Anda di halaman 1dari 20

AHMAD HUSAIN

WIDYAISWRA AHLI MADYA

BALAI DIKLAT KEAGAMAAN MAKASSAR


BRAIN STORMING
KENAPA KERUKUNAN UMAT BERAGAMA DI
INDONESIA MENJADI PRIORITAS
PEMERINTAH ?
Mari kita berdoa
Agar kita selamat & bahagia
dunia akhirat, serta mengikuti
Kegiatan ini mendapat ridho
Yang Maha Kuasa
VISi
• Kementerian agama yang professional dan andal dalam menbangun
masyarakat yang shaleh, moderat dan cerdas dan unggul dalam
mewujudkan Indonesia majudan berkepribadian berdasarkan gotong
royong

( PMA nomor 18 tahun 2020)


Misi
• Meningkatkan Kualitas Keshalehan umat Beragama
• Memperkuat Moderasi Beragama dan Kerukunan Umat Beragama
• Meningkatkan layanan keagamaan yang adil mudah dan merata
• Meningkatkan Layanan Pendidikan yang merata dan bermutu
• Meningkatkan produktivitas dan daya saing Pendidikan
• Memantapkan tata kelolapemerintahan yang baik ( Good Governance)
PENDAHULUAN
7
1. Indonesia adalah negara yang penduduk majemuk dari segi suku bangsa,
budaya, dan agama.

2. Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di berbagai
wilayah.

3. Penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Bagian


terbesar dari penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan
Buddha.

4. Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk


memelihara keseimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan
nasional.

5. Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan memelihara


KUB guna mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman, damai, sejahtera,
dan bersatu.
Kerukunan Umat Beragama

Secara etimologis:
• Rukun (dari bahasa Arab, ruknun) berarti asas atau dasar, misalnya: rukun Islam,
asas Islam atau dasar agama Islam.
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun berarti: (1) baik dan damai, tidak
bertentangan; (2) bersatu hati, bersepakat. Merukunkan berarti: (1)
mendamaikan; (2) menjadikan bersatu hati. Adapun Kerukunan: (1) perihal hidup
rukun; (2) rasa rukun; dll.
Tiga Unsur KUB
1) Kesediaan untuk menerima adanya perbedaan keyakinan dengan orang
maupun kelompok lain,
2) Kesediaan membiarkan orang lain untuk mengamalkan ajaran yang
diyakininya, dan
3) Kemampuan untuk menerima perbedaan selanjutnya menikmati
suasana kekhusyu’an yang dirasakan orang lain sewaktu mereka
mengamalkan ajaran agamanya.
Dasar-dasar Kerukunan
• Secara teologis:
semua agama mengajarka damai, kasih, rahmah, menghargai wong liyan.
• Secara filosofis:
manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam kehidupan bersama. Jika
tidak bisa rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup.
• Secara praktis:
keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi gesekan/konflik pasti ada... maka
diperlukan rukun.
Trilogi Kerukunan Umat Beragama

1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah ukhuwah Islamiyah, badan kerjasama
antar gereja, dsb.
2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama. Misal: FKUB, Forum Lintas Agama, dsb.
3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah. Misal: Pemerintah dan
umat beragama bekerjasama memelihara kerukunan, Pemerintah memfasilitasi umat
beragama, dsb.
4. Tri kerukunan umat beragama bertujuan agar masyarakat Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan,
sekali pun banyak perbedaan. Konsep ini dirumuskan dengan teliti dan bijak agar tidak terjadi
pengekangan atau pengurangan hak-hak manusia dalam menjalankan kewajiban dari ajaran-ajaran
agama yang diyakininya
Problem KUB
• Kerukunan bukan upaya memperlemah iman!
• “Ukhuwah terjalin, akidah terjamin”
• Kerukunan adalah jembatan hubungan sosial antar umat
beragama.
• Kerukunan beda dengan perukunan! Inisiatif dari
masyarakat lebih dominan dibanding dorongan Pemerintah.
• Kerukunan merupakan upaya-bersama umat beragama dan
pemerintah.
Hambatan kerukunan hidup
beragama

Ekspresi keagamaan yang keliru misal fanatisme memonopoli dan

memutlakkan kebenaran sendiri, diikuti semangat misionarisme yang

militan, merendahkan pihak lain bahkan memandangnya sebagai

musuh.
FAKTOR-FAKTOR
NON-KEAGAMAAN
1. Kesenjangan ekonomi;
2. Kepentingan politik;
3. Konflik sosial dan budaya,

FAKTOR-FAKTOR FAKTOR-FAKTOR KEAGAMAAN


YANG DAPAT 1. Penyiaran agama;
MENGGANGGU 2. Bantuan keagamaan luar negeri;
KERUKUNAN UMAT 3. Perkawinan antar pemeluk agama yang berbeda;
4. Pengangkatan anak;
BERAGAMA
5. Pendidikan agama;
(TANTANGAN) 6. Perayaan hari besar keagamaan;
7. Perawatan dan pemakaman jenazah;
8. Penodaan agama;
9. Kegiatan kelompok sempalan;
10. Transparansi informasi keagamaan,
11. Pendirian rumah ibadat.

14
Dua Kebijakan Besar untuk Menjaga
Kerukunan Umat Beragama

1.Memberdayakan masyarakat, kelompok-


kelompok agama, serta pemuka agama
untuk menyelesaikan sendiri masalah
kerukunan umat beragama.
2.Memberikan rambu-rambu dalam
pengelolaan kerukunan umat beragama
(UU, SKB.. dll..).
15
Peran Majelis Agama dalam KUB

1. Memberikan pemahaman tentang diri dan pihak lain, hidup bersama.


2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan lintas agama, dalam upaya
membangun understanding dan saling menghormati/menghargai.
3. Memperkuat kerjasama antarumat beragama dalam berbagai bentuk
dan tingkat.
4. Mengisi dan mendukung program dan inisiasi Pemerintah dalam
pemeliharaan kerukunan umat beragama.
Upaya-upaya Mendorong
Kerukunan Antar Umat Beragama
1. Memperkuat landasan/dasar-dasar
(aturan/etika bersama) tentang kerukunan
internal dan antar umat beragama

2. Membangun harmoni sosial dan persatuan


nasional dalam bentuk upaya mendorong
dan mengarahkan seluruh umat beragama
untuk hidup rukun dalam bingkai teologi
yang ideal untuk menciptakan kebersamaan
dan sikap toleransi

3. Menciptakan suasana kehidupan beragama


yang kondusif

17
4. Melakukan eksplorasi secara luas tentang
pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari
seluruh keyakinan plural umat manusia
5. Melakukan pendalaman nilai-nilai spiritual
yang implementatif bagi kemanusiaan yang
mengarahkan kepada nilai-nilai Ketuhanan
6. Mengembangkan wawasan multikultural
bagi segenap unsur dan lapisan masyarakat
7. Menumbuhkan kesadaran dalam
masyarakat bahwa perbedaan adalah suatu
realita dalam kehidupan bermasyarakat.

18
PANTUN SUKSES

• BERAMAL TIDAK BERBUNYI,


• TAK ADA MENGUMPAT DAN MENCACI,
• TAK ADA MENGHINA DAN
MENDENGKI,
• TAK ADA LAGI IRI MENGIRI,
• NIAT BAIK HARUS DICAPAI,
• HIDUP BERSAMA RUKUN DAN DAMAI.
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai