Anda di halaman 1dari 9

A.

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Penguatan moderasi beragama sebagai upaya dalam merawat kebinekaan.
Moderasi Beragama adalah cara hidup untuk rukun, saling menghormati, menjaga
dan bertoleransi tanpa harus menimbulkan konflik karena perbedaan yang ada.
Dengan penguatan moderasi beragama diharapkan agar umat beragama dapat
memposisikan diri secara tepat dalam masyarakat multireligius, sehingga terjadi
harmonisasi sosial dan keseimbangan kehidupan sosial. (Bappenas, 2020, h. 120).

Kabupaten Pringsewu merupakan salah satu Kabupaten di Provinsi Lampung


yang memiliki keberagaman budaya, suku bangsa dan agama yang telah menjadi
akar kehidupan masyarakat Pringsewu sejak lama dengan Populasi Penduduk
Berjumlah 475,817 Jiwa yang terdiri dari beberapa pemeluk agama antara lain Islam
456,192 Jiwa, Kristen 6.509 Jiwa, Katolik 9.131 Jiwa, Hindu 3350 Jiwa, Budha 635
Jiwa, 496 Masjid, 755 Mushola, 17 Gereja Katholik, 11 Gereja Protestan, 19 Pura,
dan 2 Vihara yang tersebar pada 9 Kecamatan. Dengan populasi penduduk yang
padat, serta berbaurnya Suku dan Agama di Kabupaten Pringsewu terkadang
menimbulkan salah satu paham – paham baru yang tidak sesuai dengan ajaran
agama. Jika hal ini dibiarkan memungkinkan adanya gesekan-gesekan yang
berpotensi menimbulkan konflik dan perpecahan serta memicu suasana ketidak
rukunan umat beragama, hilangnya kedamaian dan kebersamaan dalam
keberagaman yang begitu indah.

Selain konflik tersebut, akhir-akhir ini muncul isu radikalisme yang berpotensi
merusak persatuan dan kesatuan bangsa. Radikalisme adalah paham atau aliran yang
menginginkan perubahan atau pembaharuan sosial dan politik dengan cara
kekerasan. Radikalisme memiliki ciri intoleran atau tidak memiliki toleransi pada
golongan yang memiliki pemahaman berbeda di luar golongan mereka, mereka juga
cenderung fanatik, eksklusif dan tidak segan menggunakan cara-cara anarkis.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 1


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
Dengan demikian, kita tetap harus waspada mengingat salah satu ancaman
terbesar yang dapat memecah belah bangsa adalah konflik berlatar belakang agama
yang disertai dengan aksi-aksi kekerasan. Konflik berlatar belakang agama ini dapat
terjadi dalam satu agama dan juga dapat menimpa pada beragam kelompok dalam
agama yang berbeda. Umumnya konflik tersebut ditengarai oleh sikap saling merasa
paling benar, dan tidak terbuka diri pada tafsir dan pandangan keagamaan orang lain.

Untuk mengelola situasi keragaman tersebut, dibutuhkan visi dan solusi


dengan mengedepankan moderasi beragama, menghargai perbedaan pandangan,
serta tidak terjebak dalam ekstrimisme, intoleransi dan tindak kekerasan. Berdasakan
kondisi tersebut diatas maka, implementasi moderasi beragama berhikmat perlu
dilakukan sebagai upaya untuk meningkatkan kerukunan umat beragama,
menumbuhkan rasa persatuan dan kesatuan bangsa serta mencegah adanya
disintegrasi bangsa.

Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu meraih penghargaan dari


Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung atas keberhasilannya
sebagai satuan kerja dengan program pembinaan kerukunan umat yang inovatif dan
sebagai satuan kerja terinovatif dalam sinergi program pelayanan haji bersama
masyarakat. Selain prestasi tersebut, Museum Rekor Dunia Indonesia (MURI)
memberikan piagam penghargaan atas rekor Wisuda Tahfidz Juz 30 dengan peserta
terbanyak pada tahun 2019. Penghargaan Rekor MURI tersebut diberikan pada saat
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu H. Ahmad Rifa’I, S.E.,
M.M. menjabat sebagai Kepala Bidang Madrasah Periode 2019 – 2020 di Kantor
Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung.

