Anda di halaman 1dari 3

Nama : Muhammad Raihan Akbar

NIM : 2008306053
Kelas : 3B BKI
Dosen : Drs. Muzaki, M.Pd
UTS METODOLOGI DAKWAH
SOAL

JAWABAN

1) Metode dakwah merupakan cara, strategis, teknik, atau pola dalam melaksanakan
dakwah, menghilangkan rintangan atau kendala-kendala dakwah, agar mencapai
tujuan dakwah secara efektif dan efisien. Ada beberapa metode dakwah yang
dikenal baik dalam dakwah bilisan atau dakwah bil hal diantaranya: ceramah
(muhadarah), diskusi (muzakarah), debat (mujadalah), dialog, petuah, nasihat,
ta’lim, peringatan, metode tulisan, atau metode aksi amal shaleh melalui penataan
atau pengelolaan organisasi dakwah, pemberdayaan sumberdaya manusia,
ekonomi, lingkungan, dan lain-lain.Prinsip ini diantaranya termuat dalam surat al-
Nahl ayat 125yaitu: al-Hikmah, al-mauidzah al-hasanah, dan al-mujadalah
alahsan, kemudian teraktualkan dan diperkuat dengan prinsip-prinsip dakwah
yang dilakukan oleh Rasulullah Muhammad saw.

2) perkembangan metode dakwah sejak zaman Rasulullah Saw, zaman para sahabat
dan sampai sekarang terjadi karena adanya strategi Rasulullah dalam
mengembangkan dakwah pada periode Mekkah dan bagaimana peluang serta
tantangan dakwah Rasulullah pada periode Mekkah. Tujuan dari penelitian ini
adalah untuk mengetahui strategi yang dilakukan oleh Rasulullah serta berbagai
peluang untuk menghadapi tantangan dan rintangan dalam mengembangkan
dakwah pada periode Mekkah. Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian
kepustakaan (library research). Sedangkan metode penelitian yang penulis
gunakan adalah metode penelitian studi tokoh dengan pendekatan sejarah.
Sumber data penelitian terdiri dari buku utama sebagai sumber primer, yaitu
buku Sirah Nabawiyah Sejarah Hidup Nabi Muhammad tulisan Shafiyyurrahman
Al-Mubarakfuri dan buku sekunder serta beberapa literature dan tulisan.
Pengumpulan data menggunakan teknik studi literatur dan studi
dokumentasi. Analisis data menggunakan teknik content analysis. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa Rasulullah dalam mengembangkan dakwahnya di
Mekkah menggunakan beberapa strategi pertama yang dilakukan adalah
berdakwah secara personal dan tertutup serta tersembunyi khususnya kepada
keluarga terdekat, membentuk kader dakwah dan pelatihan praktek ibadah di
rumah al-Arqam bin Abil Arqam, memperkuat hubungan dan dukungan kepada
keluarga. Strategi selanjutnya adalah dakwah terang-terangan di bukit Shafa,
mencari suaka politik untuk perlindungan, melakukan pawai, menawarkan Islam
kepada kabilah dan individu, melakukan dakwah pada musim haji, mengadakan
pertemuan pada musim haji secara sembunyi, serta  mengikat komitmen dengan
melakukan pembai‟atan. . Peluang dakwah rasul yaitu adanya  dorongan dan
kasih sayang serta bantuan ekonomi dari Khadijah al-Kubra, kontribusi dana dan
motivasi dari Abu Bakar Ash-Shiddiq, Umar bin Khaththab, Utsman bin „Affan,
adanya perlindungan dari Abu Thalib, sikap raja Habasyah mengizinkan serta
melindungi kaum muslimin. Tantangannya ialah mendapat ancaman, penyiksaan
dan pembunuhan para sahabat, diboikot secara menyeluruh, mendapat perlakuan
buruk ketika hijrah ke Thaif, dan adanya kesepakatan untuk membunuh Nabi.
Kesimpulannya, bahwa dengan adanya strategi dakwah yang dilakukan oleh
Rasulullah, maka mencapai kesuksesan dakwah dalam membumikan seluruh
Mekkah dengan ajaran-ajaran Islam. Sikapnya yang pantang menyerah membuat
kaum kafir Quraisy gentar dan pada akhirnya tidak mampu
membendung ghirah dakwah.

