Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan sebuah upaya dalam mencerdaskan kehidupan

anak bangsa melalui berbagai proses pembinaan dan pembelajaran yang akan

mengembangkan potensi yang dimiliki peserta didik dengan tujuan

meningkatkan kemampuan baik kemampuan kognitif, psikomotorik maupun

efektif. Pendidikan bukan sesuatu yang sederhana melainkan sesuatu yang

kompleks yang dalam pelaksanaannya memerlukan perhatian serius dengan

salah satu upaya melakukan pengelolaan yang baik.

Dalam Undang-Undang tentang Sistem Pendidikan Nasional No 20

Tahun 2003, BAB 1 Pasal 1 Ayat 1 mengemukakan bahwa:

Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan


suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara
aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan
spiritual keagamaan, pengendalian diri, keperibadian, kecerdasan,
akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat
dan negara.1

Perkembangan ilmu pengetahuan telah membawa perubahan yang

signifikan terhadap berbagai dimensi kehidupan manusia baik ekonomi, sosial,

politik, budaya maupun pendidikan. Agar pendidikan tidak tertinggal

1
Rusmaini, Ilmu Pendidikan, (Palembang :Grafika Telindo Press, 2014), hlm. 2

1
2

dari perkembangan tersebut perlu adanya penyesuaian-penyesuaian, terutama yang

berkaitan dengan faktor pendidikan di sekolah seperti : kurikulum, tujuan pendidikan,

anak didik dan lingkungan.

Sebagai bentuk menjalankan undang-undang pendidikan Menurut Komri:

Pendidikan adalah usaha sadar yang dilakukan orang dewasa (pendidik)


dalam menyelanggarakan kegiatan pengembangan diri peserta didik agar
menjadi manusia yang paripurna sesuai dengan tujuan yang telah
ditentukan sebelumnya.Dengan pendidikan bisa membantu manusia
mengangkat harkat dan martabatnya dibandingkan dengan manusia yang
tidak berpendidikan.2

Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan nonpokok yang dilakukan

di luar kegiatan kurikuler (pokok) sebagai sarana untuk menambah pengetahuan

dan memperdalam materi-materi yang telah diajarkan di sekolah oleh guru

kepada peserta didik untuk dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia

Nomor 81A Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman Kegiatan

Ekstrakurikuler mengemukakan bahwa:

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta


didik di luar jam belajar kurikulum standar sebagai perluasan dari
kegiatan kurikulum dan dilakukan di bawah bimbingan sekolah dengan
tujuan untuk mengembangkan keperibadian, bakat, minat, dan
kemampuan peserta didik yang lebih luas atau di luar minat yang di
kembangkan oleh kurikulum.3

2
Kompri, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Arruz Media, 2016), Cet.II, hlm.15
3
Permendikbud No. 81A Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Kegiatan Ekstrakurikuler, hlm. 2
3

Pada dasarnya peserta didik merupakan pribadi yang tumbuh dan

berkembang, yang memiliki kesamaan dan juga memiliki perbedaan-perbedaan.

Setiap peserta didik memiliki sifat dan ciri khas masing-masing. Agar peserta

didik dapat berkembang secara optimal, maka sekolah dalam melaksanakan

proses pendidikan hendaknya memperhatikan setiap kepribadian peserta didik.

Peserta didik adalah anggota masyarakat yang berusaha mengembangkan


potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik
pendidikan informal, formal maupun nonformal. Peserta didik merupakan
klien penting di sekolah yang harus diberikan pelayanan atau suguhan
yang baik dalam proses pendidikan. Tidak hanya proses belajar mengajar
di kelas, melainkan kegiatan di luar sekolah. Sekolah harus memberikan
porsi yang seimbang antara kegiatan intrakurikuler dan kegiatan
ekstrakurikuler.4

Kegiatan Intrakurikuler merupakan kegiatan yang telah ditentukan dalam

kurikulum yang pelaksanaannya dilakukan pada jam-jam pelajaran dan setiap

peserta didik wajib mengikuti kegiatan intrakurikuler. Sedangkan kegiatan

ekstrakurikuler merupakan kegiatan peserta didik yang dilaksanakan di luar

ketentuan yang telah ada di dalam kurikulum.5 Contoh kegiatan ekstrakurikuler :

Rohis, Pramuka, Basket, Teater, Karya Ilmiah Remaja (KIR), Palang Merah

Remaja (PMR),kesenian dan lain-lain.

