Anda di halaman 1dari 4

RESUME MATERI PEMBANGUNAN BIDANG

AGAMA

NAMA Febrina Rahayu Widya AS


NIP -
MAPEL YANG
Fisika
DIAMPU

Tempat Tugas MAN 2 MATARAM


PEMBANGUNAN BIDANG AGAMA
Oleh Dr. H. Imam Safe’i, M.Pd.
Kepala Pusdiklat Tenaga Teknis Pendidikan dan Keagamaan RI

Dalam pembangunan bidang agama akan dibahas tenang kerukunan, persatuan dan
perdamaian untuk menjaga dan mencegah terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan.
Pembangunan dalam bidang agama ditujukan untuk menciptakan suasana kehidupan beragama
yang penuh keimanan dan ketakwaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, mewujudkan kerukunan
umat beragama yang dinamis baik intern maupun antar umat beragama, serta turut memajukan
kesejahteraan masyarakat, terutama melalui bidang agama.
Sebagai sumber daya kementerian agama kita haruslah mengetahui dan memahami visi
dan misi Kementerian Agama. Adapun visi Kementerian Agama 2020-2024 adalah
“Kementerian Agama yang profesional dan andal dalam membangun masyarakat yang saleh,
moderat, cerdas dan unggul untuk mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan
berkepribadian berdasarkan gotong-royong”. Inilah mimpi besar yang harus kita jalankan
bersama-sama dengan cara kita harus bekerjasama kita bangun solidaritas dan niat yang sama
untuk membangun visi. Kalau kita tidak memiliki sumber daya yang handal dan solid maka
visi itu tidak dapat diwujudkan. Sedangkan misinya adalah “meningkatkan kualitas kesalehan
umat beragama, memperkuat moderasi beragama dan kerukunan umat beragama,
meningkatkan layanan keagamaan yang adil, mudah dan merata, meningkatkan layanan
pendidikan yang merata dan bermutu, meningkatkan produktivitas dan daya saing Pendidikan,
memantapkan tatakelola pemerintahan yang baik (Good Governance). Dalam konsteks
merealisasikan ini, maka dibutuhkan sumber daya yang profesional yang harus ahli dalam
bidangnya dengan cara tetap mengikuti perubahan-perubahan dan perkembangan tekhnologi
yang kekinian. Selain itu, kita harus mengetahui regulasi, handal dan tangguh serta mampu
ditempatkan dimanapun harus siap dan berkembang.
Relasi negara dengan agama adalah Indonesia bukanlah negara sekuler yang
memisahkan antara negara dan agama, bukan pula negara agama (teokratis) yang menjadikan
agama sebagai dasar negara. Indonesia adalah Negara Pancasila yang membina dan
memfasilitasi umat beragama. “Mencintai agama adalah wujud ketaaatan kita beragama.
Mencintai negara adalah bentuk kesadaran berbangsa. Pancasila memberikan landasan untuk
mencintai keduanya”.
Pada hakikatnya, terdapat dua macam pembangunan bidang agama. Pertama,
pembangunan material yang mencakup pembangunan fisik yang meliputi politik, sosial,
ekonomi, pertahanan dan keamanan. Kedua, pembangunan moral spiritual, yaitu
pembangunan non-fisik yang meliputi ideologi, budaya dan agama. Indonesia dengan berbagai
keragaman yang ada harus dijaga, dilestarikan serta dirawat agar tidak terjadi perpecahan, dan
hal tersebut dapat dilakukan dengan menghargai perbedaan suku, agama, ras dan
antargolongan, dialog dan kerjasama antar agama dan antar budaya, menolak intoleransi dan
radikalisme serta mengutamakan sikap. Dengan ideologi pancasila ini menyebabkan indonesia
menjadi negara yang besar, rukun dan bersattu. Dengan ideologi pancasilan terbukti kita
menjadi negara yang besar, bersatu dan damai. KH Achmad Shiddiq menyata bahwa ”pancasila
dan islam adalah hal yang dapat.sejalan dan saling menunjang. Keduanya tidak bertentangan
dan jangan dipertentangkan”. Sekarang sumber daya yang ada tidak lagi mempertentangkan
hal itu sebab kita telah memegang kokoh 4 pilar berbangsa dan bernegara yaitu Pancasila,
UUD 45, Bhineka Tunggal Ika, dan NKRI.
Indonesia sebagai sebuah negara yang memuat banyak sekali keberagaman yang terdiri
dari keberagaman suku, bangsa, bahasa, adat istiadat dan agama, dewasa ini seringkali diterpa
isu tentang radikalisme. Gerakan-gerakan yang mengatasnamakan kelompok tertentu ini
semakin hari semakin tumbuh dan secara terang-terangan menyuarakan ideologi mereka. Aksi
teror, penculikan, penyerangan kian marak terjadi. Dari berbagai macam keberagaman yang
dimiliki negara Indonesia, keberagaman agama menjadi yang terkuat dalam membentuk
radikalisme di Indonesia. Munculnya kelompok-kelompok ekstrem yang kian hari semakin
mengembang sayapnya difaktori berbagai hal seperti sensitifitas kehidupan beragama,
masuknya aliran kelompok ekstrem dari luar negeri, bahkan permasalahan politik dan
pemerintahan pun turut mewarnai. Maka ditengah hiruk-pikuk permasalahan radikalisme ini,
muncul sebuah istilah yang disebut “Moderasi beragama yang merupakan ”cara pandang,
sikap, dan perilaku selalu mengambil posisi di tengah-tengah, selalu bertindak adil, dan tidak
ekstrem dalam beragama. Cara-cara untuk memupuk moderasi beragama salah satunya antara
lain bersikap kompromistik dalam relasi agama dan negara dan tidak membenturkan antar
keduanya, Bersikap pertengahan yang tidak pro liberal yang membolehkan segala hal dan pro
konservatif yang menolak pembaharuan.
Peran Litbang dan diklat dalam pelatihan ini adalah sebagai penyedia data dan informasi
berbasis riset dan penyediaan sumber daya manusia melalui diklat. Diklat berperan
mempersiapkan SDM yang kompeten dalam memberikan pelayanan dalam bidang kehidupan
umat beragama, pendidikan agama dan keagamaan, serta kerukunan umat beragama. Dengan
demikian, dapat disimpulkan bahwa jika pendidikan mampu berkonstribusi mengembangakan
sikap, prilaku, dan pengetahuan. Dengan demikian, pelatihan ini haruslah menjadikan
seseorang mampu mengekspresikan potensi dan kecerdasan yang dimilikinya dan menjadikan
personal branding bagi dirinya.

Anda mungkin juga menyukai