Anda di halaman 1dari 10

Nama : Nadya Rizki Ramadhani

NIM : 1120190015
Jurusaan/Fakultas : Komunikasi Penyiaran Islam/FAI
Mata Kuliah : Sejarah Dakwah
Dosen Pengampu : Drs.Sirojuddin, MA

Jawaban UAS
1. A. Dakwah menurut etimologi (bahasa) berasal dari kata bahasa Arab : -َ‫عا َ َد ي دعو ْدعوة‬
‫( – ي‬da’a, yad’u, da’watan) yang berarti mengajak, menyeru, dan memanggil seruan,
permohonan, dan permintaan. Kata dakwah adalah berasal dari bahasa Arab''Da'wah''
yang berarti memanggil, mengundang, dan mengajak.
Secara terminologi, dakwah adalah mengajak atau menyeru manusia agar menempuh
kehidupan ini di jalan Allah Swt, berdasarkan ayat Al-Quran: "Serulah oleh kalian
(umat manusia) ke jalan Tuhanmu dengan hikmah, nasihat yang baik, dan berdebatlah
dengan mereka secara baik-baik..." (QS. An-Nahl:125).
Menurut Pengertian dakwah secara istilah yang diartikan oleh berbagai ahli sebagai
berikut:
1. Prof. Toha Yahya Oemar menyatakan bahwa dakwah Islam sebagai upaya
mengajak umat dengan cara bijaksana kepada jalan yang benar sesuai dengan perintah
Tuhan untuk kemaslahatan di dunia dan akhirat.
2. SyaikhAli Makhfudz, dalam kitabnya Hidayatul Mursyidin memberikan definisi
dakwah sebagai berikut: dakwah Islam yaitu; mendorong manusia agar berbuat
kebaikan dan mengikuti petunjuk (hidayah), menyeru mereka berbuat kebaikan dan
mencegah dari kemungkaran, agar mereka mendapat kebahagiaan di dunia dan
akhirat.
3. Hamzah Ya‟qub mengatakan bahwa dakwah adalah mengajak umat manusia
dengan hikmah (kebijaksanaan) untuk mengikuti petunjuk Allah dan Rasul-Nya.
4. Menurut Prof Dr. Hamka dakwah adalah seruan panggilan untuk menganut suatu
pendirian yang ada dasarnya berkonotasi positif dengan substansi terletak pada
aktivitas yang memerintahkan amar ma‟ruf nahi mungkar.
5. Syaikh Muhammad Abduh mengatakan bahwa dakwah adalah menyeru kepada
kebaikan dan mencegah dari kemungkaran adalah fardlu yang diwajibkan kepada
setiap muslim.

B. Sejarah dakwah berasal dari dua kata yaitu sejarah dan dakwah.”sejarah ” berasal
dari bahasa arab yaitu “syajarah” yang berarti pohon . Dalam bahasa arab sendiri
sejarah itu juga di sebut tarikh yang berarti penanggalan atau kejadian berdasarkan
urutan tanggal dan waktu. Orang inggris sendiri menyebut sejarah dengan histori yang
katanya berasal dari bahasa yunani yaitu “istoria” yang berarti ilmu untuk semua
macam ilmu pengetahuan tentang gejala alam, baik yang disusun secara kronologis
maupun tidak . Menurut kamus besar bahasa Indonesia sejarah adalah 1 asal-usul
(keturunan) silsilah; 2 kejadian dan peristiwa yg benar-benar terjadi pd masa lampau;
riwayat; tambo: cerita –; 3 pengetahuan atau uraian tentang peristiwa dan kejadian yg
benar-benar terjadi di masa lampau . Kini kata sejarah, histori dan tarikh telah
mengandung arti khusus yaitu “masa lampau umat manusia ”.
Sejarah dakwah adalah segala peristiwa atau kejadian yang abadi, unik, dan penting
yang telah terjadi pada masa lampau dalam kehidupan umat manusia dalam mengajak,
menyeru serta memanggil manusia kepada islam dalam bentuk lisan, tulisan dan
perbuatan (aksi social) secara pribadi maupun kelompok (lembaga) agar mereka
memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat. Dakwah Islam merupakan suatu upaya
yang dilakukan secara terus menerus untuk melakukan perubahan agar lebih baik
sesuai dengan maksud agama Islam, pada diri manusia dalam berbagai aspek, baik
aspek pikiran (al fikr), perasaan (Syu’ur) maupun tingkah lakunya (akhlak suluk)
menjadi lebih islami sehingga terbentuk pribadi masyarakat Islami (al mujtama’al al
Islamy) atau khairu ummat.

