Anda di halaman 1dari 23

Proposal Skripsi

Hubungan Peran Aktif Remaja Masjid Terhadap Perilaku Sosial


Di Desa Kemasan Kota Mojokerto

Proposal ini Diajukan Kepada Prodi Pendidikan Agama Islam Fakultas Agama
Islam Untuk Memenuhi Sebagian Syarat Mengikuti Program Skripsi

Disusun Oleh :
Mohammad Hasan Khotami
NIM. 1118060
NIRM. 2018.4.033.0601.1.100705

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS AGAMA ISLAM
UNIVERSITAS PESANTREN TINGGI DARUL ULUM JOMBANG
2022
PERSETUJUAN

Proposal yang berjudul : Hubungan Peran Aktif Remaja Majid Terhadap


Perilaku Sosial Di Desa Kemasan Kota Mojokerto

Diusulkan oleh : Mohammad Hasan Khotami

NIM/NIMKO : 1118060/2018.4.033.0601.1.100705

Prodi : Pendidikan Agama Islam

Fakulltas : Fakultas Agama Islam

Setelah diteliti dan diadakan perbaikan seperlunya, kami dapat menyetujuinya


untuk dipertahankan di hadapan para tim penguji proposal Fakultas Agama Islam
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang.

Mojokerto, 20 Januari 2022

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. H. Ali Muhsin, M.Pd.I Agus Mahfudin, M.Si


NIPY. 01.150 702 017 NIPY. 11. 010 810 159

Mengetahui
Ketua Program Studi Pendidikan Agama Islam
Fakultas Agama Islam
Universitas Pesantren Tinggi Darul Ulum Jombang

Dr. Muhammad Syafi’i. M.Pd.I


NIPY. 11. 190 710 156
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Akhlak. ialah sebuah disiplin ilmu yang memberikan transfer pengetahuan

kepada manusia untuk selalu menjauhi perkara mungkar dan melaksanakan

segala perintah Allah SWT termasuk berbuat baik kepada sesama manusia,

sesama makhluk, alam dan sekitarnya bahkan dengan dirinya.1 Remaja ialah

seseorang yang mulai meninggalkan masa menentang orangtua yang penuh

dengan ketergantungan yang mana menuju masa pubertas yang mulai

membentuk karakter.

Dewasa ini peristiwa permasalahan moral mulai marak terjadi,

terlebih-lebih pada sekelompok remaja yang semakin berkembang pesat dan

menjadi lebih rumit dari masake masa. Faktanya marak sekali kenakalan

remaja seperti: berkurangnya rasa empati, sopan santun, berkurangnya rasa

hormat terhadap orangtua atau orang yang usianya lebih tua, NAPZA, bahkan

hamil diluar nikah yang entah semakin menjadi-jadi.

Masalah tersebut tidak hanya menjadi tanggung jawab pendidikan

formal di sekolah yang itu menjadi pemikiran orang tua sekarang. Terlebih jika

sudah menuju pada perilaku penyimpangan remaja yang merupakan tangung

jawab bersama. Mengingat kesadaran moral memang tidak tumbuh begitu saja

dalam diri remaja, oleh sebab itu kesadaran moral harus ditanamkan dalam diri

1
Muh.Asroruddin Al Jumhuri,Belajar Aqidah Akhlak,Sebuah Ulasan Ringkas Tentang Asas
Tauhid dan Akhlak Islamiyah (Yogyakarta, Bintang Pelajar, 2018), 18
remaja. Upaya tersebut bisa dilakukan melalui pendidikan formal pada

umumnya maupun informal di keluarga bisa juga di lingkungan masyarakat.

Pembinaan alternatif bagi remaja yang terbaik yakni bisa melalui

remaja masjid. Dengan organisasi tersebut, setidaknya mereka dalam sirkel

yang islami serta dapat mengembangkan kreativitas dan juga bisa

menyampaikan pesan moral kepada masyarakat dan remaja melalui kegiatan

keagamaan ataupun kegiatan sosial yang dilakukan dilingkungan masyarakat.

Kehadiran remaja masjid tidak muncul begitu saja. Akan tetapi timbul melalui

usaha-usaha penyelenggaraan kegiatan kemasjidan dan akhirnya dibentuklah

organisasi remaja masjid dengan harapan dapat membina moral remaja.