G.R.Terry dalam buku Principles Of Managementmemberi definisi di

kutip oleh Sukarna sebagai berikut:Penggerakan (Actuating) ialah

membangkitkan dan mendorong semua anggota kelompok agar supaya

4
Teguh Triwiyanto, Pengantar Pendidikan, (Jakarta : Bumi Aksara, 2014), hlm.75
5
Tim Dosen Universitas Pendidikan Indonesia, Manajemen Pendidikan, (Alfabeta),
hlm. 212
4

berkehendak dan berusaha dengan keras untuk menncapai tujuan dengan ikhlas

serta serasi dengan perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak

pimpinan.6

Di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah telah melaksanakan berbagai bentuk

kegiatan ekstrakurikuler di antaranya adalah kegiatan kaligrafi. Kaligrafi adalah

suatu wadah atau organisasi pelajar yang mempunyai tugas dan tanggung jawab

untuk melakukan keterampilan-keterampilan yang indah baik di lingkungan

internal sekolah maupun masyarakat yang berada disekitarnya.7Tingginya

kedudukan tersebut disebabkan pula oleh anggapan bahwa seni kaligrafi adalah

seni tauhid yang merupakan inti ajaran islam. Ciri-cirinya menonjol dari

penampilannya yang abstrak, yang karenanya kerap disebut “seni abstrak”,

sehingga terjauh dari kemungkinan gambaran-gambaran yang menjurus kepada

obyek-obyek syirik atau sesembahan semisal seni patung, atau seni suara dan tari

yang kerap merangsang hawa nafsu dan menimbulkan perbuatan maksiat.8.

Dari data-data yang telah diobservasi dan dari hasil wawancara dengan

pembina kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah.9 Dalam pelaksanaan

6
Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, Cet. ke II, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hlm
82
7
Observasi, Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten
Banyuasin (23 Februari 2019, pukul 10:00) di Ruang Kaligrafi.
8
Kementrian Agama RI, Keterampilan Menulis Kaligrafi Bagi Santri Pondok
Pesantren, (Jakarta: Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, 2001), hlm 6-7.
9
Wawancara dengan Bpk Abdurrahman, Pembina Kaligrafi, (23 Februari 2019,
pukul 10:20) di Ruang kaligrafi.
5

kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi saat ini belum berjalan aktif dalam pelaksanaan

arahan dan motivasi, adapun faktornya yaitu kurangnya koordinasi antara

pembinadan anggota kaligrafi sehingga dalam pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi saat ini tidak berjalan aktif yang biasanya dilaksanakan

dalam 2 kali seminggu namun, karena faktor tersebut terkadang hanya

dilaksanakan dalam 1 kali seminggu.

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, penulis tertarik untuk meneliti

lebih lanjut dan membahas skripsi dengan judul “Pelaksanaan Kegiatan

Ekstrakurikuler Kaligrafi Di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan

Sembawa Kabupaten Banyuasin”

B. Rumusan Masalah

Dari latar belakang masalah diatas di temukan beberapa permasalahan yang

perlu dibahas lebih lanjut antara lain:

1. Bagaimanakah pelaksanaan kegiatan eksrtakurikuler kaligrafi di Pondok

Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin?

2. Apakah faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan eksrtakurikuler

kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa

Kabupaten Banyuasin?
6

C. Tujuan Penelitian

Tujuan merupakan titik pijak untuk aktivitas yang dilaksanakan, sehingga

perlu dirumuskan secara jelas. Dalam penelitian inilah perlu adanya tujuan yang

berfungsi sebagai acuan pokok terhadap masalah yang diteliti, sehingga peneliti

dapat bekerja secara terarah dalam mencari data sampai pada langkah pemecahan

masalahnya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Untuk mendeskripsikan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di

Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten

Banyuasin.

2. Untuk mengetahui apakah faktor yang mendukung dan menghambat kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan

Sembawa Kabupaten Banyuasin.

D. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat dan kontribusi

bagi pihak yang berkepentingan (stokeholders), yaitu bagi:

1. Ilmu Pendidikan

Sebagai informasi yang berguna yang menambah wawasan keilmuan yang

bisa dijadikan referensi bagi penelitian selanjutnya.

2. Sekolah

Sebagai bahan evaluasi terkait pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi

di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten

Banyuasin agar lebih baik dimasa yang akan datang.


7

3. Peneliti

Sebagai bahan kajian atau informasi terutama dalam hal penelitian serta

menambah pengetahuan dan pengalaman.

4. Siswa

Menumbuhkan kesadaran siswa tentang kesehatan itu penting untuk

dipelajari serta menambah wawasan ilmu penegetahuan siswa dan

meningkatkan minat siswa untuk meningkatkan prestasinya khususnya

dalam bidang non akademik.

E. Tinjauan Pustaka

Sehubungan dengan adanya ide dan gagasan penulis tentang skripsi

berjudul “Pelaksanaan kegiatan Ekstrakurikuler Kaligrafi di Pondok Pesantren

Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin”. Dengan ini

penulis meneliti dan mengkaji terlebih dahulu pada penelitian yang ada

hubungannya dengan skripsi yang akan penulis angkat.

