Anda di halaman 1dari 7

REGENERASI TANGGUNG JAWAB KEAGAMAAN

DI DESA CIMANGGU

Nia Mahsunatul Wardah1*, Siti Aisyah Raihan Nur Fatah 2, Muhammad Alwi Ainul
Yaqin3 ,Miftahul Jannah4, Kokom Komariah5.
1,2,3,4
Program Studi Pendidikan Agama Islam, STAI Miftahul Huda Subang
5
Proram Studi Pendidikan Islam Anak Usia Dini
*E-mail: niamahsunatulwardah@gmail.com

Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mengeksplorasi peran pemuda dalam


mengamalkan dan meneruskan tanggung jawab di lingkugan Desa Cimanggu. Melalui
pendekatan kualitatif dan studi kasus di Desa Cimanggu Kecamatan Cisalak
Kabupaten Subang, data dikumpulkan melalui wawancara mendalam dan observasi
partisipatif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pemuda Desa Cimanggu
memainkan peran krusial dalam memelihara dan merespons perubahan dalam praktik
keagamaan. Mereka tidak hanya menjadi agen regenerasi keagamaan, tetapi juga
inovator dalam menyesuaikan tradisi dengan konteks modern. Pemuda secara aktif
terlibat dalam kegiatan keagamaan seperti pengajaran agama kepada generasi muda,
pembangunan fasilitas keagamaan, dan mempertahankan nilai-nilai moral dalam
masyarakat. Namun, tantangan seperti teknologi mempengaruhi cara pemuda Desa
Cimanggu memandang dan meneruskan tanggung jawab keagamaan.

Kata Kunci: Regenerasi Keagamaan, Studi Kasus, Pemuda Desa.

A. PENDAHULUAN

Direktur jenderal pendidikan tinggi memberikan istilah kuliah kerja nyata


(KKN) sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, yang sampai
sekarang sebagian besar Perguruan Tinggi menjadikan kuliah kerja nyata (KKN)
sebagai bagian dari kegiatan yang wajib ditempuh oleh para mahasiswa dalam proses
perkuliahan. Namun dalam konsep dan implementasinya masih belum fokus pada
model kuliah kerja nyata yang tepat dengan kebutuhan masyarakat yang bervariatif
dari segi agama, ekonomi, budaya, dan sosial. (Hidayat Nur 2019)

Kuliah kerja nyata (KKN) juga merupakan mata kuliah wajib yang harus
ditempuh oleh mahasiswa dan bersifat intrakurikuler yang juga memberikan
pendidikan kepada mahasiswa. Kegiatan kuliah kerja nyata itu sendiri pelaksanaannya
langsung terjun ke lapangan dan melibatkan masyarakat sehingga kuliah kerja nyata
realisasinya harus memberikan manfaat bagi masyarakat dan mahasiswa itu sendiri.
Oleh karena itu, kuliah kerja nyata tidak hanya memberikan pendidikan saja, tetapi
juga sebagai pengembangan diri bagi mahasiswa, berinteraksi dengan masyarakat,
berpartisipasi dalam kegiatan masyarakat, serta membantu pemerintah dalam
pengembangan dan pembangunan yang bersifat membangun bagi masyarakat itu
sendiri. (Nurjanah, Nurjanah, dan Ori Permata Lani 2014)

Kuliah kerja nyata adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada masyarakat oleh
mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada waktu dan daerah
tertentu. (Nurjanati, Dwi 2017) Pelaksanaan kegiatan kuliah kerja nyata biasanya
berlangsung antara satu sampai dua bulan dan bertempat di daerah setingkat desa.
Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah mewajibkan setiap
perguruan tinggi untuk melaksanakan kuliah kerja nyata sebagai kegiatan
intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu: pendidikan,
penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Skill maupun kemampuan mahasiwa
akan sangat dibutuhkan dalam menunjang proses kuliah kerja nyata, sehingga tujuan
dari kuliah kerja nyata sendiri akan tercapai. (Ardyansyah, Johan 2017) Kemudian,
ada banyak persoalan di tengah masyarakat yang sedemikian rumit sehingga tidak
cukup hanya menggunakan logika keagamaan untuk menyelesaikannya, tetapi
diperlukannya disiplin keilmuan lainnya agar dapat memecahkannya. (Salehudin,
Ahmad 2017)