Berdasarkan latar belakang permasalahan tersebut, peneliti ingin

melakukan penelitian secara mendalam serta menjadikannya sebagai skripsi

dengan judul: “Hubungan Peran Aktif Remaja Majid Terhadap Perilaku

Sosial Di Desa Kemasan Kota Mojokerto”.

B. Ruang Lingkup Penelitian

1. Lokasi Penelitian di Masjid Al Mubarok Desa Kemasan Kota Mojokerto.

2. Variabel X (Independen) adalah aktivitas remaja Masjid Al Mubarok

3. Variabel Y (Dependen) adalah pembinaan moral remaja

4. Penelitian ini dilakukan pada bulan Januari 2022 – Juni 2022

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang dikemukakan, maka rumusan

masalah dalam penelitian ini adalah:


1. Bagaimana kegiatan remaja masjid Al Mubarok di wilayah Desa

Kemasan?

2. Bagaimana aktivitas remaja masjid Al Mubarok dalam pembinaan

moral remaja di wilayah Desa Kemasan?

3. Apa saja faktor pendukung dan penghambat yang dihadapi remaja

masjid Al Mubarok dalam membina moral remaja di wilayah Desa

Kemasan?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan yang telah dikemukakan, maka tujuan yang

hendak dicapai dalam penelitian ini adalah:

a. Untuk mendeskripsikan kegiatan remaja masjid Al Mubarok di wilayah

Desa Kemasan.

b. Untuk mendeskripsikan peranan kegiatan remaja masjid Al Mubarok

dalam membina moral remaja di wilayah Desa Kemasan.

c. Untuk mendeskripsikan faktor pendukung dan penghambat yang

dihadapi remaja masjid Al Mubarok dalam membina moral remaja di

wilayah Desa Kemasan.

2. Manfaat Penelitian

a. Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangsih yang

berarti, dapat menambah khasanah keilmuan pendidikan dan sumbangan


pemikiran dengan harapan dapat dijadikan bahan studi banding oleh

peneliti lainnya.

b. Praktis

1) Bagi remaja agar dapat meningkatkan kreativitas sosial

(berorganisasi) khususnya dalam bidang ilmu agama yang

diperpadukan dengan ilmu sosial untuk mengembangkan watak, sikap

prilaku moral ditengah masyarakat yang lebih baik.

2) Bagi warga masyarakat agar masyarakat lebih mengetahui arti

pentingnya organisasi remaja dilingkungan masyarakat.

3) Bagi penulis untuk menambah pengalaman, pengetahuan dan bahan

masukan dalam pemahaman dan dapat mengaplikasikan ilmu yang

didapat selama masa perkuliahan

E. Penelitian Terdahulu

Dari penelitian yang akan diangkat ada beberapa penelitian yang

berhubungan langsung dan tidak langsung dengan tema penelitian yang

penyusun ambil, sehingga dapat dijadikan bahan penunjang dalam penyusunan

proposal ini diantaranya:

Tabel

Data Penelitian Terdahulu

No Nama Judul Jurnal Hasil Persamaan/Perbedaan


1 Heri Peran Jurnal Bahwa Persamaan:
Budia Remaja Edukasia kegiatan Dalam jurnal ini terdapat
nto Islam Masjid Multikultur tersebut kesamaan yakni sama-
Bagi Remaja a Vol. 1, sangat sama meneliti mengenai
Di Era Edisi 1, berperan remaja masjid dalam
Millenial (2019) aktif dalam pembinaan perilaku
yang pembinaan keagamaan remaja.
menjelaskan perilaku Perbedaan:
mengenai remaja Dalam jurnal ini peneliti
peran milenial di menghubungkan antara
Remaja lingkungan keaktifan remaja masjid
Masjid sekitar dengan perilaku remaja
dalam masjid. milenial, sedangkan
pembinaan dalam penelitian ini
perilaku ruang lingkupnya hanya
keagamaan pada remaja di
remaja di era lingkungan sekitar
millennial masjid.
sangatlah
berperan
aktif.2
2 Nevih Peran Jurnal Masyarakat Persamaan:
wa, Perhimpunan ProsA PAI Kampung Sama-sama membahas
Rahen Remaja (Prosiding Ciampea mengenai peran remaja
dra Masjid At- Al Ilir masjid dalam
Maya, Taqwa Hidayah: sekarang meningkatkan akhlakul
Moch. (Permata) Pendidikan semakin karimah masyarakat
Yasya Dalam Agama aktif dalam sekitar.
kur Meningkatka Islam mengikuti Perbedaan:
n Akhlakul berbagai Dalam hal iini yang
Karimah kegiatan membedakan hanyalah
Masyarakat yang bentuk masyarakatnya
Kampung diadakan dan lokasi.
Ciampea Ilir oleh
Desa PERMATA
Tegalwaru dan tungkat
Kecamatan akhlakul
Ciampea karimah
Kabupaten masyarakat
Bogor3 semakin
positif.

