Anda di halaman 1dari 10

121 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II, No.

1 Februari 2020

PENINGKATAN KINERJA DAN MOTIVASI MENGAJAR TERHADAP


KOMPETENSI PROFESIONAL GURU
1
Yayat Hidayat
hidayat_uninuss31714@yahoo.com

Diterima Februari 2020 Disetujui Februari 2020 Dipublikasikan Februari 2020

Abstrak:. Penelitian dilakukan di TK Kecamatan Batununggal Kota Bandung . Penelitian ini


merupakan penelitian kuantitatif, dengan teknik pengambilan sampel yang dijadikan Populasi.
Penelitian dilakukan kepada seluruh guru di TK Kecamatan Batununggal. Subjek yang dianalisis
dalam penelitian ini sebanyak 50 orang guru yang dihitung berdasarkan teknik pengambilan
sampel 100%. Teknik pengumpulan data yaitu dengan menggunakan angket/kuesioner, observasi
dan dokumentasi. Uji keabsahan data yang digunakan adalah uji validitas dan uji reliabilitas. Uji
prasyarat analisis meliputi uji normalitas, uji linearitas, uji multikolinieritas. Uji hipotesis
menggunakan uji regresi sederhana yaitu analisisnya dengan membandingkan nilai t tabel dengan
t hitung dan uji regresi ganda yang analisisnya membandingkan antara F hitung dengan F tabel.
Hasil penelitian ini menunjukan: 1.Terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara
penigkatan kinerja terhadap motivasi guru. Artinya variabel peningkatan kinerja memberikan
dampak positif terhadap motivasi guru sebesar 17,6% dengan tingkat hubungan sedang. Artinya
semakin baik hubungan peningkatan terhadap motivasi maka akan berdampak positif 2.Terdapat
hubungan yang signifikan antara motivasi terhadap profesional guru. Artinya variabel kinerja
memberikan hubungan terhadap profesional guru sebesar 15,2% artinya semakin baik hubungan
motivasi terhadap pengingkatan profesional guru maka akan berdampak positif 3.Terdapat
hubungan yang signifikan antara peningkatan kinerja dan motivasi bersama-sama terhadap
perfesional guru. Artinya variabel pengaruh memberikan komitmen dalam kinerja mengajar
terhadap profesional guru sebesar 28,4%. Artinya semakin baik hubungan pengaruh terhadap
motivasi maka akan berdampak positf.

Kata Kunci: Penigkatan kinerja, Motivasi, dan Profesional Guru

The study was conducted in TK Batununggal District, Bandung City. This research is a quantitative
study, with the sampling technique used as the population. The study was conducted on all teachers
in the Batununggal District Kindergarten. Subjects analyzed in this study were 50 teachers
calculated based on 100% sampling technique. Data collection techniques are using a questionnaire
/ questionnaire, observation and documentation. The validity test of the data used is the validity and
reliability test. Analysis prerequisite tests include normality test, linearity test, multicollinearity test.
Hypothesis testing uses a simple regression test that is analysis by comparing the values of t tables
with t arithmetic and multiple regression tests whose analysis compares between F arithmetic and
F tables. The results of this study indicate: 1. There is a positive and significant relationship between
performance improvement on teacher motivation. This means that the variable performance
improvement has a positive impact on teacher motivation by 17.6% with a moderate level of
relationship. This means that the better the relationship of improvement in motivation will have a
positive impact 2. There is a significant relationship between motivation for teacher
professionalism. This means that the performance variable gives a relationship to the teacher
professional by 15.2% meaning the better the relationship of motivation to the improvement of the
teacher's professional will have a positive impact 3. There is a significant relationship between
performance improvement and motivation together towards teacher professionalism. This means
that the influence variable gives commitment in teaching performance to teacher professionals by
28.4%. This means that the better the relationship of influence on motivation, it will have a positive
impact.
Keywords: Improvement performance, motivation, and professionalism of Teacher's

