolaan yang baik dan kinerja dapat diartikan sebagai prestasi yang dicapai
diolah sedemikian rupa sehingga dapat atau diperlihatkan dalam pelaksanaan suatu tugas
menghasilkan informasi yang tepat, cepat, dan atau pekerjaan. Sedangkan mengajar dapat diartikan
akurat melalui sistem informasi yang sebagai kegiatan membimbing aktivitas belajar.
terkomputerisasi. Kinerja merefleksikan kesuksesan suatu
Artikel ini akan mengungkap seberapa organisasi, maka dipandang penting untuk mengukur
besar Kontribusi Kemampuan Manajerial Kepala karakteristik tenaga kerjanya. Kinerja guru
Sekolah dan Sistem Informasi Kepegawaian merupakan kulminasi dari tiga elemen yang saling
Terhadap Kinerja Mengajar Guru (Analisis berkaitan yakni keterampilan, upaya sifat keadaan
Deskriptif pada Sekolah Menengah Pertama Negeri dan kondisi eksternal (Sulistyorini, 2001:63). Tingkat
di Kecamatan Purwakarta Kabupaten keterampilan merupakan bahan mentah yang
Purwakarta)”. dibawa seseorang ke tempat kerja seperti
Persoalan mengenai pendidikan, tidak pengalaman, kemampuan, kecakapan-kecakapan
terlepas dari kegiatan-kegiatan administrasi antar pribadi serta kecakapan tehknik. Upaya
pendidikan untuk mencapai tujuan secara efektif tersebut diungkap sebagai motivasi yang
dan efisien. Sekolah sebagai lembaga pendidikan diperlihatkan karyawan untuk menyelesaikan tugas
merupakan suatu organisasi yang di dalamnya pekerjaannya. Sedangkan kondisi eksternal adalah
terdapat personil-personil dan tenaga-tenaga tingkat sejauh mana kondisi eksternal mendukung
administratif yang mampu mengerjakan tugas-tugas kinerja
yang dibebankan kepadanya secara optimal pula. mengajar guru.
Keberhasilan pendidikan melalui Kinerja mengajar guru dipengaruhi juga oleh
pelaksanaan manajemen di sekolah memerlukan kepuasan kerja yaitu perasaan individu terhadap
sosok kepala sekolah yang memiliki kemampuan pekerjaan yang memberikan kepuasan
manajerial dan integritas profesional yang tinggi bathin kepada seseorang sehingga pekerjaan itu
serta demokratis dalam proses pengambilan disenangi dan digeluti dengan baik. Untuk
keputusan. mengetahui keberhasilan kinerja perlu dilakukan
evaluasi atau penilaian kinerja dengan berpedoman
Kinerja Mengajar Guru pada parameter dan indikator yang ditetapkan yang
Bernadin dan Russel (dalam Solihin, diukur secara efektif dan efisien seperti kinerja
2007:24) mengemukakan bahwa kinerja adalah hasil mengajarnya, efektivitas menggunakan waktu, dana
dari fungsi suatu pekerjaan atau kegiatan tertentu yang dipakai serta bahan yang tidak
selama satu periode. Sementara mengajar menurut terpakai. Sedangkan evaluasi kerja melalui perilaku
Burtn (dalam Solihin, 2007:25) secara sederhana guru dilakukan dengan cara membandingkan dan
dapat didefinisikan sebagai suatu kegiatan mengukur perilaku guru dengan teman sejawat atau
membimbing aktivitas belajar (teaching is the mengamati tindakan guru dalam menjalankan
guidance of learning activities). Berdasarkan perintah atau tugas yang diberikan, cara
definisi tersebut melalui pendekatan epistimologi mengkomunikasikan tugas dan pekerjaan dengan
62 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No. 2, Oktober 2010
teman sejawat guru itu sendiri. Simanjuntak belajar mengajar, kedisiplinan dalam mengajar dan
(Sedarmayanti, 2001) mengemukakan bahwa tugas lainnya, kreativitas dalam melaksanakan
faktor-faktor yang besar pengaruhnya terhadap pengajaran, melakukan interaksi dengan murid untuk
peningkatan kinerja yaitu: menimbulkan motivasi, kepribadian yang baik, jujur
Menurut Subroto (dalam Kosim, 2007:26), dan obyektif dalam membimbing siswa, mampu
yang dimaksud dengan kinerja guru dalam proses berfikir sistematis tentang apa yang dilakukannya,
belajar mengajar adalah kesanggupan atau dan pemahaman dalam administrasi pengajaran.
