yunilarasati111@gmail.com1, reka.seprina@unja.ac.id2
Abstrak: KH. Zahrudin pada saat itu merupakan tokoh intelektual muslim terkemuka.
Karena keahliannya, beberapa penghargaan dan gelar Mualim muda di dapatnya. Penelitian
ini berusaha menjelaskan tentang dakwah KH. Zahrudin Usman dalam menyiarkan ajaran
Islam di kabupaten Tebo, provinsi Jambi pada tahun 1994 - 2004. Penelitian ini merupakan
penelitian dengan sumber literatur sejarah seperti buku, jurnal, dan karya tulis didukung
data dari lapangan baik wawancara maupun observasi untuk memperkuat hasil temuan.
Adapun hasil dari penelitian ini adalah KH. Zahrudin Usman merupakan Kyai yang
memiliki kekuasaan besar dalam mengembangkan ajaran Islam melalui pesantren Nurul
Jalal di Tebo Tengah, Kabupaten Tebo Provinsi Jambi. Dengan bekal ilmu yang ada di
implementasikan dengan mendirikan sebuah madrasah yang dijadikan sebagai wadah
pembelajaran. Bukan sekedar keberadaan nya, metode dakwahnya hingga pesan moralnya
menjadi suatu pedoman yang menjadi panutan masyarakat Kabupaten Tebo.
Abstract: KH. Zahrudin at that time was a prominent Muslim intellectual figure. Because
of his expertise, he received several awards and the title of young Mualim. This research
tries to explain about the da'wah of KH. Zahrudin Usman in broadcasting Islamic
teachings in Tebo district, Jambi province in 1994 - 2004. This research is a research with
historical literature sources such as books, journals, and papers supported by data from
the field both interviews and observations to strengthen the findings. The results of this
study are KH. Zahrudin Usman is a Kyai who has great power in developing Islamic
teachings through the Nurul Jalal Islamic boarding school in Tebo Tengah, Tebo Regency,
Jambi Province. With the provision of existing knowledge, it is implemented by establishing
a madrasa which is used as a place for learning. Not only his existence, his da'wah method
to his moral message became a guideline that became a role model for the people of Tebo
Regency.
1
Erwin Nurhidayah, “Metode Dakwah KH. Muhyiddin Alawy”. 2018.
http://eprints.walisongo.ac.id/9511/1/FULL%20SKRIPSI.pdf
2
Moh Ali Aziz, Ilmu Dakwah (Jakarta: Kencana, 2016), 216.
3
Anwar Arifin, Dakwah Kontemporer: Sebuah Studi Komunikasi (Yogyakarta: Graha Ilmu,
2011), 36
4
Kustadi Suhandang, Ilmu Dakwah, Perspektif Komunikasi (Bandung: Rosdakarya, 2013), 98.
mengubahnya) dengan hatinya, dan (yang terakhir) perbuatan selemah -
lemahnya" (HR. Bukhari).
Metode Penelitian
Pendekatan dan Jenis penelitian
Pada penulisan artikel ini, maka penulis menggunakan metode
penelitian kualitatif dengan menggunakan pendekatan deskriptif, karena dalam
artikel ini penulis mencari, meneliti peristiwa dan jalan nya
Perjuangan KH. Zahrudin Usman Dalam Menyiarkan Ajaran Islam Di Kabupaten
Tebo dengan menitikberatkan pada peran yang dilakukan oleh KH. Zahrudin
Usman dalam usaha menyiarkan ajaran Islam di kabupaten Tebo. Wilayah nya
yang akan dijadikan dan acuan bahan ajar pembelajaran sejarah dengan fokus
materi pada Perjuangan KH. Zahrudin Usman dalam Menyiarkan Ajaran Islam Di
5
Biografi KH. Zahrudin Usman
Kabupaten Tebo dikarenakan Tebo dijadikan salah satu tempat tersebarnya ajaran
Islam
Berdasarkan data dan sumber data di atas, maka teknik pengumpulan data
pada penelitian ini antara lain yaitu data primer dan data sekunder. Data primer
yakni data hasil wawancara dengan guru pelajaran Sejarah Indonesia dan Sejarah
peminatan, siswa kelas 10-12 di SMAN 5. Arsip dan dokumen mengenai
perjuangan KH. Zahrudin Usman dalam Menyiarkan Ajaran Islam Di Kabupaten
Tebo. Sedangkan data sekunder yaitu, data yang digunakan adalah artikel dan
jurnal nasional mengenai KH. Zahrudin Usman dalam Menyiarkan Ajaran Islam
Di Kabupaten Tebo, dan sumber belajar sejarah, Skripsi mengenai Perjuangan
KH. Zahrudin Usman dalam Menyiarkan Ajaran Islam Di di Indonesia dan
daerah-daerah nya sebagai sumber belajar sejarah, dan buku yang berhubungan
dengan Perjuangan KH. Zahrudin Usman dalam Menyiarkan Ajaran Islam dan
sumber belajar sejarah.
