Anda di halaman 1dari 33

Pada Pelatihan Blended Learning Angkatan I

Balai Pendidikan dan Pelatihan Keagamaan Surabaya, 21-22 Mei 2021


PENGALAMAN KE LUAR NEGERI :
Oleh:
Hj. Mamik Syafa’ah 1. Mendapat Undangan Haji dari Kerajaan Arab
WA: 081235392967 Saudi, Tahun 2011;
2. Studi Banding ke Brunei Darussalam dan
E-mail: mamiksyafaah07@gmail.com
Thailand, Tahun 2016;
3. Umroh Bersama Keluarga, suami dan anak-anak,
> Widyaiswara Tahun 2017;
> Penulis Buku-buku 4. Membimbing Study Comparative Penyuluh
> Penulis Kaligrafi Agama dan Guru Jatim, ke 3 Negara (Malaysia,
> Pencipta Lagu Arab-Inggris-Islami Singapore, dan Thailand) Tahun 2017;
> Melayani Desain Rumah Siap 5. Menjadi Petugas Haji PPIH Arab Saudi, Tahun
2018.
Bangun
6. Study Tour ke Hainan China, Tahun 2019.
KOMPETENSI DASAR INDIKATOR

Setelah mengikuti pembelajaran ini, 1.1. Menjelaskan Konsepsi kerukunan


peserta mampu: umat beragama;
Memahami dasar-dasar peluang dan 1.2. Menjelaskan Dasar-dasar kerukunan
tantangan serta pemetaan secara teologis,filosofis dan praksis;
pengembangan kerukunan umat 1.3. Mengidentifikasi peluang dan
beragama. tantangan kerukunan;
1.4. Memetakan pengembangan
Kerukunan umat beragama.
DESKRIPSI SINGKAT TUJUAN

Mata pelatihan ini membahas: Setelah mengikuti mata diklat ini,


Konsepsi kerukunan umat peserta mempunyai kompetensi yang
beragama; Dasar-dasar kerukunan memadai tentang:
1.1. Menjelaskan Konsepsi kerukunan
secara teologis,filosofis dan praksis; umat beragama;
peluang dan tantangan kerukunan; 1.2. Menjelaskan Dasar-dasar kerukunan
dan Analisis SWOT pengembangan secara teologis,filosofis dan praksis;
kerukunan umat beragama. 1.3. Mengidentifikasi peluang dan
tantangan kerukunan;
1.4. Memetakan pengembangan
Kerukunan umat beragama;
1.5. Analisis SWOT pengembangan
kerukunan umat beragama
INDONESIA
PENDAHULUAN

1. Indonesia adalah negara yang penduduk majemuk dari segi suku bangsa, budaya, dan agama.

2. Penduduk Indonesia terdiri dari ratusan suku bangsa yang tersebar di berbagai wilayah.

3. Penduduk ini menganut agama dan kepercayaan yang berbeda-beda. Bagian terbesar dari
penduduk menganut agama Islam, Kristen, Katolik, Hindu, dan Buddha.

4. Diperlukan kearifan dan kedewasaan di kalangan umat beragama untuk memelihara


keseimbangan antara kepentingan kelompok dan kepentingan nasional.

5. Diperlukan kebijaksanaan dan strategi untuk menciptakan dan memelihara KUB guna
mewujudkan masyarakat Indonesia yang aman, damai, sejahtera, dan bersatu.

6
POSISI INDONESIA

POSISI: 6o lu 11o ls; 95o BT 141o BT


(Luasnya menempati urutan ke-7 dunia)

JUMLAH 17.508 pulau


PULAU: (sebagai negara kepulauan terbesar dunia)

PENDUDUK: >268.583.016 jiwa (Dirjen Dukcapil Kemendagri)


(SP 2020, menempati urutan ke-4 dunia, Tiongkok, India, AS)

SUKU 1128 dengan aneka tradisi


BANGSA :
AGAMA : 6 Agama Resmi (Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha, Konghuchu)
POKOK BAHASAN

1.Konsep kerukunan umat beragama;


2.Dasar-dasar kerukunan tinjauan teologis, filosofis dan
praksis;
3.Analisis SWOT pengembangan kerukunan umat
beragama.
Rukun ?
Pengertian Rukun

Secara etimologis:
• Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, rukun berarti: (1) baik dan
damai, tidak bertentangan; (2) bersatu hati, bersepakat.
Merukunkan berarti: (1) mendamaikan; (2) menjadikan bersatu
hati. Adapun Kerukunan: (1) perihal hidup rukun; (2) rasa rukun;
dll.
TIGA UNSUR KUB KONSEPSI DAN APLIKASI
KERUKUNAN UMAT BERAGAMA

