Anda di halaman 1dari 3

Pengertian Organisasi

Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, organisasi memiliki beberapa arti, yaitu :
kesatuan (susunan dan sebagainya) yang terdiri atas bagian-bagian (orang dan sebagainya)
dalam perkumpulan dan sebagainya untuk tujuan tertentu; dan kelompok kerja sama antara
orang-orang yang diadakan untuk mencapai tujuan bersama.
Organisasi berasal dari kata “organ” yang merujuk pada organ tubuh manusia,
dimana otak, tangan, kaki dan segenap organ tubuh satu sama lain mampu bergerak dengan
koordinasi dan perintah yang dikirim dari otak.
Sehingga dapat dipahami bahwa kegiatan organisasi adalah kegiatan yang
membutuhkan koordinasi, komunikasi, beserta pembagian peran dan tugas untuk mencapai
tujuan tertentu dengan perintah yang terarah.
Hal ini bisa kita temui di sekitar kita, seperti organisasi dalam masyarakat seperti RT,
RW, takmir masjid, sekolah, panti asuhan, kelurahan, kecamatan hingga pemerintah pusat,
organisasi dakwah Islam dan juga kesatuan militer dan kepolisian.

Apakah Islam Menganjurkan Berorganisasi ?

Islam menganjurkan organisasi untuk hal yang baik, terlebih untuk kemaslahatan ummat dan
masyarakat. Seperti firman Allah dalam surat Al Maidah ayat 2 :

… ‫…و تعاونوا على الب ّر و التقوى و ال تعاونوا على اإلثم و العدوان‬

… Dan saling tolong menolonglah kalian dalam kebaikan dan ketaqwaan, dan janganlah
kalian saling tolong menolong dalam dosa dan permusuhan…

Dalam ilmu sharaf, kata “ta’aawanu” berasal dari kata “ta’aawun” setiap kata dalam bahasa
Arab yang memiliki bentuk asal “tafaa’ul” memiliki beberapa makna pokok yang salah
satunya adalah : saling. Seperti kata “tawaashau” dalam surat Al Ashr ayat 3 :

… ‫ آمنوا و عملوا الصالحات و تواصوا بالحق و تواصوا بالصبر‬  ‫…إال الذين‬

Kecuali orang-orang yang beriman dan beramal shalih, dan saling menasehati dalam
kebenaran dan saling menasehati dalam kesabaran.

Sehingga menunjukkan bahwa adanya interaksi dua arah dalam ayat di atas, yang mampu
dimaknai sebagai kegiatan koordinasi yang berdasarkan komunikasi antar orang-orang yang
memiliki satu tujuan, baik kebaikan dan ketaqwaan (yang dianjurkan) atau dosa dan
permusuhan (yang terlarang). Dan dalam ushul fiqih, kata perintah dalam Al Qur’an
menunjukkan bahwa hukumnya adalah wajib. Seperti yang biasa kita temui :

‫و أقيموا الصالة و أتوا الزكاة‬

  Dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat

Begitu juga Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya dengan terorganisir
secara rapi, layaknya bangunan yang terbangun diatas pondasi yang kuat dan batu-batu bata
dan semen yang berpadu menjadi bangunan yang menjulang tinggi dalam surat Ash Shaff
ayat 4 :
‫إن هللا يحبّ الذين يقاتلون في سبيله صفا ً كأنّهم بنيان مرصوص‬
ّ

Sesungguhnya Allah mencintai orang-orang yang berperang di jalan-Nya bershaf-shaf


(bersusun, berbaris-baris) seolah mereka adalah bangunan yang tersusun kokoh

Ketika Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam- bersama para sahabat keluar dari Madinah
menuju desa Badar untuk perang Badar besar, Beliau –shallallahu ‘alayhi wa sallam–
menyusun barisan kaum Muslimin dengan bershaf-shaf (seperti pleton jaman sekarang). Hal
ini yang membedakan dengan adat istiadat perang bangsa Arab pada waktu itu yang memakai
strategi Al Karr wal Farr ( menyerang dan lari) yang tidak beraturan dan asal menyerang.

Di dalam kegiatan organisasi yang sesuai dengan kaidah Islam, terdapat berbagai amalan
shalih dan kebaikan. Seperti manajemen, musyawarah, saling tolong-menolong dalam
kebaikan dan saling menasehati.

Jikalau dalam hidup bermuamalah saja berlaku hadits riwayat Ahmad, “ sesungguhnya Allah
selalu menolong seorang hamba, selama hamba itu selalu menolong saudaranya (seiman)”.
Lalu bagaimana jika saling menolong dalam menyampaikan Islam ?

Apakah Nabi Muhammad –shallallahu ‘alayhi wa sallam– juga berorganisasi ?

Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam– suri teladan yang terbaik itu juga melakukan
kegiatan organisasi. Yaitu dengan menempatkan para sahabat pada tempat dan tugas yang
tepat. Hal ini dapat dilihat bagaimana Beliau –shallallahu ‘alayhi wa sallam- menjalankan
pemerintahan, mengatasi masalah atau mengirimkan detasemen dan tim untuk peperangan,
dan tujuan lainnya.

Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam– adalah sosok yang gemar musyawarah, dalam
urusan duniawi dan yang tidak terkait dengan wahyu. Seperti ketika perang Badar, ketika
sahabat bernama Al Habbab bin Mundzir –radhiyallahu ‘anhu- yang menyampaikan saran
kepada Rasulullah –shallallahu ‘alayhi wa sallam- mengenai penempatan pasukan Islam,
atau pendapat Salman Al Farisi –radhiyallahu ‘anhu– untuk menggali parit sebagai benteng
alam kota Madinah.

Begitu juga dalam beberapa hal seperti pengiriman urusan perang, Beliau –shallallahu
‘alayhi wa sallam– memilih beberapa sahabat yang ahli di bidangnya seperti Hamzah bin
Abdul Muththalib, Ali bin Abi Thalib, Khalid bin Walid dan Usamah bin Zaid bin Tsabit.
Dalam urusan dana, kita mengenal Abu Bakar Ash Shiddiq, Umar bin Khaththab,
Abdurrahman bin Auf dan Utsman bin Affan, dalam urusan dakwah dan mengajar, kita
mengenal Mush’ab bin Umair, Muadz bin Jabal dan Abdullah bin Mas’ud. Dan masih banyak
lagi para sahabat lain –radhiyallahu ‘anhum ajma’iin-.

Apakah Berorganisasi Islam Adalah Bid’ah ?

Beberapa orang di antara kita sering keliru dalam membedakan antara 3 hal :

1. Bid’ah: suatu hal yang baru dan diadakan dalam hal ibadah, dan berbeda dengan apa
yang tertera di dalam Al Quran dan As Sunnah. Seperti : shalat subuh 3 rakaat, dan
lain sebagainya.
2. Adatatau kebiasaan masyarakat. Adalah suatu hal yang menjadi kebiasaan dalam
suatu masyarakat dan bersifat duniawi. Tentu yang baik adalah yang tidak
bertentangan dengan ajaran Islam. Seperti : pemakaian songkok atau peci, sarung dan
baju koko bagi orang Indonesia, dan lain-lain.
3. Wasilah adalah perantara. Maksud dari wasilah disini adalah jalan atau alat untuk
tujuan tertentu. Semisal : untuk adzan, agar terdengar hingga jauh memperlukan
mikrofon, agar bisa melaksanakan ibadah haji dan umrah memperlukan pesawat
terbang sebagai transportasi, dan lain-lain.

Sedangkan organisasi Islam termasuk sebagai wasilah atau perantara untuk menyampaikan
dakwah agar lebih dekat kepada masyarakat dan terkoordinir secara rapi, teratur dan efektif.

Hakikat Organisasi Islam

Organisasi Islam adalah perantara untuk menyampaikan dakwah sehingga menjadi lebih
terkoordinir secara rapi dan efektif dalam dampaknya. Sehingga para da’i tidak mengeluarkan
sangat banyak tenaga dan waktu dalam menyampaikan konten dakwah kepada masyarakat
atau objek dakwah (mad’u). Contoh perantara atau wasilah dalam berdakwah lainnya adalah :
khutbah, kajian, brosur dan majalah yang dibagi atau dijual, media informasi dan komunikasi.

Menyikapi Berragam Organisasi Islam di Indonesia

Kita harus mensyukuri dengan banyaknya jumlah pemeluk agama Islam yang berada di
Indonesia, bahkan menjadi negara berpenduduk Muslim terbanyak di dunia. Tetapi kita juga
harus menyadari dengan banyaknya masalah dan rintangan ummat yang harus dihadapi.

Tentu kita semua mengetahui dengan berragamnya organisasi Islam yang berdiri, berada dan
masih eksis hingga hari ini. Dan selama organisasi-organisasi itu masih berdasarkan Al
Quran dan As Sunnah sebagai pedoman hidup seorang Muslim, jika kita bukan aktifis, kader
atau pengurus dari salah satu organisasi tersebut, setidaknya kita tidak ikut merusak dan
mencela mereka yang menjadi kader dan pengurus organisasi dakwah.

Dan jika kita adalah salah satu kader atau pengurus salah satu organisasi dakwah Islam,
hendaklah kita berbuat baik dan bermuamalah dengan mereka yang berorganisasi Islam di
luar kita, sebagaimana hidup bertetangga.

Tetapi hendaknya setiap kader dan pengurus tidak saling merusak ukhuwwah dengan
mencetuskan konflik dengan organisasi lain. Jika ini terjadi, maka keberadaan organisasi
Islam hanya menjadi beban tambahan bagi ummat Islam Indonesia. Sehingga menimbulkan
kefanatisan atau ta’ashub yang mengakar.

Hendaklah setiap dari kita menempatkan dengan sewajarnya dalam menyikapi organisasi
sebagai wasilah dakwah Islam. Bukan malah menggantikan Islam sebagai agama yang
hakiki.

Anda mungkin juga menyukai