Anda di halaman 1dari 5

ANALISIS SWOT DAKWAH

DESA TEMUROSO GUNTUR DEMAK

Disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah Kepemimpinan dan Dakwah

Dosen Pengampu: Bp. Samsudin, S.Ag., M.Ag.

Disusun oleh:

Haris Lutfi

NIM.31501700046

Kelas B

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

JURUSAN TARBIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM SULTAN AGUNG SEMARANG

TAHUN 2019
PENDAHULUAN

Islam adalah agama yang sangat sempurna, dalam Islam menganjurkan


pemeluknya untuk berdakwah (mengajak) manusia supaya beriman, bertakwa, dan
berkarya serta menata kehidupan sesuai dengan nilai-nilai Islam. Pada tatanan tersebut,
dakwah menjadi tugas mulia yang belum dikelola dengan professional dan terstruktur.
Pada sisi lain, da’i belum mampu menjadi agen perubahan sebagaimana cita-cita Islam
yaitu rahmat li al-‘alamin. Akibatnya, posisi dakwah peminatnya sangat minim karena
dirasa belum mampu memberikan pengaruh yang signifikan bagi kemajuan umat. Untuk
dapat melakukan hal itu secara tepat sasaran, maka perlu diadakan analisis dan
pengkajian tentang ruang lingkup dan unsur-unsur dakwah secara komprehensif,
sehingga kegiatan dakwah dapat berjalan secara terarah dan tercapai tujuan. Salah
satunya melalui analisis SWOT. Berdasarkan analisis SWOT, kemudian perlu disusun
dan diwujudkan menjadi peta dakwah. Hal itu kemudian menjadi dasar perencanaan dan
pelaksanaan dakwah bagi da’i dan organisasi dakwah.

SWOT adalah singkatan dari empat perkataan dalam bahasa Inggris, yaitu
strengths (kekuatan), weaknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats
(tantangan). Kekuatan adalah sumber daya, kapasitas, keunggulan dan potensi yang
dapat digunakan secara efektif untuk mencapai tujuan. Kelemahan dipahami sebagai
keterbatasan, kekurangan, dan ketidakberdayaan yang dapat menghambat pencapaian
tujuan. Sedangkan peluang adalah situasi yang mendukung untuk pengembangan sesuai
dengan tujuan yang hendak dicapai. Adapun ancaman adalah situasi yang tidak
mendukung, berupa hambatan dan kendala atau berbagai unsur eksternal yang potensi
yang mengganggu sehingga menimbulkan masalah, kerusakan atau kekeliruan.

Analisis terhadap keempat hal tersebut, berarti mencoba melihat secara mendasar
dan mendalam tentang kondisi objektif untuk kepentingan dan kemajuan dakwah, baik
melihat ke dalam diri (intern) maupun kondisi di luar diri (ekstern). Maka dari itu,
pembahasan ini mencoba memaparkan analisis SWOT dakwah Islam di Desa
Gedangalas Kecamatan Gajah Kabupaten Demak, berdasarkan pengamatan dan analisis
yang dilakukan oleh penulis.

Deskripsi Kondisi Lingkungn

Temuroso merupakan salah satu desa yang berada di kecamatan Guntur


kabupaten Demak, penduduknya terbanyak dibanding desa-desa yang lain yang ada di
kecamatan Guntur. Desa ini terbagi menjadi lima wilayah (dukuh), yaitu; dukuh Krasak,
dukuh Djasun, dukuh Perbalan, dukuh Temuroso dan dukuh Ploso. Desa Temuroso
lokasinya tidak jauh dari kecamatan, kurang lebih berjarak 2 Kilo Meter, untuk sarana
prasarana di desa Temuroso cukup memadai.

Untuk pendidikan Islam sangat memadahi, didukung dengan adanya dua pondok
pesantren, yaitu PP. Al-hidayat di dukuh Krasak, PP. Bahrul Ulum dan PP. Al-karimah di
dukuh Ploso. Selain pondok, pada masing-masing dukuh kecuali dukuh Perbalan terdapat
masjid dan TPQ-Madin. Jadi dalam satu desa terdapat empat dan empat TPQ-Madin.

Kondisi pedesaannya sudah ada kemajuan dari sebelumnya, jalan dan jembatan
sudah dibangun dengan baik, sehingga memudahkan masyarakat dalam beraktivits.
Penduduk desa Temuroso mayoritas bekerja sebagai petani dan buruh tani, 30% nya
menjadi buruh pabrik dan merantau. Namun, yang menjadi minusnya, di sini jarang
sekali menemukan anak muda yang memilih untuk meneruskan pendidikan perguruan
tinggi, mereka mayoritas memilih berhenti sekolah sampai jenjang SMP/SLTA dan
memilih untuk kerja.

