Anda di halaman 1dari 8

PENGABDIAN MASYARAKAT BERBASIS MODERASI BERAGAMA

Studi Implementasi Kegiatan Bakti Sosial Mahasiswa KKN IAIN Kediri di


Desa Minggiran Kabupaten Kediri

Amelia Dwi Jayanti, Shinta Nuria Puspita Marga, Siti Nur Madina

Abstrak

Tempat persekutuan adalah istilah yang digunakan untuk menggantikan "tempat


ibadah", tempat di mana semua orang diterima dengan baik. Walaupun tempat ini
sering dikunjungi atau didatangi oleh banyak orang, kebersihan tempat ini
sangatlah penting dan harus selalu terjaga dengan baik. Tempat ini harus bersih
dan menyenangkan, serta memberikan rasa aman dan nyaman bagi semua orang
yang datang berkunjung. Upaya pembersihan tempat persekutuan dilakukan oleh
mahasiswa KKN IAIN Kediri dalam harapan agar masyarakat mulai peduli akan
kebersihan di tempat-tempat ibadah. Hingga saat ini, baik jemaat gereja maupun
masjid belum sepenuhnya menyadari pentingnya menjaga kebersihan di tempat
ibadah. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian ini melibatkan survei,
pelaksanaan, dan evaluasi. Mahasiswa KKN membersihkan tempat persekutuan
secara berkala selama sebulan agar para jemaat merasa nyaman saat beribadah di
sana.
Kata Kunci : bersih, kerja bakti, tempat ibadah, KKN.

Abstract

Places of worship are transformed into spaces of community gathering,


embracing inclusivity for all individuals. Nevertheless, being public spaces that
are frequently visited, their cleanliness holds significant importance. It is essential
for these places to maintain a consistently clean and pleasant environment,
providing safety and comfort to all visitors. KKN students from IAIN Kediri have
undertaken efforts to ensure the cleanliness of places of worship, aiming to raise
awareness among the community regarding its significance. Unfortunately,
church congregations and mosque attendees have yet to comprehend the
importance of cleanliness in these sacred spaces. This community service
initiative utilizes methods such as surveys, implementation, and evaluation. KKN
students engage in regular cleaning activities for a month to ensure that
congregants can worship in a comfortable setting.

Keywords: clean, community service, places of worship, kkn.

PENDAHULUAN
KKN merupakan sebuah instrumen yang harus ditempuh oleh mahasiswa
pada saat semester akhir. KKN selain bertujuan untuk memenuhi syarat kelulusan
dan menggapai gelar juga menjadi sarana bagi mahasiswa dalam pengaplikasian
suatu keilmuan yang telah dipelajari di perkuliahan dan kemudian diterapkan
dalam dinamika masyarakat. Dalam penerapannya, mahasiswa diharapkan mampu
menjadi pengembang serta berperan sebagai problem-solver dalam kehidupan
masyarakat di setiap aspek baik sosial, budaya agama hingga ekonomi. KKN ini
merupakan istilah bahwa mahasiswa melaksanakan Kuliah Kerja Nyata di lokasi
yang sudah ditetapkan, agar mahasiswa mengaktualisasikan wawasan
akademiknya dalam kehidupan bermasyarakat.1 Di sinilah nantinya akan menjadi
suatu proses penting dalam pembentukkan karakter mahasiswa.

Pada pelaksanaan KKN di desa Minggiran, mahasiswa telah menjalankan


kegiatan yang berfokus pada promosi dan penguatan toleransi beragama. Toleransi
adalah sikap menerima dengan kepenuhan hati akan keberadaan setiap warga
bangsa Indonesia dengan seluruh perbedaan latar belakang agama, suku bangsa,
dan budaya yang dimilikinya (Suseno, 1998:11).2 . Pengertian toleransi secara luas
adalah suatu perilaku atau sikap manusia yang tidak menyimpang dari aturan,
dimana seseorang menghormati atau menghargai setiap tindakan yang dilakukan
orang lain (Ihsan, 2009:24-25).3 Toleransi beragama adalah prinsip yang penting
dalam masyarakat yang memuat beragam agama, sikap ini ditunjukkan dengan
menghargai perbedaan keyakinan dan mempromosikan hubungan harmonis antara
individu dengan latar belakang agama yang berbeda. Toleransi, tidak cukup
diidentifikasi sebagai sebuah sikap, melainkan suatu kesadaran, suatu cara
berpikir yang kekhasannya terletak pada kemauan untuk saling menerimadan
menghormati perbedaan.4 Dalam agama Islam, ayat yang menjelaskan tentang
toleransi beragama termuat dalam surah Al-Kafirun ayat 6 yang berbunyi:

ࣖ ‫َلُك ْم ِد ْيُنُك ْم َو ِلَي ِد ْيِن‬


1
Tim Penyusun Buku Pedoman KKN-DR IAIN Kediri, Buku Pedoman KKN-DR IAIN Kediri
Tahun 2023, (Kediri: LPPM IAIN Kediri), hal-01.
2
Suseno, F.M. (1998). Mencari makna kebangsaan. Yogyakarta: Kanisius.
3
Ihsan, Bakir. 2009. Menebar Toleransi Menyemai Harmoni. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
4
Elisabeth Djuniasih dan Aceng Kosasih, Penerapan Karakter Toleransi Beragama pada
Masyarakat Cigugur Kuningan Yang Pluralis, Jurnal Pendidikan Karakter, Tahun IX, Nomor 1,
April 2019, Hal-4.
Artinya: “Untukmu agamamu dan untukku agamaku.”

Islam merupakan agama yang mengajarkan kepada manusia bahwasanya


terdapat perbedaan di setiap aspek kehidupan manusia, baik etnis, suku gender
dan termasuk dengan keyakinan. Hal tersebut merupakan sunatullah yang telah
menjadi ketetapan Allah sebagai Tuhan Yang Maha Esa. Oleh karena itu, penting
bagi kita yang merupakan bagian dari masyarakat itu sendiri untuk selalu menjaga
keutuhan di tengah-tengah perbedaan keyakinan.

Dalam konteks KKN, mahasiswa berperan sebagai agen perubahan sosial


yang bertujuan untuk memperkuat toleransi beragama di desa tersebut. Kegiatan
ini melibatkan partisipasi aktif dari mahasiswa KKN dalam berbagai kegiatan dan
interaksi dengan masyarakat setempat. Melalui berbagai pendekatan, seperti
dialog, seminar dan kegiatan sosial, mahasiswa KKN berusaha untuk
meningkatkan pemahaman antaragama dan mengatasi stereotip dan prasangka
yang mungkin ada di kalangan masyarakat. Mereka juga mendorong dialog dan
kerja sama antara pemuka agama, tokoh masyarakat, dan warga desa untuk
membangun hubungan yang lebih harmonis. Selain itu, kegiatan KKN ini juga
mendorong pengenalan budaya dan tradisi agama yang berbeda, sehingga
memungkinkan masyarakat desa untuk lebih memahami dan menghormati
perbedaan tersebut.

Mahasiswa KKN IAIN Kediri melaksanakan kegiatan pengabdian


masyarakat selama sebulan di desa Minggiran, Kecamatan Papar, Kabupaten
Kediri. Kebersihan lingkungan menjadi hal yang penting bagi semua orang, kami
terpanggil untuk membuat program kerja bakti bersih-bersih tempat ibadah di
desa Minggiran yaitu pada gereja dan masjid. Kesadaran masyarakat terbilang
kurang terlihat jelas banyak sampah yang dibuang sembarangan dikarenakan
kurangnya tong sampah. Jika hal ini dibiarkan secara terus menerus maka akan
mempengaruhi pada kesehatan orang-orang yang pergi ke tempat ibadah.
Kebersihan perlu dijaga oleh semua orang. Pada kenyataannya masyarakat di desa
Minggiran beranggapan bahwa kebersihan gereja menjadi tanggung jawab
pengelola. Tidak semua tempat ibadah memiliki pengelola yang peka terhadap
kebersihan. Oleh karena itu mahasiswa KKN IAIN Kediri terdorong melakukan
kegiatan pengabdian masyarakat untuk bersih-bersih di lingkungan ibadah yang
ada di desa Minggiran. Harapan mahasiswa KKN di desa Minggiran bisa tergerak
untuk terus memperhatikan kebersihan khususnya di tempat ibadah. Mahasiswa
KKN juga memberikan contoh nyata toleransi beragama melalui partisipasi
mereka dalam kegiatan keagamaan yang diadakan oleh masyarakat setempat.
Dengan melibatkan masyarakat desa dalam kegiatan ini, mahasiswa KKN
berharap dapat meningkatkan kesadaran akan pentingnya toleransi beragama dan
membangun fondasi yang kuat untuk kerukunan antarumat beragama di desa
tersebut. Keberhasilan kegiatan ini dapat menjadi modal penting bagi mahasiswa
KKN dan masyarakat desa untuk meneruskan semangat toleransi beragama dan
memperkuat kerukunan dalam jangka panjang.

