Anda di halaman 1dari 3

Kerukunan Umat Beragama

Pengertian kerukunan adalah suatu proses untuk hidup berdampingan dan bersama-sama mencapai
keharmonisan dalam bermasyarakat. Kerukunan umat beragama merupakan hubungan sesama umat
beragama yang dilandasi oleh sikap toleransi, saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain
agar kesetaraan dalam bermasyarakat dapat tercipta.

Berikut merupakan macam-macam bentuk kerukunan dalam umat beragama, antara lain;

Kerukunan antar umat sesama agama

Kerukunan ini merupakan suatu bentuk kerukunan yang terjalin antar masyarakat yang menganut satu
agama yang sama. Meskipun antar sesama penganut agama yang sama, kerukunan tetap harus terjalin
agar meminimalisir terjadinya konflik perpecahan.

Contohnya saja penggunaan doa Qunut saat sholat subuh oleh umat islam beraliran Nahdhatul Ulama,
sedangkan umat islam beraliran Muhammadiyah tidak menggunakan doa Qunut saat sholat subuh.
Namun hal ini tidak menjadi masalah diantaranya, selagi pedoman dalam beragama adalah Al-Qur’an
dan Hadist.

Kerukunan antar umat beragama lain

Kerukunan jenis ini merupakan suatu bentuk kerukuan yang terjalin antar umat beragama yang berbeda
dalam lingkungan masyarakat. Apabila kerukunan tidak tercipta antar umat beragama lain, maka konflik
yang serius akan terjadi dan dampak yang ditimbulkan adalah ketidaknyamanan hidup dalam perbedaan
keyakinan.

Contohnya saja pada saat perayaan hari raya Nyepi umat Hindu di Bali, umat beragama lain turut
berdiam diri seharian di dalam rumah untuk menghormati umat Hindu.

Wujud Kerukunan Umat Beragama

Adapun untuk wujud dari kerukunan umat beragama dalam kehidupan masyarakat antara lain sebagai
berikut;

1. Adanya sikap saling menghormati dalam menjalani prosesi ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayaan yang dianut.

2. Adanya sikap tenggang rasa dan toleransi dalam mewujudkan kerukunan umat beragama.

3. Menghormati dan bekerja sama dengan pemuka agama berbagai golongan agama dan umat
beragama dengan pemerintah yang bersama-sama bersinergi membangun negara yang rukun,
tenteram dan damai.

4. Tidak memaksakan kehendak seseorang untuk memeluk agama tertentu.

5. Melaksanakan ibadah sesuai dengan tuntunannya.


6. Mematuhi peraturan baik dalam agama yag dianut maupun keteraturan antar umat beragama
yang diatur oleh negara dan pemerintah.

Manfaat Kerukunan Umat Beragama

Berikut ini merupakan beberapa manfaat dari adanya kerukunan umat beragama, diantaranya adalah:

1. Mengantisipasi dan meminimalisisr terjadinya konflik yang mengatasnamakan agama.

2. Menciptakan perasaan damai dan aman dalam berkehidupan maupun dalam melaksanakan
prosesi peribadatan di masyarakat.

3. Meningkatkan sikap toleransi antar umat beragama.

4. Mencegah timbulnya perasaan bahwa agama mayoritas harus dihormati.

Faktor-faktor Pendukung dan Penghambat Kerukunan Umat Beragama

Terdapat beberapa faktor penghambat dan faktor mendukung dalam mewujudkan kerukuan beragama
dalam masyarakat, adapun faktor-faktor tersebut adalah sebagai berikut:

Faktor pendukung kerukunan umat beragama

1. Adanya sikap optimis dalam mewujudkan kerukunan umat beragama.

2. Adanya dialog antar pemeluk agama.

3. Menjunjung tinggi sikap toleransi, baik terhadap sesama pemeluk agama yang sama maupun
dengan pemeluk agama yang berbeda.

