Anda di halaman 1dari 8

BAB IV

Hasil Pengabdian Kepada Masyarakat


Moderasi beragama merupakan sikap keagamaan seseorang yang mengedepankan
asas moderat, toleran, dan inklusif dalam beragama. Parda Suka merupakan salah satu desa
dari 12 desa yang ada di Kecamatan Maje, Kabupaten Kaur, Provinsi Bengkulu. Terdapat
prasasti yang menjadi tanda di resmikannya sebagai Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama.
Untuk diketahui, Desa Parda Suka yang berpenduduk 1.303 jiwa itu, terdapat 4 keyakinan
beragama yakni Islam, Protestan, Hindu, dan Katolik. Sikap keagamaan tersebut menjadi
kunci utama suatu individu atau golongan untuk dapat hidup dalam masyarakat plural.
Gagasan moderasi beragama muncul sebagai respon terhadap berbagai problem yang
dihadapi umat beragama di Indonesia. Islam sebagai agama mayoritas di Indonesia, sering
menjadi pusat perhatian dalam menyoal moderasi beragama. Ajaran Islam yang kompleks
melahirkan berbagai interpretasi Islam yang dapat memicu gesekan sosial, baik antar umat
Islam maupun antar umat beragama.
Dari hasil pengabdian yang telah dilakukan melalui Diskusi Lintas Iman dapat dinilai
berhasil karena kegiatan ini memberikan dampak positif bagi pemuda-pemudi Desa Parda
Suka karena menguatkan pengetahuan sikap toleransi antar agama. Dalam diskusi ini juga
menjadi tempat setiap pemuda dari keyakinan berbeda saling bertukar pikiran untuk
pembangunan dan pengembangan forum “Pemuda Lintas Iman”. Dalam proses bertukar
pikiran ini forum mendapatkan banyak gagasan-gagasan baru yang berkaitan dalam Diskusi
Lintas Iman yang diharapkan bisa menjadi langkah awal yang baik dalam pertumbuhan
toleransi dan kerukunan antar umat beragama di Desa Parda Suka.

Gambar 4.1 Proses Diskusi Lintas Iman

Toleransi adalah sikap atau sifat menenggang, yaitu menghargai serta membolehkan
suatu pendirian, pendapat, pandangan, kepercayaan maupun yang lainnya yang berbeda
dengan pendirian sendiri. Toleransi antar agama adalah kesediaan seseorang untuk menerima
atau bahkan menghargai orang lain yang agamanya berbeda atau bahkan yang tak
disetujuinya sehingga orang tersebut tetap punya hak yang sama sebagai warga negara. Istilah
kerukunan umat beragama pertama kali dikemukakan oleh Menteri Agama, K.H. M.
Dachlan, dalam pidato pembukaan Musyawarah Antar Agama tanggal 30 Nopember 1967
antara lain menyatakan: "Adanya kerukunan antara golongan beragama adalah merupakan
syarat mutlak bagi terwujudnya stabilitas politik dan ekonomi yang menjadi program Kabinet
AMPERA. Oleh karena itu, kami mengharapkan sungguh adanya kerja sama antara
pemerintah dan masyarakat beragama untuk menciptakan “iklim kerukunan beragama ini,
sehingga tuntutan hati nurani rakyat dan cita-cita kita bersama mewujudkan masyarakat yang
adil dan makmur yang dilindungi Tuhan Yang Maha Esa itu benar benar terwujud”. Dari
pidato K.H. Ahmad Dachlan tersebutlah istilah “Kerukunan Umat Beragama” mulai muncul
dan kemudian menjadi istilah baku dalam berbagai dokumen negara dan peraturan
perundang-undangan.
Walaupun dalam pengabdian kepada masyarakat melalui Diskusi Lintas Iman tidak
berhasil membentuk forum Pemuda Lintas Iman, namun pengabdian ini berhasil berperan
sebagai wadah dan tempat menyatukan berbagai keyakinan. Pengetahuan yang di berikan
mengenai sikap toleransi antar agama di Desa Parda Suka berhasil disampaikan kepada
pemuda-pemudi lintas iman, terlihat dengan antusiasnya mereka mengajukan pertanyaan
yang berkaitan dengan permasalahan keyakinan dan sikap toleransi antar beragama.
Walaupun tidak berhasil membentuk forum Pemuda Lintas Iman, desa Parda Suka sudah
terkenal dengan julukan Desa Sadar Kerukunan Umat Beragama karena memiliki berbagai
keyakinan akan tetapi tetap menjaga kerukunan dan toleransi didalam nya.
Hasil positif dari Diskusi Lintas Iman juga terlihat dari sikap mereka yang tetap
berkumpul bersama dan melanjutkan diskusi walaupun forum telah selesai dan telah
dibubarkan. Kerukunan antar umat di Desa Parda Suka juga terlihat dari sikap mereka yang
menghargai perayaan hari-hari besar berbagai macam agama di Desa Parda Suka bahkan
mereka tidak segan ikut membantu berperan didalam perayaan hari raya tersebut meskipun
berbeda keyakinan.

Gambar 4.2 Peserta Diskusi Lintas Iman

Penggunaan peta tematik untuk menampilkan informasi kenampakan tertentu.


Penggunaan simbol sesuai dengan tema pada judul peta. Contoh peta penggunaan lahan, peta
kepadatan penduduk, peta persebaran objek wisata, dan peta agama. Peta tematik agama
digunakan untuk menampilkan informasi penyebaran agama di Desa Parda Suka yang
memiliki empat keyakinan agama yaitu Islam, Katolik, Protestan, dan Hindu.
Data penganut agama di Desa Parda Suka yaitu Islam 1.203 penganut, Kristen
Protestan 15 penganut, Kristen Katolik 20 penganut, dan Hindu 80 penganut. Dengan tempat
ibadah Masjid berjumlah 2, Langgar berjumlah 2, Gereja berjumlah 3, dan Pura berjumlah 1.

Gambar 4.3 Peta Tematik Agama Parda Suka


Peta tematik agama yang dibuat memaparkan penyebaran agama di desa Parda Suka. Dilihat
dari persebaran agamanya, untuk agama Islam mayoritas nya berada di wilayah Parda Suka
bagian luar, dan untuk persebaran agama Kristen Protestan, Hindu, dan sebagian beragama
berada pada satu wilayah yang dikenal dengan desa Trans atau kampung Pancasila.
Teori organisasi membicarakan kerja sama antara individu, kelompok yang
hakikatnya untuk mencapai tujuan serta menentukan cara yang dapat ditempuh dengan
menggunakan teori tertentu yang dipandang dapat menerangkan tingkah laku, motivasi
individu dalam proses kerja sama yang di dalamnya terdapat aturan dan dilakukan dengan
teratur dan jelas hakikatnya untuk mencapai tujuan serta menentukan cara yang dapat
ditempuh dengan menggunakan teori tertentu yang dipandang dapat menerangkan tingkah
laku, motivasi individu dalam proses kerja sama yang di dalamnya terdapat aturan dan
dilakukan dengan teratur dan jelas.
Hal ini sangat selaras dengan yang terjadi di lapangan selama proses pengabdian
kepada masyarakat. Dalam melaksanakan kegiatan pengabdian masyarakat kolaborasi KKN
116 dengan pihak organisasi karang taruna terjadi dengan sangat baik. Program kerja dapat
terlaksana karena kolaborasi yang baik antara karang taruna parda suka dengan KKN 116.
Seperti program kerja gebyar ramadhan dapat sukses berkat kerja sama antara panitia. Panitia
gebyar ramadhan tidak hanya berasal dari pihak KKN 116 melainkan juga gabungan dari
pihak karang taruna. Dari pembentukan panitia, mengajukan proposal hingga pelaksanaan
acara gebyar Ramadhan terlaksana dengan sukses berkat kerja sama antara karang taruna
dengan anggota KKN. Penutupana gebyar ramadhan juga dilaksanakan dengan acara buka
bersama antara anggota KKN, karang taruna, pengurus mesjid, serta peserta lomba gebyar
ramadhan.

