http://journal.ummat.ac.id/index.php/jmm
Vol. 4, No. 4, September 2020, Hal. 633-645
e-ISSN 2614-5758 | p-ISSN 2598-8158
:https://doi.org/10.31764/jmm.v4i4.2611
ABSTRAK
Abstrak: Artikel ini memebahas tentang problematika yang dialami kelompok muallaf
Muslim dalam masyarakat Suku Akit di Siak, Provinsi Riau. Selama bertahun-tahun
Suku Akit telah menjadi tempat kontestasi bagi penyebaran agama Islam, Kristen dan
Buddha. Suku Akit sebagaian kecil sudah memeluk agama Islam tetapi mereka banyak
mendapatkan problematika keagamaan seperti fasilitas serta pembinaan keagamaan.
Tujuan dari pengabdian ini adalah memberikan pembinaan, penguatan konsep
keagamaan, praktek pelatihan ibadah bagi kelompok Muallaf Suku Akit di Siak dan
penguatan ekonomi. Adapun metode pelaksanaan melalui Tiga tahapan. Tahapan
pertama melakukan observasi kepada kelompok Muallaf Suku Akit, lingkungan, kondisi
fasilitas, sosial keberagamaan, serta sosial ekonomi. Tahapan kedua melakukan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat kelompok Suku Akit. Tahapan Ketiga
melakukan evaluasi kegiatan pengabdian. Kegiatan ini berlangsung dengan
menghasilkan kegiatan yang baik serta bermanfaat bagi kelompok Muallaf Suku Akit
setidaknya mereka memiliki fasilitas yang cukup memadai dalam beribadah. Kegiatan
pengabdian ini juga berdampak positif bagi kelompok Muallaf Suku Akit dengan
adanya pelatihan dan penyuluhan dapat meningkatkan ketaatan dan semangat
beribadah.
Kata kunci: suku akit; komunitas adat terpencil; ibadah.
Abstract: This paper examines the problems faced by (Muslim) converts among the
Akit tribe who reside in Siak, Riau Province. Over the years the Siak trible has been a
place of contestation for the spread of Islam, Christianity, and Buddhism. The small
part of the Siak trible people have converted to Islam, but they often get religious
problems such as facilities and religious formation. The purpose of this service is to
provide guidance and strengthening religious concepts and practice of religious
training for the Akit Muslim converts in Siak. The method of implementation is
through three stages, the first stage is observing the Akit converts, the environment,
the condition of the facilities, and social diversity. The second stage is carrying out
community service activities for the Akit ethnic group. The third Stage evaluates
community service activities. This study took place by producing good activities and
benefiting the Akit converts, at least they had adequate facilities in worship. This
dedication activity also had a positive impact on the Akit Tribal group, with training
and counseling to increase obedience and the spirit of worship.
Keywords: akit trible; indigenous communit; worship,
Article History:
Received: 17-07-2020
Revised : 24-08-2020
Accepted: 26-08-2020 This is an open access article under the
Online : 07-09-2020 CC–BY-SA license
633
634 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 4, September 2020, hal. 633-645
A. LATAR BELAKANG
Agama adalah satu kata yang paling populer di muka bumi. Diskusi dan
isu tentang agama dengan berbagai sudut pandang menjadi persoalan yang
sangat menarik. Pengertian agama secara kebahasaan adalah ajaran atau
sistem yang mengatur prinsip keimanan (kepercayaan) dan peribadatan
kepada al-Khaliq. Lebih dalam Kunawi Basyir mengatakan Agama
merupakan salah satu proses sistem sosial yang non-empiris kekuatan (suci)
dan akan digunakan oleh pengikutnya untuk mencapai keselamatan
(Kunawi, 2019). Agama sudah dijadikan sebagai Ideologi dalam
menciptakan dan menggerakkan spirit motivasional bagi manusia sebagai
bentuk aktualisasi diri dalam kehidupan (Fathani & Qodir, 2020).
Secara praktis agama bertujuan untuk memelihara atau mengatur
hubungan antara makhuk dengan realitas tertinggi yaitu Tuhan sebagai
penciptanya. Agama juga mengatur hubungan di antara sesama manusia
dan manusia dengan alam semesta. Berdasarkan Kamus Besar Bahasa
Indonesia (leksikal), kata agama diartikan sebagai prinsip kepercayaan
kepada Tuhan (Jalil, 2020). Sedangkan menurut istilah, agama adalah
satu sistem credo (tata keimanan atau tata keyakinan) atas adanya sesuatu
yang mutlak di luar manusia dan sistem ritus (tata kepribadian) yang
mengatur hubungan manusia dengan sesamanya, dan hubungan manusia
dengan alam, sesuai dengan tata keimanan dan tata kepribadian (Jonar,
2020).