Kesediaan untuk menerima


adanya perbedaan keyakinan
dengan orang maupun kelompok
lain; MENYADARI DAN
MENGAKUI
Kesediaan membiarkan orang lain PLURALITAS
untuk mengamalkan ajaran yang
diyakininya;

Kemampuan untuk menerima SALING SALING


perbedaan selanjutnya menikmati MENGHORMATI BEKERJASAMA
suasana kekhusyuan yang dirasakan (TOLERANSI) (RESIPROKAL)
orang lain sewaktu mereka
mengamalkan ajaran agamanya.
Dasar-dasar Kerukunan
• Secara teologis:
semua agama mengajarkan damai, kasih, rahmah, menghargai wong
liyan (menghargai orang lain).
• Secara filosofis:
manusia pada dasarnya membutuhkan manusia dalam kehidupan
bersama. Jika tidak bisa rukun/bekerjasama maka tidak dapat hidup.
• Secara praktis:
keragaman adalah keniscayaan, dan maka potensi gesekan/konflik
pasti ada... maka diperlukan rukun.
RUANG LINGKUP KERUKUNAN
INTERN UMAT ANTAR UMAT UMAT BERAGAMA DENGAN
BERAGAMA BERAGAMA PEMERINTAH

(Islam)An Nisaa: 59 Indonesia bukan


Rukun sebagai sama- negara Agama
sama anggota
masyarakat
Indonesia menghormati
Kebebasan Warganya
Doktrin Islam (al untuk memeluk dan
kafiruun; al baqoroh - menjalankan ibadah
139) sesuai agamanya masing-
masing
Ada hak bertetangga Konsekuensi warga
yang harus ditunaikan negara adalah
tunduk pada
perundang-
undangan
Trilogi Kerukunan Umat Beragama

1. Kerukunan intern umat beragama. Misal: ada istilah ukhuwah


Islamiyah, badan kerjasama antar gereja, dsb.
2. Kerukunan antar umat yang berbeda-beda agama. Misal: FKUB, Forum
Lintas Agama, dsb.
3. Kerukunan antara (pemuka) umat beragama dengan Pemerintah.
Misal: Pemerintah dan umat beragama bekerjasama memelihara
kerukunan, Pemerintah memfasilitasi umat beragama, dsb.
• Tri kerukunan umat beragama bertujuan agar
masyarakat Indonesia bisa hidup dalam kebersamaan,
sekalipun banyak perbedaan.
• Konsep ini dirumuskan dengan teliti dan bijak agar
tidak terjadi pengekangan atau pengurangan hak-hak
manusia dalam menjalankan kewajiban dari ajaran-
ajaran agama yang diyakininya
PANTUN SUKSES

• Beramal Tidak Berbunyi,


• Tak Ada Mengumpat Dan Mencaci,
• Tak Ada Menghina Dan Mendengki,
• Tak Ada Lagi Iri Mengiri,
• Niat Baik Harus Dicapai,
• Hidup Bersama Rukun Dan Damai.
Problem KUB

• Kerukunan bukan upaya memperlemah iman!


• “Ukhuwah terjalin, akidah terjamin”
• Kerukunan adalah jembatan hubungan sosial antar umat
beragama.
• Kerukunan beda dengan perukunan! Inisiatif dari masyarakat
lebih dominan dibanding dorongan Pemerintah.
• Kerukunan merupakan upaya-bersama umat beragama dan
pemerintah.
ANALISIS SWOT KUB

PELUANG TANTANGAN

• Akar historis pembentukan NKRI • Agama yang janus face


• Misi kemanusiaan dalam agama • Doktrin kebenaran tunggal perspektif
• Pancasila sebagai titik temu theologi
peradaban manusia indonesia • Kompleksitas dimensi problem sosial
• Dialog organisasi-organisasi ekonomi
agama • Pemahaman keagamaan bervariasi
• Budaya dan kearifan lokal sebagai • Masuknya simbol agama dalam
penyangga kerukunan ranah publik dan politik
Hambatan Kerukunan Hidup Beragama

• Ekspresi keagamaan yang keliru, misal fanatisme memonopoli dan


memutlakkan kebenaran sendiri, diikuti semangat misionarisme yang
militan, merendahkan pihak lain bahkan memandangnya sebagai
musuh.
• Ada kecenderungan mengejar peningkatan jumlah pemeluk
• Keinginan mendirikan rumah beribadah tanpa memperhatikan norma
berlaku
• Menggunakan mayoritas suara sebagai finalisasi masalah
• Bergesernya pola hidup dari gotong royong ke individualistik
• Miskin dari model implementasi spiritualitas dalam ranah sosial
KLAIM KEBENARAN

• Yaitu bahwa • merupakan


kebenaran bentuk klaim
absolut hanya kebenaran
dimiliki suatu absolut yang
agama tertentu lebih longgar.
secara eksklusif.

