Anda di halaman 1dari 12

NILAI-NILAI PENDIDIKAN ISLAM DALAM KEGIATAN

GOTONG ROYONG DI KABUPATEN KERINCI

Eca Putri Ningsih

Program Pasca Sarjana IAIN Kerinci


Jurusan Pendidikan Agama Islam, Fokus kajian Pendidikan Karakter
Email : Ecaputriningsih04@gmail.com
Phone : 085367359110

Abstract
This article was compiled to look at the forms and values of Islamic
education contained in mutual cooperation activities in Kerinci Regency. In this
article, the authors make observations on mutual cooperation activities carried out
in Kerinci Regency. The method of collecting data for this article is based on the
results of field observations and interviews with several community leaders in
Kerinci Regency. Based on the results of interviews and observations it was found
that there are two forms. Mutual cooperation activities for the public interest and
mutual cooperation for personal interests. The activities carried out include; 1.
Gotong royong in order to welcome the holy month of Ramadan 2. Kenduri is
harvested 3. Cleaning the water stream 4. Individual activities (thanksgiving,
death, etc.). Besides that, it was also found that the activities carried out were a
form of worship and gratitude to Allah SWT, the creator.
Abstrak
Artikel ini disusun untuk melihat bentuk dan nilai-nilai pendidikan islam
yang terdapat didalam kegiatan gotong royong di Kabupaten Kerinci. Pada artikel
ini, penulis melakukan observasi terhadap kegiatan gotong-royong yang dilakukan
di Kabupaten Kerinci. Metode didalam mengumpulkan data untuk artikel ini
adalah berdasarkan hasil observasi lapangan dan wawancara dengan beberapa
tokoh masyarakat yang ada di Kabupaten Kerinci. Berdasarkan hasil wawancara
dan observasi ditemukan bahwa ada dua bentuk. Kegiatan gotong royong untuk
kepentingan umum dan gotong royong untuk kepentingan pribadi. Adapun
kegiatan yang dilakukan antara lain; 1. Gotong Royong dalam rangka menyambut
bulan suci ramadhan 2. Kenduri sudah tuai 3. Membersihkan aliran air 4.
Kegiatan individu (syukuran, kematian, dan lain-lain). Disamping itu, juga
ditemukan bahwa kegiatan yang dilakukan merupakan bentuk ibadah dan rasa
syukur kepada Allah SWT, sang pencipta.

Kata Kunci: Nilai-Nilai Pendidikan Islam, Gotong Royong.

Latar Belakang
Indonesia adalah salah satu negara yang memiliki jumlah penduduk yang
banyak. Hal ini disebabkan indonesia terdiri dari berbagai suku dan budaya yang
tersebar dari Aceh sampai Papua. Salah satu karakter yang melekat dan dimiliki
oleh bangsa indonesia adalah gotong royong. Agustinus (2017:78) menyatakan