Subjek penelitian ialah sumber utama data penelitian, yakni yang memiliki
data mengenai variabel-variabel yang akan diteliti. Jadi subjek penelitian adalah
pihak-pihak yang dijadikan sampel dalam sebuah penelitian. Karena penelitian ini
untuk mendapatkan gambaran tentang dampak kuliah kerja nyata (KKN) dalam
pengembangan kegamaan bagi pemuda di Desa Cimanggu maka subyeknya adalah
remaja yang ada di Desa Cimanggu. Oleh sebab itu informasi yang akan diperoleh
diharapkan merupakan informasi yang benar-benar dapat mengetahui tanggapan dari
sampel yang peneliti ambil di Desa Cimanggu yakni beberapa masyarakat terutama
pemuda. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan sumber data penelitian adalah
subjek dari mana data yang dapat diperoleh. Adapun sumber data yang penulis
gunakan dalam penelitian ini adalah menggunakan dua sumber data yaitu sumber data
primer data yang berupa teks seperti hasil dari wawancara yang diperoleh melalui
wawancara dengan seorang informan yang sedang disajikan sampel serta dalam
penelitiannya data tersebut bisa direkam atau dicatat oleh seorang peneliti. Adapun
sumber data primer dalam penelitian ini adalah masyarakat pemuda Desa Cimanggu.
Data sekunder dalam penelitian ini yang terhimpun dari instansi terkait berupa
dokumen Desa Cimanggu.

B. METODE PELAKSAAN

Penelitian yang dilakukan di Desa Cimanggu Kabupaten Subang ini


menggunakan metode penelitian kualitatif, yaitu suatu prosedur pengumpulan data
yang mencakup informasi deskriptif berupa kata-kata lisan dan tulisan dari hasil
survei, wawancara dan observasi yang telah diamati dan dicatat secara sistematis dan
menyeluruh.

Adapun metode pengabdian yang dilaksanakan yaitu sistem pemberdayaan


masyarakat (Sisdamas). Peneliti datang ke wilayah Desa Cimanggu tanpa membawa
program apapun. Peneliti hanya bertugas memaksimalkan program yang telah
dibangun di desa tersebut dengan mengajak masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam setiap kegiatan keagamaan. Selain itu, metode pengabdian yang dilakukan juga
melibatkan aktifitas partisipasi masyarakat dalam kegiatan tersebut dan melanjutkan
kerjasama dengan masyarakat setempat untuk memastikan keberlanjutan kegiatan
yang dilaksanakan. Kemudian Melakukan evaluasi diri untuk mengidentifikasi
kelebihan dan kekurangan dalam pelaksanaan pengabdian.
C. PEMBAHASAN
Generasi berkualitas adalah kumpulan orang-orang yang memiliki nilai dan
mempunyai kualitas yang baik dengan semua aspek perkembangannya dapat
berkembang dan itu sesuai dengan tugasnya. Setidaknya ada empat hal yang harus
dimiliki generasi berkualitas diantaranya:

1. Kualitas Iman
Keimanan adalah pilar penting dalam kehidupan, menjadi manusia yang
berkeyakinan bahwa iman sebagai penggerak daripada prilaku diri terhadap amal
(aktivitas).

2. Kualitas Intelektual (Ilmu Pengetahuan)


Generasi berkualitas dilihat juga dari segi pemberdayagunaan potensi yang
ada dalam diri dengan pemikiran dan sifat yang tajam dan cepat tanggap dalam
potensinya juga memiliki wawasan yang luas tehadap ilmu pengetahuan.
frcbxzs
3. Kualitas Amal Shaleh (akhlak).
Amal Shaleh terwujud ketika kualitas iman, taqwa dan akhlak terhadap Tuhan
memiliki kualitas yang dinilai baik. Bagaimana akhlak terhadap Tuhan, kedua orang
tua, kepada sesama manusia bahkan akhlak terhadap makhluk hidup lainnya.