3 Muha Pengaruh Jurnal Keberada Persamaan:


mmad Organisasi Taushiah an Dalam hal ini sama-
Wahy Remaja FAI UISU Remaja sama membahas tentang
udi, Masjid Vol. 10 No. Masjid peran organisasi remaja
Nurdia Ussisa Ala 2 Juli- Ussisa masjid dalam
ni, Taqwa Desa Desember Ala meningkatkan kualitas
Parlau Pematang Tahun 2020 Taqwa keagamaan para remaja.

2
Heri Budianto “Peran Remaja Islam Masjid Bagi Remaja Di Era Millenial”, Jurnal Edukasia
Multikultura Vol. 1, Edisi 1, (2019).1 http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/4175 diakses pada
17 Desember 2020
3
Nevihwa, Rahendra Maya, Moch. Yasyakur “Peran Perhimpunan Remaja Masjid At-Taqwa
(Permata) Dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah Masyarakat Kampung Ciampea Ilir Desa
Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor” jurnal ProsA PAI (Prosiding Al Hidayah:
Pendidikan Agama Islam) http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ppai/article/view/
293/257 di akses pada 17 Desember 2020.
ngan Cermai Desa Perbedaan:
Lubis Kecamatan Pematang Lebih spesifik pada
Tanjung Cermai permasalahan
Beringin Kecamata peribadatan seperti
Kabupaten n kegiatan sholat
Serdang Tanjung berjama’ah.
Bedagai Beringin
Dalam Kabupate
Meningkatka n
n Shalat Serdang
Berjamaah Bedagai
Di Masjid4 Dalam
Meningk
atkan
Shalat
Berjamaa
h Di
Masjid
sangat
berpengar
uh baik.

4 Bahtia Efektivitas Jurnal Dalam Persamaan:


r Fungsi Pancabudi rangka Persamaannya terletak
Sirega Remaja Vol. 13 No. membang pada sub pembahasan
r Masjid Dan 1 Juni 2020 un yang membahas tentang
Badan solidarita peran remaja masjid
Kenaziran s para dalam pengembangan
Masjid jamaah kegiatan keagamaan.
Dalam pengurus Perbedaan:
Pengembang masjid Tolak ukur penelitian
an Kegiatan menyatuk yang terfokus pada
Keagamaan an efektivitas kegiatan.
Di Nagori seluruh
Wonorejo potensi
Kecamatan jamaah
Pematang dan
Bandar memanfa
Kabupaten atkannya
Simalungun5 semaksim
al

