i
BAB I
PENDAHULUAN
A. Konteks Penelitian
saja sebagai pusat ibadah khusus, seperti shalat dan i'tikaf. Akan tetapi, masjid
dimana lahir kebudayaan Islam yang demikian kaya dan berkah. 1 Kejayaan
Islam tidak bisa dilepaskan dari proses pendidikan Islam yang dilakukan di
masjid.
bisa disebut sebagai fungsi edukasi. Fungsi edukasi ini seringkali terlewatkan
dari perhatian umat meski tetap disadari bahwa fungsi tersebut penting untuk
pemahaman tentang konsep pendidikan Islam secara benar dan tidak dimaknai
Jika berbicara tentang masjid, maka tidak terlepas dengan peran remaja
masjid. Pada masa dahulu, Peran remaja masjid sangatlah penting terutama
1
Sofan Safri Harahap, Manajemen Masjid, Yogyakarta: Dhana Bhakti Prima, 1996,5.
2
Moh. Roqib, Menggugat Fungsi Edukasi Masjid, Yogyakarta: Grafindo Litera
Media,2005, v.
1
dalam membentuk generasi islam serta pembentukan karakter.Dakwah yang
budaya.
rawan. Dimana banyak kita jumpai pergaulan para remaja di luar sana yang
Hal itu bisa terjadi karena adanya beberapa faktor seperti tidak adanya
moral dan karakter anak serta peran masyarakat itu sendiri dalam memberikan
masjid adalah pekumpulan para remaja dalam suatu organisasi yang diadakan
dimasjid dan mempunyai tujuan untuk menumbuhkan akhlak yang baik, budi
2
majunya teknologi dan informasi di era globalisasi seperti zaman ini, dakwah
agama juga harus di sebar luaskan serta dikembangkan juga. Dan jika hanya
mengandalkan pemuka agama di suatu wilayah saja maka dakwah itu pun
tidak akan bisa disampaikan secara maksimal. Selain itu dengan adanya
organisasi yang bernama REMAS (Remaja Masjid) ini bisa menjadi suatu
selain itu REMAS sendiri juga bisa menjadi oraganisasi yang bisa
strategi secara rutin kepada masyarakat sekitar, seperti halnya ustadz yang
menggandeng beberapa santri atau aktivis masjid yang akan menjadi penerus
generasi di desa tersebut mengadakan suatu kegiatan yang bisa mengajak para
remaja-remaja sekitar untuk mau ikut serta dalam kegiatan keagamaan di desa
timbul kesadaran pentingnya menjaga moral serta katrakter dalam diri masing-
masing individu. Dari sini lah nanti nya bisa ternilai oleh masayarakat betapa
sangat penting dalam mewujudkan remaja islam yang beriman, dan bertaqwa
3
Menurut Ayub, pembinaan remaja islam dapat dilakukan dengan
media massa.
yang bersifat pengajian dan kegiatan yang bersifat keagamaan atau kegiatan
pengamalan ibadah mereka lebih baik. Kegiatan olah raga dan kesenian
4
Tim ICMI, Pedoman Manajemen Masjid, Jakarta: ICMI Orsa Cempaka Putih,
2004.145.
4
mereka. Dan bertujuan untuk semakin memper erat tali sillaturahmi antar
anggota Remas.
hidup dan akhlak rasul, mengetahui sejarah islam dan lebih mempererat tali
Remas diadakan setiap 1 bulan sekali bertujuan untuk salah satunya yakni
evaluasi baik bagi pengurus maupun anggota REMAS, selain itu juga
bertujuan untuk menjalin tali siilaturrahim antar remaja masjid dengan Remas
yang lain.
sangat lah unik, kita ambil dari salah satu narasumber yang telah kita
wawancarai. Mulai dari awal pembentukan remaja masjid ini dulu diadakan
menyetujui serta meresmikan organisasi ini. Setelah itu agenda arisan kita
adakan seminggu sekali di tempat yang sama dengan harapan yang masih
pertemuan itu kita masih baru membahas tentang kegiatan-kegiatan yang akan
yang ada di desa itu dengan cara gilir hari dan mengikuti semua kegiatan
keagamaan yang ada di desa itu, misalkan harus ikut serta jika ada rutinan
khotmil qur'an di salah satu mushola. Dan kegiatan itu berjalan seterus nya.