1
Universitas Bandung Raya
122 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II,No.1 Februari 2020

PENDAHULUAN berbagai sumber, termasuk dari


Pendidikan adalah usaha sadar sumber elektronik dan pertemuan
untuk menyiapkan peserta didik ilmiah, serta melakukan kajian atau
melalui kegiatan bimbingan, penelitian untuk menunjang
pengajaran, dan atau latihan bagi pembelajaran yang mendidik. Jika
peranannya di masa yang akan datang mengacu pada empat kompetensi yang
(Undang-Undang Sistem Pendidikan harus dikuasai guru menurut kebijakan
Nasional Nomor. 20 Tahun 2003). pemerintah, maka salah satu
Kualitas pendidikan dan kompetensi yang spesifik dan terkait
lulusan tergantung khususnya kepada langsung dengan tugas guru adalah
peran guru dalam pengelolaan kompetensi profesional.
komponen-komponen pengajaran Selain dengan meningkatkan
yang gunakan dalam proses belajar kompetensi profesional guru, usaha
mengajar yang menjadi tanggung untuk meningkatkan kinerja guru juga
jawabnya. Untuk dapat mencapai hasil dapat melalui peningkatan motivasi
belajar yang optimal tentunya guru kerja para guru. Guru mengajar karena
harus memiliki kinerja yang maksimal ada sesuatu yang memotivasi dirinya
selama proses belajar mengajar untuk bekerja.
dengan menyesuaikan perkembangan Motivasi kerja ini yang
ilmu pengetahuan dan teknologi yang menyebabkan seorang guru untuk
semakin maju dan berkembang. bersemangat dalam menjalankan tugas
Pasal 8 Undang-Undang No.14 sebagai pendidik karena telah
tahun 2005 tentang guru dan dosen terpenuhi kebutuhannya. Pemenuhan
menyebutkan bahwa guru wajib kebutuhan tersebut berkaitan dengan
memiliki kualifikasi akademik, kepuasan kerja, dimana antara harapan
kompetensi, sertifikat pendidik, sehat guru terpenuhi oleh kenyataan yang
jasmani dan rohani, serta memiliki diberikan organisasi,.motivasi kerja
kemampuan untuk mewujudkan yang berbeda antara guru yang satu
tujuan pendidikan nasional. Namun dengan lainnya. Padahal motivasi
dalam kenyataannya masih sedikit sangat diperlukan bagi guru dalam
guru yang memenuhi syarat tersebut. melaksanakan tugas-tugasnya
Berdasarkan Peraturan sehingga dapat meningkatkan
Pemerintah (PP) Nomor 74 Tahun keberhasilan proses pembelajaran.
2008 tentang guru, dinyatakan bahwa Motivasi adalah dorongan
salah satu kompetensi yang harus kerja yang timbul pada diri sendiri
dimiliki oleh guru adalah kompetensi untuk berperilaku dalam mencapai
profesional. Kompetensi profesional tujuan. Sehingga guru yang memiliki
yang dimaksud dalam hal ini motivasi yang tinggi tercermin dari
merupakan kemampuan guru dalam sikap dan perilaku guru yang mau
penguasaan materi pelajaran secara bekerja keras, cenderung bertindak,
luas dan mendalam. Penguasaan mendayagunakan segenap
materi secara luas dan mendalam kemampuan, pikiran, ketrampilan
dalam hal ini termasuk penguasaan untuk mewujudkan tujuan pendidikan.
kemampuan akademik lainnya yang Pada dasarnya untuk mendapatkan
berperan sebagai pendukung proses dan hasil belajar siswa yang
profesionalisme guru. berkualitas tentu diperlukan kinerja
Guru dengan menggali dari guru yang maksimal. Kinerja guru
123 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II, No.1 Februari 2020

