PENDAHULUAN
mengubah sasaran dakwah agar masuk ke jalan Allah dan secara bertahap menuju
kehidupan yang Islami dan agamis. Orang yang bergerak dalam menyebarluaskan
suatu ide, harus mengetahui betul-betul tentang cara atau metode dalam
dukungan dan hasil usahanya akan dikenang orang sepanjang masa. Yenrizal,
berpendapat bahwa,
Dakwah Islam adalah aktifitas yang sudah berlangsung sejak zaman dahulu.
Dakwah bermula dari keberadaan Rasulullah dalam menyebarkan ajaran Islam,
yang didasari kondisi umat yang penuh kebatilan saat itu. Hakekat dakwah yang
menekankan pada keinginan untuk mengajak pihak lain kesebuah jalan Islami,
mengisyaratkan bahwa itu harus dilaksanakan secara terus menerus. Dakwah
tidak berhenti pada satu kondisi, namun mempunyai kontinuitas sesuai
dinamika perubahan zaman itu sendiri.1
Saw dimulai sejak turunnya wahyu pertama yang juga sekaligus merupakan bukti
1
Yenrizal, “Komunikasi Empatik Dalam Metode Dakwah”, Wardah, Jurnal Dakwah dan
Kemasyarakatan, (Palembang: Fakultas Dakwah IAIN Raden Fatah Palembang, 2005), h. 1-2.
1
2
menetapkan jalan pertama kali ditempuhnya dengan seruan kepada kaumnya dengan
keluarganya. Sejak saat itu, mulailah kaum muslimin berkumpul bersama Rasulullah
Saw untuk belajar al-Qur’an dan mempelajari petunjuk Islam. Sementara Rasulullah
membimbing mereka dengan pendidikan yang benar dan membersihkan diri mereka
dari praktik kekufuran dan kemusyrikan. Rohadi Abdul Fatah dkk menyatakan
bahwa,
Setelah tiga tahun dakwah berjalan secara rahasia dan bersifat individual,
turunlah firman Allah: “Perjuangkanlah apa yang di perintahkan, jangan
hiraukan orang-orang musyrik”. Maka Rasulullah Saw mulai menyeru mereka
yang ada disekelilingnya. Ia naik kebukit Shafa lalu mengumpulkan masyarakat
untuk diberi peringatan dan berita gembira.3
dengan permusuhan yang nyata. Penyiksaan dan penganiayaan terus berlalu dan
menjadi-jadi, bahkan mereka pun berniat untuk membunuh Rasulullah Saw, Namun
berita ini lebih dulu sampai kepada paman Rasulullah, Abu Thalib orang yang
2
Departemen Agama, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Jakarta: Pena Pundit Aksara, 2007), h.
575.
3
Rohadi Abdul Fatah dkk, Manajemen Dakwah di Era Global, (Jakarta: CV Fauzan Inti
Kreasi, 2004), h. 4.
3
dipersiapkan Allah untuk tampil sebagai penolong dan pendukung kegiatan dakwah
Rasulullah hingga dia terbebas dari siksaan yang menimpanya dan kaumnya.
Thalib, yang kemudian diikuti dengan wafatnya Khadijah Ummul Mu’minin selang
beberapa hari hingga tahun itu disebut dengan ‘Tahun Kesedihan’. kemudian
dari kaum Tsaqif, namun mereka menerimanya dengan kasar bahkan mengusir dan
selama 13 tahun.
4
Atha Muhammad Mustafa, Sejarah Dakwah Islam, (Surabaya: PT Bina Ilmu, 1982), h. 27.
4
Salah satu fungsi dan kegiatan dakwah mengajak menusia ke jalan Tuhan dan
nuansa Islam dalam hidup. Syech Ali Mahfuz memformulasikan makna dakwah
sebagaimana yang dikutip oleh Nurseri Hasnah Nasution menyatakan bahwa dakwah
Rasulullah pada periode Makkah ada dua yaitu: “Dakwah secara diam-diam dan
Nabi Saw menerima wahyu ayat pertama dari surat Al- Muddatsir dan dakwah secara
dakwah Rasulullah Saw ketika di Makkah ada dua cara sama halnya seperti pendapat
5
Muhammad Husein Haekal, Terj Ali Audah, Sejarah Hidup Muhammad, (Jakarta: Litera
Antar Nusa , 1995), cet-16, h. XI.
6
Nurseri Hasnah Nasution, Filsafat Dakwah Teori dan Praktek, (Palembang: IAIN Raden
Fatah Press, 2005), h. 25.
7
Asmuni Syukir, Dasar-dasar Strategi Dakwah, (Surabaya: Al-Ikhlas, 1983), h. 151-153.
5
mempesona, sehingga apabila tujuan kita satu yaitu Allah SWT, maka contoh teladan
kita pun harus tertuju kepada Nabi Muhammad Saw. Beliau berhasil mendakwahi
kemenangan itu masih dapat dirasakan sampai saat ini. generasi berikutnya yang akan
terus melanjutkan tongkat estafet dakwah ini pada masa sekarang dan masa yang
akan datang.
Tapi mercusuar peradapan Islam yang tinggi dan agung itu kian meredup.
Barat telah mencoba menggantikan peran Islamsebagai mercusuar dunia, tetapi
justru menyebarkan virus yang membahayakan kehidupan, ketidak adilan,
8
Al-Hamidal Husaini, Riwayat Kehidupan Nabi Muhammad Saw, (Jakarta: Pustaka Hidayah,
1992), h. 289.
9
Http:// www. // Email Protected, Q. Ismiyanto, Dakwah Kontemporer. Diakses Tanggal 18
januari 2010.
6
ketimpangan sosial dan ekonomi dan kerusakan ekologi dan sumber daya alam,
serta yang lebih penting lagi adalah kerusakan moral dan pemerataan
kemaksiatan. Imperialisme yang mereka lakukan justru pada abad yang
mengagung-agungkan hak asasi manusia. Melalui sarana komunikasi dan
informasi, majalah, televisi, radio, media celluler (HP), dan internet masyarakat
muslim dicekoki pemikiran dan gaya hidup masyarakat Barat yang permisif
(bebas nilai). Kita memasuki abad ke-21 hanya dalam bilangan jari tangan,
begitu cepatnya putaran bumi hampir-hampir kita tidak bisa merasakan itu.
Secara detail umat Islam tidak boleh ketinggalan dengan perkembangan yang
tejadi di masa masa modern ini. Al-Qur’an dan Sunnah mengajarkan kepada
setiap muslim untuk menguasai ilmu termasuk dalam mempelajari teknologi
agar kaum muslim mampu berdiri di depan.10
teknologi dari hari kehari juga tidak kalah cepatnya. Ditengah kondisi seperti ini
tantangan yang harus dihadapi umat Islam pun semakin berat termasuk dalam hal
Sudah bukan waktunya lagi dakwah dilakukan asal jalan saja tanpa
perencanaan yang matang, baik yang menyangkut mengenai materinya atau metode
yang dipergunakan memang benar, bahwa yang akan haq akan menghancurkan yang
bathil. Kondisi umat Islam saat ini memang jauh berbeda dengan kondisi pada zaman
Rasulullah dan Sahabat. Karakter dakwah Islam bukanlah hanya sekedar aktivitas
yang mengajak orang lain kepada kebaikan, tetapi lebih dari itu para da’i sendiri
hendaknya yang pertama kali melakukan apa yang diserukannya. Allah SWT juga
mengancam keras orang yang hanya pandai berbicara tetapi ia tidak melakukannya.
10
Ibid.
7
Metode dakwah yang digunakan da’i saat ini adalah metode dakwah secara
lawakan terlewatkan yang muncul hanya gelak tawa yang dikonsumsi publik.
Dakwah kontemporer juga kadang bersifat materialistis, realitas ini sering di jumpai
ada beberapa da’i yang lebih mementingkan amplop, padahal Allah SWT berfirman
boleh mengharapkan upah atau imbalan, apalagi meminta tarif bayaran tertentu.
Saw.
Dakwah di zaman yang serba modern dan canggih ini di perlukan strategi
yang canggih dan modern pula, sebab jika tidak ada keseimbangan antara strategi
8
dakwah dan zaman maka yang terjadi adalah tidak adanya keseimbangan yang
Karena itulah sekarang ini dakwah mempunyai corak ragam yang dapat
disaksikan dan tentu saja dakwah yang menggunakan media yang ada seperti televisi,
radio, internet, telekomunikasi dan media cetak yang tentu saja cukup menarik
perhatian publik apalagi dakwah yang dikemas menarik yang di kolaborasi dengan
entertainment lain.