Pertama, Pada skripsi Misbachul Munir (2012) yang berjudul

”Implementasi Pembelajaran Kaligrafi Arab (Khat) Kelas V Di Madrasah

Ibtidaiyah Sultan Agung Depok Sleman”, menurutnya hasil penelitian

menunjukkan bahwa pentingnya pembelajaran seni kaligrafi dalam melatih

kemahiran menulis bahasa arab.10

Persamaan dengan peneliti diatas adalah sama sama membahas tentang

10
Misbachul Munir , Implementasi Pembelajaran Kaligrafi Arab (Khat) Kelas V Di
Madrasah Ibtidaiyah Sultan Agung Depok Sleman: Depok: 2012.
8

Pelaksanaan kegiatan kaligrafi, sementara perbedaan penelitian dengan

penelitian yang akan penulis teliti adalah penulis meneliti tentang Pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di pondok pesantren sabilul hasanah

kecamatan sembawa kabupaten banyuasin. sedangkanpenelitian diatas meneliti

tentang Implementasi Pembelajaran Kaligrafi Arab (Khat) Kelas V Di Madrasah

Ibtidaiyah Sultan Agung Depok Sleman”.

Kedua, Pada skripsi Laily Hidayati (2013) yang berjudul ”Pembelajaran

Seni Kaligrafi Arab (Khat) Dalam Melatih Maharah Al Kitabah Di MTS Minat

Kesugihan Cilacap”, menurutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa mengasah

dan meningkatkan kreatifitas seni atau keindahan pada kaligrafi, kemudian agar

peserta didik dapat menulis huruf hijaiyah dengan benar sesuai kaidah.11

Persamaan dengan peneliti diatas adalah sama sama membahas tentang

kegiatan kaligrafi, sementara perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan

penulis teliti adalah penulis meneliti tentang Pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi di pondok pesantren sabilul hasanah kecamatan

sembawa kabupaten banyuasin. sedangkan penelitian diatas meneliti tentang

Pembelajaran Seni Kaligrafi Arab (Khat) Dalam Melatih Maharah Al Kitabah

Di MTS Minat Kesugihan Cilacap”

Ketiga, Pada skripsi Prayugo Budi (2016) “ Pengembangan Karakter

Kreatif Siswa Melalui Ekastrakurikuler Kaligrafi Di MI Ma’Arif Kadipaten

11
Laily Hidayati, Pembelajaran Seni Kaligrafi Arab (Khat) Dalam Melatih Maharah Al
Kitabah Di MTS Minat Kesugihan Cilacap: Cilacap: 2013.
9

Ponorogo, menurutnya hasil penelitian menunjukkan bahwa meningkatkan

kemampuan menghasilkan sesuatu yang baru dan original yang berwujud ide-ide

dan alat-alat, serta lebih spesifik lagi, keahlian menemukan sesuatu yang baru.12

Persamaan dengan peneliti diatas adalah sama sama membahas tentang

kegiatan kaligrafi, sementara perbedaan penelitian dengan penelitian yang akan

penulis teliti adalah penulis meneliti tentang Pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi di pondok pesantren sabilul hasanah kecamatan

sembawa kabupaten banyuasin. sedangkan penelitian diatas meneliti tentang

“Pengembangan Karakter Kreatif Siswa Melalui Ekastrakurikuler Kaligrafi Di

MI Ma’Arif Kadipaten Ponorogo”.

F. Definisi Konsep

Adapun definisi-definisi konsep yang perlu dibahas di antaranya sebagai

berikut:

1. Pelaksanaan(Actuating) ialah membangkitkan dan mendorong semua

anggota kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras

untuk menncapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan perencanaan dan

usaha-usaha pengorganisasian dari pihak pimpinan.13

2. Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar jam pelajaran

biasa yang dilakukan di sekolah/ luar sekolah untuk membantu

12
Prayugo Budi, Pengembangan Karakter Kreatif Siswa Melalui Ekastrakurikuler
Kaligrafi Di MI Ma’Arif Kadipaten Ponorogo,Ponorogo: 2016.
13
Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, Cet. ke II, (Bandung: Mandar Maju, 2011), hlm 82
10

pengembangan peserta didik sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan

minat mereka melalui kegiatan yang secara khusus di selenggarakan oleh

pendidik dan atau tenaga kependidikan yang berkemampuan dan

berkewenangan di sebuah sekolah/madrasah secara berkala dan

terprogram.14

3. Khat/ kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk

anatomi huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkainya menjadi

komposisi tulisan yang bagus, atau apa-apa yang ditulis di atas garis-garis,

bagaimana cara menulisnya dan mana pula yang perlu digores, menentukan

mana-mana yang perlu diubah dan dengan metode bagaimana

mengubahnya.15

Dari definisi konsep di atas maka dapat disimpulkan bahwa maksud dari

penelitian ini adalah tentang proses pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

kaligrafi baik itu dari segi kepemimpinan, pemberian motivasi, koordinasi dan

komunikasi dalam mengembangkan minat, bakat dan potensi siswa yang

mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi.

