Anda di halaman 1dari 9

UAS PANCASILA 2023

(04) Raihandy Ananda Yannur Hermawan

23040830084

UAS Pancasila (Wawasan Pembudayaan)

1. Bagaimana Tantangan Pembangunan?


: pada gerak laju Pembangunan di Indonesia saat ini dihadapkan pada
banyaknya tantangan yang beragam. Di satu sisi, bangsa Indonesia harus
mengejar ketertinggalan di bidang infrastruktur fisik, pertumbuhan
ekonomi,dan produktivitas nasional. Selain itu juga, bangs aini juga harus
menghadapi kerentanan sosial yang ditimbulkan oleh krisis nilai dan
fragmentasi sosial yang kemungkinan besar bisa menghambat Pembangunan
fisik. Pada saat yang sama , dengan memberikan perhatian yang sungguh
sungguh terhadap pengembangan “infrastruktur lunak” atau sering kali
disebut juga (soft infrastructures) berupa Pembangunan contohnya mental-
karakter juga tidak kalah pentingnya. Indonesia berkejaran dengan waktu
untuk mengatasi degenerasi dalam nilai etis-ideologis dan karakter jati diri
bangsa. Saat ini kita menghadapi gempuran pasar internasional dan ideologi-
ideologi transnasional dalam situasi ketahanan kejiwaan bangsa yang sedang
rapuh.

2. Pembudayaan Pancasila apa dan bagaimana?


: Bagaimana dengan pembudayaan Pancasila?, dalam implementasinya,
pembudayaan Pancasila sebagai paradigma Pembangunan nasional itu
sepatutnya dikembangkan secara horizontal dengan melibatkan segenap
komponen kebangsaan. Selain pemerintah daerah setempat, lalu kaum
intelektual, pemuka agama, seniman, masyarakat media, masyarakat sipil,
pemangku adat, dan masih banyak lagi tentunya bisa melakukan pengisian
dan pengembangan terhadap Pancasila sesuai dengan kapasitas dan posisi
nya masing masing. Dalam pendekatan ini, nilai nilai Pancasila menjadi alat
ukur bagi segala komponen bangsa untuk menakar apakah kebijakan-
kebijakan negara dan praktik kehidupan bangsa Indonesia sesuai atau
tidaknya dengan imperatif-imperatif Pancasila. Dengan demikian, Pancasila
bisa menjadi alat kritik sekaligus panduan bagi kebijakan negara serta
perilaku aparatur negara dan warga negara, maka dari itu idealitas Pancasila
bisa bergerak mendekati realitas. Pancasila juga teruji ketika setiap sila dan
konsepsinya bisa dibumikan dalam kenyataan semesta Pembangunan.

3. Pembangunan nasional ada 3 ranah, apa itu


: Pembudayaan Pancasila pada 3 ranah peradaban (Pembangunan) itu harus
berkaitan dengan Tingkat penetrasi Pancasila pada dimensi keyakinan,
pengetahuan dan Tindakan. Yang pertama adalah, bagaimana membuat
penyelenggara negara dan warga negara merasa yakin dengan penuh
penghayatan terhadap pandangan dunia atau hidup Pancasila dalam
kerangka tertib sosial (dimensi etos yang bersifat afektif). Yang kedua adalah
bagaimana membuat mereka memiliki pengetahuan tentang Pancasila
sebagai kerangka visi-paradigmatik (dimensi logos yang bersifat kognitif). Dan
yang terakhir adalah bagaimana kita membuat mereka memiliki komitmen
untuk mengamalkan Pancasila dalam Tindakan dan kebijakan ( dimensi etos
yang bersifat konatif).