1
bahwa Soekarno menggagas negara multikultur khas Indonesia dengan
mengetengahkan konsep gotong royong. Konsep gotong-royonglah yang
memungkinkan semua unsur yang berbhinneka di tanah air Indonesia diakui
keberadaannya. Gotong royong merupakan ciri yang melekat dan dimiliki oleh
bangsa Indonesia sejak dahulu kala. Pada era perang kemerdekaan, semangat
gotong royong telah mengobarkan semangat para pejuang untuk mengusir
penjajah dari bumi indonesia. Semangat gotong royong ini masih tetap hidup dan
dilakukan oleh masyarakat indonesia saat ini. Semangat gotong royong yang
dimiliki oleh bangsa indonesia diwariskan oleh nilai-nilai ajaran islam yang dianut
oleh mayoritas warga negara indonesia. Sodikin ( 2022 hlm. 3) menyatakan
bahwa nilai kegotong-royongan yang telah tertanam dalam masyarakat Indonesia
khususnya di daerah pedesaan, sangat sejalan dengan pemikiran Islam. Bagi Islam
dengan siapapun harus saling tolong menolong. Dan berbuat baik dalam suatu
umat maupun dengan umat lainnnya (non muslim).Lebih jauh, Bintarto (1980:11)
berpendapat bahwa gotong royong merupakan perilaku sosial yang kongkrit dan
merupakan suatu tata nilai kehidupan sosial yang turun temurun dalam kehidupan
di desa – desa Indonesia.
Gotong royong merupakan suatu kegiatan yang dilakukan secara bersama
didalam masyarakat guna mewujudkan suatu tujuan bersama. Samani dkk (2014
hlm. 41-42) menyatakan bahwa karakter gotong royong adalah karakter yang
bersumber dari olah rasa dan karsa yang memiliki ciri yaitu mau
membantu/menolong siapa saja dimana di dalamnya terdapat kebersamaan,
kekeluargaan, menghargai orang lain, dan menolong. Misalnya membersihkan
lingkungan secara bersama-sama, dan bisa juga bergotong royong membantu
orang lain yang terkena musibah. Sikap gotong royong telah dicontohkan oleh
baginda nabi Muhammad SAW, ketika terjadinya banjir besar yang melanda kota
mekah sehingga terjadinya pergeseran posisi hajar azwad. Pada saat itu hampir
saja terjadi perpecahan antara suku yang ada disana, tetapi nabi Muhammad
membentangkan surbannya dan meletakan batu hajar azwad diatasnya dan
meminta masing-masing kepala suku untuk memegang ujungnya dan secara
bersama-sama mengangkat batu hajar azwad ketempatnya semula. Semangat
gotong royong yang dicontohkan nabi ini mencerminkan kebersamaan didalam
melakukan suatu kegiatan yang berguna untuk kemaslahatan umat.
Masyarakat Kabupaten Kerinci sebagai salah satu Kabupaten yang ada di
propinsi Jambi memiliki semangat gotong royong yang tinggi. Semangat gotong
royong yang dimiliki masyarakat Kabupaten Kerinci dilandasi semangat religius
dimana masyarakat yang ada di Kabupaten Kerinci menjalankan syariat Islam
dengan baik. Semangat inilah yang melandasi sikap masyarakat Kabupaten
Kerinci didalam kegiatan Gotong Royong. Nilai-nilai pendidikan islam dapat
ditemukan didalam kegiatan gotong royong. menurut Sudrajat (2014, hlm. 14)
mengatakan bahwa “Gotong royong adalah sebagai bentuk solidaritas sosial,
terbentuk karena adanya bantuan dari pihak lain, untuk kepentingan pribadi
ataupun kepentingan kelompok sehingga di dalamnya terdapat sikap loyal dari
setiap warga sebagai satu kesatuan”. Kemudian menurut Sajogyo dan Pudjiwati
(2005, hlm. 28) megungkapkan “gotong royong adalah aktifitas bekerjasama

2
antara sejumlah besar warga desa untuk menyelesaikan suatu proyek tertentu yang
dianggap berguna bagi kepentingan umum”.
Ada beberapa penelitian yang meneliti tentang gotong royong seperti
Bintarto, 1980; Chamidi, 2008; Galba, 2011;Maulana, 2020; Mahmudi, 2022;
Sodikin, 2022). Berdasarkan apa yang penulis temukan dari penelitian tersebut,
belum ada yang secara langsung meneliti tentang nilai-nilai pendidikan islam
dalam kegiatan gotong royong, sehingga penulis tertarik untuk meneliti tentang
nilai-nilai pendidikan islam dalam kegiatan gotong royong. Bagaimana
sebenarnya bentuk kegiatan gotong royong dan bagaimanakah bentuk nilai-nilai
pendidikan islam dalam kegiatan gotong royong di Kabupaten Kerinci? Melalui
artikel ini, penulis mencoba memaparkan tentang bentuk dan nilai-nilai
pendidikan islam dalam kegiatan gotong royong di Kabupaten Kerinci secara
teoritis maupun praktis, dengan harapan semoga dapat bermanfaat bagi
siapapun yang menggali nilai-nilai pendidikan islam di dalam kegiatan gotong
royong dan dapat menambah khazanah ilmu pengetahuan bagi pembaca artikel
ini.