14
Suwardi dan Daryanto, Manajemen Peserta Didik, (Yogyakarta : Gaya Media, 2017),
Cet. I hlm. 136
15
Kementrian Agama RI, Keterampilan Menulis Kaligrafi Bagi Santri Pondok
Pesantren, (Jakarta: Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, 2001), hlm 5-6.
11

G. Kerangka Teori

Dalam sebuah penelitian sangat dibutuhkan berbagai teori karena teori itu

sendiri sangat menentukan berhasil atau tidak suatu penelitian. Maka untuk

membantu menyelesaikan penelitian ini diperlukan teori yang relevan dengan

tujuan penelitian.Adapun kerangka teori yang dapat membantu peneliti dalam

penelitian ini yaitu:

1. Pelaksanaan (actuating)

a. Pengertian Pelaksanaan

Pada dasarnya pelaksanaan sering juga disebut dengan

penggerakan. Pengerakan adalah terjemahan dari bahasa Inggris

Actuating, dimana kata ini berasal dari actuare bahasa Latin.

Menurut G R Terry yang mengutif dalam buku sukarna dalam

buku Principles of Management:

Penggerakan ialah membangkitkan dan mendorong semua anggota


kelompok agar supaya berkehendak dan berusaha dengan keras
untuk mencapai tujuan dengan ikhlas serta serasi dengan
perencanaan dan usaha-usaha pengorganisasian dari pihak
pimpinan.16

Pengertian actuating dapat diartikan sebagai pelaksanaan untuk

menjalankan, atau menggerakkan anggotan, dan mendorong yang tidak lain

merupakan upaya mewujudkan rencana menjadi realisasi melalui berbagai

pengarahan dan motivasi supaya anggota atau karyawan tersebut dapat

16
Sukarna, Dasar-dasar Manajemen, ( Jakarta : Mandar Maju, 2011), hlm. 84
12

melaksanakan kegiatan atau pekerjaannya secara optimal sesuai tugas dan

tanggung jawabnya masing-masing.

Dalam proses pelaksanaan ada beberapa poin dari pelaksanaan yaitu:

1. Penungasan/ Intruksi/ Komando.


2. Koordinasi.
3. Motivasi.
4. Pimpin/ Arahan/ Awasi.17

b. Fungsi dan Tujuan Pelaksanaan

Fungsi penggerakan (actuating) merupakan bagian dari proses

pengarahan dari pimpinan kepada karyawan agar dapat mempunyai

prestasi kerja menggunakan potensi yang ada pada dirinya. Adapu fungsi

pokok penggerakan (actuating) di dalam manajemen adalah:

1) Mempengaruhi seseorang (orang-orang) supaya bersedia menjadi


pengikut
2) Menaklukan gaya tolak seseorang
3) Membuat seseorang atau orang-orang suka mengerjakan tugas
dengan lebih baik
4) Mendapatkan, memelihara dan memupuk kesetiaan pada pimpinan,
tugas daan organisasi tempat mereka bekerja
5) Menanamkan, memelihara dan memupuk rasa tanggung jawab
seseorang teerhadap Tuhan nya, Negara dan masyarakat.18
Tujuan penggerakan (actuating) dalam organisasi adalah usaha atau

tindakan dari pemimpin dalam rangka menimbulkan kemauan dan membuat

bawahan tahu pekerjaannya, sehingga secara sadar menjalankan tugasnya sesuai

17
Rusli Syarif, Peningkatan Produktivitas Terpadu (PPT),(Bandung: Angkasa:
1990), hlm 15.
18
Andri & Endang, Pengantar Manajemen, (Yogyakarta: Mediatera, 2015), hlm. 47
13

dengan rencana yang telah di tetapkan sebelumnya. Adapun tujuan dari

penggerakan (actuating) adalah:

1) Memberikan semangat, motivasi, inspirasi, atau dorongan sehingga timbul


kesadaran dan kemauan para petugas untuk bekerja dengan baik.
2) Pemberiaan bimbingan lewat contoh-contoh tindakan atau teladan, yang
meliputi beberapa tindakan seperti: pengambilan keputusan, mengadakan
komunikasi agar ada bahasa yang sama antara pemimpin dan bawahan,
memilih orang-orang yang menjadi angggota kelompok, dan memperbaiki
sikap, pengetahuan, dan keterampilan bawahan dalam pelaksanaan tugas
harus diberikan dengan jelas dan tegas agar terlaksana dengan baik dan
terarah pada tujuan yang telah ditetapkan.
3) Pengarahan yang dilakukan dengan memberikan petunjuk-petunjuk yang
benar, jelas, dan tegas. Segala saran-saran dan perintah atau intruksi kepada
bawahan dalam pelaksanaan.19

c. Langkah-Langkah dalam Pelaksanaan

Menurut Munir dan Wahyu Ilaihi di dalam proses actuating ada

beberapa point yang menjadi kunci dari kegiatan manajemen yaitu:20

1) Pemberian Motivasi
Salah satu karakteristik utama yang harus dimiliki oleh seorang
pemimpin adalah kemampuannya untuk memotivasi yang lain dalam
mencapai tujuan atau misi organisasi. Kemampuan, keterampilan dan
kecakapan karyawan sangat diperlukan dalam sebuah perusahaan tetapi
yang terpenting adalah keinginan dan kemauan untuk bekerja giat demi
mencapai hasil yang optimal
2) Pembimbingan
Proses actuating atau penggerakan anggota untuk melaksanakan tugas-
tugas yang telah dikoordinasikan pada setiap bidang dibutuhkan suatu
arahan atau bimbingan. Hal dimaksudkan untuk membimbing para
anggota yang terkait guna mencapai sasaran dan tujuan yang telah
dirumuskan.
3) Koordinasi

19
Ibid, hlm 49
20
Munir dan Wahyu Ilaihi, Manajemen Dakwah, (Jakarta: Kencana Prenda Media
Group, 2009), hlm 78
14

Penjalinan hubungan atau koordinasi dibutuhkan untuk menjamin


terwujudnya harmonisasi di dalam suatu kegiatan. Dengan menjalin
hubungan, dimana para pengurus atau anggota yang ditempatkan dalam
berbagai bidang dihubungkan satu sama lain dalam rangka mencapai
tujuan.
4) Komunikasi
Komunikasi dibutuhkan untuk timbal balik antara pimpinan dengan para
pelaksana kegiatan yang artinya kinerja komunikasi sangat penting
dalam sebuah organisasi untuk mencapai tujuan yang ingin dicapai.

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan baahwa tercapainya suatu tujuan

bukan hanya tergantung kepada planning dan organizing yang baik, melainkan

juga tergantung kepadapenggerakan dan pengawasan. Perencanaan dan

pengorganisasian hanyalah merupakan landasan yang kuat untuk adanya

penggerakan yang terarah kepada sasaran yang dituju penggerakan tanpa

planning tidak akan berjalan efektif karena dalam perencanaan itulah di tentukan

tujuan, standard, metode kerja, prosedur dan program.

2. Ekstrakurikuler Kaligrafi

Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang diselenggarakan di luar jam

pelajaran yang tercantum dalam susunan program sesuai dengan keadaan dan

kebutuhan sekolah. Kegiatan esktrakurikuler berupa kegiatan pengajaran dan

kegiatan perbaikan yang berkaitan dengan program kurikuler. Kegiatan untuk

mementapkan pembentukan pribadi seperti kepramukaan, UKS, olahraga, palang


15

merah, kesenian dan kegiatan yang lainnya dengan menggunakan waktu di luar

jam pelajaran yang tercantum dalam susunan program.21

Sebagai kegiatan pembelajaran dan pengajaran di luar kelas, ekstrakurikuler

ini mempunyai fungsi dan tujuan untuk :

a. Meningkatkan kemampuan peserta didik sebagai anggota masyarakat dalam


mengadakan hubungan timbal balik dengan lingkungan sosial, budaya, dan
alam semesta.
b. Menyalurkan dan mengembangkan potensi dan bakat peserta didik agar
menjadi manusia yang berkreativitas tinggi dan penuh dengan karya.
c. Melatih sikap disiplin, kejujuran, kepercayaan, dan tanggung jawab dalam
menjalankan tugas.
d. Mengembangkan etika dan akhlak yang mengintegrasikan hubungan dengan
Tuhan, Rosul, manusia, alam semesta, bahkan diri sendiri.
e. Mengembangkan sensitivitas peserta didik dalam melihat persoalan-
persoalan sosial-keagamaan sehingga menjadi insan yang produktif terhadap
permasalahan sosial keagamaan.
f. Memberikan bimbingan dan arahan serta pelatihankepada peserta didik agar
memiliki fisik yang sehat, bugar, kuat, cekatan, dan trampil.
g. Memberi peluang peserta didik agar memiliki kemampuan untuk komunikasi
(Human Relation) dengan baik, secara verbal dan nonverbal.22
Kata kaligrafi (bahasa Inggris: Calligraphy) berasal dari bahasa latin

kalios yang berarti “Indah” dan graph yang berarti “tulisan” atau “aksara”.