5
Ditengah-tengah perjuangan pembentukan REMAS juga ada yang pro
dan kontra. Ada yang merasa terganggu dengan adanya organisasi ini karena
merasa terbebani dengan adanya arisan tersebut. Ada juga yang merasa senang
dengan adanya organisasi ini masjid jadi kelihatan hidup dan masyarakat pun
jadi merasa terbantu dengan adanya oraganisasi REMAS ini karena sudah
menjadi niat awal para aktivis masjid atau REMAS ini untuk membantu dan
mengajak semua kalangan anak remaja untuk selalu mau belajar kebaikan dan
pembentukan organisasi ini tidak membuat para aktivis masjid ini menjadi
organisasi remaja masjid ini. Semua masukan pun diterima dan dijadikan
oraganisasi remaja masjid ini. Dengan ini peneliti mengajukan judul “PERAN
B. Fokus masalah
Masjid ?
6
3. Bagaimana dampak setelah terbentuknya Remas di desa Plosoharjo
C. Tujuan Penelitian
dilakukan penulis yang erat kaitannya dengan judul yang dibahas, maka
Masjid.
Plosoharjo.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Masyarakat
7
2. Bagi Lembaga
berdakwah.
sistematis.
3. Bagi Perpustakaan
Nganjuk
diterapkan di lembaga.
E. Penegasan Istilah
1. Penegasan Konseptual
8
a. Peran : menurut Soekanto,menjelaskan bahwa role (peran) merupakan
dan akhirat. Definisi ini sesuai dengan Firman Allah dal surat ali imron
ayat 104.
2. Penegasan Operasional
5
Soekanto, Soerjono. 2015. Sosiologi Suatu Pengantar. Jakarta : Rajawali Pers.h.215
9
dakwah di desa Plosoharjo sehingga terwujudnya tatanan Islam Khairu
Ummah.
3. Lokasi penelitian
kabupaten Nganjuk.
yang dekat dengan tempat tinggal. Selai itu remaja masjid baitul mustofa
qouman ini juga baru berdiri dan diresmikan tahun 2017 sehingga sangat
membutuhkan kontribusi dari pihak luar yang meliputi kritik dan saran
remaja.
F. Sistematika Pembahasan
10
Bab I. adalah pendahuluan, terdiri dari Latar Belakang masalah, Fokus
Bab II. Bab ini menjelaskan landasan teori tentang Remaja masjid dan
dakwah
data
Bab IV. Bab ini berisi tentang hasil penelitian yang telah dilakukan
yaitu : Peran Remaja Masjid Baitul Mustofa Qouman untuk kemajuan dakwah
di desa Plosoharjo
Bab V. Bab ini berisi tentang pembahasan yang sesuai dengan hasil
penelitian.
Bab VI. Bab ini berisi penutup yang terdiri dari kesimpulan, kritik dan
saran dan kata penutup. Bagian akhir dalam pembahasan skripsi ini juga
11
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
A. Remaja Masjid
jamaah masjid. Mereka merupakan bagian dari jamaah itu sendiri.8 Remaja
6
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, Jakarta : Pustaka Al-
Kautsar,2005.58.
7
Umar Jaeni, Panduan Remaja Masjid Surabaya: CV. Alfa Surya Grafika, 2003, 4.
8
Mohammad E. Ayub. Manajemen masjid:petunjuk praktis bagi para pengurus
jakarta: Gema Insani Press, 1996, 150.
12
a. Pemikiran
tergolong muda usianya yang tentu masih kurang wawasan dan masih
belum matang, maka kaum remaja masjid harus lebih banyak mencari
teknologi modern juga agar tidak tertinggal dalam menjalan kan tugas-
tugas mereka.
b. Bimbingan
lebih berpengalaman.10
ini adalah :
1. Nasihat
dirasa sangat berguna.11 Nasihat itu sendiri bisa datang dari para
9
Ibid. : 151
10
Ibid. : 151 – 152
11
Ibid.:152
13
2. Pelatihan (training)
c. Kontrol
emosi mereka.12 Mereka tetap butuh pengontrolan diri dari para kyai,
perilaku menyimpang.
sudah tidak tertarik lagi dengan mengaji Al-Qur'an dan belajar tentang
12
Ibid.:152
13
Ibid.:152
14
Ibid.:154
14
Dengan seperti itu pula para remaja masjid ini juga sudah tergolong salah
15
Mustofa Budiman, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan
Potensi Masjid Solo: Ziyad Visi Media, 2007, 18.
16
Mustofa Budiman, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan
Potensi Masjid Solo: Ziyad Visi Media, 2007,.18.
