Anda di halaman 1dari 10

REVIEW JURNAL PENELITIAN

Nama : Ageng Anugrah

NPM : 2141010233

Prodi/Kelas/Semester : Komunikasi Penyiaran Islam/G/5

Mata Kuliah : Metode Penelitian

Dosen Pengampu : Hayu Mentari Precalya, S.Pd. M.Si.

Judul Penelitian : Strategi Komunikasi Dakwah Rasulullah Shallallahu Aalaihi Wasallam


(SAW) Periode Makkah

Penelitian Pertama

Strategi Komunikasi Dakwah Rasulullah Shallallahu Aalaihi


Judul Wasallam (SAW) Periode Makkah

Jurnal Komunikasi Dakwah Nabi Muhammad SAW


Vol dan Halaman Halaman 14-71
Tahun 2020
Penulis Yudika Wahid Firdaus
Tanggal 21 Oktober 2023
Reviewer Ageng Anugrah
Latar Belakang Dakwah merupakan aktivitas yang dilakukan secara sadar dalam
rangka menyampaikan pesan – pesan agama Islam kepada orang
lain agar mereka menerima ajaran Islam tersebut dan
menjalankannya dengan baik. Dalam kehidupan individual maupun
bermsyarakat untuk mencapai kebahagiaan manusia baik di dunia
maupun diakhirat, dengan menggunakan media dan cara – cara
tertentu. Metode yang dilakukan Nabi dalam Dakwah secara terang-
terangan adalah : Mengundang Bani Abdul Muttalib ke rumahnya
dan menjelaskan bahwa dia telah diutus oleh Allah SWT,
mendengar penjelasan Nabi, Abu Lahab marah sambil berkata:
“celakalah engkau! Apa untuk inikah kami engkau panggil?”. Hal
inilah yang melatarbelakangi turunnya surat Al – Lahab. 12
Undangan terbuka kepada seluruh masyarakat Quraisy di bukit
Shafa. Nabi ingin melihat bagaimana pandangan masyarakat
Quraisy terhadap kepribadian beliau. Masyarakat Quraisy sepakat
bahwa beliau adalah orang yang tak pernah berdusta. Setelah itu
beliau mengumumkan kenabiannya. Muhammad SAW
memproklamirkan ke Esa-an tuhan dan mengajarkan kesatuan dan
persamaan antar manusia. Nabi mengadakan pertemuan khusus
dengan orang – orang yang percaya kepada beliau untuk aktivitas
pembacaan (tilawah), pengajaran (ta’lim), dan pensucian (tazkiyah),
dirumah Arqam bin Abil Arqam, dan merupakan sekolah Islam
yang pertama. Beberapa pengikut Nabi meninggalkan mekah dan
mencari perlindungan atau mengungsi ke Ethiopia, sebuah negeri di
seberang Laut Merah.

Untuk memahami konsep komunikasi Dakwah Nabi Muhammad

Tujuan Penelitian SAW pada periode Mekkah serta dapat mengetahui metode Dakwah
yang dominan digunakan Nabi Muhammad SAW periode Mekkah

Metode Penelitian Penelitian ini termasuk penelitian pustaka (library research)


bertujuan untuk mengumpulkan data dan informasi dengan bantuan
macam – macam material yang terdapat diruang perpustakaan,
misalnya berupa buku – buku, majalah, naskah, catatan, kisah
sejarah,jurnal, dokumen – dokumen dan lain – lain. Sementara itu,
jenis penelitian dengan menggunakan kepustakaan dihimpun untuk
memperkaya ilmu pengetahuan dan ditekankan pada proses analisis
bahasa non-statistik dengan cara holistik.

Berdasarkan sifatnya penelitian ini termasuk penelitian deskriptif


analisa. “Penelitian deskriptif analisa merupakan penelitian yang
mendikripsikan segala hal yang berkaitan dengan pokok pembicara
secara otomatis, faktual, dan akurat mengenai fakta – fakta, sifat –
sifat serta hubungan antara fenomena yang di teliti”.