Gambar 4.4 Proker Gebyar Ramadhan


Juga pelaksanaan program kerja bagi-bagi takjil bisa terlaksana berkat kolaborasi
antara anggota KKN dengan pihak karang taruna. Anggota KKN 116 mempersiapkan takjil
dan pihak karang taruna membantu mengantarkan serta membagikan takjil kepada

Gambar 4.5 Proker Berbagi Takjil


masyarakat sekitar dan di tutup dengan kegiatan buka bersama.
Kegiatan tafakur alam juga menjadi kegiatan bersama antara anggota KKN dengan
organisasi karang taruna. Pihak karang taruna memperkenalkan wisata dan keindahan alam
ditempat mereka. Mulai dari pantai Bunga Karang, pantai Linau, pantai Laguna, pantai
Pengubayan, jembatan Manula.
Program Pengabdian Masyarakat (PM) merupakan satu dari tiga misi Tridharma
perguruan Tinggi dalam berkontribusi di masyarakat. LPPM sebagai unit kerja pendukung di
UINFAS yang mengemban tugas sebagai pintu yang memfasilitasi dan mengkoordinasi
kegiatan Pengabdian Masyarakat pada tahun 2023 ini Kembali memberi tawaran untuk
mendukung semangat mengabdi dosen UINFAS kepada masyarakat melalui program
program pengabdian masyarakat yang menyasar Desa Parda Suka Kab. Maje hingga daerah-
daerah terluar yang ada di Bengkulu. Pengabdian Masyarakat merupakan kegiatan yang
berorientasi pada pelayanan kepada masyarakat dengan menerapkan hasil kepakaran dalam
bidang ilmu pengetahuan, teknologi dan seni oleh sivitas akademik UINFAS dalam
menyelesaikan permasalahan masyarakat dan memajukan kesejahteraan bangsa. Dengan
mempertimbangkan aspek kebutuhan masyarakat dan kemampuan ilmiah sivitas akademik
UINFAS dalam menjadikan program kegiatan bermanfaat serta berkesinambungan, maka

Gambar 4.6 Kegiatan Tafakur Alam


ruang lingkup program Pengabdian Masyarakat berupa pemberdayaan masyarakat yang
dikategorikan sebagai berikut: 1) peningkatan pengetahuan dan kapasitas masyarakat melalui
publikasi dalam bentuk karya tulis dan/atau media visual yang dipublikasikan selain di jurnal
ilmiah, misalnya modul pelatihan, buku tentang penerapan ipteks, opini/liputan media, serta
video yang dimuat di media daring, media sosial, serta tulisan kuratorial pameran; 2) kegiatan
kepedulian social. Program prioritas mitigasi, adaptasi dan penanggulangan bencana perlu
dilaksanakan menanggapi meningkatnya jumlah kejadian bencana alam di Indonesia.
Kegiatan mitigasi, adaptasi dan penanggulangan bencana merupakan rangkaian upaya untuk
mengurangi risiko dan dampak bencana, serta penyesuaian antara sistem alam dan manusia
terhadap stimulus bencana alam, sehingga memperkecil penyebab kerugian dan memperbesar
manfaat. Contoh kegiatan mitigasi, adaptasi dan penanggulangan bencana yang sedang
dilaksanakan adalah: pengembangan sistem monitoring dan peringatan dini bencana, media
komunikasi visual kebencanaan, pengembangan aplikasi manajemen dan pengurangan risiko
dan dampak bencana, perintisan sekolah siaga bencana, dan sebagainya.
Program industri kreatif dan peningkatan kualitas kepariwisataan merupakan
rangkaian upaya pemanfaatan kreativitas, keterampilan, pengembangan potensi humaniora
atau budaya lokal untuk meningkatkan kesejahteraan dan kualitas pariwisata di Desa Parda
Suka. Adapun indicator baru dalam pengabdian kepada masyarakat antaralain memiliki
program yang dimaksudkan sebagai pemanfaatan dan penguatan potensi kreatif dan inovasi
di berbagai macam bidang, misalnya :
1. Pemberdayagunaan masjid sebagai bentuk kegiatan kepedulian sosial dan
pendampingan berbentuk gebyar Ramadhan, ngaji setiap hari senin sampai dengan
hari jumat dilaksanakan setelah solat asar, tadarus al-qur’an, dan lainnya;
2. Piagam penghargaan yang diberikan kepada kepala Desa Parda Suka dan Bakal
Makmur;

Gambar 4.7 Piagam Desa Bakal Makmur Gambar 4.8 Piagam Desa Parda Suka

3. Al-Qur’an dan papan struktur masjid serta stempel untuk Masjid Roso Muttaqin

Gambar 4.9 Memberikan Cinderamata Masjid

4. Membantu mengajar dan memberikan hadiah kepada Sekolah Dasar 117 Kaur

Gambar 4.10 Cinderamat Untuk SD 117 Kaur


5. Kenang-kenangan yang diberikan kepada seluruh anggota karang taruna Desa Parda
Suka dan Bakal Makmur;
6. Artikel pada media daring, seperti: website /Fakultas/Sekolah;
7. Kegiatan kepedulian sosial dalam rangka peningkatan kualitas Pendidikan,
masyarakat dan lain sebagainya.

Kuliah Kerja Nyata berbasis masjid dan masyarakat desa yang merupakan desa
kerukunan merupakan salah satu cara mengenyam Pendidikan yang bersifat formal dan non-
formal yang bertujuan untuk meningkatkan kualitas mahasiswa dan masyarakat yang terlibat.
Dari sini kita bisa sama-sama belajar yang mana tidak hanya mendapatkan pembelajaran saja
tapi juga memiliki tujuan dan fungsi social, transisi sikap, nilai-nilai, norma-norma dan
transfoemasi kebudayaan. Salah satunya adalah solidaritas. Sikap solidaritas ini perlu
diajarkan dan ditanamkan terutama di sekolah agar para siswa mempunyai kepedulian sosial
yang tinggi. Menurut mengemukakan bahwa, 'Sekolah ibaratnya sebagai museum kbijakan’.
Bentuk solidaritas yang dilakukan adalah bakti sosial atau lebih dikenal sebagai baksos

