Anda di halaman 1dari 14

MODERASI BERAGAMA

Drs. H. SAPARUDDIN, M.A


Sistematika

1
2
- Apa
- Mengapa
3
- Bagaimana - Konsepsi & Definisi
- Pengalaman Empiris
- Strategi pelaksanan Rencana Aksi
- Peta Jalan MB
- RPMA MB

2
KONSEP DAN DEFINISI

[1] Konsepsi
• Salah pemahaman (dianggap sebagai kebenaran)”
1. Moderat dalam beragam berarti tdk berpendirian
2. Tidak serius atau tdk sungguh –sungguh dalam menjalankan ajaran agama
3. Tidak kaffah dalam berislam
4. Kompromi keyakinan teologis agama lain.
5. Cenderung liberal
• Semua anggapan tsb adalah SALAH. Karena moderat bukan lerarti iberal dan bukan berarti konservatif.
• DEFINISI: MB adalah proses memahami sekaligus mengamalkan ajaran agama secara adil
• dan seimbang, agar terhindar dari perilaku ekstrem/berlebihan dalam penerapan
• MB bukan berarti memoderasi agama. Agama tidak perlu dimoderasi.
• Cara seseorang beragama yang harus selalu didorong untuk moderat,

yakni berada di jalan tengah, krn terkadang ia bisa berubah (ekstrem, tidak adil, berlebihan)
• Analogi: gerak dari pinggir menuju pusat/bumbu (centripetal). Ibarat bandul

jam, gerak yang dinamis, tidak berhenti di kiri atau


kanan, melainkan menuju tengah-tengah. Berbeda dengan ektrem: keluar dari pusat sumbu

3
Prinsip dasar

• Prinsip dasar: Adil dan Berimbang/seimbang.


Adil: tidak berat sebelah/tidak memihak/tidak sewenang-wenang.
Adil, menjaga dua titik ekstrem (akal dan wahyu, jasmani dan rohani, hak dan kewajiban,
kepentingan individu dan sosial, keharusan dan kerelaan, teks dan konteks)
 Seimbang/berimbang: bukan berarti tidak punya pendapat, tetap tegas dalam berpendapat yang
berpihak pada keadilan, eksklusif (untuk kebenaran diri) dan inklusif untuk perbedaan.
 MODERASI BERAGAMA ADA DALAM TRADISI SEMUA AGAMA
 Islam: wasathiyah (tengah-tengah, adil, yang terbaik), terkandung prinsip tasamuh (toleran),
tawazun (seimbang), i’tidal (adil) Q.S al Baqoroh 2: 143
 Kristiani: Yesus, juru damai
 Katolik: Dalam Gereja Katplik, istilah yang digunakan adalah “terbuka” setara dengan pengertian
moderat. Termaktub dalam Konsili Vatikan II tahun 1962Istilah yg dikenal Dekrit Nostrae Aetate
( Gereja Katolik tidak menolak apa pun, yang dalam agama-agama itu serba benar dan suci). Yakni
pengakuan pluralisme religius
 Hindu: susila (menjaga hubungan harmonis antar sesama manusia)
 Budha: siprit metta ( ajaran yang berpegang teguh pada cinta kasih tanpa pilih kasis, berbasis nilai-
nilai kemanusiaan, toleransi, splidaritas, ksetaraan tanpa kekerasan
 Khonghucu: yin yang (jalan tengah) sebuah hukum Tuhan yang berprinsip pada cinta kasih,
kemanusiaan (ren) dan keadilan (vi).

4
Indikator

INDIKATOR MODERASI BERAGAMA


• Komitmen kebangsaan : cara beragama berdampak pada kesetiaan thd
konsenses kebangsaan (UUD 1945 dan Pancasila). “Mengamalkan ajaran
agama sama dengan menjalankan kewajiban sbg warga negara, ATAU
menunaikan kewajiban sbg warga negara adalah wujud pengamalan
ajaran agama”.
• Toleransi: sikap memberi ruang dan tidak mengganggu hak orang lain
untuk berkeyakina, mengekspresikan keyakinannya dan menyampaikan
pendapat meskipun hal tsb berbeda dengan apa yang diyakini.
• Toleransi merujuk pada sikap terbuka, lapang dada, sukarela, dan
lembut dalam menerima perbedaaan. Toleransi selalu disertai dengan
sikap aktif untuk menghormati, menerima orang yang berbeda sbg
bagian dari diri kita dan berpikir positif.
• Toleransi menuntut sikap untuk bersedia dialog, bekerjasama dengan
pemeluk agama lain