3
Metodologi Penelitian
1. Design Penelitian
Penelitian yang dipilih dalam penelitian ini adalah penelitian kualitatif
dimana penelitian kualitatif ialah bentuk penelitian yang menguraikan masalah
dilapangan dengan berdasarkan fakta yang ditemukan kemudian dikembangkan
melalui data dan di deskripsikan dengan kata-kata.
Sandu dkk (2015 hlm. 11-12) menyatakan Sasaran dari penelitian
kualitatif ialah untuk menafsirkan kejadian-kejadian sosial yang ada. Didalam
penelitian ini, partisipan penelitian adalah orang yang terlibat dalam penelitian
dan yang dimintai untuk memberikan sebuah informasi dan data. Lebih lanjut,
Sugiyono (2013 Hlm 287-288) berpendapat bahwa penelitian kualitatif ini sangat
baik jika digunakan dalam penelitian yang berjenis menginterpretasikan kejadian-
kejadian yang ada ditengah masyarakat. Secara sederhana, penelitian kualitatif
adalah penelitian yang dilakukan berdasarkan fenomena objek yang diteliti
dilapangan
Berdasarkan pendapat tersebut maka penelitian ini menggunakan desain
penelitian kualitatif yaitu masalah penelitian yang berasal dari fenomena sosial
yaitu fenomena kegiatan gotong royong sebagai bentuk solidaritas dalam
kehidupan masyarakat Kabupaten Kerinci sebagai masyarakat yang menjunjung
tinggi nilai-nilai keislaman yang sudah diwariskan secara turun temurun dari
nenek moyang masyarakat yang ada di Kabupaten Kerinci.
2. Partisipan Penelitian
Pada penelitian ini, untuk memperoleh data peneliti memilih partisipan
dalam dua bentuk informan yakni informan utama dan informan pendukung.
Informan utama terdiri dari tokoh masyarakat dan tokoh adat dan informan
pendukung terdiri dari masyarakat Kabupaten Kerinci. Data utama peneliti
peroleh dari informan utama, sedangkan untuk memperkuat data yang sudah ada
peneliti mewawancara informan pendukung untuk memperkuat data yang sudah
didapat dari informan utama. Suharsimi Arikunto mengungkapkan bahwa yang
dimaksud sumber data dalam Studi adalah subyek dari mana data diperoleh
(Arikunto, 2002)
3. Teknik Pengumpulan Data
Untuk pengumpulan data pada penelitian ini, peneliti memilih beberapa
teknik diantaranya metode wawancara mendalam, observasi partisipan, studi
literatur, metode penelusuran data online, diary methode dan dokumentasi. Pada
analisis data semua dokumen atau temuan-temuan selama melakukan penelitian
dikumpulkan sehingga dapat mengungkap permasalahan yang diteliti.
4. Analisis data
Menurut Bogan (dalam Sugiyono, 2009) mengatakan bahwa: Analisis data
adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari
hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah
dipahami dan temuannya dapat diinformasikan ke orang lain. (hlm.334).
Dengan demikian, analisis data membantu peneliti agar bisa memperhalus
permasalahan permasalahan yang ditemukan dilapangan kemudian menyusunnya
secara sistematis, mengkategorikannya, dan mencari kaitan isi dari berbagai data

4
yang diperoleh untuk memperoleh maknanya kemudian disesuaikan dengan kajian
yang sedang diteliti.
Pendekatan ini lebih tepat dalam memberikan gambaran mengenai bentuk
nilai-nilai pendidikan islam didalam kegiatan gotong royong di Kabupaten
Kerinci sesuai dengan fenomena yang ada. Selain itu, penelitian kualitatif dapat
mempermudah peneliti sebab proses penelitiannya dilakukan secara langsung
bertemu dengan informan. Sehingga data yang diperoleh merupakan hasil reduksi
dari berbagai informasi yang telah diberikan oleh informan hingga data tersebut
sampai pada titik jenuh.

Temuan Penelitian
Berdasarkan hasil wawancara dan observasi ditemukan bahwa kegiatan
gotong royong dibagi menjadi dua, gotong royong untuk kepentingan umum dan
gotong royong untuk kepentingan pribadi. Bentuk gotong royong tersebut terdiri
dari gotong royong untuk kegiataan keagamaan, kegiatan sosial dan kegiatan
individual seperti pernikahan dan khitanan serta acara-acara lainnya. Hal ini
sejalan dengan sejarah peradaban islam yang berkaitan dengan gotong royong.
Idris (2022 hlm. 3) menyatakan didalam artikelnya bahwa ada 3 peristiwa
bersejarah dalam peradaban bangsa Arab yang terkait budaya gotong royong, baik
sebelum Islam datang maupun setelah kedatangan risalah Islam. Peristiwa tersebut
adalah, yang pertama saat terjadi perbaikan Ka’bah. Yang kedua adalah peristiwa
pembangunan masjid Nabawi saat pertama kali tiba di Madinah dalam perjalanan
hijrah. Dan yang ketiga adalah gotong royong Nabi dan para sahabat saat
membangun Parit sebagai benteng pertahanan.