Pada hakikatnya dakwah adalah segala upaya untuk menyebar luaskan ajaran
Islam kepada orang lain dalam segala lapangan kehidupan untuk mendapat
kebahagiaan dunia dan akhirat. Tugas seorang da’i adalah sebagai konsultan agama
manusia. Profil da’i yang dikehendaki oleh dunia di era globalisasi saat ini adalah
da’i yang memahami medan dapat melalui berbagai pendekatan, seperti pendekatan
11
Jalaludin Rahmat, Islam Aktual, (Bandung: Mizan, 1991), h. 53.
9
ma’ruf nahi munkar, dan perintah terhadap mereka yang layak untuk membawa
bendera dakwah Islam.12 Merekalah yang mampu mengajarkan agama, baik melalui
memahaminya. Mereka semua bertanggung jawab atas hal itu, karena merekalah
Mereka ahli dzikir ini adalah orang yang diberi tugas untuk menjadi pelopor
dalam dakwah, supaya dakwahnya tidak ditolak oleh hati sebagaimana ditolaknya air
hujan oleh batu yang licin, maka masing-masing mareka harus menjadi uswatun
hasanah (teladan yang baik), dan jika seorang juru dakwah tidak menjadi teladan,
maka ia tidak akan dapat mengenal hikmah, tidak dapat mengantar petunjuk
mau’izhah hasanah dan tidak bisa bersikap lemah lembut terhadap kawan dan tidak
Masalah yang didakwahkan dalam Islam adalah yang teramat agung dan
12
Ibid.
13
Siti Muriah, Metodologi Dakwah Kontemporer, (Jogjakarta: Mitra Pustaka, 2002), h. 36.
10
seluruh hidupnya kepada Allah. Allah pemilik dakwah, sedangkan Al-Qur’an adalah
yang akurat dan penuh mukjizat baik dari sisi makna maupun ushlubnya.
Salah satu dari dampak majunya ilmu pengetahuan dan teknologi adalah
meningkatnya daya kritis masyarakat. Artinya mereka tidak lagi serba permisif
(tertutup) terhadap ide-ide yang datang dari mana pun. Mereka akan semakin selektif
masyarakat.14
Islamiyah senantiasa bergerak laju menuju rahmatan lil alamin. Oleh karena itu
dakwah tidak mungkin ditangani oleh tenaga-tenaga yang tidak berilmu, tidak
Melihat fenomena tersebut merupakan hal yang harus dicatat dan diteliti
sehingga menjadi sesuatu yang bernilai pada perjalanan dakwah Islam. Karena
hasanah bagi segenap umatnya. Berdasarkan data dan fakta, maka penulis
14
Ibid., h. 77.
11
B. Rumusan Masalah
B. Tujuan Penelitian
agamis.
C. Manfaat Penelitian
C. Kajian Pustaka
dakwah da’i kontemporer ditentukan beberapa tulisan yang relevan dengan penelitian
Dalam buku ‘Sejarah Dakwah Islam’, dimana seorang juru dakwah harus
mempunyai pandangan yang jauh kedepan, memahami jiwa setiap bangsa, mengerti
tentang evolusi masyarakat, dimana di tengah masyarakat itulah nantinya akan dibina
suatu masyarakat baru yang tentunya lebih menyingkirkan segala hambatan yang
pendidikan, para da’i memiliki tugas sebagai central of change dalam suatu
15
Atha Mustafa Muhammad, op. Cit., h. 73.
13
berkorelasi.16
Dalam jurnal dakwah dan kemasyarakatan, No.10 / Th.VI/ juni 2005. ISSN:
1412-3711 ‘Wardah’, dakwah Islam hakekatnya mengajak kejalan yang lebih benar
sesuai dengan tuntutan dalam al-Qur’an dan Hadist. Penerapan dakwah tidak bisa
dakwah. Konteks masyarakat yang terbuai oleh fenomena budaya harus bisa diikuti
tahun 2004, skripsi ini membahas tentang tugas, tanggung jawab, dan kriteria da’i
kontemporer di era globalisasi. Dalam hal ini figur da’i yang ideal yang diinginkan
oleh umat Islam adalah ketokohan seorang da’i dalam berdakwah. Da’i dalam
berdakwah. Da’i yang memiliki kelebihan ilmu pengetahuan agama yang luas,
menjadi perhatian dan panutan oleh masyarakat dan pesan-pesan agama yang di
disekitarnya.18 Dan ini menegaskan bahwa buku-buku dan skripsi ini belum ada yang
menelitinya.
16
Siti Muriah , Op. Cit., h. 24.
