Anda di halaman 1dari 8

MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra

Volume x, Nomor x, xxxx, xx-xx


Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan Gunung Djati Bandung
https://jurnal.fdk.uinsgd.ac.id/index.php/tmabrur

IMPLEMENTASI HIKMAH SEBAGAI LANDASAN DAKWAH

Fiyya Urwatun Wutsqa, Juag Dewi One Nabira, Lulu Ulpiana, Manisa
Asahna Wati, Moch. Ilyas Ashiddiq, Muhammad Fauzan Alfiansyah,
Muhammad Akhyar, Muhammad Farhan Wafi IP, Dr. H. Rohmanur
Aziz, M. Ag., CIIQA.,
1
Jurusan Manajemen Haji dan Umrah, Fakultas Dakwah dan Komunikasi, UIN Sunan
Gunung Djati, Bandung
*Email : fiyya2702@gmail.com, juagdwi@gmail.com, luluulpianah@gmail.com,
Manisaahsana@gmail.com, ashiddiqilyas@gmail.com, dwarlove27@gmail.com,
yarakhyar5@gmail.com, farhanwafi71@gmail.com.

ABSTRAK
Hikmah salah satu prinsip metode dakwah dalam al-Quran seperti dijelaskan
dalam surat an-Nahl ayat 125. Prinsip metode hikmah tersebut memerlukan
penyabaran yang bersifat operasional dalam memberikan pemahaman yang
tepat kepada para dai untuk merealisasikan prinsip-prinsip dalam berbagai
aktivitas dakwah. Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan
ajakan baik dalam bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang
dilakukan secara sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain
baik secara individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam
dirinya suatu pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman
terhadap ajaran agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan
tanpa adanya unsur-unsur paksaan. Agama Islam dapat menyebar ke seluruh
belahan muka bumi, membawa perubahan dan perkembangan peradaban
dunia adalah akibat dari adanya pelaksanaan dakwah. Hikmah dapat diartikan
sebagai sesuatu yang bila digunakan/diperhatikan akan mendatangkan
kemaslahatan dan kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi
terjadinya mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar. Sa'id bin Ali
bin Wahf Al-Qahtani selain belajar banyak ilmu, beliau juga menulis Kitab
al-Hady an-Nabawiy fi Tarbiyah al-Aulad fi aui al-Kitāb wa as-Sunnah
merupakan salah satu kitab yang mengkaji pendidikan anak menurut Islam
yang benar. Allah Swt menyuruh Nabi Muhammad Saw untuk mengikuti
metode (cara) Nabi Ibrahim As. dalam melaksanakan dakwah kepada Agama
Islam dengan memakai tiga metode, yaitu Hikmah, Mauizhah al-hasanah dan
mujadalah bi al-lati hiya ahsan. Dengan demikian dakwah dengan hikmah
adalah berdakwah melalui ilmu pengetahuan yang berkenaan dengan rahasia
Diterima: Bulan Tahun. Disetujui: Bulan Tahun. Dipublikasikan: Bulan Tahun 1
Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap ( Garamond 8 rata kiri)

berbagai faedah dan tujuan dari wahyu Ilahi, kecakapan memilih materi
dakwah yang sesuai dengan kemampuan audiens, sehingga mereka tidak
merasa berat dalam menerima Islam.  
Kata Kunci : Hikmah; Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani; Dakwah.