Analisis SWOT/Lingkungan
Kekuatan dakwah pada desa Temuroso cukup signifikan. Aset dakwah di sini
sangat banyak sekali, dengan berdirinya 3 pondok pesantren, 4 masjid, dan 4
TPQ-Madin yang ada di desa Temuroso menjadikan sarana dakwah dapat
tersampaikan dan sangat mudah melakukan penyebaran Fikrah Islamiyah.
Strength

Hampir Setiap hari pukul 13.00 terdapat pengajian untuk lansia yang
dilaksanakan di masing-masing masjid dan musholla, hal ini merupakan poin
positif dakwah bagi kalangan lansia untuk mengajak pada kebaikan dan
menjadi pengingat kematian bahwa yang dibawa ketika sudah meninggal
bukanlah dunia, akan tetapi ilmu dana mal.
Bila tadi sudah bicara mengenai banyaknya asset dakwah, yang menjadi
kelemahan di sini adalah kuantitas anggota yang semakin berkurang. Seperti,
merosotnya jumlah siswa di Madin, jamaah pengajian-pengajian hanya diisi
oleh lansia, padahal pengajian tersebut ditujukan untuk seluruh masyarakat,
Weakness

tetapi yang hadir hanya kalangan lansia. Kemudian, minat mengaji ke tempat
guru ngaji semakin berkurang, akibat dijajah oleh teknologi, sekarang anak-
anak lebih memilih untuk bermain gadget di rumah dari pada mengaji. Selain
itu, dengan adanya pondok pesantren yang tujuannya adalah sebagai tempat
menimba ilmu agama Islam, tetapi muridnya sendiri lebih banyak yang dari
luar kota. Justru yang dari masyarakat sendiri sangat sedikit. Upaya
pengkaderan itulah yang menjadi kelemahan bagi dakwah di desa Temuroso.
Dari asset dakwah yang tersedia tentunya membuka peluang besar dalam
Opportunities

melakukan dakwah, menjadi pusat kaderisasi untuk mencetak kader muslim


yang baik dan perluasan dakwah semakin mudah. Membuka lebar
kesempatan anak muda untuk menghidupkan organisasi keagamaan di desa,
sehingga kegiatan dakwah tidak lagi hanya menjadi penerimaan ilmu
melainkan sebuah kebutuhan ilmu dalam hidup bermasyarakat.
Dakwah tidak lagi menjadi ajakan untuk menuju arah yang baik, tapi dakwah
dijadikan sebagai bahan sindiran dan melemahkan beberapa orang. Karena
setiap manusia memiliki cara pandang dan cara menangkap materi dengan
Threat

berbeda-beda. Dengan hal itu, maka menjadi salah satu ancaman bagi dakwah
Islam. Mungkin orang yang tau menganggap bahwa dakwah adalah bentuk
kebaikan antar sesama umat, namun karena kebanyakan di sini adalah orang
awam yang memiliki karakter sedikit keras bisa jadi mengganggap bahwa
dakwah adalah bentuk pelemahan untuk seseorang.

Strategi Dakwah

Untuk menjawab SWOT Dakwah di atas maka strategi dakwah yang saya lakukan
adalah:

1. Menghidupkan lingkar organisasi keagaamaan bagi remaja/pemuda, seperti


karangtaruna dsb. Karena untuk mencapai hal yang besar kita harus meniti dari
hal yang kecil.
2. Kemudian, mengajak mereka untuk mendatangi atau mengaji di pondok-pondok
yang ada di Temuroso, bisa juga mengikuti rutinan pengajian yang laksanakan di
masjid-masjid dan musholla, dari sini kita bisa menumbuhkan minat mereka
untuk melakukan kajian keagamaan.
3. Dari lingkar organisasi yang sudah matang mulailah mengadakan kajian-kajian
bagi anak muda, karena ujung tombak dari dakwah adalah kaderisasi pemuda
yang nantinya akan meneruskan perjuangan dakwah.
4. Jika asset sudah ada, kemudian kader-kader pemudanya juga sudah mencapai
kuantitas maka penyampaian dakwah akan lebih mudah, dari teman ke teman,
saudara ke saudara, keluarga ke keluarga, dan kerabat ke kerabat akan lebih
harmonis karena yang kita ajak adalah saudara terdekat kita sendiri yang tentunya
kita sudah lebih kenal karakternya, serta harus dengan bahasa yang seperti apa
ketika berkomunikasi dengannya. Karena notabene di desa ini adalah orang
awam yang agak sedikit keras, ketika diberi nasihat membantah, maka harus
dilakukan nasihat dari mulut ke mulut antar saudara atau keluarga.

Anda mungkin juga menyukai