17
Yenrizal, Op. Cit., h. 8.
18
Al-Azhar, Da’i Kontemporer Dalam Persepektif Islam, (Palembang: Perputakaan IAIN
Raden Fatah, 2004), h. 36 t. d.
14
D. Kerangka Teori
(ًة َد ْع َو, يَ ْد عُ و,) َد َع ا yang artinya ajakan, seruan, atau mengundang, menurut
terminologi dakwah artinya sebagai sisi positif dari ajakan untuk menuju keselamatan
dunia akherat.19
Sedangkan juru dakwah atau da’i atau penyeru adalah petani yang serius dan
penuh harap dari satu benih yang ia tanam, menumbuhkan ratusan bahkan ribuan
tunas. Setiap dakwah atau seruan membutuhkan juru dakwah atau penyeru yang
Secara etimologi kata metode berasal dari bahasa yunani methodos yang
berarti cara atau jalan. Dalam bahasa Inggris, kata metode ditulis dengan method dan
dalam bahasa Arab diterjemahkan dengan thariqah dan manhaj. Didalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, kata metode berarti cara yang teratur dan berfikir baik untuk
mencapai maksud (dalam ilmu pengetahuan dan sebagainya), cara kerja yang
bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang
ditentukan.
Menurut Hendry Van Lear metode adalah jalan atau cara melakukan atau
membuat sesuatu dengan sistem dan melalui prosedur untuk memperoleh atau
adalah cara-cara tertentu yang dilakukan oleh seorang da’i (komunikator) kepada
mad’u untuk mencapai suatu tujuan atas dasar hikmah dan kasih sayang”.22
Sedangkan menurut Rohadi Abdul Fatah dan Tata Taufik dalam bukunya
’Manajemen di Era Global’, pengertian metode dakwah adalah metode yang dilalui
seorang da’i dalam menyampaikan dakwahnya atau metode yang dipakai dalam
dakwah tentunya mempunyai cara dan metode agar yang disampaikan dapat diterima,
tentunya dakwah dilaksanakan dengan metode yang baik dan benar, dan Beberapa
pokok cara-cara berdakwah baik yang dinashkan al-Qur’an secara jelas atau apa yang
dipahami dari sejumlah teks nash al-Qur’an, atau yang dipahami dari realitas dakwah
tersebut berlandaskan hukum dari tugas dakwah antara lain termaktub dalam firman
Artinya: Serulah (Manusia) kepada jalan Tuhan-Mu dengan Hikmah dan pelajaran
yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang yang lebih baik.
Sesungguhnya Tuhan-Mu Dialah yang lebih mengetahui tentang siapa yang
tersesat dari Jalan-Nya dan Dia-lah yang lebih Mengetahui orang-orang
yang mendapat petunjuk.
22
Toto Tasmara, Komunikasi Dakwah, (Jakarta: Gaya Media Pertama, 1997), h. 43.
23
Rohadi Abdul Fatah dkk, Op. Cit., h. 27.
16
adalah semasa, sewaktu, pada waktu yang sama, atau sekarang ini.
Pada saat ini baik ulama atau cendekiawan muslim belum ada yang
yang dikatakan da’i kontemporer adalah segolongan umat Islam yang mengajak umat
manusia kepada kebaikan sesuai dengan perintah Allah SWT dan berorientasi pada
dakwah kekinian, mempunyai keahlian khusus dalam bidang dakwah dan mereka
E. Metodologi Penelitian
dijadikan landasan teoritis bagi penelitian yang akan dilakukan. Dalam penelitian ini
Data yang digunakan dalam Skripsi ini adalah data kualitatif yang bersumber
dari buku-buku rujukan disertai bahan-bahan bacaan lain dari surat kabar, majalah,
tabloid, yang merupakan artikel-artikel dan nash-nash al-Qur’an serta al-Hadits yang
telaah referensi serta analisis dokumen atau laporan yang memuat penelitian yang
3. Analisis Data
Data yang telah diperoleh akan dianalisis melalui metode deskriptif kualitatif
perhatian mengenai perjalanan dan perkembangan masalah tertentu dan dalam jangka
H. Sistematika Penulisan
Laporan penelitian ini akan disajikan dalam 4 bab yang terdiri dari:
BAB 1 Merupakan bab pendahuluan, yang terdiri dari latar belakang masalah,
BAB III Kontribusi metode dakwah Nabi Muhammad Saw terhadap metode