METODE

Jenis penelitian ini adalah penelitian lapangan atau field research dengan
didukung oleh data primer yang berasal dari hasil wawancara dan data sekunder
yang diperoleh dari literatur pustaka. Analisis data yang digunakan adalah
deskriptif kualitatif. Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian
masyarakat ini adalah metode pendekatan KKN Asset-Based Community
Development (ABCD) yang merupakan sebuah pendekatan dalam pengembangan
masyarakat yang berada dalam aliran besar mengupayakan terwujudkan sebuah
tatanan kehidupan sosial dimana masyarakat menjadi pelaku dan penentu Upaya
pembangunan di lingkungannya atau yang seringkali disebut dengan Community -
Driven Development (CDD) (Buku Pedoman KKN IAIN Kediri, 2023).

Pada metode ABCD terdapat 7 prinsip-prinsip dan paradigma yakni


meliputi setengah terisi lebih berarti (half full and half empty), semua punya
potensi (no body has nothing), partisipasi (participation), kemitraan (partnership),
penyimpangan positif (positive deviance), berasal dari dalam masyarakat
(endogeneous), mengarah pada sumber energi (heliotropic). Adapun tahapan
dalam pelaksanaan yang dilakukan antaralain:

1. Inkulturasi
Pada tahap inkukturasi ini kami para mahasiswa
memperkenalkan diri kepada masyarakat dengan tujuan agar
mampu membangun kepercayaan masyarakat dan kami dapat
diterima baik oleh masyarakat. Terutama kepada para takmir
masjid dan pendeta gereja untuk menjelaskan tujuan program
kegiatan bakti sosial yang akan kami lakukan.
2. Discovery
Pada tahap discovery ini kami menggali informasi
mengenai tempat-tempat ibadah yang berada di Desa Minggiran
Kecamatan Papar. Kami membagi rata tiap-tiap dusun yakni Dusun
Minggiran, Dusun Morangan dan Dusun Rejowinangun untuk
mendapatkan informasi tempat ibadah yang perlu dibersihkan.
Setelah digali informasi, kami mendapatkan hasil bahwa terdapat 4
tempat ibadah yang akan dibersihkan yaitu Mushola Al-Halimi di
Dusun Rejowinangun, Masjid Ar-Ruchin di Dusun Morangan,
Mushola Nurul Huda di Dusun Minggiran dan Gereja Tri Bakti di
Dusun Morangan.
3. Rencana Kegiatan
Kemudian pada tahap perencanaan kegiatan ini kami
melakukan persiapan berupa pembagian kelompok dari 15 anak
dimana setiap 5 anak bergilir sesuai jadwal yang telah ditentukan
untuk membersihkan tempat ibadah yang sudah ditentukan tadi.
Kemudian tidak lupa kami membeli perlengkapan kebersihan
yakni seperti sapu, perlengkapan pel, kemoceng dan lain-lain.
Kemudian kami juga mengajak beberapa warga untuk
berpartisipasi dalam kegiatan ini.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Pada hari jum’at tanggal 14 Juli 2023, kegiatan bakti sosial dimulai dari
membersihkan Mushola Al-Halimi yang terletak di Dusun Morangan Desa
Minggiran Kecamatan Papar. Kegiatan dimulai pada pukul 09.00 WIB yang
didampingi oleh kepala Dusun Morangan. Kami memulai melakukan kegiatan
bersih-bersih dari dalam mushola seperti membersihkan dan menggulung sajadah,
kemudian menyapu seluruh lantai mushola serta mengelap dan membersihkan
kaca beserta lemari penyimpanan Al-Qur’an, mukena dan sajadah. Tidak lupa
kami juga mengepel seluruh lantai mushola dan membersihkan kamar mandi serta
tempat wudhu.

Kegiatan bakti sosial selanjutnya dilakukan pada hari senin tanggal 17 Juli
2023 yang berlokasi di Masjid Ar-Ruchin yang terletak di Dusun Morangan Desa
Minggiran Kecamatan Papar. Kegiatan ini didampingi oleh Ibu Evi selaku
penanggung jawab Masjid Ar-Ruchin. Dimulai dari membersihkan dalam masjid
seperti mengelap mimbar, kaca dan membersihkan pembatas sholat serta
mengepel seluruh lantai masjid. Kemudian membersihkan almari penyimpanan
Al-Qur’an, mukena dan sajadah serta merapikan mukena dan sajadah yang ada di
dalamnya. Setelah itu kami juga melakukan bersih-bersih di kamar mandi dan
tempat wudhu. Kemudian yang terakhir adalah menyapu area luar masjid dan
tempat parkir. Disusul kegiatan bakti sosial selanjutnya yang dilakukan di
Mushola Nurul Huda yang terletak di Dusun Minggiran Desa Minggiran
Kecamatan Papar pada tanggal 25 Juli 2023 yang didampingi oleh bapak Shodiq
selaku pengurus Mushola Nurul Huda.