C. Pembtasan ruang lingkup kajian dakwah berangkat dari jawaban pertanyaan kapan
dakwah islam dimulai.Ada dua pendapat besar mengenai permulan dakwah :
1. Penelitian yang menjadikan permulaan dakwah adalah pada masa Rasulullah
SAW.Pendapat ini merujuk kepada terminologi khusus dari dakwah islamiah, bahwa
islam adalah agama yang dibawa oleh Nabi SAW.
2. Peneliti lain berpendapat bahwa permulaan dakwah adalah sejak diutusnya para
nabi dan rasul.pendapat ini merujuk kepada terminologi umum dari dakwah islamiah,
bahwa dakwah para nabi hakikatnya adalah satu. Seluruh Rasul telah menyampaikan
islam dalam arti yang luas.
Bagi peneliti yang berpendapat bahwa “sejarah dakwah” islam dimulai sejak adanya
Rasul, mereka memulai kajiannya dari dakwah Nabi Nuh,As. Alasannya adalah
karena Nuh merupakan Rasul pertama yang diceritakan oleh Al-Qur,an tentang
aktivitas dakwah. Berdasarkan dua pendapat, maka bahasan mata kuliah “Sejarah
Dakwah”seharusnya dapat dimulai sejak dimulainya dakwah, yaitu sejak NabiNuh
as.”sejak dakwah dunia islam modern”.
Sedangkan aspek kesejarahan yang dipotret adalah aktivitas umat dalam memenuhi
perintah Allah SWT. Unutuk menyebarkan agama, membina masyarakat, melakukan
tranformasi sosial budaya, memelihar agama, dan mempertahankannya dari serangan
musuh-musuh Islam.Ssejarah islam juga memeotret bagaimanperjuangan menegakkan
agama dalam rentang masa yang begitu panjang ini pasang surut.