Gabungan arti seluruhnya menjadi “tulisan indah” atau “aksara indah”

(aksarindah), “kepandaian menulis elok” atau “tulisan elok”. Penulisannya

21
Ali Imron, dkk. Manajemen Pendidikan, ( Malang : Penerbit Universitas Negeri
Malang, 2003 ), Cet, I hlm.31
22
Kompri, Manajemen Pendidikan, (Yogyakarta: Arruz Media, 2016), Cet.II, hlm.
228
16

disebut kaligrafer. Bahasa Arab menyebutnya khat yang bararti “garis” atau

“tulisan indah” (al-khitabah al-jamilah). Penulisannya disebut khattat.

Khat/ kaligrafi adalah suatu ilmu yang memperkenalkan bentuk-bentuk


anatomi huruf tunggal, letak-letaknya dan cara-cara merangkainya
menjadi komposisi tulisan yang bagus, atau apa-apa yang ditulis di atas
garis-garis, bagaimana cara menulisnya dan mana pula yang perlu
digores, menentukan mana-mana yang perlu digubah dan dengan metode
bagaimana menggubahnya.23

3. Faktor yang mempengaruhi

Terdapat dua faktor yang mempengaruhi pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi yaitu:

a. Faktor Pendukung
1) Dukungan dari pihak sekolah/yayasan.
2) Peran guru (tenaga mengajar yang kompeten).
3) Sarana dan prasarana yang cukup mmadai.
4) Dukungan dari orang tua.
b. Faktor Penghambat
1) Perhatian dan semangat siswa yang kurang.
2) Terdapat siswa-siswi yang yang belum lancar dalam menulis.24

Dari penjelasan di atas dapat di simpulkan bahwa tercapainya suatu

tujuan bukan hanya tergantung kepada planning dan organizing yang baik,

melainkan juga tergantung kepada faktor

penghambat dan pendukung. Faktor penghambat dan pendukung juga

sebagai landasan yang kuat untuk adanya penggerakan yang terarah kepada

sasaran yang dituju penggerakan tanpa planning tidak akan berjalan efektif

23
Kementrian Agama RI, Keterampilan Menulis Kaligrafi Bagi Santri Pondok
Pesantren, (Jakarta: Proyek Peningkatan Pondok Pesantren, 2001), hlm 5-6.
24
Aliba‟ul chusna, Peran guru dalam menggembangkan menulis arab melalui
ekstraku rikuler kaligrafi di MIN 6 Ponorogo.(IAIN Ponorogo: Ibriesz), hlm 153
17

dan harus juga memperhatikan faktor penghambat dan pendukung dalam

kegiatan ekstrakurikuler.

H. Metodologi Penelitian

Metode penelitian di sini dapat diartikan suatu analisi dan pengaturan

yang sistematik mengenai kepenyelidikan atau penelitian ilmiah. Uraian

mengenai metode penelitian ini meliputi jenis penelitian, sumber dan jenis data,

teknik pengumpulan data dan teknik analisis data.

1. Jenis Penelitian

Di tinjau dari pendekatannya, penelitian ini adalah termasuk jenis

penelitian deskriptif kualitatif, yang merupakan sebagai metode penelitian

yang menggambarkan/melukiskan keadaan subyek/obyek penelitian

(seseorang, lembaga, masyarakat dan lain-lain) pada saat sekarang

berdasarkan fakta-fakta yang tampak sebagaimana adanya.25

2. Jenis dan Informan Penelitian

a. Jenis Data

Jenis data yang di kumpulkan adalah kualitatif yang mana dalam

penelitian ini peneliti menggunakan data melalaui informasi yang

mendeskripsikan tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di

Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten

Banyuasin dan faktor pendukung,penghambat dalam pelaksanaan

25
Moh Naziir, Metode Penelitian, (Bogor : Ghalia Indonesia, 2013), hlm.81
18

kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah

Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.

b. Informan Penelitian

1) Informan Kunci (key Informan) yaitu data yang diperoleh atau bersumber

dari tangan pertama (first hand data)26 atau data yang dikumpulkan

langsung dari individu-individu yang akan diteliti, tidak melalui orang lain

yaitu data ini didapat dengan melalui narasumber atau dalam istilah

teknisnya informen, yaitu orang yang kita jadikan objek penelitian atau

orang yang kita jadikan sebagai sarana mendapatkan informasi ataupun

data. Adapun informen kunci tersebut yaitu Pembina ekstrakurikuler

kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa

Kabupaten Banyuasin.

2) Informan Pendukung yaitu data yang diperoleh dari orang kedua atau bisa

disebut dengan data penunjang. Informan pendukung dalam penelitian ini

yaitu siswa-siswi yang mengikuti kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi dan

mengenai deskripsi lokasi penelitian, serta landasan teori yang bersumber

dari arsip-arsip, dokumen-dokumen yang berhubungan dengan penelitia ini

diperoleh melalui metode studi dokumentasi.

