Anda di halaman 1dari 10

Draft 12 Desember 2004

BAB 31
PENINGKATAN KUALITAS KEHIDUPAN
BERAGAMA
A. PERMASALAHAN
Pembangunan agama merupakan upaya untuk memenuhi salah
satu hak dasar rakyat, yaitu hak memeluk agama dan beribadat
menurut keyakinan masing-masing sebagaimana diatur di dalam
UUD 1945, Bab XI Pasal 29 (1) dan (2), yang menegaskan bahwa
Negara berdasarkan atas Ketuhanan Yang Maha Esa dan Negara
menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk
agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan
kepercayaannya itu.
Pembangunan agama merupakan upaya mewujudkan agenda
meningkatkan kesejahteraan rakyat melalui peningkatan kualitas
pelayanan dan pemahaman agama serta kehidupan beragama.
Selain itu, pembangunan agama juga mencakup dimensi
peningkatan kerukunan hidup umat beragama, yang mendukung
peningkatan saling percaya dan harmonisasi antarkelompok
masyarakat. Dimensi kerukunan ini sangat penting dalam rangka
membangun masyarakat yang memiliki kesadaran mengenai
realitas multikulturalisme dan memahami makna kemajemukan
sosial, sehingga tercipta suasana kehidupan masyarakat yang penuh
toleransi, tenggang rasa, dan harmonis. Melalui pembinaan
kerukunan hidup umat beragama, agenda menciptakan Indonesia
yang aman dan damai dapat diwujudkan.
Pemahaman
agama
masih
belum
sepenuhnya
diaktualisasikan dalam pengamalan ajaran-ajaran agama
secara nyata. Kehidupan beragama baru pada tataran nilai dan
dalam simbol-simbol belum dalam bentuk perilaku. Hal ini
tercermin dalam kehidupan masyarakat sehari-hari. Seringkali
ditemui gejala negatif seperti perilaku asusila, praktik KKN,
penyalahgunaan narkoba, dan perjudian. Selain itu, meningkatnya
angka perceraian, ketidakharmonisan keluarga, pornografi, dan
pornoaksi menunjukkan bahwa akhlak masyarakat jauh dari
sempurna dan semakin lemahnya sendi-sendi moral agama.
Berbagai perilaku masyarakat yang bertentangan dengan moralitas
dan etika keagamaan itu menggambarkan adanya kesenjangan
antara pemahaman atas teks atau nilai-nilai ajaran agama dengan
pengamalannya dalam bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Bagian IV.31 1

Draft 12 Desember 2004


Pemahaman, penghayatan dan pengamalan ajaran agama di
kalangan peserta didik juga belum menunjukkan hasil yang
memuaskan, karena belum optimalnya pelaksanaan pendidikan
agama dan pendidikan keagamaan. Kendala utama adalah
kurangnya jumlah dan mutu pendidik dan tenaga kependidikan,
kurang tertatanya kurikulum, terbatasnya sarana dan prasarana,
dan minimnya fasilitas pendukung lainnya, arus globalisasi, media
masa dan tayangan televisi yang tidak mendidik, dan perilaku
masyarakat itu sendiri.
Rendahnya kualitas pelayanan kehidupan beragama,
termasuk di dalamnya lemahnya manajemen pelaksanaan ibadah
haji yang meliputi mulai dari pendaftaran sampai pelaksanaan
ibadah di Arab Saudi. Permasalahan yang seringkali muncul antara
lain kepastian berangkat bagi calon jemaah haji, kondisi
pemondokan yang belum memadai dan kurangnya fasilitas
pelayanan yang dimiliki Pemerintah Indonesia di Arab Saudi.
Permasalahan tersebut diperparah oleh kurangnya pemahaman
tentang pelaksanaan ibadah haji, dan rendahnya profesionalisme
petugas haji dengan profil jemaah haji yang sangat heterogen.
Lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan
keagamaan belum mampu memerankan fungsi sebagai agen
perubahan sosial dalam masyarakat dinamis. Diakui lembaga
tersebut telah banyak memberikan sumbangan dalam proses
pembangunan bangsa khususnya bagi masyarakat kurang mampu di
daerah perdesaan. Namun demikian dalam beberapa tahun terakhir
lembaga pendidikan keagamaan dinilai belum mampu mengurangi
dampak negatif radikalisme yang dapat memicu terjadinya
perselisihan antarkelompok baik dalam satu agama maupun dengan
agama lain.
Kehidupan harmoni di dalam masyarakat sulit tercipta akibat
munculnya ketegangan sosial yang melahirkan konflik intern dan
antarumat beragama. Konflik ini seringkali memanfaatkan sentimen
agama yang diartikan secara sempit karena pemahaman agama
yang belum memadai, ketimpangan dan ketidakadilan sosial
ekonomi, tingkat pendidikan masyarakat yang masih rendah, dan
penegakan hukum yang masih lemah. Sebelumnya, konflik tersebut
tidak pernah mencuat menjadi kasus besar dan dalam skala luas
seperti sekarang ini karena dalam tatanan kehidupan masyarakat
sudah ada berbagai kearifan lokal dan adat istiadat yang dapat
menjadi wadah komunikasi dan konsultasi. Wadah tersebut biasanya
bersifat lintas wilayah, agama, dan suku bangsa.