Dalam perkembangan keyakinan seseorang terhadap agama, terdapat
kemungkinan untuk melakukan perpindahan keyakinan atau konversi.
Konversi agama adalah berpindahnya keyakinan atau agama seseorang
pada keyakinan baru. Bila ditinjau dari sudut kebahasaan (etimologis),
istilah konversi (Zamhari, Utama, & Mersyah, 2019) berasal dan kata
“Conversio” yang berarti: bertobat, berpindah, dan berubah keyakinan atau
agama. Kata “Conversio” selanjutnya diserap dalam bahasa Inggris
conversion yang mengandung pengertian: berubah dan suatu keadaan atau
dan suatu agama ke agama lain (Ilahi, K., & Rabain, 2019).
Dalam hal fenomena konversi agama, terdapat kelompok masyarakat
yang sangat menarik, yaitu masyarakat adat Suku Akit. Masyarakat adat
Suku Akit adalah masyarakat tradisional yang berada di Desa Penyengat,
Kecamatan Sungai Apit, Kabupaten Siak, Provinsi Riau. Secara geografis
Desa Penyengat terbagi menjadi dua daerah dengan tiga wilayah
administratif. Satu wilayah administratif yaitu Dusun Mungkal berada di
daerah kepulauan. Letaknya terpisah oleh selat dengan dua wilayah
administratif lainnya, yaitu Dusun Tanjung Pal dan Sungai Rawa. Jarak
antara Dusun Mungkal dengan Dusun Tanjung Pal kurang lebih 2 (dua)
jam perjalanan air dengan menggunakan kapal pompong atau kapal kayu
dengan penggerak mesin diesel. Sementara itu jarak Dusun Tanjung Pal ke
Dusun Sungai Rawa kurang lebih 7 Km.
635
Abd. Madjid, Penguatan Sikap Beragama...
B. METODE PELAKSANAAN
Adapun tahapan pelaksanaan program ini adalah sebagai berikut:
1. Tahap 1: Observasi Kondisi Keagamaan Kaum Muallaf Suku Akit
Kaum Mualaf Suku Akit Desa Penyengat Kabupaten Siak.
Pada tahapan ini tim Pengabdian Kepada Masyarakat (selanjutnya
disebut PKM) melakukan survei kondisi kaum Muallaf suku akit,
untuk melihat keadaan kaum suku akit secara langsung, kondisi
sosial ekonomi masyarakat kaum Muallaf suku akit serta melihat
kondisi sosial keagamaannya yang menjadi tujuan penelitian ini.
Dalam tahapan ini tim PKM melakukan kerja sama dengan
bebebrapa pihak antara lain, masyarakat kaum Muallaf suku akit
setempat, ketua adat, tokoh agama dan kaum Muallaf. Serta
observasi ini bertujuan untuk menentukan jadwal atau waktu
pelaksanaan dan komunikasi antara tim PKM dan masyarakat.
Tahapan Pelaksanaan
Evaluasi Kegiatan
Dari Asiong jelas terungkap betapa sebenarnya kaum mualaf Suku Akit
memiliki minat yang besar untuk meneguhkan sikap beragama mereka.
Kondisi ekonomi keluarga yang rata-rata mengamai kendala, tidak menjadi
kendala yang berarti untuk belajar agama dalam suasana yang relatif semi-
formal, seperti pengajian.
Dalam upaya mensikapi hal tersebut, maka dirancang program
penguatan ekonomi (Setiawan, 2019) dalam rangka memperkokoh sikap
beragama mereka. Upaya penguatan ekonomi dilakukan dengan
mencermati potensi lokal yang paling memungkinkan dan produktif.
Setelah berdiskusi dan mencermati kondisi potensial desa Penyengat, maka
tim memutuskan untuk memulai penguatan ekonomi dengan budi daya
nenas buah. Budi daya nenas ini dipilih karena melihat di beberapa
642 | JMM (Jurnal Masyarakat Mandiri) | Vol. 4, No. 4, September 2020, hal. 633-645
Untuk memulai budi daya nenas Tim mencari bibit tampang nenas di
daerah Rimbo Panjang, kabupaten Kampar sebanyak 10.000 bibit.
Pengadaan bibit dilakukan pada awal bulan April 2020. Bibit ini kemudian
ditanam pada lahan kas masjid seluas 1 hektar. Tanaman nenas tersebut
kemudian dirawat oleh warga mualaf seacara bergiliran. Pola perawatan
ini dibuat sekaligus sebagai proses pembelajaran budi daya nenas bagi
mereka.
