Anda di halaman 1dari 26

Kelompok 4

“Pancasila sebagai Paradigma


Kehidupan dalam
Bermasyarakat,
Berbangsa dan Bernegara’’
Anggota Kelompok :
2

 Aam Sumiati (17416261201346 / MN17C)


 Adrian Maulana (17416261201349 / MN17C)
 Angga Subur M (17416261201491 / MN17C)
 Cindy Aprilia (17416261201323 / MN17C)
 Fadil Abdillah (17416261201326 / MN17C)
 M Ardiansyah (17416261201354 / MN17C)
 Pipih Ridayanti (17416261201340 / MN17C)
 Ida Permatasari (17416261201033 / MN17H)
Pancasila Sebagai
Paradigma Pembangunan
3

 Pengertian Paradigma
 Pancasila Sebagai Paradigama Pembangunan
Iptek
 Pancasila sebagai Paradigma Pengembangan
IPOLEKSOSBUDHANKAM
Pengertian Paradigma
4

 Paradigma menurut Kamus Bahasa Indonesia (Depdikbud 1990)


memiliki beberapa pengertian, yaitu
 (1) daftar dari semua pembentukkan dari sebuah kata yang
memperlihatkan kogjugasi dan deklinasi kata tersebut,
 (2) model dalam teori ilmu pengetahuan,
 (3) kerangka berpikir.
 Dalam konteks ini pengertian paradigma adalah pengertian kedua
dan ketiga, khususnya yang ketiga, yaitu kerangka berpikir.
 Pengertian paradigma adalah suatu asumsi-asumsi dan asumsi-
asumsi teoritis yang umum, sehingga merupakan sumber hukum,
metode, serta penerapan dalam ilmu pengetahuan yang
menentukan sifat, ciri serta karakter ilmu pengetahuan itu sendiri
 pengertian:
 1. Kerangka Berfikir
 2. Sumber Nilai
 3. Orientasi Arah
2. Pancasila Sebagai Paradigama
Pembangunan Iptek
5

 Pada hakikatnya Pancasila sebagai paradigma


pembangunan nasional mengandung arti
bahwa segala aspek pembangunan harus
mencerminkan nilai-nilai Pancasila.
 Pembangunan Naional adalah untuk menusia
Indonesia, di mana manusia secara kodratnya
memiliki kedudukan sebagai makhluk
individu dan makhluk social.
 Manusia tidak hanya mengejar kepentingan
pribadi tetapi juga memperhatikan
kepentingan masyarakat, manusia tidak hanya
mengutamakan tercapainya kebutuhan
material tetapi juga kebahagiaan spritual.
Pancasila Sebagai Paradigama
Pembangunan Iptek (lanjutan...)
6
 Manusia memiliki fungsi monodualistis,
tidak hanya mengejar kepentingan dunia
tetapi mendapatkan kebahagiaan di akhirat
kelak. Oleh sebab itulah pembangunan
nasional hendaklah menwujudkan tujuan
tersebut.
 Keberhasilan manusia mencapai tujuan dan
hakekat hidupnya untuk mewujudkan
kesejahteraan lahir dan batin maka manusia
menggunakan ilmu pengetahuan dan
teknologi (Iptek)
 sila-sila demi sila menunjukkan system
etika dalam pembangunan Iptek
Kedudukan Pancasila sebagai
paradigma pembangunan nasional
7

 1. Pancasila harus menjadi kerangka kognitif


dalam identifikasi diri sebagai bangsa.
 2. Pancasila sebagai landasan pembangunan
nasional,
 3. Pancasila merupakan arah pembangunan
nasional,
 4. Pancasila merupakan etos pembangunan
nasional,
 5. Pancasila sebagai moral pembangunan,
Pembangunan dalam
perspektif Pancasila adalah
8

 pembangunan yang arah nilai-nilai kemanusiaan


sebagai “core values”.
 Pancasila sebagai konfigurasi budaya bangsa merupakan
nilai-nilai budaya inti (core values) yang harus
dijabarkan dan dikembangkan dalam sejumlah niliai dan
pranata social sejalan dengan perkembangan
masyarakat, kemaajuan teknologi dan perubahan
lingkungan..
 Kelima nilai-nilai inti secara terpadu menjadikan rujukan
dalam perkembangan pranata social dan pola tingkah
laku segenab warga negara, baaik secaraa perseorangan
maupun kolektif.
Pembangunan nasional harus
Memperhatikan prinsip-prinsip
9

