Anda di halaman 1dari 5

IMPLEMENTASI KEBIJAKAN PEMERINTAH TENTANG

PENGEMBANGAN DAN PENGAMALAN NILAI-NILAI KEAGAMAAN


DAN PEMBANGUNAN KARAKTER BANGSA
Oleh : H Yahya Wahidin Pasiak, S.Ag. MM

Salah satu tema penting dalam berbagai forum diskusi di negeri ini
adalah bagaimana membangun karakter bangsa (character and
national building). Ada tiga alasan penting mengapa pembangunan
karakter bangsa menjadi tema central. Pertama, adanya keterpurukan
yang dialami bangsa kita diberbagai bidang kehidupan baik politik,
ekonomi maupun social budaya. Kedua, sebagai bangsa, kita seolah–
olah gagal dalam melakukan internalisasi nilai-nilai luhur yang berasal
dari Tuhan menjadi perilaku keseharian. Ketiga, lemahnya jati diri
selaku warga bangsa yang memiliki karakter kuat.

Tiga hal ini telah menyebabkan bangsa ini, baik secara kolektif
maupun individu menunjukan indikasi pelemahan karakter sebagai
bangsa yang bermartabat mulia. Saat ini banyak kita temukan tindakan
anarkis, konflik social, penuturan bahasa yang buruk dan tidak santun,
bahkan masyarakat Indonesia yang terbiasa santun dalam berprilaku,
melaksanakan musyawarah mufakat dalam menyelesaikan masalah,
mempunyai kearifan lokal yang kaya dengan pluralitas, serta bersikap
toleran dan gotong royong mulai cenderung berubah menjadi hegemoni
kelompok yang saling mengalahkan dan berprilaku tidak jujur, Dalam
perpektif kekinian Bangsa ini seakan telah kehilangan “marwah” (rasa
kehormatan) padahal selama ini memiliki tradisi besar (The great
Tradition) sebagai bangsa timur yang dibanggakan. Bangsa ini secara
khusus, seakan tengah kehilangan martabat moral dan spiritual bahkan
akhlak sebagai bangsa yang religius atau beragama sebagaimana yang
melekat dalam kepribadian bangsa.

Dalam konteks ini, kementerian agama memiliki peran penting dan


strategis, karena sesuai dengan rekomendasi nasional bahwa isu utama
pembangunan agama mencakup tiga hal, yaitu : Pertama, Peningkatan
wawasan keagamaan yang dinamis. Kedua, penguatan peran agama
dalam pembentukan karakter dan peradaban bangsa. Ketiga,
peningkatan kerukunan umat beragama dalam membangun kerukunan
nasional.

1. Peningkatan Wawasan Keagamaan yang Dinamis

Dalam rangka peningkatan wawasan keagamaan yang dinamis,


kementerian agama telah melakukan berbagai kegiatan sebagai
implemntasi kebijakan pemerintah dalam pembangunan karakter
bangsa diantaranya melalui :

1. Optimalisasi fungsi agama sebagai landasan etik atau moral


pembangunan
2. Mendorong peningkatan pemahaman dan perilaku keagamaan yang
seimbang, moderat dan inklusif
3. Mewujudkan keshalihan social, kesalehan ritual, dan memotivasi
partisipasi umat beragama dalam pembangunan nasional.
4. meningkatkan ketahanan umat beragama terhadap ekses negative
ideology-ideologi dan gerakan transnasional.

2. Penguatan Peran Agama dalam pembentukan karakter dan


peradaban bangsa

Penguatan peran agama dalam pembentukan karakter dan


peradaban bangsa dilakukan melalui :

1. Penataan dan pemberdayaan kualitas kehidupan beragama


2. Peningkatan kualitas pribadi umat beragama
3. Peningkatan harkat dan martabat umat beragama dalam
mebangun jati diri bangsa
4. Peningkatan peran umat beragama dalam pembangunan nasional.
Output yang diharapkan dari peran strategis ini adalah
tumbuhnya semangat kebersamaan, keadilan dan kesejahtraan yang
sesungguhnya merupakan akar dari pembangunan karakter bangsa.

3. Peningkatan Kerukunan Umat Beragama dalam membangun


kerukunan nasional

Berkaitan dengan peningkatan kerukunan umat beragama dalam


membangun kerukunan nasional, kemeterian agama terus-menerus
mengembangkan dialog dan kerja sama antar umat beragama, serta
penguatan peraturan perundang-undangan terkait kehidupan
keagamaan.

Bangsa Indonesia memang adalah bangsa yang besar, Terdiri dari


ribuan pulau, suku, bahasa dan sangat kaya dengan budaya dan adat
istiadatnya. Bangsa dengan cita-cita yang luhur nan mulia, sebagaimana
tersurat dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Bangsa yang
mengimpikan suatu negara yang melindungi segenap bangsa dan
seluruh tanah tumpah darah Indonesia, memajukan kesejahteraan
masyarakat, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut serta
melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan,
perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Namun demikian, realita sejarah peradaban kita mengingatkan


bahwa keragaman dalam harmoni, ke-Bhinnekaan yang Tunggal Ika
tidak serta merta turut menciptakan rasa aman dan tenteram. Malahan
selama beberapa dekade belakangan ini, oleh proses pergerakan zaman,
sejarah peradaban kita mengalami pelbagai penyimpangan,
kesenjangan, disharmoni, ketidak adilan, pengingkaran atas hak-hak
hidup sesama dan alam ini. Seakan setiap anak bangsa berlomba
menggapai impian masing-masing melalui kekuatan kelembagaan dalam
negara maupun agama. Komitmen kebangsaan dalam ke-Bhinnekaan
semakin mengalami degradasi dan terjadi proses pengingkaran atas
landasan ideal berbangsa dan bernegara sebagaimana tersurat dan
tersirat dalam Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945. Disinilah
peran strategis yang diemban kementerian agama untuk terus menerus
megembangkan dialog antara agama, mendorong sikap hidup yang
toleran dan terbuka, serta berupaya terus menanta kualitas hidup umat
beragama dalam rangka menjaga keutuhan Negara RI

Disamping peran dan kontribusi yang disebutkan diatas, kementrian


agama terus mempertajam substansi dan efektivitas tugas pokok yang
telah dilaksanakan selama ini. Ada beberapa tugas pokok yang berkaitan
erat dengan pembentukan karakter bangsa, diantaranya peningkan
kualitas kerukunan beragama dan peningkatan kualitas pendidikan
agama. Peran strategis yang diemban kementerian agama ini menjadi
kunci terpenting untuk bisa keluar dari berbagai keterpurukan yang
dialami bangsa ini, sehingga sebagai anak bangsa kita tidak malu
menjadi bangsa indonersia.

 Materi disampaikan pada acara Rakor Regional Kementerian Koordinator Bidang


Kesehjatraan Rakyat RI Tentang Pengembangan dan pengamalan nilai-nilai
Keagamaan dan Pembangunan Karakter bangsa di Hotel Grand Central Manado
pada tanggal 6 Oktober 2011
 Pemateri : Kepala Kemenag Talaud

Anda mungkin juga menyukai