4
Muhammad Wahyudi, Nurdiani, Parlaungan Lubis “Pengaruh Organisasi Remaja Masjid Ussisa
Ala Taqwa Desa Pematang Cermai Kecamatan Tanjung Beringin Kabupaten Serdang Bedagai
Dalam Meningkatkan Shalat Berjamaah Di Masjid” Jurnal Taushiah FAI UISU Vol. 10 No. 2 Juli-
Desember Tahun 2020 https://jurnal.uisu.ac.id/index.php/tsh/article/view/3267/2230 di akses pada
30 Juni 2021.
5
Bahtiar Siregar “Efektivitas Fungsi Remaja Masjid Dan Badan Kenaziran Masjid Dalam
Pengembangan Kegiatan Keagamaan Di Nagori Wonorejo Kecamatan Pematang Bandar
Kabupaten Simalungun” Jurnal Pancabudi Vol. 13 No. 1 Juni 2020.
http://jurnal.pancabudi.ac.id/index.php/abdiilmu/article/view/886 di akses pada 30 Juni 2021
mungkin
untuk
mensyiar
kan dan
menegak
kan
agama
Allah
sehingga
menjadi
sesuatu
kekuatan
yang
berarti.
Kepengur
usan
didalam
Masjid
raya Al-
Mukhlisi
n Desa
Wonorejo
ini sudah
cukup
berperan
aktif
dalam
kegiatan
penanam
an nilai-
nilai
keagamaa
n kepada
para
jamaahny
a karena
semua
pengurus
senantias
a
mengada
kan
banyak
kegiatan
untuk
kemajuan
para
jamaahny
a.
5 M. Peran AL Persamaan:
Kamis Manajemen QOLAM Persamaannya terletak
Harah Masjid Jurnal pada pembinaan
ap Dalam Dakwah remaja masjid yang
Pembinaan dan dilakukan guna
Keagamaan Pemberday memperoleh akhlak
Remaja Di aan remaja yang baik.
Tasik Serai Masyarakat Perbedaan:
Kecamatan ISSN 2657- Perbedaannya terletak
Talang 2168 (P) pada objek penelitian
Mandau6 Vol.4, No.1 dimana pada jurnal ini
(2020) obyek penelitiannya
terfokus kepada
remaja masjidnya
sendiri, sedangkan
pada penelitian yang
ditulis disini objek
penelitiannya yakni
remaja dusun dan
remaja masjid.

Sedangkan penelitian peneliti dengan judul Hubungan Peran Aktif

Sebagai Remaja Majid Terhadap Perilaku Sosial Di Desa Kemasan

Kota Mojokerto.

F. Sistematika Pembahasan

Untuk mempermudah dalam memahami penelitian ini, maka

sistematika pembahasan penelitian ini sebagai berikut:

Bab I: Pendahuluan, meliputi latar belakang masalah, ruang lingkup,

penelitian,rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, penelitian

terdahulu, dan sistematika pembahasan.

6
M. Kamis Harahap “Peran Manajemen Masjid Dalam Pembinaan Keagamaan Remaja Di Tasik
Serai Kecamatan Talang Mandau” AL QOLAM Jurnal Dakwah dan Pemberdayaan Masyarakat
ISSN 2657-2168 (P) Vol.4, No.1 (2020)
http://www.journal.staihubbulwathan.id/index.php/alqolam/article/view/318/187 di akses pada 30
Juni 2021
Bab II: Landasan Teori. Dalam bab ini berisi Peranan remaja masjid yang

meliputi: pengertian peranan, organisasi remaja masjid, tujuan

organisasi remaja masjid, peranan organisasi remaja masjid, Konsep

pembinaan moral remaja yang meliputi: pengertian moral, remaja dan

pembinaan moral remaja.

Bab III: Metode Penelitian, dalam bab ini akan dijelaskan mengenai desain

penelitian, jenis dan sumber data, metode pengumpulan data, dan teknik

analisis data.
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Peranan Remaja Masjid

Peranan berasal dari kata peran. Menurut KBBI “peran” berarti perangkat

tingkah yang diharapkan dimiliki oleh orang yang berkedudukan di

masyarakat.7

Organisasi remaja masjid merupakan salah satu komponen yang berfungsi

sebagai wahana pembinaan dan pemberdayaan umat, selain itu juga memiliki

peranan penting dalam menyebarkan syi’ar Islam ke tengah-tengah

masyarakat disekitarnya dengan program pembinaan yang berpusat di Masjid.

Peranan dan fungsi remaja masjid akan dapat berjalan secara efektif dan

efisien. Jika para aktivis remaja masjid memiliki kesungguhan dan keahlian

dalam mengelola organisasi tersebut.

