PROPOSAL SKRIPSI
Oleh :
Helvando
NIM : 1930203152
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
tuntutan untuk menghormati agama lain dalam hubungan kerukunan antar umat
kapan saja, dan dilakukan oleh siapa saja.Pendidikan seakan sudah menjadi
suatu kebutuhan yang harus dipenuhi oleh orang yang hidup dibumi. Baik
secara sadar maupun tidak sadar manusia pasti pernah mengalami pendidikan
1
Akmal Hawi, Kompetensi Guru Pendidikan Agama Islam (Jakarta : PT. Raja grafindo
Persada, 2014),h.19.
“Usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan
ini mata pelajaran PAI di MTS yang didapat oleh peserta didik sebanyak 3 jam,
menghayati, dan mengamalkan ajaran islam masih minim maka dari itu, di
diadakan secara swadaya dari pihak sekolah maupun siswa-siswi itu sendiri
yang ada di setiap sekolah pun beragam jenis dan kegiatannya antara lain:
Pramuka, Pps, Paduan Suara, Seni, Olahraga, dan Risma (Remaja Masjid).
2
Undang-Undang Republik Indonesia, Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Pasal 1
Dalam penelitian ini peneliti akan melakukan penelitian pada
didik terhadap hal-hal baru dan mendorong mereka untuk lebih bereksplorasi
yang terbaik. Adapun kegiatan yang dilakukan siswa yang mengikuti Risma
(Remaja Masjid) antara lain : ceramah, sholat ashar berjamaah, dan membaca
beribadah siswa. Namun masih ada siswa yang kurang disiplin dalam
beribadah seperti lalai dan tidak tepat waktu dalam melaksanakan sholat
3
Ibnu Salman, “Evaluasi Program Ekstrakurikuler Keagamaan Di MAN 8 Jakarta,”jurnal
penelitian keagamaan dan kemasyarakatanv 29, no.2 (September 2016): h. 12.
berjamaah dan masih ada siswa yang pulang kerumah ketika sholat berjamaah
dilaksanakan.
sudah terbentuk menjadi karakter, peneliti merasa bahwa hal tersebut tentu
keagamaan yang dimaksud disini adalah sholat berjamaah. Hal tersebut karna
(remaja masjid) akan memiliki karakter disiplin yang kuat untuk kemudian
disiplin sholat berjamaah tersebut terlihat dari jumlah siswa yang mengikuti
Risma (Remaja Masjid) lebih banyak dari pada hari yang tidak diadakannya
kegiatan ekstrakulikuler Risma (Remaja Masjid) dengan hari lain tentu menjadi
hal yang tidak biasa. Pada hari dimana kegiatan ekstrakulikuler Risma (Remaja
Masjid) siswa yang sholat mencapai sekitar 40 siswa namun apabila dihari
saja5.
B. Identifikasi Masalah
dilaksanakan.
3. Berkurangnya jumlah siswa yang sholat berjamaah pada saat hari biasa
C. Batasan Masalah
D. Rumusan Masalah
MTS N 1 Cambai ?
E. Tujuan Penelitan
Cambai.
1. Secara teoritis
sama.
2. Secara praktis
a. Bagi guru
b. Bagi siswa
berjamaah.
c. Bagi sekolah
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
a. Pengertian ekstrakurikuler
perlu diusahakan adanya informasi yang jelas mengenai arti, tujuan dan
hasil yang diharapkan, peranan dan hambatan yang ada selama ini
6
Sudiro Husodo, “Peningkatan Prestasi Sekolah Menggunakan Bimbingan Teknis
Pengelolaan Kegiatan Ekstrakurikuler,” Jurnal Pendidikan Usia Dini v 8, no.1 (April 2014):h.141
dan bertaqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa; berbudi pekerti luhur;
secara khusus dan diikuti oleh peserta didik sesuai dengan kebutuhan
dan atau keberhasilan orang lain, datang tepat waktu. Sesuai dengan
sangat jelas. Secara singkat tujuan risma itu dapat dirumuskan sebagai
berikut:
1) Tujuan Umum
akhirat.
dengan esensi diri dan citra diri serta dzat yang Maha Suci yaitu
Allah SWT.
2) Tujuan Khusus
kondisi yang baik atau yang telah baik agar tetap baik atau
mahdhah maupun ghairu mahdhah. Dari sisi ini dapat dikatakan bahwa
ekonomimaupun sosial.
1) Memakmurkan Masjid
3) Kaderisasi Umat
a) Mampu bersosialisasi
b) Mengenal tingkatan
c) Tidak sombong
Abdul Basit, “Strategi Pengembangan Masjid Bagi Generasi Muda,” Jurnal Dakwah
8
e) Sederhana
organisasi risma
adalah sejenis perilaku taat atau patuh yang sangat terpuji. Tetapi
larangan Tuhan
diluar rumah akan sangat berbeda kondisinya dan tidak sesuai dengan
apa yang diajarkan dirumah).9 Seorang anak yang dari rumah sudah
diajarkan disiplin akan merasa asing jika ada teman sebaya atau lebih
tua tetapi tidak disiplin, akan tetapi kalau penanaman karakter cukup
mempunyai arti ketaatan dan kepatuhan pada aturan, tata tertib dan lain
sebagainya.10
berikut:
Madrasah,” Jurnal El-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang v 9, no.1 (Juni 2011): h.123.
10
Fatah Yasin, “Penumbuhan Kedisiplinan Sebagai Pembentukan Karakter Peserta Didik
Di Madrasah,” Jurnal El-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang v 9, no.1 (Juni 2011): h.