B.SASARAN
Bagian IV.31 2

Draft 12 Desember 2004


Berdasarkan berbagai tantangan dan permasalahan di atas,
sasaran Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama tahun 20042009 adalah:
1. Meningkatnya kualitas pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran agama dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara, sehingga kualitas masyarakat dari
sisi rohani semakin baik. Upaya ini juga ditempuh pada anak
peserta didik di semua jalur, jenis dan jenjang pendidikan,
sehingga pemahaman dan pengamalan ajaran agama dapat
ditanamkan sejak dini pada anak-anak;
2. Meningkatnya kepedulian dan kesadaran masyarakat dalam
memenuhi kewajiban membayar zakat, wakaf, infak,
shodaqoh, kolekte, dana punia, dan dana paramita dalam
rangka mengurangi kesenjangan dalam masyarakat;
3. Meningkatnya kualitas pelayanan kehidupan beragama bagi
seluruh lapisan masyarakat sehingga mereka dapat
memperoleh hak-hak dasar dalam memeluk agamanya
masing-masing
dan
beribadat
sesuai
agama
dan
kepercayaannya;
4. Meningkatnya kualitas manajemen ibadah haji dengan
sasaran penghematan, pencegahan korupsi, dan peningkatan
kualitas pelayanan terhadap jemaah haji;
5. Peningkatan peranserta lembaga sosial keagamaan dan
lembaga pendidikan keagamaan sebagai agen pembangunan
masyarakat.
6. Terciptanya harmoni sosial dalam kehidupan intern dan
antarumat beragama yang toleran dan saling menghormati
dalam rangka menciptakan suasana yang aman dan damai,
sehingga konflik yang terjadi di beberapa daerah dapat
diselesaikan dan tidak terulang di daerah lain.