akan maksimal apabila guru yang penelitian dengan cara mengukur


memiliki penguasaan materi yang indikator – indikator variabel yang
mendalam, memiliki kemampuan diteliti sehingga diperoleh gambaran
berkomunikasi yang baik, komitem pengaruh diantara variabel – variabel
dalam tugasnya, mampu tersebut. Pada tahap ini langkah
memanfaatkan media pembelajaran pertama yang dilakukan adalah
secara efektif yang akan membantu memeriksa dan menyeleksi data
dalam kelancaran proses terkumpul dari responden, hal ini
pembelajaran. penting dilakukan untuk menyakinkan
Menurut Martinis Yamin dan bahwa data telah terkumpul semuanya
Maisah (2010: 86) ¡§kinerja guru dan memenuhi syarat untuk diolah
adalah perilaku atau respon yang dengan langkah – langkah sebagai
memberi hasil yang mengacu kepada berikut :
apa yang mereka kerjakan dalam 1. Memeriksa apakah semua angket
menghadapi tugas. Selain itu, kinerja telah terkumpul
juga dapat diartikan sebagai hasil yang 2. Memriksa apakah semua pernyataan
telah dicapai guru dalam atau pertanyaan dalam angket dijawab
melaksanakan tugas yang didasarkan sesuai petunjuk
kecakapan, pengalaman, waktu, 3. Memeriksa apakah data yang telah
output yang dihasilkan yang tercermin terkumpul layak untuk diolah.
baik dari kuantitas maupun
kualitasnya. HASIL DAN PEMBAHASAN
Berdasarkan latar belakang Berdasarkan Berdasarkan hasil
masalah, terdapat keterkaitan antara pengumpulan data yang oleh peneliti
motivasi kerja dan kompetensi disebarkan dalam bentuk angket
profesional terhadap kinerja guru.
terhadap guru TK di Kecamatan
Atas dasar alasan tersebut peneliti
tertarik untuk meneliti masalah ini Batununggal yang berjumlah 50 orang
dengan tema : ‘ Peningkatan Kinerja yang mana mereka sebagai guru tetap
dan Motivasi Mengajar Terhadap yayasan dan guru tidak tetap, di TK
Kompetensi Profesional Guru’’. Kecamatan Batununggal Kota
Bandung. Adapun jumlah 50 orang
METODE guru yang merupakan sample
Metode Penelitian ini
sekaligus populasi yang penulis
bertujuan untuk melihat faktor – faktor
peningkatan kinerja mengajar guru di jadikan responden.
TK Kecamatan Batununngal Kota
Berdasarkan data di atas
Bandung. Berdasarkan jenis datanya,
maka penelitian ini menggunakan berdasarkan jenis karakteristik kelamin
metode kuantitatif guru TK di Kecamatan Batununggal,
Jumlah variabel yang dapat memiliki karakteristik jenis kelamin
dijadikan sebagai bahan penelitian laki-laki sebesar 22 % dan berjenis
menurut sugiono ( 1997 : 7 ) adalah kelamin perempuan 78 % jadi total
bahwa dalam metode penelitian seluruhnya sebesar 100%. Sebelum
asosiatif minimal terdapat dua variabel
yang dihubungkan. Sedangkan membahas tentang hubungan
pendekatan kuantitatif merupakan pemberdayaan dan komitmen terhadap
pendekatan yang digunakan dalam kreatifitas guru akan dibahas mengenai
124 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II,No.1 Februari 2020