Kegiatan Kenduri Sudah Tuai


Salah satu bentuk gotong royong kondisional yang dilakukan masyarakat
Kabupaten Kerinci yang mengandung nilia-nilai pendidikan islam dapat dilihat
dalam kegiatan yang dikenal dengan istilah kenduri sudah tuai. Kegiatan ini
dilakukan dalam rangka ucapan syukur atas karunia yang diberikan oleh Yang
Maha Kuasa berupa hasil panen yang melimpah. Untuk menyelenggarakan
kegiatan ini, masyarakat Kabupaten Kerinci bergotong royong mengumpulkan
hasil panen dan bermusyawarah untuk menentukan saat yang baik untuk
melaksanakan syukuran atas karunia dari Allah SWT. Lubis (2008 hlm. 16)
menyakana bahwa nilai adalah suatu tipe kepercayaan yang berada dalam ruang
lingkup system kepercayaan, dimana seseorang harus bertindak atau menghindari
suatu tindakan, atau mengenai suatu tindakan yang pantas atau tidak pantas
dikerjakan, dimiliki dan dipercaya.
Pelaksanaan kenduri sudah tuai ini biasanya bersamaan dengan kegiatan
kenduri sko. Kenduri sko merupakan kenduri adat desa yang ada di Kerinci.
Kegiatan kenduri sudah tuai ini biasanya dilakukan lima tahun sekali. Kegiatan
kenduri ini merupakan bentuk syukur kepada Allah SWT yang telah
menganugrahkan lahan dan tanah yang subur. Hal ini seperti yang difirmankan
oleh Allah SWT didalam ayat suci Al Qur’an surat Lukman ayat 12

‫َو َلَقْد َء اَتْيَنا ُلْقَٰم َن ٱْلِح ْك َم َة َأِن ٱْش ُك ْر ِهَّلِلۚ َو َم ن َيْش ُك ْر َفِإَّنَم ا َيْش ُك ُر ِلَنْفِس ِهۦۖ َو َم ن َك َفَر َفِإَّن ٱَهَّلل َغ ِنٌّى َح ِم يٌد‬

5
Dan sesungguhnya telah Kami berikan hikmat kepada Luqman, yaitu:
"Bersyukurlah kepada Allah. Dan barangsiapa yang bersyukur (kepada Allah),
maka sesungguhnya ia bersyukur untuk dirinya sendiri; dan barangsiapa yang
tidak bersyukur, maka sesungguhnya Allah Maha Kaya lagi Maha Terpuji”

Masyarakat Kabupaten Kerinci secara bergotong royong mulai dari


mengumpulkan kebutuhan yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan kenduri
ini. Dalam hal ini, masyarakat menunjuk panitia yang akan menghitung semua
keperluan yang dibutuhkan, setelah hal ini dapat dilaksanakan, paniti yang telah
ditunjuk menentukan pembagian tugas masing-masing warga untuk persiapan
acara kenduri dan acara kenduri itu sendiri. Setelah semuanya diatur sesuai
dengan tugas masing-masing, kegiatan kenduri sudah tuai pun dilaksanakan.

Kegiatan Menyambut Bulan Suci Ramadhan


Gotong royong dalam rangka menyambut bulan suci ramadhan merupakan
salah satu bentuk kegiatan rutin tahunan yang dilakukan oleh masyarakat
Kabupaten Kerinci. Hal ini dilakukan supaya pada saat melaksanakan ibadah
puasa dan tarawih menjadi lebih khusuk dan mendapat barakah dari Allah SWT.
Menjelang bulan suci ramadhan, perangkat desa bersama dengan pengurus masjid
mengadakan musyawarah untuk menentukan saat pelaksanaan gotong royong
serta pembagian lokasi gotong royong. Pada hari dilaksanakan gotong royong,
semua kaum pria turun ikut serta bergotong royong, sementara ibu-ibu
menyiapkan makanan yang dibawa dari rumah masing-masing.
Kegiatan gotong-royong ini merupakan salah satu bentuk keyakinan
bahwa Allah SWT sangat mencintai kebersihan dan kesucian. Kegiatan ini
merupakan bentuk persiapan lahiriah didalam menyambut bulan suci ramadhan.
Sebelum melaksanakan ibadah didalam bulan suci ramadhan. Hal ini sesuai
denganyang disabdakan oleh baginda Nabi Besar Muhammad SAW.