15
kecerdasan dan kesejahteraan jasmani, rohani, ekonomi maupun
a. Memakmurkan Masjid
masjid.
salat berjamaah bersama dengan umat Islam yang lain, karena salat
tempat pelaksanaannya.
berjamaah.
17
Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid dalam Dakwah
dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa Jogjakarta: Jurnal Ulama, 2010, 16
18
Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjiddalam Dakwah
dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa, 27.
16
Remaja masjid merupakan sumber daya manusia (SDM) yang sangat
dakwah (mad’u) yang paling utama. Oleh karena itu, mereka harus
berilmu, dan beramal saleh dengan baik. Selain itu, mendidik mereka
b. Kaderisasi Umat
17
yang terampil, anggota yang bermotivasi tinggi, memiliki kader yang
dapat diandalkan.
19
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 69.
20
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 69.
18
d. Pendukung Kegiatan Takmir Masjid
kegiatan Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Di
diantaranya:
Idul Adha.
21
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 70.
19
e. Dakwah dan Sosial
dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain sebagainya dapat
dilakukan oleh remaja masjid dan mereka dapat bekerja sama dengan
tersebut.22
contoh yang baik seperti membantu korban bencana, bakti sosial dan
lain sebagainnya dan dakwah ini disebut dakwah bil hal (dengan
22
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 71
20
ـان َحبَّةُ َخـ رْ د ََل (رواه مســلم من بــاب
ِ ك ِمنَ ا ِإل ْي َمـ َ ـؤ ِم ٌن َولَي
َ ْس َو َرا َء ذلِـ ْ فَ َم ْن َجاهَ َدهُ ْم بِيَ ِد ِه فَهُـ َو ُمـ
)اإليمان.
bawah itu semua tidak ada keimanan meskipun hanya sebesar biji sawi
(H. R. Muslim)”.
citra masjid dan nama baik umat Islam. Mereka hendaknya menjadi
21
berbagai kegiatan. Jika kegiatan yang ditawarkan menarik perhatian
masyarakat. Di samping itu, citra masjid pun akan menjadi baik dan
islami, seperti: yasin tahlil, pengajian rutin, santunan anak yatim, wisata
oleh remaja masjid masuk dalam jenis pendidikan non formal yang dapat
23
Moh. Ayub. Manajemen Masjid Petunjuk Praktis Bagi Para Pengurus Jakarta: Gema Insani,
1996, 156-157.
22
mengarah pada pembinaan kehidupan beragama di masyarakat.Dalam UU
24
Republik Indonesia, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Bandung: Citra Umbara,
2010, 2.
25
Republik Indonesia, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, 9.
23
Organisasi remaja masjid dapat dikategorikan sebagai pendidikan
B. Dakwah
1. Pengertian Dakwah
arti yang sama dengan istilah tabligh, amr ma’ruf dan munkar,
khotbah.28
26
Republik Indonesia, Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, 14.
27
Majma’ al-Lughah al-‘Arabiyah, 1972: 286.
28
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah Jakarta: Prenada Media Grup,
2009, 17.
24
makna sebagai aktivitas menyampaikan ajaran Islam, menyuruh berbuat
baik dan mencegah perbuatan munkar, serta memberi kabar gembira dan
antara lain:
29
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, 19.
30
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, 19.
25
mencegah mereka dari perbuatan munkar agar memperoleh
berbuat baik dan mengikuti jalan petunjuk, dan melakukan amr ma’ruf
Allah swt. sesuai dengan garis-garis akidah dan syariat serta akhlak
islamiah.33
keinsafan, atau usaha mengubah situasi yang tidak baik kepada situasi
masyarakat.35
31
Ali Mahfuz, Hidayat al-Mursyidin ila Thuruq al-Wa’ziwa al-Khitabath Beirut: Dar al
Ma’arif, tt, 17.
32
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, 19
33
H. M. S. Nasaruddin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah (Jakarta: PT Firma Dara,
tt), h. 11.
34
Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Bandung: Mizan, 1992, 194.
35
Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur‟an Bandung: mizan, 1992, 194.
26
Definisi di atas dapat disimpulkan bahwa dakwah adalah mengajak,
ajaran Islam, untuk kebaikan dan mencegah mereka dari perbuatan munkar
a. Subjek Dakwah
aktivitas dakwah. Maka, subjek dakwah dalam hal ini dai atau
b. Objek Dakwah
36
Samsul Munir Amin, Ilmu Dakwah Cet I; Jakarta : Amzah, 2009, 13
27
Dalam hal ini seorang dai hendaklah memahami karakter
yang berbeda-beda.