4. Apa dan bagaimana deskripsi pengembangan tata nilai mental karakter


: Pengembangan mental karakter diarahkan untuk menjadikan bangsa yang
berkepribadian berkarakter dengan nilai utamanya berlandaskan sila pertama,
kedua, dan ketiga. Adapun agen utama untuk tata nilai ini adalah komunitas
Pendidikan dan pengetahuan seperti (komunitas sekolah, agama, adat
budaya, kerja, pemukiman, media, ormas, dan orpol). Karakter bukan saja
menentukan eksistensi dan kemajuan sekelompok orang, seperti sebuah
bangsa. Ibarat individu pada hakikatnya setiap bangsa memiliki karakternya
tersendiri yang tumbuh dari pengalaman Bersama. Pengertian “bangsa”
(nation) yang terkenal dari otto bauer, menyatakan bahwa, “bangsa adalah
satu persamaan, satu persatuan karakter atau watak, yang persatuan
karakter atau watak ini tumbuh, lahir, terjadi karena persatuan pengalaman”.

5. Bagaimana harus dilaksanakan prioritas Pembangunan mental karakter


: Investasi keterampilan dan material sangatlah penting, akan tetapi yang
lebih penting lagi adalah investasi mental-karakter. Investasi keterampilan dan
material tidak bisa menjadi dasar persatuan dan kemakmuran Bersama tanpa
didasari investasi mental-karakter. Tanpa kekayaan mental, Upaya Upaya
pemupukan keterampilan dan material hanya bisa melanggengkan
perbudakan. “lebih baik kita membuka hutan kita dan menggaruk tanah kita
dengan jari sepuluh dan kuku kita ini daripada menjual serambut pun
daripada kemerdekaan kita untuk dolar, untuk rubel”. Ditambahkan pula
dengan “mental kita harus mengangkat harga diri kita diatas kekcilan jiwa,
yang membuat kita suka geger dengan eker-ekeran mempertentangkan
urusan yang tidak penting”. Mempertimbangkan pentingnya prioritas
Pembangunan mental-karakter “kemandirian” berangkat dari asumsi bahwa
secara kultural, sebab utama yang membuat manusia bangsa Indonesia tidak
berdikari dalam ekonomi, berdaulat dalam politik dan berkepribadian dalam
kebuadayaan adalah karena mayoritas rakyat bangsa Indonesia secara
umum tidak mengenali dirinya, tidak menghargai dirinya, kurangnya percaya
diri, lemah pendirian, lemah kepribadian dan ujungnya kurang mampu
mengaktualisasikan diri yang artinya manusia bangsa Indonesia tidak
memiliki mentalitas kemandirian.

6. Pembangunan sebagai fungsi dari apa


: Dalam kaitannya dengan dinamika perkembangan global, bung karno
mengngatkan tentang munculnya berbagai peluang dan ancaman yang
ditimbulkan oleh kemajuan teknologi. Bung karno mengingatkan bahwa
peluang peluang baru yang disorong oleh perkembangan teknologi tersebut
bisa membawa musibah bagi kemanusiaan sekiranya tidak dibarengi
prasyarat prasyarat mental dalam moral. Kita harus berani berpikir dalam
alam percaya-mempercayai bukan malah curiga , kita juga harus bisa berani
berpikir dalam alam Kerjasama, bukan dalam alam jegal menjegal. Itu sebab
nya Bung Karno mengajak kita semua umat manusia untuk saling membantu
satu sama lain di segala aspek apapun, mengangkat derajat hidupnya
Bersama ke derajat yang lebih tinggi baik di lapangan jasmaniah maupun
rohaniah. Untuk itu umat manusia khusus nya bangsa Indonesia harus
memiliki “isi hidup” (levensinhoud) dan “arah hidup” (levensrichting). Kita
harus memiliki keduanya karena bangsa yang tidak mempunyai isi hidup dan
arah hidup adalah bangsa yang yang hidupnya tidak dalam, bangsa yang
dangkal, bangsa yang tidak mempunyai levensdiepte sama sekali.