ABSTRACT
Wisdom is one of the principles of the da'wah method in the Koran as
explained in Surat an-Nahl verse 125. The principle of the wisdom method
requires operational patience in providing the preachers with the right
understanding to realize the principles in various da'wah activities. Da'wah
implies an invitation activity in the form of oral, written, behavior and so on
which is carried out consciously and planned in an effort to influence others
both individually and as a group so that an understanding, awareness,
attitude of appreciation and experience of religious teachings as messages
conveyed to him without any elements of coercion. Islam can spread to all
parts of the world, bring change and development of world civilization as a
result of the implementation of da'wah. Wisdom can be interpreted as
something which, when used/payed attention to, will bring greater or greater
benefit and convenience and prevent greater or greater harm or difficulty.
Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani besides learning a lot of knowledge, he
also wrote the Kitab al-Hady an-Nabawiy fi Tarbiyah al-Aulad fi aui al-Kitāb
wa as-Sunnah which is one of the books that examines children's education
according to Islam which Correct. Allah SWT told Prophet Muhammad SAW
to follow the method (way) of Prophet Ibrahim AS. in carrying out da'wah to
Islam by using three methods, namely Wisdom, Mauizhah al-hasanah and
mujJadi bi al-lati hiya ahsan. Thus da'wah with wisdom is preaching through
knowledge regarding the secrets of the various benefits and purposes of
Divine revelation, the ability to choose da'wah material according to the
ability of the audience, so that they do not feel heavy in accepting Islam.
Keywords : Wisdom; Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani; Da'wah.

PENDAHULUAN
Pada era globalisasi dan kemajuan teknologi informasi, transformasi sosial
menjadi sebuah tantangan penting dalam menghadapi berbagai perubahan
yang terjadi di masyarakat. Dalam konteks ini, dakwah sebagai upaya
penyebaran ajaran agama juga memainkan peran yang signifikan dalam
membentuk dan mengubah pemikiran serta perilaku individu dan masyarakat
secara keseluruhan.
Hikmah secara harfiah berarti ungkapan yang mengandung kebenaran dan
2 MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

mendalam (Salmadanis, 2003: 122). Dalam keseharian kata hikmah sering


kali diterjemahkan dengan bijaksana, yaitu suatu pendekatan yang
sedemikian rupa sehingga objek dakwah mampu merealisasikan apa yang
didakwahkan dengan kemauannya sendiri, tidak merasa terpaksa ataupun
meresa tertekan (Samsul Munir Amin, 2009:98). Dalam bahasa komunikasi
disebut sebagai Frame of reference, field of reference, dan field of
experience, yaitu situasi total yang mempengaruhi sikap pihak komunikan
(objek dakwah).
Dalam surat an-Nahl ayat 125, yang menggambarkan metode dakwah yang
harus dipakai dalam proses dakwah yaitu; Bil al-Hikmah, al-Mau’idzatul al-
Hasanah, dan Jadilhum billati Hiya Ahsan. Dalam hal ini maka Bil al-
Hikmah merupakan prioritas pelaksanaan proses dakwah, karena dilihat dari
letak urutan dalam surat an-Nahl ayat 125.
Firman Allah swt. Dalam surat an-Nahl ayat 125, sebagaimana yang
termaktub bahwa dakwah dakwah itu salah satunya harus dilakukan dengan
hikmah, Hikmah menurut Imam Ali as-Sabuni adalah al-uslub al-Hakim
(metode atau cara-cara yang bijak), penuh dengan kelembutan, yang mampu
memberikan dampak positif terhadap sasaran dakwah, bukan dengan
mencaci-maki dan ucapan-ucapan yang kasar.
Hikmah salah satu prinsip metode dakwah dalam al-Quran seperti dijelaskan
dalam surat an-Nahl ayat 125. Prinsip metode hikmah tersebut memerlukan
penyabaran yang bersifat operasional dalam memberikan pemahaman yang
tepat kepada para dai untuk merealisasikan prinsip-prinsip dalam berbagai
aktivitas dakwah.
Dakwah mengandung pengertian sebagai suatu kegiatan ajakan baik dalam
bentuk lisan, tulisan, tingkah laku dan sebagainya yang dilakukan secara
sadar dan berencana dalam usaha mempengaruhi orang lain baik secara
individual maupun secara kelompok agar supaya timbul dalam dirinya suatu
pengertian, kesadaran, sikap penghayatan serta pengalaman terhadap ajaran
agama sebagai message yang disampaikan kepadanya dengan tanpa adanya
unsur-unsur paksaan.
Agama Islam dapat menyebar ke seluruh belahan muka
b u m i , membawa perubahan dan perkembangan peradaban dunia adalah
akibat dari adanya pelaksanaan dakwah. Secara umum, dakwah adalah
ajakan atau seruan kepada yang baik dan yang lebih baik. Dakwah
mengandung ide tentang progresivitas, sebuah proses terus-menerusmenuju
kepada yang baik dan yang lebih baik dalam mewujudkan tujuan dakwah

MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 3
Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap ( Garamond 8 rata kiri)

tersebut. Dalam praktiknya, dakwah merupakan kegiatan untuk


mentransformasikan nilai-nilai agama yang mempunyai arti penting dan
berperan langsung dalam pembentukan persepsi umat tentang berbagai nilai
kehidupan.
Idealnya pengembangan dakwah yang efektif mengacu pada
mesyarakat untuk meningkatkan kualitas keislamannya, sekaligus
juga kualitas hidupnya. Dakwah tidak hanya mensyaratkan hal-hal yang
religius Islami namun juga menumbuhkan etos kerja.
Dalam kitab al-Hikmah fi ad-Dakwah Ilallah Ta'ala oleh Said bin Ali bin
Wahif al-Qathani diuraikan lebih jelas tentang pengertian al-Hikmah, antara
lain Menurut bahasa, Adil, ilmu, sabar, kenabian, al-Quran dan Injil,
memperbaiki (membuat manjadi lebih baik atau pas) dan terhindar dari
kerusakan, ungkapan untuk mengetahui sesuatu yang utama dengan ilmu
yang utama, obyek kebenaran (al-haq) yang didapat melalui ilmu dan akal,
pengetahuan atau ma'rifat.
Dalam pengemukakaan dakwah, banyak sekali ilmuwan yang meneliti
tentang hikmah. Diantara para filosof, yang akan kami bahas dalam jurnal ini
adalah Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani. Beliau lahir pada tanggal 25
Syawal 1372 H di lembah al-‘Arain, lembah al-Isali di pegunungan as-Saud,
timur kota Madinah sekitar 150 km. nama lengkap beliau yaitu Sa’id bin ‘Ali
bin Wahf bin Muḥammad al-Qahtani, dari keluarga Juhaisy, kabilah keluarga
Sulaimān al-Ḥarqan dari ‘Ubaidah Qahtan. Beliau hidup di daerah gurun dan
masa kecilnya digunakan untuk menggembala kambing sebagaimana para
Nabi utusan Allah melakukannya, barulah ketika usianya menginjak 15 tahun
yaitu pada tahun 1387 H beliau belajar di madrasah ibtidaiyah al-‘Arain,
yang dilanjutkan ke madrasah Tsanawiyah king Abdul ‘Aziz Riyadh dan
lulus pada tanggal 11 Rajab 1400 H yang setahun sebelumnya beliau sudah
pindah ke kota Riyadh.
Pada tahun 1401 H Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahtani melanjutkan mencari
ilmu di Universitas al-Imam Muhammad bin Su’ud, fakultas Ushuluddin, di
jurusan Umum (al-Qismu al-‘Am) dan lulus pada tahun 1404 H. beliau
belajar as-sunnah at-tamhidiyah untuk memperoleh Magister pada fakultas
Ushuluddin, jurusan as-Sunnah wa ‘Ulumuha di universitas yang sama pada
tahun 1405 H dan lulus dengan bernilai mumtaz dari risalah yang berjudul
“al-Ḥikmah fi al-Da’wah ila Allah” pada tanggal 25 Muharram 57 1412 H.
gelar Doktor beliau juga raih di universitas yang sama dengan nilai mumtaz
serta summa cum laude dari disertasinya yang berjudul “Fiqh ad-Da’wah fi
Ṣaḥih al-Imam al-Bukhari” pada tanggal 15 Dzulqa’dah 1419 H.

