Abstract
The results of analysis about the nation'smorality decline causes by lack of filteringtheinterferenational
culture morality, the nation's culturaldamage, and lack of the educationalmode forthe communitycharacter. Condition
ofthe nation's culturaldamage causes by the influences offoreignculture (Westernization), lack of educationand
theunderstanding and practising of religion, and lack of preservation ofthe nation'snoblecultural values. The effects
of that causes are the national identity decline and lack ofcommunity participationin supportingagricultural
development, and the end is lessdevelopment ofmass communicationsin supportingagricultural developmentwiththe
QDWLRQ VLGHQWLW\ DSSURDFK EDVHG RQ WKH FXOWXUH RULHQWDWLRQ 7KH LPSURYHPHQW RI ,QGRQHVLD QDWLRQ¶V PRUDOLW\FDQ EH
done by the establishment and enforcement of govermentpoliciesare neededin order tofilter thenation's culture,
keepingthe noble values ofnational culture, and increasing the FKDUDFWHUHGXFDWLRQ QDWLRQ¶V FKDUDFWHU .HHSLQJWKH
noble values ofnational culture can be done by promoting the valuable of nation's culturalvalues, practices
thereligiousvaluesinto real action, and continuous the preservingnational culture and monitoring ofthatactivities. If
the moralityof Indonesia nations is improved then communityparticipation increased and the national identity is
more solid, the last societyhasan activeparticipationinthe development ofmasscommunicationwiththe nation'sidentity
approach that oriented to theculture of Indonesia.
I. PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Salah satu tujuan penyelenggaraan rakyat, kebanggaan rakyat, serta
Negara adalah mewujudkan meningkatkan rasa kesejahteraan rakyat
pemerintahan yang bersih untuk yang merata.
meningkatkan dan memantapkan jati Jati diri bangsa Indonesia dalam
diri bangsa. Jati diri bangsa Indonesia implementasinya sudah selayaknya
dibentuk oleh para pendiri negeri ini didukung oleh empat pilar penyangga
dalam empat konsensus dasar yaitu: yang kokoh yaitu: kebudayaan nasional,
Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, politik nasional, ekonomi nasional, dan
Negara Kesatuan Republik Indonesia hukum nasional; sehingga pemerintahan
(NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika. yang bersih itulah kunci membangun
Empat sumber ini yang membentuk jati diri bangsa, karena pemerintahan
sikap kita dalam memandang diri kita yang bersih akan memperkuat rasa
sendiri, memandang bangsa lain dan keadilan, kebanggaan, dan
memposisikan diri dihadapan Allah kesejahteraan.
SWT (Boediono, 2009). Pada konteks ekonomi,
Di Era globalisasi sekarang ini, pembangunan jati diri bangsa tak lepas
jati diri bangsa merupakan konsep yang dari persoalan ekonomi rakyat, yang
hidup dan terbuka terhadap perubahan saat ini masih lemah. Meski telah 66
zaman. Bung Karno menyatakan tahun merdeka, sekitar 150 juta rakyat
nasionalisme kita Indonesia hidup di bawah garis
hanya dapat hidup subur di taman sari kemiskinan (Indikator versi Bank
Internasional, tidak dengan indoktrinasi, Dunia, yakni Rp 20.000,-/hari). Bahkan
represi, kekerasan, tetapi dibangun Negara Indonesia sebagai Negara
dengan memperkuat rasa keadilan pengutang terbesar ke empat di seluruh
39
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan
Pendekatan Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
dunia (Wiranto, 2009).Kondisi sekarang bicara pada tataran sekuler dan tak
ini, kekayaan mengalir ke luar negeri, bermoral, tidak beretika, saling
karena itu untuk membangun jati diri menyerang,dan menghalalkan segala
bangsa, Indonesia harus menjadi bangsa cara.