7. Deskripsi Pendidikan karakter


: Pendidikan karakter adalah metode Pendidikan yang bertujuan untuk
membangun karakter atau kepribadian positif pada seseorang. Secara luas,
Pendidikan karakter mencakup pembelajaran dan pengembangan nilai nilai
moral, etika, dan sikap positif yang dapat membantu sesorang menjadi warga
negara yang baik, bertanggung jawab serta berkontribusi baik pada
Masyarakat. Usaha membangun mental karakter Pancasila memerlukan
berbagai usaha pembudayaan secara konsisten, berkelanjutan, dan terpadu,
salah satu yang terpenting adalah melalui Pendidikan karakter ini. Pentingnya
fungsi Lembaga Pendidikan bukan hanya mengajarkan ilmu pengetahuan dan
teknologi, melainkan menjadi wahana untuk menumbuhkan warga negara yag
baik (good citizen).

8. Karakter apa yang harus dibangun


: Tanpa kekuatan karakter, Indonesia adalah bangsa besar bermental kecil :
bangsa besar yang mengidap perasaan rendah diri”. Singkat kata, Gerakan
hidup baru adalah Gerakan revolusi mental untuk menggembleng manusia
Indonesia ini menjadi baru, yang berhati putih, serta berjiwa api yang menyala
nyala. Perubahan perubahan yang besar dan massif dalam penampilan fisik
material tidak diikuti oleh perubahan mendasar pada struktur struktur
mentalitas, dengan fitur mentalitas seperti itu kemerdekaan dan
Pembangunan Indonesia tidak diikuti oleh kemandirian dalam ekonomi,
kedaulatan politik, dan kepribadian dalam kebudayaan. Lemahnya mentalitas
kemandirian membuat wajah perekonomian bangs aini belum kunjung
beranjak dari perekonomian negara terjajah. Untuk bisa bangkit dari
keterpurukan, bangs aini harus Kembali ke trayek Sejarah yang tercegat
(melanjutkan pembangunan mental karakter), inti dari pembangunan ini
adalah melakukan transformasi dalam struktur mental karakter manusia
Indonesia melalui proses nation dan character building. Pembangunan mental
karakter ini harus mempertautkan antara proses membentuk pribadi yang
bermental karakter baik dengan kolektivitas bangsa yang baik juga, kebaikan
dan kekuatan mental karakter individual hanya bisa memperoleh kepenuhan
manfaatnya jika terintegrasi ke dalam kebaikan dan kekuatan mental karakter
bangsa secara kolektif.

9. Pengembangan\pembangunan tata Sejahtera material-teknologikal : apa


artinya, bagaimana, mengapa, dan apa problem nya dan bagaimana
penyelesaian nya?
: Dalam pandangan hidup Pancasila, manusia sebagai roh yang
menjasmanikan memerlukan papan, sandang, pangan dan berbagai
kebutuhan material lainnya. Perekonomian yang Merdeka adalah yang
berkeadilan dan berkemakmuran merupakan Impian kebahagiaan yang
berkobar ratusan tahun lama nya di dalam dada keyakinan bangsa Indonesia,
Impian kebahagiaan itu terpahat dalam ungkapan “gemah ripah loh jinawi,
tata Tentrem kerta raharja”. Cita cita keadilan dan kemakmuran sebagai
tujuan akhir dari revolusi Indonesia hendaknya diwujudkan dengan jalan
memadukan demokrasi politik dengan demokrasi ekonomi melalui
pengembangan dan perintegrasian pranata kebijakan sosial yang berorientasi
kerakyatan, keadilan, dan kesejahteraan.