26
Anas Sudijono, Pengantar Statistik Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo
Persada, 2017), hal. 19.
19

3. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan dalam data yang

digunakan adalah:

a. Observasi

Observasi adalah pengamatan dan pencatatan secara sistematik

terhadap gejala yang tampak pada objek penelitian.27 Observasi sendiri

merupakan suatu cara mengumpulkan data dengan jalan mengadakan

pengamatan terhadap kegiatan yang sedang berlangsung. Dalam observasi

ini peneliti melakukan pengamatan secara langsung yang mengenai kegiatan

esktrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan

Sembawa Kabupaten Banyuasin.

Observasi digunakan untuk mengetahui secara langsung kondisi riil

objek penelitian di lapangan yaitu meliputi keadaan pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah, seperti

penugasan, koordinasi, motivasi serta pengarahannya. Teknik ini penulis

gunakan untuk memperoleh data yang relevan mengenai pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah

Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.

27
Wiratna Sujatweni, Metodologi Penelitian, ( Yogyakarta : Pustaka Baru Press,
2014), hlm. l75
20

b. Wawancara

Wawancara adalah salah satu instrumen yang digunakan untuk

menggali data secara lisan yang berlangsung antara dua orang atau lebih,

bertatap muka langsung dan mendengarkan informasi-informasi yang

disampaikan.28 Dalam wawancara ini Peneliti menanyakan langsung

mengenai bagaimana pembina kegiatan ekstrakurikuler memberikan

motivasi, bimbingan, koordinasi, dan komunikasi dalam pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah

Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin. Dalam wawancara ini di

tujukan kepada pembianakaligrafi dan siswa yang mengikuti kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan

Sembawa Kabupaten Banyuasin.

Dari data-data yang telah diobservasi dan dari hasil wawancara dengan

pembina kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa

Kabupaten Banyuasin.29 Dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi

saat ini belum berjalan aktif dalam pelaksanaan arahan dan motivasi, adapun

faktornya yaitu kurangnya minat santri dalam belajar kaligrafi sehingga dalam

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi saat ini tidak berjalan aktif

28
Ibid., hlm. 177
29
Wawancara dengan Bpk Abdurrahman, Pembina Kaligrafi(22 Januari 2019,
pukul 10:20) di Sanggar Kaligrafi Pondok Pesantren Sabilul Hasanah.
21

yang biasanya dilaksanakan dalam 2 kali seminggu namun, karena faktor

tersebut terkadang hanya dilaksanakan dalam 1 kali seminggu.

c. Dokumentasi

Dokumentasi yaitu pengumpulan data yang diperoleh dari laporan

kejadian-kejadian yang berisi penyimpanan informasi dalam bidang

pengetahuan, pemberian dan pengumpulan bukti dan keterangan (seperti

gambar, kutipan dan bahan referansi lain).30 Sedangkan metode dokumentasi

yang di maksud adalah mencari data mengenai hal-hal yang berupa catatan,

transkip, buku, surat kabar, majalah, parasit, notulen rapat agenda dan

sebagainya, digunakan untuk memperoleh data melaui data-data yang tertulis

dari sekolah. Metode ini digunakan untuk mengumpulkan data tentang

gambar, program kerja, jadwal kegiatan, dan perestasi-prestasi yang telah

diraih dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok

Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin.

d. Triangulasi data

Triangulasi dalam pengujian kredibilitas ini dengan cara membanding-

bandingkan antara sumber, teori, maupun metode penelitian. Dengan

demikian dibagi tehnik keabsahan data, yaitu:31

a. Triangulasi sumber

30
Burhan Bungin, Penelitian Kualitatif Komunikasi, Ekonomi, Kebijakan Publik, dan
Ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Prenada Media Group, 2011), hlm. 124
31
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif, dan
R & D).(Bandung: Alfabeta, CV, 2014), hlm. 372
22

Menggunakan berbagai sumber data seperti dokumen, arsip, hasil

wawancara, hasil observasi atau juga dengan mewawancarai lebih dari

satu subjek yang di anggap memiliki sudut pandang yang berbeda.

b. Triangulasi teori

Menggunakan berbagai teori yang berlainan untuk memastikan

bahwa data yang di kumpulkan sudah memenuhi syarat.

c. Triangulasi metode

Menggunakan berbagai metode untuk meneliti suatu hal, seperti

metode wawancara dan metode observasi.