yang mandiri berdikari bisa melalui Jati diri suatu bangsa akan lebih
program pembangunan ekonomi bermartabat jika dilandasi oleh
kerakyatan, mengarahkan segala sumber keyakinan beragama dan saling
kekayaan untuk dimanfaatkan oleh menghargai sesama penganutnya. Sudah
rakyat kita.Kesenjangan dalam seharusnya agama digunakan sebagai
pendapatan masyarakat terjadi antara pedoman dalam setiap individu dan
yang kaya dan yang miskin.Hal ini kelompok dalam bermasyarakat dan
berarti yang menikmati hasil- hasil bernegara. Agama secara substansial
pembangunan dan sumberdaya ekonomi harus selalu dijadikan sumber nilai
hanya segelintir orang saja. akhlak dan moral, sehingga semua
Kata kunci pembangunan jati diri aspek-aspek berbagai program harus
bangsa dari sektor ekonomi adalah selalu ditarik kepada etika norma
menyelamatkan sumberdaya ekonomi, agama. Seperti: etika berpolitik, etika
kekayaan nasional agar tidak terus bocor berdagang di perekonomian, etika
serta mengubah strategi pembangunan berbudaya yang bermoral, etika
yang lebih berpihak kepada rakyat kecil bersosial masyarakat dan bernegara.
dan lebih mengutamakan pemerataan. Artinya, apabila berpolitik, berpolitiklah
Berbagai kebijakan harus mampu yang santun tidak saling menyerang,
mengubah dari Negara yang hanya berpolitik dengan moral etika agama,
menyuplai tenaga kerja murah dan bersosialisasi kemasyarakatan yang
sumber bahan baku (mentah) saja harmonis, etika perekonomian dengan
menjadi pengekspor tenaga kerja yang V\DU¶L DWDX GDVDU V\DULDK DJDPD
mempunyai skill dan penguasaan termasuk di dalamnya nilai moral dan
teknologi yang mempunyai kompetensi spiritual pada etika pengembangan
tinggi dan mampu mengolah bahan sosial budaya.
mentah menjadi bahan jadi dengan Pada prinsipnya agama memang
tangan sendiri, mandiri dan berdikari. sesuatu yang sakral tetapi substansi
Bangsa Indonesia memiliki potensi agama harus mampu diserap dalam
sebagai bangsa yang mempunyai praktek berbagai aspek- aspek tersebut,
keunggulan komparatif jika dengan harapan tidak menghalalkan
dimanfaatkan secara optimum. segala cara dalam menuju cita-cita luhur
Di bidang ideologi saat ini telah pembangunan nasional yaitu tercapainya
terjadi degradasi ideologi yang luar kesejahteraan masyarakat secara lahir
biasa, Pancasila tidak lagi sering dan batin. Peran Negara bertanggung
diucapkan, apalagi diamalkan. Padahal, jawab pada kebebasan beragama, hanya
yang mengantarkan bangsa Indonesia saja tidak boleh merugikan kelompok
seperti sekarang ini adalah Pancasila lain karenanya agama diletakkan
yang merupakan dasar Negara sebagai ditempat yang mulia meskipun nilai ±
salah satu dari empat elemen konsensus nilainya mendasari dalam berbagai
dasar pembangunan jati diri bangsa aspek dalam bermasyarakat berbangsa
Indonesia. dan bernegara, Negara sebagai
Di bidang politik tidak fasilitator, pengayom dan pelindung
membangun kesejahteraan dan rakyat
kebersamaan,tetapi lebih sering terjadi Agar agama tidak dipandang
perpecahan di antara komponen bangsa. sebagai sesuatu yang normatif saja,
Sering juga muncul politik praktis yang maka semua individu dan komponen
40
C. T. Wibowo, Sumardjo, D. Hafidhuddin dan S. S Agung
bangsa harus selaras antara pikir, kata penduduk miskin berdasarkan hasil
dan tindakan, sehingga Negara akan pendataan yang dilakukan oleh BPS
aman, damai, dan sejahtera. Sebaliknya tahun 2005 yang menerima bantuan
dengan memasukkan agama dalam langsung tunai (BLT) Rumah Tangga
setiap aspek berbangsa dan bernegara Miskin meningkat sebesar 15,5 juta
bukan berarti menuju pada Negara Rumah Tangga Miskin (Depsos, 2005).
agama.NKRI tetap sebagai Negara yang Keberadaan Rumah Tangga
berwawasan nasional Miskin tersebut tidak bisa dipungkiri
(Nusantara).Artinya, suatu kebersamaan lagi bahwa mereka adalah bagian dari
dalam keaneka ragaman agama, budaya, penduduk Indonesia yang mayoritas
suku, etnis, sehingga dari kebinnekaan berada di pedesaan. Belum lagi
itulah anugerah sebagai suatu potensi permasalahan yang akan muncul
yang harus dikembangkan dan dijaga sekarang dan kemudian hari yaitu
utuh. terkena dampak langsung dari krisis
Upaya pengentasan kemiskinan multi dimensi serta globalisasi.