Teknik analisis data dilakukan setelah data terkumpul. Menurut Sugiyono
(2017:246) menyatakan bahwa dalam menganalisis data kualitatif, dilakukan
secara interaktif dan berlangsung secara terus menerus hingga tuntas, sampai
datanya sudah jenuh. Berikut adalah aktivitas dalam teknik analisis data: 1) Data
Reduction (Reduksi Data) merupakan memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan
pada hal-hal yang penting yang sesuai dengan topik penelitian, mencari tema dan
polanya, pada akhirnya memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah untuk melakukan pengumpulan data selanjutnya; 2) Data Display
(Penyajian Data) merupakan adalah menyajikan data dimana penyajian data
dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan, hubungan antarkategori, dan
sejenisnya; 3) Conclusion Drawing (Penarikan Kesimpulan) merupakan Menurut
kesimpulan dalam penelitian kualitatif dapat menjawab rumusan masalah yang
dirumuskan sejak awal, tetapi mungkin juga tidak, karena seperti telah
dikemukakan bahwa masalah dan perumusan masalah dalam penelitian kualitatif
masih bersifat sementara dan akan berkembang setelah penelitian berada
dilapangan.
6
Biografi KH. Zahrudin Usman
7
Biografi KH. Zahrudin Usman
Masjidil Haram Makkah dan Masjidil Aqsha memimpin Al-Azhar Kairo (Mesir)
dan gurunya Ays Syekh Said Bin Muhammad Al Yamani. Di Al-Azhar Kairo
(Mesir) beliau memperdalam ilmu agama dan ilmu empat mazhab. Dua tahun
belajar di Mesir beliau kembali ke Mekkah didampingi satu orang utusan dari
Al-Azhar dan dibekali surat yang ditujukan kepada Raja Mekkah. Beberapa hari
kemudian beliau dipanggil ke istana kerajaan Mekkah, beliau diberi julukan
Zahrudin Usman Asahaniah. Julukan ini dikukuhkan dan beliau diberikan SK
izin mengajar di Masjidil Haram Makkatal Musyarrafah. Setelah satu tahun
beliau mengajar, didampingi satu orang ulama dan satu orang polisi, karena
pada saat itu tidak boleh ajaran menyimpang dari ajaran wahabi. Seperti yang
diungkap oleh Ahmad Nuri Zah, putra KH. Zahrudin Usman berikut:
“zaman dulu untuk biso ngajar dak gampang, harus punyo surat izin
mengajar resmi. Beda dengan zaman kini. Nah karna kepiawaian beliau
maka diberikanlah SK beliau mengajar tetapi tetap dalam pengawasan
polisi”.