kondisi setiap variabel yang dalam katagori Sangat Baik yaitu


berdasarkan jawaban yang diberikan sebesar 92,11% karena ada pada
guru terlebih dahulu. Untuk rentang presentase 84-100. Dari
mengetahui kondisi variabel hubungan seluruh pertanyaan pada variabel
pemberdayaan dan komitmen terhadap tersebut, indikator dengan nilai
kreatifitas guru, maka dilakukan presentase tertinggi ada pada item ke-
pengukuran dengan menggunakan 9, yaitu saya memberikan pelajaran
angket yang terdiri atas 14 pertanyaan kepada siswa di kelas, dengan
(X_1), 14 pertanyaan (X_2), yang presentase sebesar 96%, dengan
masing-masing disertai 5 (lima) katagori sangat baik karena berada
kemungkinan jawaban yang harus pada reting nilai 84-100. Sedangkan
dipilih dan dianggap sesuai menurut presentase terendah terdapat pada item
responden. Dari jawaban tersebut, ke-4, yaitu saya mengadakan
kemudian disusun kriteria penilaian pertemuan dengan para wali murid
untuk setiap item pertanyaan (variabel secara intensif untuk memperoleh
XL dan X2) berdasarkan presentasi informasi murid saya secara forum
dengan langkah-langkah sebagai musyawarah, dengan presentase
berikut: sebesar 88,4% dalam katagori sangat
baik karena berada pada rentang 84-
1.Nilai kumulatif adalah jumlah 100. Berdasarkan hasil pengolahan
nilai dari setiap item pertanyaan yang data dan hasil penelitian ternyata
merupakan jawaban dari 50 responden terdapat hubungan pemberdayaan
2.Nilai rata-rata perindikator terhadap keratifitas guru sebesar
17,6% dengan tingkat pembungan
3.Jumlah responden 50 orang, dan rendah karena berada pada rentang
nilai skala pengukuran terbesar = 5, nilai antara 10-25%. Meskipun
sedangkan skala pengukuran terkecil = demikian dapat dikatakan bahwa
1, sehingga diperoleh jumlah kumulatif semakin tinggi pemberdayaan maka
nilai terbesar 50x5=250, dan jumlah akan semakin baik pula kreatifitas
kumulatif nilai terkecil 50x1 = 50. guru.
Adapun nilai persentase terbesar
adalah adalalah (250/250) x 100% = Kreatifitas guru tidaklah sama,
100% dan nilai persentase terkecil tetapi sangat bervariasi. Perbedaan ini
=(1/250)x100% =20% dari kedua nilai dapat disebabkan oleh berbagai faktor,
persentase tersebut diperoleh nilai yang secara garis besar dapat
rentang =100%-20%=80% dan jika di dibedakan menjadi dua ; (1) faktor dari
bagi dengan 5 skala pengukuran di dalam didi seseorang (intrinsic) dan (2)
dapat nilai interval persentase sebesar faktor dari luar seseorang (Extrinsic).
=(80%)/5=16%. Rata-rata jawaban Pada dasarnya, dalam proses belajar
responden pada variabel komitmen gurulah yang terutama didorong untuk
dalam mengajar adalah termasuk dapat belajar dengan baik. Sedangkan
125 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II, No.1 Februari 2020

mengajar lebih ditentukankepada nilai antara 0-25%. Meskipun


pihak guru sebagai pengelola kelas. demikian dapat dikatakan bahwa
Memberikan penguatan diartikan semakin tinggi Komitmen maka akan
dengan tingkah laku guru dalam semakin baik pula kreatifitas guru.
merespon secara positif suatu tingkah
laku tertentu memungkinkan tingkah Kinerja adalah suatu prestasi yang
laku tersebut muncul kembali. terletak di dalam hati dan di dalam jiwa
Penguatan adalah respon terhadap seseorang yang memberikan dorongan
suatu tingkah laku yang diberikan oleh bagi orang yang bersangkutan untuk
guru, yang bertujuan untuk melakukan sesuatu atau tidak
menumbuhkan tingkah lauk yang melakukan sesuatu sebagaimana itu
positif. Sementara itu memberikan karena ada dua unsur, unsur dari dalam
penguatan dalam proses belajar diri guru (intren) dan unsur dari luar
mengajar, dimaksudkan untuk diri guru (ekstren). Unsur dari dalam
mengajar atau membesarkan respon diri guru berkaitan dengan tujaun
siswa, agar mereka lebih giat mengajar, minat mengajar,
berpartisipasi dalam interaksi belajar kemampuan mengajar, kesiapan
mengajar. mengajar, cara mengajar dan kelalahan
mengajar. Unsur dari luar diri guru
Pembardayaan yang diberikan oleh menyangkut lingkungan keluarga,
guru dalam proses belajar mengajar, lingkungan alamiah yang meliputi
menghendaki munculnya proses yang aspek-aspek kognitif dari lingkungan
diharapkan. Kareana pemberdayaan yang meliputi faktor ekologis, faktor
adalah salah satu proses sikap, desain arsitektural, faktor temporal dan
sehingga menerima atau menolak teknologis. Untuk lebih jelasnya,
terhadap pemebrdayaan yang berikut ini akan diuraikan masing-
diberikan oleh guru akan berdampak masing faktor tersebut.
dalm abentuk sikap, apakah sikap itu
positif atau negatif tergantung dari Terdapat faktor ekstren yang secara
pertimbangan guru, baik secara langsung maupun tidak langsung
individu maupun kelompok. Sehingga berhubungan kepada kinerja guru.
dapat kita ketahui bahwa peranan Faktor ekstren tersebut pada garis
pemberdayaan dalam proses belajar besarnya dapat dibedakan pada
mengajar matematika sebagai kontrol lingkungan sosial dan lingkungan
atau feed back bagi guru untuk langkah alam. Dari lingkungan sosial meliputi
selanjutnya dalam mengingaktkan keluarga, sekolah dan masyarakat.
keratifitas guru. Berdasarkan hasil semantara dari lingkungan alamiah
pengolahan data dan hasil penelitian akan dibahas faktor ekologi dan faktor
ternyata terdapat hubungan Kinerja temporal.
terhadap Profesional guru sebesar Kinerja dalam mengajar pada setiap
15,2% dengan tingkat pembungan diri guru diindikasikan dengan
rendah karena berada pada rentang perbuatan-perbuatan seperti : ketaatan
126 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II,No.1 Februari 2020