4 MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

LANDASAN TEORITIS
Kata hikmah antara lain berarti yang paling utama dari segala sesuatu, baik
pengetahuan maupun perbuatan. Ia adalah pengetahuan atau tindakan yang
bebas dari kesalahan atau kekeliruan. Hikmah juga diartikan sebagai sesuatu
yang bila digunakan/diperhatikan akan mendatangkan kemaslahatan dan
kemudahan yang besar atau lebih besar serta menghalangi terjadinya
mudharat atau kesulitan yang besar atau lebih besar.
Ibnu Qayim berpendapat bahwa pengertian hikmah yang paling tepat adalah
seperti yang dikatakan oleh Mujahid dan Malik yang mendefinisikan bahwa
hikmah adalah pengetahuan tentang kebenaran dan penglamannya, ketepatan
dalam perktaan dan pengalamannya. Hal ini tidak bisa dicapai kecuali dengan
memahami al-Quran, dan mendalami syari’at-syari’at Islam serta hakikat
Iman.
Dakwah secara umum ialah ilmu pengetahuan yang berisi cara-cara dan
tuntuan bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia penganut,
menyetujui melaksanakan suatu idiologi pendapat pekerjaan yang tertentu.
Dakwah secara khusus ialah mengajak manusia dengan cara bijaksana kepada
jalan yang benar sesuai dengan perintah Tuhan untuk kemaslahatan dan
kebahagiaan mereka di dunia dan di akhirat.
Dakwah adalah usaha-usaha menyerukan dan menyampaikan kepada
perorangan manusia dan seluruh umat manusia konsepsi Islam tentang
pandangan dan tujuan hidup manusia di dunia ini, dan yang meliputi al-amar
bi al-ma’ruf an-nahyu an al-munkar dengan berbagai macam cara dan media
yang diperbolehkan akhlak dan membimbing pengalamannya dalam
perikehidupan bermasyarakat dan perikehidupan bernegara.
Dari definisi-definisi yang telah di kemukakan di atas, dapat disimpulkan
bahwa ilmu dakwah adalah ilmu yang membahas tentang bentuk-bentuk
penyampaian ajaran Islam kepada seseorang atau sekelompok orang terutama
mengenai cara-cara bagaimana seharusnya menarik perhatian manusia agar
mereka menerima dan mengamalkan ajaran Islam secara kaffah.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani adalah seorang ulama, penulis produktif
dan dosen dari suku asli Arab Al-Qahthani. Dia telah menulis banyak buku
Islam yang beberapa bukunya telah diterjemahkan ke dalam berbagai bahasa.
Karyanya yang paling terkenal adalah buku Hisnul Muslim (Perisai Seorang
Muslim), sebuah buku doa dan dzikir yang paling populer di dunia Islam saat
MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 5
Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap ( Garamond 8 rata kiri)