Dua tahun kemudian beliau kembali ke Asahan, tapi yang terjadi disana
ruang gerak beliau dibatasi hingga memutuskan kembali ke Jakarta. Di Jakarta
beliau mengajar mengaji di Madrasah Nurul Islam di Warung Pedok Tebet Pasar
Minggu Jakarta. Tapi itu tak berlangsung lama. Dua tahun berselang, beliau
kembali ke Jambi, tepatnya pada tahun 1942. Di Provinsi Jambi, beliau mengajar
berpindah-pindah. Karena ketika itu sedang perang Penjajahan Belanda dan
penjajah Jepang. Mulai dari Mersam ketika tahun 1942-1944 mengajar di
madrasah Nurul Islam, 1944-1946 mengajar di Nurul Jalal Sungai Bengkal,
1946-1948 mengajar di Nurul Jalal Betung Bedarah, 1948-1949 mengajar di
madrasah Nurul Jalal Mangun Jayo Seberang, 1949-1951 mengajar di Desa
Betung Bedarah, 1951-1953 mengajar di Nurul Jalal Desa Tuo Sumay, 1953-
1954 mengajar di madrasah Teluk Singkawang, 1954-1984 mengajar d Madrasah
Nurul Jalal Mangun Jayo. Berkat kegigihannya Kitab Nurul Jalal Fi Ma’rifatil
Ilah Dzil Jalan diselesaikan penulisannya oleh KH. Zahrudin Usman Asahan
pada bulan Muharram 1374 Hijriah dan dicetak pertama kalinya oleh yayasan
At-Thahiriyah KH Muhammad Thahir Rahili, Kampung Melayu Besar Jakarta
Selatan. 8
Awal kisah, pada tanggal 26 Juni 1984 M/ 26 Sya’ban 1404 H, KH.
Zahrudin Usman menerima kunjungan KH. Nurali yang didampingi oleh
Ridwan. KH. Nurali yang merupakan teman mengaji dan sahabat dekat KH.
Zahrudin Usman dari Jakarta dengan tujuan untuk bersilaturahmi sebagai
kunjungan kehormatan. Empat (4) hari pertemuan berlangsung, 30 Juni 1984
M/ 30 Sya’ban 1404 H, Nurali pamit pergi ke kota Jambi karena akan kembali
ke Jakarta bersama Ridwan. Namun saat akan berpisah, KH. Zahrudin Usman
mengalami demam secara tiba-tiba.
Pada 1 Juni 1984 Tepatnya 1 Ramadhan, KH. Zahrudin Usman
menghembuskan nafas terakhirnya. KH. Nurali yang akan berangkat pukul
09.00 membatalkan kepulangannya dan kembali ke Kota Tebo. KH. Nurali
bertindak sebagai imam sholat jenazah dan membaca talqin serta pidato
sambutan atas nama keluarga besar alm. KH Zahrudin Usman. Dalam pidatonya
KH. Nurali menyampaikan bahwa 19 tahun silam tepatnya tahun 1965, KH
Zahrudin Usman bersenda gurau meminta KH Nurali mengimami sholat
jenazahnya.
8
Rizqi Dzulqornain Al-Batawiy, Kitab Nurul Jalal (Guru Asahan), Juli, 2017,
https://yayasanalmuafah.blogspot.com/2017/07/kitab-nurul-jalal-guruasahan.html
Jalal dengan bangunan yang kokoh oleh anaknya yang bernama Ahmad Nuri Zah
dan anak menantunya yang bernama Muhammad Mansyur Hamzah sebagai
penerus perjuangan Dakwah KH Zahrudin Usman.
Kesimpulan
KH Zahrudin Usman adalah tokoh ulama yang rendah hati, sederhana, dan
tawadhu’. Semenjak menyelelesaikan pendidikannya di Malaysia dan Mesir,
kiprah di dunia dakwah semakin melebar. Terutama di masa penjajahan Belanda
dan Jepang juga beliau rasakan. Banyak hambatan yang dialami beliau juga para
santri, mulai dari keterbatasan transportasi, faktor ekonomi dan gangguan dari
para penjajah. Semua itu tak menyulutkan semangatnya untuk mendirikan
madrasah.
Madrasah/ pondok pesantren baginya merupakan tranmisi kultural untuk
pengembangan dakwah dan solusi masalah ketika itu. Hingga beliau wafat pun
ajaran agamanya terus mengalir dan diteruskan turun-temurun oleh muridnya.
Melalui adanya pondok pesantren ini, Santri diajak dan dibimbing untuk
mewujudkan struktrur sosial yang beradab dengan memfilter budaya luar yang
masuk ke kabupaten Tebo.
KH. Zahrudin Usman merupakan tauladan bagi masyarakat di Kabupaten
Tebo Provinsi Jambi. Sejak beliau meninggal, kepengurusan pondok
pesantrennya diteruskan oleh putranya, namun tidak menghilangkan ke khasan
dari dakwah KH. Zahrudin Usman itu sendiri.
Daftar Pustaka