pada tata tertib, hadir tepat waktu, membangkitkan keratifitas guru


memberikan kontrol terhadap materi terhadap pelajaran atau bidang studi
pembelajaran, melakukan pengawasan tertentu dengan pemberian perhatian
oleh setiap kepala sekolah.
terhadap kegiatan siswa, menyadari
akan tugasnya memiliki peran SIMPULAN
kemanusiaan.
Berdasarkan hasil penelitian tentang
Kinerja dalam mengajar yang pengaruh upaya peningkatan kinerja
terjadi di TK Al- Fitrah kecamatan dan motivasi mengajar guru terhadap
Batungunggal kota Bandung sudah kompetensi profesional guru, maka
tergolong kriteria sangat baik. Para dapat disimpulkan sebagai berikut :
guru memiliki komitmen yang sangat
1. Terdapat hubungan yang positif
tinggi, hal tersebut dapat dilihat dari
dan signifikan antara peningkatan
sebagian besar guru mengadakan
kinerja terhadap motivasi
pertemuan dengan para wali murid
mengajar guru. Artinya variabel
secara intensif untuk memperoleh
peningkatan memberikan
informasi murid saya secara forum
dampak positif terhadap motivasi
musyawarah dan sebagian besar guru
guru sebesar 17,6% dengan
memberikan kontrol pembelajaran
tingkat hubungan sedang. Artinya
terhadap murid agar materi pelajaran
semakin baik hubungan
tidak monoton.
peningkatan kinerja mengajar
Berdasarkan hasil pengolahan data guru terhadap motivasi maka akan
dan hasil penelitian ternyata terdapat berdampak positif
Hubungan Pemberdayaan dan 2. Terdapat hubungan yang
Komitmen terhadap Kreatifitas Guru signifikan antara motivasi
secara Bersama-sama sebesar 28,4%.
Maka dapat dikatakan bahwa mengajar terhadap kompetensi
semakin tinggi Pemberdayaan Guru profesional guru. Artinya variabel
dan Komitmen secara bersama-sama motivasi mengajar memberikan
maka akan semakin baik pula hubungan terhadap kompetensi
Kreatifitas Guru. profesional guru sebesar 15,2%
Kreatifitas pada guru sangat penting artinya semakin baik hubungan
dalam KBM, setiap guru seyogyanya
motivasi mengajar terhadap
dapat membantingkan komitmen
mereka. Mengingat kedudukannya pengingkatan kompetensi
sangat berhubungan, maka seorang profesional guru maka akan
guru harus mampu memahami berdampak positif.
karakteristik dirinya yang diperlukan 3. Terdapat hubungan yang
sebagai panutan oleh siswanya. Di signifikan antara peningkatan
samping harus diberdayakan dalam kinerja dan motivasi mengajar
pencapaian tujuan belajar mengajar.
guru bersama-sama terhadap
Salah satu usaha yang harus
dilakukan oleh guru untuk kompetensi perfesional guru.
127 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II, No.1 Februari 2020