3. Tujuan Dakwah
SWT. Adapun tujuan dakwah, pada dasarnya dapat dibedakan dalam dua
macam:
28
tujuan dakwah yang utama itu menunjukkan pengertian bahwa
dakwah kepada seluruh umat baik yang sudah memeluk agama Islam
(tumpang tindih) antar juru dakwah yang satu dengan yang lainnya
Islam).
fitrahnya.
4. Metode Dakwah
29
Dalam segi bahasa metode berasal dari dua kata yaitu “meta”
bahwa metode adalah cara atau jalan yang harus dilalui untuk mencapai
suatu tujuan. Sumber yang lain menyebutkan bahwa metode berasal dari
jalan yang dalam bahasa Arab disebut tariq.40 Jadi, metode dakwah
adalah jalan atau cara untuk mencapai tujuan dakwah yang dilaksanakan
secara efektif dan efisien,41 atau metode berarti cara yang telah diatur dan
berbuat baik dan melarang mereka dari perbuatan buruk agar mereka
masyarakat Islam.
39
M. Arifin, Ilmu Pendidikan Islam Cet.I; Jakarta: Bumi Aksara, 1991, 61.
40
Hasanuddin, Hukum Dakwah Cet. I; Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, 1996, 35.
41
Masdar Helmy, Dakwah Dalam Alam Pembangunan Semarang: CV. Toha Putra, 1973,
42
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah Cet. I; Malaysia: Nur Niaga SDN.
BHD, 1996, 5.
43
Abdul Kadir Sayid Abd. Rauf, Dirasah Fid Dakwah Al Islamiyah Cet. I; Kairoh: Dar, El
Tiba’ahal al-Mahmadiyah, 1987, 10.
30
Dari pendapat di atas dapat diambil pengertian bahwa, metode
kepada mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih
sayang.44
dapat menerima dakwah dengan lapang dada, tulus dan ikhlas. Maka
dakwah. Kalau tidak, maka dakwah tidak dapat berhasil dan tidak tepat
pada sasaran.Di sini diperlukan metode yang efektif dan efisien untuk
ك بِ ْٱل ِح ْك َم ِة َو ْٱل َموْ ِعظَ ِة ْٱل َح َسنَ ِة ۖ َو ٰ َج ِد ْلهُم بِــٱلَّتِى ِه َى أَحْ َس ـنُ ۚ إِ َّن َربَّكَ هُ ـ َو أَ ْعلَ ُم بِ َمن
َ ِّع إِلَ ٰى َسبِي ِل َرب
ُ ٱ ْد
َض َّل عَن َسبِيلِ ِهۦ ۖ َوه َُو أَ ْعلَ ُم بِ ْٱل ُم ْهتَ ِدين
َ
dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.
yang tersesat dari jalan Nya dan Dialah yang lebih mengetahui orang-
44
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah Jakarta: Gaya Media Pratama, 1997, 43
45
Kementerian Agama RI, al-Qur‟an dan Terjemahnya Solo: PT Tiga Serangkai Pustaka
Mandiri, 2014, 281
31
Pada ayat di atas terdapat metode dakwah yang akurat. Kerangka dasar
a. Metode Al-Hikmah
macam, seperti:
1) Kenabian (Nubuwwah).
kehidupan.
7) Sunnah Nabi.
32
8) Sikap adil sehingga pemikiran dapat menempatkan sesuatu pada
tempatnya.46
hasanah.
memberikan nasehat kepada orang lain dengan cara yang baik, yaitu
46
Said Ali Bin Wakaf Al-Qahatahani, Al-Hikmah Fi Al-Dawa Ila Allah Ta‟ala, Beirut:
Muassasah, 2
47
Hasanuddin, Hukum Dakwah, 37
33
diterima, berkenaan di hati, menyentuh perasaan, lurus pikiran,
audiens sehingga pihak objek dakwah dengan rela hati dan atas
c. Metode Mujadalah
pada huruf jim yang mengikuti wazan Faala, “jaa dala” dapat
48
Ahmad Warson al-Munawwir, al-Munawwir Cet. XIV; Jakarta: Pustaka Progresif, 1997,.
175.