Metode penelitian dalam skripsi ini adalah kualitatif, yaitu


penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa
di alami oleh subjek penelitian misalnya perilaku persepsi,
memotivasi, tindakan dan lain-lain.16 Teknik pengumpulan data
yang digunakan oleh peneliti ada 3 jenis. Hal ini bertujuan agar
mendapatkan sumber data yang efektif terkait penelitian yang
dilakukan oleh peneliti.

Hasil Penelitian Hasil dari penelitian dan pembahasan tentang Komunikasi Nabi
Muhammad SAW Periode Mekkah, maka perlu menganalisa lebih
dalam dari Konsep Komunikasi Nabi Muhammad SAW Periode
Mekkah. Meskipun ada penindasan dan rintangan yang kuat selama
periode Makkah, strategi komunikasi dakwah yang digunakan oleh
Rasulullah SAW akhirnya membantu membangun dasar kuat bagi
perkembangan Islam di kemudian hari.

Nabi Muhammad SAW dalam melaksanakan dakwahnya,


menggunakan beberapa metode dakwah di antaranya adalah :

1. Metode Bil Hikmah

Bill hikmah diartikan sebagai al’adl (keadilan), al -haq (kebenaran),


al-ilm (pengetahuan), dan an-nubuwwah (kenabian). Al hikmah
juga berarti pengetahuan yang dikembangkan dengan tepat sehingga
menjadi lebih sempurna. Hikmah adalah bekal da’i menuju sukses.

2. Mujaddalah

Kata mujadalah berasal dari kata jadala, arti mujadalah ini


sebenarnya lebih mengarah pada perlawanan yang tujuannya untuk
mempertahankan pendapat yang paling benar.

3. Mauidzoh Hasanah

Al-Mauidzhoh Al-Hasanah adalah (perkataan-perkataan) yang tidak


tersembunyi bagi mereka, bahwa enkau memberikan nasihat dan
menghendaki manfaat kepada mereka atau dengan al-Qur’an.

Menurut Abd. Hamid al-Bilali al-mauidzhah al-hasanah merupakan


salah satu manhaj (metode) dalam dakwah untuk mengajak kejalan
Allah dengan memberi nasihat atau bimbingan dengan lemah
lembut agar mereka mau berbuat baik.

Kepedulian terhadap Kesejahteraan Sosial, Rasulullah SAW


membawa pesan-pesan moral yang mempromosikan keadilan sosial,
Kelebihan menolak penindasan, dan mengajarkan empati terhadap yang lemah
dan terpinggirkan.

Di Makkah, Rasulullah SAW dan para pengikutnya menghadapi


oposisi yang sangat kuat dari pemimpin Quraisy dan masyarakat

Kekurangan Makkah yang berpegang teguh pada tradisi dan kebiasaan lama. Hal
ini menghambat penyebaran Islam dan menyebabkan banyak
kesulitan.

Perbandingan Tinjauan Penelitian Sejenis

Nama/Tahun Yudika Wahid Firdaus/2020

Strategi Komunikasi Dakwah Rasulullah Shallallahu Aalaihi


Judul Penelitian
Wasallam (SAW) Periode Makkah

Kondisi pada saat Nabi SAW yang masih mengawali dakwahnya


dengan mengajarkan hal-hal kebaikan seperti perintah untuk
membaca yang terdapat pada wahyu pertama yang diturunkan yaitu
Hasil Temuan
Surat Al-Alaq. Pada saat itu Nabi Muhammad SAW mengajarkan
kepada orang-orang terdekat untuk bersabar kepada umat-umatnya
dalam menghadapai kaum-kaum yang menentang ajaran islam.