sejak zaman pemerintahan orde baru Pembangunan pertanian nasional
sudah dirasakan manfaatnya, terbukti menghadapi tantangan besar untuk
dari penurunan jumlah penduduk miskin mampu bersaing secara global. Hal ini
yang terjadi antara tahun 1976 hingga disebabkan mayoritas usahatani dikelola
tahun 1996. Pada tahun 1976 proporsi oleh petani berlahan sempit, bermodal
penduduk miskin sekitar 40,1 persen kecil, dengan pendidikan yang relatif
dari jumlah penduduk Indonesia. Pada rendah. Oleh karena itu dibutuhkan
tahun 1996 proporsi penduduk miskin suatu upaya untuk memberdayakan
tinggal 17,7 persen dari 185 juta petani dalam memperbaiki kehidupan
penduduk Indonesia (BPS, 2002). Pada dan meningkatkan kesejahteraan. Selain
masa itu berbagai upaya dan kebijakan sistem penyuluhan yang efektif,
dilakukan dalam rangka mengentaskan penyediaan akses informasi, penerapan
kemiskinan. teknologi pertanian, upaya lain adalah
Sejak terjadinya multi krisis pengembangan strategi komunikasi
ekonomi dan sosial yang melanda massa dalam mendukung pembangunan
bangsa Indonesia sejak 1997 hingga pertanian di Indonesia dengan
sekarang ini, terjadi peningkatan pendekatan jati diri bangsa yang
penduduk miskin secara fluktuatif. Pada berorientasi pada budaya, hal ini lebih
tahun 1996 jumlah penduduk miskin difokuskan kepada masyarakat di
hanya tinggal 17,7 persen dari penduduk pedesaaan, yang pada umumnya petani.
Indonesia. Pada tahun 1998 meningkat Dengan harapan moral bangsa Indonesia
menjadi 24,2 persen (BPS, 2002). Pada semakin membaik dengan pendidikan
masa itu dampak krisis ekonomi sangat watak dan budi pekerti yang
dirasakan terhadap kehidupan berkelanjutan serta melestarikan
masyarakat, lapangan kerja sangat berbagai budaya bangsa yang adi
terbatas, pendapatan menurun, luhung.
perekonomian nasional menjadi Komunikasi massa seperti apa
stagnan. yang diperlukan untuk menyukseskan
Pada tahun 2000 terjadi perbaikan pertanian di Indonesia, berpijak dari
jumlah penduduk miskin hanya 19,1 kondisi yang diperlukan di masyarakat
persen (13,7 juta jiwa) dari jumlah pedesaan dewasa ini maka komunikasi
penduduk Indonesia dan kemudian massa yang dimaksud adalah
menurun kembali menjadi 18,2 persen komunikasi yang berlandaskan pada
(15,6 juta jiwa) pada tahun 2002 (BPS, budaya yang menjadi jati diri bangsa
2004). Pada tahun 2005 jumlah Indonesia.
41
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan
Pendekatan Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
42
C. T. Wibowo, Sumardjo, D. Hafidhuddin dan S. S Agung
43
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan
Pendekatan Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
44
C. T. Wibowo, Sumardjo, D. Hafidhuddin dan S. S Agung
45
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan
Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
PROBLEM ANALYSIS :
PENYEBAB
46
C. T. Wibowo, Sumardjo, D. Hafidhuddin dan S. S Agung
OBJECTIVES ANALYSIS :
Membaiknya moral
bangsa Indonesia
Diperlukan kebijakan
Menjaga nilai ±nilai Peningkatan
Pemerintah menyaring agar
luhur budaya bangsa pendidikan watak /
budaya bangsa lebih
budipekerti bangsa
bermartabat dari bangsa lain
47
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan
Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
48
C. T. Wibowo, Sumardjo, D. Hafidhuddin dan S. S Agung
49
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan
Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
50
C. T. Wibowo, Sumardjo, D. Hafidhuddin dan S. S Agung
51
Strategi Pengembangan Komunikasi Massa Dalam Mendukung Pembangunan Pertanian Dengan Pendekatan
Jati Diri Bangsa Yang Berorientasi Pada Budaya
52