2. Tujuan
Pada dasarnya Gagasan Perubahan ini adalah untuk melakukan implementasi
moderasi beragama berhikmat untuk umat dalam rangka meningkatkan kerukunan
umat beragama dan sebagai upaya pemersatu bangsa khususnya di Kabupaten
Pringsewu. Tujuan dibuatnya gagasan perubahan ini adalah sebagai berikut:

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 2


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
a. Jangka Pendek
Berikut adalah tujuan jangka pendek yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Sosialisasi Pemahaman moderasi beragama terhadap Kepala KUA se-
Provinsi Lampung.
2. Sosialisasi terhadap Kepala Madrasah Se-Provinsi Lampung yang terdiri
dari 52 Madrasah Ibtidaiyah, 21 Madrasah Tsanawiyah, 18 Madrasah
Aliyah.
3. Sosilisasi terhadap para penyuluh PNS dan NON PNS Se-Provinsi
Lampung
4. Sosialisasi terhadap para tokoh agama, FKUB, MUI, NU, Muhammadiyah
LDII, Kesbangpol.
5. Sosialisasi melalui kegiatan olahraga bersama dan ngopi bareng.

b. Jangka Menengah
Berikut adalah tujuan jangka menengah yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Implementasi Saung Moderasi Beragama di Kabupaten Pringsewu yaitu di
Kecamatan Gadingrejo dan Kecamatan Adiluwih.
2. Terbentuknya Paguyuban Moderasi Beragama di Kabupaten P

c. Jangka Panjang
Berikut adalah tujuan jangka panjang yang akan dilaksanakan yaitu :
1. Berdirinya Simbol Moderasi Beragama yaitu melalui tugu Kerukunan
Umat Beragama di Kabupaten Pringsewu.
2. Berdirinya Saung Moderasi Beragama tingkat Kabupaten.

3. Manfaat Perubahan
Moderasi beragama sebagai solusi, agar dapat menjadi kunci penting untuk
menciptakan kehidupan beragama di Kabupaten Pringsewu yang rukun, harmoni,
damai, serta menekankan keseimbangan, baik dalam kehidupan pribadi, keluarga,
masyarakat, maupun kehidupan secara keseluruhan dan bermanfaat bagi masyarakat
Provinsi Lampung.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 3


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
B. PROFIL KINERJA ORGANISASI
Dalam melaksanakan tugas, Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu
menyelenggarakan fungsi sebagai berikut :
a. Tugas Pokok dan Fungsi
1. Kepala Kantor
Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dalam PMA Nomor 19 Tahun 2019,
Kepala Kantor Kementerian Agama Kabupaten Pringsewu menyelenggarakan
fungsi:
a. Perumusan dan penetapan visi, misi, dan kebijakan tehnis dibidang pelayanan
dan bimbingan kehidupan beragama kepada masyarakat diwilayah Kabupaten
Pringsewu;
b. Pelayanan, bimbingan dan pembinaan dibidang haji dan umrah;
c. Pelayanan, bimbingan dan pembinaan di bidang pendidikan madrasah,
pendidikan agama dan keagamaan;
d. Pembinaan Kerukunan ummat beragama;
e. Pelaksanaan kebijakan teknis dibidang pengelolaan administrasi dan
informasi;
f. Pengkoordinasian perencanaan, pengendalian, pengawasan, dan evaluasi
program, dan Pelaksanaan hubungan dengan pemerintah daerah, instansi
terkait, dan lembaga masyarakat dalam rangka pelaksanaan tugas kementerian
di Kabupaten Pringsewu.