Organisasi remaja masjid adalah perkumpulan atau perhimpunan pemuda

remaja Masjid yang biasanya terdapat di Masjid atau mushalla, yang

menjadikan Masjid atau mushalla sebagai pusat kegiatan pembinaan akidah,

akhlak, ukhuwah, keilmuan, dan keterampilan8

Tujuan organisasi remaja masjid secara umum yakni memakmurkan

masjid dengan kegiatan-kegiatan dan memberikan wadah untuk remaja

disekitar masjid dalam rangka menyalurkan daya kreatifitas mereka.

7
Lukman Ali, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, (Jakarta: PN. Balai Pustaka, 2019)
8
http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhiwar/article/view/1211 Diakses pada 22 Januari 2022

12
Peranan penting remaja Masjid bagi pembinaan remaja utamanya adalah

dalam hal mensosialisasikan nilai-nilai Islam kepada remaja sehingga dapat

diwujudkan dalam kehidupan nyata di masyarakat.9

Melalui berbagai kegiatan yang dilakukan oleh remaja Masjid, banyak

peran yang dapat dimainkan, antara lain sebagai berikut:

a) Mengembangkan anggota remaja masjid dan lingkungannya ke arah

kehidupan yang Islami, baik dalam kehidupan individu, masyarakat,

dan berbangsa.

b) Mendorong tumbuhnya gagasan atau pemikiran bagi remaja untuk

membantu kesejahteraan masyarakat, bahkan menciptakan karya-karya

kemanusiaan yang bermanfaat bagi masyarakat.

c) Membantu pengembangan sarana lingkungan sosial yang mampu

merangsang dan mengerakkan remaja Masjid untuk melakukan usaha

perbaikan lingkungan dan kualitas hidup umat, misalnya melalui

berbagai program pelayanan masyarakat, bakti sosial, dan lain-lain.10

B. Konsep Pembinaan Moral Remaja

Dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia, yang disusun oleh W.J.S

Purwadarminta, kata “moral” berarti ajaran tentang baik-buruk perbuatan dan

kelakuan (akhlak, kewajiban, dan sebagainya). Kata moral kerap kali dipakai

untuk menunjukan peraturan-peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari

seseorang individu atau dari suatu kelompok. Moral berarti tata tertib tingkah

laku yang dianggap dan luhur dalam suatu lingkungan atau masyarkat.

9
Ibid.
10
Ibid.

13
Istilah moral kadang dipakai sebagai kata yang mempunyai arti yang sama

dengan etika. Kata moral kerapkali dipakai untuk menunjukan peraturan-

peraturan tingkah laku dan adat istiadat dari seseorang individu atau dari

suatu kelompok.

Durkheim mengatakan bahwa moral mengandung tiga unsur, yaitu

disiplin, keterikatan pada kelompok, dan otonomi kehendak manusia. 11 Dari

tiga unsur tersebut pada dasarnya berasal dari diri manusia itu sendiri,

sedangkan dari manusia ada dua suara, pertama suara hati yang mengarah

kepada kebaikan, kedua suara was-was yang mengarah kepada keburukan.

Apabila keinginan untuk berbuat baik ditekan, dalam arti meninggalkan

untuk berbuat baik sesuai dengan norma yang berlaku, maka suara hati

memangil-mangil kearah yang lebih baik, suara hati ini mengingatkan bahwa

perbuatan ini kurang baik, suara itu berupa seruan dan himbauan yang

memaksa untuk didengarkan.12 Hal seperti itulah yang menimbulkan suatu

masalah moral terutama pada remaja, masalah moral yang terjadi pada remaja

ditandai oleh adanya ketidakmampuan remaja membedakan mana yang benar

dan mana yang salah, hal itu disebabkan oleh ketidak konsistenan dalam

konsep benar dan salah yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari.13

11
Emille, Durkheim, Pendidikan Moral Suatu Study Teori dan Aplikasi Sosiologi Pendidikan,
(Jakarta: Erlangga, 2020), 11.
12
Bambang, Doraeso, Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila, (Semarang: CV.Aneka
Ilmu, 2019), 25.
13
Heru. Mugiarso, Bimbingan Konseling Semarang, (Semarang: Pusat Pengembangan
MKU/MKDK-LP3 UNNES, 2021), 98.