ini. Karya tulisnya mencapai sekitar seratus lebih tentang berbagai ilmu
syariat, antara lain (Qahtani, tth:341).
Menurut Said bin Ali, beliau mengumpulkan pendapat para ulama tentang
pengertian hikmah yang mempunyai makna beragam, seperti: Hikmah
merupakan kenabian; Hikmah adalah al-Quran dan pemahaman terhadapnya,
Hikmah adalah tepat dalam perkataan dan perbuatan; Hikmah adalah wara’
(menjauhkan diri dari perbuatan maksiat); Hikmah adalah ilmu yang
bermanfaat, ilmu amaliyah dan aktivitas yang membawa kepada
kemashlahatan umat; Hikmah merupakan sunnah Nabi, Mengetahui
kebenaran dan beramal dengannya, berpengetahuan yang luas dalam
pembicaraan dan amal dengan berpegang teguh kepada al-Quran dan al-
Sunnah; Hikmah merupakan kondisi psikologis seperti ketundukan,
kepasrahan, dan ketakutan kepada Allah, Hikmah adalah meletakan sesuatu
pada tempatnya yang benar pengetahuan al-da’i terhadap objek dakwah dan
memilih metode serat media yang relevan dengan mereka (Said Bin Ali Al-
Qahthani, 1994 :22-23).
Dari pengertian-pengertian di atas dapat dikemukan bahwa seorang da’i yang
bijak mampu menerapkan konsep hikmah dalam makna memiliki bekal ilmu
yang mendalam tentang aldin al-Islamy dengan memahami al-Quran dan al-
Sunnah sebagai dasarnya, mempunyai ilmu tentang psikologi yang akan
menuntun juru dakwah bersikap bijaksana dalam menyampaikan dakwah,
bersikap proporsional dan professional dalam memilih materi dan metode
serta teknik penyampaian dakwah sesuai dengan level objek dakwah. Al-
hikmah juga menuntut persiapan spiritual seorang da’i, ketundukan,
kepasrahan, ketakutan kepada Allah serta sifat wara’ menjadi kontrol utama
da’i dalam berdakwah. Karena sisi spritual inilah yang mampu menjadikan
da’i istiqamah, benar dan terkontrol dalam dakwahnya.
Sa'id bin Ali bin Wahf Al-Qahtani selain belajar banyak ilmu, beliau juga
menulis Kitab al-Hady an-Nabawiy fi Tarbiyah al-Aulad fi aui al-Kitab wa
as-Sunnah merupakan salah satu kitab yang mengkaji pendidikan anak
menurut Islam yang benar, dimulai dari memilih calon istri yang salehah,
pentingnya nafkah yang halal, saat kelahiran anak, masa kanak-kanak sampai
anak tumbuh dewasa. Kitab ini juga dilengkapi dengan firman Allah dan
sabda Rasulullah saw serta pendapat para salaf aṣ-ṣālih ketika memaparkan
mengenai pendidikan anak sehingga para pembaca bisa mengetahui dasar-
dasar untuk membentuk anak yang saleh. Naskah asli Kitab ini ditulis pada
pertengahan tahun 1402 H, kemudian pada tahun 1431 H diperiksa kembali
dan diedit. Syeikh Sa’īd bin ‘Ali bin Wahf al-Qahtani membagi Kitab ini
dalam 24 pembahasan.
6 MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx
Judul artikel jurnal (Garamond 8 rata kanan)

Dalam Kitab al-Hady an-Nabawiy fi Tarbiyah al-Aulad fi aui al-Kitab wa as-


Sunnah ini juga syeikh Sa’id bin ‘Ali bin Wahf al-Qahtani membagi
penjelasan tentang petunjuk-petunjuk Rasulullah saw terhadap pendidikan
pemuda dalam beberapa pembahasan, seperti pengertian fase pemuda,
urgensi fase pemuda, interaksi Nabi saw dengan para pemuda, sikap Nabi
saw terhadap para pemuda dalam hal pendidikan, memotivasi para pemuda
kepada akhlak yang mulia, petunjuk Nabi saw kepada para ayah dalam hal
pendidikan, wasiat Nabi saw kepada para pemuda dalam hal adab,
meluruskan kesalahan para pemuda dalam hal adab.
Berdakwah dengan hikmah telah dicontohkan oleh Rasulullah dan sahabat.
Metode ini merupakan strategi penting dalam keberhasilan dakwah Islam
sepanjang sejarah. Aplikasi hikmah dalam dakwah Rasulullah SAW Sikap
bijak nabi SAW meliputi sendi-sendi hikmah, di antaranya bersikap sabar
menghadapi objek dakwah. Sikap ini selalu dikedepankan Nabi dalam
berdakwah sehingga meluluhkan kekerasan hati orangorang yang
membangkang. Pada saat Nabi hijrah ke Thaif, beliau mendapat perlakuan
yang semena-mena dari masyarakat Thaif sehingga malaikat Jibal (gunung)
dan malaikat Jibril yang diutus oleh Allah untuk menemani Nabi
menawarkan diri untuk diperintah untuk menghancurkan mereka. Dari
Aisyah R.A menceritakan jawaban rasulullah ketika mendengar tawaran
malaikat Jibal “Aku mengharap Allah mengeluarkan dari tulang rusuk
mereka orang-orang yang menyembah Allah dan tidak syirik kepada-Nya.
(HR. Bukhari dan Muslim) (Said bin Ali Al-Qahthani, 1994:119). Sikap bijak
Nabi dalam kasus ini dapat dilihat dari kesabaran yang luar biasa menghadapi
objek dakwah yang membangkang. Nabi SAW membalas perbuatan jahat
mereka dengan do’a yang tulus untuk kebaikan mereka di masa mendatang.
Aplikasi hikmah dalam dakwah sahabat, sikap bijak Abu Bakar R.A setelah
Nabi wafat. Saat wafatnya Nabi adalah saat kesedihan terperih bagi umat
Islam bahkan rasa tak percaya merundung hati mereka. Setelah Abu Bakar
memastikan bahwa Rasulullah benar-benar telah meninggal. Abu Bakar
keluar menemui orangorang dan berkata: “Barangsiapa yang menyembah
Muhammad, maka sesungguhnya Muhammad telah meninggal dunia, tetapi
barangsiapa yang menyembah Allah, maka sesungguhnya Allah Maha Hidup
dan tidak akan meninggal” (Shafiyurrahman Al-Mubarakfuri, 2000:620).
Sikap bijak yang dilandasi dengan ketegasan dan kehati-hatian telah Abu
Bakar tunjukkan dalam peristiwa ini. Berkata benar walaupun pahit
menggunakan bahasa yang tegas dan menyentuh nurani.

