PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penguatan moderasi beragama sebagai upaya dalam merawat kebinekaan.
Moderasi Beragama adalah cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga
dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada.
Dengan penguatan moderasi beragama diharapkan agar umat beragama dapat
memposisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius, sehingga terjadi
harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial. (Bappenas, 2020, h. 120).
Selain konflik tersebut, akhir-akhir ini muncul isu radikalisme yang berpotensi
merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Radikalisme adalah paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara
kekerasan. Radikalisme memiliki ciri intoleran atau tidak memiliki toleransi pada
golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga
cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.
2. Tujuan
Pada dasarnya Gagasan Perubahan ini adalah untuk melakukan implementasi
moderasi beragama berhikmat untuk umat dalam rangka meningkatkan kerukunan
umat beragama dan sebagai upaya pemersatu bangsa khususnya di Kabupaten
Pringsewu. Tujuan dibuatnya gagasan perubahan ini adalah sebagai berikut:
b. Jangka Menengah
Berikut adalah tujuan jangka menengah yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Implementasi Saung Moderasi Beragama di Kabupaten Pringsewu yaitu di
Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Adiluwih.
2. Terbentuknya Paguyuban Moderasi Beragama di Kabupaten P
c. Jangka Panjang
Berikut adalah tujuan jangka panjang yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Berdirinya Simbol Moderasi Beragama yaitu melalui tugu Kerukunan
Umat Beragama di Kabupaten Pringsewu.
2. Berdirinya Saung Moderasi Beragama tingkat Kabupaten.
3. Manfaat Perubahan
Moderasi beragama sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk
menciptakan kehidupan beragama di Kabupaten Pringsewu yang rukun, harmoni,
damai, serta menekankan keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, maupun kehidupan secara keseluruhan dan bermanfaat bagi masyarakat
Provinsi Lampung.
6. Penyelenggara Katolik
Penyelenggara Katolik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 839 huruf e PMA
Nomor 19 Tahun 2019 bertugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis,
pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan di
bidang urusan agama Katolik, serta pendidikan agama, dan pendidikan
keagamaan Katolik.