‫ َفَن ِّظ ُف وا‬, ‫ َج َو اٌد ُيِحُّب اْل ُج وَد‬, ‫ َك ِر يٌم ُيِحُّب اْلَك َر َم‬, ‫ َن ِظ يٌف ُيِحُّب الَّن َظ اَفَة‬, ‫ِإَّن َهَّللا َط ِّيٌب ُيِحُّب الَّط ِّي َب‬
‫َأْف ِنَي َت ُك ْم‬

Dari Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallam: Sesungguhnya Allah SWT itu suci
yang menyukai hal-hal yang suci, Dia Maha Bersih yang menyukai kebersihan,
Dia Maha Mulia yang menyukai kemuliaan, Dia Maha Indah yang menyukai
keindahan, karena itu bersihkanlah tempat-tempatmu." (HR. Tirmizi).

Kegiatan Membersihkan Aliran Air


Kegiatan gotong-royong lainnya adalah kegiatan membersihkan aliran
air. Hal ini dilakukan dalam rangka memperlancar aliran air yang akan mengairi
sawah-sawah dimana mayoritas masyarakat Kabupaten Kerinci adalah Petani.
Kegiatan ini lakukan bersifat insidentil, biasanya dilakukan pada musim kemarau
dimana aliran air mulai menyurut dan debit sampah yang menggenangi aliran
cukup banyak sehingga mengganggu aliran air yang akan masuk ke kawasan
pesawahan warga.

6
Pelaksanaan gotong royong ini melibatkan seluruh warga masyarakat
yang berdomisili di Kabupaten Kerinci, kegiatan ini dikontrol langsung oleh
kepala desa beserta perangkatnya. Kegiatan ini biasanya dilakukan pada hari libur
sehingga semua komponen masyarakat di Kabupaten Kerinci dapat hadir pada
hari gotong royong tersebut. Hal ini sejalan dengan firman Allah didalam kitab
suci Al Qur’an surat Al Maidah ayat 2

‫َو َتَعاَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَعاَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُعْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬
Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan
takwa, dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan.
Bertakwalah kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya.
Berdasarkan ayat al qur’an ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Allah
SWT sangat menyukai kegiatan gotong royong dalam hal melakukan hal-hal
positif yang berguna untuk kemaslahatan umat.

Gotong Royong dalam Kepentingan Perseorangan/Individu


Gotong Royong dalam kepentingan perseorangan/individu meliputi
kegiatan idul qurban, peletakan batu pertama pembuatan rumah, pernikahan,
kemalangan, dan kegiatan sosial lainnya seperti keberangkatan haji, syukuran dan
nazar. Nilai-nilai pendidikan Islam dalam kegiatan gotong royong pada kegiatan-
kegiatan tersebut dapat dilihat dengan adanya do’a dalam setiap kegiatan.
Misalnya dalam peletakan batu pertama pembuatan rumah, semua orang di
Kabupaten Kerinci diundang untuk menghadiri peletakan batu pertama sekaligus
bergotong royong pada hari itu untuk membantu warga yang mulai membangun
rumah tersebut. Kegiatan tersebut diawali dengan pembacaan do’a dan syukuran.
Bentuk lain yang sangat jelas adalah dalam kegiatan Idul Kurban, seluruh
masyarakat Kabupaten Kerinci bahu membahu menyukseskan Idul Kurban.
Demikian juga ketika ada warga masyarakat yang mendapat kemalangan
seperti kematian, masyarakat Kabupaten Kerinci bersama-sama bergotong royong
membantu menyelenggarakan proses mengurus jenazah secara islami. Hal ini
dilakukan karena masyarakat Kabupaten Kerinci telah memahami betul tentang
kewajiban sebagai seorang muslim ketika ada seseorang yang meninggal. Tidak
hanya dalam hal kemalangan, dalam hal baik pun masyarakat Kabupaten Kerinci
bergotong royong untuk mendukung kegiatan tersebut. Ketika salah seorang
warga masyarakat Kabupaten Kerinci menyelenggarakan pesta pernikahan,
masyarakat Kabupaten Kerinci juga bergotong royong mensukseskan
penyelenggaraan acara tersebut.

Pembahasan
Gotong royong di Kabupaten Kerinci telah menjadi tradisi yang
diwariskan secara turun menurun dari generasi ke generasi, seperti pepatah adat
yang ada di Kabupaten Kerinci patah tumbuh hilang berganti. Masyarakat yang
ada di kabupaten Kerinci penduduk aslinya merupakan penganut agama Islam,
sehingga semangat gotong royong yang tumbuh dilandasi dengan semangat
keagamaan yang tinggi. Galba (2011 hlm. 45) menyatakan bahwa gotong royong
sesungguhnya adalah suatu nilai. Sebagai suatu nilai, gotong-royong baru dapat

7
diamati setelah terwujud dalam aspek tingkah laku. Nilai-nilai itu antara lain:
kebergantungan dengan sesamanya, kebersamaan, musyawarah, dan kerjasama.
Nilai-nilai pendidikan karakter yang terdapat didalam kegiatan gotong royong di
Kabupaten Kerinci meliputi beberapa aspek.
Pertama, Gotong royong merupakan bentuk ibadah dan rasa syukur kepada
Allah. Pada kegiatan gotong royong didalam kegiatan kenduri sudah tuai, peneliti
melihat bahwa masyarakat kabupaten Kerinci memiliki kesadaran yang tinggi
tentang perlunya bersyukur kepada Allah SWT atas segala karunia yang
diberikannya kepada masyarakat Kabupaten Kerinci, hal ini seperti yang
difirmankan oleh Allah SWT didalam Al Qur’an surat Ibrahim ayat ke 7 yang
berbunyi:

‫َو ِإْذ َتَأَّذ َن َرُّبُك ْم َلِئن َش َك ْر ُتْم َأَلِز يَد َّنُك ْم ۖ َو َلِئن َك َفْر ُتْم ِإَّن َع َذ اِبى َلَش ِد يٌد‬
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu
bersyukur, pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu
mengingkari (nikmat-Ku), maka sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".

Berdasarkan ayat al qur’an diatas dapat kita pahami bahwa bentuk rasa
syukur yang dilakukan oleh masyarakat Kabupaten Kerinci adalah melalui
kegiatan kenduri yang dilakukan 5 tahun sekali. Kegiatan kenduri ini merupakan
bentuk syukur atas hasil panen yang melimpah dan negeri yang aman yang
dianugerahkan oleh Allah SWT. Kegiatan kenduri sudah tuai ini biasanya
beriringan dengan kegiatan adat yang terkenal dengan istilah kenduri sko. Jadi,
kenduri sko yang dilakukan di desa-desa di Kabupaten Kerinci merupakan kata
lain dari kenduri sudah tuai atau syukuran kepada Allah SWT atas berkah yang
diberikan.
Kedua, Masyarakat Kabupaten Kerinci menyadari bahwa menjaga
lingkungan merupakan bentuk melaksanakan perintah Allah. Dalam Tafsir Ibnu
Katsir, Darud Thayyibah Linnasyari Wat Tauzi’, Jilid 8, Hal. 254 Jangan
memiliki hasrat untuk merusak bumi, sedangkan kamu hidup di dalamnya. Serta
jangan berbuat keburukan terhadap sesuatu yang diciptakan Allah Dapat dilihat
dengan jelas bahwa Allah tidak menyukai kerusakan dimuka bumi. Selanjutnya,
Dr. Muhammad Fadhil al-Jamali (1986 hlm. 3) memberikan pengertian
pendidikan Islam sebagai upaya mengembangkan, mendorong serta mengajak
manusia lebih maju dengan berlandaskan nilai-nilai yang tinggi dan kehidupan
yang mulia, sehingga terbentuk pribadi yang lebih sempurna, baik yang berkaitan
dengan akal, perasaan, maupun perbuatan. Selanjutnya, Muhammad (2022 hlm. 3)
menyatakan bahwa menjaga lingkungan disekitar merupakan bentuk akhlak yang
baik terhadap alam. Manusia hidup di muka bumi harus memiliki tanggung jawab
mengelola dan memanfaatkan sumber daya alam berdasarkan konservasi untuk
mencapai kemakmuran agar terpenuhi seluruh kebutuhan umat manusia, dan
saling menjaga lingkungan sekitar kita dalam konteks apapun.
Gotong royong menjaga lingkungan bermanfaat untuk diri pribadi dan
juga bermanfaat bagi masyarakat secara umum. Manusia sebagai penghuni
lingkungan hidup di bumi berperan besar dalam menentukan kelestarian
lingkungan. Afrina (2020 hlm. 3) menyatakan bahwa manusia sebagai makhluk