49
Quraisy Shihab, Tafsir al-Misbah Cet. I; Lentera hati, 2000, 553
34
BAB III
METODE PENELITIAN
kata tertulis atau lisan dari orang-orang dan perilaku yang dapat diamati”. 50
Berdasarkan pada jenis permasalahan yang dibahas dalam penelitian ini, maka
sebenarnya memiliki proses dan dasar yang sama seperti penelitian kualitatif
lainnya. Disamping itu, penelitian ini juga memerlukan tindakan yang teliti
pada setiap komponennya agar dapat menggambarkan subyek atau obyek yang
diteliti.
seteliti mungkin tentang manusia, keadaan atau gejala lainnya. Adapun tujuan
penelitian adalah untuk melukiskan variabel atau kondisi “apa yang ada”
35
sistematis sehingga obyek peneliti menjadi jelas, dalam hal ini berkaitan
dengan peran remaja masjid baitul mustofa qouman dalam kemajuan dakwah
di desa plosoharjo.
B. Kehadiran Peneliti
peniliti sendiri sebagai instrumen utama dalam penelitian ini. Penelitian ini
informan dalam hal ini di masjid baitul mustofa qouman yang ada didesa
terbatas sebagai pendukung tugas peneliti sebagai instrumen. Oleh karena itu,
36
C. Lokasi Penelitian
Dikaji dari segi tempat, penelitian ini adalah termasuk dalam jenis
penelitian lapangan (field research). Dari data yang dikumpulkan berupa kata-
desa tersebut remaja masjidnya baru termasuk dalam katagori baru terbentuk
dan sedang berjalan. Ramaja masjid Baitul Mustofa Qouman ini juga tidak
hanya berperan dalam masjid saja,terapi juga berperan dalam masyarakat juga.
Dengan gabungan kegiatan di dalam masjid dan diluar masjid mereka akan
Sumber data dalam penelitian adalah “sumber dari mana data yang
diperoleh.”53 Data-data tersebut terdiri atas dua jenis yaitu data yang
bersumber dari manusia dan data yang bersumber dari non manusia dan data
kualitatif, sumber data terdiri dari data utama dalam bentuk kata-kata atau
kata-kata dan tindakan, selebihnya adalah data tambahan seperti dokumen dan
lain-lain. Berkaitan dengan hal itu pada bagian ini jenis datanya antara lain :
53
Suharsimin Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik, Jakarta: Rineka Cipta,
2006, 129.
54
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar Penelitian, Surabaya: Elkaf, 2006, 6.
37
1. Kata-kata dan Tindakan
merupakan sumber data utama. Sumber data utama dicatat melalui catatan
dan bertanya.55
2. Sumber tertulis
Dilihat dari segi dumber data, bahan tambahan yang berasal dari
sumber tertulis dapat dibagi atas sumber buku dan majalah ilmiah, sumber
Sumber berupa buku dan majalah ilmiah juga termasuk kategori ini,
hasil penelitian. Buku, disertasi dan karya ilmiah lainnya, dan majalah
55
Lexy J. Moleong, Metode Penelitian Kualitatif..., 157-158.
38
bisa memperoleh informasi tentang lingkaran keluarga subjek yang sedang
diteliti.56
diri seseorang yang ditulisnya sendiri. Dokumen pribadi itu bisa berupa
surat, buku harian, anggaran penerimaan atau pengeluaraan diri atau rumah
agenda.
3. Foto
Sekarang ini foto sudah lebih banyak dipakai sebagai alat untuk
dianalisis secar induktif. Ada dua kategori foto yang dapat dimanfaatkan
dalam penelitian kualitatif, yaitu foto yang dihasilkan oleh orang dan foto
Foto/ gambar merupakan alat bantu dari sumber benda yang berupa
benda atau peristiwa penting dalam hal tersebut dibawa sebagai barang
bukti penelitian. Dalam penelitian ini foto atau gambar digunakan dalam
56
Ibid., 159.
39
hal sajian data yang berupa benda maupun peristiwa yang terjadi di
lapangan.
Dalam proses pengumpulan data tersebut ada banyak metode yang digunakan
informasi yang berkaitan dengan rumusan masalah dalam penelitian ini. Baik
1. Observasi
58
Yatim Rianto, Metodologi Penelitian Pendidikan, Surabaya: SIC, 2001, 96.
40
interaksi sosial yang memakan waktu cukup lama, antara peneliti dan
mengamati situasi latar alami dan aktivitas Peran Remaja Masjid Dalam
saling mempengaruhi.
2. Wawancara/ Interview
59
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-Dasar Penelitian..., 59.
41
Wawancara adalah bentuk komunikasi antara dua orang melibatkan
secara bebas menuju fokus penelitian sekaligus mencatat garis besar dari
hasil wawancara.
dia butuhkan, kerangka tertulis, daftar pertanyaan, atau daftar check harus
3. Dokumentasi
60
Deddy Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, Bandung: PT Rosda Karya,
2006, 180.