2. – Sejarah dakwah Rasulullah SAW. Pada periode Makkah


Memasuki usia yang keempat puluh, di saat Nabi SAW berkontemplasi di gua Hira,
tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, malaikat Jibril muncul dihadapannya,
menyampaikan wahyu Allah yang pertama (QS. 96: 1-5): Bacalah dengan nama
Tuhanmu yang telah mencipta. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
Bacalah, dan Tuhanmu itu Maha Mulia. Dia telah mengajar dengan qalam. Dia telah
mengajar manusia apa yang tidak mereka ketahui.
Inilah ayat-ayat al-Quran Karim yang mula-mula diturunkan, ayatnya belum
memerintahkan Nabi Muhammad menyeru manusia kepada suatu agama, dan belum
pula memberitahukan kepadanya bahwa Nabi adalah utusan Allah. Akan tetapi ayat-
ayat itu mengesankan sesuatu yang luar biasa, yang belum diketahui oleh Nabi
Muhammad. Itulah sebabnya maka ia segera kembali ke rumahnya dalam keadaan
gemetar, apalagi ia dipeluk dengan keras oleh Jibril beberapa kali, kemudian
dilepaskan dan disuruhnya membaca, seperti disebutkan di atas.
Setelah turunnya wahyu yang pertama ini, Jibril tidak muncul lagi untuk beberapa
lama, sementara Nabi Muhammad menantikannya dan selalu datang ke gua Hira.
Dalam keadaan menanti itulah turun wahyu yang membawa perintah kepadanya.
Wahyu itu berbunyi sebagai berikut: hai orang yang berselimut, bangun, dan beri
ingatlah. Hendaklah engkau besarkan Tuhanmu dan bersihkanlah pakaianmu,
tinggalkanlah perbuatan dosa, dan janganlah engkau memberi (dengan maksud)
memperoleh (balasan) yang lebih banyak dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu
bersabarlah (Al- Muddatsir: 1-7).
Dengan turunnya perintah itu, mulailah Rasulullah saw melakukan dakwah Islam.
Langkah pertama yang dilakukan adalah berdakwah secara diam-diam di lingkungan
keluarga terdekat dan di kalangan rekan-rekannya.
orang yang pertama kali menerima dakwahnya adalah keluarga dan sahabat dekatnya,
di antaranya: Khadijah (isteri), Ali bin Abi Thalib (sepupu), Abu Bakar (sahabat),
Zaid ( budak yang diangkat anak), Ummu Aiman (pengasuh). Abu Bakar berhasil
mengislamkan beberapa orang teman dekatnya, seperti Utsman bin Affan, Zubair bin
Awwam, Abdurrahman bin Auf, Saad bin Abi Waqqas, Thalhah bin Ubaidillah dan
al-Arqam bin Abi al-Arqam.
selanjutnya dakwah dilakukan dengan terang-terangan secara lisan, misalnya memberi
nasehat, memberi peringatan dsb. Hal ini dituturkan dalam QS. Al-Hijr ayat 94:
“maka sampaikanlah (Muhammad) secara terang-terangan segala apa yang
diperintahkan (kepadamu) dan berpalinglah dari orang yang musyrik”.
Sejak turunnya ayat ini, nabi mulai menyampaikan dakwah secara terbuka, sebuah
langkah pertama untuk memasukkan gagasan agama ke dalam aktualisasi social dan
kehidupan politik. Setelah dakwah secara terang-terangan, pemimpin quraisy mulai
berusaha menghalangi dakwah Rasul. Semakin bertambah jumlah pengikut nabi,
semakin keras tantangan yang dilancarkan kaum quraisy. Kaum quraisy selalu
berusaha untuk menumpas dan menindas agama Islam dengan menempuh jalan apa
saja , salah satunya dengan memboikot Bani Hasyim. Isi piagam pemboikotan
tersebut antara lain: mereka memutuskan segala bentuk hubungan dengan Bani
Hasyim seperti pernikahan, silaturrahmi dan jual beli
Ajaran Islam periode Mekah, yang harus didakwahkan Rasulullah Sallallahu 'Alaihi
Wasallam di awal kenabiannya adalah sebagai berikut:
A. Tauhid (mengembalikan segala sesuatunya kepada Allah Subhanahu Wa Ta'ala)-
mengenal Tuhan.
B. Hari Kiamat sebagai hari pembalasan
C. Kesucian jiwa
D. Persaudaraan dan Persatuan
- Strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Makkah
• Melakukan dakwah personal secara selektif. Nabi Muhammad tidak langsung
memberikan, mengajak orang-orang, melakukan dakwah secara sembarangan, tetapi
terdapat strategi yang diterapkan dalam upaya menyampaikan dakwah. Strategi
tersebut adalah menyampaikan dakwah secara perorangan. Orang-orang yang diajak
nabi merupakan cikal-bakal kader dakwah yang turut membantu nabi dalam
menyebarkan Islam di Mekkah. Strategi ini, menghasilkan orang-orang yang pertama
masuk Islam, di antara mereka yaitu, Khadijah binti Khuwailid, Zaid bin Haritsah bin
Syurahbil Al-Kalbi, Ali bin Abi Thalib, Abu Bakar AshShiddiq.
• Strategi selanjutnya adalah membentuk kader dakwah. Ini merupakan bagian
dari strategi rasul yang cemerlang. Orang-orang yang telah beriman pada permulaan
dakwah, diberikan pengajaran oleh rasul tentang keislaman, dengan tujuan mereka
