23040830084
“Usaha keadilan dan kesejahteraan sosial itu harus bersendikan nilai nilai
kekeluargaan Indonesia yang terkandung dalam sila sila Pancasila”, dalam
rangka merealisasikan keadilan itu, para pendiri bangsa kerap
mengemukakan bahwa “negara adalah suatu organisasi Masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan”, negara kesejahteraan yang dimaksud
adalah suatu bentuk pemerintahan demokratis yang menegaskan bahwa
negara bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat (setidaknya secara
minimal). Keadaan sosial melalui perwujudan negara kesejahteraan
merupakan imperatif etis dari Amanah Pancasila dan UUD 1945. Dalam
realisasinya, usaha keadilan sosial harus merujuk kepada nilai nilai
kekeluargaan yang ada didalam Pancasila.
Sifat kooperasi pada Tingkat ekonomi makro dan mikro itu sangatlah penting,
dalam hal tujuan yang ingin dicapai, perekonomian yang bersifat kooperasi
hendak mewujudkan perikehidupan kebangsaan yang Merdeka, Bersatu,
berdaulat adil dan Makmur serta Bahagia lahir dan batin. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu ada penguatan partisipasi dan emansipasi rakyat yang
Sebagian besar merupakan rakyat miskin dalam kehidupan politik dan
ekonomi, bangun Perusahaan yang tepat untuk mewadahi kehendak itu
adalah kooperasi karena memiliki fungsi ekonomis dan politis, itu sebabnya
mengapa kooperasi sebagai badan usaha diidealisasikan sebagai sokoguru
perkonomian.
Pola demokrasi secara garis besarnya bisa dibedakan ke dalam dua model
yaitu “majoritian democracy” (demokrasi yang lebih mengutamakan suara
mayoritas) dan “consensus democracy” (demokrasi yang lebih mementingkan
consensus). Consensus democracy tidaklah berbeda dengan majoritian
democracy dalam menerima bahwa kekuasaan mayoritas lebih baik daripada
kekuasaan minoritas, namun demikian model consensus menerima “majority
rule” hanya sebagai suatu prasyarat minimum. Consensus democracy
berusaha memaksimalkan ukuran mayoritas ini bahwa institusi dan aturan
mainnya diarahkan pada partisipasi yang luas dalam pemerintahan dan
persetujuan yang luas dalam kebijakan yang harus dikejar oleh pemerintah.
Model consensus berusaha membagi, menyebarkan, dan membatasi
kekuasaan dengan berbagai cara dan juga model consensus itu bersifat
inklusif, tawar menawar dan berkompromi.
Lalu yang kedua adalah pengetahuan (logos), ideologi itu adalah tentang
membangun argumen dengan menggunakan logika atau bukti rasional. Ini
mencakup menyajikan statistik, fakta, dan argumen logis untuk mendukung
pendapat atau posisi pembicara atau penulis. Dengan menggunakan "logos",
seseorang berusaha meyakinkan dengan memberikan bukti yang kuat dan
argumen yang logis. bentuk teori kebenaran korespondensi yang menyatakan
bahwa ada hubungan satu-satu antara pernyataan dan pernyataan. Artinya,
data atau pengamatan objektif pasti ada untuk setiap pernyataan.
Yang terakhir adalah Tindakan (etos), dari dimensi ini cukup berpengaruh
akan hal untuk menyuarakan pendapat atau pun Tindakan didalam sebuah
kelompok, Etos Pancasila juga dapat digambarkan sebagai komitmen
bersama untuk menghormati dan menerapkan prinsip-prinsip utama
Pancasila dalam setiap aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.