42
Dokumentasi dalam setiap bahan tertulis ataupun film. Berbagai
penelitian.
F. Analisis Data
temuan bagi orang lain.61 Analisis data pada penelitian kualitatif menurut
catatan lapangan, dan materi lain yang dapat digunakan untuk meningkatkan
61
Noeng Muhadjir, Metodologi Penelitian Kualitatif: Pendekatan Positivistik, Rasionalistik,
Phenomenologik, dan Realisme Metaphisik Telaah Studi Teks dan Penelitian Agama. Yogyakarta: Rake
Sarasin, 1998, 104.
43
nama-nama yang penting yang harus dialami, dan akhirnya menentukan apa
1. Mencatat yang menghasilkan catatan lapangan, dengan hal itu diberi kode
3. Berfikir, dengan jalan membuat agar kategori data itu mempunyai makna,
temuan-temuan umum.63
Analisis data ini dilakukan setelah data yang diperoleh dari sampel
dalam penelitian yang diajukan melalui penyajian data. Data yang terkumpul
ini adalah dalam rangka memperlihatkan data kepada pembaca tentang realitas
yang sebenarnya terjadi sesuai dengan fokus dan tema penelitian, oleh karena
itu data yang disajikan dalam penelitian tentunya adalah data yang terkait
diringkas terlebih dahulu. Data yang terkumpul tersebut perlu diolah dan
penelitian. Karena pada tahap analisa ini peneliti harus memilih dan
62
Zamroni, Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Yogyakarta: Tiara, 2002, 142.
63
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif . 248.
44
memastikan pola analisis yang digunakan sesuai jenis data yang telah
dikumpulkan.64
1. Perpanjangan Keikutsertaan
unsur dalam situasi yang sangat relevan dengan persoalan atau isu yang
sedang dicari dan kemudian memusatkan diri pada hal-hal tersebut secara
sehingga pada pemeriksaan tahap awal tampak salah satu atau seluruh
3. Triangulasi
64
Ahmad Tanzeh dan Suyitno, Dasar-dasar Penelitian..., 69.
65
Lexy J. Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif ..., 327.
66
Ibid., 329.
45
pengecekan atau sebagai pembanding terhadap data itu.67 Ini merupakan
mantap tidak hanya dari satu cara pandang, sehingga kebenaran data lebih
bisa di terima.
wawancara dari satu nara sumber dengan nara sumber yang lain dengan
dengan data dari hasil observasi dan juga data dari hasil dokumentasi.
4. Pengecekan Sejawat
sejawat.68 Usaha ini juga bisa dikatakan sebagai cara untuk mengecek
diskusi dan tanya jawab agar dieliminir dan obyektivitas penulis dalam
H. Tahap-tahap Penelitian
67
Ibid., 329.
68
Ibid., 332.
46
1. Tahap persiapan
2. Tahap pelaksanaan
a. Mengumpulkan data
b. Menganalisis data
3. Tahap penyelesaian
47
BAB IV
Qouman di resmikan oleh Bpk kepala Desa Plosoharjo yang pada waktu
itu dijabat oleh Bpk Kusnadi . Selain itu peresmian Remaja masjid juga
di hadiri oleh Bpk kyai Ahmad Hamzah selaku kyai Masjid Baitul
Mustofa dan para usatad ustadzah yang mengajar ngaji di masjid Baitul
Jawa Timur.
Mustofa Qouman akhirnya ada salah satu pemuda yang mempunyai ide
adalah Ustadz Agus Fauzi tamim yang tidak lain beliau juga menjadi
48
Pada awalnya anak-anak remaja tersebut hanya diundang dan di
yang sudah bekerja diluar kota dan menempuh pendidikan diluar kota
ketidak aktifan dari anggota yang tersisa. Setelah itu anggota remaja
masjid di ikuti oleh anak-anak yang sudah masuk sekolah SMP dan
harus ikut dan mendukung kebijakan yang mengacu pada visi dan misi
organisasi. Adapun visi dan misi remaja masjid Baitul Mustofa Qouman
a. VISI
49
b. MISI
3. Struktur Organisasi
Qouman :
50
Humas : Bayu Asmoro
b. Tugas-tugas
1. Pelindung
maupun materiil.
2. Penasehat
3. Ketua
pengurus
para pengurus
51
4. Wakil Ketua
dalam organisasi.
pengurusan
5. Sekretaris
6. Bendahara
52
c. Mengeluarkan uang sesuai dengan kebutuhan dan dengan
persetujuan ketua
kepada ketua
7. Humas
kepada ketua
yaitu:
a. Kegiatan harian
qur'an beserta tajwid nya saja, ada yang mengaji Al qur'an beserta
sholat maghrib.