8
ciptaan Tuhan yang berakal budi mampu merubah wajah dunia dari pola
kehidupan sederhana sampai ke bentuk yang lebih modern seperti sekarang ini.
Disamping itu, Maliki (2011 hlm. 137-147) menyatakan bahwa agama memang
memberi penekanan pada etika dan rasa tanggung jawab terhadap alam. Oleh
karena itu agama menawarkan kepada manusia agar memberi perhatian terhadap
alam dan lingkungan dengan komitmen bahwa alam memiliki dan berada dalam
satu tatanan nilai.Menjaga lingkungan haruslah menjadi perhatian baik secara
pribadi maupun kelompok. Hal ini sesuai dengan firman Allah SWT didalam Al
Qur’an surat Al Qashash ayat 77 yang berbunyi.

‫َو اَل َتْبِغ ٱْلَفَس اَد ِفى ٱَأْلْر ِضۖ ِإَّن ٱَهَّلل اَل ُيِح ُّب ٱْلُم ْفِسِد يَن‬

Dan janganlah kamu berbuat kerusakan di (muka) bumi. Sesungguhnya


Allah tidak menyukai orang-orang yang berbuat kerusakan.

Berdasarkan ayat al qur’an ini, kita memahami bahwa kegiatan


membersihkan aliran sungai merupakan bentuk kegiatan menjaga lingkungan
supaya selalu dalam keadaan baik. Kegiatan ini nantinya dapat bermanfaat untuk
pengairan bagi sawah-sawah di Kabupaten Kerinci dan juga untuk kegiatan
peternakan lainnya, seperti tambak ikan, memberi minum ternak dan usaha
kerajinan lain yang memerlukan air.
Ketiga, Gotong royong yang dilakukan merupakan perbuatan tolong
menolong sesama manusia dalam hal kebaikan. Bentuk gotong royong dalam
saling tolong menolong terhadap sesama terlihat dalam kegiatan syukuran,
kematian, dan pernikahan. Sikap ini mencerminkan penghayatan yang baik
masyarakat terhadap kandungan al qur’an yang terdapat didalam surat Al maidah
ayat 2 yang berbunyi:

‫َو َتَعاَو ُنْو ا َع َلى اْلِبِّر َو الَّتْقٰو ۖى َو اَل َتَعاَو ُنْو ا َع َلى اِاْل ْثِم َو اْلُعْد َو اِن ۖ َو اَّتُقوا َهّٰللاۗ ِاَّن َهّٰللا َش ِد ْيُد اْلِع َقاِب‬

Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa,


dan jangan tolong-menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. Bertakwalah
kepada Allah, sungguh, Allah sangat berat siksaan-Nya

Berdasarkan ayat al qur’an ini, kita dapat menyimpulkan bahwa Allah


SWT sangat menyukai kegiatan tolong menolong dan bersama-sama dalam hal
melakukan hal-hal positif yang berguna untuk kemaslahatan umat. Menurut
Steeman (dalam Adisusilo, 2013:56) nilai adalah sesuatu yang dijunjung tinggi,
yang dapat mewarnai dan menjiwai tindakan seseorang. Nilai itu lebih dari
sekedar keyakinan, nilai selalu menyangkut pola pikir dan tindakan, sehingga ada
hubungan yang amat erat antara nilai dan etika. Jadi, gotong royong sebagai salah
satu wadah yang ada ditengah masyarakat merupakan tempat untuk
menumbuhkan nilai-nilai karakter yang yang sejalan dengan etika yang tumbuh
dari keyakinan kepada Allah SWT.

9
Dari pemaparan diatas, dapat disimpulkan bahwa masyarakat Kabupaten
Kerinci memiliki semangat gotong royong yang tinggi dan dilandasi dengan nilai-
nilai pendidikan islam yang sudah tertanam dan mengakar disetiap warga
masyarakat Kabupaten Kerinci yang terkenal religius .