124.
melaksanakan segala sesuatu yang telah disetujui atau diterima
mengatakan:
pribadi murid dan bentuk kebiasaan dalam diri mereka, tunduk dan
ketertiban.
melanggar peraturan dan perintah yang diberikan orang tua, guru atau
tempat anak itu tinggal. Hal ini sesuai dengan Sastrapraja yang
berasal dari kata yang sama dengan “disciple”, yakni seorang yang
murid yang belajar dari mereka cara hidup yang menuju kehidupan
peraturan itu.
kontrol terhadap kelakuan, baik oleh suatu keluasan luar ataupun oleh
Di Madrasah,” Jurnal El-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang v 9, no.1 (Juni 2011): h.
125.
individu sendiri. Adapun Made Pidarta mendefinisikan “Disiplin”
adalah tata kerja seseorang yang sesuai dengan aturan dan norma yang
bekerja, kalau ia bekerja dengan waktu yang tepat, taat pada petunjuk
meliputi niat, akal pikiran, kata-kata dan perbuatan di dalam diri setiap
orang tua dan lain-lain. Sedang seseorang dikatakan bersiasat jika orang
Di Madrasah,” Jurnal El-Hikmah Fakultas Tarbiyah UIN Maliki Malang v 9, no.1 (Juni 2011): h.
126.
19
Menurut Singgih D Gunarsahfungsi disiplin adalah meresapkan
pengetahuan dan pengertian sosial antara lain hak milik orang lain,
merasa.13
akan digantikan prilaku yang lebih dapat diterima. Konsep positif dari
kematangan. Disiplin positif akan membawa hasil yang lebih baik dari
Wahyu Dkk, “Menanamkan Nilai Disiplin Anak Pada Lingkungan Keluarga Didesa
13
Sungai Pinang Lama Kecamatan Sungai Tabuk Kabupaten Banjar,” Jurnal Pendidikan
Kewarganegaraan v5, No.10 (November 2015): h.854.
dan larangan-larangan (peraturan). Peraturan ini harus ditaati bagiumat-Nya.
sebelum datang dari Allah suatu hari yang tidak dapat ditolak
kedatangannya”.
mengontrol dan menahan. Sebenarnya tidak hanya demikian, disisi lain juga
keteraturan.
14
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional, ... h. 9
pemerintah daerah dan/atau masyarakat.15 Sedangkan menurut Undang-
pengetahuan keagamaan.
15
Peraturan Pemerintah no 55 tahun 2007
16
Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 6 tahun 2003
2. Pembinaan Perilaku Keagamaan
a. Pengertian
tindakan, dan kegiatan yang dilakukan secara efisien dan efektif untuk
membantu mencapai tujuan organisasi. Oleh karena itu, proses ini terkait
adalah suatu usaha yang dilakukan secara teratur untuk mencapai tujuan
tertentu.
17
https://kbbi.web.id/bina diakses hari kamis tanggal 31 Januari 2019
18
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta : Teras, 2009), h.144
19
Mathis Robert, Jackson John, Manajemen Sumber Daya Manusia, (Jakarta : Salemba empat
keagamaan berasal dari kata dasar agama yang berarti sistem, prinsip
awalan “ke” dan akhiran “an” yang mempunyai arti sesuatu (segala
di luar kemampuan sadar atau tidak sadar, dia tidak bisa mencegah
20
W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia (Jakarta: PN. Balai Pustaka,
1991), h.569.
21
Rachmad Djatnika, Sistem Etika Islam (Akhlak Mulia), (Jakarta: Pustaka Panjimas,
Nya berupa perintah dan larangan serta petunjuk kesejahteraan dalam
“bentuk atau ekspresi jiwa dalam berbuat, berbicara sesuai dengan ajaran
Islam.22
Tuhan Yang Maha Esa. semisal aktifitas keagamaan seperti shalat, zakat,
yang berkaitan dengan aktifitas yang tampak dan dapat dilihat mata, tapi
merupakan sebab dari tingkah laku, artinya bahwa apa yang difikirkan
dan dirasakan oleh individu itu menentukan apa yang akan diajarkan,
22
Anwar. Pengertian-perilaku-keagamaan. (online). (http: //id.shvoong,com/ social-
sciences/ counseling/2012/05/1/ menurut. Html, diakses 20 September 2018.
23
Mursal dan H.M.Taher, Kamus Ilmu Jiwa dan Pendidikan (Bandung: Al-ma’arif,1999),
pribadian anak yang ikut serta menentukan pembentukan perilakunya.
maupun perbuatannya.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis penelitian
perilaku, persepsi, motivasi, tindakan dan lain lain. Secara holistik, dan dengan
mendeskripsikan dalam bentuk kata kata dan bahasa, pada suatu konteks khusu
dilakukan dengan cara mendeskripsikan data dalam bentuk kata kata dan
B. Lokasi Penelitian
1. Tempat penelitian
1. Populasi penelitian
tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
24
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, Dan
25
R&D, (Bandung: Alfabeta,2018).h. Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan:
Pendekatan , Kualitatif, Dan R&D,(Bandung: Alfabeta,2018).h.80
a. Observasi
1 Cambai.
Peneliti melakukan observasi di lingkungan MTS N 1 Cambai. Hal-hal
disekolah.
b. Dokumentasi
menggunakan dokumen yang ada. Dengan metode ini diperoleh catatan atau