Artinya variabel peningkatan dalam upaya mencapai tujuan


kinerja mengajar dan motivasi yaitu menghasilkan peserta didik
memberikan kontribusi dalam yang berprestasi dan unggul,
kompetensi profesional guru selain itu Kepala Sekolah dapat
sebesar 28,4%. Artinya semakin melibatkan semua unsur yang
baik hubungan peningkatan berhubungan dengan pendidikan
kinerja dan motivasi terhadap terutama melibatkan orang tua
kompetensi profesional guru, peserta didik untuk lebih berperan
maka akan berdampak positf. aktif dalam upaya mengelola
sekolah.
Saran
3. Pengawas sekolah dari Dinas
1. Untuk Guru dapat lebih Pendidikan termasuk Yayasan
meningkatkan wawasan diupayakan untuk lebih berperan
keilmuannya dengan berbagai aktif membina dan mengevaluasi
cara, diantaranya dapat mengikuti perkembangan sekolah, dalam
pendidikan yang lebih tinggi upaya meningkatkan pendidikan
dengan cara melanjutkan belajar khususnya di TK Kecamatan
ke program pendidikan pasca Batununggal, hal ini harus
sarjana bidang pendidikan supaya dilakukan secara terus menerus
dapat meningkatkan kemampuan, dan berkesinambungan, dalam
mengikuti berbagai kegiatan rangka tetap mempertahankan dan
pelatihan baik melalui MGMP, meningkatkan mutu pendidikan di
seminar tentang pendidikan, loka TK Kecamatan Batunggal Kota
karya, IHT, dan berbagai kegiatan Bandung.
pelatihan lainnya yang
berhubungan dengan pendidikan.
Dengan memiliki kemampuan
mengajar yang baik, diharapkan
akan berdampak meningkatkan
motivasi dan dapat meningkatkan
mutu pembelajaran terhadap
peserta didik yang maksimal
sehingga tercapai tujuan
pembelajaran yang efektif dan
efisien.
2. Kinerja guru di TK Kecamatan
Batununggal, sangat baik hal ini
merupakan profesi selaku guru
dan memiliki nilai lebih sehingga
perlu dipertahankan oleh seluruh
elemen sekolah terutama kepala
sekolah, hal ini sangat penting
128 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II,No.1 Februari 2020

DAFTAR PUSTAKA 2007 tentang Standar Proses. Jakarta:


Depdiknas.
Abdul Majid. (2007). Perencanaan
Pembelajaran: Mengembangkan ________. (2008). Peraturan Menteri
Standar Kompetensi Guru. Bandung: Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun
Remaja Rosdakarya. 2007 tentang Standar Penilaian
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas.
Ahmad Rohani. (2004). Pengelolaan
Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta, ________. (2008). Peraturan
Pemerintah Nomor. 74 Tahun 2008
Akdon, 2005 Aplikasi Statistik dan tentang Guru. Jakarta: Depdiknas.
Metode Penelitian untuk Administrasi
dan Manajemen. Bandung. Dewa ________. (2008). PKG: Penilaian
Ruchi Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen PMPTK.

Badrun Kartowagiran. (2011). Kinerja Engkoswara & Aan Komariah. (2010).


Guru Professional. Diakses dari Administrasi Pendidikan. Bandung:
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files Alfabeta.
/5-Artikel kinerja guru tyok, 9 Juni Furi Farhana. (2007). Pengaruh
2011.pdf. Pada 8 Februari 2012 pukul Kompetensi Profesional Guru dan
14.17 WIB. Motivasi Kerja Terhadap Kinerja
Depdiknas. (2003). Undang-Undang Guru Akuntansi SMAN Se-Kabupaten
Sistem Nasional Pendidikan No. 20 Nganjuk. Skripsi. Malang: FE-
Tahun 2003. Jakarta: Depdiknas. Univesitas Negeri Malang.

________. (2005). Peraturan Menteri Hadari Nawawi. (2006). Evaluasi dan


Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun Manajemen Kinerja di Lingkungan
2005 tentang Standar Nasional Perusahaan dan Industri. Yogyakarta:
Pendidikan. Jakarta: Depdiknas. Gajah Mada University Press.