 Hormat terhadap keyakinan religius setiap orang


 Hormat terhadap martabat manusia sebagai pribadi atau
subyek
 (manusia seutuhnya)
 Kesatuan sebagai bangsa yang melayani segala bentuk
sektarianisme. Yang berarti komitmen kepada nilai
kebersamaan seluruh bangsa dan komitmen moral untuk
mempertahankan eksistensi dan perkembangan seluruh
bangsa Indonesia.
 Nilai-nilai yang terkait dengan demokrasi konstitusional
(persamaan politis, hak-hak asasi, hak-hak dan kewajiban
kewarganegaraan).
 Keadilan sosial yang mencakup persamaan (equality) dan
pemerataan (equity) Hormat terhadap keyakinan religius
setiap orang
Pancasila pengembangan
Ipoleksusbudhankam
10

 Pengembangan Ideologi:
 Pemahaman Pancasila Ideologi terbuka
 Paham Wawasan kebangsaan
 Pengembangan Politik:
 Sistem politik nasional yang berkedaulatan rakyat, demokratis
dan terbuka,
 Kemandirian partai politik dalam memperjuangkan kepentingan
rakyat,
 Pendidikan politik kepada masyarakat untuk mengembaangkan
budaya politik yang demokratis,
 Pemilihan umum yang lebih berkualitas dengan partisipasi
rakyat yang seluas-luasnya.
Pengembangan Sosial Budaya
11

 Dihormati martabatnya sebagai manusia


 Diperlakukan secara manusiawi
 Mengalami solidaritas sebagai bangsa karena
semakin hilangnya kesenjangan ekonomi dan
budaya
 Memiliki kesempatan untuk berpartisipasi
dalam kehidupan politik
 Merasakan kesejahteraan yang layak sebagai
manusia
Pengembangan Ekonomi
12

 Memiliki kemampuan dasar untuk berkembang


 Mampu menggunakan ilmu dan teknologi untuk
mengolah sumber daya alam secara efektif, efisien,
lestari dan berkesinambungan.
 memiliki etos professional; tanggung jawab atas
pengembangan keahliannya, kejujuran dalam
pelaksanaan tugas, ketelitian pelayanan kepada
masyarakat, penghargaan terhadap waktu dan ketepatan
waktu.
Pengembangan Hankam :
13

 Nilai-nilai fundamental yang menyangkut pribadi warga negara,


yaitu pengemabngan pribadi dalam matra harizontal dan vertical,
pertumbuhan social ekonomi, keanekaragaman dan persamaan
derajat.
 Nilai-nilai fundamental yang menyangkut sistem/struktur
kehidupan masyarakat, yaitu pemerataan kesejahteraan, solidaritas
masyarakat, kemandiriaan dan partisipasi seluruh masyarakat.
 Nilai-nilai fundamental yang menyangkut interaksi antara pribadi-
pribadi warga negara dan sistem/struktur kehidupan masyarakat,
yaitu keadilan social, keamanan/stabilitas dan keseimbangan
lingkungan.
Pada diri sendiri

Penanaman Nilai
identitas nasional Membangun
Dalam Dunia
sebagai karakter Ketahanan
Pendidikan
Bangsa Keluarga

Pembangunan
Karakter dalam
Masyarakat

14
Semakin Semakin
Penyebab
menonjol menonjol
Lunturnya
nya sikap nya sikap
Karakter
individual materialis
Bangsa
istis tis

15
Hubungan manusia
dengan Tuhan,
hubungan Khalik
(pencipta hidup)
dan makhluk
(penikmat hidup).
masyarakat religius memposisikan
yang melahirkan agama/Tuhan
individu sebagai sebagai
makhluk beragama pendamping dalam
(human religius). pengabdiannya.

Iman dan
Takwa
terhadap
Tuhan YME
sebagai
Karakter
Bangsa

16
Gotong Royong sebagai
Karakter Bangsa

Gotong royong adalah sikap kebersamaan


dalam berbuat dan berkarya, sikap
kebersamaan ini merupakan cerminan dari
rasa senasib dan sepenanggungan

Gotong royong sebagai karakter bangsa


secara nasional yang tumbuh dari bawah
karena masyarkat desa di berbagai daerah
di Indonesia yang menyokong tumbuh
kembangnya karakter ini.