kecakapan para guru dalam menciptakan suasana Dari uraian di atas dapat disimpulkan
komunikasi yang edukatif antara guru dan peserta indikator kinerja guru antara lain: (1) kemampuan
didik yang mencakup suasana kognitif, afektif dan membuat perencanaan dan persiapan mengajar; (2)
psikomotorik sebagai upaya mempelajari sesuatu penguasaan materi yang akan diajarkan kepada
berdasarkan perencanaan sampai dengan tahap siswa; (2) penguasaan metode dan strategi
evaluasi dan tindak lanjut agar mencapai tujuan mengajar; (3) pemberian tugas-tugas kepada siswa;
pengajaran. Kinerja guru juga dapat diartikan (4) kemampuan mengelola kelas; (5) kemampuan
sebagai prestasi kerja guru untuk meraih prestasi melakukan penilaian dan evaluasi.
antara lain ditentukan oleh kemampuan dan usaha. Sedangkan Yusuf (2007:168)
Prestasi kerja guru dapat dilihat dari seberapa jauh mengemukakan beberapa tentang konsep mengajar
guru tersebut telah menyelesaikan tugasnya dalam yakni: (1) mengajar adalah menanamkan
mengajar dibandingkan dengan standar-standar pengetahuan pada anak. Dengan demikian tujuan
pekerjaan. Kemudian kinerja guru dapat diartikan mengajar adalah penguasaan pengetahuan oleh
pula sebagai suatu pencapaian tujuan dari guru itu anak. Disini anak besifat pasif, dan guru memegang
sendiri maupun tujuan pendidikan dan pengajaran peran yang utama (bersifat teacher centered), (2)
dari sekolah di tempat guru tersebut mengajar. mengajar adalah menyampaikan kebudayaan
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan kepada anak, tujuan mengajar menurut pengerian
bahwa kinerja adalah kemampuan kerja seseorang ini adalah pengenalan kebudayaan (nasional dan
yang diwujudkan dalam tingkah laku yang dunia) oleh anak. Peran peserta didik pasif,
ditampilkan. Apresiasi pemahaman serta sementara guru bersifat aktif, (3) mengajar adalah
kemampuan bertingkah laku sesuai harapan dapat suatu aktivitas mengkoordinasi atau mengatur
diidentifikasikan sebagai faktor kerja, kemampuan lingkungan sebaik-baiknya dan menghubungkan
kerja yang tinggi atau rendah dapat terlihat dari apa dengan anak sehingga terjadi proses belajar.
yang telah dicapai dan prestasi yang diperoleh dalam Menurut pengertian ini yang aktif adalah anak
suatu pekerjaan. Dengan demikian yang dimaksud (pupil-centered), sementara guru hanya menjadi
dengan kinerja guru adalah sebagai keberhasilan fasilitator, pembimbing, atau “manajer learning”.
guru dalam melaksanakan kegiatan belajar mengajar
yang bermutu, meliputi aspek: kesetiaan dan Kemampuan Manajerial Kepala Sekolah
komitmen yang tinggi pada tugas mengajar, Berkenaan dengan konsep administrasi dan
menguasai dan mengembangkan metode, manajemen, banyak para ahli administrasi yang
menguasai bahan pelajaran dan menggunakan mengemukakan pengertian administrasi. Pengertian
sumber belajar, bertanggung jawab memantau hasil yang dikemukakan oleh mereka secara umum
ISSN 1412-565X 63
memiliki kesamaan, meskipun begitu diantara para Penyusunan, pelaksanaan dan penerapan metode
ahli dalam mengemukakan pendapatnya selalu ini dimaksudkan untuk mengetahui sampai
mengacu kepada sudut pandang yang dianutnya. sejauhmana tujuan yang telah ditetapkan dapat
Para ahli administrasi itu diantaranya memberikan tercapai; dan (3) kemampuan seorang pimpinan atau
pengertian adminstrasi, diantaranya Siagian (1980:3) manajer serta bentuk tanggung jawab dalam
mengemukakan “administrasi adalah keseluruhan memajukan organisasi dalam mencapai tujuan.
proses kerjasama antara dua orang manusia atau Kemampuan manajerial kepala sekolah
lebih yang didasarkan rasionalitas, untuk mencapai berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007
tujuan yang telah ditentukan sebelumnya”. tentang standar kepala sekolah mencakup
Sementara Simon (Burhanuddin, 1994: 8), kompetensi kepribadian, kompetensi manajerial,
menyatakan: “…in his broader sense, kompetensi kewirausahaan, kompetensi supervisi,
administration can be defined as the activities dan kompetensi sosial. Indikator-indikator
of group corporation to accomplish common kompetensi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
goals”. Indikator komptenensi kepribadian meliputi
Pengertian di atas, secara implisit kompetensi: berakhlak mulia; mengembangkan
terkandung beberapa pokok pengertian, yaitu: (1) budaya dan tradisi akhlak mulia, dan menjadi teladan
administrasi sebagai proses kerja sama; (2) akhlak mulia bagi komunitas di sekolah; memiliki
aktivitas kerja sama dilakukan dua orang atau integritas kepribadian sebagai pemimpin; memiliki
lebih; dan (3) adanya tujuan tertentu yang keinginan yang kuat dalam pengembangan diri
hendak dicapai. Ketiga pokok pengertian di atas, sebagai kepala sekolah; bersikap terbuka dalam
merupakan suatu yang krusial dan mesti ada dalam melaksanakan tugas pokok dan funsi;
kegiatan administrasi. Ketiga unsur tersebut dapat mengendalikan diri dalam menghadapi masalah
berfungsi secara efektif, efisien apabila digerakan dalam pekerjaan sebagai kepala sekolah: memiliki
melalui sarana tertentu. Sarana tersebut adalah bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin
salah satunya kemampuan kepemimpinan yang pendidikan.