Lebih berfokus kepada Nabi Muhammad SAW yang melakukan


Perbedaan
Dakwah di Mekkah

Persamaan Memiliki kesamaan pembahasan mengenai Strategi Dakwah


Penelitian Kedua

Strategi Komunikasi Dakwah Da’i Hidayatullah dalam Membina


Judul
Masyarakat Pedesaan
Jurnal Jurnal Ilmu Komunikasi
Vol dan Halaman Vol 2 No 2 (2018) Hal 1-10
Tahun 2018
Penulis Bustanul Arifin
Tanggal 23 Oktober 2023
Reviewer Ageng Anugrah
Latar Belakang Masyarakat pedesaan masih dianggap sebagai standar dan
pemelihara sistem kehidupan bermasyarakat dan kebudayaan asli
berupa tolong menolong, keguyuban, persaudaraan, gotong royong,
kesenian, ketaatan dalam beragama, kepribadian dalam berpakaian,
adat istiadat, kehidupan moral susila, dan kebudayaan lain yang
datang dari luar biasanya diperbandingkan dengan kebudayaan asli
yang pada umumnya masih berlaku di daerah pedesaan untuk
mengkaji manfaat dan mudharat kebudayaan baru tersebut. Hal ini
tentunya sangat mengundang perhatian para juru dakwah atau
organisasi keislaman untuk lebih meningkatkan lagi gerakan
dakwahnya khususnya pada masyarakat pedesaan agar Islam yang
salah satu misinya sebagai rahmatan lilalamin (rahmat seluruh alam)
yang merupakan suatu kebenaran dapat tersebar luas dan dijadikan
sebagai panduan hidup secara komprehensif. Karena dengan
berpegang teguh kepada ajaran Islam seseorang atau masyarakat
akan tetap teguh memegang kebenaran dan selektif terhadap segala
sesuatu yang datang dalam kehidupannya.
Salah satu kegiatan dakwah yang harus intensif dilakukan oleh para
juru dakwah dan organisasi Islam adalah pembinaan keislaman
masyarakat desa agar menjadikan Islam sebagai jalan hidup.
Dengan demikian, tujuan dakwah pada masyarakat pedesaan
merupakan suatu upaya pembinaan keagamaan masyarakat agar
masyarakat tersebut paham terhadap ajarannya serta mampu
mengamalkan butir-butir ajaran Islam dalam kehidupan secara
komprehensif dengan landasan keimanan yang benar dan kuat.
Bertujuan untuk mengetahui strategi komunikasi dakwah da’i
Tujuan Penelitian Hidayatullah dalam membina masyarakat pedesaan dan peran da’i
Hidayatullah dalam menyadarkan masyarakat pedesaan.
Metode penelitian menggunakan metode deskriptif dengan
menjadikan da’i Hidayatullah kabupaten Bandung yang membina
Metode Penelitian
masyarakat pedesaan sebagai sumber utama dalam penelitian ini.
Jenis penelitian adalah kualitatif.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa da’i Hidayatullah berperan
sebagai agen perubah dengan melakukan komunikasi persuasif-
informatif dalam menyadarkan dan membina masyarakat pedesaan.
Selain melalui tahapan-tahapan dalam proses penyadaran
masyarakat
pedesaan, Da’i Hidayatullah juga melakukan langkah-langkah atau
strategi yang dapat mempermudah dalam menyampaikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat. Hal ini dilakukan melalui dengan
sebuah pemetaan masyakat sebagai obyek yang akan menerima
pesan-pesan dakwah.
Hasil Penelitian Pemetaan masyarakat didasarkan atas dua kriteria sebagai berikut:
Pertama, masyarakat digolongkan atau dikelompokkan sesuai
dengan kemampuan dalam memahami pesan dakwah yang
disampaikan oleh da’i Hidayatullah. Kemampuan yang dimaksud
adalah kemampuan dalam memahami, mencerna, membaca pesan-
pesan dakwah yang dilakukan oleh da’i Hidayatullah kepada
masyarakat pedesaan dalam proses pembinaan.
Kedua, masyarakat dikelompokkan atau digolongkan berdasarkan
kebutuhan dari masyarakat itu sendiri. Kebutuhan yang dimaksud
terkait dengan pengajaran atau pesan-pesan dakwah yang akan
disampaikan oleh da’i Hidayatullah.
Kelebihan Dengan adanya Strategi Komunikasi Dakwah Da’i Hidayatullah
dalam Membina Masyarakat Pedesaan, Kelebihan-kelebihan ini
membantu da'i Hidayatullah untuk efektif membina masyarakat
pedesaan dan menyampaikan pesan-pesan agama dengan cara yang
lebih dapat diterima dan mudah dicerna oleh audiens mereka.
Kurangnya Kesadaran Dakwah: Beberapa penduduk pedesaan
Kekurangan mungkin kurang memiliki kesadaran tentang agama dan dakwah,
yang memerlukan upaya ekstra untuk mengedukasi mereka.
Perbandingan Tinjauan Penelitian Sejenis