2. Subbagian Tata Usaha


Subbagian Tata Usaha sebagaimana dimaksud dalam Pasal 839 huruf a PMA
Nomor 19 Tahun 2019 bertugas melakukan penyiapan bahan koordinasi
penjabaran kebijakan teknis dan kegiatan, pelayanan urusan persuratan,
administrasi perencanaan, kepegawaian, keuangan dan barang milik negara,
keorganisasian dan ketatalaksanaan, penyusunan keputusan, kerumahtanggaan,
kearsipan, hubungan masyarakat, serta publikasi, data dan informasi.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 4


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
3. Seksi Penyelenggaraan Haji Dan Umrah (PHU)
Seksi Penyelenggaraan Haji dan Umrah sebagaimana dimaksud dalam Pasal
839 huruf c PMA Nomor 19 Tahun 2019 bertugas melakukan pelayanan,
bimbingan teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan
pelaporan di bidang pendaftaran dan pembatalan haji, bimbingan manasik, bina
haji reguler, penyelenggara haji khusus dan umrah, transportasi dan dokumen haji
reguler, serta administrasi keuangan haji

4. Seksi Bimbingan Masyarakat Islam (Bimas)


Seksi Bimbingan Masyarakat Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 839
huruf d PMA Nomor 19 Tahun 2019 bertugas melakukan pelayanan, bimbingan
teknis, pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan
di bidang urusan agama Islam dan bina syariah, bina kantor urusan agama dan
keluarga sakinah, penerangan agama Islam, dan pemberdayaan zakat dan wakaf.

5. Seksi Pendidikan Islam (Pendis)


Seksi Pendidikan Islam sebagaimana dimaksud dalam Pasal 839 huruf b PMA
Nomor 19 Tahun 2019 bertugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis,
pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan di
bidang pendidikan raudlatul athfal, madrasah ibtidaiyah, madrasah tsanawiyah,
pendidikan agama Islam, pendidikan diniyah, dan pondok pesantren.

6. Penyelenggara Katolik
Penyelenggara Katolik sebagaimana dimaksud dalam Pasal 839 huruf e PMA
Nomor 19 Tahun 2019 bertugas melakukan pelayanan, bimbingan teknis,
pengelolaan data dan informasi, serta penyusunan rencana dan pelaporan di
bidang urusan agama Katolik, serta pendidikan agama, dan pendidikan
keagamaan Katolik.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 5


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
b. Struktur Organisasi

Gambar 1.1. Struktur Organisasi

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 6


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
C. ANALISA MASALAH
Mengapa moderasi beragama penting dalam konteks persatuan di Indonesia? Tetapi
sebelum melihat pentingnya moderasi beragama dalam konteks persatuan di Indonesia,
maka ada baiknya penting memahami lebih dahulu pengertian moderasi beragama itu
sendiri. Kata “moderasi” memiliki korelasi dengan beberapa istilah. Dalam bahasa
Inggris, kata “moderasi” berasal dari kata moderation, yang berarti sikap sedang, sikap
tidak berlebih-lebihan. Juga terdapat kata moderator, yang berarti ketua (of meeting),
pelerai, penengah (of dispute). Kata moderation berasal dari bahasa Latin moderatio,
yang berarti ke-sedang-an (tidak kelebihan dan tidak kekurangan). Dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia, kata “moderasi” berarti penghidaran kekerasan atau penghindaran
keekstreman. Kata ini adalah serapan dari kata “moderat”, yang berarti sikap selalu
menghindarkan perilaku atau pengungkapan yang ekstrem, dan kecenderungan ke arah
jalan tengah.

Permasalahan moderasi beragama yang timbul di Kabupaten Pringsewu yaitu :


1. Kurangnya Kesadaran Pemahaman Masyarakat Tentang Moderasi Beragama
Seiring perkembangan zaman, moderasi beragama di era digital ini perlu terus
ditumbuh kembangkan sebagai komitmen bersama untuk menjaga keseimbangan
antar latar belakang masyarakat tanpa memandang suku, etnis, budaya dan agama.