menjadi penyambung lidah dan turut membantu perjuangan menyebarkan dakwah.
Strategi ketiga adalah memilih tempat pengajaran yang strategis. Di saat situasi dan
kondisi tidak memungkinkan dilakukannya dakwah secara terbuka, rasul memilih
sebuah tempat tertutup, yaitu dipilihnya sebuah rumah salah satu sahabat yang
bernama al-Arqam bin Abil Arqam al-Makhzumi. Rumah tersebut dapat dikatakan
sebagai Islamic Center yang menjadi pusat kajian Islam. Lagi-lagi rasul menciptakan
strategi yang tepat dengan membentuk kader dakwah dan memilih tempat yang aman
dalam mengajarkan dakwah.
• Memproklamirkan Dakwah di Bukit Shafa. Perintah dakwah secara terang-
terangan telah datang, dakwah secara terbuka pun telah dikibarkan. Strategi rasul agar
dakwah kepada keluarga terlaksana, tentu dengan mengumpulkan para keluarga,
kerabat baik dari kalangan ayahnya maupun ibunya. Dengan jumlah keluarga yang
tentu sangat banyak, maka kelihaian rasul dalam melihat kondisi dan peluang tidak
terbantahkan. Rasul dengan segera menetukan dan memilih bukit Shafa sebagai
tempat diserukannya dakwah dan berkumpulnya para keluarganya. Hal ini bukan
hanya atas dasar kalkulasi kuantitas agar tempatnya memadai, tetapi agar seruan
dakwah ajaran Islam terdengar kepada semua khalayak yang berhadir. Inilah strategi
rasul agar dakwah sampai di telinga orang-orang itu.
• Strategi selanjutnya adalah menyembunyikan ibadah. Berbagai tekanan,
ancaman dan siksaan yang dilakukan kaum musyrik Mekkah terhadap nabi dan kaum
muslimin setelah rasul mengumumkan dakwah secara terbuka dan setelah usaha
mereka untuk meredam dakwah tersebut gagal. Nabi Muhammad menyuruh dan
meminta kepada kaum muslimin agar menyembunyikan keislaman, segala bentuk
ibadah, dakwah dan pertemuan-pertemuan, semata demi kemaslahatan dan
kepentingan Islam. Pertimbangan untuk mengambil langkah ini nyaris sempurna, agar
tidak terjadi bentrok antara kaum muslimin dan musyrikin. Jika bentrokan terus
menerus terjadi, maka hal yang lebih berat akan menimpa kaum muslimin sendiri,
karena kekuatan belum besar.
- Metode Dakwah Rasulullah SAW. Di Mekkah
1. Metode Bil Hikmah
metode dakwah yang mengajarkan kebaikan ataupun hal-hal baik yang lainnya,
dengan tujuan agar objek dakwah dapat merealisasikan dakwah yang telah dengan
kemauan sendiri, tanpa ada paksaan ataupun merasa tertekan.
2. Metode Mujadalah
Yaitu lebih mengarah pada perlawanan yang tujuannya untuk mempertahankan
pendapat. Kata lain dari Mujadalah bisa diartikan dengan Debat yaitu
mempertahankan pendapat agar orang lain dapat menerima argumen atau pendapat
dari diri kita.
3. Metode Mauidztoul Khasanah
Yaitu perkataan-perkataan yang mengandung pengajaran-pengajaran ataupun nasihat-
nasihat yang terdapat dalam Al-Quran.
- Sejarah dakwah Rasulullah SAW. Pada periode Madinah
Madinah dianggap sebagai kelahiran baru agama Islam setelah ruang dakwah di
Mekah terasa sempit bagi kaum muslimin. Allah SWT memilih Madinah sebagai pilot
project pembentukan masyarakat Islam pertama. Berawal dari respon orang-orang
Yastrib yang datang ke Mekah pada bulan haji terhadap seruan nabi, juga tidak
terlepas dari pribadi nabi yang dikenal sebagai orang yang tak pernah berbohong.
Keberhasilan dakwah nabi dapat dilihat pada sikap orang-orang Yastrib di perjanjian
Aqabah I dan II, dimana mereka mau mengubah sikap dan perilaku mereka, bahkan
bersedia menjadi pelindung nabi. Sebab dakwah pada hakikatnya merupakan suatu
upaya seorang dai dan sekaligus juga sebagai media untuk mengubah perilaku
masyarakat dari yang negative menjadi positif atau berakhlak mulia, tertinggal
menjadi maju serta bodoh menjadi pandai . Inilah yang dilakukan Nabi terhadap
masyarakat Yastrib, membentuk suatu masyarakat baru, dan meletakkan dasar-dasar
untuk suatu masyarakat yang besar yang sedang ditunggu oleh sejarah.
Islam di Madinah bukan hanya sebuah agama, tetapi juga mengatur Negara. Karena
masyarakat Islam telah terwujud, maka menjadi suatu keharusan Islam untuk
menentukan dasar-dasar yang kuat bagi masyarakat yang baru terwujud itu.
Sebab itu ayat-ayat al-Quran yang diturunkan dalam periode ini terutama ditujukan
kepada pembinaan hukum. Ayat-ayat yang diturunkan itu diberi penjelasan oleh
rasulullah. Manamana yang belum jelas dan belum terperinci dijelaskan oleh
rasulullah dengan perbuatan-perbuatan beliau . Islam yang diturunkan oleh Allah
SWT ke muka bumi melalui perantaraan kenabian Muhammad saw, ditujukan sebagai