Tanaman nenas yang telah dirawat diperkirakan akan panen pada
bulan ke-8, atau pada bulan November 2020. Untuk rencana pemasaran
tim mulai membuat jaringan dengan beberapa pedagang dan pasar di kota
Pekanbaru, Selat Panjang dan Siak. Dari hail penelusuran tim terhadap
harga nenas di beberapa kota tersebut ditemukan informasi awal bahwa
harga nenas berkisar antara Rp. 1.500 - Rp. 3.000 perbuah dengan standar
kualitas A untuk kualitas super, B untuk kulaitas bagus, dan C untuk
kualitas biasa. Dengan melihat potensi dan adanya jaringan ini diharapkan
akan menjadi peluang pemasaran pada masa panen. Bila panen dapat
berhail optimal maka diperkiraan pada lahan 1 hektar akan didapat
keuntungan sebesar Rp. 30.000.000. Untuk biaya tanam dan perawatan
diperkirakan membutuhkan dana sebesar 5 juta sampai masa panen.
dengan kewajiban sunat (khitan) pada kaum pria dan puasa Ramadhan
(Setiawan, 2019).
Dalam mensikapi kondisi tersebut, diperlukan literasi tentang
keislaman secara objektif dan subtantif. Hal tersebut dimaksudkan untuk
memperkuat keyakinan mereka terhadap kebenaran agama baru yang
mereka yakini. Kesalahan informasi tentang Islam akan sangat
mengganggu keyakinan kaum mualaf untuk mengauatkan sikapnya dalam
beragama dengan baik.
Memperhatikan pentingnya pembentukan persepsi positif (Kim, Choe,
& Kaufman, 2019) tentang Islam terhadap pembentukan sikap beragama
bagi kaum mualaf, sehingga dapat membentuk moral yang baik,
Nurzakiyah menekankan pentingnya peningkatan literasi agama agar
masyarakat belajar hidup bersama satu sama lain (Nurzakiyah, 2018).
Maka tim menyusun program literasi keislaman. Program ini
diselenggarakan dalam bentuk diskusi seputar tema-tema aktual yang
berkembang di lingkungan masyarakat adat suku Akit seputar Islam.
Tujuan dari kegiatan ini adalah untuk memberikan pemahaman yang
objektidf dan positif tentang Islam.
Kegiatan dilaksanakan dalam bentuk diskusi seacara santai di sela-sela
kegiatan utama bimbingan dan perlatihan ibadah praktis. Diskusi di buka
oleh Tim Pembimbing setelah kegiatan pokok. Biasanya mereka bertanya
seputar isu-isu negatif tentang Islam di lingkungan adat suku Akit seperti
khitan, puasa dan shalat. Berkaitan erat dengan program literasi ini, Tim
PKM memberikan sumbangan buku-buku keislaman, Al-Qur’an dan
perlengakapan ibadah.
Gambar 4. Penyerahan Buku Keislaman dan Al-Qur’an sebagai media literasi kaum
mualaf Suku Akit di dusun Mungkal
Shafiai, 2016) bagi kaum pria yang sering dipersepsi sebagai sesuatu yang
menakutkan pada akhirnya dapat mereka terima dengan baik, karena
dalam kewajiban khitan tersebut terkandung esensi kebersihan yang
sangat besar hikmahnya bagi kesehatan (Siti Khotijah, 2015). Dengan
adanya program literasi ini maka kaum mualaf merasa semakin yakin
dengan pilihan agama yang telah mereka tetapkan dalam hidup yaitu,
Islam. Islam ternyata adalah agama yang penuh dengan kasih sayang dan
pada hakikatnya sangat sesuai dengan naluri manusia dengan latar
belakang etnis dan budaya apapun.
DAFTAR RUJUKAN
’ A., Melay, R., & ’ T. (2016). Perkembangan Sosial Ekonomi Kabupaten Siak pada
Era Pemekaran Daerah Tahun 2000-2014. Jurnal Online Mahasiswa Fakultas
Keguruan Dan Ilmu Pendidikan Universitas Riau, 3(1), 1–12.
Ahmad, & Riawan, H. Z. (2014). Ekpresi Keagamaan, dan Narasi Identitas : Studi
Program Pesantren Tahfidz Intensif Darul Quran Cipndoh Tangerang. Jurnal
Multikultural Dan Multireligius, 13(2), 64.
Anshari, E. S. (1993). Wawasan Islam :Pokok- pokok Fikiran tentang Islam.
Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada.
645
Abd. Madjid, Penguatan Sikap Beragama...
