PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
luhur yang menjadi tolak ukur tingkah laku sosial. Jika tingkah laku
laku tersebut dinilai baik dan diterima, sebaliknya, jika tingkah laku
maka tingkah laku tersebut dinilai buruk dan ditolak. Tingkah laku
yang menyalahi norma yang berlaku ini disebut dengan tingkah laku
1
penting dalam pembinaan dan terbentuknya mentalitas manusia, yaitu
masing.
dari sifat- sifat hewan atau binatang. Oleh karena itu, pembinaan
tujuannya adalah untuk mencapai suatu tata krama dan budi pekerti
3
Abdi Robbihim, skripsi: peran majlis ta’lim Annur dalam pembinaan akhlak remaja,
hlm. 17
2
tidak memang secara lisan melainkan melalui media sosial seperti
Oleh karena itu, majelis taklim tidak hanya berfungsi sebagai lembaga
sekitarnya.4
3
da’i yang palang sulit mereka dakwahi adalah remaja, karena
menunjukkan nilai-nilai Islam. Hal ini dapat dilihat dari pergaulan dan
Islam perlu adanya arahan dan nasehat yang diberikan oleh keluarga
mapun kerabat.
moral, baik yang terlihat dari akhlak, gaya berfikir, kebiasaan, cara
bicara dan gaya hidup dehari-hari. Semakin hari kemersotan moral ini
5
Didin Hafidhuddin, Dakwah Aktual (Jakarta, Pt Gema Insani Press, 1998) Hlm 77-
78
4
dipaparkan diatas. Hal ini bisa terjadi karena minimnya pemahaman
agama dan kurangnya arahan dari orang tua, kerabat dan sahabat
terdekat.
taklim sekarang sudah memiliki anggota lebih dari 30 orang yang rata-
rata lulus SMA dan putus sekolah. Melihat dari kehidupan mereka,
6
Observasi awal, 25 Juli 2022
5
orang-orang sholeh, mengajak remaja mencintai dan melestarikan
seni hadrah.7
LOMBOK BARAT”
B. Rumusan Masalah
Lombok Barat ?
Lombok Barat ?
C. Tujuan Penelitian
7
Observasi, Majlis Madhul Musthofa, Montong Are, 20 Agustus 2022
6
1. Untuk mengetahui apakah efektivitas Majlis Madhul Mushafa
D. Manfaat Penelitian
1. Secara akademis
2. Secara praktis
3. Secara teoritis
E. Hipotesis Penelitian
7
F. Kajian Terdahulu
tempat/lokasi penelitian.
8
Toraja”10. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan
G. Sistematika Pembahasan
dari 3 bab, masing-masing bab terdiri dari sub bab dengan sistematika
sebagai berikut:
peneliti.
9
sampling, variable/sub variabel, desain penelitian, instrument/bahan
10
11
BAB II
LANDASAN TEORI
1. Deskripsi Teori
1. Efektivitas
dua istilah yang saling berkaitan dan patut dihayati dalam upaya
sisi produktivitas, tetapi juga dapat dilihat dari sisi persepsi atau
sikap individu.11
11
Ns Roymond H. Simamora. M.Kep, Buku Ajar Pendidikan Dalam Keperawatan,
(Jakarta, Buku Kedokteran EGC, 2008), h.31
12
kedua ialah manjur atau mujarab, dan artiketiga dapat membawa
hasil atau hasil guna. Kata efektif juga di ambil dari kata efek yang
artinya akibat atau pengaruh dan kata efek yang berarti adanya
menjelaskan bahwa arti efektif dan efisien adalah bila suatu tujuan
12
Tim penyusun kamus pusat pembinaan dan pengembangan bahasa(p3b)
Depertemen, pendidikan dan kebudayaan,(Jakarta Balai Pustaka 1995),h, 250.