pedoman bagi kehidupan di dunia dan akhirat. Islam mengembang amanat untuk
memerdekakan manusia dari segala perbudakan dan membebaskan manusia dari
segala penindasan. Islam tidak mengenal batasbatas suku, keturunan, tempat tinggal,
atau jenis kelamin. Semua umat manusia, dalam pandangan Islam, mempunyai
kedudukan setara. Sebab, kemuliaan kedudukan manusia dalam Islam tergantung dari
kwalitas ketaqwaannya pada Allah SWT atau amal salehnya.
- Strategi dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
1. Membangun masjid. Waktu Rasulullah saw masuk Madinah, penduduk Madinah
yang sudah memeluk Islam (kaum Anshar) banyak yang mengundang serta
menawarkan rumah untuk beristrahat. Setelah nabi sampai di tanah milik kedua orang
anak yatim bernama Sahal dan Suhail keduanya anak Amr bin Amarah dibawah
asuhan Mu‟adz bin „Afra, berhentilah unta yang ditunggangi nabi, kemudian beliau
dipersilahkan oleh Abu Ayub Anshari untuk tinggal di rumahnya. Setelah beberapa
bulan nabi di situ maka beliau membangun Masjid Nabawi pada sebuah tanah milik
kedua anak yatim tersebut, tanah itu dibeli oleh nabi untuk pembangunan masjid, juga
untuk tempat tinggal. Masjid yang di bangun tersebut berfungsi sebagai tempat
melaksanakan ibadah shalat. Dalam kesempatan ini nabi dan para pengikutnya berdiri
bahu-membahu, mengajarkan keuntungan yang tak terkirakan dari persaudaraan, dan
menanamkan semangat persamaan antar manusia.
2. Menciptakan persaudaraan baru Kaum muslimin yang berhijrah dari Mekah ke
Madinah disebut “muhajirin” dan kaum muslimin penduduk Madinah disebut
“anshor”. Ali ibn Abi Thalib dipilih menjadi saudara nabi sendiri. Abu Bakar nabi
saudarakan dengan Kharijah ibnu Zuhair. Ja‟far ibnu Abi Thalib dengan Mu‟az ibnu
Jabal. Rasulullah telah mempertalikan keluarga-keluarga Islam. Masing-masing
keluarga mempunyai pertalian yang erat dengan keluarga-keluarga yang banyak,
karena ikatan persaudaraan yang diadakanrasulullah. Persaudaraan ini pada
permulaannya mempunyai kekuatan dan akibat sebagai yang dipunyai oleh
persaudaraan nasab, termasuk diantaranya hal pusaka, hal tolong menolong dan lain-
lain
3. Perjanjian dengan masyarakat Yahudi Madinah Setelah mempersaudarakan antara
kaum muhajirin dengan anshor, selanjutnya nabi menjalin hubungan antara kaum
muslim dengan golongan Yahudi penduduk Madinah. Jalinan hubungan ini terwujud
dalam bentuk perjanjian atau undang-undang yang kemudian dikenal sebagai “Piagam
Madinah” yang ditulis pada tahun 623 M atau tahun ke-2 H.
- Metode dakwah Rasulullah SAW. Di Madinah
1. Metode Dakwah Bil Qolam
Dakwah melalui tulisan (Dakwah Bil Qalam) merupakan salah satu metode dakwah
dalam bentuk tulisan dan wahana untuk mengajak beriman bagi kaum tertentu.
Dakwah melalui tulisan bukanlah cara baru dalam tradisi dakwah Islam, justru
menjadi agent of change adalah Nabi Muhammad SAW yang pertama mengenalkan
metode dakwah melalui tulisan yang ditunjukkan kepada para penguasa non muslim
saat itu. Salah satu cara dakwah beliau adalah dakwahdengan menggunakan media
surat kepada para raja yang disampaikan oleh duta-duta Rasulullah.
2. Metode Dakwah Al-Bilal
Dakwah Bil Hal adalah dakwah yang mengedepankan perbuatan nyata. Hal ini di
maksudkan agar penerima dakwah mengikuti jejak Da‟i. dakwah jenis ini mempunyai
pengaruh yang besar pada diri seorang penerima dakwah. Pada saat pertama kali
Rasulullah SAW tiba di Madinah beliau mencontohkan dakwah Bil Hal ini dengan
mendirikan Masjid Quba dan mempersatukan kaum Anshor dan kaum Muhajirin
dalam ikatan ukhuwah Islamiyah. Contoh nyata dakwah Rasul di Madinah adalah:
a) Membangun masjid Nabawi
b) Menciptakan persaudaraan baru setelah hijrah dari Mekah ke Madinah
3. Metode Dakwah Bil Lisan
adalah sebagai penyamaian pesan dakwah yang melalui lisan, berupa ceramah atau
komunikasi antar Dai dan Mad‟u yang menjelaskan pokok-pokok dari ajaran Islam.
Dakwah Bil Lian merupakan metode yang paktis, yang mana metode ini bisa
disesuaikan dengan kondisi mad‟u yang dihadapinya saat itu.
Contoh metode ini adalah saat Rasulullah berkhutbah. Ketika Rasulullah sholat Jumat
di Padang Bani Salim, kedatangan Rosulullah bertepatan dengan hari jumat. Ketika
Nabi sampai di padang Bani Salim, di pinggir kota Madinah, waktu zuhur pun telah
tiba. Maka turunlah Nabi dari unta dan bersama-sama kaum muslimin melakukan
sholat jumat.Inilah sholat jumat dan khutbah jumat yang pertama kali yang dilakukan
Nabi dalam sejarah perkembangan Islam.