14
Remaja dalam pandangan hukum dan perundang-undangan adalah mereka

yang berumur 13-17 atau 18 tahun. 14 Remaja dalam pengertian psikologi dan

pendidikan: remaja adalah tahap umur yang datang setelah masa kanak-kanak

berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik cepat. Pertumbuhan cepat yang

terjadi pada tubuh remaja, luar dan dalam itu membawa akibat yang tidak

sedikit terhadap sikap, prilaku, kesehatan serta kepribadian remaja.15

Pembinaan remaja merupakan suatu kegiatan yang sangat penting dan

perlu mendapat perhatian. Peranan remaja dalam meneruskan perjuangan

bangsa sangat diharapkan, ditangan pemudalah terletak kemajuan dan

kemunduran suatu bangsa. Remaja sering disebut juga generasi penerus yang

mempunyai peranan penting dalam estafet perjuangan bangsa, dengan

demikian pembinaan pada generasi muda tidak boleh ditangguh-tangguhkan.

Banyak pendapat yang mendefinisikan bahwa pembinaan adalah suatu usaha

yang dilakukan secara sadar, berencana, teratur dan terarah serta bertanggung

jawab untuk mengembangkan kepribadian dengan segala aspeknya.16

C. Kerangka Konseptual

Yang dkk, mengatakan bahwa model adalah suatu deskripsi naratif untuk

menggambarkan prosedur atau langkah-langkah dalan mencapai satu tujuan

khusus, dan langkah-langkah tersebut dapat dipergunakan untuk mengukur

keberhasilan atau kegagalan dalam mencapai tujuan. Sementara menurut Law

14
Zakiyah Darajat, Remaja Harapan dan Tantangan, (Jakarta: CV. Ruhama, 2021), Cet.II, 9.
15
Ibid. 11.
16
(http://www.masbied.com: 2019).di akses pada tanggal 22 Januari 2022

15
dan Kelton serta Sudarman model adalah representasi suatu system yang

dipandang dapat mewakili system yang sesungguhnya.17

Dari definisi-definisi yang dikemukakan di atas maka dapat dikatakan

bahwa suatu model memiliki karakteristik :

1. Merupakan deskriptif naratif

2. Memiliki prosedur atau langkah-langkah

3. Memiliki tujuan khusus

4. Digunakan untuk mengukur keberhasilan

5. Merupakan representasi suatu system.18

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

Desain penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif, karena lebih

mengutamakan kualitas dan kedalaman analisis data. Adapun yang dimaksud

dengan penelitian kualitatif adalah metode penelitian yang berlandasan pada

filsafat postpositisme, digunakan untuk meneliti pada objek yang alamiah,

sebagai lawannya adalah (eksperimen) dimana peneliti adalah instrumen kunci,


17
Sugiyono. Metode Penelitian Kualitatif. Alfabeta:Bandung 2020, 242.
18
Ibid. 242.

16
teknik pengumpulan data dilakukan dengan cara triangulasi (gabungan),

analisis data bersifat induktif.19

B. Sumber Data

Data merupakan bahan penting yang digunakan oleh peneliti untuk

menjawab pertanyaan atau menguji hipotesis dan mencapai tujuan penelitian.

Oleh karena itu, data dan kualitas data merupakan pokok penting dalam

penelitian karena menentukan kualitas hasil penelitian. Data diperoleh melalui

suatu proses yang disebut pengumpulan data. Pengumpulan data dapat

didefinisikan sebagai satu proses mendapatkan data empiris melalui informan

dengan menggunakan metode tertentu.20

Adapun sumber data yang berhubungan dengan penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder.

1. Data..Primer

Sumber data primer adalah suatu objek atau dokumen original material

mentah dari pelaku yang disebut data “first hand information” data yang

dikumpulkan dari situasi aktual ketika peristiwa terjadi dinamakan data

primer. Individu, kelompok fokus, dan satu kelompok responden secarra

khusus sering dijadikan peneliti sebagai sumber data primer. Dimana

sumber data primer diperoleh secara langsung dari pengurus remaja masjid

Al Mubarok dengan menggunakan teknik wawancara. Jumlah keseluruhan

19
Sugiono, Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dan R &D, (Bandung: Alfa
Beta, 2006), 10.
20
Ulber Silalahi, Metode Penelitian. 280.