5
Indikator

• Anti kekerasan
Setiap agama menolak cara-cara radikal (kekerasan). R
Radikalisme adalah suatu paham yang ingin melakukan
perubahan pada sistem sosial politik (sistem kenegaraan, misalnya)
dengan menggunakan cara-cara kekerasan atas nama agama.
Misalnya, mendirikan sistem khilafah, atas nama Islam.
Radikalisme dan terorisme: Kekerasan dilakukan dengan cara meneror kelompok lain yang tidak sepaham.
Radikalisme tidak hanya monopoli agama tertentu, melainkan ada pada setiap agama.
Akomodatif terhadap budaya lokal
“Sejauhmana dpt menerima praktik amaliah keagamaan yang mengakomodasi kebudayaan lokal dan tradisi.
Orang moderat cencerung lebih ramah menerima tradisi dan budaya lokal dalam praktik beragama sejauh
tidak bertentangan dengan pokok ajaran agama.
Comtoh: praktik dakwah penyebaran Islam oleh para wali yang menggunakan medium budaya lokal.
Pendekatan ini dipilih dalam rangka memudahkan dakwah kepada masyarakat yang pada masa itu masih
menganut hindu dan budha. Salah satu bentuk kesenian yang dipakai adalah wayang. Kesenian ini
diciptakan oleh para wali untuk syiar agama Islam sekaligus mengumandangkan rasa persaudaran.

6
• MB diantara 2 titik ekstrem: konservativ dan liberal
“ MB tidak hanya bertujuan untuk menengahi mereka yang cenderung
memiliki pemahaman keagamaan yang ultra konservatif , melainkan juga
kelompok yang memiliki cara pandang, sikap dan perilaku beragama yang
liberal, yang senantiasa mendewakan akal”

7
Moderasi Beragama
sebagai Cara yang Strategis

[2] Mengapa moderasi beragama perlu dan penting


1. Agama memanusiakan manusia. Inti dari agama adalah
mempertahankan martabat manusia sebagai makhluk
ciptaan Tuhan. Pandangan ekstrem seringkali eksploitatif
atau merendahkan kemanusiaan. Karena itu diperlukan
pandangan yang moderat.
2. Agama tumbuh dan menyebar. Interpretasi sumber-sumber
agama tumbuh, dan kadang-kadang diskusi berubah menjadi
konflik. Pandangan moderat dapat menghindari konflik.
3. Mempertahankan Indonesia. Sebagai negara multikultural
dan multireligius, Indonesia adalah tempat di mana semua
perbedaan harus dijaga dengan bijak. Pandangan moderat
dari semua orang yang beragam sangat penting untuk
menjaga agar dialog dan kesepakatan bersama berjalan
dengan baik.
8
MODERASI BERAGAMA
DALAM KONTEKS
INDONESIA

• Moderasi beragama adalah bagian dari


strategi bangsa dlm merawat Indonesia
• Sbg bangsa yang beragama, sejak awal
para pendiri bangsa sdh berhasil mewariskan
satu bentuk kesepakatan NKRI
• Indonesia bkn negara agama, tp juga tdk memisahkan
agama dlm kehidupan sehari-hari. Nilai-nilai agama
dijaga, dipadukan dengan nilai-nilai kearifan dan adat
istiadat lokal, shg terlembagakan, ritual agama dan
budaya berjalin kelindan dengan rukun dan damai
• Itulah jati diri bangsa “ sangat agamis, dgn karakter
santun, toleran, dan mampu berdialog dengan
keragaman
• Moderasi beragama hrs menjadi bagian strategi
kebudayaan untuk merawat jati diri bangsa
.

9
Moderasi Beragama
sebagai Cara
yang Strategis

Bagaimana strategi penguatan dan


implementasi
1. Sosialisasi narasi moderasi beragama
2. Pelembagaan moderasi beragama,
seperti di keluarga, kurikulum, organisasi
masyarakat, partai politik, dll
3. Integrasikan dalam Rencana Pembangunan Nasional
2020-2024.

10
RENCANA AKSI

• Dibentuk Pokja Pusat hingga wilayah dan


daerah
• Perlu payung regulasi: PMA. Sedang
dilakukan harmonisasi PMA
Penguatan Moderasi Beragama
• Sedang disusun dan dibahas Peta Jalan
Moderasi Beragama

11
PENUTUP

• Kompleksitas kehidupan keagamaan masy Indonesia yg sangat


beragama dan multikultural, telah memicu lahirnya fenomena beragama
yang juga kompleks. Di satu sisi ada ektrem liberal, di sisi lain ekstrem
konservatif dlm praktik beragama. Jika tdk ada kontra narasi berupa
penguatan/pengarusutamaan moderasi beragama maka ekstrem liberal
dan ekstrem konservatif dianggap benar belaka. Padahal esensi agama
adalah moderat
• Moderasi beragama sangat menekankan upaya untuk merawat harkat
dan martabat kemanusiaan.
• Visi moderasi beragama sesungguhnya dapat tumbuh subur di Indonesia
karena modal Pancasila dan slogan Bhineka Tunggal Ika, yg memiliki
misi menjaga keberagmaan, merawat keragaman, berakulturasi dengan
kebudayaan, serta menjaga persatuan dan kesatuan masyarakatnya.

12
• SEKIAN DAN TERIMAKASIH

13
Download the book!

https://balitbangdiklat.kemenag.go.id/preview/buku-moderasi-beragama

SCAN

14

Anda mungkin juga menyukai