Hikmah Sejarah Dakwah Periode Mekah


Hikmah yang dapat diperoleh dari sejarah dakwah Rasulullah pada periode Mekah,
antara lain sebagai berikut.
a. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang
menegakkan agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
b. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah
dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan kepada
keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
c. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih
menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
d. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai
menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa
menimbulkan kebosanan (QS An Nahl: 125).
e. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya,
Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang
baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.
f. Melalui dakwah Rasulullah saw., umat manusia, khususnya umat Islam
mendapatkan informasi mengenai agama yang diridai Allah.
g. Melalui dakwah Islam, Rasulullah saw. memberikan pemahaman tentang hak
dan persamaan derajat antara kaum perempuan dan laki-laki.
h. Islam menegakkan ajaran persamaan derajat di antara manusia dan
pemberantas perbudakan.
i. Melalui penghapusan perbudakan, maka siapapun manusia status derajatnya
di mata Allah adalah sama.

E. Hikmah Sejarah Dakwah Rasulullah SAW. Periode Madinah


Hikmah sejarah dakwah Rasulullah SAW antara lain :
1. Dengan persaudaraan yang telah dilakukan oleh kaum Muhajirin dan kaum
Anshardapat memberikan rasa aman dan tentram.
2. Persatuan dan saling menghormati antar agama
3. Menumbuh-kembangkan tolong menolong antara yang kuat dan lemah, yang kaya
dan miskin
4. Memahami bahwa umat Islam harus berpegang menurut aturan Allah swt
5. memahami dan menyadaribahwa kita wajib agar menjalin hubungan dengan Allah
swt dan antara manusia dengan manusia
6. Kita mendapatkan warisan yang sangat menentukan keselamatan kita baik di dunia
maupun di akhirat.
7. Menjadikan inspirasi dan motivasi dalam menyiarkan agama Islam
8. Terciptanya hubungan yang kondusif

3. Adapun RUKUN dakwah terdiri dari:

1. Da’i yaitu orang yang mengajak atau menyeru ke jalan Allah.


2. Mad’u yaitu orang yang diajak atau diseru ke jalan Allah.
3. Manhaj Dakwah yaitu metode atau cara dalam menyampaikan.
4. Wasaa’il yaitu sarana atau media dalam menghantarkan dakwah kepada
masyarakat.
1) Ikhlas Lillahi ta’ala yaitu dakwah yang dilakukan hendaknya semata-mata atau
ikhlas hanya mengharap ridha Allah, tidak boleh ada tujuan lain yang merusak
maksud dakwah seperti misalnya: agar terpandang atau tersohor, sum’atun (harum
namanya), mencari materi atau dijadikan sarana ma’isyah (profesi atau pekerjaan)
bagi dirinya, atau mencari sebanyak-banyaknya pengikut, dan pandai melucu supaya
org2 mengikuti ceramahnya (bisa membuat jamaah terbahak-bahak -red).