mampu menerapkan prinsip-prinsip administrasi, dan Komptenensi manajerial meliputi:
manajemen yang selayaknya. menyusun perencanaan sekolah untuk berbagai
Kemampuan yang dimaksudkan seperti tingkat pelaksanaan; mengembangkan organisasi
yang diharapkan di atas, akan terwujud manakala sekolah sesuai dengan kebutuhan; memimpin
ada satu sarana yang dapat menunjang terhadap sekolah dalam rangka pendayagunaan sumber daya
kemampuan tersebut. Sarana yang dimaksudkan sekolah secara optimal; mengelola perubahan dan
disini adalah adanya organisasi yang mampu menjadi pengembangan sekolah menuju organisasi
jembatan terhadap tiga hal penting yaitu:. (1) suatu pembelajaran yang efektif; menciptakan budaya dan
organisasinya hendaknya memiliki visi, misi dan iklim sekolah yang kondusif dan inovatif bagi peserta
tujuan; (2) suatu organisasi perlu menyusun dan didik; mengelola guru dan staf dalam rangka
memiliki program, dan menentukan metode pendayagunaan sumber daya manusia secara
bagaimana program itu dapat dilaksanakan. optimal; mengelola sarana dan prasarana sekolah
64 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No. 2, Oktober 2010
dalam rangka pendayagunaan secara optimal; rangka peningkatan professional guru;
mengelola hubungan sekolah dengan masyarakat melaksanakan supervisi akademik terhadap guru
dalam rangka pencarian dukungan ide, sumber dengan menggunakan pendekatan dan teknik
belajar, dan pembiayaan sekolah; mengelola peserta supervisi yang tepat; menindaklanjuti hasil supervisi
didik dalam rangka peneriamaan peserta didik baru, akademik terhadap guru dalam rangka peningkatan
penempatan dan pengembangan kapasitas peserta professionalisme guru.
didik; mengelola pengembangan kurikulum dan Kompetensi sosial meliputi: bekerja sama
kegiatan pembelajaran sesuai dengan arah dan dengan pihak lain untuk kepentingan sekolah;
tujauan arah pendidika nasional; mengelola berpartisipasi dalam kegiatan sosial
keuangan sekolah sesuai dengan prinsip pengelolaan kemasyarakatan; memiliki kepekaan sosial terhadap
yang akuntabel, transparan dan efisien; mengelola orang atau kelompok lain.
ketatausahaan sekolah dalam mendukung Wildavsky (Danim, 2002 : 98)
pencapaian tujuan sekolah; mengelola unit layanan mengemukakan bahwa salah satu preposisi tentang
khusus sekolah dalam mendukung kegiatan kompetensi manajerial bagi kepala sekolah atau
pembelajaran dan kegiatan peserta didik di sekolah; calon kepala sekolah, bahwa “Kompetensi minimal
mengelola sistem informasi sekolah dalam seorang kepala sekolah adalah memiliki
mendukung penyusunan program dan pengambilan pengetahuan dan keterampilan dalam bidang
keputusan; memanfaatkan kemajuan teknologi keadministrasian sekolah; keterampilan hubungan
informasi bagi peningkatan pembelajaran dan manusiawi dengan staf, siswa dan masyarakat, dan
manajemen sekolah; melakukan monitoring, evaluasi, keterampilan teknis instruksional dan non
dan pelaporan pelaksanaan kegiatan program instruksional.”
sekolah dengan prosedur yang tepat, serta Dalam setiap institusi pimpinan merupakan
merencanakan tindak lanjutnya. kunci keberhasilan organisasi, baik dalam institusi
Kompetensi kewirausahaan meliputi: sosial semacam sekolah. Kepribadian seorang
menciptakan inovasi yang berguna bagi pemimpin benar-benar menjadi perhatian yang
pengembangan sekolah; bekerja keras untuk dipimpinnya oleh karenanya konsep maqomat wa
mencapai keberhasilan sekolah sebagai organisasi al-ahwal menurut hemat penulis akan sangat
pembelajaran yang efektif; memiliki motivasi yang membantu pengkondisian dan membentuk pribadi
kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas pokok manusia apakah itu pemimpin atau calon pemimpin.
dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah; pantang Perubahan akibat interaksi yang terjadi
menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam antara bawahan dan atasan (pimpinan dan yang
menghadapi kendala yang dihadapi sekolah; memiliki dipimpin). Pemimpin harus mampu memperngaruhi
naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan bawahan, hal ini sesuai dengan pendapat Wiraputra
produksi atau jasa sekolah segagai sumber belajar (1985:82) bahwa: “Kepemimpinan artinya
peserta didik. kompetensi untuk mempengaruhi bawahan untuk
Kompetensi supervisi antara lain meliputi: mengikuti atasan. Hal yang mengakibatkan memiliki
merencanakan program supervisi akademik dalam kontribusi antara lain pengetahuan, pengalaman,
ISSN 1412-565X 65
management. Tindakan-tindakan inilah yang
wibawa, kharisma serta jabatan”. menggerakan seseorang untuk melakukan
Penyelenggaraan manajemen sekolah aktivitasnya; dan (4) Pegawasan (Controlling),
merupakan tugas pemimpin sekolah, inti dari mencangkup tindakan-tindakan untuk melihat
manajemen sekolah adalah kepemimpinan sejauhmana hasil yang diiaksanakan oleh ketiga
(Amatembun, 1981:29). Dengan demikian tugas fungsi dasar di atas. Walaupun ketiga fungsi lainnya
pemimpin adalah melaksanakan fungsi-fungsi disusun dengan tepat dan dilakukan dengan sebaik-
manajerial seperti:(1) perencanaan, (2) baiknya tetapi apabila controlling tidak berjalan
pengorganisasian, (3) penetapan staf-staf pembantu maka usaha tidak akan berhasil dengan baik.
pelaksana kegiatan, (4) memberikan pengarahan Sistem Informasi Kepegawaian
bimbingan dan pembinaan, (5) mengadakan Sistem informasi kepegawaian sekolah
pengawasan untuk mengatasi penyimpangan, (6) merupakan segala unsur-unsur dalam administrasi
melaksanakan penilaian untuk mengukut kepegawaian yang membantu terealisasimya
keberhasilan. pengelolaan manajemen di suatu organisasi sekolah,
Semua fungsi manajerial diaplikasikan yang dapat membantu dan mempermudah pekerjaan
dalam program penyelenggaraan pendidikan di yang dilakukan oleh pegawai di organisasi tersebut.
sekolah antara lain: (1) Perencanaan (Planning), Berdasarkan etimologi, sistem berasal
fungsi dasar pertama dari seorang manager untuk dari kata System yang berarti cara atau susunan.
mengadakan perencanaan mengenai penetapan- Secara garis besar terdapat dua kelompok
penetapan kegiatan yang harus dilaksanakan di pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu
dalam rangka mencapai suatu tujuan yang harus yang menekankan pada prosedurnya dan yang
didasarkan kepada fakta-fakta yang mencangkup menekankan pada komponen atau elemen.
perbuatan, petunjuk serta arah dalam tindakan Informasi memiliki peran penting dalam
selanjutnya; (2) Pengorganisasian (Organizing), suatu sistem. Informasi dapat didefinisikan sebagai
meliputi tindakan-tindakan yang menentukan suatu data yang diolah menjadi bentuk yang lebih
aktivitas yang harus dilaksanakan dengan berguna dan lebih berarti bagi yang menerimanya.
menempatkan orang-orang yang melaksanakan Sumber dari sebuah informasi adalah data. Data
aktivitas-aktivitas tersebut, menentukan pembagian adalah kenyataan yang menggambarkan suatu
tugas sesuai dengan keadaan, mem-perhitungkan kejadian-kejadian dan kesatuan nyata. Kejadian
tenaga, waktu, biaya yang seminim mungkin, adalah sesuatu yang terjadi pada saat tertentu.
menetapkan fasilitas-fasilitas, mengalokasikan tugas, Kesatuan nyata adalah berupa objek nyata seperti
mendelegasikan kekuasaan dan menetapkan tempat, benda dan orang yang betul-betul ada dan
hubungan-hubungannya; (3) Pelaksanaan terjadi.