17
Bhinneka Tunggal Ika dan
Merah Putih sebagai Karakter
Bangsa

Bhinneka tunggal Ika menyatukan gugusan


keberagaman dan tanah air yang kaya kedalam
suatu wadah kedaulatan Negara Kesatuan
Republik Indonesia.

Beragam adat istiadat, bahasa, suku dan warna


kulit menjalin kebersamaan hidup berbangsa.

18
Karakteristik Masyarakat Tunggal
Karakteristik Masyarakat
Majemuk
Relatif integrasi tumbuh
atas dasar paksaan
Terjadinya segmentasi ke dalam
bentuk kelompok-kelompok yang
seringkali memiliki sub-kebudayan
yang berbeda satu sama lain, Dominasi politik oleh suatu
kelompok
Memiliki struktur sosial yang ternagi-bagi
ke dalam lembaga-lembaga yang bersifat
non-komplementer

Kurang mengembangkan konsensus terhadap


nilai –nilai dasar

Sering mengalami konflik antarkelompok

19
Kebangsaan Indonesia
sebagai Karakter Bangsa
Pertama kali
munculnya pada tiga
hakikat Identitas
hal pokok, yaitu
Nasional kita
identitas kebangsaan
sebagai bangsa di
atau ke-Indonesiaan, Deklerasikan
dalam hidup dan
identitas primordial Soempah Pemoeda
kehidupan
atas tanah dan air, 28 Oktober 1928.
berbangsa dan
dan identitas
bernegara adalah
primordial atas
Pancasila
bahasa persatauan
(bahasa Indoensia).

20
Membangun karakter bangsa
Diri Sendiri

Kepedulian sosial (social


sensivity), Selalu mengontrol dan
instrospeksi diri (self control
andself monitoring)
Pelindung dan jaga hubungan
baik (naturance and care) Pribadi yang suka menolong
dan dan membantu ornag lain
Selalu mengembangkan sifat (helping other)
berbagi, bekerja sama dan adil
(sharing, cooperation and Mampu menyelesaikan
fairness) masalah dan konflik sosial
(social problem solving and
conflict resolution)
Seorang individu yang jujur
(honesty)

Mengedepankan moral dan


ethika (moral choice)

21
Nilai
Nilai ketakwaan Nilai
Gotong Toleransi
Royong

Nilai
Nilai Ramah
Musyawarah Tamah

Nilai
Martabat Nilai
dan Harga Persatuan
Diri

Pelestarian
Nilai-nilai
luhur
Perjuangan Nilai
Nilai Kerja bangsa Keikhlasan
sama dan
Kejujuran

Nilai
Kesederhana Kedisiplinan
an

Nilai
Nilai Saling
Tanggung
Menghormati
Jawab
Nilai Nilai
Kesetiaan keserasian

22
Definisi: fenomena yang
menjadikan dunia mengecil
dari aspek hubungan
manusia karena
perkembangan teknologi
informasi

Karakteristik:
individualisasi, negara
bangsa modern, saling
ketergantungan antar bangsa,
humanisasi – HAM,
hubungan sistemik,
GLOBA Apa? Penciptaan satu
ekonomi dunia
fenomenologi kontraksi, sifat
refleksi, sekat2 pembatasan
LISASI
ruang semakin hilang

Kapan terjadi: bila Penyebab: kemajuan


mekanisme teknologi atau
perdagangan revolusi informasi,
melalui penciptaan permintaan pasar
“free trade” dunia, logika kapitalis

23
Tantangan Globalisasi

Tantangan globalisasi yang mendasar dan akan dihadapi :

a. Sikap Individualisme,
b. Apresiasi Generasi Muda,
c. Pandangan Kritis terhadap Ideologi Negaranya,
d. Diversifikasi Masyarakat,
e. Keterbukaan Yang Lebih Tinggi.
Negara telah
melemah

Kecendrungan
kearah demokrasi Merosotnya
liberal : konsep kepentingan
pemerintahan nasional negara
global

Peran
Negara
Mendorong
proses
dlm Ketidakmampuan
mengontrol aktor

Globalisasi
desentralisasi ekonomi non-
kekuasaan negara negara / modal

Pergeseran
Masih adan peran
kekuasaan yang
negara dalam
tidak selalu
kebijakan
mendukung yang
perpajakan
berkuasa

25
TERIMA KASIH
26

PERT. 3
DR. H. SYAHRIAL SYARBAINI, MA.

Anda mungkin juga menyukai