Dariah, A. R., Salleh, M. S., & Shafiai, H. M. (2016). A New Approach for
Sustainable Development Goals in Islamic Perspective. Procedia - Social and
Behavioral Sciences, 219, 159–166. https://doi.org/10.1016/j.sbspro.2016.05.001
Duraesa, M. A., & Ahyar, M. (2019). Pluralisme Asimetris: Pluralitas Dan Gerakan
Sosial Masyarakat Indonesia Kontemporer. Al-A’raf: Jurnal Pemikiran Islam
Dan Filsafat, 16(2), 287–310.
Farradinna, S., & Anugrah, S. (2019). Motivasi Belajar Pada Siswa Etnis Melayu
Dan Tionghoa. AN-NAFS, 13(2), 108–116.
Fathani, A. T., & Qodir, Z. (2020). Agama musuh pancasila? Studi sejarah dan
peran agama dalam lahirnya pancasila. Al-Qalam, 26(1), 117–128.
Fauzi, M., & Mulyadi, M. (2020). Struktur Argumen Bahasa Melayu Dialek Akit
Pulau Padang Kepulauan Meranti. Jurnal Ilmu Budaya, 16(2), 110–119.
Ghafur, H. &. (2014). Transformasi Sosial-Kultural Masyarakat Suku Asli (Akit) di
Desa Penyengat Kecatatan Sungai Apit Kabupaten Siak (Lembaga Penelitian
dan Pengembangan Universitas Islam Sultan Syarif Kasim Riau. Penelitian
dilakukan di Desa Penyengat, Kecamatan Sungai Apit,. 65–66.
Ilahi, K., & Rabain, J. (2019). Dari Islam Ke Kristen Konversi Agama pada
Masyarakat Suku Minangkabau. Madania: Jurnal Ilmu-Ilmu Keislaman, 8(2),
201–227.
Jalil, M. (2020). Sinergitas Filsafat Dan Agama Bagi Masyarakat Di Era
Kontemporer. Ath Thariq Jurnal Dakwah Dan Komunikasi, 3(2), 215–234.
Jegatesen, G. (2019). The Aboriginal People of Peninsular Malaysia: From the
Forest to the Urban Jungle. New York: Routledge.
Jonar, R. A. (2020). Partisipasi Dan Keadilan: Studi Teologis Dalam Hubungan
Manusia Dan Tanah. Sola Gratia:Jurnal Teologi Biblika Dan Praktika, 1(1).
Khairi, A. (2020). Metode Dakwah Pengurus Da’i Rupat Dalam Pembinaan Agama
Pada Suku Akit Di Kecamatan Rupat. UIN Sultan Syarif Kasim Riau.
Kim, S., Choe, I., & Kaufman, J. C. (2019). The development and evaluation of the
effect of creative problem-solving program on young children’s creativity and
character. Thinking Skills and Creativity, 33, 100590.
https://doi.org/10.1016/J.TSC.2019.100590
Saifuddeen, S. M., Rahman, N. N. A., Isa, N. M., & Baharuddin, A. (2014). Maqasid
al-Shariah as a Complementary Framework to Conventional Bioethics.
Science and Engineering Ethics, 20(2), 317–327.
https://doi.org/10.1007/s11948-013-9457-0
Santoso, S., & Niko, P. F. (2019). Strategi Penguatan Motivasi Belajar Agama
Islam Pada Kaum Mualaf Suku Akit Desa Penyengat Kecamatan Sungai Apit
Kabupaten Siak. Jurnal Islamika, 2(1), 51–64.
Saputra, A., Wahyuni, S., & Syafitri, R. (2020). Perbedaan Pandangan Masyarakat
Pendatang Dan Masyarakat Tempatan Terhadap Mitos Batu Jongkong Di
Desa Nyamuk Kecamatan Siantan Timur Kabupaten Kepulauan Anambas.
Student Online Journal (SOJ) UMRAH-Ilmu Sosial Dan Ilmu Politik, 1(1),
216–224.
Setiawan, J. (2019). Model Kemitraan Kelompok Usaha Mikro Dengan Lembaga
Keuangan Dalam Pemberdayaan Dan Penguatan Ekonomi Rumah Tangga.
Jurnal Agribisnis Terpadu, 12(2), 278. https://doi.org/10.33512/jat.v12i2.6788
Siti Khotijah, N. : 131410000052. (2015). Khitan Menurut Hukum Islam Dan
Kesehatan. Unisnu.
Zamhari, A., Utama, S. P., & Mersyah, R. (2019). Ekonomi Konversi Lahan Sawah
Menjadi Kebun Kelapa Sawit Di Kecamatan Kedurang Kabupaten Bengkulu
Selatan Provinsi Bengkulu. Naturalis: Jurnal Penelitian Pengelolaan Sumber
Daya Alam Dan Lingkungan, 8(1), 1–8.
https://doi.org/10.31186/naturalis.8.1.9156