17
informan yaitu 3 dari pengurus inti remaja masjid Al Mubarok dan ketua

takmir Masjid Al Mubarok Desa Kemasan.

2. Data Sekunder

Sumber data sekunder merupakan data yang dikumpulkan dari tangan kedua

atau dari sumber-sumber lain yang telah tersedia sebelum penelitian

dilakukan. sumber data sekunder meliputi komentar, interpretasi, atau

pembahasan tentang teori original. Dimana sumber data sekunder diperoleh

secara tidak langsung yaitu dengan melalui observasi atau pengamatan

peneliti di lingkungan sekitar. Selain itu juga diperoleh melalui dokumentasi

berupa data-data yang didapat dari remaja masjid Al Mubarok . Selain itu

data tambahan berupa buku dan skripsi yang berhubungan dengan judul

penelitian ini

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan teknik pengumpulan data

sebagai berikut, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

1. Wawancara

Berdasarkan sifat dasarnya, peneliti menggunakan teknik

wawancara tak berstruktur (Unstructured Interview). Wawancara tidak

berstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yag telah tersusun secara sistematis dan

lengkap untuk pengumpulan datanya. Pedoman wawancara yang digunakan

hanya berupa garis-garis besar permasalahan yang akan ditanyakan.21

21
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2020), 116.

18
2. Observasi

Nasution menyatakan bahwa, observasi adalah dasar semua ilmu

pengetahuan. para ilmuwan hanya dapat bekerja berdasarkan data, yaitu

fakta mengenai dunia kenyataan yang diperoleh melalui observasi.22

Marshall menyatakan bahwa “through observation, the researcher learn

about behavior and the meaning attached to those behavior”. Melalui

observasi, peneliti belajar tentang perilaku, dan makna dari perilaku

tersebut.23

Observasi adalah pengamatan yang dilakukan secara sengaja dan

sistematis mengenai fenomena-fenomena sosial dengan gejala-gejala untuk

kemudian dilakukan pencatatan24

Berdasarkan masalah dalam penelitian ini maka penulis menggunakan

metode observasi berstruktur. Penggunaan metode ini bertujuan untuk

menggambarkan keadaan tempat penelitian, kegiatan yang dilakukan para

pelaku serta aktivitas yang berhubungan dengan pembinaan moral remaja

yang tak terungkap dalam metode wawancara.

Dalam penelitian ini peneliti mencari data dengan cara datang

langsung ke objek penelitian mengamati dan melihat bagaimana peranan

remaja masjd Al Mubarok dalam membina moral remaja serta melihat apa

saja yang menjadi kendala bagi remaja masjid Al Mubarok dalam membina

moral remaja di wilayah Desa Kemasan, kemudian mencatat prilaku dan

kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan-keadaan sebenarnya.


22
Ibid. 106.
23
Ibid. 106.
24
Djoko Subagyo, Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, (Jakarta: Rineka Cipta, 2021), 23.

19
3. Dokumentasi

Menurut Saipul Annur, dokumentasi merupakan sumber data

lapangan yang telah tersedia dan berguna untuk memberikan gambaran

mengenai subjek penelitian.25

D. Teknik Analisi Data

Setelah semua data terkumpul maka langkah selanjutnya yakni, analisis

data. Disini peneliti menggunakan analisis deskriptif yang

bertujuan untuk menggambarkan keadaan atau status fenomena atau

pengumpulan data yang diklasifikasikan dua kelompok data dan digambarkan

dengan kata-kata atau kalimat, dipisah-pisahkan menurut kategori tertentu. 26

Langkah-langkah pada analisis data antara lain:

1. Reduksi Data

Langkah ini dimulai dengan observasi atau pengamatan yaitu untuk

mencatat dan menemukan hasil dari penelitian.

2. Display Data

Display data adalah menampilkan data dalam bentuk table, ataupun

uraian penjelasan agar data yang diperoleh dapat digunakan untuk menarik

kesimpulan.

3. Verifikasi dan Kesimpulan

Verifikasi merupakan peninjauan kembali catatan yang telah dibuat

oleh peneliti. Sedangkan penarikan kesimpulan merupakan proses penarikan

25
Saipul Annur, Metodologi Penelitian Pendidikan: Analisis Data Kuantitatif dan Kualitatif,
(Palembang: IAIN Raden Fatah Press, 2005). 92.
26
Ibid. 157.