4. Kualitas Sosial (Seni bergaul atau bermasyarakat)


Manusia pada kodratnya ialah makhluk sosial yang mana harus menjalani
kehidupan bersama dengan manusia lainnya. Kendati demikian generasi berkualitas
tidak hanya sampai disitu ia akan cekatan dalam kehidupan sosialnya seperti lebih
peka terhadap lingkungan, senang berorganisasi, suka menolong orang lain, dan lain-
lain. Dalam menanamkan karakter yang baik, maka harus baik pula dalam segi
pembentukan karakter itu sendiri. Ada dua faktor yang dapat mempengaruhi
pembentukan karakter yaitu karakter internal dan eksternal. Faktor internal yaitu
ketika seseorang memiliki suatu potensi karakter yang agak sulit dirubah karena itu
ada dari lahir. Adapaun pada faktor eksternal karakter itu sendiri dapat berubah
karena disebabkan oleh faktor lingkungan, namun demikian harus lebih pintar lagi
dalam memilah dan memilih terhadap lingkungan yang baik dan buruk.
Kegiatan keagamaan adalah salah satu sektor pokok yang dibawa mahasiswa
sebagai fokus pengabdian kepada masyarakat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata
(KKN) berbasis pemberdayaan masyarakat yang menyongsong tema “Regenerasi
Tanggung Jawab Keagamaan di Desa Cimanggu”. Karena generasi muda di Desa
Cimanggu sebagian besar adalah santri yang merantau keluar kota. Di Desa
Cimanggu ini, banyak tokoh-tokoh yang berpengaruh dalam meningkatkan aspek
religi. Tokoh-tokoh tersebut sangat dihormati dan disegani oleh masyarakat, sehingga
berperan penting dalam kegiatan-kegiatan keagamaan yang dilaksanakan di Desa
Cimanggu. Gambar 1.

Kegiatan pengajian rutinan pemuda sudah dimulai sejak beberapa tahun


kebelakang hingga saat ini diteruskan oleh generasi muda secara turun temurun.
Kegiatan ini dilaksanakan di Masjid Jami Al-Hidayah yang terletak dari arah barat
Desa Cimanggu RW 002, yang mana masjid tersebut dikelola oleh Bapak Ustadz H.
Oman sebagai kepala Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Hidayah dan beserta
warga sekitar termasuk para pemuda karang taruna. Kajian keagamaan ini
dilaksanakan setiap seminggu sekali, pada hari selasa malam rabu dan dihadiri oleh
seluruh warga terkhusus para pemuda yang ada di Desa Cimanggu. Kegiatan ini
dipelopori oleh Bapak ustad Mukhlisin sebagai ketua Rw 002 Desa Cimanggu, Ketua
pemuda karang taruna, dan karang taruna yang aktif di lingkungan masyarakat.

Susunan kajian dari kegiatan ini diantaranya pembacaan tahlil yang


dikhususkan bagi para keluarga, teman dan saudara yang sudah meninggal. Setelah
itu, dilanjutkan dengan pembacaan ayat suci Al-Qur'an yang dibacakan oleh masing
masing individu sebanyak satu juz atau pembacaan Surah Yasin secara besamaan.
Setelah itu dilanjutkan dengan kajian kitab kuning atau diskusi keagamaan yang
dipimpin oleh bapak ustadz H. Oman sebagai DKM Masjid Al-Ikhlas. biasanya,
pengajian kitab kuning dan diskusi ini dibarengi dengan menikmati secangkir kopi
dan sebatang rokok yang sudah disediakan oleh pengurus masjid. Dalam kegiatan ini,
mahasiswa bertindak sebagai pelopor yang membantu pemuda dan pengurus majelis
untuk mengajak masyarakat lebih sigap dalam kegiatan yang bersifat religi. Faktor
pendukung dalam tarlaksananya kegiatan tersebut yaitu sebagian besar pemuda dan
para jajaran pengurus Wilayah Cimanggu berperan aktif dalam setiap tanggung jawab
baik bersifat eksternal maupun internal, serta dukungan penuh dari masyarakat.
Sedangkan faktor penghambat dalam kegiatan ini ada pada sebagian anggota
masyarakat yang kurang berperan aktif dalam kegiatan, namun perlahan-lahan terus
dibenahi untuk mencapai tujuan dan tanggungjawab bersama.