________. (2005). Undang-Undang Harjanto. (2005). Perencanaan


Republik Indonesia No. 14 Tahun Pengajaran. Jakarta: Rineka Cipta.
2005 tentang Guru dan Dosen. Jakarta: Hamid Hasan & Asmawi Zainul.
Depdiknas. (1992). Evaluasi Hasil Belajar.
________. (2008). Permendiknas No. Jakarta: Depdikbud Dirjen Dikti
16 Tahun 2007 tentang Standar Proyek Pembinaan Tenaga
Kualifikasi dan Kompetensi Guru. Kependidikan.
Jakarta: Depdiknas. Hamzah B. Uno. (2008). Profesi
________. (2008). Peraturan Menteri Kependidikan. Jakarta: Bumi Aksara.
Pendidikan Nasional Nomor 41 tahun
129 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II, No.1 Februari 2020

________. (2008). Teori Motivasi dan _______. (2005). Menjadi Kepala


Pengukurannya. Jakarta: Bumi Sekolah Profesional. Bandung:
Aksara. Remaja Rosdakarya.

Hastuti Yambata. (2011). Pendidikan Oemar Hamalik. (2008). Pendekatan


Sekularistik, Mahal dan Gagal. Kompetensi Guru. Jakarta: Rineka
Kompas (3 Mei 2011). Hlm. 12. Cipta.

Hidayat.Yayat (2014). Manajemen Saefudin Azwar. (2004). Penyusunan


Peningkatan Mutu Pendidikan Non Skala Psikologi. Yogyakarta: Pustaka
Formal Dinas Pelajar.

Pendidikan Kota Bandung. Stephen, Robbins. P. (2002). Prinsip-


Prinsip Perilaku Organisasi.
Husaini Usman. (2008). Manajemen: (Terjemahan Halida & Dewi Sartika).
Teori Praktik & Riset Pendidikan. Jakarta: Erlangga.
Jakarta: Bumi Aksara.
Stoner. A.F. James. (1996).
Jamal Ma¡¦mur Asmani. (2009). Manajemen. Terjemahan Hasymi Ali.
Manajemen Pengelolaan dan Edisi Bahasa Indonesia. Jakarta:
Kepemimpinan Pendidikan Prenhallindo.
Profesional. Yogyakarta: Diva Press.
Sudarwan Danim. (2002). Inovasi
Kunandar. (2007). Guru Profesional : Pendidikan (Dalam Upaya
Implementasi Kurikulum Tingkat Peningkatan Profesionalisme Tenaga
Satuan Pendidikan (KTSP) dan Sukses Kependidikan). Bandung: Pustaka
dalam Sertifikasi Guru. Jakarta: Raja Setia.
Grafindo Persada.
Sudiyono. (2003). Buku Ajar Teori
Manullang, M. (2006). Manajemen Motivasi. Yogyakarta: FIP-UNY.
Personalia. Yogyakarta: Gajah Mada
University Press. Sugiyono. (2010). Statistika untuk
Penelitian. Bandung: Alfabeta.
Marselus R. Payong. (2011).
Sertifikasi Profesi Guru. Jakarta: _______. (2011). Metode Penelitian
Indeks. Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif,
Kualitatif, dan R&D. Bandung
Merry, ( 2015 ), Hubungan Alfabeta.
Pemberdayaan dan Komitmen
Terhadap Kreatifitas Guru TK, Suharsimi Artikunto. (2010). Prosedur
Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Bandung. Jakarta: Rineka Cipta.
Mulyasa. (2007). Standar Kompetensi Suparlan. (2008). Menjadi Guru yang
dan Sertifikasi Guru. Bandung: PT Efektif. Yogyakarta: Hikayat.
Remaja Rosdakarya.
130 Jurnal Pendidikan Pembelajaran Pemberdayaan Masyarakat, Vol. II,No.1 Februari 2020

Suyadi Prawirosentono. (1999).


Kebijaksanaan Kinerja Karyawan
(Kiat Membangun Organisasi
Kompetitif Menjelang Perdagangan
Bebas Dunia). Yogyakarta: BPFE.

Suyatno . (2008). Panduan Sertifikasi


Guru. Jakarta: Indeks.

Suryosubroto. (2002). Proses Belajar


Mengajar di Sekolah. Jakarta: PT
Rineka Cipta.

________. (2004). Manajemen


Pendidikan di Sekolah. Jakarta:
Rineka Cipta.

Sutrisno Hadi. (2004). Analisis


Regresi. Yogyakarta: Andi Offset.

Winarno Surakhmad. (1998).


Pengantar Penelitian Ilmiah. Bandung:
Tarsito.

Anda mungkin juga menyukai