Anda di halaman 1dari 16

MODERASI BERAGAMA DALAM

MENOPANG PERWUJUDAN
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

H. Saefudin, S.Ag, M.Si


Kasubbag Informasi dan Humas
Kementerian Agama Provinsi Sumatera Selatan
Pendahuluan
• Indonesia adalah negara yang berpenduduk
majemuk dari segi suku bangsa, budaya, dan
agama. Diperlukan strategi untuk menciptakan dan
memelihara suasana kebebasan beragama dan
kerukunan umat beragama guna mewujudkan
masyarakat Indonesia yang aman, damai, sejahtera,
dan bersatu.
• Pengarus utamaan dan penguatan toleransi aktif
dan atau Moderasi agama sebagai sebuah strategi

2
TOLERANSI

Toleransi merupakan pemahaman, sikap, dan


perilaku terhadap perbedaan keyakinan.
Toleransi dalam pengertian ini meliputi tiga
aspek.
1. pemahaman mengenai perbedaan.
2. sikap terhadap perbedaan.
3. perilaku dalam memahami dan menyikapi
perbedaan.

3
LANJUTAN
• Dalam menyikapi perbedaan terdapat empat kelompok.
Pertama, mereka yang anti terhadap perbedaan
(intoleran).
• Kedua, mereka yang memahami adanya perbedaan
tetapi tidak dapat menerima perbedaan (toleransi
negatif/ pasif).
• Ketiga, mereka yang memahami dan bisa menerima
perbedaan tetapi tidak bersedia mengakomodir dan
bekerjasama dengan mereka yang berbeda keyakinan
(toleransi aktif).
• Keempat, mereka yang memahami, menerima,
mengakomodasi, bekerjasama, dan membantu mereka
yang berbeda keyakinan (pluralisme positif).
4
MEMBANGUN KERUKUNAN

Dalam membangun kerukunan


intern dan antar umat beragama
diperlukan pluralisme positif,
bukan sekedar toleransi aktif.

5
Arah Kebijakan
Pembangunan Agama

6
KETERLIBATAN STAKEHOLDERS DALAM
KEBIJAKAN PEMBANGUNAN AGAMA
(sumber;BAPPENAS)

Meningkatkan 1 KEMENAG,
Kemendikbud,
pemahaman,
Kemenkoinfo
pengamalan dan
KEMENAG,
BPK, BPKP, 5 pengembangan nilai 2 KEMENAG,
Kemenpan keagamaan Kemendagri,
RB Pemda
Meningkatkan tata Meningkatkan kualitas
kelola pembangunan pelayanan kehidupan
bidang agama beragama

PEMBANGUNAN KEMENAG,
KEMENAG,
4 AGAMA 3 Kemendikbud,
Kemendagri,
Kemendagri,
Kemenhan (TNI),
Kemenlu,
Polri, BNPT, BIN,
Kemenkes Kejaksaan,
Pemda Meningkatkan Kualitas Meningkatkan Kemenkum HAM
Penyelenggaraan kerukunan umat Pemda
Ibadah Haji dan Umrah beragama
Visi dan Misi
Kementerian Agama

Visi “Terwujudnya masyarakat Indonesia taat beragama,


rukun, cerdas, mandiri dan sejahtera lahir batin”
Misi
1. Meningkatkan kualitas kehidupan beragama.
2. Meningkatkan kualitas kerukunan umat beragama.
3. Meningkatkan kualitas raudhatul athfal, madrasah,
perguruan tinggi agama, pendidikan agama, dan
pendidikan keagamaan.
4. Meningkatkan kualitas penyelenggaraan ibadah haji.
5. Mewujudkan tata kelola kepemerintahan yang bersih
dan berwibawa. 8
Dua Kebijakan Besar untuk Menjaga
Moderasi dan Kerukunan Umat
Beragama

1. Memberdayakan masyarakat, kelompok-kelompok


agama, serta pemuka agama untuk menyelesaikan
sendiri masalah kerukunan umat beragama.
2. Memberikan rambu-rambu (melalui regulasi dan
program relevan) dalam pengelolaan kerukunan
umat beragama.