4. Teknik Analisis Data.

Analisis data dalam penelitian kualitatif, dilakukan pada saat

pengumpulan data berlangsung, dan setelah selesai pengumpulan data dalam

periode tertentu. Milies and Huberman dalam buku sugiyono mengemukakan

bahwa aktivitas dalam analisis data, yaitu data rduction, data display, dan

conclusion drawing/verification.32Analisis data dengan menggunakan tiga

prosedur tersebut sebagai berikut:

a. Data Reduction (reduksi data)

Data yang diperoleh dari lapangan jumlahnya cukup banyak, untuk itu perlu

dicatat secara teliti dan rinci. Mereduksi data berarti merangkum, memilih

hal-hal pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan

32
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif, dan
R&D, ( Bandung : Alfabeta, 2013), hlm. 233
23

polanya. Dengan demikian data yang telah direduksiakan memberikan

gambaran yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk melakukan

pengumpulan data selanjutnya, dan mencari bila di perlukan.33 Reduksi data

pada penelitian ini dilakukan dalam proses pelaksanaan kegiatan

ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan

Sembawa Kabupaten Banyuasin.

b. Data display (penyajian data)

Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah mendisplaykan

data. Penyajian data merupakan sekumpulan informasi tersusun yang

memberi kemungkinan adanya penarikan kesimpulan dan pengambilan

tindakan.34 Penyajian data apa yang dilakukan pembina kaligrafi tersebut

dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi. Berdasarkan data yang

terkumpul yang dilakukan pembina kaligrafi yaitu, membuat jadwal

pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi secara rutin yang

dilaksanakan pada hari Jum‟at dan Minggu setelah kegiatan selesai. Dilihat

dari hasil penyajian data tersebut pelaksanaan ekstrakurikuler kaligrafi di

Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten

Banyuasin telah berjalan dengan efektif.

33
Ibid., hlm. 238
34
Ibid., hlm. 341
24

c. Conclusion drawing/verification

Langkah ketiga dalam analisis data kualitatif menurut Miles and Huberman

adalah penarikan kesimpulan dan verifikasi. Penarikan kesimpulan

merupakan hasil penelitian yang menjawab fokus penelitian berdasarkan

hasil analisis data.35 Setelah melakukan observasi untuk memperoleh data

tentang pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren

Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin peneliti

melakukan wawancara dan dokumentasi dengan pembina kaligrafi untuk

memperoleh data yang diperlukan dan dapat mendukung hasil penelitian ini.

Berdasarkan penyajian data dapat disimpulkan bahwa pelaksanaan

kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di laksanakan pada hari Jum‟at dan

minggu setelah kegiatan selesai. Adapun hambatan yang dihadapi pembina

kaligrafi dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi yaitu,

susahnya mencari pelatih yang Profesional di bidangnya.

I. Sistematika Penulisan

Skripsi ini terdiri dari lima bab yang saling berhubungan satu dengan

yang lainnya secara sistematika pembahasannya sebagai berikut:

BAB I berisikan Pendahuluan meliputi latar belakang masalah,

rumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian pustaka, kerangka teori,

definisi konsep, metode penelitian dan sistematika penulisan.

35
Ibid., hlm. 345
25

BAB II berisiskan Landasan teori, penulis menguraikan tentang toeri-

teori yang berkaitan dan di jadikan dasar dalam penulisan skripsi serta akan

diuraikan bebrapa sub yang berkaitan dengan apa yang diteliti. Sub pertama yaitu

membahas tentang pelaksanaan yang meliputi: pengertian pelaksanaa, prinsip-

prinsip pelaksanaan, fungsi dan tujuan pelaksanaan, langkah-langkah dalam

pelaksanaan. Sub kedua membahas tentang ekstrakurikuler yang meliputi:

pengertian ekstrakurikuler,visi misi kegiatan ekstrakurikuler, prinsip-prinsip

kegiatan ekstrakurikuler, tujuan dan fungsi kegiatan ekstrakurikuler dan macam-

macam kegiatan ekstrakurikuler. Sub ketiga yaitu membahas tentang kaligrafi

yang meliputi: pengertian kaligrafi, visi misi kaligrafi, tujuan dan target ,fungsi

kaligrafi dan kegiatan kaligrafi.

BAB III berisikan Kondisi objektif penelitian, menguraikan tentang

gambaran secara umum lokasi penelitian baik dari segi sejarah berdirinya,

struktur organisasi, keadaan guru dan administrasi, keadaan sarana dan

prasarana, keadaan siswa serta kegiatan lainnya.

BAB IV berisikan Aanalisi data, membahas dan menganalisis

mengenai pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler kaligrafi di Pondok Pesantren

Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten Banyuasin dan faktor yang

menghambat dan mendukung dalam pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler

kaligrafi di Pondok Pesantren Sabilul Hasanah Kecamatan Sembawa Kabupaten

Banyuasin.

BAB V berisikan Penutup, yang meliputi kesimpulan dan saran.

Anda mungkin juga menyukai