Bagian IV.31 3

Draft 12 Desember 2004

C. ARAH KEBIJAKAN
Sesuai dengan agenda pembangunan nasional, kebijakan
Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama diarahkan untuk:
1. Meningkatkan Kualitas Pelayanan dan Pemahaman Agama
Serta Kehidupan Beragama
(1) Peningkatan kualitas pemahaman, penghayatan, dan
pengamalan ajaran agama;
(2) Peningkatan kualitas pendidikan agama dan pendidikan
keagamaan pada semua jalur, jenis, dan jenjang
pendidikan;
(3) Peningkatan kesadaran masyarakat dalam membayar
zakat, wakaf, infak, shodaqoh, kolekte, dana punia, dan
dana paramita, serta meningkatnya profesionalisme
tenaga pengelola;
(4) Peningkatan kualitas tenaga penyuluh agama dan
pelayanan keagamaan lainnya;
(5) Peningkatan kualitas penataan dan pengelolaan serta
pengembangan fasilitas pada pelaksanaan ibadah,
dengan memperhatikan kepentingan seluruh lapisan
umat beragama dengan akses yang sama bagi setiap
pemeluk agama;
(6) Peningkatan penghematan biaya ongkos naik haji,
pencegahan korupsi, dan peningkatan kualitas pelayanan
terhadap jemaah haji;
(7) Pembinaan
keluarga
harmonis
(sakinah/bahagia/sukinah/hita
sukaya)
untuk
menempatkan
keluarga
sebagai
pilar
utama
pembentukan moral dan etika;
(8) Peningkatan kualitas dan kapasitas lembaga sosial
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan;
(9) Peningkatan kualitas penelitian dan pengembangan
agama
untuk
mendukung
perumusan
kebijakan
pembangunan bidang agama.
2. Meningkatkan Kerukunan Intern dan Antarumat Beragama
(1)Peningkatan upaya menjaga keserasian sosial di dalam
kelompok-kelompok keagamaan dengan memanfaatkan
kearifan lokal dalam rangka memperkuat hubungan
sosial masyarakat;
(2)Pencegahan kemungkinan berkembangnya potensi
konflik di dalam masyarakat yang mengandung sentimen
keagamaan dengan mencermati secara responsif dan
mengantisipasi secara dini terjadinya konflik;
(3)Penyelesaian konflik sosial yang berlatang belakang
agama melalui mekanisme resolusi konflik, dengan
Bagian IV.31 4

Draft 12 Desember 2004


mengutamakan keadilan dan persamaan hak untuk
mendapatkan perdamaian hakiki;
(4)Pemulihan kondisi sosial dan psikologis masyarakat
pascakonflik melalui penyuluhan dan bimbingan
keagamaan.

Bagian IV.31 5

Draft 12 Desember 2004

D. PROGRAM-PROGRAM PEMBANGUNAN
Arah kebijakan Peningkatan Kualitas Kehidupan Beragama
dijabarkan ke dalam program-program pembangunan sebagai
berikut.
1. PROGRAM
PENINGKATAN
PEMAHAMAN,
PENGHAYATAN,
PENGAMALAN, DAN PENGEMBANGAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pemahaman,
penghayatan, pengamalan, dan pengembangan nilai-nilai ajaran
agama
bagi setiap individu,
keluarga,
masyarakat,
dan
penyelenggara negara.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Penyuluhan dan bimbingan keagamaan bagi masyarakat dan
aparatur negara melalui bantuan operasional untuk penyuluh
agama; menyediakan sarana dan prasarana penerangan dan
bimbingan keagamaan; pelatihan bagi penyuluh, pembimbing,
mubaligh/dai dan orientasi bagi pemuka agama; dan
mengembangkan materi, metodologi, manajemen penyuluhan
dan bimbingan keagamaan; serta memberikan bantuan paket
dakwah untuk daerah tertinggal, terpencil, pascakonflik dan
bencana alam;
2. Pemberian bantuan penyelenggaraan musabaqah tilawatil
quran (MTQ), Pesparawi, Utsawa Dharma Gita, Festival Seni
Baca Kitab Suci Agama Budha dan kegiatan sejenis lainnya;
serta
3. Pembentukan jaringan dan kerjasama lintas sektor serta
masyarakat untuk memberantas pornografi, pornoaksi,
praktik KKN, perjudian, penyalahgunaan narkoba, prostitusi,
dan berbagai jenis praktik asusila.
2. PROGRAM PENINGKATAN PENDIDIKAN AGAMA
KEAGAMAAN

DAN

PENDIDIKAN

Program ini bertujuan untuk: (1) membentuk peserta didik


menjadi manusia manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia; dan (2)
mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
memahami atau menjadi ahli ilmu agama dan mengamalkan nilainilai ajaran agama.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Penataan ulang kurikulum dan materi pendidikan agama agar
berwawasan multikultural, pengembangan konsep etika sosial
Bagian IV.31 6

Draft 12 Desember 2004

2.

3.

4.