PENUTUP
MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx 7
Nama penulis depan dan tengah inisial, nama belakang lengkap ( Garamond 8 rata kiri)

Dengan demikian dakwah dengan hikmah adalah berdakwah melalui ilmu


pengetahuan yang berkenaan dengan rahasia berbagai faedah dan tujuan dari
wahyu Ilahi, kecakapan memilih materi dakwah yang sesuai dengan
kemampuan audiens, sehingga mereka tidak merasa berat dalam menerima
Islam. Selain itu pandai pula memilih gaya bahasa dalam menyajikan,
sehingga ajaran yang disampaikan kepada mereka dapat diterima dengan
baik, bahkan mereka laksanakan dalam kehidupannya. Khusus ayat 125 surat
al-Nahl ini bahwa Allah Swt menyuruh Nabi Muhammad Saw untuk
mengikuti metode (cara) Nabi Ibrahim As. dalam melaksanakan dakwah
kepada Agama Islam dengan memakai tiga metode, yaitu Hikmah, Mauizhah
al-hasanah dan mujadalah bi al-lati hiya ahsan.
Dalam hal ini Allah menyuruh memimpin dengan adil dan benar serta
menjadikan kisah-kisah masa lalu sebagai ‘itibar, sabar dalam berbagai
situasi dan kondisi negatif maupun positif. Karena melakukan (‫)االعالم‬
penerangan kepada agama Allah adalah merupakan kebutuhan primer bagi
kelestarian alam semesta.

DAFTAR PUSTAKA
Al-Qahthani, Said, Ali. (1994) Dakwah Islam Dakwah Bijak, penterjemah
Masykur hakim, Jakarta: Gema Insani Press.
Amin, Samsul, Munir (2009) Ilmu Dakwah. Jakarta: AMZAH.
Arifin, M. (1997) Psikologi Dakwah Suatu Pengantar Studi, Jakarta: Bumi
Aksara.
Bambang, S. Ma’arif. (2001). Al-Hikmah dalam Dakwah, Seminar internal
dosen Fakultas Dakwah Unisba, Bandung.
https://ejournal.iai-tabah.ac.id/index.php/alamtaraok/article/view/1155/748
Salmadanis. (2003) Filsafat Dakwah, Jakarta: Surau.
Tasmoro, Toto. (1987) Komunikasi Dakwah, Jakarta: Gaya Media Pratama.
Wahyu, Ilahi. (2010) Komunikasi Dakwah. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya. Hal. 17.
Yaqub, Mustafa. (1997) Sejarah dan Metode Dakwah Nabi, Jakarta: Pustaka
Firdaus.

8 MABRUR: Academic Journal of Hajj and Umra Vol. x No. x (xxxx) xx-xx

Anda mungkin juga menyukai