“Usaha keadilan dan kesejahteraan sosial itu harus bersendikan nilai nilai
kekeluargaan Indonesia yang terkandung dalam sila sila Pancasila”, dalam
rangka merealisasikan keadilan itu, para pendiri bangsa kerap
mengemukakan bahwa “negara adalah suatu organisasi Masyarakat yang
bertujuan menyelenggarakan keadilan”, negara kesejahteraan yang dimaksud
adalah suatu bentuk pemerintahan demokratis yang menegaskan bahwa
negara bertanggung jawab terhadap kesejahteraan rakyat (setidaknya secara
minimal). Keadaan sosial melalui perwujudan negara kesejahteraan
merupakan imperatif etis dari Amanah Pancasila dan UUD 1945. Dalam
realisasinya, usaha keadilan sosial harus merujuk kepada nilai nilai
kekeluargaan yang ada didalam Pancasila.
Sifat kooperasi pada Tingkat ekonomi makro dan mikro itu sangatlah penting,
dalam hal tujuan yang ingin dicapai, perekonomian yang bersifat kooperasi
hendak mewujudkan perikehidupan kebangsaan yang Merdeka, Bersatu,
berdaulat adil dan Makmur serta Bahagia lahir dan batin. Untuk mencapai
tujuan tersebut perlu ada penguatan partisipasi dan emansipasi rakyat yang
Sebagian besar merupakan rakyat miskin dalam kehidupan politik dan
ekonomi, bangun Perusahaan yang tepat untuk mewadahi kehendak itu
adalah kooperasi karena memiliki fungsi ekonomis dan politis, itu sebabnya
mengapa kooperasi sebagai badan usaha diidealisasikan sebagai sokoguru
perkonomian.

10. Ekonomi Pancasila : jelaskan


: Dalam sendi ekonomi Pancasila, aspek keadilan dipandang sebagai hal
yang utama dan harus didahulukan. Pandangan Sri Edi Swasono adalah,
perintah agama bahwa seorang manusia harus berlaku adil tanpa menunggu
Makmur. Tidak ada perbedaan strata sosio ekonomi di dalam menerapkan
asas keadilan, baik orang miskin maupun orang kaya haruslah berlaku adil.
Sesungguhnya pencapaian keadilanlah yang menjadi inti dari tujuan
kebijakan publik yang dibuat oleh pemerintah bagi seluruh rakyatnya. Dengan
demikian perlu pengutamaan hajat hidup rakyat dan orientasi pokok kepada
rakyat banyak dalam penggunaan bumi, air dan kekayaan alam pemberian
tuhan, yang lebih mengarah pada pemerataan atau penyebaran, dan bukan
konsentrasi penguasaan rezeki dan sumber sumbernya

11. Tata Kelola institusional-political : bagaimana pemikiran Giddens


: Peran tata Kelola kelmbagaan sebagai katalis perwujudan tata nilai dan tata
Sejahtera, ranah tata Kelola menjadi enabler yang memungkinkan terjadinya
proses transformasi mental karakter serta material teknologikal. Peran
kelembagaan sosial politik sebagai agen perubah bisa dijelaskan antara lain
dalam kerja teori “strukturisasi” (structuration) dari Anthony Giddens (1984).

12. Untuk apa mewujudkan pengembangan institusional, tujuannya,


orientasinya, caranya dan model consensus itu apa
: Dalam paradigma Pancasila, pengembangan institusi sosial politik itu
diarahkan untuk memungkinkan perwujudan bangsayang Bersatu, berdaulat,
adil dan Makmur dengan nilai utamanya berlandaskan sila keempat. Adapun
agen utam auntuk Pembangunan institusional political (tata Kelola) ini adalah
para penyelenggara negara dan kepemimpinan politik (political society dan
civil society). Orientasinya secara ringkas dapat dikatakan bahwa, tatanan
sosial politik hendak dibangun dengan mewujudkan negara hukum dalam
sistematik “kekeluargaan” (gotong royong), yang mengintegrasikan kekuatan
nasional melalui mekanisme demokrasi yang bercita kerakyatan, cita
permusyawaratan dan cita hikmat kebijaksanaan dalam suatu rancang
bangun institusi institusi demokrasi yang dapat memperkuat persatuan dan
keadilan sosial. Dan untuk mewujudkan semua itu, pemerintahan negara
mengemban tugas untuk melindungi segenap bangsa dan seluruh tumpah
darah Indonesia.