5.

berbasis nilai-nilai agama, metodologi pengajaran dan sistem


evaluasi;
Pengembangan wawasan dan pendalaman materi melalui
berbagai lokakarya, workshop, seminar, studi banding dan
orientasi; penataran dan penyetaraan D-II dan D-III bagi guru
agama pendidikan dasar, S-1 bagi guru agama pendidikan
menengah dan pendidikan pascasarjana (S-2 dan S-3) bagi
dosen perguruan tinggi; dan memenuhi kebutuhan pendidik
dan tenaga kependidikan agama;
Pelaksanaan perkemahan pelajar/mahasiswa, lomba karya
ilmiah
agama,
dan
pementasan
seni
keagamaan;
menyelenggarakan
pesantren
kilat,
pasraman
kilat,
pabbajja/samanera/samaneri;
dan
membina
dan
mengembangkan bakat kepemimpinan keagamaan bagi
peserta didik, santri, brahmacari, mahasiswa, dan guru/dosen
agama;
Pemberian bantuan sarana, peralatan, buku pelajaran agama,
buku bacaan bernuansa agama lainnya pada sekolah umum,
perguruan tinggi umum dan lembaga pendidikan keagamaan;
serta
Melakukan kerjasama internasional program pendidikan
agama dan keagamaan.

3. PROGRAM PENINGKATAN PELAYANAN KEHIDUPAN BERAGAMA


Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan dan
kemudahan bagi umat beragama dalam melaksanakan ajaran
agama, mendorong dan meningkatkan partisipasi masyarakat dalam
kegiatan pelayanan kehidupan beragama.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Pemberian bantuan untuk: rehabilitasi tempat ibadah dan
pengembangan perpustakaan tempat peribadatan; sertifikasi
tanah wakaf, tanah gereja, pelaba pura dan wihara serta
hibah; dan bantuan kitab suci dan lektur keagamaan;
2. Peningkatan
pelayanan
pembinaan
keluarga
sakinah/sukinah/hita
sukaya/bahagia;
meningkatkan
pelayanan nikah melalui peningkatan kemampuan dan
jangkauan petugas pencatat nikah serta pembangunan dan
rehabilitasi balai nikah dan penasehatan perkawinan (KUA);
dan meningkatkan fungsi dan peran tempat ibadah sebagai
pusat pembelajaran dan pemberdayaan masyarakat melalui
bantuan untuk pengembangan perpustakaan;
3. Peningkatan kualitas pembinaan, pelayanan, perlindungan
jamaah, efisiensi, transparansi, dan partisipasi masyarakat
dan dunia usaha dalam penyelenggaraan ibadah haji; dan
meningkatkan pembinaan jaminan produk halal dan pelatihan
Bagian IV.31 7

Draft 12 Desember 2004


bagi pelaku usaha, auditor, serta meningkatkan kerja sama
instansi pemerintah dan masyarakat dalam jaminan produk
halal;
4. Peningkatan pelayanan dan pengelolaan zakat, wakaf, infak,
shodaqoh, kolekte, dana punia dan dana paramita serta
ibadah sosial lainnya; serta
5. Pengembangan
sistem
informasi
keagamaan;
dan
meningkatkan sarana dan kualitas tenaga teknis hisab dan
rukyat.
4. PROGRAM
PENGEMBANGAN
LEMBAGA-LEMBAGA
KEAGAMAAN DAN LEMBAGA PENDIDIKAN KEAGAMAAN