Eksklusivisme Inklusivisme
Contoh Klaim Kebenaran

• Yudaisme, dengan doktrin “the chosen people”;


• Kristen dengan doktrin “extra ecclesiam nulla salus”;
• Katolik dengan doktrin “outside Christianity, no salvation;
• Islam ( Ali Imran : 19 dan 85 ).
UPAYA YANG DILAKUKAN
• Memperkuat dasar tri kerukunan
• Membangun harmoni sosial dan persatuan nasional dalam bentuk
upaya mendorong dan mengarahkan seluruh umat beragama untuk
hidup rukun dalam bingkai teologi yang ideal untuk menciptakan
kebersamaan dan sikap toleransi
• Menciptakan suasana kehidupan beragama yang kondusif
• Eksplorasi nilai nilai kemanusiaan dalam theologi masing masing
agama
• Pendalaman nilai spiritual yang implementatif
• Membuang rasa curiga antar pemeluk agama
• Menyadari perbedaan sebagai keniscayaan
THEOLOGI KERUKUNAN

• AGREE IN DISAGREEMENT
• KESADARAN MUTIKULTURALISME
• INDONESIA SEBAGAI WADAH KESATUAN DAN WUJUD
KEBERSAMAAN DALAM BERBANGSA DAN BERNEGARA
Dua Kebijakan Besar untuk Menjaga
Kerukunan Umat Beragama

1.Memberdayakan masyarakat, kelompok-kelompok agama,


serta pemuka agama untuk menyelesaikan sendiri masalah
kerukunan umat beragama.
2.Memberikan rambu-rambu dalam pengelolaan kerukunan
umat beragama (UU, SKB.. dll..).

24
Peran Majelis Agama dalam KUB

1. Memberikan pemahaman tentang diri dan pihak lain, hidup


bersama.
2. Berpartisipasi dalam kegiatan-kegiatan lintas agama, dalam upaya
membangun understanding dan saling menghormati/menghargai.
3. Memperkuat kerjasama antarumat beragama dalam berbagai
bentuk dan tingkat.
4. Mengisi dan mendukung program dan inisiasi Pemerintah dalam
pemeliharaan kerukunan umat beragama.
THE FIVE DEADLY SINS IN RELIGIOUS HARMONY

• Jangan berperilaku yang bertentangan dengan ajaran agama


• Jangan tidak perduli dengan kesulitan orang lain meski beda
agama
• Jangan mengganggu orang lain yang berbeda agama
• Jangan menghasut yang menimbulkan kebencian antar
pemeluk agama
• Jangan saling curiga tanpa landasan hukum
Rule of Togetherness
(Peraturan Kebersamaan)
Rule of Togetherness
(Peraturan Kebersamaan)
1. Share the happiness with others (Berbagi kebahagiaan dengan
orang lain)
2. Willing to help others (Bersedia untuk membantu orang lain)
3. Keep a child like heart (Jaga hati seperti anak kecil)
4. Get on well with different kinds of people (Dapatkan kebaikan
dengan berbagai macam orang)
5. Keep the sense of humor (Jauhkan rasa humor)
6. Keep calm when surprise comes (Tetap tenang ketika kejutan datang)
7. Forgive others (Maafkan orang lain)
8. Have some really good friends (Memiliki beberapa teman yang
benar-benar baik)
9. Always work in a team (selalu bekerja dalam sebuah tim)
10.Enjoy the family gathering time (Nikmati waktu pertemuan keluarga)
Quiz
Konsep Dasar KUB
BUKU TERKAIT
• Andreas Anangguru Yewangoe (2009) Agama dan kerukunan. Jakarta: BPK
Gunung Mulia
• Bashori A. Hakim (2008) Merajut Kerukunan Umat Beragama Melalui Dialog
Pengembangan Wawasan Multikultural. Jakarta: Puslitbang Kehidupan
Beragama
• Muhamad Ridwan Lubis (2006) Meretas wawasan dan praksis kerukunan umat
beragama di Indonesia dalam bingkai masyarakat multikultural. Jakarta:
Puslitbang Kehidupan Beragama
• Olah Herbert Schumann (2003) Agama dalam dialog: pencerahan,
pendamaian, dan masa depan. Jakarta : BPK Gunung Mulia
• ---------- (2006) Menghadapi Tantangan, Memperjuangkan Kerukunan. Jakarta:
BPK Gunung Mulia.
• Weinata Sairin (2006) Kerukunan umat beragama pilar utama kerukunan
berbangsa: butir-butir pemikiran. Jakarta : BPK Gunung Mulia
TERIMA KASIH
Kerukunan
Umat Beragama
‫والسالم عليكم ورحمة هللا وبركاته‬

Anda mungkin juga menyukai