2. Adanya Eks Napiter


Pada tanggal 4 November 2021 Tim Detasemen Khusus (Densus) 88 Anti
Teror menggeledah rumah terduga teroris DRS (45) di Pekon Klaten, Gading Rejo,
Pringsewu. DRS ditangkap aparat Densus 88 di rumahnya di Pringsewu karena
diduga terkait dengan jaringan teroris Jamaah Islamiyah (JI). Selain kotak amal,
sejumlah dokumen, baju organisasi, spanduk, buku-buku agama, papan tulis,
dan barang lainnya. Selain itu, Tim Densus 88 juga menyita berbagai barang
berharga, yang disinyalir untuk penyebaran paham radikalisme dan terorisme.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 7


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
3. Adanya Faham-faham Radikal yang menyimpang
Pringsewu adalah kabupaten yang cukup strategis karena menjadi tempat
perlintasan beberapa kabupaten, masyarakatnya pun beragam, baik suku bangsa
maupun agama. Kondisi tersebut tentunya berpotensi masuknya paham radikalisme
karena mudahnya mobilitas penduduk tersebut. Paham radikalisme tersebut antara
lain dalam bentuk ujaran kebencian, yang selalu menganggap orang lain berbeda
harus dilawan dan disalahkan. Kemudian, jihad teroris atau jihad yang salah dan
biasanya berisi aksi-aksi pembunuhan orang lain, baik menggunakan bom bunuh diri
ataupun lainnya, dan paham radikal juga mempengaruhi kaum muda atau kalangan
milenial.

Berdasarkan hasil penelitian Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme


(FKPT) Lampung, terdapat enam daerah di wilayah Lampung rawan tindakan
radikalisme dan salah satunya adalah Kabupaten Pringsewu. Untuk itu perlu
digalakkan sosialisasi dan penyuluhan di lingkungan masyarakat dan lembaga
pendidikan terkait pencegahan faham radikalisme.

D. STRATEGI PENYELESAIAN MASALAH


1. Terobosan/Inovasi
Untuk terciptanya kerukunan umat beragama di Kabupaten Pringsewu dan
kesadaran akan moderasi beragama, maka perlu di lakukan terobosan dan inovasi
yang baik pada sektor pemahaman yang menjurus kepada keagamaan yaitu :
a. Melakukan Sosialisasi kepada para Pemerintah Daerah, Penyuluh agama, tokoh
agama, Tokoh Masyarakat, Pondok Pesantren serta Madrasah-madrasah di
Kabupaten Pringsewu.
b. Melaksanakan serta Mengagendakan pertemuan secara rutin Saung Kerukunan
umat beragama.
c. Merapatkan barisan dengan stakeholder guna membangun soliditas dalam
mencegah dan memberikan edukasi kepada masyarakat sebagai wujud
memerangi paham radikalisme dan terorisme. Secara internal, kementerian
agama juga mengoptimalkan peran penyuluh agama yang ada di setiap
Kecamatan, tenaga pendidik dan seluruh ASN-nya dalam menghalau paham
radikalisme dan terorisme yang berpotensi merongrong eksistensi NKRI.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 8


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman
E. KESIMPULAN
Rancangan Aksi Perubahan ( RAP ) Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat
Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman ini merupakan gagasan yang sangat
relevan. Melalui gagasan ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran pemahaman
masyarakat tentang moderasi beragama dikemudian hari sehingga masyarakat menjadi
sadar akan toleransi, dan memiliki sikap moderat serta menghasilkan kabupaten
pringsewu yang bersahaja, rukun dan damai.

Pringsewu, April 2020


Menyetujui; Peserta,
Mentor,

Drs. H. Karwito, M.M. H. A. Rifa’i, S.E., M.M.

A.Rifa’i | RAP Implementasi Moderasi Beragama Berhidmat 9


Untuk Umat Pemersatu Dalam Keberagaman

Anda mungkin juga menyukai