Kesimpulan
Dari pemaparan diatas dapat kita simpulkan bahwa masyarakat
Kabupaten Kerinci memiliki semangat gotong royong yang tinggi yang dilandasi
nilai-nilai keislaman. Adapun bentuk-bentuk kegiatan yang bisa kita lihat adalah
dalam kegiatan kenduri sudah tuai yang biasanya dirangkai dengan kegiatan
kenduri sko, menyambut bulan ramadhan, kegiatan membersihkan aliran air, dan
juga dalam kegiatan sosial perseorangan lainnya seperti kegiatan menyukseskan
idul kurban, pernikahan, kemalangan dan lain-lain.
Adapun nilai-nilai pendidikan islam yang dapat kita temukan didalam
kegiatan gotong royong di Kabupaten Kerinci seperti rasa syukur dalam bentuk
acara kenduri sudah tuai atau syukuran karena dilimpahkan hasil panen yang baik
dan ternak yang sehat. pengabdian terhadap Allah SWT dalam bentuk
mempersiapkan segala sesuatu dalam rangka menyambut bulan puasa, serta
berbuat baik terhadap sesama dalam bentuk mensukseskan idul kurban, syukuran,
kematian dan pernikahan.

10
DAFTAR PUSTAKA

Adisusilo, Sutarjo. 2013. Pembelajaran Nilai Karakter Konstruksi dan VCT


Sebagai Inovasi Pendekatan Pembelajaran Afektif. Jakarta: PT Rajagrafindo
Persada.

Afrina. Nur. 2020. Menjaga Kelestarian Lingkungan Dalam Perspektif Islam.


Skripsi, IAIN Ponorogo

Agustinus. W. Dewantara 2017. “Alangkah Hebatnya Negara Gotong Royong”


(Indonesia Dalam Kaca Mata Soekarno), Yogyakarta: PT Kanisius

Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Bintarto. 1980. Gotong Royong Suatu Karakteristik Bangsa Indonesia.


Yogyakarta: PT. Bina Ilmu Surabaya.

Chaidi. S. 2008. Hubungan Gotong Royong dan Surat Al-Ashr. Jurnal Pendidikan
dan Kebudayaan, No. 071, Tahun Ke-14, Maret 2008

Departemen Agama RI. 2000. Al Qur’an dan Terjemahannya; Assalamah.


Semarang: CV. Asy Syifa’

Galba. S. 2011. Gotong Royong Sebagai Wahana Pendidikan Budaya: Kasus


Perehaban Musholla Masyarakat Dusun Klayu. Jurnal Sejarah Dan Budaya.
Vol. IV No. 12 Desember 2011

Mawardi, Lubis. 2008. Evaluasi Pendidikan Nilai. Yogyakarta: Pustaka Pelajar

M. Arifin, 1991. Ilmu Pendidikan Islam Suatu Tinjauan Teoritis Dan Praktis
Berdasarkan Pendekatan Interdisipliner , Jakarta: Bumi Aksara.

Mahmudi. I. 2022. Islam, Budaya Gotong Royong dan Kearifan. Jurnal Penguatan
Komunitas Lokal Menghadapi Era Global. Hal. 458

Maliki, Z. (2011). Agama dan Lingkungan Hidup, 14(1), 137–147

Maulana. I. 2020. Manajemen Pendidikan Karakter Gotong Royong. Jurnal


Islamic Education Manajemen. (1) (2020) 127-138

Muhammad. A. 2022. Urgensi Pelestarian Lingkungan Hidup Dalam Al Qur’an.


JURNAL PILAR Volume 132, No. 1, Juni 2022

Samani, Muchlas dan Hariyanto. 2014. Konsep dan Model Pendidikan


Karakter. Bandung: Remaja Rosdakarya

11
Siyoto, Sandu, dan M. Ali Sodik, 2015. Dasar Metodologi Penelitian, Sleman:
Literasi Media Publishing

Sodikin. A. 2022. Peran Dakwah Islam Dalam Budaya Gotong Royong. Jurnal
An-Nida, Vol. 14, No. 1

Sudrajat, Ajat. 2014. Nilai-nilai Budaya Gotong Royong Etnik Betawi Sebagai
Sumber Pembelajaran IPS. Disertasi, Sekolah Pasca Sarjana, Universitas
Pendidikan Indonesia.

Sugiyono, 2013. Metode Penelitian Kombinasi, Bandung: Alfabeta

Sulistyo. A. 2018. Konsep Pendidikan Lingkungan Hidup Dalam Pandangan


Islam. Cahaya Pendidikan, Vol.4 No.1: 45-59

12

Anda mungkin juga menyukai