13
ditetapkan.13
2. Dakwah
agar orang lain mau bertingkah laku sesuai dengan syariat Islam.
berfirman;
بلتى هي احسن انRادع الى سبيل ربك بالحكمة والموعظة الحسنة وجادلهم
hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
tentang siapa yang tersesat dari jalan-Nya dan Dialah yang lebih
13
Ulum. Ihyaul MD, 2004, Akuntansi Sektor Publi. Malang,UMM Press, h. 294
14
Departemen Agama, Al Qur`an Terjemahan, h. 281
14
Ishlah” mengatakan dakwah adalah upaya untuk memotivasi
baik kepada situasi yang lebih baik dan sempurna baik terhadap
Islam kepada umat manusia dengan asas, cara, serta tujuan yang
15
f) Menurut Umar dikutip oleh Sayyid Muhammad Alwi, dakwah
16
menumbuhkan pengertian, kesadaran, penghayatan dan
mental dan tingkah laku manusia yang kurang baik menjadi lebih
baik atau meningkatkan kualitas iman dan Islam tanpa ada tekanan
kegagalan.
berikut:
a) Al-Qur‟an
b) Sunnah Rasul
16
H.M. Arifin, Psikologi Dakwah; Suatu Pengantar Studi (Jakarta: Bumi Aksara,
1994),cet ke III h. 4.
17
berkaitan dengan dakwah. Begitu juga sejarah hidup dan
SAW ketika itu dialami juga oleh juru dakwah yang sekarang ini.
dalam bidang agama. Muadz bin Jabal dan para sahabat lainnya
bagi seorang da’i adalah masalah moral atau akhlak, budi pekerti. 17
18
sebagai akibat kemajuan IPTEK tersebut, maka da’i sebagai pelaku
yang memada’i.
"ulama sarjana" yang artinya seorang ahli dalam bidang agama yang
3. Majelis Taklim
yaitu dari kata majlis yang artinya tempat duduk. dan Taklim yang
18
Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta: Pedoman Majelis Taklim, (cet. ke-
2 1990) hal.5
19
Asad M. Kalali, Kamus Arab Indonesia, (cet. Ke; 2 Jakarta: Bulan Bintang, 1987),
hal. 8
19
maka dapat disimpulkan bahwa Taklim adalah suatu bentuk aktif
aktif yang dilakukan oleh orang yang ahli dalam memberikan atau
dikenal sebagai Majelis, seperti Majelis syuro, Majelis hakim dan lain
20
Koordinasi Dakwah Islam (KODI) DKI Jakarta: Pedoman Majelis Taklim, hal. 6
21
Sayyid Muhammad Nuh, penyebab gagalnya dakwah, (cet. V, Mesir: Daarul
Wafa 1993), hal. 50.
22
Muzayyin A. Arifin, Kapita Selekta Pendidikan, (cet. Ke; 1 Jakarta: Bumi Aksara,
1991) hal. 118 4
23
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (cet. Ke; 2 Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal.
76
20
pendidikan yang bernuansa Islam yang mengarah kepada manusia
yang didalamnya terdapat tua dan muda untuk belajar ilmu, sipatnya
dalamnya baik tua sama maupun yang muda, yang jelas menuntut
Allah Swt.
24
Zuhairini, Sejarah Pendidikan Islam, (cet. Ke; 2 Jakarta: Bumi Aksara, 1995), hal.
76
21
umat islam mengembangkan kretivitas kerohanian mereka dalam
b) Majelis Taklim sebagai wadah panutan atau contoh yang baik bagi
4. Pengertian akhlak/Prilaku
22
akhlak, yaitu pendekatan linguistik (kebahasaan), dan pendekatan
Tafsir ayat tersebut jelas bahwa Allah SWT telah memberikan sifat-
23
Di dalam ayat tersebut terdapat isyarat bahwa akhlak yang
a) Ibnu Miskawaih
pikiran.
b) Imam Ghazali
Akhlak adalah suatu sifat yang tertanam dalam jiwa yang dari
5. Remaja
Masa remaja selalu dikenal dengan istilah masa yang unik dari
28
Ahmad Mustafa Al-Maragi, hlm. 49
29
Al-Qur’an Terjemah, Q.S. al-Syuara, 26: 137(Kudus: Menara Kudus, 1997), hlm.
374
30
Zahrudin AR dan HasanudinSinaga, Pengantar Studi Akhlak, (Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada, 2004), h. 4
24
rangkaian tahapan perkembangan individu. Merupakan masa
dewasa.
sempurna.
umur 18-20 tahun atau lebih, atau disebut masa transisi dari anak
25
oleh Calon (dalam Monks, dkk 1994) bahwa masa remaja
status anak.
bagi pria.
remaja berada dalam usia 12-21 tahun bagi wanita dan 13-22 tahun
bagi pria. Zakiah Daradjat membagi masa remaja menjadi dua tahap
yaitu: petama, masa remaja (13-16 tahun) dan kedua, masa remaja
masyarakat.32
32
Sudarsono. Etika Islam Tentang Kenakalan Remaja, (Jakarta: Rineke Cipta,
1990), hlm. 5.