(Actuating), mencangkup keseluruhan tindakan dari Informasi adalah data yang telah diolah
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan manusia menjadi suatu bentuk yang penting bagi si penerima
yang merupakan salah satu elemen management, dan mempunyai nilai yang nyata atau yang dapat
hubungan antara sikap, moril, disiplin, serta diterapkan dalam keputusan-keputusan yang
komunikasi individu dalam melaksanakan
66 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No. 2, Oktober 2010
sekarang atau keputusan-keputusan yang akan fungsi-fungsi pendukung organisasi tersebut.
datang (Arbie, 2000: 6). Kemampuan manajerial merupakan hal
Informasi adalah sejumlah data yang telah penting dalam upaya pencapaian tujuan organisasi
diproses dengan baik dan berguna bagi pemakainya. yang dilakukan dengan memberdayakan berbagai
Disebut informasi apabila data tersebut yang telah sumber daya organisasi melalui proses
diproses sesuai dengan kebutuhan pemakainya. mempengaruhi. Dengan demikian keberadaan
(Jogiyanto, 2002: 11) kepemimpinan yang efektif (berhasil) merupakan
Informasi sangat dibutuhkan namun harus salah satu kunci kesuksesan organisasi dalam
memenuhi kriterian sebagai berikut : (1) akurat, yaitu mencapai tujuannya. Menurut Danim (2002:)
informasi yang disajikan terbebas dari kesalahan- mengemukakan bahwa salah satu preposisi tentang
kesalahan,tidak menyesatkan maupun yang manajerial bagi kepala sekolah atau calon kepala
membingungkan bagi pengguna informasi; (2) sekolah, bahwa “kompetensi minimal seorang kepala
relevan, yaitu informasi yang disajikan dapat sekolah adalah memiliki pengetahuan dan
menyesuaikan terhadap tuntunan dari kainginan keterampilan dalam bidang keadministrasian
pengguna informasi; (3) tepat waktu, informasi yang sekolah; keterampilan hubungan manusiawi dengan
disampaikan tidak mengalami keterlambatan tidak staf, siswa dan masyarakat, dan keterampilan teknis
usang bagi pengguna informasi; (4) jelas, yaitu instruksional dan non instruksional.”
informasi yang disajikan dapat diterima dengan baik Sistem informasi adalah sistem di dalam
oleh pengguna informasi; (5) lengkap, yaitu informasi suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan
yang disajikan dapat memenuhi seluruh kebutuhan pengolahan transaksi harian, membantu dan
maupun keinginan pengguna informasi mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial
Sistem informasi adalah sistem di dalam dari suatu organisasi dan membantu mempermudah
suatu organisasi yang mempertemukan kebutuhan penyediaan laporan yang diperlukan. (Arbie, 2000,
pengolahan transaksi harian, membantu dan 35). Kriteria-kriteria dalam sistem pengelolaan
mendukung kegiatan operasi, bersifat manajerial informasi kepegawaian sangat dibutuhkan yang
dari suatu organisasi dan membantu mempermudah harus memenuhi kriteria sebagai berikut: (1) akurat,
penyediaan laporan yang diperlukan. (Arbie, 2000: informasi yang disajikan terbebas dari kesalahan-
35). Sistem informasi adalah data yang dikumpulkan, kesalahan,tidak menyesatkan maupun yang
dikelompokkan dan diolah sedemikian rupa sehingga membingungkan bagi pengguna informasi; (3)
menjadi sebuah satu kesatuan informasi yang saling relevan, informasi yang disajikan dapat
terkait dan saling mendukung sehingga menjadi menyesuaikan terhadap tuntunan dari kainginan
suatu informasi yang berharga bagi yang pengguna informasi; (3) tepat waktu, informasi yang
menerimanya (Muhyuzir, 2001: 8)”. Dari pengertian disampaikan tidak mengalami keterlambatan tidak
di atas dapat disimpulkan bahwa sistem informasi usang bagi pengguna informasi; (4) jelas, informasi
berupa data-data yang diperlukan untuk membantu yang disajikan dapat diterima dengan baik oleh
suatu organisasi dalam melaksanakan kegiatan pengguna informasi; (5) lengkap, informasi yang
manajemen untuk kelangsungan dan berjalannya disajikan dapat memenuhi seluruh kebutuhan
ISSN 1412-565X 67
maupun keinginan pengguna informasi. Negeri 1 Purwakarta mewakili wilayah Selatan,
Selanjutnya paradigma penelitian pada SMP Negeri 2 mewakili wilayah Utara, SMP
kontribusi antara variabel bebas dengan variabel Negeri 9 Purwakarata mewakili wilayah Timur, dan
terikat secara skematis dapat dilihat pada gambar SMP Negeri 8 mewakili wilayah Barat.
sebagai berikut:

HASIL PENELITIAN DAN


Kemampuan Manajerial
Kepala Sekolah R1,2y Kinerja Mengajar PEMBAHASAN
Hipotesis pertama yang diajukan adalah
Sistem(XInformasi
1)
Guru (Y)
Kepegawaian “Kemampuan manajerial kepala sekolah
(X2) berkontribusi positif terhadap kinerja mengajar
Gambar 2.1 guru”. Dengan kata lain semakin tinggi kemampuan
manajerial kepala sekolah yang diterapkan,
METODOLOGI PENELITIAN semakin tinggi pula pencapaian kinerja mengajar
Penelitian ini dilaksanakan dengan metode guru di sekolah, dan sebaliknya semakin rendah
deskriptif analitik, yaitu metode penelitian yang kemampuan manajerial kepala sekolah yang
memusatkan perhatiannya pada fenomena yang diterapkan, semakin rendah pula kinerja mengajar
terjadi pada saat ini. Penelitian ini berusaha untuk guru di sekolah.