2) Harus memiliki ilmu (‘alal ‘ilmi) yaitu dakwah harus dilandasi oleh ilmu
sebagaimana dikatakan oleh al-Imam Bukhori dalam bab khusus tentang ilmu yaitu
bab tentang ilmu sebelum berbicara dan beramal. Allah ta’ala berfirman:

Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, aku dan orang-orang yang mengikutiku
mengajak (kamu) kepada Allah dengan hujjah yang nyata, Maha Suci Allah, dan aku
tiada termasuk orang-orang yang musyrik”. (Yusuf : 108)

3) Memperhatikan mad’u (orang yang didakwahi) dan keadaannya. Sebagaimana


Allah berfirman:

“maka berbicaralah kamu berdua kepadanya dengan kata-kata yang lemah lembut,
mudah-mudahan ia ingat atau takut”. (Thaha :44)

atau dalam firman-Nya yang lain:

“Kami tidak mengutus seorang rasulpun, melainkan dengan bahasa kaumnya, supaya
ia dapat memberi penjelasan dengan terang kepada mereka”. (Ibrahim : 4)

Hendaklah dakwah disampaikan dengan tidak memperlihatkan kelebihan atau kualitas


diri kita akan tetapi posisikan kondisi mad’u. Artinya jangan sekali-kali
menyampaikan sesuatu yang tidak dipahami oleh mad’u.

4) Memanfaatkan berbagai macam kesempatan dan momen-momen tertentu. Allah


ta’ala berfirman:

“Yusuf berkata: “Tidak disampaikan kepada kamu berdua makanan yang akan
diberikan kepadamu melainkan aku telah dapat menerangkan jenis makanan itu,
sebelum makanan itu sampai kepadamu. Yang demikian itu adalah sebagian dari apa
yang diajarkan kepadaku oleh Tuhanku. Sesungguhnya aku telah meninggalkan
agama orang-orang yang tidak beriman kepada Allah, sedang mereka ingkar kepada
hari kemudian,

Dan aku pengikut agama bapak-bapakku yaitu Ibrahim, Ishak dan Ya’qub. Tiadalah
patut bagi kami (para Nabi) mempersekutukan sesuatu apapun dengan Allah. Yang
demikian itu adalah dari karunia Allah kepada kami dan kepada manusia
(seluruhnya); tetapi kebanyakan manusia tidak mensyukuri (Nya).

Hai kedua penghuni penjara, manakah yang baik, tuhan-tuhan yang bermacam-
macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Maha Perkasa?

Kamu tidak menyembah yang selain Allah kecuali hanya (menyembah) nama-nama
yang kamu dan nenek moyangmu membuat-buatnya. Allah tidak menurunkan suatu
keteranganpun tentang nama-nama itu. Keputusan itu hanyalah kepunyaan Allah. Dia
telah memerintahkan agar kamu tidak menyembah selain Dia. Itulah agama yang
lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.” (Yusuf : 37-40)

Selain dari itu jalan dakwah tidak bisa menggunakan sarana yang menyelisihi syari’at.

5) Memperhatikan waktu dan keadaan

6) Memulai dakwah dengan apa yang dimulai oleh Allah dan Rasul-Nya yaitu
mendahulukan ajakan tauhid. Sebagaimana Allah ta’ala berfirman:

Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
“Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu” (An-Nahl : 36)

Dan Kami tidak mengutus seorang rasulpun sebelum kamu melainkan Kami
wahyukan kepadanya: “Bahwasanya tidak ada Tuhan (yang hak) melainkan Aku,
maka sembahlah olehmu sekalian akan Aku”. (Al-Anbiyaa : 25)

Dan (ingatlah) Ibrahim, ketika ia berkata kepada kaumnya: “Sembahlah olehmu Allah
dan bertakwalah kepada-Nya. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu, jika kamu
mengetahui. (Al-Ankabuut : 16)

7) Mengetahui urutan atau sistematis dakwah (tartibul awlawiyat) seperti; tauhid,


sholat, puasa, zakat dan seterusnya. Tidak terbalik urutannya. Misalkan kita
menjumpai seseorang di masjid ketika waktu sholat tiba. Seseorang tersebut sedang
merokok. Maka kaidah yang benar adalah ajaklah ia untuk sholat dahulu baru
didakwahi untuk menjauhi rokok, bukan sebaliknya.