3) 1) Bi al-Hikmah
Jadi Kata al-hikmah mempunyai banyak pengertian. Dalam beberapa kamus,
kata al-hikmah diartikan: al-adl (keadilan), al-hilm (kesabaran dan ketabahan),
alNubuwah (kenabian), al-ilm (ilmu pengetahuan), alQuran, falsafah, kebijakan,
pemikiran atau pendapat yang baik, al-haqq (kebenaran), meletakan sesuatu pada
tempatnya, kebenaran sesuatu, mengetahui sesuatu yang paling utama dengan
ilmu yang paling utama. Dalam kitab-kitab tafsir, al-hikmah dikemukakan
sebagai berikut: Tafsir Al-Quran Al-adzim karya Jalalain memberi makna bi al-
hikmah dengan Al-Quran, Dari beberapa pemaknaan al-hikmah tersebut, diambil
kesimpulan bahwa dakwah bi al-hikmah pada intinya merupakan penyeruan atau
pengajakan dengan cara bijak, filosofis, argumentatif, dilakukan dengan adil,
penuh kesabaran dan ketabahan, sesuai dengan risalah al-nubuwwah dan ajaran
al-Quran atau wahyu Illahi.Dengan pemikirannya, Mereka tidak ragu-ragu untuk
menyambut ajaran Rasulullah. Denganhanya mendengar ayat-ayat al-Quran dan
penjelasanpenjelasan yang disampaikan kepada mereka.

2) Al-Mauidzah al-Hasanah
merupakan Nasihat, bimbingan, dan arahan untuk kemaslahatan. Dilakukan
dengan baik dan penuh tanggung jawab, akrab, komunikatif, mudah dicerna,
dan terkesan di hati sanubari mad’u.prinsip metode ini diarahkan kepada mad’u
yang kapasitas intelektual dan pemikiran serta pengalaman spiritualnya
tergolong kelompok awam.Dalam hal ini, peranan juru dakwah adalah sebagai
pembimbing, teman dekat yang setia, yang menyayangi dan memberikannya
segala hal yang bermanfaat serta membahagiakan mad’unya.

3)Al-mujadalah al-ahsan
upaya dakwah melalui bantahan, diskusi, atau berdebat dengan cara yang
terbaik, sopan, santun, saling menghargai, dan tidak arogan. Dalam pandangan
Muhammad Husain Yusuf, cara dakwah ini diperuntukan bagi manusia jenis
ketiga. Mereka adalah orang-orang yang hatinya dikungkung secara kuat oleh
tradisi jahiliyah, yang dengan sombong dan angkuh melakukan kebatilan, serta
mengambil posisi arogan dalam menghadapi dakwah.Prinsip metode ini
ditujukan sebagai reaksi alternatif dalam menjawab tantangan respon negatif
dari mad’u,khususnya bagi sasaran yang menolak, tidak peduli, atau bahkan
melecehkan seruan. Walaupun dalam aplikasi metode ini ada watak dan
suasana yang khas, yakni bersifat terbuka atau transpran, konfrontatif, dan
reaksioner, juru dakwah harus tetap memegang teguh prinsip-prinsip umum
dari watak dan karateristik dakwah itu sendiri; yaitu:
a) Menghargai kebebasan dan hak asasi tiap-tiap individu.
b) Menghindari kesulitan dan kepicikan.
c) Bertahap, terprogram, dan sistematis.

4) Dakwah bil hal adalah Metode Dakwah yang dilakukan melalui perbuatan
bentuk dakwah bil hal adalah kegiatan nyata yang dapat dilakukan untuk
umat.Dakwah bil hal bukan mengganti atau perpanjangan dari dakwah bil lisan.
Keduanya punya peran penting dalam proses penyampaian ajaran Islam dengan
tetap menjaga isi dakwah yang disampaikan.contohnya bergotong royong

Anda mungkin juga menyukai