membuat deskripsi fenomena yang diselidiki Hasil koefisien korelasi (r) yang positif
dengan cara melukiskan fakta atau fenomena (0,472) menunjukkan orientasi hubungan positif,
tersebut secara cermat. Teknik pengumpulan data di mana semakin tinggi atau semakin baik
dilakukan dengan kuisioner atau angket yaitu kemampuan manajerial kepala sekolah
daftar pernyataan yang diberikan kepada orang diterapkan, maka kualitas pencapaian kinerja
lain bersedia memberikan respons (responden) mengajar guru juga akan meningkat.
sesuai dengan permintaan pengguna. Tujuan Nilai koefisien determinasi yang
penyebaran angket adalah untuk mecari informasi diperoleh adalah 0,451 atau dalam persentase
yang lengkap mengenai suatu masalah dan = 45,1%. Hal ini mencerminkan bahwa variabel
responden tanpa merasa kuatir bila responden bebas (kemampuan manajerial kepala sekolah)
memberikan jawaban yang tidak sesuai dengan mampu menjelaskan variasi perubahan variabel
kenyataan dalam pengisian daftar pertanyaan terikat (kinerja mengajar guru). Besaran angka
(Akdon, 2007:131). koefisien determinasi tersebut juga menunjukkan
Lokasi dalam penelitian ini adalah satuan bahwa kontribusi variabel manajerial kepala
pendidikan SMP Negeri di Kecamatan sekolah terhadap variabel kinerja mengajar guru
Purwakarta Kabupaten Purwakarta Jawa Barat. adalah 45,1 %.
Dalam penelitian ini sumber data diambil dari empat Hasil perhitungan uji hipotesa diperoleh
sekolah berdasarkan wilayah/lokasi yaitu SMP nilai t hitung sebesar 6,907, Untuk mengetahui
68 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No. 2, Oktober 2010
diterima atau ditolaknya hipotesa yang adalah searah; dimana setiap kenaikan satu
dirumuskan, maka terlebih dahulu nilai t hitung satuan variabel kemampuan manajerial kepala
dibandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t sekolah akan menyebabkan kenaikan kinerja
hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t mengajar sebesar 0,394.
tabel maka hipotesa diterima. Nilal t tabel pada Hipotesis kedua yang diajukan adalah
taraf level of significant 5% (a = 0,05) dengan “Sistem informasi kepegawaian berkontribusi
degree freedom (df) = 127 adalah sebesar 2.00, positif terhadap kinerja mengajar guru”. Dengan
Dengan demikian, jika dibandingkan antara nilai kata lain semakin tinggi sistem informasi yang
t hitung (6,907) dan nilai t tabel (2.00). Maka diterapkan, semakin tinggi pula pencapaian kinerja
nilai t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel. mengajar guru di sekolah, dan sebaliknya semakin
Ini berarti, hipotesa diterima atau dengan kata rendah sistem informasi yang diterapkan oleh
lain terdapat hubungan yang positif dan signifikan sekolah, semakin rendah pula kinerja mengajar guru
antara kemampuan manajerial kepala sekolah di sekolahnya.
terhadap kinerja mengajar guru. Berdasarkan uji regresi diketahui nilai

Dari hasil uji t diketahui bahwa nilai koefisien korelasinya (r) sebesar 0,645. Nilai ini

signifikansinya (6,907) lebih besar dari 2.00, Hal mencerminkan bahwa antara sistem informasi
ini, selain menyatakan bahwa hipotesa diterima, dengan kinerja mengajar guru secara kualitatif
mempunyai hubungan kontrbusi yang tergolong
juga menunjukkan bahwa persamaan regresi
sedang. Hasil koefisien korelasi (r) yang positif
yang diperoleh dapat digunakan, sebagai
(0,645) menunjukkan orientasi hubungan positif,
prediksi yang baik.
dimana semakin tinggi atau semakin baik sistem
Berdasarkan tabel 4.45 di atas, dapat
informasi yang diterapkan, maka kualitas
disusun persamaan regresi sebagai berikut:
pencapaian kinerja mengajar guru juga akan
Y = 8,057 + 0,472 X 1.
meningkat.