Mencari sesuatu cara untuk melicinkan dakwah agar tersampaikan kepada umat.

4. 1. Kehadiran pedagang Islam dari luar Indonesia yang telah berdakwah


menyiarkan ajaran Islam di bumi nusantara memberikan nuansa baru bagi
perkembangan suatu kepercayaan yang sudah ada di nusantara ini. Keyakinan
kepada Tuhan Yang Maha Esa berkembang dan tatanan kehidupan menjadi baik
pula.

2. Hasil karya para ulama berupa karangan buku sangat berharga untuk dijadikan
pengetahuan.

3.Meneladani kesuksesan mereka dalam berkarya dan membuat masyarakat Islam


gemar membaca dan mempelajari Al Quran.

4. Memperkaya dalam bentuk (arsitektur) bangunan, seperti masjid sebagai tempat


ibadah.
5. Mengajarkan tentang Islam harus dengan keramahan dan bijaksana serta
membiasakan masyarakat Islam bersikap konsisten.

6. Memanfaatkan peninggalan sejarah, baik berupa, makam, masjid, dan


peninggalan lainnya untuk dijadikan tempat ziarah (pembelajaran) demi
mengingat perjuangan mereka.

7. Seorang ulama atau ilmuwan dituntut oleh Islam untuk mempraktekkan tingkah
laku yang penuh keteladanan sebagai ulama pendahulu di nusantara ini dalam
mempertahankan harga diri serta tanah air dari penjajahan.

8. Mengajarkan sikap tetap bersatu, rukun, dan bersama-sama mempertahankan


negara Indonesia dari ancaman luar maupun dalam negeri.

9. Menyadari bahwa perjalanan sejarah perlu dijadikan sebagai pemikiran dan


peneladanan orang-orang yang beriman terutama keteladanan dan perjuangan para
ulama untuk dipraktekkan oleh generasi mendatang dalam menentukan masa
depan umat dan masyarakat.

5. 1. Menyadari bahwa melalui kesabaran dan keuletan dalam berjuang menegakkan


agama Allah pasti akan mendapat pertolongan Allah swt.
2. Memahami bahwa tugas seseorang rasul hanya sekadar menyampaikan risalah
dari Allah swt. Seorang rasul tidak bisa memberi petunjuk (hidayah), bahkan
kepada keluarga atau orang yang sangat dicintainya.
3. Memahami bahwa Allah swt. pasti akan menguji seseorang yang akan terpilih
menjadi utusan atau rasul-Nya (QS Al Hajj: 75 dan Al Baqarah: 214).
4. Memahami bahwa Nabi Muhammad saw. sangat bijaksana, pandai
menggunakan kesempatan yang berharga, dapat menarik perhatian orang tanpa
menimbulkan kebosanan (QS An Nahl: 125).
5. Meneladani Nabi Muhammad saw. yang bergelar uswatun hasanah. Artinya,
Tingkah laku dan amal perbuatan Rasulullah saw. sehari-hari adalah teladan yang
baik, terutama terhadap ajaran Islam yang didakwahkannya.

6. 1. Judul : Sejarah Dakwah


Pengarang : H.Syamsuddin RS
Penerbit : Simbiosa Rekatama Media, November – 2016
2. Judul : Sejarah Peradaban Islam
Penulis: Ratu Suntiah, M.Ag., dkk.
Penerbit : Rosda,2017
3. Judul :Pengantar Sejarah Dakwah
Pengarang:Wahyu Ilahi M.A & Harjani Hefni MH
Penerbit : Prenada Media, April 2015
4. Judul : Sejarah Kebudayaan Islam di Indonesia
Pengarang : A. Hasjmy
Penerbit : Bulan Bintang. Jakarta. 1990

Anda mungkin juga menyukai