20
intisari data-data yang terkumpul dalam bentuk pernyataan kalimat yang

tepat. Setelah data masuk kemudian dianalisis dan diverifikasi tentang

kebenarannya, akhirnya didapatkan simpulan akhir yang lebih baik dan

lebih jelas.

E. Teknik Keabsahan Data

Uji keabsahan data dalam penelitian kualitatif menurut Sugiyono

meliputi uji kredibilitas data, uji transferability, uji dependability, dan uji

comfirmability. Pada penelitian ini digunakan uji kredibilitas untuk menguji

keabsahan data. Uji kredibilitas data dilakukan dengan triangulasi.27

Triangulasi data dapat diartikan sebagai pengecekan data dari berbagai

sumber dengan berbagai cara, dan berbagai waktu. Terdapat 3 triangulasi

dalam keabsahan data, yaitu triangulasi sumber, triangulasi teknik, dan

triangulasi waktu. Pada penelitian ini peneliti menggunakan triangulasi sumber.

Triangulasi sumber adalah menguji kredibilitas data yang dilakukan dengan

cara mengecek data yang telah diperoleh melalui beberapa sumber.28

Triangulasi sumber akan dilakukan pada warga Desa Kemasan dari berbagai

kalangan yakni para tokoh masyarakat, pengurus masjid, remaja masjid, dan

remaja desa.

27
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif, (Bandung: ALFABETA, 2020), 185.
28
Ibid, 191

21
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Qahar, Mas’ud Hasan. 2018. Kamus Istilah Pengetahuan Populer.

Bandung: Bintang Pelajar

Ali, Lukman. 2019. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua, Jakarta: PN. Balai

Pustaka.

Budianto, Heri. “Peran Remaja Islam Masjid Bagi Remaja Di Era Millenial”, Jurnal

Edukasia Multikultura Vol. 1, Edisi 1, (2019).1

http://repository.iainbengkulu.ac.id/id/eprint/4175 diakses pada 21 Januari 2022

Bambang, Doraeso. 2019 .Dasar dan Konsep Pendidikan Moral Pancasila. Semarang:

CV.Aneka Ilmu.

Darajat, Zakiyah. 2021. Remaja Harapan dan Tantangan. Jakarta: CV. Ruhama.

Emille, Durkheim, Pendidikan Moral Suatu Study Teori dan Aplikasi Sosiologi

Pendidikan, (Jakarta: Erlangga, 2020), terjemahan Siswanto, 11.

Mugiarso, Heru. 2021. Bimbingan Konseling Semarang. Semarang: Pusat Pengembangan

MKU/MKDK-LP3 UNNES.

Nevihwa, Rahendra Maya, Moch. Yasyakur “Peran Perhimpunan Remaja Masjid At-

Taqwa (Permata) Dalam Meningkatkan Akhlakul Karimah Masyarakat Kampung

Ciampea Ilir Desa Tegalwaru Kecamatan Ciampea Kabupaten Bogor” jurnal

ProsA PAI (Prosiding Al Hidayah: Pendidikan Agama Islam)


http://jurnal.staialhidayahbogor.ac.id/index.php/ppai/article/view/293/257 diakses

pada 21 Januari 2022.

Subagyo, Djoko. 2021. Metode Penelitian dalam Teori dan Praktek, Jakarta: Rineka

Cipta.

Sugiono. 2006. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif Dan R &D, Bandung: Alfa

Beta.

Sugiyono. 2020. Metode Penelitian Kualitatif. Bandung: ALFABETA

Peran Keluarga dan Organisasi Remaja Masjid Dalam Dakwah Terhadap

Remaja”Jurnal “Al-Hiwar” Vol. 03, No. 06 Juli-Desember-2015

http://jurnal.uin-antasari.ac.id/index.php/alhiwar/article/view/1211 Diakses

pada 22 Januari 2022

(http://www.masbied.com: 2019).di akses pada tanggal 22 Januari 2022

Anda mungkin juga menyukai