Anda di halaman 1dari 6

Mata Kuliah Hadits

“ Studi Tematik Hadits tentang (Muamalah)”

Dosen Pengampu : Sarbini Anim Lc, DM, MA

Disusun Oleh :

Nadya Rizki Ramadhani (1120190015)

Farhan Firmansyah (1120190039)

KOMUNIKASI PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS ISLAM AS SYAFIIYAH

2019
Kata Pengantar

Puji syukur kehadirat Allah SWT karena telah memberikan kesempatan pada penulis untuk
menyelesaikan makalah ini. Atas rahmat dan hidayah-Nya lah penulis dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “ Hadits Tentang Muamalah” tepat waktu.

Adapun tujuan dari penulisan dari makalah ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan
oleh Pak Sarbini Anim, Lc. DM. MA selaku Dosen Mata Kuliah Hadits. Selain itu, makalah
ini juga bertujuan untuk menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembaca dan juga
bagi saya selaku penulis terkait bidang yang ditekuni penulis. Penulis juga mengucapkan
terima kasih pada semua pihak yang telah membantu proses penyusunan makalah ini.

Namun, saya menyadari dengan sepenuh hati bahwa dalam pembuatan makalah ini masih
terdapat banyak kesalahan dan kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan kritik dan
saran dari para pembaca untuk kemudian makalah ini dapat saya perbaiki dan menjadi lebih
baik lagi.

Demikian yang dapat saya sampaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.

Jakarta, 22 Juni 2021

Penulis
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Islam adalah cara hidup, dan cara hidup yang ditampilkan adalah carahidup yang lengkap dan
sempurna. Semua tata cara kehidupan, rencana dan berbagai sifatnya disandarkan kepada al-
Quran dan as-Sunnah, sementara segala permasalahan yang tidak disebut secara terang atau
masih diperselisihkan akanditentukan secara ijma’ oleh para ulama yang muktabar dan qiyas.
Ulama telah memperincikan lima bidang utama dalam menetapkan kaedah hukum
yaitu:Ibadat, Jinayat (yang juga dikenal sebagai Uqubat), Munakahat dan Mu’amalat.Dan
setiap satu bidang itu mempunyai fiqih tersendiri. Pelaksanaan yang berdasarkan atas kaidah
Fiqh dan syariat inilah yangakan menghasilkan natijah yang benar seperti mengelak
penindasan dan penipuan, di samping membentuk jati diri menjadi manusia yang jujur,
amanah, adil, tulus, membantu fakir miskin dan dari sinilah keindahan Islam dapat kita
rasakan bersama. Dalam hidup bermasyarakat, manusia selalu berhubungan satu sama lain,
disadari atau tidak, untuk mencukupkan kebutuhan-kebutuhan hidupnya. Pergaulan hidup
tempat setiap orang melakukan perbuatan dalam hubungannya dengan orang-orang lain
disebut muamalah.

B. Rumusan Belakang

1. Pengertian Muamalah

2. Tujuan dan ruang lingkup muamalah

3. Hadits mengenai Muamalah

C. Tujuan Penulisan

Tujuan dari makalah ini adalah:


1.      Mengetahui Apa Pengertian Hadits Muamalah
2.      Mengetahui Apa saja ruang lingkup Muamalah

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Muamalah

Dari segi bahasa, muamalah berasal dari kata aamalaa, yuamilu, muamalat) yang berarti
perlakuan atau tindakan terhadap orang lain, hubungan kepentingan. Sedangkan pengertian
harfiahnya adalah suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang dengan seseorang lain atau
beberapa orang dalam memenuhi kebutuhan masing-masing. Kata “seseorang” dalam definisi
di atas adalah orang/manusia yg sudah mukallaf, yg dikenai beban taklif, yaitu orang yang
telah berakal baligh dan cerdas. Pengertian Muamalah dari segi istilah dapat diartikan dengan
arti yang luas dan dapat pula dengan arti yang sempit. Definisi muamalah dalam arti luas
adalah aturan aturan (hukum) Allah untuk mengatur manusia dalam kaitannya dengan urusan
duniawi dalam pergaulan social.

Muamalah dalam arti luas menurut beberapa tokoh :

Menurut Ad-Dimyathi :

“Suatu aktivitas keduniaan untuk mewujudkan keberhasilan akhirat”

Menurut Yusuf Musa :

“Peraturan-peraturan Allah yang harus diikuti dan dita’ati dalam hidup

bermasyarakat untuk menjaga kepentingan manusia

“Segala peraturan yang diciptakan Allah untuk mengatur hubungan manusia

dengan manusia dalam kehidupannya”


Sedangkan dalam arti yang sempit adalah pengertian muamalah yaitu muamalah adalah
semua transaksi atau perjanjian yang dilakukan oleh manusia dalam hal tukar menukar
manfaat. Muamalah dalam arti sempit menurut beberapa tokoh :

Man Jadda Wa Jadda|Aldi Firdaus, Destiana Fitri, Yunita Wulandari

Khudhari Byk

“Semua akad yang membolehkan manusia saling menukar manfaatnya”

Rasyid Ridha :

“Tukar menukar barang atau sesuatu yang bermanfaat dengan cara yang ditentukan”

Berikut pengertian muamalah menurut beberapa tokoh :

Menurut Louis Ma’luf, pengertian muamalah adalah hukum-hukum syara

yang berkaitan dengan urusan dunia, dan kehidupan manusia, seperti jual beli,

perdagangan, dan lain sebagainya.

Menurut Ahmad Ibrahim Bek, menyatakan muamalah adalah peraturanperaturan mengenai


tiap yang berhubungan dengan urusan dunia, seperti perdagangan dan semua mengenai
kebendaan, perkawinan, thalak, sanksi-sanksi, peradilan dan yang berhubungan dengan
manajemen perkantoran, baik umum ataupun khusus, yang telah ditetapkan dasar-dasarnya
secara umum atau global dan terperinci untuk dijadikan petunjuk bagi manusia dalam
bertukar manfaat di antara mereka.

Dari berbagai pengertian muamalah tersebut, dipahami bahwa muamalahadalah segala


peraturan yang mengatur hubungan antara sesama manusia, baik yang seagama maupun tidak
seagama, antara manusia dengan kehidupannya, dan antara manusia dengan alam sekitarnya.
Dalam menjalani kehidupan sehari-hari, manusia akan selalu membutuhkan
pertolongan dari manusia lainnya. Hal ini karena manusia merupakan makhluk sosial
yang tidak bisa hidup sendiri. Dalam syariat Islam, hubungan antar manusia dengan
manusia disebut sebagai muamalah.

pengertian muamalah dalam Islam adalah suatu kegiatan yang mengatur hal-hal
yang berhubungan dengan tata cara hidup hidup sesama umat manusia untuk
memenuhi keperluan hidup sehari-hari. Sedangkan, yang termasuk dalam kegiatan
muamalah di antaranya ialah jual beli, sewa menyewa, utang piutang, dan lain
sebagainya.
Sederhananya, muamalah diartikan sebagai hubungan antar manusia dengan
manusia untuk saling membantu agar tercipta masyarakat yang harmonis. Hal ini
sebagaimana yang tercantum dalam Alquran surah Al-Maidah ayat 2, yang artinya:
"Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan
jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran." (QS Al-Maidah: 2)

Anda mungkin juga menyukai