Gambar 4.11 Cinderamata Karang Taruna

merupakan salah satu kegiatan wujud dari rasa kemanusiaan antara sesama manusia. Bakti
Sosial merupakan suatu kegiatan dimana dengan adanya kegiatan ini kita dapat membangun
solidaritas sosial siswa. Bakti sosial diadakan dengan tujuan – tujuan tertentu. Bakti sosial
antar warga yang dilakukan oleh mahasiswa khususnya para KKN adalah untuk mewujudkan
rasa saling menolong, rasa saling peduli mahasiswa kepada masyarakat luas yang sedang
membutuhkan uluran tangan mereka. Tatanan kehidupan sosial di masayarakat akan teratur
dan seimbang jika dihiasi dengan rasa solidaritas yang tinggi. Rasa solidaritas yang lebih
mementingkan kepentingan orang lain/kepentingan bersama daripada kepentingan pribadi
akan menambah rasa kebersamaan dan sosial secara harmonis. Sebagai makhluk sosial, setiap
individu dituntut untuk memiliki sifat tersebut, karena sejatinya manusia tidak akan pernah
bisa menjalani hidup ini sendirian. Rasa solidaritas memang harus diajarkan sejak kecil,
mulai dari lingkungan keluarga, masyarakat maupun di lingkungan formal seperti di sekolah.
Berbicara tentang solidaritas mungkin merupakan hal yang sangat mudah dilakukan oleh
banyak orang, tetapi setelah mengerti esensi betapa pentingnya solidaritas dalam dikehidupan
bersosial sudah selayaknya setiap individu mengusahakan agar solidaritas itu tetap ada dan
tidak hilang. Faktor-faktor yang mendukung adanya solidaritas dari dalam diri hendaknya
ditumbuh kembangkan menjadi suatu kebiasaan yang positif. Solidaritas tidak hanya sebatas
teori saja yang memiliki tujuan dan peranan penting dalam kehidupan setiap orang,
melainkan juga suatu praktik yang bersifat rendah hati, tulus dari dalam diri dan terus-
menerus. Hendaknya setiap orang yang mencintai perbedaan dan orang yang selalu menutup
diri terhadap perbedaan, dapat mengaplikasikan solidaritas antar orang lain, sehingga tujuan
dari solidaritas itu sendiri tercapai.
Adapun dampak daripada pengambidan kepada masyarakat adalah terbentuknya
masyarakat di wilayah atau kawasan desa binaan yang diindikasikan dengan meningkatnya
kualitas hidup dan apresiasi masyarakat terhadap dunia perguruan tinggi terutama UINFAS
serta terjalinnya hubungan harmonis antara dunia perguruan tinggi dan masyarakat.
Sistem yang digunakan dalam pengukuran tingkat kepuasan mitra pengabdian
menggunakan sistem survey yang dilakukan kepada pihak dosen dan mitra pengabdian.
Sampel yang digunakan adalah sampel total yaitu diambil dari seluruh populasi pengabdi
yang mendapatkan hibah internal. Dalam survey ini, instrumen yang digunakan adalah
berupa kuesioner yang diisi oleh seluruh mitra pengabdian. Analisis tingkat kepuasan
dilakukan
dengan metode pendekatan deskriptif kualitatif dengan membuat tabel frekuensi. Hasil yang
didapat melalui survey tersebut kemudian dikategorikan ke dalam 3 (tiga) kategori, yaitu: (1)
Puas, (2) Cukup Puas dan (3) Tidak Puas. Sedangkan indikator yang digunakan ada 8
(delapan) indikator, yaitu: (1) Perencanaan pengabdian masyarakat yang dilakukan oleh para
dosen UINFAS telah sesuai dengan kebutuhan para mitra pengabdian masyarakat, (2)
Perencanaan pengabdian masyarakat telah dilakukan sesuai dengan standar K3 bagi mitra
pengabdian masyarakat, (3) Pelaksanaan pengabdian masyarakat dilakukan sesuai dengan
kaidah metode ilmiah, (4) Hasil pengabdian masyarakat sesuai dengan perencanaan
pengabdian masyarakat, (5) Hasil pengabdian masyarakat sesuai dengan solusi yang
diharapkan oleh mitra. Survey yang dilakukan dalam pengukuran tingkat mitra pengabdian
dilakukan bersamaan dengan Monitoring dan Evaluasi yang dilakukan oleh peneliti yaitu
pada bulan Maret dan April. Sedangkan perekaman survey tersebut dilakukan dengan
menempatkan borang survey pada simlitabmas UINFAS. Setelah melakukan perekaman,
analisis data kemudian dilakukan dengan menyandingkan 3 (tiga) kategori dan 5 (lima)
indicator yang ada untuk mengetahui tingkat kepuasan.

Tabel 5.1
Indikator Tingkat Kepuasan
No Indikator Sangat Puas Puas Tidak Puas
1 Perencanaan pengabdian
masyarakat yang
dilakukan oleh para
dosen UINFAS telah
sesuai dengan

kebutuhan para mitra
pengabdian masyarakat
2 Perencanaan pengabdian
masyarakat telah
dilakukan sesuai dengan
arahan DPL √
3 Pelaksanaan pengabdian
masyarakat dilakukan
sesuai dengan kaidah
metode ilmiah √
4 Hasil pengabdian
masyarakat sesuai
dengan perencanaan
pengabdian masyarakat √
5 Hasil pengabdian
masyarakat sesuai
dengan solusi yang
diharapkan oleh mitra √

Anda mungkin juga menyukai