Nama/Tahun Bustanul Arifin/2018

Strategi Komunikasi Dakwah Da’i Hidayatullah dalam


Judul Penelitian
Membina Masyarakat Pedesaan

Melalui tahapan-tahapan dalam proses penyadaran masyarakat

pedesaan, Da’i Hidayatullah juga melakukan langkah-langkah atau


Hasil Temuan
strategi yang dapat mempermudah dalam menyampaikan pesan-
pesan dakwah kepada masyarakat.

Lebih berfokus pada Da’i Hidayatulloh dalam melakukan Dakwah


Perbedaan
kepada masyarakat desa.

Memiliki kesamaan dalam menyampaikan pesan moral dalam


Persamaan
Dakwah.
Penelitian Kedua

Strategi Komunikasi Dakwah Majelis Rasulullah SAW dalam


Judul menanamkan rasa cinta Sholawat pada generasi muda di Bandar
Lampung
Jurnal Jurnal Komunikasi dan Penyiaran Islam
Vol dan Halaman Hal 1-16
Tahun 2022
Penulis Rizki Verdiansyah
Tanggal 23 Oktober 2023
Reviewer Ageng Anugrah
Sholawat adalah satu bentuk pujian, sanjungan, dan do‟a yang
ditujukan kepada Rasulullah SAW.Sebagai bukti dari rasa hormat
dan cinta kita kepadanya. Dan orang-orang yang bersholawat
kepada Nabi Muhammad SAW akan menerima beragam pahala dan
keutamaan.23Arti bershalawat dapat dilihat dari pelakunya, jika
shlawat itu datangnya dari Allah swt, berarti Allah memberikan
rahmatnya kepada makhluk.Shlalawat dari malaikat berarti
memberikan ampunan. Sedangkan shalawat dari orang-orang
mukmin berarti suatu doa agar Allaw swt memberikan rahmat dan
kesejahteraan kepada nabi Muhammad SAW dan keluarganya.
Majelis Rasulullah yang memiliki banyak jama‟ah baik dari
Latar Belakang
kalangan orang tua maupun remaja, namun lebih banyak didominasi
oleh remaja.Dominasi ini dikarenakan remaja haus akan nilai-nilai
islam, rasa penasaran mereka terhadapa nilai-nilai islam yang luhur
dan keinginan tahu mereka terhadap nabi Muhammad SAW, yang
sering kali ditanamkan di mereka cinta sholawat terhadap kecintaan
mereka terhadap rasulullah SAW. Pada dasarnya agar pesan-pesan
dakwah bisa tersampaikan dengan mudah pada masyarakat kita
harus menyesuaikan apa yang menjadi kebiasaan masyarakat dalam
berprilaku, kebudayaan dan sebagainya. Pendeknya, apa yang selalu
menjadi kebiasaan mereka, disituah kita bisa menjadikannya
sebagai sarana untuk berdakwah.
Tujuan Penelitian Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka tujuan penelitian ini
adalah; Untuk mengetahui bagaimana perencanaan strategi
komunikasi dakwah majelis Rasulullah SAW dalam menanamkan
rasa cinta sholawat pada generasi muda.
Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendektan
kualitatif deskriptif. Penelitian kualitatif deskriptif adalah suatu
penelitian ilmiah, yang bertujuan untuk menggambarkan fenomena
secara tepat mengenai sifat-sifat dari individu, keadaan, gejala atau
fenomena tertentu. Penelitain ini tidak mengutamakan besarnya
Metode Penelitian
populasi yang akan di teliti, namun yang lebih ditekankan adalah
kedalaman (kualitas) data, bukan banyaknya kuantintas data.
Penggunaan metode kualitatif deskriptif ini karena peneliti ini
menjelaskan bagaimana strategi dakwah Majelis Rasulullah SAW
dalam menanamkan rasa cinta sholawat pada generasi muda.
Strategi komunikasi dakwah didefinisikan sebagai “metode, siasat,
taktik, atau manuver yang dipergunakan dalam aktivitas (kegiatan
dakwah). Strategi komunikasi dakwah majelis rasulullah SAW
dalam menanamkan rasa cinta sholawat kepada geneasi muda
dengan menekankan pentingnya akhlak secara sempurna melalui
kecintaan kepada nabi Muhammad SAW dengan cara selalu
mengajak para jama‟ah untuk selalu bersholawat. Banyak
bershalawat kepada Rasulullah SAW merupakan tanda cinta
Hasil Penelitian seorang muslim kepada beliau shallallhu alaihi sallam. Membaca
shalawat bagi umat muslim di Indonesia merupakan hal yang sudah
biasa dan biasa disebuat sebagai budaya dan tradisi. Strategi
komunikasi dakwah merupakan suatu bentuk komunikasi suatu
bentuk komunikasi yang khas dimana seseorang komunikator
menyampaikan pesan-pesan yang bersumber atau sesuai dengan
ajaran Alquran dan Sunnah. Orientasinya adalah mengajak
mengajak orang lain untuk berbuat amal saleh sesuai dengan pesan-
pesan yang disampaikan.
Kelebihan Kesadaran Generasi Muda: Majelis Rasulullah SAW mungkin telah
berhasil meningkatkan kesadaran generasi muda tentang pentingnya
Sholawat sebagai bagian integral dari praktik keagamaan mereka.
Kelebihan-kelebihan ini dapat membantu menciptakan iklim di
mana generasi muda merasa tertarik dan terinspirasi untuk
mencintai dan mendalami Sholawat, dan juga lebih aktif dalam
praktik agama Islam mereka.
Kurangnya Koneksi Pribadi: Jika tidak ada koneksi pribadi antara
pengajar dan generasi muda, pesan dakwah mungkin tidak efektif
dalam menciptakan rasa cinta Sholawat. Untuk mengatasi
Kekurangan kekurangan ini, Majelis Rasulullah SAW perlu melakukan evaluasi
terus-menerus, mendengarkan umpan balik generasi muda, dan
terus memperbaiki strategi komunikasi mereka agar lebih efektif
dalam menanamkan rasa cinta Sholawat pada generasi muda.
Perbandingan Tinjauan Penelitian Sejenis

Nama/Tahun Rizki Verdiansyah/2022

Strategi Komunikasi Dakwah Majelis Rasulullah SAW dalam


Judul Penelitian menanamkan rasa cinta Sholawat pada generasi muda di Bandar
Lampung
Banyak bershalawat kepada Rasulullah SAW merupakan tanda
cinta seorang muslim kepada beliau. Membaca shalawat bagi umat
Hasil Temuan
muslim di Indonesia merupakan hal yang sudah biasa dan biasa
disebuat sebagai budaya dan tradisi.
Lebih berfokus untuk menanamkan rasa cinta kita kepada
Perbedaan
Rasulullah SAW dengan cara Bersholawat.
Menjelaskan tentang Dakwah Majelis Rasulullah SAW untuk
Persamaan
bersholawat

Anda mungkin juga menyukai