SOSIAL

Program ini bertujuan untuk memberdayakan dan meningkatkan


kapasitas, kualitas, serta peran lembaga sosial keagamaan dan
lembaga pendidikan keagamaan dalam menunjang perubahan sosial
masyarakat, mengurangi dampak negatif ekstrimisme masyarakat,
serta memberikan pelayanan pendidikan dan pengembangan
sumber daya manusia terutama bagi masyarakat perdesaan dan
ekonomi lemah.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Pemberdayaan lembaga-lembaga sosial keagamaan, seperti
kelompok jemaah keagamaan, organisasi keagamaan,
pengelola dana sosial keagamaan melalui peningkatan
kualitas tenaga pengelola lembaga-lembaga sosial keagamaan
dan lembaga pendidikan keagamaan;
2. Pemberian bantuan untuk penyelenggaraan berbagai kegiatan
lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan
keagamaan; subsidi dan imbal-swadaya pembangunan dan
rehabilitasi sarana serta prasarana kepada lembaga sosial
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan; dan blockgrant dalam pengembangan manajemen lembaga sosial
keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan;
3. Pembangunan jaringan kerja sama dan sistem informasi
lembaga sosial keagamaan dan lembaga pendidikan
keagamaan; dan melakukan kunjungan belajar antarlembaga
sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan; serta
4. Melanjutkan upaya pengkajian, penelitian dan pengembangan
dalam rangka peningkatan mutu pembinaan lembaga-lembaga
sosial keagamaan dan lembaga pendidikan keagamaan.
5. PROGRAM PENELITIAN

DAN

PENGEMBANGAN AGAMA

Program ini bertujuan untuk menyediakan data dan informasi


bagi pengembangan kebijakan pembangunan agama, penyediaan
data dan informasi bagi masyarakat akademik dan umum dalam
Bagian IV.31 8

Draft 12 Desember 2004


rangka mendukung tercapainya program-program pembangunan
agama.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Pengkajian dan pengembangan dalam rangka peningkatan
mutu
pembinaan
dan
partisipasi
masyarakat
untuk
mendukung peningkatan kualitas kehidupan beragama;
pemberdayaan serta pemanfaatan lektur keagamaan; dan
melakukan
tinjauan
bagi
antisipasi
dampak
negatif
modernisasi, globalisasi, dan perubahan sosial yang semakin
cepat dan kompleks;
2. Identifikasi dan merumuskan indikator kinerja pembangunan
bidang agama; serta
3. Penyelenggaraan lomba-lomba penulisan/karya ilmiah, buku
cerita, sketsa dan komik keagamaan.
6. PROGRAM PENINGKATAN KERUKUNAN UMAT BERAGAMA
Program ini bertujuan untuk memantapkan dasar-dasar
kerukunan intern dan antarumat beragama, dilandasi nilai-nilai
luhur agama untuk mencapai keharmonisan sosial menuju
persatuan dan kesatuan nasional.
Kegiatan pokok yang dilaksanakan antara lain meliputi:
1. Internalisasi ajaran agama dan sosialisasi wawasan
multikultural di kalangan umat beragama;
2. Pembangunan terciptanya hubungan antarumat beragama,
majelis agama dengan pemerintah melalui forum dialog dan
temu ilmiah;
3. Pendirian sekretariat bersama antarumat beragama di seluruh
propinsi; dan menyediakan data kerukunan umat beragama;
meningkatkan potensi kerukunan hidup umat beragama
melalui pemanfaatan budaya setempat dan partisipasi
masyarakat; dan mendorong tumbuh kembangnya wadahwadah kerukunan sebagai penggerak pembangunan;
4. Silaturahmi/safari kerukunan umat beragama baik nasional
maupun ditingkat daerah/regional; pembentukan Forum
Komunikasi Kerukunan Antarumat Beragama di tingkat
propinsi, kabupaten/kota dan kecamatan; melanjutkan
pembentukan jaringan komunikasi kerukunan antarumat
beragama dan meningkatkan peran jaringan kerjasama
antarumat beragama; dan melakukan silaturahmi antara
pemuda agama, cendekiawan agama, tokoh agama;
5. Rekonsiliasi tokoh-tokoh agama dan pembinaan umat
beragama di daerah pasca konflik; dan penyelenggaraan
lomba kegiatan keagamaan bernuansa kerukunan di daerah
potensi konflik; serta
Bagian IV.31 9

Draft 12 Desember 2004


6. Pengembangan wawasan multikultural bagi guru-guru agama;
dan peningkatan kualitas tenaga penyuluh kerukunan umat
beragama.

Bagian IV.31 10

Anda mungkin juga menyukai