Kemudian kegiatan bakti sosial yang terakhir ialah membersihkan Gereja


Tri Bakti yang terletak di Dusun Morangan Desa Minggiran Kecamatan Papar.
Kegiatan ini dilaksanakan pada hari sabtu tanggal 29 Juli 2023 dengan didampingi
oleh Bapak Hari Pramono selaku jemaat Gereja beserta Bapak Yokhanan
Sumartono, M.A selaku pendeta Gereja Tri Bakti. Selain melakukan bakti sosial
membersihkan gereja, kami juga melakukan wawancara kepada bapak Hari
Pramono. Dari hasil wawancara yang kami lakukan, diketahui bahwa di desa
Minggiran tidak pernah terjadi adanya konflik antar umat beragama, dikarenakan
masyarakatnya yang terbuka dan saling menghargai serta tidak membeda-bedakan
antar umat agama satu dengan yang lainnya. Selain itu, terdapat beberapa kegiatan
yang menumbuhkan semangat toleransi beragama antar umat, diantaranya adalah
kegiatan peringatan kemerdekaan 17 Agustus, di sini kegiatan tersebut diikuti oleh
seluruh masyarakat dengan kompak. Pihak gereja sendiri juga melaksanakan
kegiatan yang melibatkan warga setempat, yakni pasca perayaan natal dan paskah
pihak gereja membagikan sembako bagi warga yang kurang mampu serta pada
kegiatan cek kesehatan yang diadakan gereja juga disediakan untuk warga
setempat.
Gambar 1. Kegiatan bakti sosial di Masjid Ar-Ruchin

Gambar 1. Kegiatan bakti sosial di Mushola Nurul Huda

Gambar 1. Kegiatan bakti sosial di Gereja Tri Bakti


Setelah dilakukannya kegiatan tersebut, didapat hasil yang cukup
memuaskan. Dengan kegiatan ini masyarakat setempat juga turut merasakan
hasilnya. Tempat ibadah yang mereka gunakan sehari-harinya untuk sarana dan
prasarana kegiatan ibadah mereka menjadi bersih serta lebih terawat. Hasil dari
kegiatan ini berimbas pada peningkatan jamaah sholat fardhu dan jemaat
kebaktian di gereja.

SIMPULAN

Penerapan kegiatan bakti sosial ini dinilai sangat bermanfaat bagi masyarakat dan
khususnya para jamaah ibadah. Dengan ini mereka dapat menjalankan ibadah
lebih baik karena tempat yang mereka gunakan menjadi lebih bersih dan asri.
Pengaruh kegiatan bakti sosial ini dapat dilihat dari bertambahnya para jamaah
yang hadir dalam kegiatan ibadah setiap harinya.

Kemudian, diharapkan kepada seluruh masyarakat dapat meneruskan secara rutin


kegiatan ini secara bersama-sama. Selain bertujuan untuk menjaga kebersihan
tempat ibadaha, kegiatan ini juga dapat menumbuhkan rasa toleransi antar umat
beragama di Desa Minggiran. Sehingga pada akhirnya dapat mewujudkan
moderasi beragama pada Desa Minggiran yang Pluralisme.

DAFTAR PUSTAKA

Djuniasih, Elisabeth. Kosasih, Aceng, Penerapan Karakter Toleransi Beragama


pada Masyarakat Cigugur Kuningan Yang Pluralis, Jurnal Pendidikan Karakter,
Tahun IX, Nomor. 2019. Hal-4.

Ihsan, Bakir. 2009. Menebar Toleransi Menyemai Harmoni. Bandung: PT Remaja


Rosdakarya.

Suseno, F.M. (1998). Mencari makna kebangsaan. Yogyakarta: Kanisius.

Tim Penyusun Buku Pedoman KKN-DR IAIN Kediri. (2023). Buku Pedoman
KKN-DR IAIN Kediri Tahun 2023. Kediri: LPPM IAIN Kediri. Hal-01.

Anda mungkin juga menyukai