53
b. Kegiatan mingguan
berikut kegiatannya:
c. Kegiatan bulanan
Fauzi Tamim )
sekitar 2 bln ini. Dulu awalnya hanya jamaah muslimat dan fatayat
hanya cukup diberi jadwal dan arahan saja, tetapi juga ada yang
54
B. Peran Remaja Masjid Dalam Kemajuan Dakwah
Di dalam organisasi remaja masjid ini, para anggota dan aktivis masjid
masjid dan memakmurkan masjid kembali. Karena itu harus ada nya
sekitar, karena itu nantinya akan berkesinambungan antara satu sama lain.
Dan diharap kan para remaja ini menjadi tombak utama dalam penyaluran
Desa Plosoharjo, yang sadar akan hak dan kewajiban kepada masyarakat,
potensi yang dimilikinya. Niat suci tersebut kemudian terikat dalam sebuah
Banyak hal yang telah dilakukan oleh remaja masjid Desa Plosoharjo
masjid memiliki fungsi dan peranan yang sangat penting di dalam komunitas
dilakukan oleh remaja masjid yang ada di Desa Plosoharjo tidak hanya fokus
55
jangkauan aktivitas dan pelayanannya dalam mencapai kemakmuran masjid
masjid. Hal yang paling sederhana, namun memiliki nilai yang sangat
secara rutin. Dengan salat berjamaah, tak sebatas pahala yang diperoleh,
masjid; 70
Setiap memasuki waktu salat tiba, maka seluruh kegiatan apapun yang
70
ustadz Ahcmad Agus Fauzi Tamim selaku ketua remas Baitul Mustofa Qouman.
56
kegiatan ini dilakukan ketika agenda bersama, atau berada di lingkungan
masjid.
makmur, jadi lebih banyak yang ikut sholat jamaah, anak-anak jadi
lebih semangat dalam mengaji dan kegiata agama pun juga lebih
banyak terealisasikan".71
71
wawancara dengan ky. Ahmad Hamzah selaku kyai masjid Baitul Mustofa.
57
C. Kemajuan Remaja Masjid Setelah Mendapatkan Dukungan Dari
Masyarakat
Ketika remaja masjid di resmikan dulu banyak pro dan kontra dari
organisasi remaja masjid ini karena dulu awalnya hanya ada agenda arisn dan
ngaji bareng saja. Sedangkan profokasi sendiri juga terdapat dari anggota
yang tidak aktif. Namun, dengan semangat dan kegigihan para pengurus
semua itu bisa teratasi, semua bisa menjadi suka dengan adanya organisasi
ini karena dari pengurus dan anggota aktif sendiri juga menunjukkan kepada
masyarakat kalo organisasi mereka ini adalah organisasi yang positif. Sampai
saat ini pun masyarakat juga sangat antusias dalam mendukung organisasi
remaja masjid ini, dan ini pun juga berdampak positif bagi anggota yaitu,
menjadikan banyak nya anggota baru dan para orang tua juga menjadi
72
Hasil wawancara dengan ustadz Achmad Agus Fauzi Tamim selaku ketua remas Baitul
Mustofa Qouman.
58
BAB V
PEMBAHASAN
Dalam bab ini akan disajikan beberapa uraian pembahasan yang sesuai
dengan hasil penelitian, sehingga pada uraian pembahasan ini peneliti akan
menjelaskan hasil penelitian dengan teori yang telah di jelaskan pada bab
Di dalam organisasi remaja masjid ini, para anggota dan aktivis masjid
masjid dan memakmurkan masjid kembali. Karena itu harus ada nya
sekitar, karena itu nantinya akan berkesinambungan antara satu sama lain.
Dan diharap kan para remaja ini menjadi tombak utama dalam penyaluran
Desa Plosoharjo, yang sadar akan hak dan kewajiban kepada masyarakat,
59
potensi yang dimilikinya. Niat suci tersebut kemudian terikat dalam sebuah
a. Memakmurkan Masjid
73
Mustofa Budiman, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan
Potensi Masjid Solo: Ziyad Visi Media, 2007, 18.
74
Mustofa Budiman, Manajemen Masjid Gerakan Meraih Kembali Kekuatan Masjid dan
Potensi Masjid Solo: Ziyad Visi Media, 2007, 18.