9
Upaya-upaya Mendorong Moderasi dan
Kerukunan Antar Umat Beragama

1. Memperkuat landasan/dasar-dasar (aturan/etika bersama) tentang


kerukunan internal dan antar umat beragama
2. Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk upaya
mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk hidup rukun
dalam bingkai teologi yang ideal untuk menciptakan kebersamaan dan
sikap toleransi
3. Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif dalam rangka
memantapkan pendalaman dan penghayatan agama serta pengamalan
agama yang mendukung bagi pembinaan kerukunan hidup intern dan
antar umat beragama
4. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual yang implementatif bagi
kemanusiaan yang mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan
5. Mengembangkan wawasan multikultural bagi segenap unsur dan lapisan
masyarakat
6. Peningkatan dialog dan kerjasama intern dan antarumat beragama, dan
pemerintah dalam pembinaan kerukunan umat beragama;

10
Kegiatan-kegiatan Kemenag dalam Rangka
Meningkatkan Moderasi, Toleransi dan
Kerukunan Intern dan Antarumat Beragama

1. Meningkatkan pemahaman keagamaan yang moderat.


2. Melakukan perubahan paradigma pendekatan dalam membangun
KUB dari pendekatan formal, struktural menjadi pendekatan
humanis-kultural.
3. Penanganan daerah konflik.
4. Pemberdayaan Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB).
5. Peningkatan wawasan multikultural bagi para guru agama.
6. Peningkatan wawasan kerukunan bagi para penyiar agama.
7. Perkemahan pemuda lintas agama .
8. Temu karya pemuda lintas agama.
9. Pesantren menjadi lembaga yang fundamental dalam pengarusutamaan
moderasi Islam.
10. Upaya memperkuat moderasi Islam melalui kurikulum yang ada di madrasah
dan Perguruan Tinggi Islam.

11
FAKTOR-FAKTOR
NON-KEAGAMAAN
1. Kesenjangan ekonomi;
2. Kepentingan politik;
3. Konflik sosial dan budaya,

FAKTOR-FAKTOR FAKTOR-FAKTOR KEAGAMAAN


YANG DAPAT 1. Penyiaran agama;
MENGGANGGU 2. Bantuan keagamaan luar negeri;
(TANTANGAN) 3. Perkawinan antar pemeluk agama
KERUKUNAN UMAT yang berbeda;
4. Pengangkatan anak;
BERAGAMA 5. Pendidikan agama;
6. Perayaan hari besar keagamaan;
7. Perawatan dan pemakaman jenazah;
8. Penodaan agama;
9. Kegiatan kelompok sempalan;
10. Transparansi informasi keagamaan,
11. Pendirian rumah ibadat.
12. Pola keberagaman yang ekslusif
(sumber Hasil Penelitian Badan Litbang)
12
Beberapa peristiwa di seputar
kerukunan umat beragama

• Kasus di seputar rumah ibadat, antara lain:


Kasus HKBP Ciketing, Kasus GKI Yasmin, dsb.
• Kasus penodaan agama, antara lain:
Ahmadiyah,pilkada jakarta, dsb.
• Kemunculan ‘agama-agama diluar mainstream’ di
Indonesia, seperti.:
Baha’i, Sikh, dsb.
• Kekerasan atas nama agama, antara lain:
Kasus Temanggung, Kasus Cikeusik, Syiah
Sampang, dsb.
13
Prospek Toleransi aktif dan
moderasi agama di Indonesia
Diperlukan kedewasaan umat beragama, di satu sisi, di
samping kebijakan-tepat Pemerintah;

1. Perkuatan nilai-nilai kearifan lokal dalam peningkatan kerukunan


umat beragama, melalui:
 Pengintegrasian nilai-nilai kearifan lokal di dalam mata pelajaran
muatan lokal di sekolah;
 Pelibatan institusi keluarga dalam internalisasi nilai-nilai kearifan
lokal yang mendukung kerukunan umat beragama;
 Melakukan seleksi atas kearifan lokal, khususnya kearifan lokal
yang dapat memperkuat solidaritas dan soliditas umat;

14
Lanjutan
 Memperluas dan memperkuat ruang-ruang kebersamaan dan
perjumpaan antarpemeluk agama;
 Memperkuat dan mengoptimalkan peran FKUB;
 Mengefektifkan komunikasi antarelit agama, termasuk antarumat
beragama.

2. Peningkatan gerakan hidup rukun, melalui:


 Peningkatan konten film/iklan dengan muatan nilai-nilai
kerukunan;
 Peningkatan kampanye gerakan hidup rukun.

15
Terima kasih

16

Anda mungkin juga menyukai