Pola demokrasi secara garis besarnya bisa dibedakan ke dalam dua model
yaitu “majoritian democracy” (demokrasi yang lebih mengutamakan suara
mayoritas) dan “consensus democracy” (demokrasi yang lebih mementingkan
consensus). Consensus democracy tidaklah berbeda dengan majoritian
democracy dalam menerima bahwa kekuasaan mayoritas lebih baik daripada
kekuasaan minoritas, namun demikian model consensus menerima “majority
rule” hanya sebagai suatu prasyarat minimum. Consensus democracy
berusaha memaksimalkan ukuran mayoritas ini bahwa institusi dan aturan
mainnya diarahkan pada partisipasi yang luas dalam pemerintahan dan
persetujuan yang luas dalam kebijakan yang harus dikejar oleh pemerintah.
Model consensus berusaha membagi, menyebarkan, dan membatasi
kekuasaan dengan berbagai cara dan juga model consensus itu bersifat
inklusif, tawar menawar dan berkompromi.

13. Demokrasi sosial apa, bagaimana pengambilan Keputusan yang


dianggap benar
: Demokrasi sosial adalah suatu ideologi sekaligus konsep demokrasi.
Sebagai ideologi, demokrasi sosial dengan tokoh utamanya Eduard Bernstein
menggagap bahwa perjuangan demokratik melalui mekanisme parlementer
untuk merebut negara merupakan suatu cara yang diperlukan untuk
mentransformasikan kapitalisme menuju sosialisme. Dalam proses
pengambilan keputusan, musyawarah dianggap sebagai solusi karena
melibatkan berbagai pihak yang terlibat atau memiliki kepentingan dalam
keputusan tersebut. Terciptanya rasa inklusif dan memberikan suara kepada
semua pihak yang mungkin terkena dampak keputusan, setiap anggota
kelompok memiliki kesempatan untuk berpartisipasi dalam pengambilan
keputusan dalam musyawarah, yang merupakan bentuk demokrasi. Selain
itu, keberhasilannya bergantung pada lingkungan yang mendukung,
komunikasi yang terbuka, dan sikap terbuka terhadap berbagai perspektif.
Musyawarah yang baik dapat membantu kita mencapai konsensus dan
membuat keputusan yang lebih baik.

14. Pembudayaan ada 3 dimensi ideologi : jelaskan


: Agar demokrasi bisa dikonsolidasikan, konstitusi harus dikonsolidasikan
terlebih dahulu. Jika kita bermaksud mengembangkan demokrasi Pancasila,
harus dipastikan bahwa konstitusinya harus sesuai dengan prinsip prinsip
Pancasila. Tiga ranah kemanjuran pembudayaan Pancasila juga memerlukan
pendalaman Tingkat penetrasi ideologi pada dimensi keyakinan (mitos),
pengetahuan (logos), dan Tindakan (etos). Yang pertama adalah mitos,
contoh simpelnya adalah meyakinkan pemeluk agama akan adanya surga
dan neraka itu tidak mengandalkan penjelasan rasional, melainkan oleh
pendekatan pendekatan emotif yang mengandalkan daya pukau dan daya
imajinasi dari keuatan mitos.

Lalu yang kedua adalah pengetahuan (logos), ideologi itu adalah tentang
membangun argumen dengan menggunakan logika atau bukti rasional. Ini
mencakup menyajikan statistik, fakta, dan argumen logis untuk mendukung
pendapat atau posisi pembicara atau penulis. Dengan menggunakan "logos",
seseorang berusaha meyakinkan dengan memberikan bukti yang kuat dan
argumen yang logis. bentuk teori kebenaran korespondensi yang menyatakan
bahwa ada hubungan satu-satu antara pernyataan dan pernyataan. Artinya,
data atau pengamatan objektif pasti ada untuk setiap pernyataan.
Yang terakhir adalah Tindakan (etos), dari dimensi ini cukup berpengaruh
akan hal untuk menyuarakan pendapat atau pun Tindakan didalam sebuah
kelompok, Etos Pancasila juga dapat digambarkan sebagai komitmen
bersama untuk menghormati dan menerapkan prinsip-prinsip utama
Pancasila dalam setiap aspek kehidupan, termasuk hubungan sosial,
ekonomi, politik, dan budaya.

Anda mungkin juga menyukai