4. Adanya sikap saling meghormati tanpa memandang agama apa yang dianut oleh individu atau
kelompok terebut.

5. Membangun sikap saling membantu satu sama lain.

6. Mengedepankan kompromi dan dialog bila tejadi masalah yang mengatasnamakan agama.

7. Berpikir positif dan memiliki prasangka yang baik dalam bersosialisasi di masyarakat.

8. Adanya sikap toleransi untuk mewujudkan kerukunan.

9. Menyadari bahwa sesungguhnya realita bermasyarakat adalah berbedaan itu sendiri.

10. Eksplorasi secara mendalam mengenai betapa pentingnya nilai-nilai kemanusiaan dari beberapa
keyakinan plural masyarakat dan menjadikannya itu sebagai pedoman bermasyarakat.

11. Melakukan pendalaman terhadap nilai-nilai agama.

12. Dasar-dasar kerukunan diperkuat antar umat beragama dan pemerintah negara.
13. Menciptakan suasana negara yang kondusif dari konflik yang mengatasnamakan agama.

14. Persatuan nasional yang sangat solid dan bertekad memerangi segala bentuk radikalisme yang
menjadi akar dari perpecahan di dalam masyarakat.

Faktor penghambat kerukunan umat beragama

1. Timbul stereotipe etnis yang dibarengi dengan suasana persaingan yang tajam.


2. Adanya sikap intoleransi terhadap rumah ibadah kelompok agama minoritas di tengah kelompok
agama mayoritas.
3. Adanya sikap fanatisme terhadap agama, sehingga muncul sikap intoleransi.
4. Rendahnya sikap toleransi yang disebabkan oleh adanya rasa enggan untuk mendiskusikan hal-
hal yang berkaitan dengan keimanan.
5. Adanya kepentingan politik.
6. Hadirnya aliran sesat atau menyimpang dari pokok ajaran agama.
7. Adanya penodaan agama yang dilakukan oleh individu maupun kelompok yang sifatnya
provokativ.
8. Adanya perbedaan dalam menafsirkan sesuatu yang berhubungan dengan agama.
9. Saling memperebutkan tahta kekuasaan.

Tujuan Kerukunan Umat Beragama


Dari berberapa pengertian, jenis dan faktor kerukunan umat beragama, maka pemerintah mengupayakan
beberapa cara agar masyarakat Indonesia yang multikultural ini dapat hidup rukun dan harmonis. Berikut
adalah tujuan dari adanya kerukunan umat beragama:

1. Meningkatkan iman dan takwa masing-masing pemeluk agama yang dianut.


2. Membentuk dan mewujudkan stabilitas nasional yang kuat.
3. Mensukseskan pembangunan daerah maupu negara.
4. Mempererat dan memelihara rasa memiliki maupun persaudaraan.
5. Mengedepankan sikap toleransi menuju hidup bernegara yang rukun.

Contoh Kerukunan Umat Beragama


Dari banyaknya ragam kerukunan umat beragama yang terjadi di masyarakat, berikut adalah beberapa
contoh kerukunan umat beragama:

1. Mengajak untuk berbuat kebaikan tanpa harus melakukan tindakan yang sifatnya koersif.
2. Tidak saling menjatuhkan dengan cara mencela atau mengejek aturan agama satu dengan yang
lain.
3. Membantu mendirikan rumah peribadatan.
4. Mengigatkan satu sama lain untuk tetap taat dan menjalankan aturan agama yang sudah
ditetapkan.
5. Menghormati segala kepercayaan yang dianut oleh umat beragama yang lain.
6. Memberikan bingkisan kepada umat yang sedang merayakan hari raya, seperti makanan dan lain
sebgainya.
7. Memberikan ucapan selamat hari raya kepada umat yang sedang merayakan hari raya.
8. Menyelesaikan permasalahan dengan musyawarah.
9. Tidak membedakan dan mempermasalahkan aliran kepercayaan yang dianut oleh pemeluk
agama.
10. Mengajak teman-teman yang berbeda agama untuk berkunjung kerumah saat hari raya

Anda mungkin juga menyukai