Berdasarkan persamaan di atas
Nilai koefisien determinasi yang
diketahui nilai konstantanya sebesar 8,057, diperoleh adalah 0,382 atau dalam persentase =
Secara matematis, nilai konstanta tersebut 38,2 %. Hal ini mencerminkan bahwa variabel
menyatakan bahwa pada saat kemampuan bebas (sistem informasi) kurang mampu
manajerial kepala sekolah benilai 0, maka kinerja menjelaskan variasi perubahan variabel terikat
mengajar guru sudah memiliki nilai 8,057. (kinerja mengajar guru). Besaran angka koefisien
Selanjutnya nilal positif (0,394) Yang determinasi tersebut juga menunjukkan bahwa
terdapat pada koefisien regresi variabel bebas kontribusi variabel sistem informasi kepegawaian
(kemampuan manajerial kepala sekolah) terhadap variabel kinerja mengajar guru adalah
menggambarkan bahwa arah hubungan antara 38,2%.

variabel kemampuan manajerial kepala sekolah Hasil perhitungan uji hipotesa diperoleh

dengan vartabel terikat (kinerja mengajar guru) nilai t hitung sebesar 5,776. Untuk mengetahui

ISSN 1412-565X 69
diterima atau ditolaknya hipotesa yang informasi kepegawaian secara bersama-sama
dirumuskan, maka terlebih dahulu nilai t hitung berkontribusi positif terhadap kinerja mengajar
dibandingkan dengan nilai t tabel. Apabila nilai t guru”. Dengan kata lain semakin tinggi kemampuan
hitung lebih besar dibandingkan dengan nilai t manajerial kepala sekolah dan sistem informasi yang
tabel maka hipotesa diterima. Nilal t tabel pada diterapkan, semakin tinggi pula pencapaian kinerja
taraf level of significant 5% (a = 0,05) dengan mengajar guru di sekolah, dan sebaliknya semakin
degree freedom (df) = 126 adalah sebesar 2.00, rendah kemampuan manajerial kepala sekolah dan
Dengan demikian, jika dibandingkan antara nilai sistem informasi yang diterapkan, semakin rendah
t hitung (5,776) dan nilai t tabel (2.00). Maka nilai pula kinerja mengajar guru di sekolahnya.
t hitung lebih kecil dibandingkan nilai t tabel. Ini Berdasarkan ujiu regresi diketahui nilai
berarti, hipotesa diterima atau dengan kata lain koefisien korelasinya (r) sebesar 0,508. Nilai ini
terdapat hubungan yang positif dan signifikan mencerminkan bahwa antara kemampuan
antara sistem informasi terhadap kinerja mengajar manajerial kepala sekolah dan sistem informasi
guru. dengan kinerja mengajar guru secara kualitatif
Dari hasil uji t diketahui bahwa nilai mempunyai hubungan kontribusi yang tergolong
signifikansinya (5,776) lebih besar dari 2.00, Hal sedang. Hasil koefisien korelasi (r) yang positif
ini, selain menyatakan bahwa hipotesa diterima, (0,508) menunjukkan orientasi hubungan positif,
juga menunjukkan bahwa persamaan regresi dimana semakin tinggi atau semakin baik
yang diperoleh dapat digunakan, sebagai prediksi kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem
yang baik. informasi yang diterapkan, maka kualitas
Y = 4,528 + 0,620 X 1. pencapaian kinerja mengajar guru juga akan
Berdasarkan persamaan di atas diketahui meningkat.
nilai konstantanya sebesar 4,528. Secara Nilai koefisien determinasi yang
matematis, nilai konstanta tersebut menyatakan diperoleh adalah 0,453 atau dalam persentase =
bahwa pada saat sistem informasi benilai 0, maka 45,3%. Hal ini mencerminkan bahwa variabel
kinerja mengajar guru sudah memiliki nilai 4,528. bebas (kemampuan manajerial kepala sekolah dan
Selanjutnya nilal positif (0,620) Yang sistem informasi) mampu menjelaskan variasi
terdapat pada koefisien regresi variabel bebas perubahan variabel terikat (kinerja mengajar
(sistem informasi kepegawaian) menggambarkan guru). Besaran angka koefisien determinasi
bahwa arah hubungan antara variabel sistem tersebut juga menunjukkan bahwa kontribusi
informasi dengan vartabel terikat (kinerja variabel kemampuan manajerial kepala sekolah dan
mengajar guru) adalah searah; dimana setiap sistem informasi terhadap variabel kinerja
kenaikan satu satuan variabel sistem informasi mengajar guru adalah 45,3%.
akan menyebabkan kenaikan kinerja mengajar Hasil perhitungan uji hipotesa diperoleh nilai
guru sebesar 0,620. F hitung sebesar 53,589 Nilai F tabel pada taraf
Hipotesis ketiga yang diajukan adalah level of significant 5% (a = 0,05) dengan degree
“Kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem of freedom (df)= 57 adalah. sebesar 3,17. Dengan
70 Jurnal Penelitian Pendidikan
Vol. 11, No. 2, Oktober 2010
demikian, jika dibandingkan antara nilai F hitung
(53,589) dan nilal F tabel (3,17), maka nilai F hitung KESIMPULAN
lebih besar dibandingkan nilai F tabel. Ini berarti, Berdasarkan hasil pengujian koefisien
hipotesa diterima; atau dengan kata lain: terdapat korelasi dengan menggunakan rumus analisis uji t
hubungan yang positif dan signifikan antara diperoleh nilai thitung = 6,907 sedangkan harga ttabel
kemampuan manajerial kepala sekolah dan sistem sebesar 2,00, Dengan demikian dapat dikatakan
informasi kepegawaian dari pimpinan dengan bahwa hipotesis diterima atau dengan kata lain
pencapaian kinerja mengajar guru. terdapat hubungan yang positif dan signifikan
Berdasarkan uji regresi juga dapat antara kemampuan manajerial kepala sekolah
disusun persamaan regresi ganda dengan terhadap kinerja mengajar guru.
persamaan Y = a + b 1 X 1 + b 2 X 2 , maka Besaran kontribusi antara sistem informasi
bentuk persamaannya adalah Y = 4,003 + 0,646 kepegawaian terhadap kinerja mengajar guru SMP
X1 + 0,250 X2. Dari persamaan di atas berarti Negeri di Kecamatan Purwakarta ada pada tingkat
kinerja mengajar guru (Y) akan membaik atau yang rendah. Ini berarti bahwa kontribusi sistem
meningkat apabila variabel kemampuan manajerial informasi kepegawaian terhadap kinerja mengajar
kepala sekolah (X 1) dan sistem informasi guru merupakan faktor yang kurang berkontribusi
kepegawaian (X2) ditingkatkan. Tetapi koefisien karena merupakan faktor eksternal. Dan pada
regresi untuk kemampuan manajerial kepala faktanya sistem informasi kepegawaian ini belum
sekolah (0,446) jauh lebih besar dari pada terlaksana secara maksimal dengan memanfaatkan
koefisien regresi untuk sistem informasi teknologi informasi (TI). Oleh karena itu sistem
kepegawaian (0,250). Selanjutnya berdasarkan informasi merupakan variabel yang harus
pada persamaan Y = 4,003 + 0,646 X1 + 0,250 dioptimalkan dan diperhatikan dalam memprediksi
X2 dapat diprediksi bagaimana kualitas atau nilai kinerja mengajar guru.
maksimal dari masing-masing variabel.

DAFTAR PUSTAKA
Akdon, (2008), Aplikasi Statistika dan Metode Penelitian Untuk Administrasi dan Manajemen, Dewa Ruchi, Bandung.
Burhanuddin Analisis. Admistrasi. (1994). Manajemen on Kepemimpinan Pendidikan, Jakarta: Bumi Aksara.
Darmoyo, S.B. (2008). Model Manajerial Pendidikan-Perspektif Manajerial Ki Hajar Dewantoro, Tugas Individu
Mata Kuliah Manajerial dan Perilaku Organisasi Kependidikan. Program Studi Manajemen Pendidikan.
Program Pasca Sarjana. Universitas Negeri Semarang. Semarang.
Fattah, N. (2000). Landasan Manajemen Pendidikan, Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Isjoni, (2009), Kinerja Guru, http://re-searchengines.com/isjoni12.html
Nanang Kosim, (2007) hubungan antara kecerdasan emosional Dengan Kinerja Guru SDIT Nur Fatahillah Pondok
Benda Buaran Serpong, Sripsi. Program Studi Manajemen Pendidikan Islam Jurusan Kependidikan Islam
Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
Lacham &Wexley (1982). Increasing Productivity Though Performance Apprais. USA: Addison-Wesley Publishing
Company Inc.

ISSN 1412-565X 71
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2007 Tentang Standar Kepala Sekolah/
Madrasah.
Pidarta, M. (1988). Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta. Bina Aksara
Rober, M and J. (2000). Human Resource management ,New York: South-Western College Publishing.
Sedarmayati, (2007). Manajemen Sumber Daya Manusia, Reformasi Birokrasi dan Manajemen Pegawai Negeri
Sipil. Bandung : Refika Aditama.
Soetopo, H., dan Wasty, S. (1984). Manajerial dan Supervisi Pendidikan, Jakarta: PT. Bina Aksara
Sulistyorini, (2001). Hubungan antara Keterampilan Manajerial Kepala Sekolah dan Iklim Organisasi dengan
Kinerja Guru. Ilmu Pendidikan: 28 (1) 62-70.

BIODATA SINGKAT
Penulis adalah Dosen Universitas Pendidikan Indonesia

72 Jurnal Penelitian Pendidikan


Vol. 11, No. 2, Oktober 2010

Anda mungkin juga menyukai