26
Pembentukan akhlak remaja dapat diartikan sebagai usaha
sesama manusia.
tidak ingin Orang tua terlalau banyak campur tangan dalam urusan
pribadinya.
2. Kerangka Berfikir
33
Abuddin Nata, Op.Cit, hlm. 158.
34
Zakiah Daradjat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Bandung: Remaja
Rosdakarya Offisct, 1994), hlm. 40-41
27
BAB III
METODE PENELITIAN
28
kata, gambar, dan bukan angka-angka. Hal itu disebabkan oleh
holistic (utuh).36
Jadi, dalam hal ini tidak Jadi penelitian ini akan berupaya
35
Basrowi Sukidin Metode Penelitian kualitatif Perspektif Mikro dan insane
cendikia, (Bandung: Rosdakarya, 2002), hlm. 1.
36
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Rosdakarya,
2002), hlm.119
29
a) Subyek Penelitian
Lombok Barat
b) Obyek Penelitian
Barat
a) Kehadiran Peneliti
30
penelitiannya. Pengertian instrumen atau alat penelitian disini
37
penelitian.
b) Lokasi Penelitian
Musthofa.
4. Sumber Data
37
Lexy Moleong, Metodologi …, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2002), hlm.
121.
31
Secara operasional sumber data adalah subjek dari mana
penelitian ini ada dua macam yaitu sumber data primer dan sumber
data sekunder.
berjumlah 25 orang.
data sekunder ini berasal dari orang tua dari remaja tersebut dan
pengurus pengajian.
38
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta:
PT. Rineka Cipta, 2006), hlm. 107.
39
Lexy J.Meoleong. Op.Cit.,hlm. 157.
40
Rosady Ruslan, Metodolongi Penelitian Publik Relation dn Komunikasi,
(Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2008), hlm. 138.
41
Ibid.
32
a) Observasi Observasi yaitu sebuah kegiatan pemuatan perhatian
b) Wawancara
wawancara).43
42
. Moh Nasir, Metode Penelitian, (Darussalam : Ghalia Indonesia, 2009), hlm.
193
43
Sugiyono, Metodologi Penelitian Kuantitatif Kualitatif R&D (Bandung:
Alfabeta, 2010), hlm. 197
33
mempertanyakan secara langsung kepada da’i, remaja dan
c) Dokumentasi
penelitian.
d) Analisis Data
44
Ibid., hlm. 146.
34
Analisis data ialah proses menyusun data yang diperoleh
cata, yaitu:
dan wawancara.
pembahasan.
45
Mardalis, Metode Penelitian Suatu Pendekatan Proposal, (Jakarta: Bumi aksara,
2003), hlm. 641.
35
ketergantungan (dependability), dan kepastian
dokumentasi.
36
7. Tehnik Analisis Data
sebagai berikut:
Editing Data
Kategorisasi
46
Lexy Moleong, Metodologi…, hlm. 248
37
tersebut ke dalam kesimpulan kategorisasi yang berbeda
Penafsiran data
komparatif. 48
terjadi pada tahap penyaringan data. Oleh sebab itu jika terjadi
47
Sugiono, metodologi penelitian pendekatan penelitian kualitatif, dan R&D
(Bandung alphabet: 2009). hlm. 171
48
Ibid. hlm. 171. 257
49
Lelxy L Moleong, hlm. 320
38
a. Presistent Observation (ketekunan pengamatan), yaitu
berbeda-beda.51
rekan sejawat.
a. Triangulasi sumber
50
Djunaidi Gani dan Fauzan al Mansur. hlm. 321
51
Lelxy L Moleong, hlm. 373
39
seorang informan, kemudian data tersebut dicek dengan bertanya
52
Ibid, hlm. 373-374
53
Lelxy L Moleong 2002, hlm. 177
54
Ibid, hlm. 178
40
Dari pemaparan di atas, penelitian diarahkan untuk mencoba
Lombok Barat.
41
DAFTAR PUSTAKA
42
Abuddin Nata, Op.Cit, hlm. 158.
43
LAMPIRAN
Pedoman Wawancara
Pertanyaan
44
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. Identitas Diri
B. Riwayat Pendidikan
1. Pendidikan Formal
2. Pendidikan Nonformal
45