Oleh karena itu, peranan pemuda sangatlah penting demi terlaksananya


kegiatan di suatu wilayah. Para pemuda karang taruna di Desa Cimanggu memiliki
semangat yang tinggi dalam setiap kegiatan atau program kerja wilayah terutama
dalam kegiatan keagamaan dengan tujuan mendekatkan diri kepada sang pencipta
yang paling utama, juga membangun kualitas generasi penerus bangsa. Disamping itu
mereka melakukan penyelenggaraan berbagai kegiatan yang bersifat ibadah,
hubungan dengan Allah maupun hubungan sesama manusia yang bertujuan untuk
meningkatkan iman dan taqwa, jasmani, rohani, kecerdasan dan kesejahteraan. Selain
kegiatan pengajian rutinan Malam Rabu, mereka juga sering berpartisipasi sebagai
panitia pelaksana dalam kegiatan-kegiatan lainnya seperti memperingati hari besar
Islam 27 Rajab, mengajar anak-anak di madrasah, perlombaan memperingati hari
kemerdekaan 17 Agustus dan kegiatan bermanfaat lainnya. maka dari itu adanya
semangat pemuda dapat menumbuhkkan semangat kalangan warga lainnya untuk ikut
berpartisipasi dalam segala kegiatan.

D. KESIMPULAN
Direktur jenderal pendidikan tinggi memberikan istilah kuliah kerja nyata
(KKN) sebagai bentuk pengabdian mahasiswa kepada masyarakat, yang sampai
sekarang sebagian besar Perguruan Tinggi menjadikan kuliah kerja nyata (KKN)
sebagai bagian dari kegiatan yang wajib ditempuh oleh para mahasiswa dalam proses
perkuliahan. (Hidayat Nur 2019) Kuliah kerja nyata (KKN) juga merupakan mata
kuliah wajib yang harus ditempuh oleh mahasiswa dan bersifat intrakurikuler yang
juga memberikan pendidikan kepada mahasiswa. Oleh karena itu, kuliah kerja nyata
tidak hanya memberikan pendidikan saja, tetapi juga sebagai pengembangan diri bagi
mahasiswa, berinteraksi dengan masyarakat, berpartisipasi dalam kegiatan
masyarakat, serta membantu pemerintah dalam pengembangan dan pembangunan
yang bersifat membangun bagi masyarakat itu sendiri. (Nurjanah, Nurjanah, dan Ori
Permata Lani 2014) Kuliah kerja nyata adalah bentuk kegiatan pengabdian kepada
masyarakat oleh mahasiswa dengan pendekatan lintas keilmuan dan sektoral pada
waktu dan daerah tertentu. Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi di Indonesia telah
mewajibkan setiap perguruan tinggi untuk melaksanakan kuliah kerja nyata sebagai
kegiatan intrakurikuler yang memadukan tri dharma perguruan tinggi yaitu:
pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat. Karena penelitian ini
untuk mendapatkan gambaran tentang dampak kuliah kerja nyata (KKN) dalam
pengembangan kegamaan bagi pemuda di Desa Cimanggu maka subyeknya adalah
remaja yang ada di Desa Cimanggu. Oleh sebab itu informasi yang akan diperoleh
diharapkan merupakan informasi yang benar-benar dapat mengetahui tanggapan dari
sampel yang peneliti ambil di Desa Cimanggu yakni beberapa masyarakat terutama
pemuda. Adapun sumber data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah
menggunakan dua sumber data yaitu sumber data primer data yang berupa teks seperti
hasil dari wawancara yang diperoleh melalui wawancara dengan seorang informan
yang sedang disajikan sampel serta dalam penelitiannya data tersebut bisa direkam
atau dicatat oleh seorang peneliti. Adapun sumber data primer dalam penelitian ini
adalah masyarakat pemuda Desa Cimanggu. Peneliti hanya bertugas memaksimalkan
program yang telah dibangun di desa tersebut dengan mengajak masyarakat untuk
ikut berpartisipasi dalam setiap kegiatan keagamaan. Kegiatan keagamaan adalah
salah satu sektor pokok yang dibawa mahasiswa sebagai fokus pengabdian kepada
masyarakat dalam kegiatan Kuliah Kerja Nyata (KKN) berbasis Riset yang
menyongsong tema “Regenerasi Tanggung Jawab Keagamaan”.

Anda mungkin juga menyukai