75
Ahmad Muhsin Kamaludiningrat, Meningkatkan Peran dan Fungsi Masjid dalam Dakwah
dan Pembinaan Masyarakat Madani Beriman dan Bertaqwa Jogjakarta: Jurnal Ulama, 2010, 16
60
memakmurkan masjid. Selain itu, kedatangan mereka ke masjid akan
b. Kaderisasi Umat
76
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 69.
61
Melakukan pengkaderan terhadap anggota remaja masjid, dapat
paling utama. Oleh karena itu, mereka harus dibina secara bertahap
saleh dengan baik. Selain itu, juga mendidik mereka untuk berilmu
77
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 69.
62
d. Pendukung Kegiatan Takmir Masjid
kegiatan Ramadan, Idul Fitri dan Idul Adha dan lain sebagainya. Di
diantaranya:
Idul Adha.
masjid bukan hanya memakmurkan masjid tapi juga ikut serta sebagai
78
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 70.
63
Dakwah dan Sosial Remaja masjid adalah organisai dakwah Islam
melingkupinya. Aktivitas dakwah bil lisan, bil hal, bil qalam dan lain
dakwah yang dilakukan oleh remaja masjid dan mereka dapat bekerja
dakwah ini disebut dakwah bil hal (dengan perbuatan). Seperti hadist
dibawah ini:
)اإليمان.
79
Siswanto, Panduan Praktis Organisasi Remaja Masjid, 71
64
“Tidaklah seorang nabi yang diutus Allah dari umat sebelumku,
Plosoharjo
Kegiatan yang diadakan termasuk salah satu cara agar para remaja
menjadi 3 yaitu:
65
a. Kegiatan harian
Kegiatan hari an ini semua anggota diajak untuk mengaji bersama sesuai
nya saja, ada yang mengaji Al qur'an beserta kitab tambahan seperti :
fiqih, hadist dll. Dan kegiatan ini tidak memandang usia, sedangkan
b. Kegiatan mingguan
kegiatannya:
- setiap hari sabtu diadakan arisan dan dilanjut dengan membaca tahlil
bersama.
c. Kegiatan bulanan
66
BAB VI
PENUTUTP
A. Kesimpulan
B. Saran
67
diharap kan nantinya bisa menjadi aktif datang ke masjid dan
mengikuti sendiri kegiatan-kegiatan yang diadakan oleh masjid.
2. Karena remaja masjid ini keberadaannya sudah diakui oleh masyarakat
sekitar alangkah baiknya jika remaja masjid ini juga berkumpul jadi
satu dengan organisasi karang taruna agar kegiatan PHBN di desa
plosoharjo ini bisa di tambahi dengan kegiatan islami. Agar tujuan
menjadikan desa sebagai desa muslim bisa terealisasikan.
68
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Kadir Sayid Abd. Rauf, Dirasah Fid Dakwah Al Islamiyah Cet. I; Kairoh:
Dar, El Tiba’ahal al-Mahmadiyah, 1987
Ghazali Darussalam, Dinamika Ilmu Dakwah Islamiyah Cet. I; Nur Niaga SDN.
BHD, Malaysia: 1996
H. M. S. Nasaruddin Latief, Teori dan Praktek Dakwah Islamiah Firma Dara, tt,
Jakarta: PT
http://repository.radenintan.ac.id/4116/1/SKRIPSI%20IMAM%20MUSTOFA.pdf
diakses pada tanggal 11 februari 2020 pukul 20.00 WIB
http://repositori.uin-alauddin.ac.id/5111/1/SKRIPSI%20A.%20SITI%20
AISYAH_opt.pdf diakses pada tanggal 12 februari pukul 21.05 WIB
69
Masdar Helmi, Dakwah dalam Alam Pembangunan, Mizan, Bandung: 1992
Muhammad Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah Prenada Media Grup,
Jakarta: 2009
Said Ali Bin Wakaf Al-Qahatahani, Al-Hikmah Fi Al-Dawa Ila Allah Ta’ala,
Muassasah, Beirut:
Umar Jaeni, Panduan Remaja Masjid, CV. Alfa Surya Grafika, Surabaya: 2003.
70
Zamroni, Pengantar Pengembangan Teori Sosial. Tiara, Yogyakarta: 2002,
71
PEDOMAN WAWANCARA
dakwah?
dakwah ?
2. Apa dampak yang dirasakan oleh para orang tua setelah anak-anaknya
72
LAMPIRAN
KEGIATAN ARISAN
BANJARI
RUTINAN BERJANJI
RUTINAN ISTIGHOSAH